Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ade Irmawati

NRP :144020330

Kelas :14 AK F

KDPPLKS (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan

Keuangan Syariah)

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah

(KDPPLK Syariah) merupakan pengaturan akuntansi yang memberikan konsep

yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan atas transaksi

syariah.

Berbeda dengan Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK) pada

SAK umum yang mengacu kepada transaksi konvensional, KDPPLK Syariah

memberikan konsep dasar paradigma, asas transaksi syariah, dan karakteristik

transaksi syariah.

Sejarah KDPPLKS

KDPPLK ini pertama kali disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi

Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) pada 27 Juni 2007 dan masih

berlaku hingga saat ini.

Berdasarkan surat Dewan Pengurus Nasional (DPN) IAI No. 0823-

B/DPN/IAI/XI/2013 maka seluruh produk akuntansi syariah yang sebelumnya


dikeluarkan oleh DSAK IAI dialihkan kewenangannya kepada Dewan Standar

Akuntansi Syariah (DSAS) IAI.

Paradigma Transaksi Syariah

Transaksi syariah berlandaskan pada paradigma dasar bahwa alam semesta dicipta

oleh Tuhan sebagai amanah (kepercayaan ilahi) dan sarana kebahagiaan hidup

bagi seluruh umat manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material

dan spiritual (al-falah).

Paradigma dasar ini menekankan setiap aktivitas umat manusia memiliki

akuntabilitas dan nilai illahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak

sebagai parameter baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha. Paradigma

ini akan membentuk integritas yang membantu terbentuknya karakter tata kelola

yang baik (good governance) dan disiplin pasar (market discipline) yang baik

Syariah merupakan ketentuan hukum Islam yang mengatur aktivitas umat

manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut hubungan

interaksi vertikal dengan Tuhan maupun interaksi horizontal dengan sesama

makhluk. Prinsip syariah yang berlaku umum dalam kegiatan muamalah

(transaksi syariah) mengikat secara hukum bagi semua pelaku dan stakeholder

entitas yang melakukan transaksi syariah. Akhlak merupakan norma dan etika

yang berisi nilai-nilai moral dalam interaksi sesama makhluk agar hubungan

tersebut menjadi saling menguntungkan, sinergis dan harmonis.


Asas Transaksi Syariah

Berdasarkan KDPPLK Syariah, transaksi syariah berdasarkan pada prinsip:

a. Persaudaraan (ukhuwah) esensinya merupakan nilai universal yang menata

interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan

secara umum dengan semangat saling tolong menolong. Transaksi syariah

menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat (sharing

economics) sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan di atas

kerugian orang lain. Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip

saling mengenal (taaruf), saling memahami (tafahum), saling menolong

(taawun), saling menjamin (takaful), saling bersinergi dan beraliansi

(tahaluf).

b. Keadilan (adalah) esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya

dan memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan

sesuatu sesuai posisinya. Implementasi keadilan dalam kegiatan usaha berupa

aturan prinsip muamalah yang melarang adanya unsur:

1) Riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasiah

maupun fadhl);

2) Kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun

lingkungan);

3) Maysir (unsur judi dan sikap spekulatif);

4) Gharar (unsur ketidakjelasan); dan

5) Haram (unsur haram baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas

operasional yang terkait).


c. Kemaslahatan (maslahah) esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan

manfaat yang berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta

individual dan kolektif.

d. Keseimbangan (tawazun) esensinya meliputi keseimbangan aspek material

dan spiritual, aspek privat dan publik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis

dan sosial, dan keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian. Transaksi

syariah tidak hanya menekankan pada maksimalisasi keuntungan perusahaan

semata untuk kepentingan pemilik (shareholder). Sehingga manfaat yang

didapatkan tidak hanya difokuskan pada pemegang saham, akan tetapi pada

semua pihak yang dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi.

e. Universalisme (syumuliyah) esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan

untuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan

suku, agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat kerahmatan semesta

(rahmatan lil alamin).

Karakteristik Transaksi Syariah

Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigm dan asas transaksi syariah

harus memenuhi karakteristik dan persyaratan sebagai berikut:

1. transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha;

2. prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik

(thayib);

3. uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan

sebagai komoditas;
4. tidak mengandung unsur riba;

5. tidak mengandung unsur kezaliman;

6. tidak mengandung unsur maysir;

7. tidak mengandung unsur gharar;

8. tidak mengandung unsur haram;

9. tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money) karena

keuntungan yang didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan risiko yang

melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip al ghunmu bil

ghurmi (no gain without accompanying risk);

10. transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta

untuk keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak

diperkenankan

menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan

dua transaksi bersamaan yang berkaitan (taalluq) dalam satu akad;

11. tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy), maupun

melalui rekayasa penawaran (ihtikar); dan

12. tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah).

Tujuan dan Peranan

Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk
digunakan sebagai acuan bagi :

1. penyusun standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya;


2. penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah

yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah;

3. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan

disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum; dan

4. para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi

keuangan syariah. Meliputi: investor, pemilik dana qardh, pemilik dana

syirkah temporer, pemilik dana titipan, pembayar dan penerima ZIS &wakaf,

pengawas syariah, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah, masyarakat.

Bentuk Laporan Keuangan

1. Posisi Keuangan Entitas Syariah (dalam Neraca)

2. Informasi Kinerja Entitas Syariah (dalam Laporan Laba-Rugi)

3. Informasi perubahan posisi keuangan entitas syariah

4. Informasi lain

5. Catatan dan Skedul Tambahan

Asumsi Dasar

1. Dasar Akrual

Pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan

pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan diungkapkan dalam

catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang

bersangkutan.
2. Kelangsungan Usaha

Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi kelangsungan usaha

entitas syariah dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.

Karakteristik Kulaitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi

dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.Terdapat empat karateristik

kualitatif pokok yaitu:

1. Dapat Dipahami

2. Relevan

3. Keandalan

4. Dapat dibandingkan

Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Sesuai karakteristik maka laporan keuangan entitas syariah antara lain meliputi:

1. komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan

komersial:

2. laporan posisi keuangan;

3. laporan laba rugi;

4. laporan arus kas; dan

5. laporan perubahan ekuitas.


6. komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan

sosial:

7. laporan sumber dan penggunaan dana zakat; dan

8. laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.

9. komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan

tanggung jawab khusus entitas syariah tersebut.

Pengukuran Unsur Laporan Keuangan

1. Biaya Historis

2. Biaya Kini

3. Nilai Realisasi/penyelesaian

Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan entitas syariah dalam

penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis. Ini biasanya digabungkan

dengan dasar pengukuran yang lain. Misalnya, persediaan biasanya dinyatakan

sebesarnilai terendah dari biaya historis atau nilai realisasi bersih (lower of cost or

net realizable value), atau akuntansi dana pensiun menilai aset tertentu

berdasarkan nilai wajar (fair value).

Anda mungkin juga menyukai