Anda di halaman 1dari 110

Islam dan Perubahan Sosial

Studi atas Persepsi Pemikiran Ulama terhadap Penerimaan Teknologi


Modern di Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin Bogor Bogor

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S 1)

Disusun Oleh:

SUPRIYANTO
101032221717

JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
Islam dan Perubahan Sosial
Studi atas Persepsi Pemikiran Ulama terhadap Penerimaan Teknologi
Modern di Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin Bogor Bogor

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta untuk Memenuhi Persyaratan dalam memperoleh
gelar Sarjana Strata Satu (S 1)

Disusun Oleh:

SUPRIYANTO
101032221717

Dibawah bimbingan,

Prof. Dr. M. Bambang Pranowo, MA Dra. Marzuqoh, MA


NIP. 150 170 055 NIP. 150 270 809

JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul Islam dan Perubahan Sosial (Studi atas


Persepsi Pemikiran Ulama terhadap Penerimaan Teknologi Modern di Desa
Cimande Hilir Kecamatan Caringin Bogor) telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pada tanggal 2 Juni 2009. skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada Jurusan Sosiologi Agama.
Jakarta, 12 Juni 2009

Sidang Munaqasyah

Ketua merangkap Anggota, Sekretaris merangkap anggota,

Dr. M. Amin Nurdin, MA Joharotul Jamilah, S.Ag, M. Si


NIP. 150 232 919 NIP. 150 282 401

Anggota:

Penguji 1 Penguji II

Dr. Yusron Razak, MA Drs. M. Nuh Hasan, MA


NIP. 150 216 359 NIP. 150 240 090

Pembimbing

Prof. Dr. M. Bambang Pranowo, MA Dra. Marzuqoh, MA


NIP. 150 170 055 NIP. 150 270 809
ABSTRAK

Supriyanto, Islam dan Perubahan Sosial Studi atas Persepsi Pemikiran


Ulama terhadap Penerimaan Teknologi Modern di Desa Cimande Hilir Bogor.
Skripsi. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Jurusan Sosiologi Agama Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 6 Maret 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran konkrit mengenai


persepsi para ulama dalam menerima teknologi modern di daerah Cimande Hilir
Kecamatan Caringin Bogor Jawa Barat. Hal ini mengingat beberapa kalangan
ulama di daerah tersebut tidak bisa menerima keberadaan teknologi modern dalam
kehidupan mereka, terutama dalam kehidupan beragama.

Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah para ulama yang menerima
keberadaan teknolgi modern di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini,
metode yang digunakan adalah metode kualitatif, dimana data yang diperoleh
melalui observasi dan wawancara disajikan dalam bentuk kata-kata.

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa keengganan ulama/masyarakat di


daerah Cimande Hilir Kecamatan Caringin Bogor Jawa Barat menggunakan
teknologi modern seperti speaker atau pengeras suara dalam beribadah adalah
karena ketakutan mereka akan munculnya sifat riya atau menyombongkan diri.
Selain itu, mereka juga takut jika menggunakan pengeras suara akan mengurangi
kekhusyuan mereka dalam ibadah. Adapun dalam kehidupan, masyarakat di
daerah Cimande Hilir tetap menggunakan berbagai teknologi modern. Dengan
keberadaan teknologi tersebut, memudahkan masyarakat di Desa Cimande Hilir
dalam melakukan berbagai kegiatan.
KATA PENGANTAR

Dengan segenap daya cipta, rasa dan karsa, hamba bersujud di haribaan-

Mu ya Rabbi, seraya berucap puja dan puji syukur. Dia lah Pencipta seluruh

realitas sosial di masyarakat ini. Melalui kreasi hamba-Nya dalam memahami ayat

qauliyah dan kauniyah-Nya, perubahan sosial menjadi keniscayaan bagi keadilan

sosial di dunia ini. Dialah sumber spirit tertinggi, optimisme, dan energi bagi

penulis, sehingga skripsi ini terselesaikan juga. Sekalipun harus melalui proses

yang cukup sulit, panjang, dan melelahkan dalam pengalaman pribadi penulis.

Rangkaian shalawat dan salam terhatur kepada putra padang pasir,

reformis Islam sedunia pertama, insan pilihan Tuhan, pembebas umat manusia

dan alam semesta dari segala bentuk penindasan dan kezaliman. Beliau juga insan

teladan sejati bagi umatnya. Dialah Nabi besar Muhammad Saw.

Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis haturkan kepada:

1. Dr. M. Amin Nurdin, MA, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Dra. Hj. Rosyidah, MA, ketua Jurusan Sosiologi Agama dan Dra.

Joharatul Jamilah, M. Si, sekretaris Jurusan

3. Prof. Dr. M. Bambang Pranowo, MA dan Dra. Marzuqoh, MA, selaku

pembimbing skripsi atas kearifannya untuk meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran bagi penyempurnaan skripsi ini, sekalipun di tengah-tengah

berbagai aktivitas yang dikerjakannya.


4. Seluruh staf pengajar dan karyawan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,

pimpinan dan karyawan perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas

Ushuluddin dan Filsafat yang sudah melayani penulis dalam memenuhi

kebutuhan literatur.

5. Penulis juga mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada ibunda

tercinta (Sadiyah) yang dengan kegigihannya selalu mendoakan putranya

agar menjadi sukses di kemudian hari. Semoga Allah SWT selalu

menjaganya. Juga ayahanda (Ujang Santoso), atas perhatiannya yang tak

mengenal putus asa untuk putra pertamanya ini dalam usaha mencari dan

merasakan setetes air ilmu pengetahuan penyejuk dahaga. Kebanggaan

pun penulis haturkan kepada saudar-saudari tercinta (Ka Evi, Yayu, tante

Mia, Marwiyah, Zakiyah, Abang H. Aceng, Masroh, Tiwi, Tita, Irma,

Ayub Suaebun, dan my best friends di Sosiologi Agama, Samsul, Amin,

Itoh, Ipeh. Kehadiran mereka selalu menjadi energi pembakar semangat.

Makna keberadaan mereka adalah jawaban atas masa depan. lautan

kehidupan yang masih penuh gelombang.

6. Kawan-kawan penulis di Jurusan Sosiologi Agama angkatan 2001 kelas A

dan B yang telah menemani penulis menambah wawasan intelektual

selama kuliah, Fata, Amin, Nur Fadilah, Nuraini dan teman-teman KKS

penulis, Ipeh, Itoh, NIa, Dilla, Nourma, Kokom, Seha, Uswah, Eva, Etri,

Ulum, (jangan lupakan masa-masa indah KKS!), serta teman-teman yang

lain yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

7. Rekan-rekan penulis yang menjadi guru di MI Al-Ikhlas, Bapak H.

Marullah, S.Pd.I (kepala MI Al-Ikhlas), ibu Saadah, ibu Adijah, Ibu Eti
Nurbaeti, Ibu Fatmawati, Ibu Rohiyyah, Ibu Endang, Pak Asmari, Pak

Abdurrahman, Pak Mardalih, Pak Mujalil, selain sebagai panutan, mereka

semua adalah motivator bagi penulis.

8. Pemerintah Kelurahan Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin Bogor,

serta para alim ulama yang berada di kelurahan tersebut yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara demi

terselesaikannya skripsi ini.

9. Para alim ulama yang ada di Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin

Bogor Jawa Barat, yang telah meluangkan waktu kepada penulis untuk

melakukan wawancara demi terselesaikannya penelitian ini.

10. Semua pihak yang telah mengulurkan tangannya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan, khususnya kepada: Arif Ardani, Katimin, Riyanto, dan lain-

lain. Semoga budi baik mereka tersebut di atas, dibalas oleh Allah SWT,

dengan balasan yang berlipat di dunia ini dan di akhirat kelak, Amin.

Akhir kata, kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT, sedangkan

kekhilafan selalu menyelimuti penulis dalam penyusunan skripsi ini, apalagi

skripsi ini adalah merupakan produk pemula. Karena itu, kritik dan saran

konstruktif bagi penyempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Harapan

penulis, semoga karya ini memiliki nilai konstruktif bagi pembaca yang budiman.

Jakarta, 6 Maret 2009

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...................................................i

ABSTRAK........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................iv

DAFTAR ISI ....................................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................6

D. Metodologi Penelitian..........................................................7

E. Sistematika Penulisan ..........................................................10

BAB II KAJIAN TEORI......................................................................11

A. Islam dan Perubahan Sosial..................................................11

1. Pengertian Persepsi ..................................................11

2. Pengertian Islam ......................................................12

3. Pengertian Perubahan Sosial ....................................18

4. Jenis-jenis Perubahan Sosial.....................................23

5. Perubahan Sosial dalam Islam ..................................25

B. Ulama ..................................................................................28

1. Pengertian Ulama ................................................28

2. Karakteristik Ulama.............................................30

C. Teknologi Modern ...............................................................32


1. Pengertian Teknologi Modern..................................32

2. Macam-macam Teknologi Modern ..........................34

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN.....................................38

A. Gambaran Umum Desa Cimande Hilir .................................38

1. Kependudukan.....................................................39

2. Kondisi Ekonomi, Sosial, dan Budaya .................43

B. Keberagamaan Ulama di Desa Cimande Hilir ......................46

BAB IV HASIL PENELITIAN..............................................................51

A. Persepsi Pemikiran Ulama Desa Cimande Hilir terhadap

Perubahan ............................................................................41

B. Arah dan Ruang Lingkup Perubahan Pandangan Ulama Desa

Cimande Hilir ......................................................................58

C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerimaan

Teknologi Modern pada Ulama Desa Cimande Hilir ............66

BAB V PENUTUP................................................................................72

A. Kesimpulan..........................................................................72

B. Saran-saran ..........................................................................73

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................74


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia atau masyarakat selama hidupnya pasti mengalami suatu

perubahan. Perubahan bagi masyarakat maupun bagi orang-orang di luar yang

menelaahnya dapat menjadi peristiwa menarik atau mencolok dan dapat pula

menjadi hal yang tidak menarik untuk diperbincangkan. Perubahan ada yang

berjalan dengan sangat cepat dan ada pula yang lambat. Perubahan di dalam

masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-normal sosial, dan lain

sebagainya.

Perubahan dalam masyarakat telah ada sejak zaman dahulu, namun

dewasa ini perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepat, sehingga untuk

menghadapinya harus ada yang berperan dalam membina dan membimbing

masyarakat dalam mengarungi perubahan yang ada maupun yang akan terjadi.

Manusia memiliki karakter yang beraneka ragam. Tujuan hidup manusia

pun memiliki makna masing-masing, walaupun terkadang dalam hidup ini

terdapat suatu wadah yang telah disajikan oleh Allah SWT, bahwa sesungguhnya

kegiatan manusia yang dijalani dan diperjuangkan selalu bertujuan kepada sebuah

status sosial. Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa seseorang yang berada di muka

bumi ini ingin memiliki status sosial yang baik. Status yang dimiliki oleh

seseorang adalah sebuah peranan, baik peranan di bidang agama, sosial, politik,

ekonomi atau pun budaya.


Konsep pemikiran dapat dipahami sebagai sesuatu yang ada dalam diri

seseorang, sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah SWT yang banyak

dikutip: Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka mengubah apa yang ada dalam diri mereka sendiri.1 Jadi, pemikiran

menyangkut suatu wujud batiniah (ada dalam diri manusia) yang sangat berperan

penting dalam membentuk, mempertahankan dan mengembangkan sesuatu yang

ada dalam masyarakat seperti kejayaan, keruntuhan dan masa depan.2

Agama merupakan pegangan dan pandangan hidup bagi masyarakat dan

berperan di hampir seluruh bidang kehidupan, terutama dalam hal bersosialisasi

dalam kehidupan sehari-hari. Peranan sosial agama ini haruslah dilihat terutama

bagi sesuatu yang mempersatukan di mana dalam pengertian harfiahnya agama

menciptakan suatu ikatan bersama, yaitu dengan adanya kewajiban-kewajiban

sosial keagamaan yang membantu mempersatukan mereka. Dengan nilai-nilai

yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompok

keagamaan, maka agama menjamin adanya persetujuan bersama dalam

masyarakat serta cenderung melestarikan nilai-nilai sosial.3

1
Bunyi ayat tersebut adalah sebagai berikut:
     
 
,-*.   %&'(!* + !"#$ 
<=& 6 1  : -  89 7012 456 3 /012
3 =CEFG(!%H6 1  B2: -  >?@A
8" 2OP&R M<=& 6 L012 J2K. 02I6 
 %J  TU 1  >  SJ - 
(11 :13/ )VW2
Artinya: Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan
di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak
merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri
mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka
tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain
Dia. (Q.S. Al-Radu/13: 11)
2
Taufik Abdullah, Ensiklopedi Dunia Islam, Pemikiran dan Peradaban (Jakarta: Ichtiar
Baru van Hoeve, 2002), h. 1
3
Elizabeth K. Notingham, Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi Agama
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), h. 42
Kehidupan manusia yang terbentang sepanjang sejarah selalu dibayang-

bayangi oleh apa yang disebut agama. Bahkan, dalam kehidupan sekarang pun

dengan kemajuan teknologi supra modern manusia tidak luput dari agama. Agama

lahir pada babak sejarah pra modern. Sebelum masyarakat dan dunia diwarnai

dengan perkembangan pesat ilmu dan teknologi, Peter L. Berger, sebagaimana

yang dikutip oleh Dadang Kahmad, melukiskan agama sebagai suatu kebutuhan

dasar manusia, karena agama merupakan sarana untuk membela diri terhadap

segala kekacauan yang mengancam hidup manusia.4

Manusia adalah makhluk yang bermasyarakat, dan tidak dapat hidup

menyendiri. Akan tetapi manusia memerlukan hubungan satu dengan yang

lainnya, mereka memerlukan beberapa sarana penunjang perkembangan hidupnya.

Adanya beberapa orang manusia yang mengasingkan diri dari pergaulan

masyarakat seperti hidup di gua di tengah hutan belantara, menjauhi pertemuan-

pertemuan dengan manusia lainnya, sebenarnya menyalahi kodrat manusia itu

sendiri.

Namun yang pasti, seluruh umat manusia di dunia ini hidup

bermasyarakat di lingkungannya. Hasan Shadily, sebagaimana yang dikutip oleh

G. Karta Sapoetra, mengatakan: masyarakat adalah golongan besar atau kecil

terdiri dari beberapa manusia, yang dengan satu atau karena sendirinya bertahan

secara golongan dan pengaruh-mempengaruhi satu sama lainnya.5

4
Dadang Kahmad, Sosiologi Agama (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2003), Cet. Ke-3,
h. 119
5
G. Karta Sapoetra R.G. Widyaningsih, Teologi Sosiologi (Bandung: Amigo, 1982), h.
41
Di dalam fenomena kehidupan beragama dan masyarakat, modernisasi

merupakan warna dan nada dalam berkehidupan yang di dalamnya banyak

memiliki pertentangan, perbedaan, persamaan, dan kerja sama. Hal tersebut terjadi

dalam menjalani dan memahami tentang apa yang sebenarnya, harus dilakukan

oleh seorang individu atau kelompok. Di dalam kehidupan bermasyarakat dan

beragama, bukan hanya keselarasan dan keseimbangan yang perlu di bina, akan

tetapi fakta-fakta yang memiliki penyimpangan, perbedaan, maupun perpecahan

(konflik), sebenarnya hal ini yang sangat perlu diperhatikan dan diselesaikan.

Menurut Soerjono Soekanto,6 modernisasi adalah suatu transformasi total

kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta

organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomi dan politik.

Modernisasi biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah, yang

didasarkan pada perencanaan yang biasa dinamakan social planning. Modernisasi

merupakan suatu persoalan yang harus dihadapi masyarakat yang bersangkutan,

sesuai dengan ruang lingkupnya. Oleh karena itu prosesnya meliputi bidang-

bidang yang luas, menyangkut proses disorganisasi, masalah-masalah sosial,

konflik antar kelompok, hambatan-hambatan terhadap perubahan dan sebagainya.

Sedangkan disorgansiasi adalah proses pudarnya atau melemahnya norma-

norma dan nilai-nilai dalam masyarakat karena adanya perubahan. Perwujudan

disorganisasi yang nyata adalah timbulnya masalah-masalah sosial. Masalah ini

dapat dirumuskan sebagai penyimpangan terhadap norma-norma kemasyarakatan

yang merupakan persoalan bagi masyarakat pada umumnya.

6
Soerjono Soekanto, Sosiologi; Suatu Pengantar, (Jakarta: RajaGrafindo, Persada, 2000),
h. 346
Dalam menilai norma-norma agama perlu adanya pemikiran-pemikiran

dan pertimbangan yang sempurna. Hal ini berarti setiap pemikiran yang sudah

melekat dalam agama, mengalami kegoyahan karena adanya suatu perubahan

dalam perkembangan zaman. Pada awalnya, proses disorganisasi yang biasanya

berupa industrialisasi, pengangguran merupakan persoalan yang meminta

perhatian mendalam. Di sinilah peranan agama pun tergangggu karena adanya

faktor-faktor kehidupan dan pemikiran yang serba rasional, sehingga segala

sesuatu yang bersifat irasional dan immaterial sangat sulit untuk dipercayai.

Dalam hal ini, ulamalah yang sangat berperan dalam kehidupan

bermasyarakat karena kebanyakan umat Islam yang ada di Indonesia ini

khususnya masyarakat pedesaan termasuk golongan rakyat awam dan orang-orang

yang berpengetahuan sangat sederhana serta tidak mempunyai keahlian dalam

masalah agama yang ada. Kenyataan yang terlihat di desa Cimande Hilir yang

menjadi sasaran dari studi ini menunjukkan bahwa sebagian ulama atau tokoh

masyarakat di desa tersebut enggan atau tidak mau menerima perubahan sosial

pada diri mereka dan pada masyarakat di sana, padahal kalau kita tahu pentingnya

teknologi pada zaman modern sekarang ini akan banyak membantu kehidupan

masyarakat di sana.

Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk

mengkaji pemikiran ulama dalam perubahan sosial, terutama dalam penerimaan

teknologi modern seperti: alat pengeras suara (TOA), radio, handphone dan lain

sebagainya. Hal ini mengingat di zaman yang modern ini masih ada sebagian

tokoh masyarakat atau ulama yang masih berpegang teguh pada ajaran agama

yang diwariskan oleh orang tua mereka sejak mereka masih kanak-kanak.
Menurut mereka, alat-alat tersebut adalah buatan orang-orang kafir atau Yahudi

yang menurut mereka tidak boleh digunakan atau dipakai. Padahal seandainya

mereka mau menggunakan alat-alat itu, banyak manfaatnya dari pada mudarat-

nya bagi kehidupan mereka sehari-hari. Namun sebagian ulama menginginkan

adanya perubahan yang terjadi di sana agar masyarakat tahu tentang pentingnya

teknologi pada abad sekarang ini. Hasil pengkajian itulah yang kemudian penulis

tuangkan dalam sebuah karya tulis (skripsi) yang berjudul Islam dan

Perubahan Sosial (Studi atas Persepsi Pemikiran Ulama terhadap

Penerimaan Teknologi Modern di Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin

Bogor Bogor).

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk menghindari fokus penelitian yang terlalu jauh serta memudahkan

penulis dalam penelitian, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah

pada persepsi pemikiran ulama di Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin Bogor

Jawa Barat dalam menyikapi teknologi modern seperti alat pengeras suara (TOA),

radio, handphone dan lain sebagainya.

Dari pembatasan masalah tersebut, penulis rumuskan dalam bentuk

pertanyaan:

Bagaimana persepsi pemikiran para ulama dalam menyikapi teknologi

modern di Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin Bogor Jawa Barat?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka ada beberapa tujuan

yang ingin dicapai dari penelitian ini, di antaranya adalah:

1. Untuk mendapatkan gambaran secara umum tentang persepsi pemikiran

ulama dalam menerima teknologi modern di Desa Cimande Hilir Bogor.

2. Untuk mendeskripsikan proses terjadinya perubahan sosial yang terjadi di

Desa Cimande Hilir Bogor dengan persepsi pemikiran ulama tentang

teknologi modern.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat umum tentang persepsi

pemikiran ulama dalam penerimaan teknologi modern di Desa Cimande

Ilir Bogor.

2. Sebagai bahan informasi untuk penelitian dalam praktek lapangan serupa.

3. Sebagai bahan masukan agar para ulama yang ada di Desa Cimande Hilir

Bogor menyadari bahwa masyarakat yang ada sangat memerlukan adanya

perubahan, terutama dalam hal teknologi modern, serta para ulama

menyadari bahwa dirinya adalah Warasat al-anbiy yang artinya pewaris

para Nabi yang meneruskan perjuangannya untuk menyerukan kebaikan.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research yakni

penelitian lapangan yang dilakukan di Desa Cimande Hilir Bogor. Adapun

pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, yaitu

suatu pendekatan yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis


dari orang atau perilaku yang diambil.7 Analisis penelitian dilakukan melalui

kegiatan deskriptif analitis, sebagai upaya memberikan penjelasan serta

gambaran komprehensif tentang peranan ulama dalam persepsi pemikiran

terhadap penerimaan teknologi modern yang terjadi di Desa Cimande Ilir.

Penelitian lapangan yang penulis lakukan diperkuat dengan penelitian

pustaka yang penulis lakukan sebelumnya. Dalam penelitian pustaka, Penulis

mengumpulkan teori-teori yang berhubungan dengan tema penelitian. Buku-

buku yang penulis gunakan sebagai sumber penelitian pustaka meliputi:

Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial karya Phil. Astrid S. Susanto,

Sosiologi Agama karya Dadang Kahmad, Islam Doktrin dan Peradaban,

Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan

Kemodernan karya Nurcholish Madjid, dan buku-buku lainnya yang

berhubungan dengan fokus penelitian.

Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) karangan

Hamid Nasuhi et.al. yang diterbitkan oleh CeQDA tahun 2007.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Cimande Hilir Bogor.

Alasannya adalah karena di desa ini masih terdapat pemikiran yang masih

sangat tradisional dan kolot yang tidak mau menerima perubahan sosial pada

dirinya maupun pada masyarakat setempat. Hal itu terutama berkaitan dengan

teknologi modern pada abad sekarang ini, sehingga dapat dijadikan sebagai

bahan informasi yang akurat. Dengan demikian diharapkan diperoleh data

7
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999), Cet. Ke-5, h. 83
yang dibutuhkan mengenai persepsi pemikiran ulama dalam kaitannya dengan

masuknya teknologi modern.

3. Subjek Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Subjek utama (key informan) penelitian ini adalah ulama yang

berperan di Desa Cimande Hilir Bogor. Para ulama di desa ini yang penulis

jadikan informan adalah mereka yang bisa menerima perubahan dalam bidang

teknologi secara keseluruhan. Untuk memperoleh data, Penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Wawancara

Penulis memperoleh keterangan dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara penanya dengan informan yang dilengkapi dengan

interview guide (pedoman wawancara). Untuk memperoleh data yang

diperlukan, penulis melakukan wawancara dengan beberapa pihak yang

dianggap berwenang atau mengetahui masalah yang sedang diteliti. Dalam

penelitian ini penulis mewawancarai 8 orang ulama yang bisa menerima

keberadaan teknologi di Desa Cimande Hilir Kecamatan Caringin Kabupaten

Bogor..

b. Observasi atau pengamatan langsung

Penulis mengumpulkan data di mana peneliti mengadakan

pengamatan langsung terhadap gejala dan objek yang diteliti untuk

memperkaya data dan interpretasi. Penelitian ini juga menggunakan data

kepustakaan sebagai penunjang.

c. Analisis Data
Setelah hasil penelitian dapat diperoleh, diolah, maka langkah

selanjutnya adalah menganalisanya. Maksudnya adalah penulis menganalisa

persoalan-persoalan apa saja yang terjadi selama penelitian dan adakah hasil

penelitian signifikan dengan permasalahan yang diangkat, sehingga menjadi

sebuah hasil data yang valid untuk mempermudah penulis dalam penyusunan.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini

disesuaikan dengan pokok masalah yang akan dibahas dalam lima bab, yaitu:

BAB I Pendahuluan, yang membahas tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metodologi penelitian, sistematika penulisan

BAB II Kajian Teori, yang membahas tentang Islam dan perubahan sosial,

dimana terdiri dari sub judul pengertian persepsi, pengertian Islam,

pengertian perubahan sosial, jenis-jenis perubahan sosial, kemudian

ulama yang terdiri dari pengertian ulama, karakteristik ulama,

teknologi modern yang membahas tentang pengertian teknologi

modern dan macam-macam teknologi modern.

BAB III Deskripsi Lokasi Penelitian, yang membahas tentang gambaran

umum Desa Cimande Hilir yang terdiri dari kependudukan, kondisi

ekonomi, sosial, dan budaya, kemudian gambaran keberagamaan

ulama di Desa Cimande Hilir

BAB IV Hasil Penelitian, yang membahas tentang bentuk dan proses

perubahan, arah dan ruang lingkup perubahan, faktor pendukung dan


penghambat dalam penerimaan teknologi modern pada ulama Desa

Cimande Hilir

BAB V Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran


BAB II

KAJIAN TEORI

A. Islam dan Perubahan Sosial

1. Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman dalam tentang objek, peristiwa, atau

hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi

(sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi

adalah bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi

inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi,

motivasi dan memori.8

Sedangkan Abdul Rahman Saleh mendefinisikan persepsi sebagai

proses yang menggabungkan dan mengorganisasikan data-data indera

(penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga seseorang

dapat menyadari sekelilingnya, termasuk sadar akan dirinya sendiri.9

Persepsi dalam psikologi diartikan sebagai salah satu perangkat

psikologis yang menandai kemampuan seseorang untuk mengenal dan

memaknakan sesuatu objek yang ada di lingkungannya. Dalam persepsi

dibutuhkan adanya objek atau stimulus yang mengenai alat indera dengan

perantaraan syaraf sensorik, kemudian diteruskan ke otak sebagai pusat

8
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), h. 51
9
Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam
Perspektif Islam (Jakarta: Kencana, 2004), Cet. Ke-1, h. 88
kesadaran (proses psikologis). Dalam otak terjadilah sesuatu proses hingga

individu itu dapat mengalami persepsi.10

Penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut

sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna,

ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi:

1. Modalitas: rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan

modalitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-

masing indera (cahaya untuk penglihatan; bau untuk penciuman; suhu

bagi perasa; bunyi bagi pendengaran; sifat permukaan bagi peraba dan

sebagainya)

2. Dimensi ruang: dunia persepsi mempunyai sifat ruang (dimensi

ruang); seseorang dapat mengatakan di bawah, tinggi-rendah, luas-

sempit, latar depan-latar belakang, dan lain-lain.

3. Dimensi waktu: dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti

cepat-lambat, tua-muda, dan lain-lain.

4. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau gejala-

gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu

dengan konteksnya. Sturktur konteks ini merupakan keseluruhan yang

menyatu.11

2. Pengertian Islam

Islam adalah agama yang diyakini sebagai ajaran yang diturunkan

Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur hubungan antara

10
Sutaat, Persepsi Legislatif Tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Daerah,
artikel diakses tanggal 26 Juli 2008 dari
http://www.damandiri.or.id/file/setiabudiipbtinjauanpustaka.pdf
11
Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, h. 89-90.
manusia dengan khaliqnya, hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan

hubungan antara manusia dengan sesamanya. Hubungan antara manusia

dengan khaliqnya, seperti berakidah dan ibadah, hubungan manusia dengan

dirinya sendiri seperti akhlak, makan, dan berpakaian dan hubungan manusia

dengan sesamanya, mencakup masalah muamalat dan sanksi.12

Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karakteristik yang

khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Melalui

berbagai literatur yang berbicara tentang Islam dapat dijumpai uraian

mengenai pengertian agama Islam, sumber dan ruang lingkup ajarannya serta

cara untuk memahaminya. Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai

aspek yang berkenaan dengan Islam itu perlu dikaji secara seksama, sehingga

dapat dihasilkan pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini penting

dilakukan, karena kualitas pemahaman ke-Islaman seseorang akan

mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindakan ke-Islaman yang bersangkutan.

Ada dua sisi yang dapat digunakan untuk memahami pengertian Islam,

yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang Islam

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata

salima yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima

selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk

dalam ke damaian.13

12
Mukhotim el Moekry, Islam Agama Ideologi dan Hukum (Jakarta: Wahyu Press, 2003),
Cet. Ke-1, h. 1
13
Abduin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo, 2003), Cet. Ke-8, h. 61-
62
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam

berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat,

sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara

dalam keadaan selamat, sentosa, dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk,

patuh dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi kata Islam yang mengandung

arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu orang

yang berserah diri, patuh dan taat disebut sebagai orang muslim. Orang yang

demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri dan patuh

kepada Allah SWT. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya

di dunia dan di akhirat.14

Dari pengertian kebahasaan ini, kata Islam dekat dengan arti kata

agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan dan

kebiasaan.15 Senada dengan itu, Nurcholish Madjid berpendapat bahwa sikap

pasrah kepada Tuhan adalah merupakan hakikat dari pengertian Islam. Sikap

ini tidak saja merupakan ajaran Tuhan kepada hamba-Nya, tetapi ia diajarkan

oleh-Nya dengan disangkutkan kepada alam manusia itu sendiri. Dengan kata

lain, ia diajarkan sebagai pemenuhan alam manusia, sehingga pertumbuhan

perwujudannya pada manusia selalu bersifat dari dalam, tidak tumbuh, apalagi

dipaksakan dari luar, karena cara yang demikian menyebabkan Islam tidak

otentik, karena kehilangan dimensinya yang paling mendasar dan mendalam,

yaitu kemurnian dan keikhlasan.16

14
Nashruddin Razak, Dienul Islam (Bandung: Al-Maarif, 1977), Cet. Ke-2, h. 56
15
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I (Jakarta: UI Press,
2008), Edisi II, h. 9
16
Nurcholish Madjid, Islam Doktrin & Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang
Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan (Jakarta: Paramadina, 2005), Cet. Ke5, h. 426
Dengan pendapatnya itu, Nurcholish Madjid kelihatannya ingin

mengajak pembaca untuk memahami Islam dari sisi manusia sebagai makhluk

yang sejak berada dalam kandungan sang bunda sudah menyatakan kepatuhan

dan ketundukan kepada Tuhan. Hal yang demikian itu telah diisyaratkan

dalam al-Quran surat al-Araf ayat 172:

?[   
ZK XY. *I6 
T]K&U(  \J2O
2cd  =C]bE`. =C^E `aKI
B =CO36d -6 (f. =CEFG(!%.
5. f 01 %6U7 f >cd  B2&O1g
bJ *12 \=&  B2&O&( 
. k62!l 2X]   1Si(j 1h%6
(172 :)
Artinya: Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak
mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan). (Q.S. Al-Araf: 172)

Menurut Maulana Muhammad Ali dapat dipahami tentang pengertian

Islam dari firman Allah yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 208:

B2&i 2O mnog7012 1UZHh 


ib7"018j T"#Fpf12 c6 B2&#O$J12
Fs&OuO$ B2&6q@r 89
W  =C(q h%6 > vu*Xwx12
(208 : ).6
Z
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah
syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata. (Q.S. Al-
Baqarah: 208)

Dan juga dapat dipahami dalam surat al-Anfal ayat 61:

i[11" C"#ff# B2&i[ p6 


h%6 > /012 cd  =V7& 1z{|
: ).A}6#*12 }Jff12 &]
(61
Artinya: dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah
kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Dialah Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
(Q.S. Al-Anfal: 61)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam dari segi

kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat dan berserah diri kepada

Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia

mupun di akhirat. Hal demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri

sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari

fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan sudah

menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan.

Dengan demikian, secara antropologis, perkataan Islam sudah

menggambarkan kodrat manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh

kepada Tuhan. Keadaan ini membawa pada timbulnya pemahaman terhadap

orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap

fitrah dirinya sendiri. Demikian pengertian Islam dari segi kebahasaan.

Adapun pengertian Islam dari segi istilah berbeda-beda. Harun

Nasution misalnya, mengatakan bahwa Islam menurut istilah (Islam sebagai

agama), adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Islam pada hakikatnya

membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi

mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia. 17

Sementara itu, Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam

adalah agama perdamaian, dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan

kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama

17
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, h. 24
Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai

agama seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat al-

Quran, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk

sepenuhnya kepada undang-undang Allah, yang terlihat pada alam semesta.18

Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan

istilah Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilahan ini karena

dinisbahkan pada umumnya agama di luar Islam yang namanya disandarkan

pada nama pendirinya. Di Persia misalnya ada agama Zoroaster. Agama ini

disandarkan pada pendirinya Zarathustra (wafat 583 SM). Selanjutnya

terdapat agama Budha yang dinisbahkan pada tokoh pendirinya Sidharta

Gautama Budha (lahir 560 SM). Demikian pula nama agama Yahudi yang

disandarkan pada orang-orang Yahudi (Jews), asal nama dari negara Juda

(Judea) atau Yahuda.19

Penyebutan istilah Muhammadanism dan Muhammedan untuk agama

Islam menurut Nashruddin Razak, bukan saja tidak tepat, akan tetapi secara

prinsipil salah. Peristilahan itu bisa mengandung arti bahwa Islam adalah

paham Muhammad atau pemujaan terhadap Muhammad, sebagaimana

perkataan agama Budha yang mengandung arti agama yang dibangun oleh

Sidharta Gautama sang Budha, atau paham yang berasal dari Sidharta

Gautama. Analogi agama dengan nama-nama lainnya tidaklah mungkin bagi

Islam. 20

18
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, h. 64
19
Nashruddin Razak, Dienul Islam, h. 55
20
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Rineka Cipta, 1992), Cet. Ke-2, h.
453
Berdasarkan pada keterangan tersebut, maka Islam menurut istilah

adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari

Allah SWT, bukan berasal dari manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi

Muhammad SAW. Posisi Nabi dalam agama Islam diakui sebagai yang

ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada umat

manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam Nabi terlibat dalam memberi

keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh prakteknya. Namun keterlibatan ini

masih dalam batas-batas yang dibolehkan oleh Tuhan.

Dengan demikian, secara istilah Islam adalah agama bagi suatu agama

yang berasal dari Allah SWT. Nama Islam memiliki perbedaan yang luar

biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan

dengan orang tertentu atau dari golongan manusia atau dari suatu negeri. Kata

Islam adalah nama yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Hal demikian dapat

dipahami dari petunjuk firman Allah dalam surat al-Imron ayat 19:

/012 ~ mno 1012 Sp6

(19 : ) .Td#R12

Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah adalah Islam.


(Q.S. Ali Imron: 19)

Dan juga dapat dipahami dalam surat al-Maidah ayat 3:

=CO3 ("#*. \=&X*12


=CO3*Xd# (z!*. =CO3z~J
CO3 (JFK ? A%
(3 : ) .1~~J $Cd#R12
Artinya: Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah
Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku ridhai Islam itu jadi
agama bagimu. (Q.S. Al-Maidah: 3)

3. Pengertian Perubahan Sosial


Kata lain dari perubahan adalah transformasi. Transformasi berasal

dari bahasa Inggris transformation yang berarti perubahan bentuk (rupa) atau

menjadi. 21 Kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia dengan kata

transformasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, transformasi diartikan

sebagai perubahan rupa, bentuk (sifat dan sebagainya).22

Dalam terminologi sosiologis, transformasi sosial sering diartikan

dengan istilah perubahan sosial, yaitu suatu perubahan secara menyeluruh

dalam bentuk, rupa, sifat, watak dan sebagainya dalam hubungan timbal balik

antar manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.23

Setiap perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat atau

perubahan dalam organisasi sosial masyarakat disebut perubahan sosial.

Perubahan sosial berbeda dengan perubahan budaya (kultural). Karena

perubahan kultural ini mengarah kepada perubahan dalam kebudayaan

masyarakat. Agar dapat membuat hipotesa dan ramalan-ramalan yang tepat,

maka para sosiolog harus memaklumi adanya perubahan-perubahan sosial dan

budaya. 24

Berbicara mengenai perubahan sosial, belum lengkap bila tidak

melihat sejarah perubahan teknologi manusia terlebih dahulu. Dapat dilihat

bahwa pada bangsa-bangsa dan masyarakat selalu terjadi perubahan-

perubahan besar, misalnya:

21
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia,
1990), Cet. Ke-18, h. 601.
22
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1992), Cet. Ke-2, h. 916
23
Robert H. Lauer, Perspektif tentang Perubahan Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), h.
27
24
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 453
Sebelum Perubahan Sesudah Perubahan

a. Tanah dikerjakan dengan cangkul a. Tanah dikerjakan dengan traktor

b. Pabrik menggunakan peralatan sederhana b. Pabrik menggunakan mesin

c. Perdagangan antar desa c. Perdagangan antar negara

Perubahan-perubahan itu semua tidak berasal dari alam saja, tetapi

dari manusia dan masyarakat. Perubahan-perubahan ini tidak terjadi pada

individu-individu, melainkan pada seluruh masyarakat, mengingat perubahan

merupakan sebuah fenomena normal yang senantiasa ada dan perubahan

terjadi karena sifat kehidupan masyarakat itu sendiri berubah. Oleh karena itu,

perubahan-perubahan ini dinamakan perubahan sosial. 25

Sebagai sebuah konsep, transformasi merupakan upaya pengalihan

dari sebuah bentuk yang lama kepada bentuk baru yang lebih mapan. Sebagai

sebuah proses, transformasi adalah merupakan tahapan atau titik balik yang

cepat bahkan arupt (mendadak dengan tiba-tiba) bagi sebuah makna

perubahan. Pembicaraan mengenai transformasi sosial (termasuk budaya dan

politik) adalah membicarakan tentang proses perubahan struktur, sistem sosial

dan budaya. 26

Sosiolog seperti Kingsley Davis, mendefinisikan transformasi sosial

sebagai perubahan dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, dengan

timbulnya organisasi buruh dalam masyarakat kapitalis dan perubahan-

perubahan organisasi ekonomi politik lainnya. Sedangkan Mac Iver

25
Frans Wiryanto Jomo, Membangun Masyarakat (Bandung: Alumni, 1986), Cet. Ke-2,
h. 3
26
Umar Kayam, Transformasi Sosial-Budaya dalam M. Masyhur Amin dan M. Najib
(ed), Agama, Demokrasi dan Transformasi Sosial (Yogyakarta: LKPSM, 1993), h. 178
mengartikan transformasi sosial sebagai perubahan hubungan-hubungan sosial

atau perubahan keseimbangan hubungan sosial.27

Gillin, sebagaimana yang dikutip oleh Soerjono Soekanto,

mengatakan bahwa transformasi sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara

hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi

geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena

adanya difusi atau pun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Secara

singkat, Samuel Koenig, sebagaimana yang dikutip oleh Soekanto,

mengatakan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi

yang terjadi pada pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi yang

mana terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern.28

Selanjutnya ada teori yang melihat faktor itu terletak di masa datang

sebagai tujuan yang menarik ke arah itu, atau terletak di masa sekarang dan

berperan sebagai penyebab perubahan yang mendorong dari belakang. Seperti

kepemimpinan, karismatik, teknologi modern dan lainnya. Ada pula teori-

teori yang melihat perubahan sebagai proses bertahap, atau sebagai kejadian

yang tiba-tiba.29

Perubahan masyarakat pada umumnya dapat terjadi dengan sendirinya

secara wajar dan teratur, terutama apabila perubahan itu sesuai dengan

pertumbuhan kepentingan masyarakat. Jika tidak, biasanya masyarakat

tertutup terhadap perubahan lantaran khawatir atau takut kalau stabilitas

kehidupan masyarakat akan terganggu akibat perubahan itu. Akan tetapi pada

27
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: Raja Grafindo, 2002), h. 216
28
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 307
29
Karel J. Veeger, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Gramdia Pustaka Utama, 1992), Cet.
Ke-2, h. 107
kondisi tertentu perubahan masyarakat tidak bisa dihindari, terutama jika

keadaan sekarang dianggap tidak berkemajuan atau tidak memuaskan lagi.

Terjadinya ketidakpuasan terhadap keadaan sekarang disebabkan nilai-nilai,

norma-norma sosial, pengetahuan teknologi yang ada sekarang tidak mampu

memenuhi berbagai kepentingan yang semakin kompleks dan serba tak

terbatas. Dalam keadaan demikian cepat atau lambat masyarakat akan

berubah, mereka akan mencari jalan keluar dari berbagai kesulitannya dengan

cara mengganti nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan dan teknologi baru

yang dianggap dapat memenuhi tuntutan hidup sekarang dan masa depan

keturunannya. Peluang menuju ke arah perubahan akan semakin besar di kala

masyarakat lingkungan sekitarnya menawarkan berbagai metode dan

teknologi atau sarana baru (faktor ekstern) yang dianggap sesuai dengan

kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang. 30

Di mana-mana dirasakan, bahwa perubahan masyarakat adalah suatu

kenyataan, yaitu kenyataan yang dibuktikan oleh gejala-gejala seperti: dengan

personalisasi, adanya frustasi dan apathy (kelumpuhan mental), pertentangan-

pertentangan dan perbedaan pendapat mengenai norma-norma susila yang

hingga kini dianggap mutlak. Memang ada atau tidaknya suatu perubahan,

yaitu terganggunya keseimbangan di antara kesatuan-kesatuan sosial di dalam

masyarakat hanya dapat dilihat dengan gejala-gejala ini.

Tidak semua orang menyambut perubahan sosial dengan gembira dan

secara positif. Orang konservatif pada umunya menyesali perubahan dan

mempunyai suatu nostalgia ke tempo dulu, sedang orang progresif pada

30
Abdul Syani, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat (Lampung: Dunia Pustaka Jaya,
1995), Cet. Ke-1, h. 88-89
umumnya menginginkan perubahan yang terus menerus. Generasi tua sering

tampak konservatif, mereka merasa cemas menyaksikan bahwa perolehan dan

pewarisan leluhur yang ditinggalkan, dan merasa terancam identitasnya.

Sedangkan generasi muda yang belum mempunyai ikatan emosional dengan

masa lampau, pada umumnya bersikap positif dan optimis terhadap zaman

baru.31 Sehubungan dengan ini maka sering dilupakan bahwa dalam

kehidupan manusia tidak semua berubah serentak, melainkan bahwa sesuai

dengan sifat manusia selalu ada kebutuhan manusia yang tak berubah.

4. Jenis-jenis Perubahan Sosial

Pada umumnya orang mengadakan pembagian macam perubahan

sosial dalam:

a. Social evolution (evolusi sosial)

Merupakan perkembangan yang gradual, yaitu karena adanya


kerjasama harmonis antara manusia dan lingkungannya. Dengan kata lain,
evolusi sosial yaitu perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan. Dalam
teori ini dikenal bentuk-bentuk evolusi:
1) Cosmic evolution, yaitu taraf evolusi dalam bentuk pertumbuhan,

perkembangan, bahkan kemunduran hidup manusia. Evolusi

kosmik, yaitu perubahan yang terjadi dalam dunia secara

keseluruhan.

2) Organic evolution, yaitu terutama diketemukan dalam bentuk

survival of the fittest, perjuangan manusia untuk mempertahankan

hidupnya. Peruahan ini terjadi pada makhluk hidup, baik hewan,

tumbuhan, maupun manusia itu sendiri.

31
Karel J. Veeger, Pengantar Sosiologi, h. 106
3) Mental evolution, yaitu perubahan yang terjadi pada mental

seseorang, di mana perubahan tersebut berlangsung secara

perlahan-lahan.32

b. Gerakan sosial atau mobilitas sosial

Suatu gerakan sosial adalah suatu keinginan akan perubahan yang

diorganisasikan. Sebab dari gerakan sosial adalah juga penyesuaian diri

dengan keadaan (ekologi), yaitu karena didorong oleh keinginan manusia

akan kehidupan dan keadaan yang lebih baik, serta penggunaan dari

penemuan-penemuan baru. Pada umumnya gerakan sosial terbentuk

apabila ada konsep yang jelas atau apabila konsep ini mempunyai strategi

yang jelas pula. Suatu gerakan berakhir apabila idenya (oleh pengikut-

pengikutnya) dirasakan telah ditampung, terwujudkan cita-citanya atapun

apabila keadaan sudah berubah kembali.

Sorokin, sebagaimana yang dikutip oleh Phil. A. Susanto,

membedakan dua macam mobilitas, yaitu:

1) Mobilitas yang mendatar, yaitu process of making changes on the

same status, atau proses membuat perubahan dengan status yang

sama.

2) Mobilitas vertikal, yaitu process of changing from one status to

another, atau proses perubahan dari satu status ke status yang

lainnya.33

c. Revolusi

32
Phil Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial (Bandung: Bina
Cipta, 1979), Cet. Ke-2, h. 193
33
Phil Astrid S. Susanto, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, h. 196-197
Pada umumnya revolusi didahului oleh adanya ketidakpuasan dari

golongan-golongan tertentu, halmana biasanya telah didahului oleh

tersebarnya suatu ide baru. Saat pecahnya suatu revolusi ditandai oleh

adanya terror. Tidak semua revolusi berhasil, bahkan biasanya suatu

revolusi berakhir dalam perpecahan antara kekuatan-kekuatan revolusi itu

sendiri karena adanya irihati satu sama lain ataupun tidak adanya konsep

yang jelas mengenai pembangunan setelah revolusi. Dilihat dari segi

sosialnya, maka suatu revolusi pecah apabila di dalam suatu masyarakat

faktor disorganisasi adalah lebih besar dari pada faktor reorganisasi, atau

apabila faktor-faktor adaptive adalah lebih kecil dari pada faktor non-

adaptive.34

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi

di masyarakat, baik itu perubahan dalam bidang ekonomi, sosial, politik,

budaya bisa terjadi dengan perlahan-lahan, maupun dengan cepat. Proses

perubahan yang terjadi dalam masyarakat seringkali membawa dampak bagi

pola hidup masyarakat yang mengalaminya, sehingga bisa terjadi perselisihan

antar masyarakat karena perubahan yang terjadi.

5. Perubahan dalam Islam

Untuk menganalisa fenomena perubahan sosial dari kacamata Islam,

maka kajian tentang sosiologi Islam perlu dihidupkan kembali. Karena, kajian

tentang perubahan sosial umat Islam merupakan bagian atau cabang sosiologi

Islam.

34
Susanto, Pengantar Sosiologi, 197
Sosiologi Islam, yaitu teori sosiologi yang merujuk pada ajaran Islam

dan disesuaikan dengan data-data empiris. Dalam konteks lebih luas, beberapa

cendekiawan muslim mengajukan dan mengajak untuk membangkitkan

kembali keilmuan Islam untuk meng-counter dominasi ilmu sosial Barat, di

antaranya yaitu: Naquib al-Attas, Mulyadi Kartanegara, dan juga

Kuntowijoyo.35

Perspektif Islam terhadap paradigma transformasi sosial, menurut

Kuntowijoyo, adalah adanya sentimen kolektif dalam struktur internal umat,

yaitu yang didasari oleh immateri yaitu iman.36 Karena perubahan struktur

sosial tidak menjamin perubahan kesadaran. Hal ini, bertentangan dengan

tesis Marxisme yang menyatakan bahwa kesadaran itu ditentukan oleh kondisi

materinya. Artinya juga, superstructure ditentukan oleh structure.37

Kuntowijoyo menguraikan, sistem nilai tauhid yang menderivasi Islam

kemudian memunculkan komunitas jamaah atau ummah, yaitu komunitas

yang menciptakan sistem kelembagaan dan otoritasnya sendiri. Struktur

semacam ini terbentuk pada tingkat normatif. Artinya, struktur sosial umat

adalah derivasi dari sistem nilai normatif yang kemudian menjadi acuan

pembentukan pranata-pranata dan lembaga-lembaga sosial. Dengan kata lain,

umat menjadi suatu entitas yang ideal karena unsur konstitutifnya adalah nilai

seperti konsep amanah-wahidah.38

35
Sidi Gazalba, Islam dan Perubahan Sosio-Budaya (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983),
h. 39
36
Kuntowijoyo menilai bahwa kemajuan bagi umat Islam itu diukur dari bertambahnya
iman. Lihat Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi-interpretasi Aksi (Bandung: Mizan,
1996), h. 170
37
Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi-interpretasi Aksi, h. 341
38
Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi-interpretasi Aksi, h. 342
Oleh karena itu, Kuntowijoyo mengajukan prasyarat intelektual yaitu

reorientasi kesadaran dari tingkat normatif ke tingkat ilmiah. Kuntowijoyo

berkesimpulan bahwa konsep-konsep normatif yang terbangun sebagai sistem

nilai, memerlukan orientasi kesadaran agar dapat dipahami secara empiris.

Selanjutnya, ini berarti membutuhkan objektifikasi dan konseptualisasi.

Dengan bergerak dari tingkat kesadaran normatif ke tingkat kesadaran ilmiah,

maka diharapkan sistem nilai yang terkandung dalam doktrin-doktrin Islam

(al-Quran dan al-Sunnah) dapat dikaitkan dengan masalah-masalah gejala-

gejala kemasyarakatan yang empirik dan kemudian menjadi sebuah teori

sosial.

Apalagi sekarang umat Islam dihadapkan pada perubahan masyarakat

dan teknologi. Maka, tugas penting Islam di sini baik sebagai sebuah ilmu

maupun ideologi menurut Kuntowijoyo adalah mengubah masyarakat sesuai

dengan cita-cita dan visinya mengenai perubahan sosial serta mengubah

masyarakat ke tatanan yang lebih ideal.

Teori-teori yang diambil dari sebuah ideologi sosial dengan sendirinya

akan melahirkan perubahan sosial. Karena menurut Kuntowijoyo, hampir

semua teori sosial bersifat transformatif, sesuai dengan paradigmanya untuk

membangun tatanan masyarakat yang dicita-citakan Islam sebagai ideologi

sosial, juga menderivasi teori-teori sosialnya.39

Jelasnya, perspektif Islam terhadap paradigma perubahan sosial adalah

adanya sentimen kolektif dalam struktur internal umat, yaitu yang didasari

atas nilai-nilai transendental. Dalam Islam, rumusan iman, ilmu dan amal

39
Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi-interpretasi Aksi, h. 337
adalah sandaran epistemologisnya. Jadi, transformasi sosial dalam paradigma

Islam, berakar pada misi ideologisnya, yaitu cita-cita untuk menegakkan amar

maruf dan nahyi al-munkar dalam masyarakat di dalam rangka tuminuna

billah (keimanan kepada Tuhan).40

Dengan demikian, perubahan dalam pandangan Islam pada dasarnya

merupakan gerakan kultural yang didasarkan pada humanisasi, liberasi dan

transendensi yang bersifat profetik, yakni mengubah sejarah kehidupan

masyarakat oleh masyarakat sendiri ke arah yang lebih partisipatif, terbuka,

dan emansipatoris.41

Dengan menggunakan pendekatan paradigma Barat (Marxis, Weber,

Durkheim) dan paradigma teoritis Islam, umat diharapkan dapat menangkap

fenomena perubahan sosial yang terjadi pada dirinya. Hal tersebut dilakukan

dengan melihat persamaan dan perbedaan kedudukan pendekatan tersebut

hanya membandingkan dalam tingkatan metodologis, bukan filosofis-

epistemolois, karena keduanya juga sama-sama bersifat empiris.42

B. Ulama

1. Pengertian Ulama

Kata ulama merupakan bentuk jamak (plural) dari kata !"secara

lughat berarti tahu atau orang-orang yang mempunyai pengetahuan. Dengan

kata lain, ulama adalah para ahli ilmu pengetahuan. Dalam pemakaian

praktisnya, istilah ulama lebih berkonotasi pada makna para ahli ilmu

40
Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi-interpretasi Aksi, h. 338
41
Kuntowijoyo, Identitas Politik Umat Islam (Bandung: Mizan, 1997), h. 65
42
M. Fahmi, Islam Transendental: Menelusuri Jejak-jejak Pemikiran Islam Kuntowijoyo
(Yogyakarta: Pilar Media, 2005), h. 81
agama, malah dalam persepsi masyarakat Islam, ulama dipandang bukan

hanya sekedar sebagai ahli ilmu agama saja, tetapi juga sebagai orang-orang

yang konsisten terhadap agamanya, mempunyai komitmen yang kuat dengan

nilai-nilai moral dan kemasyarakatan.43

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ulama berarti orang yang ahli

di hal atau di pengetahuan agama Islam. Selanjutnya di kamus tersebut juga

disebutkan beberapa frase lainnya seperti ulama khalaf yang berarti ulama

yang hidup pada masa sekarang, kemudian ulama salaf, yang memiliki dua

arti; (1) para ahli ilmu agama mulai dari para sahabat Nabi Muhammad saw

sampai ke pengikut terdekat sesudahnya, (2) ulama yang mendasarkan

pandangannya pada paham kemurnian ortodoks.44

Kata ulama ini, dalam lembaran kitab suci al-Quran disebutkan

sebanyak dua kali yaitu dalam surat Fatir ayat 28 dan al-Syuaara ayat 197.45

Kata ulama walaupun bermakna sangat umum, namun sering dikaitkan

dengan pengetahuan dalam bidang agama dan tingkat ketaatan. Dari sisi

ulama, secara terminologis, diartikan sebagai orang yang tahu atau yang

memiliki pengetahuan yang dengan pengetahuannya tersebut memiliki rasa

takut kepada Allah. Pengertian ini dapat dilihat dalam dua tempat pada

kandungan al-Quran, yaitu:

43
M. Tholhah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural (Surabaya: Pustaka Kamil
Press, 2001), h. 194
44
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), Cet. Ke-3, h. 1239
45
M. Quraisy Shihab, Membumikan al-Quran; Fungsi Wahyu dalam Kehidupan
Masyarakat (Bandung: Mizan, 2001), h. 382
 7012 ?*+ 1h%6 3

456 3 B2(hd#*12 dJ1 q

lK&(!l lZ  7012

Artinya: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-


Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Pengampun. (Q.S. Al-Fathir: 28)

,- cF h%6 


T. v SY12
p. b 2O =C{| O3 
?[  B2(hd#  
8VO:6
Artinya: Dan Sesungguhnya Al Quran itu benar-benar (tersebut) dalam kitab-
kitab orang yang dahulu. Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi
mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya? (Q.S. Al-
Syuara: 196-197)

Dari kedua ayat di atas, didapati dua pengertian pengetahuan yang

dilekatkan pada diri Tuhan. Dalam surat al-Fathir, bila dihubungkan dengan

konteks ayat sebelumnya, didapati bahwa pengetahuan yang dimiliki ulama

adalah pengetahuan ilmu alam atau ilmu kauniyah, sedangkan pada surat al-

Syuara, karena dilekatkan pada kepemimpinan agama (sekte), maka dipahami

bahwa ilmu yang dimiliki ulama adalah ilmu agama. Kemudian ditambahkan

dengan sifat ketaatan ataupun rasa takut pada Tuhan.

2. Karakteristik Ulama

Tholhah Hasan, mengutip pendapat Sayid Quthub, mengatakan dalam

tafsir Fi Zhilalil Quran, pengertian ulama itu adalah:

a. Orang-orang yang mempunyai kedalaman ilmu agama

b. Mereka mempunyai kesadaran ketakwaan yang tinggi kepada Allah


c. Mereka mempunyai rasa keterikatan dengan lingkungannya, baik

lingkungan sosial maupun lingkungan alam (dalam arti mereka tidak

lepas diri dari lingkungan hidupnya)

d. Mereka mempunyai integritas moral yang diakui masyarakat.46

Sedangkan Imam Ghazali, sebagaimana yang dikutip oleh Thalhah

Hasan, menyebutkan lima ciri kepribadian ulama, yaitu:

a. Abid, taat melakukan ibadah

b. Zahid, hidup dalam kesederhanaan materi

c. Alim, mempunyai pengetahuan yang luas

d. Faqih, mengetahui pengetahuan kemasyarakatan

e. Murid, mempunyai orientasi keikhlasan.47

Kalangan ulama Islam sendiri, mengartian sebutan ulama menjagi tiga

kategori, yaitu:

a. Ulama, dalam arti orang-orang yang mempunyai pengetahuan luas dalam

agama, dengan atau tanpa pengakuan masyarakat atau syarat-syarat lain.

b. Ulama, dalam arti orang yang banyak terlibat dalam pelayanan

masyarakat, khususnya dalam masalah keagamaan, yang di dalam masalah

ini segi keilmuan kadang-kadang kurang disyaratkan.

c. Ulama, dalam arti warasatul anbiya, yakni bukan saja memiliki

kepandaian dan penguasaan luas dalam ilmu agama, tetapi juga memenuhi

tuntutan lain yang lebih berkaitan dengan sikap dan cara hidup, seperti

46
M. Tholhah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosio Kulutral, h. 197
47
M. Tholhah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural, h. 197
kesalehan, kewaraan, kesederhanaan dan komitmen terhadap

kesejahteraan umat lahir batin.48

dari kategori-kategori yang telah penulis sebutkan di atas, ulama yang

berada di Desa Cimande Hilir, masuk dalam kategori ulama yang banyak

terlibat dalam pelayanan masyarakat, khususnya dalam masalah keagamaan,

di mana segi keilmuan kadang-kadang kurang disyaratkan.

C. Teknologi Modern

3. Pengertian Teknologi Modern

Teknologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

kemampuan teknik yang berlandaskan pengertian ilmu eksakta yang

bersandarkan proses teknis.49 Sedangkan modern diartikan sebagai terbaru,

mutakhir, atau sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan

zaman.50

Para sarjana telah banyak memberikan pengertian tentang teknologi,

di mana masing-masing berbeda dalam sudut pandangnya. Menurut Walter

Buckingham, sebagaimana yang dikutip oleh Arifin Noor, teknologi adalah

ilmu pengetahuan yang diterapkan ke dalam seni industri serta oleh karenanya

mencakup alat-alat yang memungkinkan terlaksananya efisiensi tenaga kerja

menurut keragaman kemampuan.

48
M. Tholhah Hasan, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural, h. 227
49
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, h. 916
50
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, h. 589
Dari pengertian teknologi di atas terdapat kecenderungan bahwa

teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian

bahwa penerapan itu menuju ke perbuatan atau perwujudan sesuatu.

Kecenderungan inipun mempunyai suatu akibat di mana kalau teknologi

dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam perwujudan alat atau

jenis atau sesuatu yang berwujud, maka dengan sendirinya setiap jenis

teknologi atau bagian ilmu pengetahuan dapat diteknologikan. Dengan

demikian teknologi tidak dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu

pengetahuan, dan pengetahuan tentang teknologi perlu disertai oleh

pengetahuan akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya. 51

Teknologi tidak lagi didefinisikan hanya sebatas kumpulan alat,

mesin, dan berbagai artefak lainnya, tetapi bisa juga diartikan sebagai cara

tertentu untuk mengetahui dan mengerjakan sesuatu. Teknologi lebih dari

sekedar pengetahuan terapan atau rekayasa seperti dalam pemahaman dunia

akademik tradisional, melainkan dapat dipandang sebagai pendekatan

universalistic dalam pemecahan masalah.52

Pada kajian teknologi, penerapan pengetahuan tidak hanya sebatas

ilmu murni atau ilmu terapan,tetapi bagaimana teknologi sebagai bagian dari

ilmu pengetahuan tersebut diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi manusia dan berinteraksi dengan lingkungannya.

Lebih lanjut, Zalbawi Soejoeti, sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad

Y. al-Hasan dan Donald R. Hill, mengatakan bahwa teknologi adalah wujud

dari upaya manusia yang sistematis dalam menerapkan atau memanfaatkan


51
M. Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar (Bandung: Pustaka Setia, 2007), Cet. Ke-3, h. 285
52
Yudi Latif, Teknologi Sebagai Masalah Kebudayaan Jurnal Ulumul Quran, Edisi
No. 2 (Juli 1996), h. 59
ilmu pengetahuan sehingga dapat memberikan kemudahan dan kesejahteraan

bagi umat manusia.53

Dengan demikian, prinsip-prinsip teknologi adalah memudahkan

manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi perkembangan sain

dan teknologi, semakin mudah pula segala urusan diselesaikan. Teknologi di

sini tidak harus diartikan dengan mesin-mesin, tetapi segala sesuatu baik

berupa gagasan, konsep, atau strategi yang memberikan kemudahan dalam

upaya pencapaian suatu tujuan adalah juga teknologi.54

4. Macam-macam Teknologi Modern

Ada tiga macam teknologi yang sering dikemukakan para ahli, yaitu:

a. Teknologi modern

Jenis teknologi modern ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Padat modal

2) Mekanis-elektris

3) Menggunakan bahan import

4) Berdasarkan penelitian mutakhir dan lain-lain

b. Teknologi madya

Jenis teknologi ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Padat karya

2) Dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat

3) Menggunakan alat setempat

53
Ahmad Y. Al-Hasan dan Donald R. Hill, Teknologi dalam Sejarah Islam (Bandung:
Mizan, 1993), Cet. Ke-1, h. 17
54
M. Rahman Al-Ridha, et.al, Koreksi al-Quran terhadap Budaya dan Peradaban
(Jakarta: Al-Haq Study Centre-ASC Press, 1996), Cet. Ke-1, h. 7
4) Menggunakan bahan setempat

5) Berdasarkan suatu penelitian

c. Teknologi tradisional

Teknologi tradisional ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Bersifat padat karya (banyak menyerap tenaga kerja)

2) Menggunakan keterampilan setempat

3) Menggunakan alat setempat

4) Menggunakan bahan setempat

5) Berdasarkan kebiasaan atau pengamatan55

Di samping pembagian teknologi seperti disebutkan di atas para ahli

masih mengemukakan satu jenis teknologi lagi yang disebut teknologi tepat.

Konsep tentang teknologi tepat ini menjadi terkenal melalui buku Small is

Beautiful yang ditulis oleh Schmacher.

Yang dimaksud dengan teknologi tepat adalah sesuatu spectrum

teknologi (jadi dapat berupa teknologi modern, madya, maupun tradisional)

yang pada hakikatnya telah memenuhi persyaratan teknologis, sosial dan

ekonomik.

a. Persyaratan teknis

Yang menjadi persyaratan teknis dalam teknologi tepat adalah:

1) Dengan memperhatikan kelestarian tata lingkungan hidup,

menggunakan sebanyak mungkin bahan baku dan sumber energi

setempat dan sesedikit mungkin menggunakan bahan import.

55
Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar, h. 286
2) Jumlah produksi harus cukup dan mutu produksi harus dapat

diterima oleh pasaran yang ada, atau proses pasar yang ada baik di

dalam negeri maupun di luar negeri.

3) Menjamin agar hasil dapat diangkut ke pasar dengan sarana

angkutan yang tersedia dan yang masih dapat dikembangkan,

sehingga dapat dihindari kerusakan atas mutu hasil itu serta

menjamin agar komunitas penyediaan dapat cukup teratur.

b. Persyaratan sosial

Persyaratan sosial di sini meliputi:

1) Memanfaatkan keterampilan yang sudah ada, atau keterampilan

yang mudah pemindahannya, serta sejauh mungkin mencegah

latihan ulang yang sukar dilakukan, yang mahal dan makan waktu.

2) Menjamin timbulnya perluasan lapangan kerja yang dapat terus

menerus berkembang.

3) Menekan seminimum mungkin pergeseran tenaga kerja yang

mengakibatkan bertambahnya pengangguran dan setengah

pengangguran.

4) Membatasi sejauh mungkin timbulnya ketegangan sosial dan

budaya dengan mengatur agar peningkatan produksi berlangsung

dalam batas-batas tertentu, sehingga terwujud keseimbangan sosial

dan budaya yang dinamis, dalam hal ini rakyat setempat harus

turut serta mengambil bagian.

c. Persyaratan ekonomik
Persyaratan ekonomik di sini meliputi:

1) Membatasi sedikit mungkin kebutuhan akan modal

2) Menekan seminimal mungkin kebutuhan akan devisa

3) Mengarahkan pemakaian modal agar sesuai dengan rencana

pengembangan lokal, regional, dan nasional

4) Menjamin agar hasil dan keuntungan akan kembali kepada

produsen dan tidak menciptakan terbentuknya mata-mata rantai

yang baru.

5) Dapat mengarahkan lebih banyak produsen ke arah cara

perhitungan ekonomis yang sehat.

6) Mengarahkan usaha pada pengelompokan secara kooperatif.56

Berdasarkan berbagai teori yang Penulis kemukakan di atas, maka dalam

penelitian ini penulis menggunakan istilah teknologi jadi. Maksudnya adalah

teknologi yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknologi yang sudah bisa

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah berbagai

aktivitas masyarakat.

56
Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar, h. 287
BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

C. Gambaran Umum Desa Cimande Hilir

Desa Cimande Hilir merupakan salah satu desa yang berada di wilayah

Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor, yang mayoritas merupakan daerah

pertanian. Jalan provinsi yang membentang dari arah Sukabumi Bogor kurang

lebih panjangnya 1 km. Jarak ke Ibukota Kecamatan kurang lebih 500 meter,

jarak ke Ibukota Kabupaten kurang lebih 9 km, sedangkan jarak ke Ibukota

Provinsi kurang lebih 185 km, dan jarak ke ibukota Negara 67 km.

Dalam menjalankan berbagai roda pemerintahan, desa Cimande Hilir

Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor memiliki struktur organisasi desa dan

perangkat desa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 22 Tahun 1999

sebagaimana struktur organisasi yang penulis lampirkan dalam lembar lampiran.

Desa merupakan unit administrasi pemerintahan yang paling bawah di

mana secara geografis maupun demografis memiliki beberapa ketentuan.

Demikian juga halnya dengan desa Cimande Hilir yang memiliki ketentuan

sebagai berikut:

1. Luas Wilayah
Luas wilayah desa seluruhnya 185 ha terdiri dari tanah sawah 58 ha

dan tanah darat 127 ha. Secara administratif luas desa 185 ha terdiri dari: 2

dusun, 5 Rukun Warga (RW), dan 24 Rukun Tetangga (RT).

2. Batas Wilayah

Desa Cimande Hilir memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah utara : berbatasan dengan Desa Ciherang Pondok

Sebelah timur : berbatasan dengan Desa Lemah Duhur

Sebelah selatan : berbatasan dengan Desa Caringin

Sebelah barat : berbatasan dengan Desa Cibalung Kecamatan

Cijeruk

3. Penggunaan Lahan

Sawah tadah hujan seluas 58 ha telah dimanfaatkan petani untuk

menanam padi dan kegiatan palawija. Tanah darat yang ada di desa Cimande

Hilir seluas 128 ha, telah dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, seperti:

Ladang/kebun : 78 ha

Pekarangan : 7 ha

Perumahan : 18 ha

Pabrik industri : 6 ha

Lainnya : 18 ha

1. Kependudukan

Data yang diperoleh melalui kantor Kepala Desa Cimande Hilir

Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa penduduk Desa

Cimande Hilir pada tahun 2007 berjumlah 7.234 orang. Penduduk tersebut
terdiri dari laki-laki sebanyak 3679 orang dan perempuan sebanyak 3.555

orang. Dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.482 KK.

Selanjutnya mengenai jumlah penduduk Desa Cimande Hilir menurut

umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1

Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

No. Umur dalam tahun Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan
1 04 334 325 659
2 59 244 246 490
3 10 14 432 437 869
4 15 19 246 246 490
5 20 24 225 228 453
6 25 29 344 332 676
7 30 34 445 444 889
8 35 39 401 300 701
9 40 44 224 222 446
10 45 49 237 238 475
11 50 - 54 252 253 505
12 55 ke atas 291 288 579
Jumlah 3.679 3.555 7.234

Dari tabel di atas dapat diperoleh data, bahwa angka kelahiran

menunjukkan masih tergolong normal, terbukti dengan jumlah anak balita

yang berjumlah 659 (hampir 10%) jika dibandingkan dengan kelompok usia

lainnya. Begitu pula rentang usia angkatan kerja juga tergolong tinggi, hal ini

membawa konsekuensi kepada pengadaan lapangan pekerjaan.


Adapun mengenai tingkat pendidikan di Desa Cimande Hilir adalah

sebagaimana yang tersaji dalam tabel berikut ini.

Tabel 2
Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Jenis Jumlah Prosentase
1 Belum sekolah 903 12,5
2 Buta aksara 859 11,9
3 Tidak tamat 1.504 20,8
SD/sederajat
4 Tamat 2.117 29,3
SD/sederajat
5 Tamat 1.050 14,5
SLTP/sederajat
6 Tamat 716 9,9
SLTA/sederajat
7 Tamat Akademik 46 0,6
8 Tamat Perguruan 31 0,4
Tinggi
Jumlah 7.234 100%

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan desa


Cimande Hilir masih rendah, terbukti dengan beberapa fakta berikut: masih
terdapat 859 (11,9%) orang yang buta aksara, jumlah yang cukup besar untuk
suatu desa. Jumlah terbesar berturut-turut adalah 2.117 orang hanya tamat SD,
1.504 orang bahkan belum sempat menamatkan SD, dan hanya 1.050 orang
tamat SLTP. Kondisi ini memerlukan program menyeluruh dari lemaga terkait
untuk peduli terhadap pendidikan warga/pemberantasan buta huruf, misalnya
melalui program paket A, B, dan C.
Data pemeluk agama di Desa Cimande Hilir berdasarkan data yang

masuk dari ketua RT se-Desa Cimande Hilir sampai dengan tahun 2007 dapat

terlihat dari tabel berikut:


Tabel 3

Keadaan Penduduk Menurut Agama

No. Agama yang dianut Jumlah

1 Islam 7.182

2 Katholik 18

3 Protestan 34

4 Hindu -

5 Budha -

Jumlah 7.234

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa penduduk desa Cimande

Hilir Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor mayoritas beragama Islam, dan

tidak terdapat warga masyarakat yang memeluk agama Hindu, Budha dan

aliran kepercayaan. Adapun penduduk yang memeluk agama Kristen,

terutama Kristen Protestan, lebih banyak dibandingkan dengan penduduk

yang memeluk agama Kristen Katholik. Penduduk Desa Cimande Hilir yang

memeluk agama Protestan sebanyak 34 orang, sedangkan yang memeluk

Katholik 18 orang.

Untuk menunjang aktivitas ibadah masyarakat Desa Cimande Hilir,

maka dibangunlah tempat-tempat ibadah. Karena mayoritas penduduk Desa

Cimande Hilir adalah beragama Islam, maka bangunan tempat ibadah bagi

umat Islam banyak terdapat di desa ini. Adapun tempat ibadah bagi non

muslim, tidak terdapat di tempat ini. Mengingat jumlah mereka yang sedikit,
maka penduduk non muslim melaksanakan ibadah di luar Desa Cimande

Hilir. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah sarana ibadah yang terdapat di

Desa Cimande Hilir.

Tabel 4

Tempat Ibadah di Desa Cimande Hilir

No. Tempat ibadah Jumlah

1 Masjid 2

2 Mushalla 6

3 Gereja -

4 Wihara -

5 Pura -

Jumlah 8

2. Kondisi Ekonomi Sosial dan Budaya

a. Ekonomi

Mata pencaharian penduduk Desa Cimande Hilir beraneka ragam

keadaannya, hal ini sesuai dengan data yang diperoleh dari kantor Desa

Cimande Hilir, sebagaimana yang tercantum dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5

Jenis Mata Pencaharian Pokok Penduduk

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah

1 PNS 39

2 Tentara/Polri 15

3 Petani 2.170
4 Karyawan/buruh 656

5 Pedagang 791

6 Jasa 787

7 Pensiunan/purnawirawan 32

8 Belum produktif/tidak produktif 699

Jumlah 5.489

Dari data tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar

penduduk Desa Cimande Hilir adalah petani 2.170 orang atau 30%, dan

hampir sebagian besar penduduk sebanyak 956 orang atau 13% adalah

karyawan/buruh, sebagian lagi menjadi pedagang yaitu sebanyak 791

orang. Adapun penduduk yang mempunyai mata pencaharian dalam

bidang jasa sebanyak 787 orang, selanjutnya adalah yang menjadi

Pegawai Negeri Sipil (PNS) 39 orang, tentara/polri 15 orang, yang sudah

menjadi pensiunan/purnawirawan sebanyak 32 orang, serta 699 orang

yang belum produktif.

b. Sosial

Suatu wilayah pasti memiliki suatu sistem kelembagaan, baik itu

lembaga sosial, keagamaan dan kesenian. Karena itu semua yang akan

menampung segala aspirasi masyarakat. lembaga-lembaga tersebut juga

merupakan wahana di mana masyarakat dapat mencurahkan segala

kemampuan, aktivitas, serta keinginannya untuk memajukan Desa

Cimande Hilir.

Adapun organisasi sosial yang ada di Desa Cimande Hilir terdiri

dari:
Tabel 6

Organisasi Sosial yang Terdapat di Desa Cimande Hilir

No. Nama Organisasi Jumlah

1 Gugus Depan Pramuka 5 Gudep

2 Karang Taruna 4 unit

3 Kelompok PKK 1 kelompok

Adapun kegiatan keagamaan yang ada di Desa Cimande Hilir

terdiri dari:

Tabel 7

Organisasi Keagamaan yang Terdapat di Desa Cimande Hilir

No Nama Kegiatan Jumlah

1 Pengajian ibu-ibu majlis taklim 2 kelompok

2 Ikatan remaja masjid 2 kelompok

3 Pengajian bapak-bapak 3 kelompok

Dari berbagai kegiatan keagamaan yang ada, bertujuan untuk

meningkatkan kualitas keagamaan masyarakat. akan tetapi secara khusus

bertujuan untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dalam masyarakat.

Adapun dalam bidang kesenian masyarakat Cimande Hilir sangat

tidak suka dengan adanya hiburan, bahkan boleh dikatakan anti hiburan,

karena mereka masih memegang tradisi dari para leluhur mereka.

c. Budaya

Dari aspek budaya masyarakat Desa Cimande Hilir cukup

menunjukkan perilaku budaya ke-Timuran yang mengikuti budaya

setempat yang dianut oleh masyarakat. Umumnya warga masyarakat


dalam berpakaian sudah menutup aurat baik bagi laki-laki maupun bagi

perempuan. Kaum laki-laki umumnya menggunakan pakaian yang sudah

digunakan oleh masyarakat Indonesia, yaitu celana panjang dan kaos atau

kemeja.

Secara umum kaum hawa telah mengenakan pakaian yang sudah

menutup sebagian besar auratnya. Model pakaian yang digunakan

memang sangat bervariasi, bagi kaum ibu-ibu umumnya menggunakan

model khas ibu-ibu, pada kaum remajanya, di mana busana muslimah

yang menjadi trendnya sangat bervariasi, seperti kebanyakan busana

muslimah yang bermodel baju santai karena menurut masyarakat desa

Cimande Hilir lebih praktis.

Hal tersebut di atas adalah budaya masyarakat desa Cimande Hilir

dalam berpakaian. Adapun dalam hal-hal lainnya, seperti hidup

bergotong-royong, saling tolong-menolong jika ada anggota masyarakat

yang membutuhkan, masih terlihat di desa ini. Karena dalam

bermasyarakat, penduduk di Desa Cimande Hilir masih mempertahankan

nilai-nilai yang luhur sebagaimana yang telah dicontohkan di atas.

D. Sekilas Gambaran Keberagamaan Ulama di Desa Cimande Ilir

Agama merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia seperti

dinyatakan oleh Harun Nasution: Agama adalah ajaran yang berdasarkan kitab

suci atau sesuatu yang dijadikan pedoman atau pegangan hidup manusia.57

57
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya (Jakarta: UI Press, 2008), h.
11
Agama-agama yang ada di dunia, memiliki dimensi yang oleh Ninian

Smart dijelaskan bahwa jumlahnya ada 7 dimensi. Berikut ini adalah dimensi-

dimensi tersebut:

a. Dimensi praktik dan ritual

Setiap tradisi yang ada mempunyai praktek-praktek yang melekat

padanya contohnya adalah sembahyang, khotbah, doa, dan lain sebagainya.

Praktik-praktik tersebut sering disebut sebagai ritual. Dimensi praktek dan

ritual ini menjadi penting ketika berhubungan dengan hal-hal yang suci,

seperti yang ada dalam Kristen Ortodox Timur, yang memiliki pelayanan

dikenal sebagai liturgy.58 Dalam Islam terdapat salat lima waktu, puasa, zakat,

haji dan ibadah-ibadah yang masuk kategori sunnah seperti salat malam, dan

lain sebagainya.

b. Dimensi pengalaman dan emosi

Dimensi emosi dan pengalaman adalah seperti makanan, selain

dimensi-dimensi keagamaan lainnya. Karena ritual tanpa adanya perasan

terasa dingin, doktrin tanpa adanya ketaatan terasa kering, dan mitos tanpa ada

pendengar terasa suram. Jadi hal penting untuk memahami sebuah tradisi

adalah dengan cara merasakannya secara umum merasakan kesucian yang

ada, kedamaian, serta munculnya kekuataan dari dalam, persepsi akan

perasaan kosong, cinta, sensasi harapan dan lain sebagainya. Hal inilah

mengapa musik sangat penting dalam agama karena mempunyai kekuatan

misterius untuk mengekspresikan emosi yang ada.59 Dimensi ini bisa diartikan

58
Ninian Smart, The Worlds Religions (United Kingdom: Cambridge University Press,
1998), Cet. Ke-2, h. 13
59
Ninian Smart, The Worlds Religions, h. 14
sebagai dimensi perasaan, yaitu bagaimana perasaan seseorang saat

menjalankan ibadah yang telah diajarkan oleh agama yang dianutnya.

c. Dimensi naratif dan mitos

Terkadang pengalaman diperoleh dan diekspresikan tidak hanya pada

ritual tetapi juga dalam cerita suci atau mitos. Cerita suci menjadi penting

dalam suatu agama, seperti cerita tentang masa lalu dimana dunia belum

terbentuk, atau apa yang akan datang di masa depan, cerita tentang pahlawan

dan orang-orang suci, cerita tentang pendiri agama seperti Musa, Budha,

Yesus, dan Muhammad, dan lain sebagainya.60 Dimensi ini meliputi

pengetahuan tentang ajaran agama seseorang.

d. Dimensi doktrin dan filosofis

Doktrin memiliki peran yang signifikan dalam agama-agama besar.

Hal ini karena cepat atau lambat sebuah keimanan mengadaptasi realitas sosial

serta adanya kenyataan bahwa sebagian besar pemimpin adalah terdidik dan

mencari pernyataan intelektual sebagai dasar keimanan.61 Dengan kata lain,

ini adalah dimensi keimanan atau kepercayaan.

e. Dimensi etis dan legal

Dalam sebuah agama, terdapat peraturan-peraturan yang mengarahkan

para pengikutnya dalam menjalani hidup. Seperti dalam Judaisme yang

terdapat Sepuluh Perintah sebagai dasar peraturan dalam agama mereka,

selain ratusan peraturan lainnya. Dalam Islam juga demikian, peraturan yang

disebut sebagai syariah, di mana di dalamnya mengatur berbagai aspek

60
Ninian Smart, The Worlds Religions, h. 15
61
Ninian Smart, The Worlds Religions, h. 17
kehidupan seperti sosial, politik dan lain sebagainya.62 Dalam dimensi ini

terdapat aturan-aturan suatu agama. Dalam Islam dikenal dengan istilah fiqh

atau syariah.

f. Dimensi sosial dan institusional

Untuk mengetahui dan memahami sebuah keyakinan, seseorang harus

melihat bagaimana keyakinan tersebut berperan di dalam masyarakat. Dalam

sebuah agama, pemimpin informal tidaklah dianggap sebagai orang yang

paling penting.63

g. Dimensi materi

Dimensi sosial atau institusional dari sebuah agama sering terwujud

dalam bentuk materi, seperti bangunan, hasil karya seni, serta karya-karya

lainnya. Beberapa gerakan yang ada mempunyai simbol eksternal yang

diidolakan; bentuk-bentuk simbol tersebut terkadang bagus namun sederhana.

Materi penting lainnya yang ada dalam agama bisa juga diartikan suci seperti

sungai gangga, gunung suci di Cina, gunung Fuji di Jepang, Batu Ayers di

Australia, Gunung Olives, Bukit Sina, Masjidil Haram, tempat dimana umat

muslim menunaikan ibadah haji, dan lain sebagainya.64

Keberagamaan ulama di Desa Cimande Hilir hampir sama, yaitu memeluk

agama Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW, yang disebarluaskan oleh para

wali-wali Allah, sehingga sampai kepada umat manusia sekarang ini. Ulama di

Desa Cimande Hilir hampir semuanya menganut faham Ahlu Sunnah wa al-

Jamaah.

62
Ninian Smart, The Worlds Religions, h. 18-19
63
Ninian Smart, The Worlds Religions, h. 20
64
Ninian Smart, The Worlds Religions, h. 21
Dalam hal ini ulama di Desa Cimande Hilir menyadari tentang fungsinya

sebagai orang yang mengarahkan masyarakat pada tujuan hidup yang sesusai

dengan norma agama. dalam proses pencapaian tujuan tersebut ulama memiliki

cara tersendiri dalam membina masyarakat melalui penerapan yang dilakukannya.

Dalam penerapan ajaran agama para ulama memiliki cara masing-masing

yang menurut mereka sangat efisien untuk masyarakat setempat dan dapat

diterima serta mudah dipahami oleh masyarakat. Yakni, melalui cara-cara

pengajian yang diadakan di masjid atau musholla, serta ceramah agama, dan

pengkajian kitab-kitab ulama klasik.


BAB IV

HASIL PENELITIAN

D. Persepsi Pemikiran Ulama Desa Cimande Hilir terhadap Perubahan

Perubahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan dalam

kehidupan. Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti berubah, meskipun dalam

bentuk yang paling kecil sekalipun. Perubahan merupakan hukum alam

(sunnatullah) yang berlaku bagi seluruh makhluk ciptaan Allah SWT.

Perubahan yang terjadi terhadap makhluk hidup, khususnya manusia,

terdiri dari beberapa bentuk. Sebelum membicarakan bentuk perubahan, terlebih

dahulu penulis kemukakan beberapa pendapat informan mengenai perubahan itu

sendiri. Hal ini mengingat bahwa fokus penelitian yang penulis lakukan bertempat

di daerah Cimande Hilir yang sebagian masyarakatnya masih memegang teguh

kepercayaan dan tradisi mereka dalam menyikapi perubahan.

Salah satu pernyataan dari informan ketika ditanyakan mengenai apa itu

perubahan adalah apa yang disampaikan oleh informan AZ. Beliau adalah salah

seorang yang dianggap ulama oleh masyarakat di kelurahan Cimande Hilir.

Menurutnya, perubahan adalah peralihan dari satu kondisi ke kondisi yang lain

dan diharapkan peralihan tersebut ke arah yang lebih baik, bukan sebaliknya.

Sebagaimana yang diungkapkannya:

Menurut saya perubahan itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari.
Ciri khas dari salah satu makhluk itu kan berubah. Artinya peralihan dari
satu kondisi ke kondisi lain. Yang diharapkan yaitu dari kondisi yang
kurang baik ke kondisi yang baik.65
Hal senada diungkapkan oleh informan A. Menurutnya, perubahan adalah

sesuatu yang mutlak terjadi di dalam masyarakat. Seseorang pasti mengalami

perubahan, entah itu perubahan yang terjadi di dalam bertambahnya usia, maupun

kondisi tubuh. Bahkan, juga sangat mungkin sekali perubahan juga terjadi di

dalam sikap dan pemikiran seseorang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan A:

Perubahan itu bisa terjadi dalam berbagai segi. Dalam segi sosial
umpama, seandainya seseorang yang awalnya kurang memahami sesuatu
dengan cara belajar, atau pengalaman itu sendiri, bisa merubah keadaan
orang tersebut, baik dari segi fisik, mental maupun spiritual. Semoga ke
arah positif. Kalau arah negatif harus kita rubah, baik dalam kehidupan
sosial bermasyarakat, apalagi dalam kehidupan beribadah kepada
Allah..66

Sedangkan menurut informan H perubahan adalah sesuatu yang terjadi di

dalam kehidupan karena memang sudah menjadi ketentuan Allah, bahwa segala

sesuatu itu pasti berubah. Tidak ada sesuatu pun yang tidak berubah. Hal yang

sama berlaku bagi manusia. Dari proses kelahiran, pertumbuhan hingga kemudian

meninggal, manusia mengalami perubahan dalam hidupnya. Perubahan adalah

peralihan dari suatu keadaan ke keadaan lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh

informan H::

Menurut hemat saya, perubahan itu adalah sesuatu yang pasti terjadi
dalam kehidupan karena ketentuan dari Allah SWT. Saya kira tidak ada
sesuatu pun di dunia ini yang tidak mengalami perubahan. Semuanya pasti
berubah. Kalau manusia, mulai dari lahir, tumbuh, sampai meninggal,
terus mengalami perubahan. Kalau ditanya apa itu perubahan ya
perubahan adalah berubahnya suatu keadaan atau benda ke keadaan atau
benda lainnya. 67

65
Wawancara pribadi dengan informan AZ, Bogor 8 Februari 2009
66
Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor 15 Februari 2009
67
Wawancara pribadi dengan informan H, Bogor 14 Februari 2009
Hal yang sedikit berbeda adalah perubahan yang disampaikan oleh

informan S. menurutnya perubahan memang pasti terjadi, namun seseorang harus

mengusahakannya. Karena jika tidak, maka seseorang tersebut tidak akan

berubah. Seperti yang diungkapkannya:

Menurut saya perubahan itu memang terjadi. Namun lagi-lagi kita


sebagai makhluk hidup harus mengusahakannya. Kalau tidak, maka kita
tidak akan bisa berubah. Ini kalau kita bicara mengenai perubahan yang
lebih baik lho. Kalau berubah ke arah yang buruk sih bisa saja karena
lingkungan sekitar yang membuat kita ikut-ikutan. Allah SWT sendiri kan
berfirman, bahwa Ia tidak akan merubah suatu kaum kalau kaum itu
sendiri tidak mau berubah.68

Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan mengenai proses perubahan

itu sendiri. Proses perubahan yang dimaksud adalah bagaimana seseorang

mengalami perubahan itu sendiri. Bisa saja seseorang berubah karena keadaan

sekitarnya yang mendorong ia untuk berubah, atau bisa juga karena pengetahuan

yang semakin bertambah, sehingga orang tersebut mengalami perubahan dalam

dirinya.

Informan M menyatakan bahwa proses perubahan yang terjadi di dalam

dirinya karena adanya perubahan di sekitarnya. Ia menyatakan bahwa dulu saat

masih sekolah, kemajuan teknologi tidak seperti sekarang ini. Demikian juga

dengan alat dari hasil teknologi itu sendiri. Kini, informan M menyatakan bahwa

begitu banyak perubahan yang ia alami, sehingga hal tersebut membuatnya untuk

terus menambah pengetahuan dengan terus belajar. Seperti yang diungkapkannya:

Saya kira proses perubahan itu terus berlangsung ya. Perubahan yang
terjadi di dalam diri saya sendiri saya rasakan banyak dipengaruhi oleh
perubahan yang terjadi di sekitarnya. Contohnya, dulu waktu saya masih
sekolah, belum banyak teknologi yang tercipta, sehingga kehidupan pun
lebih bersahaja. Sekarang, teknologi berkembang begitu pesatnya. Kalau
tidak mengikutinya, kita akan tertinggal jauh dan tidak bisa memanfaatkan

68
Wawancara pribadi dengan informan S, Bogor 15 Februai 2009
teknologi yang ada. Salah satu caranya ya mau nggak mau harus terus
belajar. Kan belajar tidak ada batas selesainya. Bahkan sampai kita
dikubur, demikian doktrin agama berkata.69

Kemudian penulis mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana para

informan menyikapi perubahan tersebut. Salah seorang informan, yaitu informan

AZ menyatakan bagaimana ia menyikapi perubahan tersebut. Menurutnya, dalam

menyikapi perubahan, seseorang harus menjaga dirinya sendiri. Selain itu juga

harus memperhatikan lingkungan, orang sekitar dan tidak keluar dari peraturan

yang berlaku. Sebagaimana yang diungkapkannya:

Yang paling penting dalam menyikapi perubahan tersebut adalah kita


harus pelihara diri kita dulu. Asal yang utama bagaimana kita menjaga diri
kita dari hasil memperhatikan perubahan lingkungan, orang dekat dengan
kita, menentukan sikap kita bagaimana. Dengan catatan, kita tidak keluar
dari rel yang benar, tinggal kita mengolah bagaimana cara, tujuannya
bagus caranya harus bagus. Kita harus peka menangkap perubahan itu
sendiri.70

Sedangkan menurut informan AS, dalam menyikapi perubahan, seseorang

dituntut untuk menggunakan akal dan pikirannya serta ajaran yang berasal dari

agama. Dengan demikian, maka ia dapat menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak

baik akibat dari perubahan itu sendiri. Informan AS memberikan contoh dalam

menghadapi perubahan dalam bidang teknologi. Menurutnya, kalau adanya

teknologi tersebut seseorang berpegang teguh terhadap ajaran agama, maka ia

akan terpelihara dari hal-hal yang dilarang agama. Seperti yang disampaikannya:

Dalam menyikapi perubahan, saya kira seseorang harus menggunakan


akal dan pikirannya serta ajaran yang diberikan oleh agama. Hal ini agar
kita tidak terjerumus ke dalam hal-hal yang dilarang agama akibat dari
perubahan itu sendiri. Ambil contoh misalnya masalah teknologi internet.
Kan banyak tuh yang menyalahgunakan internet untuk hal-hal yang
dilarang agama. Kalau kita sudah tahu kan kita bisa menjaga diri dari hal-
hal yang kurang baik tersebut. Jangan sampai kita terseret ke dalam

69
Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 15 Februari 2009
70
Wawancara pribadi dengan informan AZ, Bogor tanggal 8 Februari 2009
berbagai perbuatan yang dilarang oleh agama hanya karena mengikuti
perkembangan zaman.71

Berkaitan dengan tema yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah

perubahan dan teknologi modern, maka kemudian penulis mengajukan pertanyaan

kepada informan mengenai apa pengertian teknologi modern itu sendiri. Informan

AZ menyatakan bahwa teknologi modern itu sebenarnya terlebih dahulu

ditemukan oleh orang-orang Islam. Namun yang mengembangkannya lebih

banyak adalah orang Barat, sehingga merekalah yang lebih dikenal sebagai

penemu teknologi tersebut. Teknologi yang ditemukan tadi, mempermudah

manusia dalam menjalani hidupnya. Seperti misalnya dahulu untuk berbicara

dengan seseorang, harus bertatap muka. Setelah ditemukannya teknologi di bidang

komunikasi, maka saat ini seseorang yang ingin berkomunikasi dengan orang lain

tidak perlu lagi harus bertatap muka, cukup dengan menggunakan perangkat yang

sudah ditemukan, bisa berupa handphone, handtalky, maupun telepon rumah.

Seperti yang diungkapkan oleh informan AZ:

Menurut saya teknologi modern sebetulnya secara global, islam lebih


modern. Hanya saja orang-orang luar yang menemukannya. Yang
namanya modern itu adalah berperadaban, berislam itu. Secara keduniaan,
menghilangkan batas-batas dunia. Misalnya dalam hal transportasi. Dulu
dari caringin ke bogor, sampai setengah hari, ada jarak yang jauh. Dengan
berkembangnya alat transportasi 15 menit sampai. Seperti tidak ada jarak.
Seperti di bidang informasi, dulu kalau ke bogor, harus datang ke bogor,
sekarang bisa pijit tombol langsaung bisa ngobrol dengan orangnya.
Menghilangkan batas-batas.72

Sedangkan informan A menyatakan bahwa teknologi itu adalah cara yang

digunakan manusia dalam mempermudah urusannya. Seperti misalnya teknologi

di bidang transportasi, maka seseorang dapat menggunakan teknologi tersebut

untuk memudahkannya dalam bertransportasi. Jika dahulu untuk menempuh satu


71
Wawancara pribadi dengan informan AS, Bogor tanggal 14 Februari 2009
72
Wawancara pribadi dengan informan AZ, Bogor tanggal 8 Februari 2009
daerah ke daerah lain membutuhkan waktu beberapa hari, dengan ditemukannya

teknologi transportasi, seperti mobil, sepeda motor, bahkan sepeda, jarak tersebut

dapat ditempuh dalam waktu yang lebih singkat. Seperti yang diungkapkannya:

Teknologi itu lebih berkaitan dengan material. Teknik bisa berarti cara,
yang dalam kehidupan kita digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Contoh penggunaan teknologi transportasi, atau apalah. Tentunya
dapat kita gunakan dalam hal yang lebih baik. Karena dapat membantu
dalam pelaksanaan apa yang kita laksanakan, sekalipun misalkan dampak
dari teknologi ada positif dan negatifnya tergantung dari kita.73

Selanjutnya penulis mengajukan pertanyaan kepada informan mengenai

contoh dari teknologi modern itu. Salah seorang informan, yaitu informan A

menyebutkan salah satu contohnya adalah handphone. Sedangkan pengeras suara

sudah berlangsung lama. Yang menjadi masalah di desa Cimande Hilir dalam

penggunaan pengeras suara dalam beribadah adalah kekhawatiran mereka dari

perasaan riya atau menyombongkan diri saat menggunakan speaker saat

beribadah. Seperti yang diungkapkannya:

Sekarang teknologi modern yang lagi ngetren itu adalah hp. Kalau
speaker atau pengeras suara itu mah sudah lama. Selain hp dan pengeras
suara juga ada internet, yang bisa dijadikan media dakwah. Banyak hp
yang bisa memuat al-Quran, sehingga orang bisa membacanya dari HP
tanpa harus membawa al-Quran. Namun HP bisa juga dimuat gambar
porno, ini kan jadi maksiat. Sama seperti speaker penggunaannya. Kita
tinggal bisa memanfaatkannya juga. Mungkin teknologi yang akan datang,
lebih canggih lagi.74

Informan lainnya, yaitu informan AS, menyebutkan contoh dari teknologi

modern itu antara lain adalah TV. Saat ini hampir tidak ada orang yang tidak

punya TV atau belum pernah melihat TV. Dalam menyikapi keberadaan TV,

menurutnya, harus dilakukan dengan cara bijaksana. Jangan sampai keberadaan

73
Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor tanggal 8 Februari 2009
74
Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor tanggal 8 Februari 2009
TV tersebut menyebabkan orang lalai dalam menjalankan ibadah yang

diperintahkan agama karena keasyikan nonton TV. Seperti yang diungkapkannya:

Contoh teknologi modern adalah TV. Saya kira tidak ada orang yang
belum pernah lihat TV. Kalau dulu pengen nonton TV harus ke rumah
orang kaya, sekarang hampir setiap rumah punya TV. Nah, dalam
menyikapi adanya TV kita harus bijaksana. Jangan sampai gara-gara TV
kita lalai dalam beribadah. Orang mah sering keasyikan nonton TV
sehingga tidak menghiraukan waktu yang sudah masuk waktu shalat.75

Adapun penggunaan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari,

sebagaimana yang diungkapkan oleh informan A, memang tidak bisa dilepaskan.

Seperti penggunaan alat komunikasi dan juga transportasi. Karena teknologi

tersebut memang ditujukan untuk memudahkan manusia dalam melakukan

aktivitasnya. Seperti yang diungkapkannya:

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari teknologi.


Sekarang kan sudah jarang orang yang pergi jalan kaki, sudah ada motor
atau mobil. Begitu juga kalau ada orang yang mau berkomunikasi, mereka
tidak perlu pergi ke tempat orang yang hendak diajak bicara, cukup
telepon saja. Ibadah haji juga demikian. Kalau dulu perlu berbulan-bulan
untuk melaksanakannya, sekarang paling lama tidak sampai satu bulan
sudah selesai.76

Informan yang lain, yaitu informan S menyatakan bahwa teknologi yang

ada sangat membantu manusia dalam mempermudah mereka menjalani kehidupan

sehari-hari. Salah satu contoh penggunaan teknologi yang sering terjadi dalam

kehidupan sehari-hari adalah teknologi informasi. Menurutnya, dengan adanya

teknologi informasi, seseorang dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di

tempat yang jauh dengan cepat melalui koran atau pun televisi. Seperti yang

diungkapkannya:

Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita lihat


adalah teknologi informasi. Semenjak orang mengenal radio, koran,
televisi, ia bisa mengetahui berbagai kejadian yang terjadi di tempat yang
75
Wawancara pribadi dengan informan AS, Bogor tanggal 14 Februari 2009
76
Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor tanggal 8 Februari 2009
jauh dengan begitu cepatnya. Tidak perlu lagi menunggu berhari-hari atau
berbulan-bulan untuk mengetahui suatu kejadian. Ini kan berkat kemajuan
teknologi di bidang informasi.77
Dari berbagai pernyataan yang disampaikan informan di atas, dapat

disimpulkan bahwa perubahan dipahami sebagai peralihan dari satu keadaan ke

keadaan lainnya atau dari satu wujud ke wujud lainnya. Dalam bidang teknologi,

perubahan yang terjadi adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani

kehidupan mereka. Seperti penemuan alat transportasi, komunikasi, dan lain

sebagainya, adalah ditujukan untuk memudahkan manusia dalam menjalankan

segala aktivitasnya.

E. Arah dan Ruang Lingkup Perubahan Pandangan Ulama

Proses perubahan yang terjadi di masyarakat, menjadikan sebagian

masyarakat berubah dalam menyikapi perubahan tersebut. Salah satu perubahan

yang terjadi adalah sikap masyarakat itu sendiri. Sebelumnya mungkin sebagian

masyarakat memandang perubahan sebagai sesuatu yang memang harus terjadi.

Karena bagaimanapun juga, manusia sebagai makhluk hidup pasti mengalami

perubahan meskipun hanya sebatas pada perubahan usia dan bentuk fisik.

Namun demikian, perubahan memberikan dampak kepada masyarakat.

Dampak yang terjadi akibat dari perubahan bisa negatif dan bisa pula positif.

Salah satu informan, yaitu informan A menyatakan bahwa dampak yang

ditimbulkan dari teknologi modern bisa negatif dan bisa pula positif. Jika

dinyatakan dalam prosentase, maka dampak yang timbul dari teknologi modern

antara yang positif dan yang negatif adalah 50:50. Hal tersebut tergantung dari

pemakai teknologi itu sendiri. Jika ingin digunakan untuk kebaikan, maka akan

77
Wawancara pribadi dengan informan S, Bogor tanggal 15 Februari 2009
menghasilkan kebaikan. Sebaliknya, jika digunakan untuk hal-hal yang negatif,

tentu hasilnya pun akan negatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan A:

Menurut saya dampak yang ditimbulkan oleh teknologi modern itu bisa
positif bisa pula negative. Fifty-fifty lah. Hal tersebut tergantung kitanya,
bagaimana menggunakan teknologi itu. Seperti handphone misalnya.
Kalau kita mau menggunakan untuk hal-hal yang baik seperti belajar
membaca al-Quran, menambah wawasan agama melalui layanan seluler,
maupun untuk mencari pengetahuan dengan cara browsing di internet juga
bisa. Sebaliknya, kalau mau buat hal-hal yang buruk, seperti penipuan,
pemerasan, perselingkuhan, bahkan yang lebih parah lagi adalah untuk
menyimpan gambar-gambar atau video-video porno yang sekarang lagi
marak di kalangan remaja.78

Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan H. menurutnya apakah

teknologi itu berdampak positif atau negatif itu tergantung dari pengguna

teknologi tersebut. Meskipun sejak awal ditemukannya teknologi adalah untuk

kepentingan manusia, namun dalam perjalanannya teknologi tersebut tidak bisa

dilepaskan dari orang yang berada di belakangnya atau yang menggunakannya.

Sehingga dengan demikian, dampak yang ditimbulkan oleh suatu teknologi

tergantung pengguna itu sendiri. Seperti yang diungkapkannya:

Menurut saya sebuah teknologi yang ada apakah berdampak positif atau
negatif itu tergantung dari manusia yang menggunakannya. Meskipun dari
awal penciptaan teknologi itu ditujukan untuk kepentingan manusia, tapi
kan dalam perjalanannya, manfaat tersebut tidak bisa dilepaskan dari
orang yang menggunakannya. Kalau orang sudah punya niat buruk, maka
ia akan cenderung memanfaatkan teknologi yang ada juga untuk
kepentingan yang buruk. Tapi kalau memang ia punya niat baik dalam
menggunakan teknologi yang ada, ia tentu akan menggunakan teknologi
tersebut dengan bijaksana.79

Sedangkan menurut informan AZ, dampak dari perubahan yang terjadi

lebih banyak positifnya. Menurutnya, perubahan dalam teknologi memberikan

kemudahan masyarakat dalam beraktivitas. Seperti orang yang bergerak di bidang

bisnis. Dengan adanya teknologi tersebut, berbagai kegiatan yang dilakukan akan
78
Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor 8 Februari 2009
79
Wawancara pribadi dengan informan H, Bogor tanggal 14 Februari 2009
semakin mudah dan efisien. Selain itu juga teknologi yang ada bisa digunakan

untuk bersilaturrahmi antar satu keluarga yang terpisah oleh jarak dan tempat.

Meskipun demikian, teknologi yang ada juga bisa berdampak negatif. Seperti

penyalahgunaan handphone untuk selingkuh dengan mengadakan janjian di suatu

tempat, atau hal-hal lain yang kebanyakan dilakukan oleh kalangan tertentu saja.

Seperti yang diungkapkannya:

Perubahan dalam bidang teknologi menurut saya memberikan kemudahan


masyarakat dalam beraktivitas. Seperti orang yang bergerak di bidang
bisnis. Dengan adanya teknologi tersebut, berbagai kegiatan yang
dilakukan oleh orang itu akan semakin mudah dan efisien. Selain itu juga
teknologi yang ada bisa digunakan untuk bersilaturrahmi antar satu
keluarga yang terpisah oleh jarak dan tempat. Saat orang sudah dewasa
dan berkeluarga kan sering kali tidak tinggal dengan orang tua atau
saudaranya. Dengan adanya teknologi, maka kita bisa menjalin
silaturrahmi, sehingga persaudaraan tidak akan putus. Meskipun demikian,
teknologi yang ada juga bisa berdampak negatif. Seperti penyalahgunaan
handphone untuk selingkuh dengan mengadakan janjian di suatu tempat,
atau hal-hal lain yang kebanyakan dilakukan oleh kalangan tertentu
saja.80

Hal senada juga diungkapkan oleh informan UM. Menurutnya sejak awal

penciptaan suatu teknologi, memang ditujukan untuk memudahkan manusia

dalam beraktivitas. Sehingga dengan adanya teknologi tersebut, setiap aktivitas

yang dilakukan oleh masyarakat akan semakin cepat dan efisien sehingga dapat

menghemat waktu, tenaga dan lain sebagainya. Namun menurutnya, teknologi

tersebut bukan berarti tidak menimbulkan dampak negatif. Ada saja orang yang

berusaha untuk menyalahgunakan teknologi yang ada untuk kepentingan yang

merugikan orang lain. Seperti yang diungkapkannya:

Menurut saya teknologi itu banyak manfaatnya dari pada mudharatnya.


Dari awal orang bikin sesuatu kan memang ditujukan untuk
mempermudah segala urusan. Dengan temuan tersebut, maka manusia
akan dapat menghemat waktu, tenaga, dana dan lain sebagainya. Ini kan

80
Wawancara pribadi dengan informan AZ, Bogor tanggal 8 Februari 2009
demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Namun bukan berarti tidak ada
orang yang iseng lho. Pasti ada saja yang berusaha untuk
menyalahgunakan teknologi tersebut untuk hal-hal yang merugikan orang
lain. Dan kita terkadang susah untuk mencegahnya karena kelemahan yang
ada dalam teknologi itu sendiri.81

Arah perubahan yang terjadi di masyarakat selalu diharapkan menuju ke yang

lebih baik. Tidak ada suatu masyarakat yang ingin berubah ke arah yang lebih

buruk, terlebih lagi masyarakat tersebut beragama. Demikian halnya dengan arah

perubahan yang terjadi di masyarakat di Desa Cimande Hilir. Mereka

mengharapkan arah perubahan yang terjadi di daerah mereka adalah perubahan ke

arah yang lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh informan A. Menurutnya,

seseorang harus berubah ke arah yang lebih baik, bukan ke arah yang lebih buruk.

Karena dalam agama sendiri dianjurkan untuk terus mempertahankan amal-amal

yang baik, bahkan dianjurkan untuk meningkatkannya, bukan malah bertambah

buruk. Seperti yang diungkapkannya:

Ya tentu saja semua orang ingin berubah menjadi lebih baik. Saya kira
tidak ada orang yang ingin menjadi lebih buruk. Dalam agama sendiri kan
dianjurkan untuk menjaga amal-amal yang baik, bahkan kalau bisa
diperbanyak. Jangan sampai berkurang, sama dengan kemaren saja sudah
dianggap rugi. Itulah sebabnya menurut saya, seluruh masyarakat yang
ada, khususnya di daerah Cimande Hilir mengharapkan untuk berubah ke
arah yang lebih baik.82

Adapun ruang lingkup perubahan, beberapa informan memberikan

pendapatnya mengenai hal ini. Salah satunya adalah informan M. menurutnya

perubahan terjadi dalam berbagai ruang lingkup atau segi kehidupan. Untuk

menyebut salah satunya adalah perubahan di bidang ekonomi. Informan M yakin,

bahwa setiap makhluk hidup ingin merubah keadaan ekonominya dari yang

rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Karena dengan kondisi ekonomi yang berada

81
Wawancara pribadi dengan informan UM, Bogor, tanggal 15 Februari 2009
82
Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor tanggal 8 Februari 2009
di tingkat yang lebih tinggi, maka seseorang akan lebih mudah dalam memenuhi

kebutuhannya. Bahkan agama sendiri menganjurkan untuk bekerja, bukan

bermalas-malasan. Sebagaimana yang diungkapkannya:

Menurut saya setiap orang pasti berubah. Mengenai ruang lingkup


perubahan, salah satunya adalah dalam bidang ekonomi. Saya yakin, setiap
orang pasti ingin keadaan ekonominya meningkat. Karena dengan
meningkatnya keadaan ekonomi, maka orang tersebut akan lebih mudah
dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan orang hidup kan banyak, tidak
hanya makan saja. Apalagi di zaman yang serba konsumtif ini, dimana
orang-orang banyak terbujuk untuk mengkonsumsi sesuatu dengan
berlebih-lebihan. Maka keinginan untuk meningkatkan kondisi ekonomi
semakin kuat.83

Selain perubahan di bidang ekonomi, pernyataan dari informan lain juga

menyatakan bahwa perubahan bisa terjadi di bidang pengetahuan. Seperti yang

diungkapkan oleh informan M, menurutnya, seseorang akan mengalami

perubahan di bidang pengetahuan. Jika dahulunya orang tersebut tidak

mengetahui sesuatu, maka jika ia berusaha ia akan mengetahuinya. cara

mendapatkan pengetahuan pun bisa bermacam-macam, seperti sekolah formal,

informal, membaca, maupun berdiskusi dengan orang-orang yang lebih pintar.

Hal ini yang memacu perubahan di bidang pengetahuan. Seperti yang

diungkapkannya:

Menurut saya perubahan yang terjadi di masyarakat, terutama yang


terjadi di daerah Cimande Hilir, adalah perubahan di bidang pengetahuan.
Seiring dengan semakin majunya berbagai teknologi dan zaman, cara
seseorang dalam mengalami perubahan di bidang pengetahuan pun
bermacam-macam. Ada yang memperolehnya karena belajar di sekolah
formal maupun informal, ada juga yang memperolehnya dari berbagai
media yang ada. Selain itu juga ada yang memperoleh pengetahuan dengan
cara berdiskusi dengan orang lebih ahli di bidangnya. Ini menurut saya
mengapa masyarakat mengalami perubahan di bidang pengetahuan, karena
manusia itu sendiri memiliki kemampuan untuk berpikir.84

83
Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 14 Februari 2009
84
Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 15 Februari 2009
Lebih lanjut informan M menjelaskan bahwa perubahan yang sulit terjadi,

meskipun bukan berarti tidak mungkin adalah perubahan di bidang budaya.

Menurutnya, kebudayaan yang berlaku di masyarakat sulit berubah. Kalaupun

budaya tersebut berubah, hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama.

Karena masyarakat cenderung memegang kebudayaannya dan berusaha untuk

tidak menerima kebudayaan lain. Meskipun demikian, kebudayaan lain bisa

masuk dan menjadi bagian dari budaya mereka karena dengan adanya berbagai

media yang menghantarkan budaya tersebut. Seperti yang diungkapkannya:

Kalau hal yang sulit berubah menurut saya adalah budaya. Hal ini bukan
berarti budaya tidak bisa berubah. Butuh waktu yang lama untuk merubah
suatu kebudayaan yang berlaku di masyarakat. Yang ada adalah budaya
masyarakat lain masuk dan menjadi bagian dari budaya masyarakat
setempat melalui berbagai media yang ada.85

Saat penulis menanyakan tentang perubahan di bidang agama, sebagian

informan mengatakan bahwa perubahan tersebut terjadi bukan dengan

berpindahnya seseorang dari satu agama ke agama lain, melainkan berubahnya

keagamaan seseorang dengan adanya teknologi modern. Jika dahulu seseorang

dalam menentukan datangnya waktu shalat dengan memperhatikan matahari,

maka sekarang cukup dengan melihat jam. Demikian halnya dengan pelaksanaan

ibadah haji. Jika dahulu kalau mau naik haji seseorang harus menempuh waktu

yang lama karena masih menggunakan kapal laut, sekarang tidak demikian.

Hanya beberapa minggu saja, orang sudah bisa melaksanakan ibadah haji karena

adanya pesawat terbang. Yang menarik adalah keengganan masyarakat di daerah

Cimande Hilir dalam menggunakan pengeras suara saat beribadah, seperti adzan,

iqamah.

85
Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 15 Februari 2009
Salah seorang informan, yaitu informan A mengatakan bahwa hal tersebut

dikarenakan ketakutan masyarakat yang diperoleh dari ulama dari sikap

menyombongkan diri dengan beribadah menggunakan pengeras suara atau

speaker. Seperti yang diungkapkannya:

Orang sini masih keukeuh tidak mau menggunakan pengeras suara saat
beribadah adalah karena mereka takut riya atau menyombongkan diri
dalam beribadah. Itulah sebabnya di sini masjid atau mushalla tidak ada
pengeras suaranya. Namun demikian, selain ibadah mereka tetap
menggunakan teknologi kok. Seperti saat hajatan, masyarakat di sini mau
menggunakan speaker.86

Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan M. menurutnya penolakan

masyarakat terhadap penggunaan pengeras suara adalah karena ketakutan mereka

dari sikap riya dalam beribadah. Namun secara pribadi, informan M tidak

menolak kehadiran pengeras suara dalam beribadah. Karena menurutnya, dengan

adanya pengeras suara, dapat mensyiarkan agama, atau memberitahukan kepada

masyarakat bahwa waktu shalat telah tiba. Seperti yang diungkapkannya:

Menurut saya alasan penolakan masyarakat terhadap pengeras suara


dalam beribadah adalah karena ketakutan mereka akan sifat riya dalam
beribadah. Selain karena hal tersebut sudah berlangsung turun-temurun,
juga karena pengetahuan dan sikap keterbukaan mereka. Kalau saya
pribadi tidak ada masalah dengan penggunaan pengeras suara saat
beribadah. Toh hal tersebut dapat mensyiarkan agama dan juga
mengingatkan orang bahwa sudah masuk waktu shalat. Jadi saya kira
banyak manfaatnya dibanding mudharatnya menggunakan speaker saat
beribadah.87

Pernyataan informan S juga tidak jauh berbeda dengan apa yang

disampaikan oleh informan M. menurut informan S, mengapa di daerah Cimande

Hilir masyarakat masih enggan menggunakan pengeras suara dalam kehidupan

beribadah, seperti adzan adalah karena budaya yang berlaku di masyarakat

tersebut. Menurut kepercayaan masyarakat Cimande Hilir, pemakaian pengeras


86
Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor tanggal 8 Februari 2009
87
Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 15 Februari 2009
suara dalam beribadah akan menimbulkan perasaan riya atau menyombongkan

diri dan berkurangnya kekhusyuan dalam menjalankan ibadah. Seperti yang

diungkapkannya:

Kalau ditanya mengenai mengapa masyarakat di sini enggan


menggunakan teknolgi seperti pengeras suara dalam kehidupan beragama
mereka, menurut saya karena mereka merasa bahwa pengeras suara bukan
bagian dari budaya mereka. Selain itu juga mereka masih percaya bahwa
menggunakan pengeras suara dalam beribadah akan menimbulkan sikap
sombong dan berkurangnya rasa khusyu dalam beribadah. Makanya adik
tidak menemukan mushalla atau masjid yang pakai speaker di sini.88

Sedangkan informan S sendiri tidak menolak adanya penggunaan speaker

dalam beribadah. Karena menurutnya, sikap sombong karena menggunakan

speaker itu terlalu mengada-ada. Kalau tidak khusyu, menurut informan S itu

tergantung dari keimanan orang itu sendiri. Karena dengan adanya pengeras suara

itu, justru umat Islam dituntut untuk dapat mempergunakannya demi tujuan syiar

agama Islam. Seperti yang diungkapkannya:

Kalau saya pribadi tidak menolak penggunaan pengeras suara dalam


beribadah. Berhubung sudah menjadi kebiasaan di sini, maka saya ikut
saja. Tidak perlu dipersoalkan. Masalah khusyu dalam beribadah, itu kan
tergantung dari keimanan seseorang. Bahkan menurut saya, umat Islam
harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menyebarluaskan
agama Islam.89

Dari berbagai pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas, dapat

disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi diharapkan mengarah ke hal yang

lebih baik, bukannya ke arah yang lebih buruk. Adapun ruang lingkup perubahan,

menurut para informan, bisa dalam bidang ekonomi, pengetahuan, maupun

agama.

88
Wawancara pribadi dengan informan S, Bogor tanggal 15 Februari 2009
89
Wawancara pribadi dengan informan S, Bogor tanggal 15 Februari 2009
F. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerimaan Teknologi

Modern pada Ulama

Selama proses berubah, masyarakat mengalami berbagai hal, baik yang

mendukung maupun yang menghambat perubahan itu sendiri. Faktor-faktor

tersebut berperan dalam mendukung proses perubahan yang terjadi di dalam suatu

masyarakat. Jika kita perhatikan, maka dapat kita ketahui beberapa faktor yang

mendukung perubahan tersebut.

Salah satu faktor pendukung penerimaan teknologi di kalangan ulama

Desa Cimande Hilir adalah tingginya pendidikan yang sudah mereka tempuh.

Seperti informan AZ, salah seorang ulama yang sudah menamatkan SLTA.

Menurutnya, pendidikan yang baik akan menjadikan manusia lebih arif dalam

memilih suatu kemajuan, entah itu kemajuan di bidang teknologi, maupun di

berbagai bidang lainnya. Berbeda dengan orang yang pendidikannya rendah.

Orang tersebut akan cenderung untuk menggunakan teknologi yang ada tanpa

banyak pertimbangan karena kekurangannya dalam pengetahuan mengenai

teknologi dan manfaatnya. Seperti yang diungkapkan oleh informan AZ:

Menurut saya salah satu faktor pendukung bagaimana ulama di sini


menerima perubahan di bidang teknologi adalah karena pendidikannya.
Saya kebetulan tamatan SLTA, dan sedikit tahu mengenai perkembangan
dan perubahan teknologi yang terjadi. Menurut saya, semakin tinggi
pendidikan seseorang, ia akan lebih bijaksana dalam menggunakan dan
memanfaatkan teknologi tersebut.90

Selain faktor pendidikan, faktor yang mendukung penerimaan perubahan

teknologi di kalangan ulama adalah faktor ekonomi. Hal ini diungkapkan oleh

informan A, yang menyatakan bahwa seseorang yang berada dalam ekonomi yang

lebih baik, maka ia akan cenderung bisa mengikuti berbagai kemajuan yang

90
Wawancara pribadi dengan informan AZ, Bogor tanggal 8 Februari 2009
terjadi di dunia dan bisa menggunakannya. Hal ini tentu berkaitan dengan

kemampuan daya belinya yang tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang

berada di ekonomi sedang atau bawah. Sehingga dengan demikian, maka

perubahan di bidang teknologi tersebut akan lebih bisa diterima dan digunakan

oleh orang yang berada di golongan ekonomi mampu. Seperti yang diungkapkan

oleh informan A:

Menurut saya faktor pendukung penerimaan perubahan di bidang


teknologi, selain pendidikan adalah ekonomi. Gimana seseorang akan
mengetahui dan menggunakan teknologi yang ada jika ia tidak mampu
membelinya. Mungkin saja ia bisa tahu dari media elektronik maupun
cetak, tapi untuk menggunakannya kan harus ada barangnya. Inilah yang
membuat kenapa orang yang kemampuan ekonominya tinggi cenderung
cepat dalam menerima teknologi dan menggunakannya. Beda dengan
orang yang kurang mampu, yang mau makan saja sudah mengalami
kesusahan.91

Hal senada juga disampaikan oleh informan H. Menurutnya ekonomi

adalah salah satu faktor yang mendukung proses penerimaan teknologi modern

para ulama di desa Cimande Hilir. Dengan keadaan ekonomi yang semakin tinggi,

akses seseorang terhadap teknologi pun semakin besar, karena kemampuannya

membeli alat tersebut. Seperti yang diungkapkannya:

Tentu saja untuk dapat mengakses teknologi yang ada dibutuhkan


keadaan ekonomi yang mencukupi. Hal ini yang mendukung penerimaan
teknologi modern para ulama di desa Cimande Hilir. Kemampuan mereka
dalam bidang ekonomi turut membantu dalam penerimaan teknologi
tersebut. Gimana bisa make handphone atuh, kalau nggak bisa beli?92

Sedikit berbeda dengan apa yang telah diutarakan oleh beberapa informan

sebelumnya, informan M menyatakan bahwa faktor lain yang mendukung proses

penerimaan perubahan di bidang teknologi di Desa Cimande Hilir adalah faktor

budaya. Menurutnya, budaya yang berlaku di masyarakat turut mempengaruhi

91
Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor tanggal 8 Februari 2009
92
Wawancara pribadi dengan informan H, Bogor tanggal 14 Februari 2009
penerimaan seseorang terhadap perkembangan suatu teknologi. Memang yang

terjadi di daerahnya, banyak yang masih tidak mau menggunakan teknologi

pengeras suara dalam beribadah. Namun teknologi lainnya, seperti teknologi

komunikasi dan transportasi, banyak yang mengikuti bahkan memilikinya karena

memang sudah menjadi kebudayaan setempat. Dalam artian, budaya itu adalah

budaya untuk cenderung mengikuti tetangga, teman, maupun kerabat dalam

beberapa hal. Contohnya dalam pembelian alat komunikasi dan transportasi.

Seperti yang diungkapkannya:

Menurut saya faktor budaya juga mempunyai peran dalam penerimaan


perubahan teknologi para ulama di daerah sini. Ya contoh yang paling
sering bisa dilihat teknologi transportasi dan komunikasi. Mungkin
awalnya hanya satu dua orang yang mempunyai mobil atau motor. Tapi
karena anggapan masyarakat bahwa orang yang punya motor atau mobil
itu termasuk orang yang kaya dan melek teknologi, maka banyak orang
yang ikut-ikutan membelinya. Meskipun ada juga yang membeli karena
memang sudah menjadi kebutuhannya. Demikian halnya dengan
handphone. Kayaknya kalau tidak punya handphone dianggap ketinggalan
zaman. Makanya banyak juga yang ikut-ikutan beli handphone, meskipun
pada awalnya mereka harus bertanya mengenai cara penggunaan alat
komunikasi tersebut. Tapi kan lama-kelamaan mereka bisa
menggunakannya sehingga bisa dibilang mereka menerima kehadiran
teknologi tersebut.93

Selain faktor pendukung, juga ada faktor penghambat dari proses

penerimaan teknologi modern oleh para ulama di desa Cimande Hilir. Salah

seorang informan mengatakan bahwa faktor penghambat dalam proses perubahan

di antaranya adalah tingkat pendidikan. Menurutnya, semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka kemungkinan menerima perubahan akan semakin besar.

Sebaliknya, juga demikian. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan AS:

Betul itu. Menurut saya, pendidikan itu adalah salah satu faktor yang
mendukung proses perubahan di masyarakat sini. Karena setahu saya,
mereka yang menerima perubahan, terutama di bidang teknologi adalah

93
Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 15 Februari 2009
mereka yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan
mereka yang tidak mudah menerima perubahan tersebut. Saya sendiri
adalah lulusan S1. dan pengetahuan yang saya miliki menjadi faktor
pendukung perubahan dalam diri saya.94

Dari jawaban yang diberikan oleh para informan di atas, dapat

disimpulkan mengenai faktor pendukung dan penghambat proses penerimaan

teknologi modern di kalangan ulama di desa Cimande Hilir. Di antaranya adalah

sebagai berikut:

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat mempunyai peran dalam perubahan

yang terjadi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka kemungkinan

untuk mengalami perubahan akan semakin besar. Namun sebaliknya, semakin

rendah pendidikan seseorang, maka kemungkinan perubahan tersebut juga

akan semakin kecil.

Sebagai contoh kasus, di desa Cimande Hilir, ulama yang ada di sana

sebagian besar adalah pendidikannya SLTA. Ini memberikan dukungan

terhadap proses perubahan yang terjadi di sana. Dalam penerimaan teknologi,

ulama yang mempunyai pendidikan tinggi cenderung lebih bisa menerima

perubahan tersebut dibandingkan dengan ulama yang pendidikannya rendah.

Selain itu juga, dalam pendidikan yang tinggi, seseorang akan mendapatkan

pengetahuan yang cukup. Hal ini akan mempengaruhi sikap mereka dalam

menghadapi perubahan.

2. Ekonomi

Faktor pendukung proses terjadinya perubahan adalah faktor ekonomi.

Indicator ekonomi yang penulis gunakan adalah pembagian kelas ekonomi

94
Wawancara pribadi dengan informan AS, Bogor tanggal 14 Februari 2009
yang lazim digunakan yaitu ekonomi menengah ke bawah dan ekonomi

menengah ke atas. Sesuai dengan apa yang telah penulis sebutkan, bahwa

faktor ekonomi juga menjadi penentu dalam proses perubahan yang terjadi di

masyarakat. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, informan yang berada

dalam ekonomi menengah ke atas cenderung lebih bisa menerima perubahan.

Sedangkan masyarakat yang berasal dari ekonomi menengah ke bawah

cenderung sulit untuk menerima perubahan.

3. Budaya

Faktor budaya tidak bisa dilepaskan dari faktor pendukung yang

memacu proses terjadinya perubahan. Kebudayaan yang dianut oleh suatu

masyarakat juga turut memberikan pengaruh dalam proses perubahan itu.

Suatu masyarakat yang masih teguh memegang suatu budaya, misalnya

budaya yang berlaku di masyarakat tersebut adalah bahwa penggunaan

pengeras suara dalam beribadah tidak diperbolehkan dengan alasan bahwa hal

tersebut bisa mengganggu kekhusyuan dalam beribadah, maka masyarakat

tersebut tidak akan menggunakan pengeras suara di dalam masjid maupun

mushola mereka. Sedangkan dalam acara-acara seperti hajatan, perayaan hari

besar nasional, perayaan hari besar Islam, mereka menggunakan pengeras

suara tersebut. Karena hal-hal demikian dianggap tidak berhubungan dengan

ibadah. Inilah yang dianut oleh masyarakat yang berada di Desa Cimande

Hilir.

Faktor-faktor yang penulis sebutkan di atas adalah hasil dari analisa

penulis setelah melakukan wawancara dengan para ulama di desa Cimande Hilir

Bogor. Faktor-faktor yang penulis temukan, merupakan faktor pendukung proses


penerimaan teknologi modern oleh para ulama di Desa Cimande Hilir. Selain

menjadi faktor pendukung, faktor-faktor tersebut juga menjadi faktor penghambat

dalam penerimaan teknologi modern oleh para ulama di daerah Cimande Hilir.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di desa Cimande Hilir

Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Jawa Barat mengenai proses perubahan

dan penerimaan teknologi modern oleh para ulama, dapat disimpulkan bahwa

proses terjadinya perubahan tersebut berlangsung perlahan-lahan dan didukung

serta dihambat oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang merupakan penghambat

dan pendukung proses perubahan penerimaan ulama terhadap teknologi modern di

antaranya adalah pendidikan, tingkat ekonomi, pengetahuan, serta budaya

setempat.

Teknologi modern yang merupakan hasil jerih payah manusia ditujukan

untuk kemudahan manusia itu sendiri dalam melakukan segala aktivitasnya.

Teknologi-teknologi yang akrab di masyarakat desa Cimande Hilir di antaranya

adalah handphone, internet, televisi, radio, mobil, motor, speaker atau pengeras

suara dan lain sebagainya.

Sesuatu yang menarik adalah dari hasil penelitian yang penulis lakukan,

keengganan masyarakat desa Cimande Hilir menggunakan teknologi berupa

speaker atau pengeras suara dalam ibadah mereka adalah ketakutan masyarakat

akan timbulnya sikap riya atau sombong diri. Selain itu juga masyarakat khawatir,

jika dalam melaksanakan ibadah mereka menggunakan speaker atau pengeras

suara hal tersebut akan mengganggu kekhusyuan mereka. Hal inilah yang
menjadikan di masjid-masjid dan mushalla di desa Cimande Hilir tidak terdapat

speaker atau pengeras suara.

B. Saran-saran

Adapun beberapa saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:

1. Bagi kalangan ulama yang menerima keberadaan teknologi dan

menggunakannya dalam kehidupan beragama mereka, hendaknya

memberikan pengetahuan tentang manfaat dari teknologi tersebut. Namun

jika tetap saja tidak dapat diberi penjelasan, hendaknya perbedaan tersebut

disikapi dengan arif sehingga tidak menimbulkan gejolak di masyarakat.

2. Untuk pemerintah setempat, hendaknya tetap memberikan perhatian akan

pendidikan masyarakat di desa Cimande Hilir, baik pendidikan formal

maupun agama, agar dalam menyikapi berbagai kemajuan yang ada,

masyarakat dapat menimbang-nimbangnya dengan akal pikiran dan

pengetahuan yang mereka miliki.


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, Ensiklopedi Dunia Islam, Pemikiran dan Peradaban Jakarta:


Ichtiar Baru van Hoeve, 2002

Al-Hasan, Ahmad Y. dan Hill, Donald R., Teknologi dalam Sejarah Islam,
Bandung: Mizan, 1993, Cet. Ke-1

Al-Ridha, M. Rahman, et.al, Koreksi al-Quran terhadap Budaya dan Peradaban,


Jakarta: Al-Haq Study Centre-ASC Press, 1996, Cet. Ke-1

Amin, M. Masyhur dan M. Najib (ed), Agama, Demokrasi dan Transformasi


Sosial, Yogyakarta: LKPSM, 1993

Cohen, Bruce J., Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, Cet.
Ke-2

Echols, John M. dan Shadily, Hasan, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta:


Gramedia, 1990, Cet. Ke-18

el Moekry, Mukhotim, Islam Agama Ideologi dan Hukum, Jakarta: Wahyu Press,
2003, Cet. Ke-1

Fahmi, M., Islam Transendental: Menelusuri Jejak-jejak Pemikiran Islam


Kuntowijoyo, Yogyakarta: Pilar Media, 2005

Gazalba, Sidi, Islam dan Perubahan Sosio-Budaya, Jakarta: Pustaka Al-Husna,


1983

Hasan, M. Tholhah, Islam dalam Perspektif Sosio Kultural, Surabaya: Pustaka


Kamil Press, 2001

Jomo, Frans Wiryanto, Membangun Masyarakat, Bandung: Alumni, 1986, Cet.


Ke-2

Kahmad, Dadang, Sosiologi Agama, Jakarta: PT Remaja Rosdakarya, 2003, Cet.


Ke-3

Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi-interpretasi Aksi, Bandung: Mizan,


1996

----------------, Identitas Politik Umat Islam (Bandung: Mizan, 1997


Lauer, Robert H., Perspektif tentang Perubahan Sosial, Jakarta: Rineka Cipta,
1993

Madjid, Nurcholish, Islam Doktrin & Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang
Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan, Jakarta: Paramadina,
2005, Cet. Ke-5

Nasution, Harun, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I, Jakarta: UI Press,
2008, Edisi II

Nata, Abduin, Metodologi Studi Islam,Jakarta: Raja Grafindo, 2003, Cet. Ke-8

Noor, M. Arifin, Ilmu Sosial Dasar, Bandung: Pustaka Setia, 2007, Cet. Ke-3

Notingham, Elizabeth K., Agama dan Masyarakat: Suatu Pengantar Sosiologi


Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994

Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Kualitatif ,Bandung: Remaja


Rosdakarya, 1999, Cet. Ke-5

Razak, Nashruddin, Dienul Islam, Bandung: Al-Maarif, 1977, Cet. Ke-2

Shihab, M. Quraisy, Membumikan al-Quran; Fungsi Wahyu dalam Kehidupan


Masyarakat, Bandung: Mizan, 2001

Soekanto, Soerjono, Sosiologi; Suatu Pengantar, Jakarta: RajaGrafindo, Persada,


2000

Susanto, Phil Astrid S., Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Bandung:
Bina Cipta, 1979, Cet. Ke-2

Syani, Abdul, Sosiologi dan Perubahan Masyarakat (Lampung: Dunia Pustaka


Jaya, 1995), Cet. Ke-1

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007, Cet. Ke-3

Veeger, Karel J., Pengantar Sosiologi, Jakarta: Gramdia Pustaka Utama, 1992,
Cet. Ke-2

Widyaningsih, G. Karta Sapoetra R.G., Teologi Sosiologi, Bandung: Amigo, 1982

Jurnal:

Ulumul Quran, Edisi No. 2 (Juli 1996), h. 59


Wawancara:

Wawancara pribadi dengan informan AZ, Bogor 8 Februari 2009

Wawancara pribadi dengan informan S, Bogor 15 Februari 2009

Wawancara pribadi dengan informan H, Bogor 14 Februari 2009

Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 15 Februari 2009

Wawancara pribadi dengan informan AS, Bogor tanggal 14 Februari 2009

Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor tanggal 8 Februari 2009

Wawancara pribadi dengan informan UM, Bogor, tanggal 15 Februari 2009


STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DAN PERANGKAT DESA
CIMANDE HILIR KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR
PERATURAN MENDAGRI NO. 22 TAHUN 1999

KEPALA DESA
BUNYAMIN BPD

SEKDES
O. SOFYAN

KAUR PEM KAUR EKBANG KAUR ADM BENDAHARA


FIRMANSYAH UU RUSLI DARUS S. DARUS S.

UNSUR UNSUR KADUS KADUS


PELAKSANA PELAKSANA SAEHUDIN H. HIDAYAT
PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah yang anda tahu tentang perubahan?


2. Bagaimana anda mengalami perubahan dalam kehidupan anda?
3. Bagaimana proses perubahan yang terjadi dalam diri anda dan juga
masyarakat?
4. Bisakah anda sebutkan beberapa bentuk perubahan yang anda alami?
5. Bagaimana anda menyikapi perubahan tersebut?
6. Menurut anda, ke mana arah perubahan yang sedang terjadi dalam diri anda
dan masyarakat?
7. Apa yang anda tahu tentang teknologi modern?
8. Bisakah anda menyebutkan contoh dari teknologi modern?
9. Menurut anda, apa tujuan para ahli menciptakan teknologi modern?
10. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari?
11. Apa pendapat anda tentang teknologi modern tersebut?
12. Menurut anda, apakah teknologi modern yang ada lebih banyak efek
positifnya daripada efek negatifnya?
13. Dalam pemahaman anda, apakah teknologi modern dapat berguna dalam
kehidupan beragama?
14. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam beberapa ritual ibadah
anda?
15. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan ibadah dengan menggunakan
teknologi modern seperti naik haji dengan menggunakan pesawat terbang?
16. Apa yang melatarbelakangi penerimaan anda tentang hadirnya teknologi
modern dalam kehidupan beragama?
PEDOMAN WAWANCARA

Nama : Informan A
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta

17. Apakah yang anda tahu tentang perubahan?


Perubahan itu bisa terjadi dalam berbagai segi. Dalam segi sosial umpama,
seandainya seseorang yang awalnya kurang memahami sesuatu dengan cara
belajar, atau pengalaman itu sendiri, bisa merubah keadaan orang tersebut,
baik dari segi fisik, mental maupun spiritual. Semoga ke arah positif. Kalau
arah negatif harus kita rubah, baik dalam kehiduapan sosial bermasyarakat,
apalagi dalam kehidupan beribadah kepada Allah
18. Bagaimana anda mengalami perubahan dalam kehidupan anda?
Nggak ada masalah.
19. Bagaimana proses perubahan yang terjadi dalam diri anda dan juga
masyarakat?
Secara perlahan-lahan. Karena pada umumnya perubahan itu tidak
berlangsung dengan cepat atau bahkan kilat.
20. Bisakah anda sebutkan beberapa bentuk perubahan yang anda alami?
Dalam bidang telekomunikasi dan transportasi.
21. Bagaimana anda menyikapi perubahan tersebut?
Selama itu membawa dampak yang baik pada manusia, kenapa harus ditolak.
22. Menurut anda, ke mana arah perubahan yang sedang terjadi dalam diri anda
dan masyarakat?
Ya tentu saja semua orang ingin berubah menjadi lebih baik. Saya kira tidak
ada orang yang ingin menjadi lebih buruk. Dalam agama sendiri kan
dianjurkan untuk menjaga amal-amal yang baik, bahkan kalau bisa
diperbanyak. Jangan sampai berkurang, sama dengan kemaren saja sudah
dianggap rugi. Itulah sebabnya menurut saya, seluruh masyarakat yang ada,
khususnya di daerah Cimande Hilir mengharapkan untuk berubah ke arah
yang lebih baik
23. Apa yang anda tahu tentang teknologi modern?
Teknologi itu lebih berkaitan dengan material. Teknik bisa berarti cara, yang
dalam kehidupan kita digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Contoh penggunaan teknologi transportasi, atau apalah. Tentunya dapat kita
gunakan dalam hal yang lebih baik. Karena dapat membantu dalam
pelaksaaan apa yang kita laksanakan, sekalipun misalkan dampak dari
teknologi ada positif dan negatifnya tergantung dari kita
24. Bisakah anda menyebutkan contoh dari teknologi modern?
Sekarang teknologi modern yang lagi ngetren itu adalah hp. Kalau speaker
atau pengeras suara itu mah sudah lama. Selain hp dan pengeras suara juga
ada internet, yang bisa dijadikan media dakwah. Banyak hp yang bisa memuat
al-Quran, sehingga orang bisa membacanya dari HP tanpa harus membawa
al-Quran. Namun HP bisa juga dimuat gambar porno, ini kan jadi maksiat.
Sama seperti speaker penggunaannya. Kita tinggal bisa memanfaatkannya
juga. Mungkin teknologi yang akan datang, lebih canggih lagi
25. Menurut anda, apa tujuan para ahli menciptakan teknologi modern?
Pada dasarnya mereka menginginkan kemudahan dalam setiap aktivitas
manusia. Namun dalam perkembangannya sering terjadi penyalah-gunaan
oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Ini yang membuat suatu
teknologi memiliki dampak yang buruk bagi kehidupan umat manusia.
26. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari?
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari teknologi. Sekarang
kan sudah jarang orang yang pergi jalan kaki, sudah ada motor atau mobil.
Begitu juga kalau ada orang yang mau berkomunikasi, mereka tidak perlu
pergi ke tempat orang yang hendak diajak bicara, cukup telepon saja. Ibadah
haji juga demikian. Kalau dulu perlu berbulan-bulan untuk melaksanakannya,
sekarang paling lama tidak sampai satu bulan sudah selesai
27. Apa pendapat anda tentang teknologi modern tersebut?
Sangat membantu ya.
28. Menurut anda, apakah teknologi modern yang ada lebih banyak efek
positifnya daripada efek negatifnya?
Menurut saya dampak yang ditimbulkan oleh teknologi modern itu bisa positif
bisa pula negative. Fifty-fifty lah. Hal tersebut tergantung kitanya, bagaimana
menggunakan teknologi itu. Seperti handphone misalnya. Kalau kita mau
menggunakan untuk hal-hal yang baik seperti belajar membaca al-Quran,
menambah wawasan agama melalui layanan seluler, maupun untuk mencari
pengetahuan dengan cara browsing di internet juga bisa. Sebaliknya, kalau
mau buat hal-hal yang buruk, seperti penipuan, pemerasan, perselingkuhan,
bahkan yang lebih parah lagi adalah untuk menyimpan gambar-gambar atau
video-video porno yang sekarang lagi marak di kalangan remaja
29. Dalam pemahaman anda, apakah teknologi modern dapat berguna dalam
kehidupan beragama?
Tentu saja.
30. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam beberapa ritual ibadah
anda?
Kadang-kadang.
31. Apa pendapat anda tentang sebagian masyarakat yang tidak mau
menggunakan speaker dalam ibadah?
Orang sini masih keukeuh tidak mau menggunakan pengeras suara saat
beribadah adalah karena mereka takut riya atau menyombongkan diri dalam
beribadah. Itulah sebabnya di sini masjid atau mushalla tidak ada pengeras
suaranya. Namun demikian, selain ibadah mereka tetap menggunakan
teknologi kok. Seperti saat hajatan, masyarakat di sini mau menggunakan
speaker
32. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan ibadah dengan menggunakan
teknologi modern seperti naik haji dengan menggunakan pesawat terbang?
Itulah salah satu kegunaan dari penemuan teknologi modern. Dengan
ditemukannya pesawat terbang, hal tersebut akan semakin mempermudah
umat Muslim untuk menunaikan ibadah haji. Kalau dulu orang yang
menunaikan ibadah haji perlu waktu berbulan-bulan, sekarang paling lama
sebulan bahkan ada yang kurang dari sebulan.
33. Apa yang melatarbelakangi penerimaan masyarakat tentang hadirnya
teknologi modern dalam kehidupan beragama?
Menurut saya faktor pendukung penerimaan perubahan di bidang teknologi,
selain pendidikan adalah ekonomi. Gimana seseorang akan mengetahui dan
menggunakan teknologi yang ada jika ia tidak mampu membelinya. Mungkin
saja ia bisa tahu dari media elektronik maupun cetak, tapi untuk
menggunakannya kan harus ada barangnya. Inilah yang membuat kenapa
orang yang kemampuan ekonominya tinggi cenderung cepat dalam menerima
teknologi dan menggunakannya. Beda dengan orang yang kurang mampu,
yang mau makan saja sudah mengalami kesusahan
HASIL WAWANCARA

Nama : Informan AS
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta

34. Apakah yang anda tahu tentang perubahan?


Perubahan itu adalah peralihan dari satu kondisi atau keadaan ke kondisi atau
keadaaan yang lain.
35. Bagaimana anda mengalami perubahan dalam kehidupan anda?
Ya, saya mengalaminya.
36. Bagaimana proses perubahan yang terjadi dalam diri anda dan juga
masyarakat?
Prosesnya setahu saya berlangsung perlahan-lahan.
37. Bisakah anda sebutkan beberapa bentuk perubahan yang anda alami?
Perubahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan wawasan.
38. Bagaimana anda menyikapi perubahan tersebut?
Dalam menyikapi perubahan, saya kira seseorang harus menggunakan akal
dan pikirannya serta ajaran yang diberikan oleh agama. Hal ini agar kita tidak
terjemurus ke dalam hal-hal yang dilarang agama akibat dari perubahan itu
sendiri. Ambil contoh misalnya masalah teknologi internet. Kan banyak tuh
yang menyalahgunakan internet untuk hal-hal yang dilarang agama. Kalau
kita sudah tahu kan kita bisa menjaga diri dari hal-hal yang kurang baik
tersebut. Jangan sampai kita terseret ke dalam berbagai perbuatan yang
dilarang oleh agama hanya karena mengikuti perkembangan zaman
39. Menurut anda, ke mana arah perubahan yang sedang terjadi dalam diri anda
dan masyarakat?
Menurut saya arahnya ke arah yang lebih baik.
40. Apa yang anda tahu tentang teknologi modern?
Teknologi modern adalah suatu penemuan yang memberikan kemudahan bagi
manusia.
41. Bisakah anda menyebutkan contoh dari teknologi modern?
Contoh teknologi modern adalah TV. Saya kira tidak ada orang yang belum
pernah lihat TV. Kalau dulu pengen nonton TV harus ke rumah orang kaya,
sekarang hampir setiap rumah punya TV. Nah, dalam menyikapi adanya TV
kita harus bijaksana. Jangan sampai gara-gara TV kita lalai dalam beribadah.
Orang mah sering keasyikan nonton TV sehingga tidak menghiraukan waktu
yang sudah masuk waktu shalat
42. Menurut anda, apa tujuan para ahli menciptakan teknologi modern?
Untuk memudahkan manusia menjalani hidupnya.
43. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari?
Ya, tentu saja.
44. Apa pendapat anda tentang teknologi modern tersebut?
Sangat membantu saya.
45. Menurut anda, apakah teknologi modern yang ada lebih banyak efek
positifnya daripada efek negatifnya?
Banyak sisi positifnya.
46. Dalam pemahaman anda, apakah teknologi modern dapat berguna dalam
kehidupan beragama?
Tentu saja.
47. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam beberapa ritual ibadah
anda?
Ya.
48. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan ibadah dengan menggunakan
teknologi modern seperti naik haji dengan menggunakan pesawat terbang?
Bagus itu, karena sangat membantu dan memudahkan.
49. Apa yang melatarbelakangi penerimaan anda tentang hadirnya teknologi
modern dalam kehidupan beragama?
Karena hidup terus berubah dan teknologi terus berkembang, jadi sudah
sewajarnya kita memanfaatkan penemuan-penemuan tersebut dengan baik dan
benar.
HASIL WAWANCARA

Nama : Informan AZ
Penddikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta

50. Apakah yang anda tahu tentang perubahan?


Menurut saya perubahan itu adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Ciri
khas dari salah satu makhluk itu kan berubah. Artinya peralihan dari satu
kondisi ke kondisi lain. Yang diharapkan yaitu dari kondisi yang kurang baik
ke kondisi yang baik
51. Bagaimana anda mengalami perubahan dalam kehidupan anda?
Hampir setiap saat saya kira kita mengalami perubahan.
52. Bagaimana proses perubahan yang terjadi dalam diri anda dan juga
masyarakat?
Kalau yang terjadi dalam diri saya pribadi ya berlangsung biasa-biasa saja.
Karena saya tahu segala yang ada di dunia ini pasti berubah.
53. Bisakah anda sebutkan beberapa bentuk perubahan yang anda alami?
Yang paling kasat masa ya perubahan dalam organ tubuh kita. Kalau yang
sedikit berangsur-angsur adalah perubahan dalam bidang pengetahuan dan
wawasan yang kita punya.
54. Bagaimana anda menyikapi perubahan tersebut?
Yang paling penting dalam menyikapi perubahan tersebut adalah kita harus
pelihara diri kita dulu. Asal yang utama bagaimana kita menjaga diri kita dari
hasil memperhatikan perubahan lingkungan, orang dekat dengan kita,
menentukan sikap kita bagaimana. Dengan catatan, kita tidak keluar dari rel
yang benar, tinggal kita mengolah bagaimana cara, tujuannya bagus caranya
harus bagus. Kita harus peka menangkap perubahan itu sendiri
55. Menurut anda, ke mana arah perubahan yang sedang terjadi dalam diri anda
dan masyarakat?
Kalau menurut saya perubahan yang ada mengarah ke arah yang lebih baik.
Itu artinya, bahwa perubahan yang terjadi memberikan sesuatu yang lebih baik
kepada kita.
56. Apa yang anda tahu tentang teknologi modern?
Menurut saya teknologi modern sebetulnya secara global, islam lebih modern.
Hanya saja orang-orang luar yang menemukannya. Yang namanya modern itu
adalah berperadaban, berislam itu. Secara keduniaan, menghilangkan batas-
batas dunia. Misalnya dalam hal transportasi. Dulu dari caringin ke bogor,
sampai setengah hari, ada jarak yang jauh. Dengan berkembangnya alat
transportasi 15 menit sampai. Seperti tidak ada jarak. Seperti di bidang
informasi, dulu kalau ke bogor, harus datang ke bogor, sekarang bisa pijit
tombol langsaung bisa ngobrol dengan orangnya. Menghilangkan batas-batas
57. Bisakah anda menyebutkan contoh dari teknologi modern?
Yang sedang ngetren seperti internet, menurut saya adalah suatu teknologi
yang sangat cerdas.
58. Menurut anda, apa tujuan para ahli menciptakan teknologi modern?
Umumnya untuk memberika kemudahan bagi manusia dalam menjalankan
aktivitasnya.
59. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari?
Ya, sering kali demikian.
60. Apa pendapat anda tentang teknologi modern tersebut?
Sangat membantu.
61. Menurut anda, apakah teknologi modern yang ada lebih banyak efek
positifnya daripada efek negatifnya?
Perubahan dalam bidang teknologi menurut saya memberikan kemudahan
masyarakat dalam beraktivitas. Seperti orang yang bergerak di bidang bisnis.
Dengan adanya teknologi tersebut, berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
orang itu akan semakin mudah dan efisien. Selain itu juga teknologi yang ada
bisa digunakan untuk bersilaturrahmi antar satu keluarga yang terpisah oleh
jarak dan tempat. Saat orang sudah dewasa dan berkeluarga kan sering kali
tidak tinggal dengan orang tua atau saudaranya. Dengan adanya teknologi,
maka kita bisa menjalin silaturrahmi, sehingga persaudaraan tidak akan putus.
Meskipun demikian, teknologi yang ada juga bisa berdampak negatif. Seperti
penyalahgunaan handphone untuk selingkuh dengan mengadakan janjian di
suatu tempat, atau hal-hal lain yang kebanyakan dilakukan oleh kalangan
tertentu saja
62. Dalam pemahaman anda, apakah teknologi modern dapat berguna dalam
kehidupan beragama?
Tentu dong.
63. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam beberapa ritual ibadah
anda?
Ya, beberapa. Seperti misalnya di HP kan ada alarm. Itu bisa kita gunakan
untuk membangunkan kita dalam beribadah.
64. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan ibadah dengan menggunakan
teknologi modern seperti naik haji dengan menggunakan pesawat terbang?
Memang sudah seharusnya. Masa sekarang naik haji naik perahu, itu mah bisa
lama banget nyampenya.
65. Apa yang melatarbelakangi penerimaan anda tentang hadirnya teknologi
modern dalam kehidupan beragama?
Menurut saya salah satu faktor pendukung bagaimana ulama di sini menerima
perubahan di bidang teknologi adalah karena pendidikannya. Saya kebetulan
tamatan SLTA, dan sedikit tahu mengenai perkembangan dan perubahan
teknologi yang terjadi. Menurut saya, semakin tinggi pendidikan seseorang, ia
akan lebih bijaksana dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi
tersebut
HASIL WAWANCARA

Nama : Informan H
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta

66. Apakah yang anda tahu tentang perubahan?


Menurut hemat saya, perubahan itu adalah sesuatu yang pasti terjadi dalam
kehidupan karena ketentuan dari Allah SWT. Saya kira tidak ada sesuatu pun
di dunia ini yang tidak mengalmai perubahan. Semuanya pasti berubah. Kalau
manusia, mulai dari lahir, tumbuh, sampai meninggal, terus mengalami
perubahan. Kalau ditanya apa itu perubahan ya perubahan adalah berubahnya
suatu keadaan atau benda ke keadaan atau benda lainnya
67. Bagaimana anda mengalami perubahan dalam kehidupan anda?
Saya mengalaminya dengan baik-baik saja, tidak ada perasaan yang tidak
baik.
68. Bagaimana proses perubahan yang terjadi dalam diri anda dan juga
masyarakat?
Prosesnya bertahap. Karena nggak mungkin dong sesuatu terjadi dengan
begitu saja, pasti melalui suatu proses. Begitu juga dengan proses perubahan
dalam diri saya.
69. Bisakah anda sebutkan beberapa bentuk perubahan yang anda alami?
Beberapa perubahan yang alami di antaranya adalah perubahan dalam badan
saya, serta pengetahuan saya.
70. Bagaimana anda menyikapi perubahan tersebut?
Ya memang sudah menjadi sunnatullah, bahwa semua orang akan berubah.
Kan nggak mungkin kita berada di masa kanak-kanak terus.
71. Menurut anda, ke mana arah perubahan yang sedang terjadi dalam diri anda
dan masyarakat?
Kalau itu mungkin perubahan dalam bentuk lain, seperti perubahan dalam
cara pandang. Seharusnya perubahan yang demikian itu mengarah kepada
perubahan yang lebih baik untuk kehidupan manusia itu sendiri.
72. Apa yang anda tahu tentang teknologi modern?
Teknologi modern adalah teknologi yang ditemukan untuk memudahkan
segala macam kegiatan manusia.
73. Bisakah anda menyebutkan contoh dari teknologi modern?
Banyak, mobil, tv, radio, internet, hp dan lain sebagainya.
74. Menurut anda, apa tujuan para ahli menciptakan teknologi modern?
Ya itu tadi, memudahkan kehidupan manusia. Kalau dulu orang harus
menunggu beberapa hari bahkan beberapa bulan untuk tahu suatu berita,
sekarang tinggal lihat di tv aja.
75. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari?
Ya, beberapa di antaranya.
76. Apa pendapat anda tentang teknologi modern tersebut?
Sangat membantu dan sangat memudahkan saya.
77. Menurut anda, apakah teknologi modern yang ada lebih banyak efek
positifnya daripada efek negatifnya?
Menurut saya sebuah teknologi yang ada apakah berdampak positif atau
negatif itu tergantung dari manusia yang menggunakannya. Meskipun dari
awal penciptaan teknologi itu ditujukan untuk kepentingan manusia, tapi kan
dalam perjalanannya, manfaat tersebut tidak bisa dilepaskan dari orang yang
menggunakannya. Kalau orang sudah punya niat buruk, maka ia akan
cenderung memanfaatkan teknologi yang ada juga untuk kepentingan yang
buruk. Tapi kalau memang ia punya niat baik dalam menggunakan teknologi
yang ada, ia tentu akan menggunakan teknologi tersebut dengan bijaksana
78. Dalam pemahaman anda, apakah teknologi modern dapat berguna dalam
kehidupan beragama?
Tentu saja.
79. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam beberapa ritual ibadah
anda?
Beberapa di antaranya, seperti kalau untuk menentukan jadwal shalat sudah
masuk apa belum, kita tinggal lihat jam saja.
80. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan ibadah dengan menggunakan
teknologi modern seperti naik haji dengan menggunakan pesawat terbang?
Ibadah haji juga tak luput dari penggunaan teknologi modern. Sekarang kan
orang kalau mau melaksakan ibadah haji menggunakan pesawat, jadi lebih
cepat dan tidak banyak menghabiskan waktu.
81. Apa yang melatarbelakangi penerimaan anda tentang hadirnya teknologi
modern dalam kehidupan beragama?
Tentu saja untuk dapat mengakses teknologi yang ada dibutuhkan keadaan
ekonomi yang mencukupi. Hal ini yang mendukung penerimaan teknologi
modern para ulama di desa Cimande Hilir. Kemampuan mereka dalam bidang
ekonomi turut membantu dalam penerimaan teknologi tersebut. Gimana bisa
make handphone atuh, kalau nggak bisa beli?
HASIL WAWANCARA

Nama : Informan M
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta

82. Apakah yang anda tahu tentang perubahan?


Perubahan itu adalah suatu peralihan, dari satu keadaan ke keadaan yang lain.
83. Bagaimana anda mengalami perubahan dalam kehidupan anda?
Biasa-biasa saja, karena saya tahu semua hal pasti akan berubah. Tidak ada
sesuatupun di dunia ini yang tidak berubah.
84. Bagaimana proses perubahan yang terjadi dalam diri anda dan juga
masyarakat?
Saya kira proses perubahan itu terus berlangsung ya. Perubahan yang terjadi
di dalam diri saya sendiri saya rasakan banyak dipengaruhi oleh perubahan
yang terjadi di sekitarnya. Contohnya, dulu waktu saya masih sekolah, belum
banyak teknologi yang tercipta, sehingga kehidupan pun lebih bersahaja.
Sekarang, teknologi berkembang begitu pesatnya. Kalau tidak mengikutinya,
kita akan tertinggal jauh dan tidak bisa memanfaatkan teknologi yang ada.
Salah satu caranya ya mau nggak mau harus terus belajar. Kan belajar tidak
ada batasnya selesainya. Bahkan sampai kita dikubur, demikian doktrin agama
berkata
85. Bisakah anda sebutkan beberapa bentuk perubahan yang anda alami?
Menurut saya setiap orang pasti berubah. Mengenai ruang lingkup perubahan,
salah satunya adalah dalam bidang ekonomi. Saya yakin, setiap orang pasti
ingin keadaan ekonominya meningkat. Karena dengan meningkatnya keadaan
ekonomi, maka orang tersebut akan lebih mudah dalam memenuhi
kebutuhannya. Kebutuhan orang hidup kan banyak, tidak hanya makan saja.
Apalagi di zaman yang serba konsumtif ini, dimana orang-orang banyak
terbujuk untuk mengkonsumsi sesuatu dengan berlebih-lebihan. Maka
keinginan untuk meningkatkan kondisi ekonomi semakin kuat
86. Bagaimana anda perubahan apa yang sulit terjadi?
Kalau hal yang sulit berubah menurut saya adalah budaya. Hal ini bukan
berarti budaya tidak bisa berubah. Butuh waktu yang lama untuk merubah
suatu kebudayaan yang berlaku di masyarakat. Yang ada adalah budaya
masyarakat lain masuk dan menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat
melalui berbagai media yang ada
87. Menurut anda, ke mana arah perubahan yang sedang terjadi dalam diri anda
dan masyarakat?
Menurut saya perubahan yang terjadi di masyarakat, terutama yang terjadi di
daerah Cimande Hilir, adalah perubahan di bidang pengetahuan. Seiring
dengan semakin majunya berbagai teknologi dan zaman, cara seseorang dalam
mengalami perubahan di bidang pengetahuan pun bermacam-macam. Ada
yang memperolehnya karena belajar di sekolah formal maupun informal, ada
juga yang memperolehnya dari berbagai media yang ada. Selain itu juga ada
yang memperoleh pengetahuan dengan cara berdiskusi dengan orang lebih
ahli di bidangnya. Ini menurut saya mengapa masyarakat mengalami
perubahan di bidang pengetahuan, karena manusia itu sendiri memiliki
kemampuan untuk berpikir
88. Apa yang anda tahu tentang teknologi modern?
Teknologi modern adalah suatu cara yang ditemukan manusia untuk
memudahkan aktivitas mereka, entah itu bidang transportasi, telekomunikasi,
dan lain sebagainya.
89. Bisakah anda menyebutkan contoh dari teknologi modern?
Mobil, motor, telpon, tv, banyak contohnya.
90. Menurut anda, apa tujuan para ahli menciptakan teknologi modern?
Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan berbagai macam
kegiatan mereka, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup
mereka ke arah yang lebih baik.
91. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari?
Ya.
92. Apa pendapat anda tentang teknologi modern tersebut?
Sangat membantu dalam memudahkan setiap kegiatan saya.
93. Menurut anda, apakah teknologi modern yang ada lebih banyak efek
positifnya daripada efek negatifnya?
Tergantung orangnya. Kalau baik ya jadi baik efeknya, tapi kalau memang
dasanrya jahat, ya buruk efeknya.
94. Dalam pemahaman anda, apakah teknologi modern dapat berguna dalam
kehidupan beragama?
Tentu saja. Teknologi modern sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari
bahkan dalam hal agama.
95. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam beberapa ritual ibadah
anda?
Ya.
96. Menurut anda, apa penyebab penolakan masyarakat di sini terhadap pengeras
suara yang digunakan dalam ibadah?
Menurut saya alasan penolakan masyarakat terhadap pengeras suara dalam
beribadah adalah karena ketakutan mereka akan sifat riya dalam beribadah.
Selain karena hal tersebut sudah berlangsung turun-temurun, juga karena
pengetahuan dan sikap keterbukaan mereka. Kalau saya pribadi tidak ada
masalah dengan penggunaan pengeras suara saat beribadah. Toh hal tersebut
dapat mensyiarkan agama dan juga mengingatkan orang bahwa sudah masuk
waktu shalat. Jadi saya kira banyak manfaatnya dibanding mudharatnya
menggunakan speaker saat beribadah
97. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan ibadah dengan menggunakan
teknologi modern seperti naik haji dengan menggunakan pesawat terbang?
Memang sudah seharunya teknologi digunakan untuk memudahkan manusia,
bahkan dalam hal ibadah.
98. Apa yang melatarbelakangi penerimaan anda tentang hadirnya teknologi
modern dalam kehidupan beragama?
Menurut saya faktor budaya juga mempunyai peran dalam penerimaan
perubahan teknologi para ulama di daerah sini. Ya contoh yang paling sering
bisa dilihat teknologi transportasi dan komunikasi. Mungkin awalnya hanya
satu dua orang yang mempunyai mobil atau motor. Tapi karena anggapan
masyarakat bahwa orang yang punya motor atau mobil itu termasuk orang
yang kaya dan melek teknologi, maka banyak orang yang ikut-ikutan
membelinya. Meskipun ada juga yang membeli karena memang sudah
menjadi kebutuhannya. Demikian halnya dengan handphone. Kayaknya kalau
tidak punya handphone dianggap ketinggalan zaman. Makanya banyak juga
yang ikut-ikutan beli handphone, meskipun pada awalnya mereka harus
bertanya mengenai cara penggunaan alat komunikasi tersebut. Tapi kan lama-
kelamaan mereka bisa menggunakannya sehingga bisa dibilang mereka
menerima kehadiran teknologi tersebut
HASIL WAWANCARA

Nama : Informan S
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta

99. Apakah yang anda tahu tentang perubahan?


Menurut saya perubahan itu memang terjadi. Namun lagi-lagi kita sebagai
makhluk hidup harus mengusahakannya. Kalau tidak, maka kita tidak akan
bisa berubah. Ini kalau kita bicara mengenai perubahan yang lebih baik lho.
Kalau berubah ke arah yang buruk sih bisa saja karena lingkungan sekitar
yang membuat kita ikut-ikutan. Allah SWT sendiri kan berfirman, bahwa Ia
tidak akan merubah suatu kaum kalau kaum itu sendiri tidak mau berubah
100. Bagaimana anda mengalami perubahan dalam kehidupan anda?
tentu
101. Bagaimana proses perubahan yang terjadi dalam diri anda dan juga
masyarakat?
Berlangsung baik-baik saja, meskipun ada beberapa orang yang terkadang
tidak bisa menerima perubahan tersebut karena menganggap bahwa perubahan
yang terjadi hanya akan membawa keburukan saja.
102. Bisakah anda sebutkan beberapa bentuk perubahan yang anda alami?
Umur, bentuk tubuh, sikap, pikiran, dan lain sebagainya.
103. Bagaimana anda menyikapi perubahan tersebut?
Husnu dzan saja.
104. Menurut anda, ke mana arah perubahan yang sedang terjadi dalam diri
anda dan masyarakat?
Ke arah yang lebih baik tentunya.
105. Apa yang anda tahu tentang teknologi modern?
Teknologi modern adalah peralatan yang memang sengaja ditemukan untuk
membuat segala kebutuhan manusia cepat terpenuhi dan memudahkan
aktivitas mereka.
106. Bisakah anda menyebutkan contoh dari teknologi modern?
Dalam bidang transportasi ya kapal laut, pesawat terbang, mobil, motor. Kalau
dalam bidang telekomunikasi ya radio, telepon, kemudian hp.
107. Menurut anda, apa tujuan para ahli menciptakan teknologi modern?
Untuk membuat hidup manusia semakin mudah dan nyaman.
108. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam kehidupan sehari-
hari?
Penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari yang sering kita lihat
adalah teknologi informasi. Semenjak orang mengenal radio, koran, televisi,
ia bisa mengetahui berbagai kejadian yang terjadi di tempat yang jauh dengan
begitu cepatnya. Tidak perlu lagi menunggu berhari-hari atau berbulan-bulan
untuk mengetahui suatu kejadian. Ini kan berkat kemajuan teknologi di bidang
informasi
109. Apa pendapat anda tentang teknologi modern tersebut?
Sangat membantu.
110. Menurut anda, apakah teknologi modern yang ada lebih banyak efek
positifnya daripada efek negatifnya?
Tergantung orangnya. Kalau memang dasarnya sudah untuk kejahatan,
pastinya teknologi modern tersebut banyak negatifnya. Tapi kalau memang
kita memandang bahwa apa yang ditemukan oleh para ahli tersebut memang
ditujukan untuk kebaikan manusia, tentu kita akan menggunakannya sebaik
mungkin.
111. Dalam pemahaman anda, apakah teknologi modern dapat berguna dalam
kehidupan beragama?
Termasuk juga dalam agama, teknologi modern bisa digunakan.
112. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam beberapa ritual
ibadah anda?
Beberapa di antaranya.
113. Apa pendapat anda tentang penolakan sebagian masyarakat dalam
penggunaan teknologi modern seperti pengeras suara dalam ibadah mereka?
Kalau ditanya mengenai mengapa masyarakat di sini enggan menggunakan
teknolgi seperti pengeras suara dalam kehidupan beragama mereka, menurut
saya karena mereka merasa bahwa pengeras suara bukan bagian dari budaya
mereka. Selain itu juga mereka masih percaya bahwa menggunakan pengeras
suara dalam beribadah akan menimbulkan sikap sombong dan berkurangnya
rasa khusyu dalam beribadah. Makanya adik tidak menemukan mushalla atau
masjid yang pakai speaker di sini
114. Bagaimana dengan anda sendiri?
Kalau saya pribadi tidak menolak penggunaan pengeras suara dalam
beribadah. Berhubung sudah menjadi kebiasaan di sini, maka saya ikut saja.
Tidak perlu dipersoalkan. Masalah khusyu dalam beribadah, itu kan
tergantung dari keimanan seseorang. Bahkan menurut saya, umat Islam harus
bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menyebarluaskan agama Islam
115. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan ibadah dengan
menggunakan teknologi modern seperti naik haji dengan menggunakan
pesawat terbang?
Itu adalah salah satu positifnya teknologi modern, memudahkan umat Muslim
dalam melaksanakan ibadah haji. Coba kalau pesawat terbang tidak
ditemukan, pasti lama kalau kita mau menunaikan ibadah haji.
116. Apa yang melatarbelakangi penerimaan anda tentang hadirnya teknologi
modern dalam kehidupan beragama?
Karena memang teknologi modern tersebut memberikan kemudahan, kenapa
tidak digunakan?
HASIL WAWANCARA

Nama : Informan UM
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : swasta

117. Apakah yang anda tahu tentang perubahan?


Perubahan adalah sesuatu yang pasti akan terjadi dalam diri kita.
118. Bagaimana anda mengalami perubahan dalam kehidupan anda?
Saya mengalaminya dengan baik-baik saja.
119. Bagaimana proses perubahan yang terjadi dalam diri anda dan juga
masyarakat?
Semuanya saya kira berlangsung dengan baik-baik saja.
120. Bisakah anda sebutkan beberapa bentuk perubahan yang anda alami?
Perubahan dalam bidang pengetahuan. Saya merasa pengetahuan ilmu agama
saja bertambah, dan hal tersebut membuat saya semakin menyadari bahwa
ilmu agama itu luas sekali.
121. Bagaimana anda menyikapi perubahan tersebut?
Terus berusaha untuk memperbaiki diri dan menggunakannya dengan baik.
122. Menurut anda, ke mana arah perubahan yang sedang terjadi dalam diri
anda dan masyarakat?
Tentu saja ke arah yang lebih baik.
123. Apa yang anda tahu tentang teknologi modern?
Teknologi modern adalah penemuan yang canggih dan bermanfaat bagi
manusia.
124. Bisakah anda menyebutkan contoh dari teknologi modern?
Pesawat, mobil, motor, hp dan lain sebagainya.
125. Menurut anda, apa tujuan para ahli menciptakan teknologi modern?
Untuk menjadikan segalanya lebih mudah dan gampang.
126. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam kehidupan sehari-
hari?
Tentu dong
127. Apa pendapat anda tentang teknologi modern tersebut?
Sangat membantu dan memudahkan kegiatan yang saya lakukan.
128. Menurut anda, apakah teknologi modern yang ada lebih banyak efek
positifnya daripada efek negatifnya?
Menurut saya teknologi itu banyak manfaatnya dari pada mudharatnya. Dari
awal orang bikin sesuatu kan memang ditujukan untuk mempermudah segala
urusan. Dengan temuan tersebut, maka manusia akan dapat menghemat
waktu, tenaga, dana dan lain sebagainya. Ini kan demi kemaslahatan manusia
itu sendiri. Namun bukan berarti tidak ada orang yang iseng lho. Pasti ada saja
yang berusaha untuk menyalahgunakan teknologi tersebut untuk hal-hal yang
merugikan orang lain. Dan kita terkadang susah untuk mencegahnya karena
kelemahan yang ada dalam teknologi itu sendiri
129. Dalam pemahaman anda, apakah teknologi modern dapat berguna dalam
kehidupan beragama?
Ya, sangat berguna dan membantu.
130. Apakah anda menggunakan teknologi modern dalam beberapa ritual
ibadah anda?
Ya.
131. Bagaimana pendapat anda tentang pelaksanaan ibadah dengan
menggunakan teknologi modern seperti naik haji dengan menggunakan
pesawat terbang?
Memang itulah gunanya ditemukan teknologi modern, untuk membuat segala
sesuatunya lebih mudah, bahkan dalam hal ibadah sekalipun.
132. Apa yang melatarbelakangi penerimaan anda tentang hadirnya teknologi
modern dalam kehidupan beragama?
Karena pengetahuan kita. Semakin tinggi pengetahuan seseorang, tentu ia
akan menyadari betapa beruntungnya kita berada di era yang penuh dengan
teknologi moder ini.
DAFTAR RALAT

No Kesalahan Hasil Perbaikan Halaman


1 pengamtan pengamatan 9
2 dengant dengan 19
3 ,s erta , serta 22
4 sebaga sebagai 4
5 ilm ilmu 31
6 dunaia dunia 31
7 kearah Ke arah 35
8 kedaimana kedamaian 44
9 pahlaman pahlawan 44
10 symbol simbol 45
11 focus fokus 47
12 robah rubah 48

Anda mungkin juga menyukai