Anda di halaman 1dari 3

PAROTITIS

Definisi
Parotitis merupakan penyakit virus akut yang menyerang kelenjar ludah, terutama
kelenjar parotis (sekitar 60%) namun tidak menutup kemungkinan menyerang kelenjar ludah
yang lain seperti kelenjar submaksilaris dan kelenjar submandibulari
Epidemiologi dan Prevalensi.
Parotitis merupakan penyakit infeksi pada anak yang mana pada kasusnya terjadi
sekitar 30 40% kasusnya merupakan penyakit asimptomatik. Merupakan penyakit endemik
yang sering terjadi pada masyarakat urban yang menyebar dengan kontak langsung melalui
percikan air ludah, muntah yang bercampur dengan saliva serta urin.
Mumps dapat terjadi pada semua usia. Tetapi paling sering terjadi pada anak-anak
berusia 5-15 tahun, yaitu 85% dari kasus mumps terjadi pada anak-anak berusia dibawah 15
tahun. Dan jarang sekali terjadi pada orang tua. Penyakit ini muncul sesuai siklus tiap 4 tahun
sekali.2,3 Masa inkubasi terjadinya antara 14-21 hari dan masa inkubasi ini virus dapat
dideteksi melalui saliva. Virus sangat infeksius pada 1 sampai 3 hari sebelum pembengkakan
sampai 2 minggu setelah pembengkakan, sehingga dapat menimbulkan wabah di masyarakat.
Menifestasi Klinis
Gejala umum pada anak, biasanya masa prodormal jarang terjadi, tetapi mungkin
bersama dengan demam, nyeri otot (terutama leher), nyeri kepala dan malaise. Suhu tubuh
biasanya naik sampai 38,5 39,5 oC. Kemudian timbul pembengkakan kelenjar parotis yang
mula mula unilateral tetapi dapat menjadi bilateral. Pada awalnya hanya pembengkakan
hanya terjadi pada rongga antar tepi posterior mandibula dan mastoid, kemudian meluas
dalam deretan yang melengkung ke bawah dan ke depan, yang di batasi oleh zygoma.
Bengkak lebih mudah diliat dengan pandangan daripada dipalpasi karena sudah terjadi
udema kulit dan jaringan lunak yang sudah meluas. Bengkak maksimal yang terjadi hanya
dalam beberapa jam, tetapi puncaknya terjadi pada 1-3 hari. Bengkak tersebut mendorong
lobus telinga ke atas dan keluar serta sudut mandibula tidak dapat dilihat.
Biasanya bengkak tersebut dapat hilang dalam 3 7 hari dimana daerah
pembengkakan tersebut terasa nyeri baik spontan maupun pada perabaan, terlebih apabila
penderita makan atau minum seusatu yang asam. Hal ini merupakan gejala khas dari penyakit
parotitis.

Komplikasi
Mumps dapat menimbulkan komplikasi berupaorchitis, epidedemytis, oophoritis,
pancreatitis, myokarditis, arthritis, dan meningitis. Komplikasi lainnya melibatkan
komplikasi hati dan ginjal. Padaorang dewasa, orchitis atau oophoritis dapat menimbulkan
komplikasi yang serius dan mengakibatkan kemandulan, walaupun kejadiannya jarang.
Meningonsefalitis
Merupakan suatu komplikasi parotitis yang paling banyak ditemui pada anak-anak.
Insiden yang lebih banyak dari komplikasi ini ditemui pada lelaki yaitu sekitar 3-5 kali lebih
banyak. Usia yang tersering ialah tujuh tahun dan 40% berusia di atas 15 tahun.
Meningoensefalistis biasanya terjadi setelah 3-10 hari pembesaran kelenjar parotis. Meskipun
demikian pernah dilaporkan bahwa meningoensefalitis dapat terjadi lebih awal, bahkan dapat
terjadi tanpa adanya pembesaran kelenjar.
Epididimo- Orkitis
Merupakan komplikasi yang tersering pada kelompok anak berusia di atas 11-40 tahun
dan jarang dijumpai pada anak-anak. Pada umumnya peradangan ini timbul setelah terjadinya
pembengkakkan, tetapi kadang-kadang dapat mendahuluinya bahkan dapat merupakan
manifestasi yang tersendiri. Pada umumnya timbul 2 minggu pertama setelah
pembengkakkan.
Oophoritis
Dialami oleh wanita post pubertas
Pankreatitis
Gejala berupa nyeri epigastrium yang hebat dan mendadak, disertai dengan panas,
mengigil, penderita sangat lemah dan mengalamimuntah-muntah persisten. Kadang-kadang
pancreatitis terjadi tanpa disertai adanya pembengkakan kelenjar parotis
Prognosis
Prognosis parotitis epidemika adalah baik.
Tatalaksana
Pencegahan
Pencegahn terhadap parotitis dapat dilakukan dengan imunisasi pasif dan imunisasi
aktif. Imunisasi pasif diberikan hiperimun globulin. Menurut beberapa penelitian bahwa
imunisasi cara ini kurang efektif.
Imunisasi aktif diberikan vaksin virus mumps yang telah dilemahkan. Pemberian
vaksin ini terbukti efektiv dalam meningkatkan kadar antibodi dan memberikan proteksi
sekitar 95 %. Pemakain vaksin ini secara rutin telah dilakukan di Amerika sejak tahun 1970,
biasanya vaksin ini diberikan bersama-sama dengan vaksin campak dan rubela (MMR).
Vaksin ini memberikan respons antibodi yang cukup baik.
Pengobatan
Pemberian antibiotik, NSAID, dan analgesik untuk mengurangi rasa sakit dan
rehidrasi. Mumps tidak direkomendasikan pengobatan dengan antivirus, sebab tidak ada
antivirus yang spesifik untuk jenis paramyxovirus.

DAFTAR PUSTAKA
1. Adam A. R o s e n b e rg , David W. Kaplan, Gerald B.
Merenstein, Mumps(Epidemic Parotitis), dalam Handbook Of
P e d i a t r i c s , E d i s i X V I , Colorado, 1991, hal: 442-444.
2. D B r u n , F u l g i n i t i , K e m p e , S i l v e r : Current Pediatric,
Diagnosis and Treatment, Ed.IX, 1988, 817-818.2.
3. Franklin H. To p , SR., Paul F. We h r l e , Mumps, dalam
Communicable and infectious Disease, Edisi IX, The C.V.Mosby
company, 1972, hal: 427-434
4. Komite medis RSUP Dr. Sardjito dan FK UGM Yogyakarta, Parotitis
Epidemika , dalam standar pelayanan medis, Edisi II, Komite Medis RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta. Indonesia. 1999. hal: 62-64
5. Komite Medis RSUP D r. Sardjito dan FK UGM
Yo g y a k a r t a , P a r o t i t i s Epidemika, dalam Standar Pelayanan
Medis,E d i s i I I , K o m i t e M e d i s RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta, 1999,
hal : 62-64.6
6. Rampengan&Laurents. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak. EGC. Jakarta.
Indonesia. 1995. Hal.74-89
7. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI, Parotiti s, dalam
Ilmu Kesehatan Anak, Edisi VI, infomedika, Jakarta 2000, hal: 629-632.7 .
8. Yvonne, M. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. EGC. Jakarta. Indonesia: 2000

Anda mungkin juga menyukai