Anda di halaman 1dari 20

Kamis, 08 Juli 2010

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

A. Pengertian
Manajemen menurut Nanang Fattah (2001:1), dapat diartikan sebagai proses merencana,
mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan organisasi dengan segala aspeknya, agar tujuan
organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen yang baik ditandai dengan adanya efisiensi, efektifitas, pemanfaatan sumber-sumber daya
yang ada, dan diarahkan pada produktifitas yang tinggi dengan kualitas yang tinggi pula, (H.A.R. Tillar,
1999:75).
Manajemen pendidikan nasional dapat diartikan sebagai suatu proses yang direkayasa untuk mencapai
tujuan sistem pendidikan nasional yang efektif dan efisien dengan mengikutsertakan partisipasi seluruh
masyarakat. Sistem manajemen pendidikan nasional kita masih jauh dari sempurna, bukan hanya
karena didalamnya terlihat berbagai departemen tetapi juga karena manajemen pendidikan nasional
kita masih terlalu sentralistik, yang mengakibatkan ruang gerak untuk inovasi sangat terbatas.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara khusus langsung dipergunakan dan
menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja
kursi, serta alat-alat dan sarana pendidikan. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan
adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pendidikan,
seperti halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pendidikan biologi, halaman
sekolah sekaligus sebagai lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan (E
Mulyasa, 2002).
Ahmad Rohani (1997:2) mengemukakan beberapa pengertian tentang sarana pendidikan atau media
instruksional edukatif, yang dikumpulkan dari para ahli, yaitu : (a) media adalah semua bentuk
perantara yang dipakai orang penyebar ide, sehingga ide atau gagasan itu sampai pada penerima; (b)
media adalah channel (saluran) karena pada hakikatnya media telah memperluas atau memperpanjang
kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan melihat dalam batas-batas jarak, ruang, dan
waktu tertentu. Dengan bantun media, batas-batas itu hampir menjadi tidak ada; (c) media adalah
medium yang digunakan untuk membawa /menyampaikan sesuatu pesan, di mana medium ini
merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan antara komunikator dengan komunikan; (d)
media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi, (e) media adalah
segala benda yang dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument
yang digunakan untuk kegiatan tersebut, (f) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan
pesan yang merangsang yang sesuai untuk belajar, misalnya: media cetak, media elektronik (film,
video); (g) media dalam arti sempit berwujud grafik, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan
untuk menangkap, memproses serta menyampaikan informasi, dalam arti luas media yaitu kegiatan
yang dapat menciptakan suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang baru.
Adapun sarana prasarana pendidikan adalah alat bantu mengajar (Nana Sudjana, 1991:1). Ahmad
Rohani (1997:3) mengemukakan beberapa pengertian sarana prasarana pendidikan atau media
instruksional edukatif sebagai berikut: (a) segala jenis sarana prasarana pendidikan yang digunakan
sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan instruksional, yang mencakup media grafis, media yang menggunakan alat penampil,
peta, model, globe, dan sebagainya; (b) peralatan fisik untuk menyampaikan isi instruksional, termasuk
buku, film, video, tape, slide, instruktor, dan perilaku nonverbal, yang mencakup perangkat lunak
(software) dan/ atau perangkat keras (hardware) yang berfungsi sebagai alat belajar/ alat bantu
belajar; (c) media yang digunakan dan diintegrasikan dengan tujuan dan isi instruksional yang biasanya
sudah dituangkan dalam GBPP dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar;
(d) sarana prasarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara, dengan menggunakan alat penampil
dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
instruksional, meliputi kaset, audio, slide, film-strip, OHP, film, radio, televisi, dan sebagainya .
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulan bahwa sarana pendidikan adalah sarana dan
prasarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat
lunak untuk mencapai proses dan hasil pendidikan secara efektif dan efisien, serta tujuan pendidikan
dapat dicapai dengan mudah. Dan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan atau pendidikan

B. Lingkup Sarana dan Prasarana Pendidikan


Mayke Sugianto (1995:56) membagi jenis-jenis sarana prasarana pendidikan dalam dua kelompok besar
yaitu sarana prasarana pendidikan dari lingkungan anak dan sarana prasarana pendidikan edukatif.
1. Sarana prasarana pendidikan berupa Lingkungan pendidikan
Sarana prasarana pendidikan yang berupa lingkungan pendidikan adalah prasarana pendidikan berupa
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun,
taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar
mengajar, seperti taman sekolah untuk pendidikan biologi, halaman sekolah sekaligus sebagai lapangan
olahraga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan
Sarana prasarana pendidikan berupa lingkungan pendidikan bersifat permanen dan dirancang lebih dulu
dengan biaya yang sangat besar.
2. Sarana prasarana pendidikan Edukatif
Sarana prasarana pendidikan edukatif adalah sarana prasarana pendidikan yang dirancang secara khusus
untuk kepentingan pembelajaran. Sarana prasarana pendidikan edukatif biasa disebut dengan alat
peraga maupun media pendidikan. Beberapa contoh sarana prasarana pendidikan edukatif yaitu: alat
peraga matematika, alat peraga geografi, alat peraga biologi dan fisika, peralatan bengkel kerja, dan
sebagainya.
Moeslichatoen (1999:50) menyebutkan jenis-jenis sarana pendidikan berdasarkan fungsinya sebagai
berikut.
1. Sarana pendidikan bagi pengembangan dimensi perkembangan motorik. Peralatan ini diperlukan
untuk melatih gerakan otot kasar misalnya alat peraga pendidikan olahraga.
2. Sarana pendidikan bagi pengembangan kognitif, dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan
mengenal, mengingat, berpikir konvergen, memberi penilaian. Sarana pendidikan yang dibutuhkan
misalnya: alat peraga biologi, kimia, dan fisika.
3. Sarana pendidikan bagi pengembangan kreativitas. Peralatan ini dibutuhkan untuk meningkatkan
kelenturan, kepekaan, penggunaan daya imajinatif, kesediaan mengambil risiko dan menjadikan diri
sendiri sebagai sumber dan pengalaman. Sarana pendidikan ini antara lain besi ulir, plat baja, motor,
mobil, dan bahan yang dapat digerakkan di bengkel.
4. Sarana pendidikan bagi pengembangan bahasa. Peralatan ini digunakan untuk menguasai bahasa
reseptif, menguasai bahasa ekspresif, berkomunikasi secara verbal dengan orang lain. Sarana prasarana
pendidikan ini antara lain laboratorium bahasa, perpustakaan.
5. Sarana pendidikan bagi pengembangan sosial. Peralatan ini untuk membina hubungan dengan orang
lain dan belajar bertingkah laku yang dapat diterima dan sesuai dengan harapan anak lain. Sarana
prasarana pendidikan ini misalnya: buku cerita, buku bergambar (komik), teka-teki, telepon, dan
sebagainya.
6. Sarana pendidikan bagi pengembangan emosi. Sarana prasarana pendidikan ini antara lain adalah:
teater, peralatan musik, buku-buku cerita.

C. Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan


Pedoman penting yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sarana prasarana pendidikan adalah
pemahaman akan fungsi dan peranan sarana prasarana pendidikan maupun sumber belajar yang
menunjang semua aspek kompetensi dasar peserta didik Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa
setiap sarana prasarana pendidikan biasanya dapat sekaligus dimanfaatkan untuk mengembangkan
beberapa aspek kompetensi dasar peserta didik Untuk masing-masing aspek kompetensi dasar terdapat
standar sarana prasarana pendidikan dan daftar kegiatan yang dilaksanakan dengan meningkatkan
derajat kesulitan secara bertahap.
Dalam usaha membantu pemilihan sarana pendidikan , Zulkifli (2001:43) menjelaskan tentang standar
sarana pendidikan yang baik sebagai berikut.
1. Mudah Dibongkar Pasang/ mudah dirakit
Sarana prasarana pendidikan yang mudah dibongkar pasang dapat diperbaiki sendiri, dapat dipindah-
pindah, dan disimpan.
2. Mengembangkan Kompetensi Dasar
Sarana prasarana pendidikan yang sifatnya mudah dibentuk dan diubah-ubah sangat sesuai untuk
mengembangkan kompetensi dasar, yang memberikan kepada peserta didik kesempatan untuk mencoba
dan melatih kreativitasnya.
3. Tidak Berbahaya
Para ahli telah meneliti jenis sarana prasarana pendidikan sependapat tentang sarana prasarana
pendidikan yang sering mendatangkan bahaya bagi peserta didik, yaitu api las, circle, instalasi listrik
arus kuat.
Dalam usaha pengadaan sarana prasarana pendidikan diutarakan kriterianya yang dikemukakan oleh
Gordon dan Browne (dalam Moeslichatoen, 1999:57) yaitu: (a) fasilitas dan bahan untuk sarana
prasarana pendidikan yang mengundang perhatian peserta didik yakni fasilitas dengan desain standard
dan bahan-bahan yang dapat memuaskan kebutuhan, menarik minat, dan menyentuh perasaan peserta
didik, (b) fasiltias dan bahan sarana prasarana pendidikan yang multiguna yang dapat memenuhi
bermacam tujuan pengembangan seluruh aspek perkembangan peserta didik (c) fasiltias dan bahan
yang dapat memperluas kesempatan peserta didik untuk menggunakannya dengan dengan nyaman dan
bermacam cara.
Dalam memilih bahan dan peralatan sarana pendidikan, Thelma Harms (dalam Moeslichatoen, 1999:58)
mengemukakan kriteria sebagai berikut, yaitu: (a) memilih bahan yang mencerminkan karakteristik
tingkat kelas kelompok peserta didik (b) memilih bahan harus sesuai dengan kurikulum yang dianut, (c)
memilih bahan yang mencerminkan kualitas rancangan dan keterampilan kerja, (d) memilih bahan dan
peralatan yang tahan lama, (e) memilih bahan yang dapat dipergunakan secara fleksibel dan serba
guna, (f) memilih bahan yang mencerminkan peningkatan budaya kelompok, (g) memilih bahan yang
tidak membedakan jenis kelamin dan tidak meniru-niru.
Dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan sarana prasarana pendidikan mempertimbangkan bahan
yang sesuai dengan bahan, kondisi peserta didik keperluan, dan fungsi yang diinginkan

D. Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan


Sarana prasarana pendidikan dapat mempertinggi proses belajar peserta didik dalam pendidikan yang
pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Dalam proses belajar
mengajar terdapat empat komponen utama yaitu tujuan bahan, metode dan alat serta penilaian.
Tabrani (1989:29) menjelaskan bahwa metode dan alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar
dipilih atas dasar tujuan dan bahan yang telah ditetapkan sebelumnya. Sarana prasarana pendidikan
sebagai alat dalam proses belajar mengajar dianggap berpengaruh terhadap hasil atau prestasi belajar
peserta didik.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan bertugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana
pendidikan agar dapat memberikan kontribusi secara optimal dan berarti pada jalannya proses
pendidikan. Kegiatan pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan, pengawasan,
penyimpanan inventarisasi dan penghapusan serta penataan.
Manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang baik diharapkan menciptakan sekolah yang bersih,
rapi, indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan baik bagi instruktor maupun peserta
didik untuk berada di sekolah. Di samping itu juga diharapkan tersedianya alat atau fasilitas belajar
yang memadai secara kuantitatif, kualitatif, dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan
secara optimal untuk kepentingan proses pendidikan dan pendidikan oleh instruktor sebagai pengajar
maupun peserta didik sebagai pelajar (E. Mulyasa, 2002).
Sekolah yang akan melaksanakan manajemen sarana prasarana pendidikan perlu memahami konsep
dasar manajemen dan melaksankana beberapa langkah pokok dalam manajemen pendidikan.
Langkah langkah manajemen sarana prasarana pendidikan tersebut meliputi hal hal sebagai berikut.
1. Melakukan identifikasi kebutuhan sarana prasana pendidikan
Langkah awal yang perlu dilakukan sekolah dalam menerapkan konsep manajemen sarana prasarana
pendidikan ini adalah melakukan evaluasi diri sendiri. Dengan melakukan evaluasi diri sendiri, sekolah
akan melahirkan gambaran nyata kebutuhan sarana prasana pendidikan.
Pada umumnya, kebutuhan sarana prasana pendidikan dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
kualitas, produktivitas, efektivitas, dan efisiensi dari sarana prasana pendidikan.
2. Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan sarana prasana
pendidikan
Fungsi yang dimaksud misalnya, fungsi proses belajar mengajar beserta fungsi-fungsi pendukungnya
yaitu fungsi pengembangan kurikulum, fungsi perencanaan dan evaluasi, fungsi ketenagaan, fungsi
keuangan, fungsi pelayanan kepeserta didikan, fungsi pengembangan iklim akademik, fungsi hubungan
sekolah masyarakat, dan fungsi pengembangan fasilitas.
3. Melakukan Analisis SWOT
Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, and threat) dilakukan dengan maksud untuk mengenali
tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan fungsi sekolah yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan sarana prasana pendidikan yang telah ditetapkan. Analisis SWOT dilakukan terhadap
keseluruhan faktor dalam setiap fungsi, baik faktor yang tergolong internal maupun eksternal.
Tingkat kesiapan harus memadai, artinya minimal memenuhi ukuran kesiapan yang diperlukan untuk
memnuhi kebutuhan sarana prasana pendidikan, yang dinyatakan sebagai: (1) kekuatan, bagi faktor
yang tergolong internal, (2) peluang, bagi faktor yang tergolong eksternal. Sedang tingkat kesiapan
yang kurang memadai, artinya tidak memenuhi ukuran kesiapan, dinyatakan bermakna: (1) kelemahan,
bagi faktor yang tergolong internal, dan (2) ancaman, bagi faktor yang tergolong eksternal. Baik
kelemahan maupun ancaman, sebagai faktor yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai, disebut
persoalan.
4. Alternatif langkah pemecahan persoalan
Langkah pemecahan persoalan yaitu tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap
menjadi fungsi yang siap. Selama masih ada persoalan atau ketidaksiapan fungsi, maka sasaran yang
telah ditetapkan tidak akan tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran tercapai, perlu dilakukan tindakan-
tindakan yang mengubah ketidaksiapan menjadi kesiapan fungsi. Langkah pemecahan persoalan
hakekatnya merupakan tindakan mengatasi makna kelemahan dan atau ancaman, agar menjadi
kekuatan dan atau peluang, yakni dengan memanfaatkan adanya satu /lebih faktor yang bermakna
kekuatan dan/ atau peluang.
5. Menyusun rencana peningkatan mutu sarana prasana pendidikan
Setelah target sarana prasana pendidikan ditetapkan, maka sekolah harus menyusun rencana
peningkatan mutu sarana prasana pendidikan sesuai dengan target yang ingin dicapai. Rencana ini
harus menjelaskan secara detail dan lugas tentang : aspek aspek mutu sarana prasana pendidikan
yang ingin dicapai, kegiatan kegiatan yang harus ditempuh, siapa yang harus melaksanakn, kapan, dan
dimana dilaksanakna, serta berapa biaya yang diperlukan untuk sarana prasana pendidikan tersebut.
Hal ini diperlukan untuk memudahkan sekolah dalam menjelaskan dan memperoleh dukungan dari
pemerintah dan orangtua peserta didik baik secara moral maupun fisik untuk melakankana rencana
peningkatan mutu sarana prasana pendidikan tersebut.
Yang perlu diperhatikan oleh sekolah dalam menyusun rencana program ini adalah keterbukaan kepada
semua pihak yang menjadi Stakeholder pendidikan, khususnya orang tua dan masyarakat ( komite
sekolah) pada umumnya. Dengan cara demikian akan diperoleh kejelasan, berapa kemampuan sekolah
dan pemerintah untuk menanggung program ini, dan berapa sisanya yang harus ditanggung oleh orang
tua dan masyarakat sekitar. Dengan keterbukaan manajemen ini, maka kemungkinan kesulitan
memperoleh sumber dana untuk melakspeserta didikan program ini bisa dihindari.
6. Melakspankana rencana peningkatan mutu sarana prasana pendidikan
Dalam melaksankana rencana program peningkatan mutu sarana prasana pendidikan yang telah
disetujui bersama antara sekolah, orangtua, dan masyarakat, maka sekolah perlu mengambil langkah
proaktif untuk mewujudkan target target yang ditetapkan.
Kepala sekolah dan guru bebas mengambil inisiatif dan kreatif dalam menjalankan program program
kegiatan yang diproyeksikan dapat membebaskan diri dari keterikatan keterikatan birokratis yang
biasanya banyak menghambat pengadaan sarana prasana pendidikan.
7. Melakukan evaluasi pelaksanaan
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program, sekolah perlu mengadakan evaluasi pelaksanaan
program baik jangka pendek maupun jangka panjang. Evaluasi jangka pendek dilakukan setiap akhir
tahun untuk mengetahui keberhasilan program secara bertahap. Bilamana pada satu tahun dinilai
adanya faktor faktor yang tidak mendukung, maka sekolah karus dapat memperbaiki pelaksanaan
program peningkatan mutu sarana prasana pendidikan pada tahun berikutnya. Dengan evaluasi ini akan
diketahui kelebihan dan kelemahan manajemen sarana prasana pendidikan untuk diperbaiki tahun
tahun berikutnya.
Dalam melakukan evaluasi, kepala sekolah harus mengikutsertakan setiap unsur yang terlibat di dalam
program peningkatan sarana prasana pendidikan, khususnya guru dan staf agar mereka dapat menjiwai
setiap penilaian yang dilakukan dan memberikan alternatif pemecahan. Demikian pula, orangtua dan
masyarakat sebagai pihak eksternal harus dilibatkan untuk menilai keberhasilan program yang telah
dilakukan. Dengan demikian, sekolah mengetahui bagaimana sudut pandang pihak luar bila
dibandingkan dengan hasil penilaian internal. Suatu hal yang bisa terjadi bahwa orangtua dan
masyarakat menilai suatu program gagal atau kurang berhasil, walaupun pihak sekolah menganggapnya
cukup berhasil. Yang perlu disepakati adalah indikator apa saja yang perlu diterapkan sebelum
penilaian diterapkan.
8. Merumuskan target mutu sarana prasana pendidikan baru
Sebagaimana dikemukakan terdahulu, hasil penelitian berguna untuk dijadikan alat untuk memperbaiki
kinerja program pada saat yang akan datang. Bila dianggap berhasil, target mutu sarana prasana
pendidikan dapat ditingkatkan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang tersedia. Bilamana tidak,
bisa saja target mutu sarana prasana pendidikan tetap seperti sediakala, namun dilakukan perbaikan
strategi dan mekanisme pelaksanaan kegiatan program. Namun tidak tertutup kemungkinan, bahwa
target mutu sarana prasana pendidikan diturunkan, karena dianggap terlalu berat atau tidak sepadan
dengan sumber daya pendidikan (tenaga dan dana ) yang tersedia.

E. Pengelolaan Bengkel
Bahan dan peralatan bengkel dapat dipergunakan secara tidak terbatas. Suatu bahan dapat
dipergunakan dalam bentuk dasarnya, tetapi juga dapat atau dipergunakan dengan berbagai cara,
misalnya mesin bubut, las, dapat dipergunakan dengan suatu cara yang sederhana, tetapi juga dapat
dipergunakan dengan bermacam cara yang lebih majemuk. Bila pengadaan bahan dan peralatan
bengkel itu ditujukan untuk kelompok peserta didik SMK, maka penggunaannya harus diatur sedemikian
rupa agar setiap peserta didik mendapat kesempatan atau giliran untuk menggunakannya secara aktif;
dan bahan dan peralatan itu dapat dipergunakan sesuai dengan tujuan pengembangan seluruh aspek
pengembangan keterampilan peserta didik. Beberapa masalah dalam penggunaan alat bengkel yang
perlu diperhatikan, antara lain: (1) apakah bahan atau peralatan yang dipergunakan tidak mengganggu
kesehatan peserta didik (beracun, berdebu, kotor), (2) apakah bahan atau peralatan yang dipergunakan
tidak berbahaya bagi peserta didik (benda-benda runcing, benda yang tajam, arus listrik kuat), (3)
apakah bahan atau alat bengkel yang dipergunakan tidak memungkinkan peserta didik cedera (air
panas, api las, mata bor), (4) apakah sebelumnya telah diajarkan kepada peserta didik tentang
penggunaan bahan dan peralatan bengkel secara tepat dan benar.
Pengelolaan dan penggunaan alat bengkel tersebut meliputi perencanaan, pengadaan, penyimpanan,
pemeliharaan, rutinitas penggunaan serta evaluasi dalam pengelolaan dan penggunaan alat bengkel.
1. Perencanaan
Sebelum menentukan jenis alat bengkel yang diperlukan, perlu direncanakn dengan
mempertimbangkan: (a) jumlah dan usia peserta didik, (b) system pendidikan yang berlaku, (c)
keuangan, (d) persiapan ruangan bengkel.
2. Pengadaan
Selanjutnya, dalam pengadaan alat bengkel perlu memperhatikan: (a) pemahaman tentang alat-alat
bengkel, (b) alat bengkel yang perlu ada di dalam ruangan, (c) alat bengkel yang ada di luar ruangan.
3. Penyimpanan dan Pemeliharaan.
Selain penyimpanan yang teratur terhadap alat bengkel, juga perlu diperhatikan kelembaban ruang
udara. Untuk menyimpan alat bengkel dapat digunakan rak, lemari tertutup, dan ruangan terbuka di
luar bengkel.
4. Penggunaan dan Keteraturan Penggunaan
Dua hal yang perlu diperhatikan adalah konsep keselamatan dan keteraturan kerja. Tempat peserta
didik menggunakan alat bengkel sebaiknya dikondisikan sebagai tempat yang memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk dapat berkonsentrasi dengan baik dan menjadikan peserta didik tersebut
menikmati masa diklatnya. Misalnya tempat tersebut cukup luas dan tidak terganggu dengan alat
bengkel lainnya.
5. Evaluasi Penggunaan Alat Bengkel
Evaluasi penggunaan dan pengelolaan alat bengkel ini meliputi: (a) pendataan penggunaan dan (b)
mendata cara mengurus alat bengkel. Dari evaluasi ini dapat diketahui kelompok alat bengkel yang
masih baik, yang sudah rusak tapi masih bisa diperbaiki, yang tingkat kerusakaannya sudah tinggi, dan
yang sudah waktunya untuk diganti.
Manajemen Sarana Prasarana dalam Sistem Persekolahn

A. Pengertian dan Tujuan Manajemen Sarana dan Prasarana.

Manajemen berasal dari kata To Manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses
dan diatur berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu. G.R. Terry menyatakan bahwa
manajemen adalah satu proses yang khas yang terdiri dari tindakantindakan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai
sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
Lainnya. Jadi manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan Ada
kaitan yang erat antara organisasi, administrasi dan manajemen. Administrasi dan manajemen tidak
dapat dipisahkan dan harus merupakan suatu kesatuan, hanya saja kegiatannya yang dapat dibedakan
sesuai dengan perbedaan kedua wawasan. Administrasi lebih sempit dari manajemen, dalam
administrasi tercakup dalam manajemen. Secara spesifik administrasi merupakan satu bidang dari
manajemen sebab manajemen terdiri dari enam bidang, yakni production, marketing, financial,
personal, human relation dan administrative management

Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah sarana berarti alat langsung untuk mencapai tujuan
pendidikan, misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya. Sedangkan menurut
rumusan Tim Penyusun Pedoman Pembukuan Media Pendidikan Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan, yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam
proses belajar mengajar, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur, efektif dan efesien.

Adapun secara etimologis prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan dalam
pendidikan. Misalnya: lokasi atau tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan
sebagainya. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak
langsung menunjang proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan misalnnya lokasi atau tempat,
bangunan sekolah, lapangan olahraga, ruang dan sebagainya. Sedangkan sarana pendidikan adalah
semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses
pendidikan di sekolah, seperti: ruang , buku, perpustakaan, labolatarium dan sebagainya.

Menurut Soebagio, M. S., manajemen sarana dan prasarana merupakan proses kegiatan perencanaan,
pengorganisassian, pengadaan, pemeliharaan, penghapusan dan pengendalian logistik atau
perlengkapan.Dengan demikian dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa manajemen sarana dan
prasarana pendidikan adalah semua komponen yang sacara langsung maupun tidak langsung
menunjang jalannya proses pendidikan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan itu sendiri.
Sedangkan standar sarana dan prasarana dalam setiap satuan pendidikan telah tercantum dalam PP No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 42 :

1. Setiap satuan pendidikan wajib memilik sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

2. Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Menurut Peraturan Mendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA disebutkan bahwa :

Standar Sarana dan Prasarana SD/MI

1. Lahan

a. Lahan untuk SD/MI memenuhi ketentuan rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik.

b. Luas lahan yang dimaksud adalah luas lahan yang dapat digunakan secara efektif untuk
membangun prasarana sekolah berupa bangunan gedung dan tempat bermain/berolahraga.

c. Lahan terhindar potensi bahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan jiwa, serta memiliki
akses untuk penyelamatan dalam keadaan darurat.

d. Lahan terhidar dari gangguan-gangguan pencemaran air, pencemaran udara, dan kebisingan.

2. Bangunan Gedung

a. Bangunan gedung memenuhi ketentuan rasio minimum luas lantai terhadap peserta didik.

b. Bangunan gedung memenuhi ketentuan tata bangunan .

c. Bangunan gedung memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan keamanan.

d. Bangunan gedung menyediakan fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman
termasuk bagi penyandang cacat.

e. Bangunan gedung dilengkapi sistem keamanan.

f. Bangunan gedung dilengkapi instalasi listrik dengan daya minimum 900 watt.

g. Kualitas bangunan gedung minimum permanen kelas B, sesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal
45, dan mengacu pada Standar PU.
h. Bangunan gedung baru dapat bertahan meimum 20 tahun.

Menurut keputusan menteri P dan K No 079/ 1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar
yaitu :

1. Bangunan dan perabot sekolah.

2. Alat pelajaran yang terdiri dari pembukuan, alat-alat peraga dan laboratorium.

3. Media pendidikan yang dapat di kelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat
penampil dan media yang tidak menggunaakan alat penampil.

Selain memberi makna penting bagi terciptanya dan terpeliharanya kondisi sekolah yang
optimalmanajemen sarana dan prasarana sekolah berfungsi sebagai:

1. Memelihara agar tugas-tugas murid yang di berikan oleh guru dapat terlaksana dengan lancar dan
optimal

2. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala kebutuhan yang di perlukan dalam proses belajar
mengajar.

Adapun yang menjadi tujuan dari administrasi saran dan prasarana adalah tidak lain agar semua
kegiatan tersebut mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Perinciannya sebagai berikut:

1. Mewujudkan situasi dan kondisi sekolah yang baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar ,yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan semaksimal
mungkin

2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi dalam


pembelajaran

3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan
siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam proses
pembelajaran

4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifat-
sifat individunya.

B. Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana

Agar tujuan-tujuan manajemen sarana dan prasarana pendidikan, sebagaimana diuraikan di atas bisa
tercapai ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola sarana dan prasarana
pendidikan di sekolah. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
1. Prinsip pencapaian tujuan,

Bahwa sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus selalu dalam kondisi siap pakai bilamana akan
didayagunakan oleh personel sekolah dalam rangka pencapaian tujuan proses belajar mengajar.

2. Prinsip efisiensi,

Bahwa dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah dilakukan
dengan perencanaan yangseksama, sehingga bisa memperoleh fasilitas yang berkualitas baik dengan
harga yang relatif murah. Dengan prinsip efisiensi berarti bahwa pemakaian semua fasilitas sekolah
hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat mengurangi pemborosan. Maka
perlengkapan sekolah hendaknya di lengkapi dengan petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya.
Petunjuk teknis tersebut di komunikasikan kepada semua personil sekolah yang di perkirakan akan
menggunakannya. Selanjutnya, bilamana di pandang perlu, di lakukan pembinaan terhadap semua
personel.

3. Prinsip Administratif,

Bahwa di Indonesia terdapat sejumlah peraturan perundang-undangan yang berkenaan dengan sarana
dan prarana pendidikan sebagai contoh adalah peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan
perlengkapan milik negara. Dengan prinsip administratif berarti semua perilaku pengelolaan
perlengkapan pendidikan di sekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan,
instruksi, dan pedoman yang telah di berlakukan oleh pemerintah. Sebagai upaya penerapannya, setiap
penanggung jawab pengelolaan perlengkapan pendidikan hendaknya memahami semua peraturan
perundang-undangan tersebut dan menginformasikan kepada semua personel sekolah yang di
perkirakan akan berpartisipasi dalam pengelolaan perlengkapan pendidikan

4. Prinsip kejelasan tanggung jawab

Bahwa manajemen sarana dan prasarana pendidikan di sekolah harus di delegasikan kepada personel
sekolah yang mampu bertanggungjawab. Apabila melibatkan banyak personel sekolah dalam
manajemennya maka perlu adanya deskripsi tugas dan tanggungjawab yang jelas untuk setiap personel
sekolah.

5. Prinsip Kekohesifan

Bahwa prinsip kekohesifan berarti manajemen perlengkapan pendidikan di sekolah hendaknya


terealisasikan dalam bentuk proses kerja sekolah yang sangat kompak. Oleh kerena itu, walaupun semua
orang yang terlibat dalam pengelolaan perlengkapan itu telah memiliki tugas dan tanggung jawab
masing-masing, namun antara satu dengan yang lainnya harus selalu bekerja sama dengan baik.
C. Ruang Lingkup dari Manajemen Sarana dan Prasarana

Ruang lingkup Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dilihat dari segi prasarana dibedakan
menjadi dua yakni bangunan dan prasarana umum. Sedangkan dari segi sarana pembelajaran dan
sarana sumber belajar lebih jauh macam-macam sarana dan prasarana pendidikan sebagai berikut:

1. Ditinjau dari habis tidaknya dipakai

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu:

a. Sarana pendidikan yang habis dipakai.

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis
dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai contohnya adalah kapur tulis yang biasanya digunakan guru
dan siswa dalam pembelajaran, besi, kayu, dan kertas karton yang seringkali digunakan oleh guru dalam
mengajar materi pelajaran keterampilan. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang
apabila dipakai satu kali pakai atau beberapa kali bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.

b. Sarana pendidikan yang tahan lama.

Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara
terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Beberapa contohnya adalah bangku sekolah, mesin tulis,
atlas, globe dan beberapa peralatan olah raga.

2. Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan.

a. Sarana pendidikan yang bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan
sesuai dengan kebutuhan pemakaiannya. Lemari arsip sekolah misalnya, merupakan sarana pendidikan
yang bisa dipindahkan kemana-mana bila diinginkan. Demikian pula bangku sekolah termasuk sarana
pendidikan yang bisa digunakan atau dipindahkan kemana saja.

b. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif
sangat sulit untuk dipindahkan. Misalnya saja suatu sekolah yang sudah memiliki saluran dari PDAM.
Semua peralatan yang berkaitan dengan itu, seperti pipanya, relative tidak mudah untuk dipindahkan ke
tempat-tempat tertentu.

3. Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar.

Sarana Pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar
mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran.
a. Alat pelajaran
Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya
buku, alat tulis, dan alat praktik.

b. Alat peraga
Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau
benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak
sampai dengan yang konkret.

c. Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses
belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan.
Ada tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual.

Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam:

1. Prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori,
ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan dan ruang laboratorium.

2. Prasarana yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara
langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Contohnya adalah ruang kantor, kantin
sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru,
ruang kepala sekolah dan tempat parkir kendaraan.

D. Komponen dalam Manajemen Sarana dan Prasarana.

1. Lahan

Lahan yang di perlukan untuk mendirikan sekolah harus disertai dengan tanda bukti kepemilikan yang
sah dan lengkap (sertifikat), adapun jenis lahan tersebut harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :

a. Lahan terbangun adalah lahan yang diatasnya berisi bangunan.

b. Lahan terbuka adalah lahan yang belum ada bangunan diatasnya.

c. Lahan kegiatan praktek adalah lahan yang di gunakan untuk pelaksanaan kegiatan praktek.

d. Lahan pengembangan adalah lahan yang di butuhkan untuk pengembangan bangunan dan
kegiatan praktek.

Lokasi sekolah harus berada di wilayah pemukiman yang sesuai dengan cakupan wilayah sehingga
mudah di jangkau dan aman dari gangguan bencana alam dan lingkungan yang kurang baik.

2. Ruang

Secara umum jenis ruang di tinjau dari fungsinya dapat di kelompokkan dalam :
a. Ruang pendidikan

Ruang pendidikan berfungsi untuk menampung proses kegiatan belajar mengajar teori dan praktek
antara lain : ruang perpustakaaan, ruang laboratorium, ruang kesenian, ruang olah raga, dan ruang
keterampilan.

b. Ruang administrasi

Ruang administrasi berfungsi untuk melaksanakan berbagai kegiatan kantor. Ruang administrasi terdiri
dari : ruang kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, dan gudang.

c. Ruang penunjang

Ruang penunjang berfungsi untuk menunjang kegiatan yang mendukung proses kegiatan belajar
mengajar antara lain : ruang ibadah, ruang serbaguna, ruang koperasi sekolah, ruang UKS, ruang OSIS,
ruang WC / kamar mandi, dan ruang BP.

3. Perabot

Secara umum perabot sekolah mendukung 3 fungsi yaitu : fungsi pendidikan, fungsi administrasi, dan
fungsi penunjang. Jenis perabot sekolah di kelompokkan menjadi 3 macam:

a. Perabot pendidikan adalah semua jenis mebel yang di gunakan untuk proses kegiatan belajar
mengajar

b. Perabot administrasi adalah perabot yang di gunakan untuk mendukung kegiatan kantor.

c. Perabot penunjang perabot yang di gunakan atau di butuhkan dalam ruang penunjang. Seperti
perabot perpustakaan, perabot UKS, perabot OSIS.

4. Alat dan Media Pendidikan

Setiap mata pelajaran sekurang-kurangnya memiliki satu jenis alat peraga praktek yang sesuai dengan
keperluan pendidikan dan pembelajaran, sehingga dengan demikian proses pembelajaran tersebut akan
berjalan dengan optimal.

5. Buku atau Bahan Ajar

Bahan ajar adalah sekumpulan bahan pelajaran yang di gunakan dalam kegiatan proses belajar
mengajar.

E. Proses Manajemen Sarana dan Prasarana

Jenis peralatan dan perlengkapan yang di sediakan di sekolah dan cara-cara pengadministrasiannya
mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar. Persediaan yang kurang dan tidak
memadai akan menghambat proses belajar mengajar, demikian pula administrasinya yang jelek akan
mengurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut, sekalipun peralatan dan perlengkapan
pengajaran itu keadaannya istimewa. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah penyediaan
sarana di sekolah di sesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya di masa
mendatang.

Pada garis besarnya, manajemen sarana dan prasarana meliputi perencanaan, pengadaan, inventarisasi,
penggunaan, pemeliharaan/perawatan, penghapusan, dan pelaporan.

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), kata perencanaan berasal dari kata rencana yang
mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada masa
yang akan datang. Menurut Terry (2005), perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang digariskan. Hal senada juga dikemukakan oleh Nana Sudjana
(2002) bahwa perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Selanjutnya, oleh Dwiantara dan Sumarto
(2004) dikemukakan bahwa perencanaan adalah merupakan kegiatan pemikiran, penelitian,
perhitungan, dan perumusan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di masa yang akan datang, baik
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan, pengelolaan, penggunaan,
pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan prasarana. Berdasarkan pengertian di atas, pada
dasarnya perencanaan merupakan suatu proses kegiatan untuk menggambarkan sebelumnya hal-hal
yang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini
perencanaan yang dimaksud adalah merinci rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi
atau pembuatan peralatan dan perlengkapan sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian perencanaan
sarana dan prasarana persekolahan dapat didefinisikan sebagai keseluruhanproses perkiraan secara
matang rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan
perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.

Pada dasarnya tujuan diadakannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan adalah:
(1) Untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan, (2) Untuk
meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan, yaitu: (1) Dapat membantu dalam menentukan tujuan, (2) Meletakkan dasar-
dasar dan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan, (3) Menghilangkan ketidakpastian, dan (4)
Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan
bahkan juga penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Prosedur Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan.

1) Identifikasi dan Menganalisis Kebutuhan Sekolah


Identifikasi adalah pencatatan dan pendaftaran secara tertib dan teratur terhadap seluruh kebutuhan
sarana dan prasarana sekolah yang dapat menunjang kelancaran proses belajarar mengajar, baik untuk
kebutuhan sekarang maupun yang akan datang.

2) Mengadakan Seleksi

Dalam tahapan mengadakan seleksi, perencanaan sarana dan prasarana meliputi (1) menyusun konsep
program, dengan prinsipnya ada penanggung jawab yang memimpin pelaksanaan program, ada kegiatan
kongkrit yang dilakukan, ada sasaran (target) terukur yang ingin dicapai, ada batas waktu, ada alokasi
anggaran yang pasti untuk melaksanakan program; (2) pendataan, hal-hal yang diperhatikan adalah jenis
barang, jumlah barang, dan kondisi (kualitas) barang.

3) Sumber Anggaran/Dana

Fungsi perencanaan penganggaran adalah untuk memutuskan rincian menurut standar yang berlaku
terhadap jumlah dana yang telah ditetapkan sehingga dapat menghindari pemborosan

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Persekolahan

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan yang sesuai dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam konteks persekolahan, pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan
cara menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud
untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan
yang diinginkan. Pengadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi operasional pertama dalam
manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan
serangkaian kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan
kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat, dengan harga
dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

a. Cara-cara Pengadaan Sarana dan Prasarana Sekolah

Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan tersebut adalah
sebagai berikut.

1) Pembelian

Pembelian adalah merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan dengan jalan sekolah membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual
atau supplier untuk mendapatkan sejumlah sarana dan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua
belah pihak. Pengadaan sarana dan prasarana dengan cara pembelian ini merupakan salah satu cara
yang dominan dilakukan sekolah dewasa ini
2) Pembuatan Sendiri

Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau pegawai.
Pemilihan cara ini harus mempertimbangkan tingkat efektifitas dan efesiensinya apabila dibandingkan
dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang lain.

3) Penerimaan Hibah atau Bantuan

Penerimaan hibah atau bantuan yaitu merupakan cara pemenuhan sarana dan prasaran pendidikan
persekolahan dengan jalan pemberian secara cuma-cuma dari pihak lain. Penerimaan hibah atau
bantuan harus dilakukan dengan membuat berita acara.

4) Penyewaan

Yang dimaksud dengan penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan dengan jalan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain untuk
kepentingan sekolah dengan cara membayar berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan
sarana dan prasarana bersifat sementara dan temporer.

5) Pinjaman

Yaitu penggunaan barang secara cuma-cuma untuk sementara waktu dari pihak lain untuk kepentingan
sekolah berdasarkan perjanjian pinjam meminjam. Pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan prasarana bersifat
sementara dan temporer dan harus mempertimbangkan citra baik sekolah yang bersangkutan.

6) Pendaurulangan

Yaitu pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara memanfaatkan barang yang sudah tidak
terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah.

7) Penukaran

Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
organisasi atau instansi lain.

8) Perbaikan atau Rekondisi

Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan memperbaiki
sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu unit sarana dan
prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara instrumen sarana dan
prasarana yang rusak sehingga instrumen-instrumen yang baik tersebut dapat disatukan dalam satu unit
atau beberapa unit, dan pada akhirnya satu atau beberapa unit sarana dan prasarana tersebut dapat
dioperasikan atau difungsikan

b. Prosedur Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Prosedur pengadaan barang dan jasa harus mengacu kepada Kepres No. 80 tahun 2003 yang telah
disempurnakan dengan Permen No. 24 tahun 2007. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah umumnya melalui prosedur sebagai berikut:

1) Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana.

2) Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

3) Membuat proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujuakan kepada pemerintah bagi
sekolah negeri dan pihak yayasan bagi sekolah swasta.

4) Bila disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat persetujuan dari pihak
yang dituju.

Setelah dikunjungi dan disetujui maka sarana dan prasarana akan dikirim ke sekolah yang mengajukan
permohonan pengadaan sarana dan prasarana tersebut

3. Inventarisasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan Persekolahan

Inventarisasi berasal dari kata inventaris (Latin = inventarium) yang berarti daftar barang-barang,
bahan dan sebagainya. Inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan adalah pencatatan atau
pendaftaran barang-barang milik sekolah ke dalam suatu daftar inventaris barang secara tertib dan
teratur menurut ketentuan dan tata cara yang berlaku.

Tujuan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan persekolahan secara umum, inventarisasi
dilakukan dalam rangka usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah. Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan
tujuan-tujuan sebagai berikut:

1) Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu
sekolah.

2) Untuk menghemat keuangan sekolah baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan
penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

3) Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk materil
yang dapat dinilai dengan uang.

4) Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu
sekolah.
4. Penggunaan

5. Pemeliharan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

a. Hakikat Pemeliharan Sarana Dan Prasarana Pendidikan

Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan
pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan
secara berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan. Pemeliharaan merupakan
kegiatan penjagaan atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut kondisinya
baik dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala daya upaya yang terus menerus untuk
mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik. Pemeliharaan dimulai dari pemakaian
barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus
dilakukan oleh petugas yang mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.

b. Tujuan pemeliharaan

1) Untuk mengoptimalkan usia pakai perlatan. Hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek
biaya, karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan merawat
bagian dari peralatan tersebut.

2) Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga
diperoleh hasil yang optimal.

3) Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pencekkan secara rutin dan
teratur

4) Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut.

c. Macam-macam Pekerjaaan Pemeliharaan

1) Perawatan terus menerus (teratur, rutin)

2) Perawatan berkala

3) Perawatan darurat

4) Perawatan preventif

cara perawatan sarana dan prasarana yang dilakukan sebelum sarana dan prasarana tersebut
mengalami kerusakan Tujuannya adalah untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan sarana dan
prasarana tidak bekerja dengan normal dan membantu agar sarana dan prasarana dapat aktif sesuai
dengan fungsinya.
d. Hal-hal yang Perlu diperhatikan sehubungan dengan pemeliharaan/perawatan sararan
prasarana Persekolahan

1) Tenaga kerja/tenaga sukarela

2) Alat dan bahan

3) Jenis atau spesifikasi barang, ada yang perlu perawatan secara rutin ada juga yang hanya dilakukan
secara berkala.

6. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan Persekolahan

a. Pengertian Penghapusan Sarana dan Prasarana

Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari
pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih
operasional penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris, kerena sarana dan prasarana
tersebut sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan
pelaksanaan pembelajaran di sekolah.

Penghapusan sarana dan prasarana dilakukan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang


berlaku. Penghapusan sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan
persekolahan harus mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam pelaksanaannya. Oleh
karena muara berbagai pertimbangan tersebut tidak lain adalah demi efektivitas dan efisiensi kegiatan
persekolahan.

a. Tujuan Penghapusan Sarana dan Prasarana

Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk:

1) Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan sarana


dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan atau rusak dan sudah tidak dapat digunakan
lagi.

2) Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.

3) Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi.

4) Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

b. Syarat-syarat Sarana dan Prasarana yang Dapat Dihapuskan

1) Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.
2) Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.

3) Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya pemeliharaan.

4) Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.

5) Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya barang kimia).

6) Barang yang berlebih jika disimpang lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai lagi.

7) Dicuri, terbakar, musnah sebagai akibat bencana alam.

7. Pelaporan

Penggunaan sarana prasarana inventaris sekolah harus dipertanggungjawabkan dengan jalan membuat
laporan penggunaan barang-barang tersebut yang ditujukan kepada instansi terkait. Laporan tersebut
sering disebut dengan mutasi barang. Pelaporan dilakukan sekali dalam setiap triwulan, terkecuali bila di
sekolah itu ada barang rutin dan barang proyek maka pelaporan pun seharusnya dibedakan.

F. Hubungan Sarana Prasarana dengan Program Pengajaran

Jenis peralatan dan perlengkapan yang di sediakan di sekolah dan cara-cara pengadministrasiannya
mempunyai pengaruh besar terhadap program mengajar-belajar. Persediaan yang kurang dan tidak
memadai akan menghambat proses belajar-mengajar. Demikian pula administrasinya yang jelek akan
menurangi kegunaan alat-alat dan perlengkapan tersebut, sekalipun peralatan dan perlengkapan
pengajaran itu keadaannya istimewa.

Titik berat dalam hal ini adalah kepada belajar yang di kaitkan dengan masalah-masalah dan kebutuhan
serta kegunaan hasil belajar nanti di dalam kehidupannya. Karena penyediaan saran pendidikan di suatu
sekolah haruslah di sesuaikan dengan kebutuhan anak didik serta kegunaan hasilnya di masa-masa
mendatang

Anda mungkin juga menyukai