Anda di halaman 1dari 2

Dia, Tanpa Aku

Jenis Buku : Buku fiksi

Judul : Dia, Tanpa Aku

Pengarang : Esti Kinasih

Tahun Terbit : 2010

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tebal Buku : 273 halaman

Ringkasan :

Ronald adalah seorang cowok kelas 2 SMA, sudah lama naksir sama Citra yang masih kelas
3 SMP. Tapi Ronald belum mau PDKT. Ia menunggu sampai Citra masuk SMA, karena itu ia
hanya bisa mengamati Citra dari kejauhan.

Saat-saat yang ditunggu oleh Ronald selama berbulan-bulan akhirnya tiba. Citra pun masuk
SMA. Namun, Ronald kecewa karena Citra masuk ke SMA yang sama dengan adiknya,
Reinald dan sekelas pula. Namun, keinginan dan harapan terbesar Ronald untuk mendekati
Citra tak pernah terwujud. Saat ingin menghampiri rumah Citra, Ronald tewas di tempat
dalam sebuah kecelakaan, yang berlokasi tidak jauh dari rumah Citra. Reinald menganggap
Citra-lah penyebab kematian kakaknya. Rasa marah dan keinginannya untuk menyalahkan
Citra membuat sikapnya terhadap cewek itu penuh dengan permusuhan. Keduanya menjadi
sering bertengkar tanpa Citra tahu alas an yang sebenarnya.

Sikap Reinald berubah drastic ketika Citra memutuskan untuk tidak mengacuhkannya lagi.
Lalu, Reinald pun seperti di posisi Ronald dulu. Perubahan sikap Reinald terhadap Citra
tanpa sadar membuat mereka berdua menjadi dekat dan akrab. Dan akhirnya Reinald tak lagi
ingin menjaga Citra demi almarhum kakaknya. Gue suka cewek lo, ucap reinald suatu hari
di depan foto Ronald. Dan itu membuat sang kakak kembali.
Ayam Buras PEDAGING
Jenis Buku : Buku non-fiksi

Judul : Ayam Buras PEDAGING

Pengarang : Ir. Bambang Cahyono

Tahun Terbit : 2000

Penerbit : PT Trubus Agriwidya

Tebal Buku : 99 halaman

Ringkasan :

Ayam Buras sebenarnya sudah sangat dikenal sebagai ayam pedaging. Prefensi masyarakat
terhadap daging ayam buras pun sebenarnya lebih besar disbanding ayam ras. Namun,
potensi ini masih dikelola secara tradisional. Akibatnya, ayam buras pedaging kalah popular
disbanding dengan ayam ras pedaging. Padahal secara alamiah ayam buras lebih tahan
penyakit disbanding ayam ras. Harganya pun jauh lebih mahal dbanding ayam ras.

Ayam buras sebenarnya merupakan ternak penghasil daging yang cukup potensial. Namun,
sampai sekarang pengembangannya belum sepesat ayam ras pedaging. Meski sudah dikenal
sejak zaman nenek moyang, namun pemeliharaanya tetap menggunakan system ekstensif.
Pemeliharaanya masih merupakan usaha sambilan tanpa memperhitungkan untung-rugi dan
tidak menggunakan teknologi maju. Usaha pemeliharaan secara tradisional dengan system
umbar menyebabkan perkembangan dan kesehatan ayam sulit dikontrol. Pemeliharaan cara
ini juga memungkinkan terjadinya perkawinan dalam satu kerabat sehingga menghasilkan
keturunan yang homozigot resesif, yakni individu yang memiliki kemampuan reproduksi dan
produksi yang rendah

Disamping system pemeliharaan, sifat genetic ayam buras pun kurang menguntungkan.
Ayam Buras merupakan tipe ayam yang kecil dengan pertumbuhan yang lambat. Untuk
meningkatkan potensi ayam buras, khususnya sebagai ayam pedaging perlu adanya kesadaran
masyarakat tentang potensi ayam buras. Di samping itu, perlu pula peningkatan ketrampilan
dalam pengelolaan melalui program Intensifikasi Ayam Buras (INTAB) yang meliputi
kegiatan seleksi bibit, pengelolaan reproduksi, perkandangan dan peralatan, pemberian pakan
yang berkualitas, penanganan kesehatan ternak dan penanganan hasil.

Anda mungkin juga menyukai