Anda di halaman 1dari 31

KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR

Judul : Galeri Seni Lukis

Tema : Dekonstruksi

Muhammad Ifant

13. 22. 048

1
Studi Tema

Dekonstruksi

Dekonstruktivisme adalah gerakan arsitektur postmodern yang muncul pada tahun


1980an, yang memberi kesan fragmentasi bangunan yang dibangun. Hal ini ditandai dengan
tidak adanya harmoni, kontinuitas, atau simetri.

Dalam arsitektur, dekonstruksi adalah suatu pendekatan terhadap perancangan


bangunan dengan mencoba melihat arsitektur dari segi bagian dan potongan. Bentuk dasar
arsitektur dirombak semua, bangunannya tidak memiliki unsur logis, bentuknya tidak
berhubungan satu sama lain, tidak harmoni, dan abstrak.

Namanya berasal dari gagasan "Dekonstruksi", sebuah bentuk analisis semiotik yang
dikembangkan oleh filsuf Prancis Jacques Derrida. Arsitek yang karyanya sering digambarkan
sebagai dekonstruksi

Selain fragmentasi, Dekonstruktivisme sering memanipulasi kulit permukaan struktur


dan menciptakan bentuk-bentuk non-bujur sangkar yang nampak mendistorsi dan
menghilangkan elemen arsitektur. Tampilan visual yang selesai ditandai dengan ketidakpastian
dan kekacauan yang terkendali.

Berikut adalah beberapa ciri dari arsitektur dekonstruksi :

1. Penampilan bidang-bidang simpang siur


2. Garis-garis yang tidak beraturan dan bidang-bidang yang bertabrakan
3. Keseluruhan struktur terlihat seolah runtuh
4. Dekonstruksi membawa bentuk-bentuk geometri yang cenderung berbentuk aneh. Hal
ini disebabkan oleh adanya pembatasan penerimaan keabsolutan terhadap keaslian
bentuk-bentuk geometri yang selama ini dikenal.

Dekonstruksi struktur (melalui metode pragmatic trial & error) :

1. Dekonstruksi Konstruksi Massa


Contoh : Choral Work (Peter Einsenmann dan Derrida)
2. Dekonstruksi Konstruksi Bidang
Contoh : Best Products (James Wine and Site)
3. Dekonstruksi Konstruksi Rangka
Contoh : Roof Conversion (Coop Himmelbiau)

2
Definisi dekonstruksi cenderung subjektif bila dilihat bagi tiap-tiap tokohnya. Hal ini
tampak jelas, dimana karya-karya arsitekturnya memiliki karakter yang berlainan satu sama
lain tetapi seolah-olah memiliki persamaan dari sisi penampilan bentuk luarnya yang kacau,
abstrak, hanya berupa imajinasi namun kenyataannya dapat dibangun.

Definisi Dekonstruksi

1. Peter Einsenmann
Wujud dari suatu bangunan tapi mencerminkan segi fungsional dari bangunan
tersebut, tetapi bukan sesuatu yang tematik. Misalnya : suatu dinding fungsinya
sebagai pembatas, tetapi bentuk atau penampilannya tidak selalu harus terbatas seperti
dinding pada umumnya (post functional).
Dekonstruksi adalah suatu bangunan dengan ide-ide yang tidak dapat dibangun.

2. Bernard Tschumi
Arsitektur suatu bangunan bukanlah merupakan suatu kesatuan dari susunan massa
ataupun keterpaduan dari fungsi, strukstur, estetika yang melengkapi secara nyata,
tetapi bahkan merupakan anti sintesa yang berlawanan antara satu dengan yang
lainnya.

3. Zaha Hadid
Setiap perancangan dari desain suatu karya Arsitektur adalah merupakan suatu proyek
percobaan yang harus menghasilkan sesuatu yang baru, belum pernah diciptakan
sebelumnya
Nilai dari setiap penciptaan harus abadi, dalam arti berlaku segala masa, terutama
masa yang akan datang.

4. Frank Gehry
Anti post modern, anti classicism-neoclassicm, anti denial, tetapi tidak menutup
kemungkinan untuk mengembangkan post modern sebagai perbendaharaan abstrak.
Pemikiran suatu desain bukanlah merupakan pemikiran komplek, tapi hasil dari
pemikiran tidak serius. Hasil yang nampak akan memberi kesan terpecah-pecah.

3
Dari perbedaan-perbedaan dan pemikiran karakter gaya dan aliran 4 tokoh Dekonstruksi
diatas akan nampak bahwa makna dekonstruksi itu sendiri seolah-olah kabur karena tidak
adanya kesamaan, sedangkan adanya kesubjektifan yang nyata dari tiap karakter.

Dekonstruksi memiliki arti yang berbeda-beda bagi tiap orang, oleh karena itu untuk
mengerti artinya maka harus mengerti perbedaan dari tiap tokoh dan karyanya masing-
masing.

Seni

Seni pada mulanya adalah proses dari manusia, dan oleh karena itu merupakan sinonim
dari ilmu. Dewasa ini, seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreativitas manusia. Seni
juga dapat diartikan dengan sesuatu yang diciptakan manusia yang mengandung unsur
keindahan.

Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai. Bahwa masing-masing
individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya,
masih bisa dikatakan bahwa seni adalah proses dan produk dari memilih medium, dan suatu
set peraturan untuk penggunaan medium itu.

Sejarah Seni Lukis

Sejarah Seni Lukis Aliran seni lukis di Indonesia pada waktu itu dibawa masuk oleh
Belanda pada saat jaman penjajahan Belanda di Indonesia. Keterbatasan biaya membuat
pelukis Indonesia hanya sebatas menjadi asisten dan penonton saja, mengingat seni lukis saat
itu merupakan suatu kegiatan yang mewah dan peralatannya cukup mahal bagi penduduk
pribumi.

Seni lukis di Indonesia dimulai pada saat masuknya penjajahan Belanda di Indonesia.
Semua berawal ketika Raden Saleh Syarif Bustaman berkesempatan mempelajari lukisan
seorang pelukis asal Belanda, setelah itu ia melanjutkan belajar melukis di Belanda sehingga
berhasil menjadi seorang pelukis Indonesia yang disegani dan menjadi pelukis istana di
beberapa negera Eropa. Era revolusi di Indonesia membuat para pelukis Indonesia beralih dari
tema romantime menjadi tema kerakyatan yang menyampaikan makna sindiran politik dan
sosial dalam masyarakat.

4
R. Saleh Syarif Bustaman (1807-1880) merupakan tokoh perintis perjalanan seni lukis
pertama di Indonesia. R. Saleh Syarif Bustaman mendapat pendidikan seni lukis dari pelukis
Belgia A.A.J. Payen. Pada tahun 1829, ia mendapat beasiswa ke Belanda untuk dapat lebih
mendalami seni lukis.

Pada masa Hindia Jelita (1908-1937), atau masa Hindia Indah,atau disebut juga
Mooi Indie, para seniman memandang segala sekelilingnya dari sudut pandang yang molek,
cantik, dan indah. Pelukis mamandang dunia dari segi visualnya. Sifat cirri lukisan pada masa
Hindia Jelita hampir mirip dengan lukisan Raden Saleh, jika lukisa raden saleh lebih cokelat
kegelapan maka Hindia Jeliat lebih menyala untuk mendapatkan kejelitaan dari pemandangan
dan subjek yang dilukis.

Tahun 1937 lahirlah Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) yang bertujuan
mengembangkan seni luks dikalangan Bangsa Indonesia, dengan mencari corak Indonesia
baru.. Masa Persagi dan Revolusi berlangsung dari tahun 1937-1950. Persagi diresmikan pada
tanggal 23 Oktober 1938 di Jakarta. Lahirnya masa periode kekinian berlangsung seputar tahun
1950, pada masa ini lahirlah beberapa sekolah seni rupa di Indonesia seperti Balai Pendidikan
Universiter Guru Gambar di Bandung. Di Yogyakarta lahir Akademi Seni Rupa Indonesia
(ASRI) yang diresmikan pada tahun 1950.

Perkembangan Seni Lukis

Awal pergolakan kepopuleran seni lukis Indonesia berawal pada tahun 1990-an, terjadi
pada golongan atau rumpun seni lukis tertentu dan berasal dari lapisan masyarakat menengah
keatas yang berpusat di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Pada masa itu
terjadi peningkatan perdagangan jual beli lukisan yang sangat laku. Jumlah pameran, harga
lukisan, jumlah sponsor, pertumbuhan galeri semua perlahan meningkat jumlahnya.

Seiring dengan berjalannya waktu, pengetahuan dan teknologi, seni lukis hingga kini
semakin berkembang, dapat terlihat dari jenis aliran yang semakin bertambah dari waktu ke
waktu, seniman pendatang baru, dan jumlah lukisan yang diperjualbelikan juga cukup banyak
secara nasional maupun sampai internasional.

5
Definisi

1. Alexander Baum Garton

Seni adalah keindahan dan seni adalah tujuan yang positif menjadikan penikmat merasa dalam
kebahagiaan.

2. Aristoteles

Seni adalah bentuk yang pengungkapannya dan penampilannya tidak pernah menyimpang dari
kenyataan dan seni itu adalah meniru alam.

3. Immanuel Kant

Seni adalah sebuah impian karena rumus rumus tidak dapat mengihtiarkan kenyataan.

4. Ki Hajar Dewantara

Seni merupakan hasil keindahan sehingga dapat menggerakkan perasaan indah orang yang
melihatnya, oleh karena itu perbuatan manusia yang dapat mempengaruhi dapat menimbulkan
perasaan indah itu seni.

5. Leo Tolstoy

Seni adalah ungkapan perasaan pencipta yanng disampaikan kepada orang lain agar mereka
dapat merasakan apa yang dirasakan pelukis.

6. Sudarmaji

Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media
bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.

Bentuk Seni

Suatu set nilai-nilai yang menentukan apa yang pantas dikirimkan dengan ekspresi
lewat medium itu, untuk menyampaikan baik kepercayaan, gagasan, sensasi, atau perasaan
dengan cara seefektif mungkin untuk medium itu. Sekalipun demikian, banyak seniman
mendapat pengaruh dari orang lain masa lalu, dan juga beberapa garis pedoman sudah muncul
untuk mengungkap gagasan tertentu lewat simbolisme dan bentuk (seperti bakung yang
bermakna kematian dan mawar merah yang berarti cinta). Seni menurut media yang digunakan
terbagi 3 yaitu :

6
1. Seni yang dapat dinikmati melalui media pendengaran atau (audio art), misalnya seni
musik, seni suara, dan seni sastra seperti puisi dan pantun.
2. Seni yang dinikmati dengan media penglihatan (Visual art) misalnya lukisan, poster,
seni bangunan, seni gerak beladiri dan sebagainya.
3. Seni yang dinikmati melalui media penglihatan dan pendengaran (audio visual art)
misalnya pertunjukan musik, pagelaran wayang, film.

Lukisan

Lukisan adalah karya seni yang proses pembuatannya dilakukan dengan memulaskan
cat dengan alat kuas lukis, pisau palet atau peralatan lain, yaitu memulaskan berbagai warna
dan nuansa gradasi warna, dengan kedalaman warna tertentu juga komposisi warna tertentu
dari bahan warna pigmen warna dalam pelarut (atau medium) dan gen pengikat (lem) untuk
pengencer air, gen pegikat berupa minyak linen untuk cat minyak dengan pengencer terpenthin,
pada permukaan (penyangga) seperti kertas, kanvas, atau dinding. Ini dilakukan oleh
seorang pelukis; dengan kedalaman warna dan cita rasa pelukis, definisi ini digunakan terutama
jika ia merupakan pencipta suatu karya lukisan.

Definisi

1. Menurut Galeria Fasya Art Studio

Lukis merupakan cabang atau bagian dari seni rupa dimana wujud dari lukis itu sendiri
merupakan karya dua dimensi (dwi matra). Walaupun memiliki dasar pengertian yang sama
dengan seni rupa, namun lukis memiliki arti yang lebih karena lukis merupakan sebuah
pengembangan yang lebih utuh dari sekedar menggambar.

2. Soedarso Sp (1990: 11)

Lukis merupakan cabang dari seni rupa yang cara pengungkapannya diwujudkan melalui karya
dua dimensional dimana unsur - unsur pokok dalam karya dua dimensional adalah garis dan
warna.

3. Soni Ade & Imam R

Lukis merupakan kekuatan peradaban manusia; kekuatan budaya. Karena dalam melakukan
lukis kita dilatih untuk jeli, cermat, dan teliti dalam mengamati berbagai fenomena alam dan
kehidupannya

7
4. Pusat Profil dan Biografi Indonesia

Lukis merupakan suatu imajinasi dalam mengekspresikan kreativitas seorang seniman yang
direalisasikan pada suatu karya seni keindahan (estetika)

5. Menurut Aristoteles

Seni lukis ialah sesuatu yang selain baik juga menyenangkan.

6. Menurut Slamet Riyanto

Seni lukis ialah salah satu bagian dan ilmu desain grafis.

7. Menurut Jim Supangat

Seni lukis ialah suatu upaya menegaskan kembali pengalaman masa lalu pada konteks
sekarang.

Kebutuhan Lukisan

Dalam perkebangannya lukisan ter-kategorikan ke dalam kebutuhan sebuah lukisan itu dibuat.

1. Lukisan Idealis

Lukisan masih memperhatikan kebutuhan rasa untuk berkarya, dengan menuangkan


segala aspek bahan, warna, efek-efek yang dihasilkan dari teknik tanpa dipengaruhi oleh faktor
komersil.

2. Lukisan Komersil

Dalam kebutuhan untuk menghias atau memberi aksen tambahan dalam estetika
ruangan, lukisan sering menjadi aksen utama dan berkelas atas nilai seninya. Meski sebenarnya
sebuah karya seni yang bernilai tidak selalu indentik dengan nilai ekonominya, tetapi umumnya
yang terjadi seperti itu. Adanya kebutuhan lukisan sebagai aksen interior lebih dari kebutuhan
apresiasi sebuah karya seni membuat banyak lukisan yang sengaja dibuat untuk kebutuhan
tersebut, dengan kata lain lukisan dibuat untuk tujuan komersil bukanlah sebuah manifestasi
dari proses berkarya.

Menggambar berbeda dengan melukis, perbedaannya dari media warna yang dipakai,
kalau melukis dengan media cair atau pasta misalnya cat lukis atau tinta dan kalau menggambar
media yang dipakai cenderung kering seperti pensil warna, pastel dan krayon.

8
Aliran Seni Lukis

1. Surrealisme

Lukisan aliran surrealisme ini kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering


ditemui di dalam mimpi dan sebenarnya bentuk dari gudang pikiran bawah sadar manusia.
Pelukis berusaha untuk membebaskan pikirannya dari bentuk pikiran logis kemudian
menuangkan setiap bagian dari objek untuk menghasilkan sensasi tertentu, yang bisa dirasakan
manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya. Salah satu tokoh yang populer dalam aliran ini
adalah Salvador Dali

2. Seni Fantasi

Fantastic Art atau Seni Fantastik, bisalah dikatakan sebagai sebuah mashab, aliran seni
rupa yang baru saja diakui eksistensinya. Padahal bentuk ini sudah muncul sejak lama, bahkan
pelukis Hieronymus Bosch (1450-1561) sekarang digolongkan sebagai salah satu perintis
mashab ini. Lukisan Bosch The Garden of Earthly Delights yang menggambarkan surga dan
neraka, yang tadinya digolongkan pada mashab Renesans, tetapi kemudian diperdebatkan dan
belakangan barulah digolongkan pada Seni Fantastik.

Begitu juga beberapa pelukis lain pada masa sesudahnya, seperti: Brueghel, Giuseppe
Arcimboldo, Matthias Grnewald, Hans Baldung Grien, Francisco de Goya, Gustave Moreau,
Henry Fuseli, Odilon Redon, Max Klinger, Arnold Bcklin, William Blake, Gustave Dor,
Giovanni Battista Piranesi, Salvador Dal, Arik Brauer, Ernst Fuchs, Johfra, sampai Matti
Klarwein.

3. Kubisme

Adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi terhadap objek ke dalam
bentuk-bentuk geometri atau bentuk balok-balok untuk mendapatkan sensasi tertentu. Salah
satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Pablo Picasso.

4. Romantisme

Merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis modern Indonesia. Lukisan dengan
aliran ini berusaha membangkitkan kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya.
Pemandangan alam adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan.

9
Romantisme dirintis oleh pelukis-pelukis pada zaman penjajahan Belanda dan
ditularkan kepada pelukis pribumi untuk tujuan koleksi dan galeri pada zaman kolonial. Salah
satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah Raden Saleh.

5. Plural painting

Adalah sebuah proses beraktivitas seni melalui semacam meditasi atau pengembaraan
intuisi untuk menangkap dan menterjemahkan gerak hidup dari naluri kehidupan ke dalam
bahasa visual. Bahasa visual yang digunakan berpijak pada konsep Plural painting. Artinya,
untuk menampilkan idiom-idiom agar relatif bisa mencapai ketepatan dengan apa yang telah
tertangkap oleh intuisi mempergunakan idiom-idiom yang bersifat: multi-etnis, multi-teknik,
atau multi-style.

6. Badingkut

Sebuah kecenderungan, penggayaan, atau cara proses kreatif yang dikembangkan oleh
Herry Dim sejak tahun 1970-an. Kegiatan membuat karya dengan menggunakan bahan-bahan
temuan dan bahkan bahan-bahan bekas ini kemudian bisa menjadi karya seni dua dimensi
(lukisan maupun instalasi dinding), karya tiga dimensi (serupa patung), karya ruang (seni
instalasi), atau karya seni tata panggung teater. Bahkan di kemudian hari dikembangkan oleh
teman dan generasi penerusnya menjadi garapan musik, tari, senirupa pertunjukan
(performance art), dan teater.

Aliran lain

7. Ekspresionisme
8. Dadaisme
9. Fauvisme
10. Neo-Impresionisme
11. Realisme
12. Naturalisme
13. De Stijl

10
Studi Judul

Galeri adalah suatu ruang/wadah yang menjadi tempat sekaligus pertemuan para
seniman dan kolektor yang memamerkan karya seni dan pelelangan karya kepada
pengunjung dan para kolektor.

Galeri Menurut arti bahasanya, pengertian galeri dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menurut Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (2003) : Galeri adalah selasar
atau tempat; dapat pula diartikan sebagai tempat yang memamerkan karya seni tiga
dimensional karya seorang atau sekelompok seniman atau bisa juga didefinisikan
sebagai ruangan atau gedung tempat untuk memamerkan benda atau karya seni.
2. Menurut Oxford Advanced Learners Dictionary, A.S Hornby, edisi kelima, Great
Britain: Oxford University Press, (1995) : Gallery: A room or building for showing
works of art.
3. Menurut Kamus Inggris - Indonesia, An English-Indonesian Dictionary, (1990) :
Galeri: Serambi, balkon, balai atau gedung kesenian.
4. Menurut Encyclopedia of American Architecture (1975), Galeri diterjemahkan sebagai
suatu wadah untuk menggelar karya seni rupa.
5. Galeri juga dapat diartikan sebagai tempat menampung kegiatan komunikasi visual di
dalam suatu ruangan antara kolektor atau seniman dengan masyarakat luas melalui
kegiatan pameran. Sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan hasil karya seni,
sebuah area memajang aktifitas publik, area publik yang kadangkala digunakan untuk
keperluan khusus (Dictionary of Architecture and Construction, 2005).
6. Menurut Djulianto Susilo seorang arkeolog, Galeri berbeda dengan museum. Galeri
adalah tempat untuk menjual benda / karya seni, sedangkan Museum tidak boleh
melakukan transaksi karena museum hanya merupakan tempat atau wadah untuk
memamerkan koleksi benda-benda yang memiliki nilai sejarah dan langka.

Fungsi Galeri

Galeri memiliki fungsi utama sebagai wadah/alat komunikasi antara konsumen dengan
produsen. Pihak produsen yang dimaksud adalah para seniman sedangkan konsumen adalah
kolektor dan masyarakat. Fungsi galeri menurut Kakanwil Perdagangan antara lain :

1. Sebagai tempat promosi barang-barang seni.


2. Sebagai tempat mengembangkan pasar bagi para seniman.

11
3. Sebagai tempat melestarikan dan memperkenalkan karya seni dan budaya dari seluruh
Indonesia.
4. Sebagai tempat pembinaan usaha dan organisasi usaha antara seniman dan pengelola.
5. Sebagai jembatan dalam rangka eksistensi pengembangan kewirausahaan.
6. Sebagai salah satu obyek pengembangan pariwisata nasional.

Jenis-Jenis Galeri

Jenis-jenis galeri dapat dibedakan sebagai berikut :

1. Galeri di dalam museum.


Galeri ini merupakan galeri khusus untuk memamerkan benda-benda yang dianggap
memiliki nilai sejarah ataupun kelangkaan.
2. Galeri Kontemporer.
Galeri yang memiliki fungsi komersial dan dimiliki oleh perorangan.
3. Vanity Gallery.
Galeri seni artistik yang dapat diubah menjadi suatu kegiatan didalamnya, seperti
pendidikan dan pekerjaan.
4. Galeri Arsitektur.
Galeri untuk memamerkan hasil karya-karya di bidang arsitektur yang memiliki
perbedaan antara 4 jenis galeri menurut karakter masing-masing.
5. Galeri Komersil.
Galeri untuk mencari keuntungan, bisnis secara pribadi untuk menjual hasil karya.
Tidak berorientasi mencari keuntungan kolektif dari pemerintah nasional atau lokal.

Jenis Kegiatan Pada Galeri

Jenis kegiatan pada galeri dapat dibedakan menjadi beberapa bagian tugas, yaitu :

1. Pengadaan
Hanya beberapa benda yang dapat dimasukan ke dalam galeri, yaitu hanya benda-benda
yang memiliki nilai budaya, artistic dan estetis. Serta benda yang dapat diidentifikasi
menurut wujud, asal, tipe, gaya, dan hal-hal lainnya yang mendukung identifikasi.
2. Pemeliharaan
Terbagi menjadi 2 aspek, yaitu :
a) Aspek Teknis

12
Dijaga serta dirawat supaya tetap awet dan tercegah dari kemungkinan
kerusakan.
b) Aspek Administrasi
Benda-benda koleksi harus mempunyai keterangan tertulis yang membuatnya
bersifat monumental.
3. Konservasi
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal
dari bahasa Inggris Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.
4. Restorasi
Restorasi merupakan pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula atau bisa
disebut juga dengan pemugaran. Restorasi yang dilakukan berupa perbaikan ringan,
yaitu mengganti bagian-bagian yang sudah usang/termakan usia.
5. Penelitian Bentuk dari penelitian terdiri dari 2 macam, yaitu :
a) Penelitian Intern adalah penelitian yang dilakukan oleh kurator untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.
b) Penelitian Ekstern adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau pihak
luar, seperti pengunjung, mahasiswa, pelajar dan lain-lain untuk kepentingan
karya ilmiah, skripsi dan lain-lain.
6. Pendidikan
Kegiatan ini lebih ditekankan pada bagian edukasi tentang pengenalan- pengenalan
materi koleksi yang dipamerkan.
7. Rekreasi
Rekreasi yang bersifat mengandung arti untuk dinikmati dan dihayati oleh pengunjung
dan tidak diperlukan konsentrasi yang menimbulkan keletihan dan kebosanan.
8. Bisnis
Bisnis juga dapat dilakukan di dalam galeri, karena galeri merupakan wadah atau
tempat untuk memperjualbelikan bendabenda langka atau benda-benda yang
dipamerkan di dalam galeri tersebut.

13
Aktivitas Galeri

1. Aspek Pengunjung
Pengunjung akan melakukan pendaftaran yang dilakukan di receptionist dan
mendapatkan pengarahan.
Pengunjung datang dengan maksud untuk melakukan rekreasi / refreshing.
Pengunjung datang hanya untuk mendapatkan informasi dari karya yang
dipamerkan.
2. Aspek Kurator
Kurator adalah pengurus atau pengawas institusi warisan budaya atau seni, misalnya
museum, pameran seni, galeri foto, dan 13 perpustakaan. Kurator bertugas untuk
memilih dan mengurus objek museum atau karya seni yang dipamerkan.
Menjaga dan memelihara semua koleksi.
Mengumpulkan benda-benda yang akan dipamerkan.
Mempublikasikan dan memasarkan benda-benda yang dipamerkan di dalam galeri.
Membantu mempertimbangkan tata pameran tetap, sistem pendokumentasian dan
kebijakan pengelolaan koleksi.

Fasilitas Galeri

Sebuah galeri memiliki fasilitas, antara lain :

1. Exhibition Room/Tempat untuk memamerkan karya.


2. Workshop/Tempat untuk membuat/memperbaiki sebuah karya.
3. Stock Room/Tempat untuk menampung/meletakkan karya.
4. Restoration Room/Tempat untuk memelihara karya.
5. Auction Room/Tempat untuk mempromosikan karya dan sebagai tempat jual beli
sebuah karya.
6. Sebagai wadah tempat berkumpulnya pecinta/penggemar karya seni tersebut.

Prinsip Perancangan Ruang Galeri

A. Persyaratan Umum

Menurut Neufert (1996), Ruang pamer pada galeri sebagai tempat untuk memamerkan atau
mendisplay karya seni harus memenuhi beberapa hal yaitu: Terlindung dari kerusakan,
pencurian, kelembaban, kekeringan, cahaya matahari langsung dan debu. Persyaratan umum
tersebut antara lain :

14
a) Pencahayaan yang cukup.
b) Penghawaan yang baik dan kondisi ruang yang stabil.
c) Tampilan display dibuat semenarik mungkin dan dapat dilihat dengan mudah.

B. Tata Cara Display Koleksi Galeri

Terdapat tiga macam penataan atau display benda koleksi menurut Patricia Tutt dan David
Adler (The Architectural Press, 1979), yaitu :

a) In show case
Benda koleksi mempunyai dimensi kecil maka diperlukan suatu tempat display
berupa kotak tembus pandang yang biasanya terbuat dari kaca. Selain untuk
melindungi, kotak tersebut terkadang berfungsi untuk memperjelas atau
memperkuat tema benda koleksi yang ada.
b) Free standing on the floor or plinth or supports
Benda yang akan dipamerkan memiliki dimensi yang besar sehingga diperlukan
suatu panggung atau pembuatan ketinggian lantai sebagai batas dari display yang
ada. Contoh: patung, produk instalasi seni, dll.
c) On wall or panels
Benda yang akan dipamerkan biasanya merupakan karya seni 2 dimensi dan
ditempatkan di dinding ruangan maupun partisi yang dibentuk untuk membatasi
ruang. Contoh: karya seni lukis, karya fotografi, dll.

Ada beberapa syarat tentang cara pemajangan benda koleksi seni yang ada antara lain adalah
dengan cara berikut :

a) Random Typical Large Gallery


Penataan benda yang dipamerkan disajikan dengan acak, biasanya terdapat pada
galeri yang berisi benda-benda non klasik dan bentuk galeri yang asimetris, ruang-
ruang yang ada pada galeri dibentuk mempunyai jarak atau lorong pembatasan oleh
pintu. Jenis dan media seni yang ada dicampur dan menguatkan kesan acak.
Contoh: menggabungkan display benda 2 dimensi dan 3 dimensi seperti seni lukis
dan seni patung.
b) Large Space With An Introductory Gallery
Pengolahan ruang pamer dengan pembagian area pamer sehingga memperjelas
tentang benda apa yang dipamerkan didalamnya, pembagian dimulai pada suatu

15
ruang utama kemudian dengan memperkenalkan terlebih dahulu benda apa yang
dipajang didalamnya.

Vitrine merupakan salah satu lemari untuk menata dan memamerkan benda-benda
koleksi. Bentuk vitrine harus sesuai dengan ruangan yang akan ditempatu oleh vitrine tersebut.
Menurut penempatannya, vitrine dibagi menjadi :

a) Vitrine Dinding
Vitrine yang diletakkan berhimpit dengan dinding, Dapat dilihat dari sisi samping
dan depan.

Gambar. Vitrine Dinding Sumber ; DPK, 1994

b) Vitrine Tengah

Diletakkan di tengah dan tidak berhimpit dengan dinding. Isinya harus terlihat dari
segala arah, sehingga keempat sisinya terbuat dari kaca.

Gambar. Vitrine Tengah Sumber: DPK, 1994

16
c) Vitrine Sudut

Terletak di sudut ruangan yang hanya dapat dilihat dari satu arah saja, yaitu dari
sisi depan saja, sisi lain melekat pada dinding.

Gambar. Vitrine Sudut Sumber: DPK, 1994

d) Vitrine Lantai

Terletak di bawah pandangan mata dan biasanya diletakkan untuk menata benda-
benda kecil dan harus dilihat dari dekat.

e) Vitrine Tiang

Diletakkan disekitar tiang, sama seperti vitrine tangah karena dapat dilihat dari
berbagai sisi.

C. Elemen Interior
a) Elemen Lantai
Lantai merupakan elemen horizontal pembentuk ruang. Menurut DK. Ching
(1979), elemen horizontal suatu ruang dapat dipertegas dengan cara meninggikan
maupun menurunkan bidang lantai dan lantai dasar. Dengan demikian akan
terbentuk kesatuan ruang dan kesatuan visual pada ruang pamer akibat adanya
penurunan dan peninggian elemen lantai.

17
b) Elemen Ceiling
Menurut Gardner (1960), langit-langit/ceiling yang sesuai untuk ruang pamer
(exibition hall) adalah langit-langit yang sebagian dibiarkan terbuka untuk
keperluan ekonomis dan memberikan kemudahan untuk akses terhadap peralatan
yang digantung pada langit-langit/ceiling. Ceiling merupakan faktor yang penting
yang berfungsi sebagai tempat untuk meletakan komponen yang terkait dengan
pencahayaan.
c) Elemen Fleksibilitas
Flexibilitas can definded as : eaxily changed to suit new condition
(Homby,1987) dan dalam Bahasa Indonesia artinya mudah disesuaikan dengan
kondisi yang baru. Elemen flexibilitas berarti elemen pembentuk ruang yang dapat
diubah untuk menyesuaikan dengan kondisi berbeda dengan tujuan kegiatan baru
yang diwadahi seoptimal mungkin pada ruang yang sama.

D. Sistem Pencahayaan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.1405 tahun 2002, pencahayaan adalah


jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efektif. Dengan 18 adanya cahaya pada lingkungan ruang dalam yang bertujuan
menyinari berbagai bentuk elemen-elemen yang ada di dalam ruang, sehingga ruangan menjadi
teramati dan dapat dirasakan suasana visualnya (Honggowidjaja, 2003). Pencahayaan pada
galeri memberikan kontribusi yang besar tentang bagaimana menampilkan benda yang
dipamerkan agar lebih memiliki kekuatan dan menarik sesuai tema yang ada, selain itu
pencahayaan juga dapat memberikan fokus yang lebih menonjol dibandingkan dengan suasana
galeri secara keseluruhan. Berdasarkan sumber dan fungsinya pencahayaan dibagi menjadi :

a) Pencahayaan Alami (Natural Lighting)


Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber cahaya alami
yaitu matahari. Pencahayaan alami dapat diperoleh dengan membuat jendela atau
ventilasi atau bukaanbukaan yang besar.
b) Pencahayaan Buatan (General Artificial Lighting)
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh sumber listrik.
Apabila pencahayaan alami tidak memadai atau posisi ruang sukar untuk dicapai
oleh pencahayaan alami, maka dapat digunakan pencahayaan buatan. Pencahayaan
buatan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut :

18
Mempunyai intensitas yang cukup sesuai dengan jenis kegiatan.
Tidak menimbulkan pertambahan suhu udara yang berlebihan pada ruang.
Memberikan pencahayaan dengan intensitas yang tetap menyebar secara
merata, tidak berkedip, tidak menyilaukan dan tidak menimbulkan bayang-
bayang yang dapat mengganggu kegiatan.

Sistem pencahayaan merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan
dalam proses mendesain. Untuk menciptaka suasana yang dinginkan pada sebuah ruang, 19
dibutuhkan jenis sistem pencahayaan dalam ruangan. Teknik pendistribuasian cahaya,
dibedakan menjadi (Industrial Hygiene Engineering, 1998) :

Direct Lighting
Jenis pencahayaan langsung yang hampir seluruh pencahayaannya dipancarkan
pada bidang kerja, dapat dirancang menyebar/terpusat. Pada sistem ini 90-100%
cahaya diarahkan secara langsung ke benda yang perlu diterangi.
Semi Direct Lighting
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada benda yang perlu
diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
General Difus Lighting
Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan pada benda yang perlu disinari,
sedangkan sisanya dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dalam pencahayaan
sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni memancarkan setengah cahaya ke
bawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan masih
ditemui.
Semi Indirect Lighting
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langitlangit dan dinding bagian atas,
sedangkan sisanya diarahkan ke bagian bawah. Pada sistem ini masalah bayangan
praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.
Indirect Lighting
Indirect Lighting disebut juga sebagai pencahayaan tidak langsung. Pada sistem ini
90-100% cahaya diarahkan ke langit-langit dan dinding bagian atas kemudian
dipantulkan untuk menerangi seluruh 20 ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat
menjadi sumber cahaya perlu diberikan perhatian dan pemeliharaan yang baik.

19
Keuntungan sistem ini adalah tidak menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan
kerugiannya mengurangi efisien cahaya total yang jatuh pada permukaan kerja.

Gambar. Lima Teknik Pendistribusian Cahaya

Sumber : Philips Methods of light dispersement

Sistem Pencahayaan buatan menurut cakupan cahaya dapat dibedakan menjadi :

General Lighting
Pencahayaan merata pada ruangan & dimaksudkan untuk memberi kesan merata
agar tidak terlalu gelap.
Ambience Lighting
Pencahayaan tidak langsung yang di pantulkan plafon & dinding, lampu dapat
digantung pada dinding atau menyatu dengan perabot.
Task Lighting
Jenis pencahayaan yang hanya terdapat pada tempat & area sekelilingnya yang
terkena cahaya.
Accent Lighting
Jenis pencahayaan yang digunakan pada obyek tertentu.
Decorative Lighting
Pencahayaan dengan lampu sebagai object untuk di lihat.

Sistem Pencahayaan buatan menurut arah pencahayaan dapat dibedakan menjadi (Ruang
Artistik Dengan Pecahayaan, 2006: 26) :

Downlight (Arah cahaya ke bawah)


Arah pencahayaan ini berasal dari atas dengan tujuan untuk memberikan cahaya
pada obyek di bawahnya.

20
Uplight (Arah cahaya ke atas)
Pencahayaan datang dari bawah ke atas. Uplight umumnya berperan untuk
dekoratif dengan kesan megah, dramatis, dan memunculkan dimensi. Contoh
aplikasi pencahayaan ini misalnya pada kolom rumah yang biasanya memakai
lampu halogen.
Backlight (Arah cahaya dari belakang)
Arah pencahayaan berasal dari belakang obyek untuk memberi aksentuasi pada
obyek seperti menimbulkan siluet. Jenis pencahayaan memberikan pinggiran
cahaya yang menarik pada obyek dan bentuk obyek menjadi lebih terlihat.
Sidelight (Arah cahaya dari samping)
Arah cahaya datang dari samping sehingga memberikan penekanan pada elemen
interior tertentu, memberikan aksen pada obyek. Biasanya digunakan pada benda-
benda seni untuk menonjolkan nilai seninya.
Frontlight (Arah cahaya dari depan)
Arah cahaya datang dari depan obyek dan biasanya diaplikasikan pada obyek dua
dimensi seperti lukisan atau foto.

E. Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan memnberikan kenyamanan thermal bagi pengunjungnya.


Kenyamanan fisik dapat dicapai pada kondisi 22 temperatur rata-rata 23C. Pencapaian kondisi
kenyamanan ini tergantung dari banyaknya bukaan jendela, kondisi lingkungan, jumlah
manusia dan dimensi ruang. Untuk mengatasinya dapat dicapai dengan banyaknya bukaan
jendela atau menggunakan penghawaan seperti Air Conditioner atau Fan. Berikut adalah
beberapa jenis Air Conditioner yang dijelaskan menurut peletakannya :

a) Mounted type
Ditanam didalam dinding atau didalam plafond ruangan.
b) Ceiling type
Ditanam di atas atau dipasang di langit-langit ruangan.
c) Custom floor type
Diletakkan di atas lantai tanpa ada pemasangan khusus.
d) Wall mounted type

21
Ditanam didalam dinding. Di pasaran pada umumnya kita mengenal 3 jenis Air Conditioner
(Suptandar, 1982: 150), yaitu :

a) AC Window
Umumnya dipakai pada perumahan dan dipasang pada pada salah satu dinding ruang
dengan batas ketinggian yang terjangkau dan penyemprotan udara tidak mengganggu
si pemakai.
b) AC Central
Biasanya digunakan pada unit-unit perkantoran, hotel, supermarket dengan
pengontrolan pengendalian yang dilakukan dari satu tempat.
c) AC Split
Memiliki bentuk yang hampir sama dengan AC window, bedanya hanya terletak pada
konstruksi dimana alat kondensator terletak di luar ruangan.

F. Sirkulasi Ruang

Sirkulasi dalam galeri adalah mengantarkan pengunjung untuk memberikan kelayakan dalam
memamerkan hasil karya. Sirkulasi pergerakan jalur dalam suatu kegiatan ruang pameran perlu
dilakukan agar memberikan kenyamanan antara objek dengan pengunjung. Menurut De Chiara
dan Calladar (Time Saver Standards for Building Types, 1973), tipe sirkulasi dalam suatu ruang
yang dapat digunakan adalah sebagai berikut :

a) Sequential Circulation
Sirkulasi yang terbentuk berdasarkan ruang yang telah dilalui dan benda seni yang
dipamerkan satu persatu menurut ruang pamer yang berbentuk ulir maupun memutar
sampai akhirnya kembali menuju pusat entrance area galeri.

Gambar. Pola Jalur Sequential Circulation

Sumber: De Chiara and Calladar, 1973

22
b) Random Circulation
Sirkulasi yang memberikan kebebasan bagi para pengunjungnya untuk dapat memilih
jalur jalannya sendiri dan tidak terikat pada suatu keadaan dan bentuk ruang tertentu
tanpa adanya batasan ruang atau dinding pemisah ruang.

Gambar. Pola Jalur Random Circulation

Sumber: De Chiara and Calladar, 1973

c) Ring Circulation

Sirkulasi yang memiliki dua alternatif, penggunaannya lebih aman karena memiliki dua rute
yang berbeda untuk menuju keluar suatu ruangan.

Gambar. Pola Jalur Ring Circulation

Sumber: De Chiara and Calladar, 1973

23
d) Linear Bercabang

Sirkulasi pengunjung jelas dan tidak terganggu, pembagian koleksi teratur dan jelas sehingga
pengunjung bebas melihat koleksi yang dipamerkan.

Gambar. Pola Jalur linear bercabang

Sumber: De Chiara and Calladar, 1973

Menurut DK. Ching (2000), faktor yang berpengaruh dalam sirkulasi eksterior maupun interior
yaitu pencapaian, konfigurasi jalur, hubungan jalur dan ruang, bentuk ruang sirkulasi. Dapat
dijelaskan sebagai berikut :

a) Pencapaian

Pencapaian merupakan jalur yang ditempuh untuk mendekati/menuju bangunan.

24
Tabel. Sirkulasi Pencapaian

Sumber : Ching, 2000:231

b) Konfigurasi jalur

Konfigurasi jalur yaitu tata urutan pergerakan pengunjung sampai titik pencapaian akhir.

c) Hubungan Jalur dan Ruang

Hubungan Jalur dan Ruang dapat difungsikan sebagai fleksibilitas ruang-ruang yang kurang
strategis.

25
Tabel. Hubungan Jalur dan Ruang

d) Bentuk Ruang Sirkulasi

Bentuk ruang sirkulasi lebih mengutamakan pada interior bangunan yang dapat menampung
gerak pengunjung waktu berkeliling, berhenti sejenak, beristirahat, atau menikmati sesuatu
yang dianggapnya menarik.

26
Tabel. Ruang Pembentuk Sirkulasi

27
G. Jarak Display

Gambar. Jarak Display

Sumber : Julius Panero dan Martin Zelnik, 2003:293

Gambar. Jarak dan sudut pandang pengamat

Sumber : Neufert 2002:250

28
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada fasilitas galeri :

Tinggi rata-rata manusia (indonesia) dan jarak pandang

Jenis Kelamin Tinggi Rata-rata Pandangan Mata

Pria 165cm 160

Wanita 155cm 150

Anak-anak 115cm 100

Gambar: Jarak Pandang Manusia

Sumber : Ernst and Peter Neufert, Architects Data, Third Edition

Gambar: Jarak Pandang Lukisan

Sumber : Tga-409 Syarifah Andayani, USU

29
Kemampuan gerak anatomi

Gambar: Kemampuan Gerak Anatomi Manusia

Sumber : Tga-409 Syarifah Andayani, USU

Gambar: Gerak Anatomi

Sumber : Ernst and Peter Neufert, Architects Data, Third Edition

30
H. Sistem Keamanan

Masalah keamanan sangatlah penting dalam display karena objek koleksi tersebut sangat
menarik bagi pengunjung terutama kolektor, sehingga keamanan harus terjamin. Seperti,
pencatatan identitas benda koleksi, pemeriksaan tentang penyakit atau cacat objek. Pemotretan
kondisi koleksi baik sebelum dan sesudah konservasi. Keselamatan benda-benda koleksi harus
diperhatikan, unsur-unsur yang dapat menimbulkan kerusakan antara lain, tumbuhan, kotoran,
dan bahkan manusia.

31

Anda mungkin juga menyukai