PENDAHULUAN
1
4) Bagaimana pelaporan kewajiban lancar dalam neraca?
5) Apa yang dimaksud dengan akuntansi penggajian?
6) Apa yang dimaksud kewajiban kontinjensi?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah :
1) Untuk mengetahui pengertian dari kewajiban
2) Untuk mengetahui pengertian dari kewajiban lancar
3) Untuk mengetahui jenis-jenis kewajiban lancar
4) Mengetahui pelaporan kewajiban lancar dalam neraca
5) Mengetahui bagaimana akuntansi dalam penggajian
6) Mengetahui pengertian dari kewajiban kontinjensi
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1 Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah jumlah uang yang dinyatakan atas kewajiban-kewajiban
perusahaan untuk menyerahkan barang atau jasa kepada pihak lain dimasa yang akan
datang, kewajiban mana timbul akibat dari transaksi yang terjadisebelumnya.
Kewajiban (hutang) adalah kemungkinan pengorbanan masa depan atas manfaat
ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini entitas tertentu, untuk mentransfer aktiva
atau menyediakan jasa kepada entitas lainnya dimasa depan sebagai hasil transaksi atau
kejadian masa lalu.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yg membahas tentang kerangka
dasar penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan dinyatakan bahwa karakteristik
esensial kewajiban (liabilities) adalah bahwa perusahaan mempunyai kewajiban
(obligation) masa kini. Kewajiban adalah suatu tugas atau tanggung jawab untuk
bertindak atau melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan
menurut hukum sebagai konsekuensi dari kontrak mengikat atau peraturan
perundangan.
Hampir semua perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar memiliki
kewajiban atau untang. Dalam pengertian sederhana kewajiban adalah utang yang harus
dibayar oleh perusahaan. Secara lebih rinci kewajiban adalah utang atau kewajiban
suatu perusahaan yang timbul dari transakasi dari waktu yang lalu dan harus dibayar
dengan kas, barang, atau jasa, di waktu yang akan datang. Sebagai contoh adalah
kewajiban yang timbul dari pembelian secara kredit, perminjaman uang dari bank, dan
kewajiban untuk membayar gaji atau upah kepada para karyawan. Kewajiban di
kelompokan menjadi dua yaitu kewajiban lancar dan kewaijban jangka panjang.
2.1.1. Kejadian yang Timbul Akibat Kewajiban
Barang yang sudah dibeli dari pemasok tapi perusahaan belum membayarnya
(kewajiban dagang, trade account payable atau account payable). Pemasok sdh
membayar tetapi perusahaan belum mengirimkan barangnya (pendapatan diterima
dimuka atau unearned revenue).Penyebab lain timbulnya kewajiban antara lain : karena
adanya peminjaman dari satu perusahaan ke perusahaan lain, adanya barang yg dijual
dengan garansi, pembagian deviden tunai dan sebagainya.
2.1.2. Klasifikasi Kewajiban
3
Menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.9 dinyatakan
bahwa perusahaan wajib menyajikan kewajibannya berdasarkan klasifikasi lancar dan
tidak lancar pada waktu menyusun laporan keuangan.Untuk membedakan mana yg
merupakan kewajiban lancar dan tidak lancar adalah jangka waktu jatuh temponya
kewajiban janka panjang.
Di tinjau dari jangka waktu pelunasan atau alat pelunasannya, hutang dapat
dibagi menjadi dua kelompok:
1.Kelompok hutang jangka pendek (hutang lancar)
2. Kelompok hutang jangka panjang (hutang tidak lancar)
2.2 Kewajiban Lancar
Hutang Jangka Pendek (Hutang Lancar), yaitu: hutang yang harus dilunasi
dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus
dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan
(tergantung mana yang lebih panjang).Yang dimaksud dengan satu siklus operasi
normal adalah waktu yang diperlukan agar uang kontan dapat diubah menjadi
persediaan barang, persediaan barang diubah menjadi piutang usaha dan akhirnya
piutang usaha diubah menjadi uang kontan kembali.
Siklus operasi normal dari masing-masing perusahaan memerlukan jangka
waktu yang berbeda-beda, mulai dari kurang dari satu tahun, satu tahun, tetapi ada juga
yang lebih dari satu tahun. Perbedaan ini menyebabkan batasan hutang lancar seperti
tersebut di atas dianggap kurang tepat oleh banyak perusahaan, sehingga muncul
pendapat.yang.menyatakan:
Penyelesaian satu hutang jangka pendek (hutang lancar) biasanya memerlukan
pemakaian harta lancar. Perbandingan antara harta lancar terhadap hutang jangka
pendek (hutang lancar) dikenal sebagai rasio lancar atau current ratio. Rasio ini
merupakan suatu ukuran yang berguna bagi para pengusaha untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam melunasi hutang-hutang jangka pendek. Perusahaan yang memiliki
hutang lancar lebih besar dari harta lancar berada dalam posisi yang mengkhawatirkan
karena terdapat kemungkinan bahwa utang tersebut tidak akan dapat dilunasi. Menurut
Standar Akuntansi Keuangan hutang lancar adalah: hutang yang pelunasannya dengan
menggunakan sumbersumber aktiva lancar atau dengan menciptakan hutang lancar
baru.
4
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa kewajiban atau hutang memiliki
karakteristik sebagai berikut
1. Ada peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa sebelumnya, yang dapat
menimbulkan adanya utang saat sekarang.
2. Kewajiban yang ditanggung berupa kewajiban untuk menyerahkan uang, barang
atau jasa.
3. Nilai kewajiban dinyatakan dalam bentuk kesatuan uang.
4. Kewajiban ditentukan oleh kedua pihak (yang berutang dan yang berpiutang).
Sebagai contoh penerapan rasio lancar, apabila PT ABC melaporkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki asset lancar sebesar Rp. 21.000.000, dan kewajiban lancar
Rp. 15.000.000, maka modal kerja perusahaan tersebut adalah Rp. 6000.000, dan rasio
lancarnya adalah 1, 4:1. Angka tersebut menggambarkan bahwa PT ABC akan mampu
melunasi kewajiban jangka pendeknya.
2.3 Jenis-Jenis Kewajiban Lancar
Ada beberapa jenis-jenis kewajiban lancar, antara lain :
Utang dagang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus
dipenuhi dalam jangka waktu yang singkat. Kewajiban ini timbul karena perusahaan
membeli secara kredit barang dagangan untuk dijual kembali kepada konsumen . Istilah
hutang dagang biasanya merujuk pada jumlah yang terhutang karena pembelian oleh :
(1) Perusahaan yang bergerak dibidang industri / pabrik atas pembelian baku atau bahan
pembantu, (2) Perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan barang dagangan atas
pembelian barang jadi.
Hutang dagang tidak dicatat pada waktu pemesanan dilakukan, tetapi hanya pada
saat hak pemilikan atas barang-barang tersebut beralih kepada pembeli. Apabila
terdapat potongan pembelian secara tunai, maka hutang dagang harus dilaporkan
sebesar jumlah hutang dagang setelah dikurangi potongan tunai. Apabila dalam
pembelian secara kredit tersebut terdapat PPN (Pajak Pertambahan Nilai), maka hutang
dagang termasuk PPN.
5
Kebijakan Pembayaran Hutang
1) Perencanaan pembayaran harus dilakukan setiap bulan, berdasarkan tanggal
jatuh tempo dan dapat dikontrol dengan melihat daftar hutang yang jatuh tempo.
2) Perencanaan pembayaran telah dibuat pada setiap akhir bulan untuk digunakan
oleh AP Staff dalam pembuatan prakiraan Cash flow/arus kas Bulanan.
3) AP Staff harus membuat proposal pembayaran secara rutin untuk direview oleh
Finance Controller dan disetujui oleh Finance Director. Proposal pembayaran
dibuat berdasarkan AP Aging/Umur Hutang.
7) Pembayaran dengan cek dibatasi dan harus mendapat persetujuan dari BOD.
8) Pembayaran dengan cek juga dibatasi untuk transaksi biaya perjalanan dinas
karyawan. Jika melebihi jumlah yang ditentukan harus didiskusikan dan
disetujui oleh Head of Department dan Finance Controller.
10) Voucher pembayaran bank atau tunai dibuat oleh AP Staff dan dicetak.
6
11) Voucher pembayaran bank atau tunai harus disertai dengan dokumen
pendukung.
12) Voucher pembayaran bank atau tunai harus direview dan disetujui oleh Head of
Finance.
14) AP Staff harus mencatat transaksi atas pembayaran hutang Dagang secara
harian.
2. Faktur asli Surat jalan asli setelah barang diterima oleh Receiver
Perusahaan sesuai Purchases Order (PO).
7
3. Faktur Pajak 2 (dua) rangkap asli dan copy asli (putih dan kuning)
a) Pemenuhan barang atau jasa tidak sesuai order atau melebihi order, atau order
pemesanan via telepon tanpa dokumentasi, timbul masalah waktu penagihan..
8
b) Penagihan untuk harga, quantity atau specification atau tanggal pengiriman
tidak sesuai PO, atau PO tidak dikirim ke Supplier .
Untuk itu akan dibuatkan laporan agar penerima laporan atau manajemen dapat
membaca, menganalisa, dan mengambil langkah-langkah untuk keputusan yang tepat,
itulah pentingnya dibuat laporan secara tertulis, terperinci, tepat waktu dan akurat.
Contoh :
1. Contoh :
Pada tanggal 25 Januari PT. Airlangga membeli barang dagangan secara kredit seharga
Rp 10.000,- dengan termin 2/10 n/30
Penyelesaian :
Jurnal
Persediaan barang dagangan Rp 9.800,-
Hutang Dagang Rp 9.800,-
Jika potongan tunai tersebut tidak diambil maka pencatatannya adalah :
Hutang Dagang Rp 9.800
Pot. Pembelian yg tdk diambil Rp 200
Kas Rp 10.000
9
2. CV.Angin Timur melakukan pembelian sepeda motor dengan cara kredit dengan
harga 15.000.000, potongan harga 1.000.000 serta PPN sebesar 1.400.000 (14.000.000 x
10 %).
Hutang Dagang/Hutang Usaha dicatat sebesar :
Harga Sepeda Motor : 15.000.000
Potongan Harga : (1.000.000)
PPN : 1.400.000 +
Hutang Dagang : 15.400.000
Jadi Hutang Dagang/Hutang Usaha CV.Angin Timur atas pembelian sepeda motor
adalah sebesar 15.400.000
a) Wesel berbunga
Wesel berbunga adalah wesel yang pada saat pembayarannya selain membayar
pokok utangnya juga harus membayar bunga yang telah disepakati.
Contoh : bank A pada tanggal 1 oktober 2008 setuju memberikan pinjaman kepada PT.
B sebesar Rp. 6.000.000; untuk itu PT. B harus menandatangani promes dengan bunga
10% yang berjangka waktu 5 bulan.
Kas Rp 6.000.000
Saat tutup tahun, 31 desember 2008, PT. B membuat jurnal penyesuaian untuk
biaya bunga selama tiga bulan (okt-des)
10
Biaya bungaRp 150.000
Kas Rp 6.250.000
Keterangan :
Contoh 2 : pada tanggal 3 desember 2008 PT. C menarik wesel sebesar Rp 12.000.000
dengan bunga 10% dan jangka waktu 2 bulan untuk menggantikan utang yang telah
jatuh tempo
11
Bunga...Rp 200.000
Kas.. Rp 12.200.000
Wesel tidak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan
tingkat bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.
Nilai tunai adalah sama dengan nilai nominal wesel pada tanggal jatuh tempo
dikurangi bunga/ diskonto yang dibebankan.
Contoh :
PT. C menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp 9.300.000, jangka waktu 3 bulan
tanpa bunga. Nilai tunai wesel adalah Rp 9.000.000.
Kas Rp 9.000.000
12
2.3.3 Pendapatan Diterima Dimuka
13
memudahkan pemahaman anda tentangpendekatan neraca dan pendekatan laba-rugi
dalam penyesuaian pendapatanditerima dimuka, simaklah ilustrasi berikut:
Contoh:
Jadi, untuk mencatat pendapatan diterima dimuka dapat dilakukan dengan dua
pendekatan sebagaimana sebutkan diatas. Silahkan pahami proses pencatatan
pendapatan diterima dimuka dengan kedua pendekatan tersebut dibawah ini:
Jurnal umum untuk mencatat pendapatan diterima dimuka diakui sebagai utang
Pada tanggal 1-10-2013 ketika perusahaan menerima pembayaran sewa dari
pelanggannya apabila perusahaan menggunakan pendekatan neraca maka transaksi
penerimaan uang tunai dari pelanggan dicatat sebagai berikut:
Kas ada diposisi debet hal ini karena telah terjadi penambahan kasakibat adanya
penerimaan uang tunai dari pelanggan, pendapatan sewa diterima dimuka atau dapat
ditulis utang pendapatan posisinya kredit karena telah terjadi penambahan hutang,
dalam hal ini hutang pendapatan.
Jurnal penyesuaian ini disusun pada akhir periode akuntansi dalam ilustrasi ini
pada 31 desember 2013. Perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian karena
sebenarnya saldo pendapatan diterima dimuka atau hutang pendapatan yang menjadi
14
tanggungan perusahaan sampai dengan akhir periode adalah sebesar 9.000.000 rupiah
sementara perusahaan telah mencatatnya sebesar 12.000.000 rupiah ketika terjadi
transaksi tanggal 1-10-2013. Yang menjadi utang pendapatan hanya 9 juta rupiah hal ini
karena saldo sebesar 3 jutra rupiah telah dapat diakui sebagai pendapatan perusahaan
yaitu selama 3 bulan dari oktober-desember 2013. Oleh karena itu perlu dibuatkan
jurnal penyesuaian agar dalam laporan keuangan pendapatan sewa diterima dimuka
menunjukan saldo yang sebenarnya yaitu Rp 9000.000 dan pendapatan sewa sebesar
3.000.000. Jurnal penyesuaian yang dibuat dengan pendekatan neraca adalah
sebagaiberikut:
Kas posisi debet karena telah terjadi penambahan kas akibat adanya penerimaan
uang tunai dari pelanggan, pendapatan sewa posisinya kredit karena telah terjadi
penambahan pendapatan, dalam hal ini pendapatan sewa ruangan.
Jurnal penyesuaian ini disusun pada akhir periode akuntansi dalam ilustrasi ini
pada 31 desember 2013. Perusahaan perlu membuat jurnal penyesuaian karena
sebenarnya saldo pendapatan sewa yang dapat diakui sebagai pendapatan oleh
perusahaan sampai dengan akhir periode hanyasebesar 3.000.000 rupiah sementara
15
perusahaan telah mencatatnya sebesar12.000.000 rupiah dalam jurnal umum yaitu
ketika terjadi transaksi tanggal 1 oktober 2013.
Yang diakui sebagai pendapatan hanya 3 juta rupiah hal ini karena saldo sebesar
9 juta rupiah belum dapat diakui sebagai pendapatan saldo tersebut masih diakui sebagai
utang pendapatan perusahaan karena perusahaan baru memberi jasa sewa selama 3
bulan saja sedangkan yang 9 bulan belum diberikan atau dengan kata lain pelanggan
baru menikmati jasa sewa ruangan selama 3 bulan dan masih mempunyai hak untuk
menikmati sewa ruang tersebut 9 bulan lagi.
Dengan adanya jurnal reklasifikasi tersebut, maka dalam laporan keuangan akan
nampak besarnya kewajiban jangka pendek sebesar Rp 1.000.000,- sedangkan
kewajiban jangka panjang sebesar 4.000.000.
2.3.5 Utang Deviden
16
Hutang Deviden timbul pada saat dewan direksi perusahaan yg berbentuk
perseroan mengumumkan adanya pembagian deviden dan terhutang sampai dengan
dibayarnya deviden. Dengan adanya pengumuman pembagian deviden tersebut
menjadikan keberadaan hutang deviden menjadi pasti.
Contoh :
Pada tanggal 3 Maret 2010 PT ABC mengumumkan akan membagikan deviden sebesar
Rp 1.000.000 yang akan dibayarkan pada tanggal 3 April 2010.
Jurnal
Laba yg Ditahan..Rp 1.000.000
Hutang devidenRp 1.000.000
(utk mencatat adanya hutang deviden)
2.3.6 Utang Gaji dan Utang Biaya
Hutang Gaji dan hutang bunga, seperti biaya bunga, biaya iklan, biaya telepon,
listrik, dsb, timbul karena adanya konsep accrual basis yang akan digunakan dalam
akuntansi, yg antara lain menyatakan bahwa biaya yang dinikmati manfaatnya
meskipun belum dibayar harus diakui. Oleh karena itu jika pada akhir periode terdapat
gaji atau biaya yang sudah menjadi kewajiban meskipun belum dibayar harus diakui
adanya hutang.
Contoh :
Pada tanggal 31 Desember 2010 data yang ada pada PT Suci menunjukkan adanya upah
buruh yang belum dibayar selama 4 hari. Analisa berikutnya menunjukkan bahwa upah
buruh per hari sebesar Rp 15.000
Jurnal
Biaya Gaji dan Upah..Rp 60.000
Hutang gaji dan upahRp 60.000
2.3.7 Utang Bonus
Untuk meningkatkan semangat kerja karyawannya maka biasanya perusahaan pd
akhir tahun memberikan bonus kepada sebagian atau kepada seluruh karyawan.
Sedangkan besarnya bonus yang diberikan bisa didasarkan pada :
1) Gaji pokok
17
Jika besarnya bonus didasarkan pd gaji pokok, maka dlm perhitungannya tdk
ada masalah karena jumlah bonus yg dibayarkan dapat diketahui dan ditentukan jauh
sebelum dibayarkan.
18
a. Laba sebelum bonus dan pajak
b. Laba setelah bonus tetapi sebelum pajak
c. Laba setelah pajak tetapi sebelum bonus
d. Laba setelah pajak dan bonus.
Penyelesaian :
a. Laba Sebelum bonus dan Pajak
B = 0,10 x Rp 10.000
B = Rp 1.000,-
b. Laba setelah bonus tetapi sebelum pajak
B = 0,10 (Rp 10.000 B)
B + 0,10B = Rp 1.000
1,10 B = Rp 1.000
B = Rp 909,091
c. Laba setelah pajak tetapi sebelum bonus
B = 0,10 (Rp 10.000 T)
T = 0,40 (Rp 10.000 B)
B = 0,10 (Rp 10.000 0,40) (Rp 10.000 B)
B = 0,10 (Rp 10.000 Rp 4.000 + 0,40B)
B = Rp 600 + 0,04B
0,96B = Rp 600
2. Misalnya karena perusahaan mendapatkan laba yang diharapkan, maka perusahaan
tersebut memberikan bonus yang telah dijanjikan kepada karyawannya sebesar
Rp100.000.000 dan akan dibayarkan pada bulan Januari 2012. Maka perusahaan
tersebut akan mencatat bonus tersebut kedalam ayat jurnal penyesuaian pada tanggal 31
Desember 2011.
Beban bonus karyawan..Rp100.000.000
Utang bonusRp100.000.000
Maka ayat jurnal utnuk mencatat transaksi saat membagikan bonus tersebut
adalah sebagai berikut:
Utang bonus..Rp100.000.000
19
Kas.Rp100.000.000
Utang bonus dapat dihitung dengan 3 cara yaitu:
a. Dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan pajak penghasilan
b. Dihitung dari laba sesudah dikurangi pajak penghasilan sebelum dikurangi
bonus
c. Dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan pajak penghasilan
Berikut ini adalah contohperhitungan utang bonus melalui 3 cara tersebut yaitu:
PT RS memberikan bonus untuk kepala bagian penjualan sebesar 10% dari laba.
Laba tahun 2004 Rp 1.000.000. PPh 15% dari laba bersih.
a. Dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus & PPh
Bonus = 0,10 x Rp 1.000.000
Bonus = Rp 100.000
PPh = Rp 135.000,-
Bonus = Rp 86.294,40
PPh = Rp 137.055,84
20
Bonus = 0,10 ( Rp 1.000.000 Bonus PPh)
Bonus = Rp 77.378
PPh = Rp 138.393
Sebagai konsumen kita sering dikenai pajak atau barang atau jasa yang kita beli.
Seperti kalau kita makan dirumah makan, menginap dihotel, atau kita membeli barang-
barang tertentu, missal mobil. Pajak ini disebut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau
pajak penjualan. Tarif pajak di tetapkan atas dasar persentase tertentu dari harga jual.
Pihak penjual (pabrikan) memungut pajak tersebut dari pembeli pada saat penjualan
terjadi, dan secara priodik (biasanya secara bulanan) disetorkan ke kas Negara di tinjau
dari pihak penjual merupakan hutang kepada Negara yang disebut utang pajak PPN.
21
Kewajiban lancar biasanya tidak dicantumkan berdasarkan urutan tanggal
pelunasannya, karena tanggal pelunasan untuk suatu kewajiban lancar tertentu mungkin
terdiri dari beberapa tanggal jatuh. Cara penyajian yang lazim dalam praktik, ialah
mencantumkan utang wesel paling atas, kemudian diikuti dengan utang
dagang,berikutnmya utang lancar lainnya.
22
Dalam hal pengangkatan pegawai ini bagian yang memegang peranan penting yaitu
bagian personalia, pada bagian ini tugasnya pada pendafaran calon pegawai,wawancara
dan seleksi pendaftaran, serta pengangkatan pegawai. Bagian ini memegang peranan
yang penting dalam pengawasan karyawan, terutama dalam dokumentaswi dan
pemberian otorisasi. Apabila seorang karyawan diangkat bagian personalia akan
mencatat berbagai informasi penting mengenai karyawan tersebut, yang meliputi data
diri, status, tingkat upah/gaji, mutasi, dan lain sebagainya. Bagian personalia juga
bertanggung jawab untuk mengotorisasi 2 hal, yaitu :
a) Perubahan tingkat gaji atau upah
b) Pembersihan pegawai
2. Pencatatan waktu kerja
Bidang kegiatan lain yang penting ditinjau dari segi pengendalian intern ialah
pencatatan waktu kerja. Karyawan harian atau karyawan yang upahnya dihitung
berdasarkan tariff per jam, biasanya diwajibkan untuk mencatatkan waktu kerja dengan
cara memasukkan timeclock. Waktu kedatangan dan waktu pulang akan dicatat secar
otomatis apabila pegawai memasukkan kartu waktu ke dalam mesin pencatat waktu
yang disediakan perusahaan.
3. Pembuatan daftar gaji
Daftar gaji dibuat oleh bagian penggajian berdasarkan 2 sumber, yaitu:
a) Otoritasi dari bagian personalia
b) Kartu waktu yang telah mendapat persetujuan.
4. Pembayaran Gaji
biasanya dilakukan oleh kasir di bagian keuangan. Pembayaran dengan menggunakan
cek dilakukan dengan maksud untuk mengurangi resiko kerugian akibat pencurian, dan
demi kepraktisan.
2.5.2 Penghasilan Kotor dan Potongan Gaji serta Penghasilan Bersih
2.5.2.1 Penghasilan Kotor
Penghasilan kotor adalah total penghasilan yang didapatkan berasal dari tiga
sumber yaitu Upah, gaji dan bonus.
Total upah seorang pegawai dihitung dengan mengalikan tarif upah per jam
dengan jumlah bjam kerja pegawai yang bersangkutan. Selain upah yang di bayar untuk
jam kerja biasa, pegawai mungkin masih menerima upah lembur yang tarifnya biasanya
23
lebih tinggi dari pada tariff biasa. Pegawai juga bekerja pada jam atau hari tertenyu
basanya juga menerima pembayaran denga tarif istimewa.
Perusahaan terkadang memiliki sebuah perjanjian pemberian bonus dengan
karyawannya. Mereka yang mendapat bonus umumnya adalah personil-personil kunci
dalam perusahaan. Perjanjian bonus bisa didasarkan pada macam-macam factor.
24
b) Penghasilan tidak rutin bulanan dan yang biasanya diberikan sekali saja atau sekali
dalam setahun.
c) Upah harian, mingguan, upah satuan dan upah borongan.
d) Upah pensiun, uang tebusan pensiun, uang tabungan hari tua (THT), uang tunggu,
uang pesangon dan pembayaran lain sejenisnya.
e) Honorarium, komisi atau pembayaran lain sebagai imbalan atas jasa yang dilakukan
di Indonesia.
B. Iuran
Iuran Program Asuransi Sosial Tenaga Kerja (ASTEK),Berdasarkan pasal 3 ayat 1
peraturan pemerintah No 33 tahun 1977, perushaan wajib menyelenggarakan program
ASTEK baik dengan mempertanggungkan tenaga kerjanya yang bekerja dalam suatu
ikatan kerja dengan perusahaan dalam program asuransi kecelakaan kerja dan asuransi
kematian, maupun dengan memenuhi kewajibannya dalam program tabunga hari tua
kepada badan penyelenggara. Program ASTEK meliputi :
a) Program asuransi kecelakaan kerja.
b) Program tabungan hari tua yang dikaitkan dengan asuransi kematian.
Berbeda dengan pajak penghasilan karyawan yang sepenuhnya menjadi
tanggung jawab karyawan, iuran astek sebagian ditanggung oleh perushaan dan
sebagian lagi ditanggung bersama oleh perusahaan dan karyawan. Bagian dari iuran
yang ditanggung perusahaan adalah menjadi biaya perusahan, sedangkan bagian yang
ditanggung karyawan bukan merupakan biaya perusahaan. Berdasarkan peraturan
pemerintah No. 33 Tahun 1977, besarnya iuran dan penanggung iuran adalah sbb :
a) Iuran Asuransi Kecelakan Kerja.
b) Iuran Tabungan Hari Tua.
c) Iuran Asuransi Kematian
C. Potongan Sukarela
Potongan sukarela adalah pengahasilan kotor karyawan bias dipotong untuk
tujuan-tujuan tertentu atas permintaan atau persetujuan karyawan. Potongan ini bias
dilakukan secara kelompok atau perorangan.
3. Penghasilan Bersih
25
Penghasilan bersih yaitu seluruh penghasilan setelah dikurangi biaya atau bagi
perusahaan selisih antara jumlah nominal obligasi atau sejenisnya dan
jumlah penghasilan bersih dari penjualan obligasi tersebut.
a. Keuntungan Kontinjensi
Pengertiannya adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva (atau memiliki
kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin
akan menjadi sah.
1) Penerimaan atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.
Keuntungan kontinjensi tidak akan dicatat dan akan diungkapkan dalam catatan
hanya jika probabilitasnya tinggi bahwa suatu keuntungan kontinjensi akan menjadi
kenyataan.
b. Kerugian Kontinjensi
26
Pengertiannya adalah situasi yang melibatkan ketidak-pastian atas kemungkinan
terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi
menurut definisinya disebut sebagai kewajiban kontinjen / contingent liabilities
(kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih
kejadian di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar,
tanggal pembayaran, atau keberadaannya).
b) Biaya Garansi dan Jaminan; jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh
penjual kepada pembeli untuk memperbaiki defisiensi kuantitas, kualitas, atau
kinerja suatu produk. Jaminan ini umumnya digunakan oleh manufaktur sebagai
teknik promosi penjualan. Metode dasar akuntansi yang digunakan untuk biaya
jaminan adalah matode dasar kas dan matode akrual.
c) Premi dan kupon ; premi adalah peralatan dari perak, pirung, alat rumah tangga
kecil, mainan, barang lainnya, atau transportasi gratis. Kupon adalah sesuatu yang
ditebus untuk potongan tunai atas barang yang dibeli.
Salah satu contoh kewajiban kontinjensi yang harus dicatat adalah garansi
produk. Garansi menimbulkan biaya masa depan yang mungkin terjadi apabilah produk
rusak atau cacat. Umumnya perusahaan akan mengestimasi secara andal biaya-biaya
yang harus diantisipasi untuk garansi produk atau biaya jasa tersebut. berikut contoh
jurnal penyesuaian untuk mencatat estimasi biaya garansi
27
Estimasi Kewajiban Garansi - xxx
2.7 Kasus
Dua pekan lalu pasar modal dunia mengalami guncangan hebat. Bursa Asia yang
sebelumnya terpengaruh oleh pengetatan likuiditas di China dan India kembali
berhadapan dengan perkembangan global yang berasal dari Eropa.
Semua ini adalah lanjutan dari krisis di Yunani yang telah berlangsung sejak Desember
lalu, dan saat ini melebar ke Portugal dan Spanyol, dan diperkirakan masih akan
berlanjut hingga ke Italia ataupun Irlandia. Dari rangkaian inilah muncul istilah PIGS
(Portugal, Italy/Ireland, Greece, Spain). Pendeknya, pasar modal dunia terseret oleh
PIGS.
Mata uang euro yang semula dianggap sebagai safe heaven mulai pudar reputasinya.
Dolar pun beranjak menguat kendati fundamental ekonomi Amerika masih lemah. Efek
dari hal ini bersifat negatif terhadap instrumen investasi global, karena kenaikan harga
instrumen global selama setahun terakhir ini banyak berasal dari aksi carry trade.
Dalam skema carry trade, spekulator melakukan short pada instrumen dengan imbal
hasil rendah (seperti USD) sekaligus mengambil posisi long pada instrumen dengan
potensi imbal hasil tinggi semisal saham di emerging markets dan komoditas.
Ketika mata uang yang mengalami posisi short menguat, maka spekulan membalik
posisi dengan melakukan carry trade unwinding, di mana saham dan komoditas dijual
28
dan posisi short dinetralkan dengan cara mengambil posisi long.
Akar masalah
Lalu, apa yang menyebabkan Euro melemah? Akar masalah terletak pada konsekuensi
penghentian Quantitative Easing (QE) oleh Bank Sentral Eropa (ECB) pada Desember
2009 lalu.
QE adalah usaha bank sentral menstimulasi ekonomi dengan cara melonggarkan kriteria
kredit bagi korporasi dan lembaga keuangan. Dengan cara ini, Bank Sentral akan
membeli ataupun menerima gadai surat-surat berharga pasar uang dari rating lebih
rendah. Untuk kasus Eropa, rating minimal untuk memperoleh pinjaman jangka pendek
telah diturunkan menjadi BBB dari semula rating A-.
Sebagai akibatnya, Yunani yang menjadi salah satu negara pengguna mata uang Euro
(negara Eurozone) dengan peringkat utang terendah (yaitu BBB), menerbitkan surat
utang jangka pendek sebanyak-banyaknya. Hal ini dipicu oleh tingginya permintaan
akibat selisih bunga yang tinggi antara surat utang Yunani dan tingkat bunga repo ECB.
Masalah serius muncul saat berakhirnya skema QE. ECB mengetatkan kembali kriteria
surat utang yang boleh digunakan untuk transaksi repo. Sialnya, hal ini terjadi
bersamaan dengan dua perkembangan penting di Yunani, yaitu peningkatan defisit
anggaran pemerintah dan dibukanya penyelidikan atas manipulasi data ekonomi oleh
Yunani saat mengajukan diri menjadi anggota Eurozone pada 2002.
Hal itulah yang mendorong terjadinya krisis mini terhadap surat utang Yunani tepat
sebulan setelah program QE ECB berakhir pada Desember 2009.
Berhenti sampai di situ? Ternyata tidak. Perhatian pasar uang global bergeser ke negara-
negara Eurozone lain yang berpotensi mengalami masalah dalam pendanaan, terkait
dengan tingginya defisit anggaran serta tingkat utang terhadap PDB. Dari kriteria
lanjutan inilah negara-negara seperti Portugal, Spanyol, Italia dan Irlandia masuk dalam
daftar pantau investor global.
29
Negara-negara dalam PIGS dikenal memiliki defisit anggaran yang lebar dan posisi
utang terhadap PDB yang tinggi. Kesepakatan Maastricht yang dijadikan acuan
keanggotaan Eurozone memang mengisyaratkan angka defisit maksimum sebesar 3%
dan rasio utang terhadap PDB sebesar 60%, namun akibat krisis ekonomi global,
diberikan kelonggaran temporer bagi negara-negara Eurozone selama 3 tahun sejak
pelanggaran besaran defisit maupun utang.
Masalahnya, tenggat waktu bagi Yunani untuk menekan defisit dan utang adalah tahun
2010 ini. Mengapa secepat itu? Karena bahkan sebelum krisis global berkecamuk
Yunani telah melanggar batas kesepakatan Maastricht.
Melihat postur anggaran Yunani tahun ini dan tahun depan, pengetatan defisit dan utang
akan sulit sekali terwujud dan terdapat kemungkinan Yunani harus menghadapi sanksi
dengan kemungkinan terburuk dipaksa keluar dari keanggotaan Eurozone. Untuk
mencegah hal tersebut, usulan agar Yunani meminta bantuan darurat dari IMF telah
diwacanakan. Langkah ini dilakukan setelah rencana meminta pinjaman dari China
gagal terwujud.
Hubungan dagang dan transaksi intra Eurozone yang mencapai lebih 70% volume
perdagangan, juga membawa konsekuensi pelemahan di salah satu negara anggota
berpotensi negatif terhadap ekonomi negara lain lewat transmisi melemahnya angka
penjualan bagi korporasi di wilayah Eurozone. Konsekuensinya, potensi penerimaan
pajak dapat terganggu dan semakin menyulitkan usaha pemulihan ekonomi Eropa.
Risiko ke depan adalah perlambatan ekonomi dari kawasan Eropa dapat mengganggu
30
pemulihan ekonomi global. Padahal tekanan di sektor keuangan publik masih akan
berlanjut, di mana konsultan McKinsey Global mencatat bahwa berbagai pemerintah di
dunia secara kumulatif menerbitkan sekitar US$ 3 triliun surat utang baru hanya untuk
tahun ini saja.
Dampak ke Indonesia
Menyaksikan betapa sensitifnya dunia terhadap gejolak finansial PIGS, maka negara-
negara ekonomi berkembang dan terlebih Indonesia, tentu harus bersikap waspada.
Berakhirnya QE oleh Bank of England pada Februari 2010, serta berakhirnya QE oleh
The Fed pada bulan Maret 2010 mengisyaratkan bahwa volatilitas tinggi di pasar uang
global masih akan berlangsung.
Beruntunglah Indonesia yang secara tepat menerbitkan Global Bond senilai US$2 miliar
pada awal Januari 2010 pada saat volatilitas dan tingkat suku bunga masih relatif
rendah. Dibantu oleh postur defisit anggaran Indonesia yang lebih rendah daripada
tahun 2009 serta posisi utang pemerintah terhadap PDB di bawah 30%, maka posisi
Indonesia jauh lebih baik dibanding dengan kebanyakan negara maju dan negara
berkembang. Hal itu yang harus terus dipertahankan.
Namun begitu, kewaspadaan finansial masih harus terus dipelihara, mengingat imbas
eksternal dari pergerakan nilai tukar, harga komoditas, serta arus investasi global-masih
akan berlangsung setidaknya hingga akhir semester pertama tahun 2010 ini. Kita tidak
bisa lagi hanya bergantung pada keberuntungan.
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Hutang lancar adalah hutang yang di harapkan akan di bayarkan dalam jangka
waktu satu tahun atau satu siklus operasi normal perusahaan dan dengan menggunakan
aktiva lancar yang ada atau hasil dari pembentukan hutang lancar yang lain.
Jenis- jenis hutang lancar antara lain : Hutang usaha atau hutang dagang, utang
wesel, jatuh tempo berjalan hutang jangka panjang, uutang dividen, utan pajak,
pendapatan diterima dimuka, utang gaji dan utang bonus.
Dalam suatu perusahaan kewajiban yang harus ada yaitu kewajiban penggajian
kepada para karuyawan yang dalam bentuk upah dan gaji yang belum dibayar. Selain
gaji, perusahaan biasanya memberikan berbagai kompensasai berupa tunjangan, seperti
tunjangan kesehatan, tunjangan asuransi, dan tunjangan lainnya. Dengan adanya
berbagai kompensasi tersebut, maka diperlukan akuntansi yang tepat disertai
pengawasan yang memadai.
3.2 Saran
Adapun saran saran yang dapat kami sampaikan terkait masalah diatas adalah
sebagai mahasiswa Universitas Udayana, ada baiknya kita memahami kewajiban lancar
karena antara kewajiban lancar dan tidak lancar aspek-aspeknya berbeda satu sama lain
32
33