Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Hidup penuh dengan resiko yang terduga maupun tidak terduga, oleh
karena itulah kita perlu memahami tentang asuransi. Beberapa kejadian alam
yang terjadi pada tahun-tahun belakangan ini dan memakan banyak korban,
baik korban jiwa maupun harta, seperti mengingatkan kita akan perlunya
asuransi. Penggunaan asuransi tentu sudah tidak asing lagi bagi kebanyakan
orang, mengingat jumlah pengguna asuransi semakin hari semakin tinggi di
Indonesia. Tingginya pengguna asuransi ini didominasi oleh berbagi macam
produk asuransi seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, serta asuransi
perlindungan harta (mobil, rumah, dll). Kesadaran masyarakat akan
pentingnya asuransi telah semakin tinggi. Namun hal tersebut tidak serta merta
membuat semua pengguna asuransi mengerti mengenai apa sebenarnya
manfaat dan keuntungan yang didapatkan dalam asuransi yang digunakan oleh
mereka, hal ini bisa terjadi akibat kurangnya pemahaman mengenai ketentuan
serta kebijakan yang ditetapkan di dalam asuransi itu sendiri.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian asuransi?
2. Apa dasar-dasar hukum asuransi ?
3. Apa fungsi dari asuransi dan tujuan asuransi ?
4. Bagaimana pengolongan asuransi ?
5. Apa prinsip-prinsip dalam asuransi ?
6. Apa itu polis asuransi ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian asuransi
2. Untuk mengetahui dasar-dasar hukum asuransi
3. Untuk mengetahui apa fungsi dari asuransi
4. Untuk mengetahui bagaimana pengolongan asuransi beserta tujuannya
5. Untuk mengetahui apa prinsip-prinsip dalam asuransi
6. Untuk mengetahui apa itu polis asuransi
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ASURANSI
Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau
perlindungan dari risiko kerugian keuangan dengan cara mengalihkan resiko
kepada pihak lain. Berikut adalah definisi asuransi .
3
mempertimbangkan usaha untuk mengurangi resiko yang dihadapi. Pada
tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk
mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu
anggota keluarga yang menghadapi resiko cacat atau meninggal.
1. Fungsi Utama
a) Pengalihan Resiko
4
peristiwa tidak terduga dapat diatasi dengan kepastian akan ganti rugi
atau santunan klaim.
b) Penghimpun Dana
c) Premi Seimbang
Tujuan Asuransi
5
3. Pemerataan biaya yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti atau membayar sendiri
kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti.
4. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan
5. Sebagai tabungan karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk
asuransi jiwa.
6. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia
tidak dapat berfungsi atau bekerja.
D. PENGGOLONGAN ASURANSI
6
1. Asuransi Sukarela
Adalah merupakan pertanggung yang dilakukan dengan cara sukarela yang
dilakukan atas dasar ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya resiko
kerugian-kerugian atas suatu yang dipertanggungkan, misalnya asuransi
kendaraan bermotor, kebakaran, pendidikan, kematian.
2. Asuransi Wajib
Adalah bersifat wajib yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait dimana
pelaksanaannya dilakukan berdasarkan peraturan undang-undang yang
telah ditetapkan, misalnya jaminan sosial tenaga kerja ( Jamsostek ) dan
asuransi kesehatan.
3. Asuransi Kredit
1. Usaha Asuransi
7
Usaha Asuransi terbagi atas :
a) Asuransi Kerugian ( Non Life Insurance )
Merupakan usaha memberikan jasa dalam penanggulangan resiko
kerugian atas, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada
pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
c) Reasuransi ( Reinsurance )
Merupakan sistem penyebaran resiko di mana penanggung
menyebarkan seluruh atau sebagaian resiko pertanggungan yang
ditutupnya kepada penanggung yang lain.
2. Usaha Penunjang
Usaha asuransi ini terbagi atas :
a) Pialang Asuransi
Merupakan usaha jasa yang memberikan perantaraan dalam penutupa
asuransi dan penanganan penyelesaian ganti kerugian yang bertindak
untuk kepentingan tertangung.
b) Pialang Reasuransi
Memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan
penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dengan bertindak untuk
kepentingan perusahaan asuransi tersebut.
8
d) Konsultan Aktuvaria
Merupakan usaha yang memberikan jasa konsultan aktuvaria.
e) Agen Asuransi
Merupakan pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka
jasa pemasaran asuransi untuk dan atas nama penanggung.
2. Indemnitas ( Indemnity )
9
tertanggung yang telah mengalami kerugian sama dengan keadaan
sebelum terjadinya kerugian. Dengan dipergunakan prinsip indeminitas
didalam asuransi didasarkan pada asas hukum perdata, yaitu larangan
memperkaya sendiri selama melawan hukum atau memperkaya diri tanpa
hak .
10
itu. Secara umum Subrogasi berarti penggantian pihak yang berhak, dalam
suatu hubungan hukum perihal hak-haknya terhadap pihak yang berwajib.
Dalam hal ini asuransi si terjamin merupakan pihak berhak dalam suatu
hubungan hukum dengan seorang ketiga, berhubungan dengan kerugian
yang dijamin oleh penanggung. Menurut undang-undang subrogasi dapat
terjadi bila berlaku dua faktor berikut :
a) Apabila tertanggung di samping mempunyai hak terhadap penanggung
juga mempunyai hak terhadap pihak ketiga.
b) Hak-hak itu timbul karena kerugian, misalnya hak subrogasi timbul
degan sendirinya sehingga tidak perlu ditentukan dalam polis, tetapi
kadang-kadang dimuat dalam polis sebagai klausula subrogasi.
5. Proxima Causa
Dalam Pasal 276 KUH Dagang dan Pasal 249 KUH Dagang
menyatakan bahwa jika kerugian yang diderita oleh si tertanggung sendiri
disebabkan karena kebusukan, cacat, sifat atau macam dari baranngnya
sendiri ( Objek Asuransi ) maupun karena kesalahan, kesengajaan,
kelalaian dari diri si tertanggung sendiri makan dalam hal ini penanggung
dapat dibebaskan dari tanggung jawabnya untuk memberi ganti rugi
kepada tertanggung.
6. Kontribusi
Dalam pasal 278 KUH Dagang menyebutkan bilamana pada polis
yang sama oleh berbagai penanggung, meskipun pada hari-hari yang
berlainan dipertanggungkan untuk lebih dari pada harganya maka mereka
bersama-sama menurut keseimbangan jumlah untuk mana mereka
menandatangani hanya memikul harga sesungguhnya yang
dipertanggungkan.Ketentuan yang sama berlaku, bilamana pada hari yang
sama, mengenai benda yang sama diadakan pertanggungan-pertanggungan
yang berlainan. Asas kontribusi ini hanya berlaku dalam hal-hal seperti
berikut :
11
a) Apabila polis-polis diadakan untuk resiko atau bahaya yang sama
menimbulkan kerugian.
b) Polis-polis itu menutup kepentingan yang sama, dari tertanggung yang
sama, dan terhadap benda yang sama pula.
c) Polis-polis itu masih berlaku pada saat terjadinya kerugian.
F. POLIS ASURANSI
Polis Asuransi adalah kontrak tertulis antara maskapai asuransi dan pihak
yang dijamin memuat persyaratan dan ketentuan perjanjian. Dengan demikian,
dalam setiap perjanjian perlu dibuat bukti tertulis atau surat perjanjian antara
pihak-pihak yang mengadakan perjanjian sebagai bukti tertulis telah terjadi
perjanjian asuransi. Untuk itu dikeluarkan surat yang disebut dengan polis
sesuai dengan Pasal 255 KUH Dagang.
12
Isi polis menurut Pasal 256 KUHD surat polis bagi segala jenis asuransi harus
memuat :
Berikut contoh beberapa isi polis dalam beberapa asuransi kebakaran, asuransi
pertanian, asuransi laut. Bagi asuransi kebakaran menurut Pasal 287 KUHD
dalam polis harus dimuat pula :
13
Bagi isi polis asuransi pertanian menurut pasal 299 KUHD dalama surat polis
asuransi harus dimuat pula :
Sedangkan contoh isi polis dalam asuransi laut menurut Pasal 592 KUHD
dalam polis harus memuat pula :
1. Nama nahkoda dan nama kapal, dengan disebutkan macam kapal yang
dipakai untuk mengangkut barang-barang yang dijamin. Apabila yang
dijamin adalah kapalnya sendiri, maka harus disebutkan pula apa kapal itu
terbuat dari kayu api, atau keterangan dari pihak terjamin bahwa ia tidak
tahu hal itu.
2. Tempat, dimana barang-barang yang dijamin, telah atau akan dimasukan
dalam kapal.
3. Pelabuhan, dari mana kapalnya harus berangkat.
4. Pelabuhan, di mana kapalnya harus mengeluarkan muatan.
5. Tempat, di mana bahaya bagi barang-barang yang dijamin, mulai
ditanggung oleh pihak penjamin.
6. Nilai harga kapal yang dijamin, ini semua dengan pengecualian yang
dimungkinkan dalam titel 9 dari buku II KUHD.
Dalam polis sendiri terdapat sifat khusus polis, yang dimaksud dengan sifat
polis khusus adalah mengenai hal-hal yang secara mutlak harus dimuat dalam
polis, dalam arti bahwa hal-hal tidak dimuat maka persetujuan asuransinya
batal.
Mengenai sifat khusus dari polis tersebut diatas telah diatur di beberapa pasal
KUHD dianataranya :
14
1. Pasal 271 KUHD pihak penjamin dapat menyuruh barang-barang yang
dijamin supaya dijamin lagi oleh penjamin lain ( Re asuransi ), sedangkan
menurut pasal 272 ayat (1) apabila seorang terjamin sebagai akibat dari
pemberhentian asuransi dengan perentara hakim, membebaskan pihak
terjamin dari kewajiban-kewajibannya untuk waktu yang akan datang,
maka si terjamin leluasa menyuruh menjamin kepentingannya untuk waktu
yag sama dan terhadap bahaya-bahaya yang sama.
Kalau ini terjadi, maka dalam polis baru harus disebutkan adanya asuransi
yang lama, dan pemberhentian asuransi melalui perantara hakim. Kalau
penyebutan ini dilalaikan, maka menurut pasal 272 ayat(2) asuransi yang
baru adalah batal.
2. Pasal 280 ayat (1) KUHD membuka kemungkinan dalam hal suatu barang
sudah di jamin untuk nilai harga penuh, si terjamin leluasa menyuruh
menjamin lagi barang-barang itu, dengan pengertian bahwa ia dalam
asuransi yang baru hanya dapat meminta kerugian, apabila kerugiannya
tidak diganti sepenuhnya dalam asuransi yang lama. Kalau ini terjadi,
maka menurut pasal 280 ayat (2) dalam polis asuransi yang baru hasrus
dimuat janji-janji yang termuat dalam polis asuransi yang lama. Kalau ini
dilalaikan, maka asuransi yang baru batal. Dengan asuransi yang baru ini,
sebetulnya yang dijamin ialah kemampuan pihak penjamin yang lama
untuk mengganti kerugian yang diderita oelh si terjamin.
4. Pasal 606 ayat (1) KUHD menyatakan bahwa suatu asuransi adalah batal,
apabila diadakan terhadap kapal yang belum sampai pada tempat, dari
mana mulai diadakan jaminan kecuali jika hal itu disebutkan dalam polis.
15
5. Pasal 615 ayat (1) KUHD memungkinkan asuransi terhadap suatu
keuntungan yang diharapkan. Hal ini harus di jelaskan dalam polis dengan
disebutkan secara khusus barang-barang yang bersangkutan. Kalau
penyebutan ini diabaikan, maka asuransi batal.
Dari hal-hal yang tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa adakalanya sah
atau tidaknya suatu asuransi digantungkan pada ya atau tidak disebutkannya
hal-hal tertentu dalam suatu polis. Sifat khusus dari polis ini adalah sifat
istimewa yang tidak terdapat pada suatu tulisan biasa selaku alat bukti.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
17
B. SARAN
Sebagai manusia atau warga masyarakat yang akan mengalami hal yang
terduga maupun tidak terduga yang akan mengakibatkan resiko atau kerugian
sebaiknya kita perlu merencanakan kehidupan ini dengan semaksimal
mungkinn dengan mengantispasinya pada sebuah asuransi sesuai dengan
kebutuhan kita kedepannya.
Sebainklnya kita lebih menyadari betapa petingnya arti sebuah Asuransi
dalam kehidupan saat ini dan belajarlah mendalami apa itu asuransi beserta
dasar-dasar hukumnya karena seiring perkembangan zaman hal itu merupakan
sebuah kebutuhan dalam hal keamanan dari segi keuangan serta usaha-usahan
atau bahkan dunia kesehatan, pendidikan, yang dari semuanya itu kita tak
ingin mengalami sebuah kerugian atau kebangkrutan dalam persaingan zaman
ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
19