PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan insulin, yang ditandai dengan hiper glikemia (ADA, 2011). DM dapat
disebut juga dengan the silentkiller sebab penyakit ini dapat menyerang beberapa
jumlah penderita diabetes melitus dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk
sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu India, China dan Amerika Serikat dan
pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Senada dengan
kenaikan jumlah penyandang DM dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta
penyandang DM sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2030 (PERKENI, 2011).
1,1%pada tahun 2007 menjadi 1,5% pada tahun 2013 sedangkan prevalensi
diabetes melitus berdasarkan diagnosis dokter atau gejala pada tahun 2013
1
Sulawesi Tengah (3,7%)dan paling rendah pada daerah Jawa Barat (0,5%).
(RISKESDAS,2013).
antara 1,5-2,3 persen. Angka tersebut bisa meningkat sesuai dengan bertumbuh
kembangnya perekonomian suatu negara. Keadaan ini tentu saja dapat menjadi
karena perubahan gaya hidup mereka yang lebih makmur dan lebih santai dari
dini penyakit diabetes melitus yang kurang, minimnya aktivitas fisik pengaturan
pola makan yang tergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak
komposisi makan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam
agar tercipta suatu kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini diabetes
melitus. Hal ini sangat penting karena sebagian masyarakat masih enggan
melakukan deteksi dini penyakit diabetes melitus dengan alasan beban ekonomi
karena besarnya biaya medis yaitu biaya obat, biaya kunjungan dokter,
2
Selain itu kurangnya pengetahuan masyarakat tentang diabetes melitus,
mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus yaitu mengenai apa itu diabetes
melitus, tanda dan gejala diabetes mellitus, faktor faktor penyebab diabetes
deteksi dini penyakit diabetes melitus merupakan bagian dari strategi pencegahan
penyakit yang tidak menular yang mencakup survey, promosi kesehatan serta
dibetes melitus mengalami terus peningkatan pada tahun 2013 jumlah penderita
mencapai 5670 kasus atau 23,4% sedangkan pada tahun 2014 mencapai 6341
kasus atau 27,3% dan pada tahun 2015 mencapai 6798 kasus atau 30,3%,
yang di bagi menjadi kunjungan lama adalah 2453 dan kunjungan baru 2778
kasus dan pada tahun 2014 tercatat sebanyak 6187 kunjungan dan pada tahun
2015 tercatat sebanyak 7234 kunjungan dengan jumlah kasus lama adalah 5452
kunjungan dan kasus baru 1782 kunjungan, kegiatan prolanis sudah dilakukan
3
oleh Puskesmas Lepo Lepo sejak tahun 2015 peserta prolanis adalah 26 orang
dan pada tahun 2016 sampai pada bulan maret jumlah perserta prolanis sebanyak
sesuai dengan panduan yang telah ada mulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi, dalam hal ini kegiatan tersebut yakni perencanaan
melitus), dalam proses edukasi ini di lakukan pula Kegiatan edukasi yang di
hari, dan di lanjutkan pada proses pelaksanaan dari pada perencanaan yang telah
disusun sebelumnya, dan seteah itu di lakukan evauasi sejauh mana tingkat
makanan, dengan demikian pasien dan keluarga dapat tahu akan pentingnya diet
tersebut, berdasarkan dari hasil wawancara singkat pada pasien 4 orang yang
mengingat akan pentingnya pengetahuan akan diet penderita hal ini tentunya
4
B. Rumusan masalah penelitian
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
5
c. Untuk hubungan antara evaluasi edukasi penyakit diabetes mellitus
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan masukan bagi pengelola