Sri Utami
Abstract
___________________________________________________________________
Surgery causes severe pain physiological response as a normal delivery (sectio caesarea/SC). The alternative to
reduce pain with bitter orange aroma therapy. Bitter orange aroma therapy is to give the effect of reducing the
muscle tensions and stress the body. This research to explore the effectiveness of bitter orange aroma therapy for
reduction pain in post partum sectio caesarea. Research design quasi experimental with pretest and post test
with control group. Used numeric rating scale to measure pain intensity. The sampling technique used
purposive sampling, sample 34 respondents divided into 2 groups. The univariant analysis to show pain
distribution, bivariate analysis using Wilcoxon and Mann Whitney. The result : mean of intervention group at
3,44 (low pain) reduction : 1,47; and mean of control group 4,82 (moderate pain) reduction : 0. P value
(0,000)< 0,05. Result is bitter orange aroma therapy can recommend as nursing intervention of post partum
SC.
316
Sri Utami / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
PENDAHULUAN
Persalinan merupakan suatu hal yang RSUD Arifin Achmad Pekanbaru (2015)
dinanti oleh ibu hamil untuk dapat merasakan terdapat 1387 kasus pada tahun 2013, 692
kebahagiaan. Persalinan yang dialami oleh kasus pada tahun 2014, dan pada bulan
seorang calon ibu berupa pengeluaran hasil Januari sampai Oktober 2015 sebanyak 492
konsepsi yang hidup didalam uterus melalui kasus.
vagina ke dunia luar. Namun bagi beberapa Persalinan SC memberikan dampak
wanita, persalinan kadang diliputi oleh rasa positif dan juga negatif pada ibu. Dampak
takut dan cemas terhadap rasa nyeri saat positif tindakan SC dapat membantu
persalinan (Arwani dkk, 2012; Rasjidi, 2009; persalinan ibu, apabila ibu tidak dapat
Abasi, 2015). melakukan persalinan secara pervaginam.
Persalinan dapat dilakukan dengan dua Tetapi tindakan operasi SC mempunyai efek
cara yaitu persalinan secara normal atau negatif pada ibu baik secara fisik maupun
spontan (lahir melalui vagina) dan persalinan psikologis (Arwani dkk, 2012; Batubara, 2008;
abnormal atau persalinan dengan bantuan Manurung, 2013).
suatu prosedur seperti sectio caesarea (SC). Pada Secara fisik tindakan SC menyebabkan
proses SC dilakukan tindakan pembedahan, nyeri pada abdomen. Nyeri yang berasal dari
berupa irisan di perut ibu (laparatomi) dan luka operasi (Arwani dkk, 2012; Gondo,
rahim (histerektomi) untuk mengeluarkan bayi 2011). Persalinan SC memiliki nyeri lebih
(Batubara dkk, 2008; Abasi, 2015). Baik tinggi sekitar 27,3% dibandingkan dengan
direncanakan (dijadwalkan) atau tidak persalinan normal yang hanya sekitar 9%.
(darurat), kehilangan pengalaman melahirkan Umumnya, nyeri yang dirasakan selama
anak secara tradisional dapat memberikan efek beberapa hari. Rasa nyeri meningkat pada hari
negatif pada konsep diri wanita. Suatu upaya pertama post operasi SC. Secara psikologis
dilakukan untuk mempertahankan fokus pada tindakan SC berdampak terhadap rasa takut
kelahiran seorang anak lebih utama daripada dan cemas terhadap nyeri yang dirasakan
prosedur operasi. Yaitu ibu melahirkan setelah analgetik hilang. Selain itu, juga
melalui abdomen, bukan pervaginam (Arwani, memberikan dampak negatif terhadap konsep
2012; Batubara dkk, 2008; Manurung, S. diri ibu. Karena Ibu kehilangan pengalaman
2013). melahirkan secara normal serta kehilangan
Data Word Health Organitation (WHO) harga diri yang terkait dengan perubahan citra
tahun 2015 selama hampir 30 tahun tingkat tubuh akibat tindakan operasi (Akbar dkk,
persalinan dengan SC menjadi 10% sampai 2014; Manurung, 2013; Pratiwi, 2013).
15% dari semua proses persalinan di Negara- Nyeri dapat diatasi dengan
negara berkembang. Berdasarkan hasil data penatalaksanaan nyeri. Hal ini bertujuan untuk
RISKESDAS tahun 2013, angka ibu meringankan atau mengurangi rasa nyeri
melahirkan dengan SC di Indonesia 9,8% sampai tingkat kenyamanan yang dirasakan
dengan proporsi tertinggi di DKI Jakarta oleh klien. Adapun dua cara penatalaksanaan
19,9% dan terendah di Sulawesi Tenggara nyeri yaitu dengan cara farmakologis dan non-
3,3%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan farmakologis. Secara farmakologis dapat
Provinsi Riau terjadi peningkatan persalinan diatasi dengan menggunakan obat-obatan
dengan SC dari tahun 2013 sekitar 422 kasus analgetik misalnya, morphine sublimaze,
menjadi 3.949 kasus pada tahun 2014. stadol, demerol dan lain lain (Akhlagi dkk,
Berdasarkan laporan register di Camar 1 2011; Abasi, 2015). Kelebihan dari
317
Sri Utami / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
penanganan farmakologis yaitu rasa nyeri karena tidak mempunyai efek samping serta
dapat diatasi dengan cepat namun pemberian mudah digunakan untuk ibu post sectio caesarea.
obat-obatan kimia dalam jangka waktu lama. Penelitian mengenai penggunaan
Tetapi dapat menimbulkan efek samping yang aromaterapi bitter orange postpartum SC di
membahayakan pemakainya seperti gangguan wilayah Pekanbaru belum pernah dilakukan.
pada ginjal (Gondo dkk, 2011; Batubara dkk, Untuk itu uji coba penggunaan aromaterapi
2008). Nyeri dapat diatasi dengan perlu dilakukan, mengingat perbedaan
penatalaksanaan terapi farmakologis dan non- karakteristik reponden apabila dilihat dari sisi
farmakologis. Beberapa terapi farmakologi budaya pada suku yang berbeda dan dapat
yang digunakan sebagai manajemen nyeri berpengaruh pada penerimaan terapi dengan
seperti analgesia sistemik, senyawa analgesik bitter orange. Berdasarkan studi pendahuluan
narkotik, agen pembangkit efek analgesik. Efek peneliti di ruang Camar I RSUD Arifin
samping dari terapi tersebut mual, muntah, Achmad Pekanbaru, pada tanggal 21
pusing. Sedangkan terapi non farmakologis Desember 2015. Peneliti menemukan lima dari
yang sering diterapkan antara lain teknik tujuh orang ibu post operasi SC, mengeluhkan
pernafasan, audionalgesia, akupuntur, nyeri pada hari pertama dan kedua. Tiga orang
transcutaneus electric nerve stimulations (TENS), ibu mengalami nyeri berat dengan skala nyeri
kompres dengan suhu dingin panas, sentuhan tujuh, dua orang lainnya mengalami nyeri
pijatan dan aromaterapi (Gondo dkk, 2011). sedang dengan skala nyeri enam. Nyeri yang
Salah satu upaya untuk mengurangi dirasakan mengakibatkan malas untuk
nyeri pada ibu post sectio caesarea yaitu dengan bergerak dan serta malas menyusui bayi.
aromaterapi. Penggunaan aromaterapi secara Terapi yang diberikan untuk mengurangi nyeri
inhalasi dapat merangsang pengeluaran adalah analgetik. Analgesik diberikan pada
endorphin sehingga dapat mengurangi nyeri hari pertama, bila nyeri bertambah maka
(Akbar dkk, 2011; Sharipifour, 2015). dilanjutkan pemberian pada hari berikutnya.
Aromaterapi bitter orange (Citrus Aurantium) Secara non farmakologis, tindakan yang
merupakan sebuah terapi non farmakologis diberikan terhadap pasien belum optimal
untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu hanya sebatas teknik nafas dalam. Tindakan
melahirkan kala 1 (Wiji dkk, 2015). Penelitian pemberian aromaterapi bitter orange (Citrus
lain yang dilakukan oleh Namazi dkk (2014) Aurantium) merupakan sebuah terapi non
membuktikan bahwa aromaterapi dengan farmakologis yang merupakan salah satu
menggunakan minyak essensial bunga citrus alternatif teknik non farmakologis, yang dapat
aurantium dapat mengurangi kecemasan pada diberikan pada pasien untuk mengurangi nyeri.
kala 1 persalinan. Untuk itu perlu diketahui pengaruh
Bitter orange dalam sediaan minyak aromaterapi bitter orange pada pasca partum
biasa digunakan sebagau aromaterapi. Minyak dengan sectio-caesarea, sehingga dapat
bitter orange memiliki efek menjadi resif, menurunkan nyeri post sectio caesarea.
antiseptik, anti-spasmodik, dan obat penenang
ringan. Limonele adalah salah satu komponen METODE
dari bitter orange dapat mengurangi rasa sakit
(Astuti dkk, 2015; Suza, 2007). Maka perlu Desain penelitian menggunakan Quasy
dikembangkan menjadi terapi menggunakan Eksperimen dengan rancangan penelitian Non-
aromaterapi bitter orange untuk mengurangi Equivalent Control Group yang melibatkan dua
nyeri post sectio caesarea. Pemilihan bitter orange kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
318
Sri Utami / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
17 17
Bekerja 2 11,8 5 29,4 7
Tidak bekerja
Jumlah 15 88,2 12 70,6 27
17 17
SD 4 23,5 2 11,8 6
SMP 5 29,4 3 17,6 8
SMA 3 17,6 7 41,2 10
Perguruan 5 29,4 5 29,4 10
tinggi
Jumlah 17 17
319
Sri Utami / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
Tabel 2. Rata-rata skala nyeri post partum SC sebelum dan sesudah diberikan intervensi pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Kelompok Mean
Eksperimen Pretest 4,91
Posttest 3,44
Kontrol Pretest 4,82
Posttest 4,82
Berdasarkan Tabel 2. dapat dilihat nilai diberikan intervensi aromaterapi bitter orange
rata-rata skala nyeri post partum SC sebelum yaitu 3,44 pada kelompok eksperimen dan 4,82
diberikan intervensi aromaterapi bitter orange pada kelompok kontrol. Standar deviasi pada
yaitu 4,91 pada kelompok eksperimen dan 4,82 kelompok eksperimen yaitu 0,768 dan 0,660
pada kelompok kontrol. Standar deviasi pada pada kelompok kontrol.
kelompok eksperimen yaitu 0,690 dan 0,660
pada kelompok kontrol. Sedangkan nilai rata- Hasil pengolahan data penelitian untuk
rata skala nyeri post partum SC sesudah analisis Bivariat, dapat dilihat di Tabel 3.
Tabel 3. Perbandingan intensitas nyeri post partum SC pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi bitter orange.
kelompok N Mean P value
Eksperime 17
n 4,91 0,000
Pre test 3,44
Post test
Kontrol 17 1,000
Pre test 4,82
Post test 4,82
Berdasarkan Tabel 3. dari uji statistik antara mean intensitas nyeri SC post partum
Wilcoxon karena uji T-dependent tidak sebelum dan setelah pemberian aromaterapi
memenuhi syarat terdistribusi normal. bitter orange. Sedangkan mean intensitas nyeri
Didapatkan nilai rata-rata intensitas nyeri kelompok kontrol tanpa diberikan aromaterapi
postpartum SC pada kelompok eksperimen bitter orange tidak terdapat perbedaan intensitas
hasil. Analisis diperoleh p value (0,000)< nyeripost partum SC sebelum dan setelah tanpa
(0,05), dapat disimpulkan pada kelompok diberikan aromaterapi bitter orange. Analisa P
eksperimen ada penurunan yang signifikan value = 1,000 > (0,05).
320
Sri Utami / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
Tabel 4. Perbandingan intensitas nyeri post partum SC pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol sesudah pemberian aromaterapi bitter orange.
Variabel N Mann- p value
Whitney
Kelompok 17 0,000 0,000
eksperimen
Kelompok 17
kontrol
Berdasarkan Tabel 4 diatas, dari uji juga sangat berperan penting terhadap respon
statistik Mann Whitney didapatkan nilai rata- seseorang terhadap nyeri. Hal ini sejalan
rata intensitas nyeri post partum SC pada dengan teori yang menyebutkan bahwa setiap
kelompok eksperimen. Hasil analisis diperoleh orang mempunyai respon yang berbeda
p value (0,000) < (0,05), maka dapat terhadap nyeri yang dialaminya, sesuai dengan
disimpulkan bahwa pemberian aromaterapi suku dan kultur dimana ia berasal, karena
bitter orange efektif dalam mengurangi nyeri kultur akan mengajarkan orang tersebut dalam
post partum SC. merespon nyeri (Akbar dkk, 2014; Pratiwi,
Berdasarkan hasil penelitian yang telah 2013; Wiji dkk., 2015).
dilakukan pada ibu post partum di Ruang Faktor suku berperan penting terhadap
Camar I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru respon seseorang terhadap nyeri. Keyakinan
didapat bahwa responden terbanyak berumur dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara
20-34 tahun sebanyak 13 orang (67,64%). individual mengatasi nyeri. Individual
Rentang umur 20-34 tahun merupakan rentang mempelajari apa yang diharapkan dan apa
umur wanita usia subur (Manurung, S. 2013; yang diterima oleh kebudayaannya. Ada
Pratiwi 2013). Variabel umur merupakan hal perbedaan yang diharapkan dan apa yang
penting dalam mempengaruhi reaksi maupun diterima oleh kebudayaannya. Ada perbedaan
ekspresi responden terhadap nyeri yang makna dan sikap yang dikaitkan dengan nyeri
dirasakannya, semakin meningkat umur maka di berbagai kelompok budaya (Akbar dkk,
semakin tinggi reaksi maupun respon nyeri 2014; Sharifipour, 2015).
yang dirasakan (Rasjidi, 2009; Sharifipour, Berdasarkan tingkat pendidikan
2015). didapatkan bahwa status pendidikan
Salah satu faktor yang mempengaruhi responden terbanyak adalah SMA dan
respon terhadap nyeri adalah umur. Umur Perguruan Tinggi yang berjumlah 10 orang
yang berbeda akan mempengaruhi respon responden (29,41%). Pendidikan seseorang
seseorang terhadap nyeri. Anak-anak belum sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan
bisa mengungkapkan nyeri, sedangkan orang kesiapan seorang ibu dalam menjalani
dewasa akan memberitahukan nyeri jika sudah kehamilan dan persalinan. Tingkat pendidikan
patologis dan mengalami kerusakan fungsi dan mempengaruhi perilaku dan menghasilkan
lansia cenderung memendam nyeri karena banyak perubahan, khususnya pengetahuan
menganggap nyeri adalah hal alamiah (Isti dibidang kesehatan. Semakin tinggi
dkk, 2011, Arwani, 2012, Akhalagi, 2011). pendidikan seseorang maka semakin mudah
Responden berasal dari beberapa suku pula menerima informasi dan pada akhirnya
yaitu, Melayu, Minang, Batak, dan Jawa makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
dengan suku terbanyak adalah Melayu dan Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi
Batak sebanyak 9 orang (26,47%). Faktor suku kemampuan seseorang dalam menerima
321
Sri Utami / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
informasi dan mengolahnya sebelum menjadi aromaterapi bitter orange efektif terhadap
perilaku yang baik maupun buruk sehingga penurunan nyeri post partum SC.
berdampak pada status kesehatannya Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Winarsih, 2013; Fadla, 2014). Namazi dkk (2014) membuktikan bahwa
Berdasarkan pekerjaan responden aromaterapi dengan menggunakan minyak
dalam penelitian ini didapatkan bahwa yang esensial bunga citrus aurantium dapat
terbanyak adalah tidak bekerja yaitu sebanyak mengurangi kecemasan pada kala 1 persalinan.
27 orang (79,41%) sedangkan responden yang Hal ini sejalan dengan penelitian yang
bekerja sebanyak 7 orang (20,58%). Tidak ada dilakukan oleh (Akbar dkk, 2014; Abasi,
kaitan antara pekerjaan sebagai ibu rumah 2015) bahwa penggunaan aromaterapi secara
tangga terhadap kejadian SC dan nyeri. inhalasi dapat merangsang pengeluaran
Namun pekerjaan memiliki peran penting endorphin efektif menurunkan nyeri ibu post
dalam tingkat kesehatan seseorang. Beban partum dengan p value 0,000 < 0,05. Peneliti
berat yang dilakukan oleh seseorang sesuai menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
dengan pekerjaannya dapat menyebabkan pada terapi yang menggunakan aromaterapi
timbulnya berbagai penyakit (Patasik dkk, berupa bitter orange terhadap nyeri ibu post
2013). partum. Pasien yang diberikan terapi
Berdasarkan paritas, responden menggunakan aromaterapi bitter orange
terbanyak adalah multipara yaitu dengan 19 merangsang tubuh untuk melepaskan senyawa
responden (55,88%). Sampai saat ini belum endorphin sehingga merangsang otot-otot pada
dinyatakan bahwa kejadian SC lebih banyak bagian tubuh. Tubuh menjadi rileks, yang
pada jumlah paritas, sehingga karakteristik merupakan pereda nyeri dengan seolah-olah
tersebut tidak berperan dalam kejadian ibu seperti beristirahat beberapa jam.
yang menjalani SC. Nyeri yang dirasakan juga Bitter orange sediaan minyak biasa
tidak berpengaruh terhadap jumlah paritas digunakan dalam aromaterapi. Minyak ini
yang telah dialami baik primipara, multipara memiliki efek menjadi resive, antiseptik, anti-
ataupun grandemultipara. Hal ini didukung spasmodik dan obat penenang ringan. Limonele
oleh penyataan Sukarti (2013) salah satu faktor adalah salah satu komponen dari bitter orange
yang mempengaruhi nyeri adalah pengalaman dapat mengurangi rasa sakit (Astuti, Heni &
sebelumnya, setiap individu belajar dari Kartika, 2015; Fadla dkk, 2015).
pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri Sistem sirkulasi yang baik penyaluran
sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu zat asam dan bahan makanan ke sel-sel
akan menerima nyeri dengan lebih mudah diperbesar dan pembuangan dari zat-zat yang
pada masa mendatang. tidak terpakai akan diperbaiki. Jadi akan
timbul proses pertukaran yang lebih baik,
Efektivitas aromaterapi bitter orange terhadap aktivitas sel yang meningkat dapat mengurangi
nyeri post partum SC. rasa sakit lokal (Arwani dkk, 2012, Batubara
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dkk, 2008, Akbar dkk, 2014).
dilakukan dengan menggunakan uji Mann
Whitney diperoleh hasil p value (0,000) < SIMPULAN
(0,05), hal ini berarti terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata intensitas nyeri Post Hasil penelitian menunjukkan bahwa
partum SC kelompok eksperimen sehingga karakteristik responden terbanyak berusia 20-
dapat disimpulkan bahwa pemberian 34 tahun, suku terbanyak adalah melayu dan
322
Sri Utami / Unnes Journal of Public Health 5 (4) (2016)
batak, dengan tingkat pendidikan terbanyak Gondo H.K. 2011. Pendekatan nonfarmakologis untuk
SMA dan Perguruan Tinggi, mayoritas adalah mengurangi nyeri saat persalinan. Jurnal Cermin
Dunia Kedokteran. 38 (4) : 185.
ibu rumah tangga, dan paritas terbanyak
adalah multipara. Penerapan aromaterapi Isti M., Azam M., dan Dina N.A.N. 2011. Faktor
untuk mengurangi rasa nyeri post partum SC tindakan persalinan operasi sectio caesarea.
dapat diterapkan melalui teknik kneading serta Jurnal Kesehatan Masyarakat. 7 (1).
323