Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS CEKUNGAN DAN EKSPLORASI

MINYAK - GAS

ZILMAN MAULANA YUSUF

(270110120169)
KELAS A

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2017
Cekungan Sedimen

Cekungan sedimen adalah suatu daerah rendahan atau depresi , yang terbentuk oleh
proses tektonik, dimana nantinya sedimen akan diendapkan didalamnya. Depresi ini
terbentuk oleh suatu proses nendatan (subsidence) dari permukaan atau suatu kerak.
Penyebab dari subsidence ini sendiri dapat terjadi karena : penebalan mantel litosfer,
pembebanan sedimen dan gunung api, pembebanan batuan sedimen dan gunung api,
pebebanan tektonik , pembebanan subkerak, dan penambahan berat keras.

Berikut adalah Mekanisme penendatan disariakan dari Dickinson (1993) dan Ingersol
dan Busby (1995) :

1. Penipisan kerak (crustal thinning): Perenggangan, erosi selama pengangkatan, dan


penarikan akibat magmatisme
2. Penebalan mantel litosper (mantle-lithospheric thickening): Pendinginan litosper
yang diikuti penghentian perenggangan atau pemanasan akibat peleburan adiabatik
atau naiknya lelehan astenosper
3. Pembebanan batuan sedimen dan gunungapi (sedimentary and volcanic loading):
Kompensasi isostatik lokal dari kerak dan perenggangan litosper regional, tergantung
kegetasan litosper, selama sedimentasi dan kegiatan gunungapi
4. Pembenan tektonik (tectonic loading): Kompensasi isostatik lokal dari kerak dan
perenggangan litosper regional, tergantung kegetasan dibawah litosper, selama
pensesaran naik (overthrusting) dan/atau tarikan (underpulling)
5. Pembenan subkerak (subcrustal loading) kelenturan litosper selama underthrusting
dari litosper padat
6. Penambahan berat kerak (crustal densification) Peningkatan berat jenis kerak akibat
perubahan tekanan/ temperatur dan/atau pengalihan tempat kerak berberat-jenis
tinggi ke kerak berberat-jenis rendah

Klasifikasi cekungan menurut Boggs (2001)


Isian cekungan sedimen
Kontrol dari Stratigrafi Basin

Mekanisme pengisian dari Basin sendiri dapat di pengaruhi oleh beberapa hal
contohnya:

Tektonik
Tektonik akan sangat berpengaruh dalam proses pengisian sedimen dalam basin
karena jenis jenis lempeng yang saling bertumbukan atau saling memisah akan
mempengaruhi isian dari sedimen cekungan yang terbentuk.
Eustasi
Perubahan dalam eustasy tentu saja akan mempengaruhi ke perubahan volume pada
cekungan samudera dan perubahan volume es pada daerah kutub. Sehingga jenis
endapan yang diendapkan akan berbeda
Perubahan iklim
Akan mempengaruhi besarnya sedimen yang masuk ke dalam suatu cekungan.

Deposisional Sistem

Sistem pengendapan dari tiap basin akan berbeda tergantung dimana lingkungan dari
basin tersebut terbentuk. Jika membicarakan tentang deposisional system akan berhubungan
dengan lingkungan pengendapan. Lingkungan pengendapan adalah suatu daerah di
permukaan bumi dimana terdapat sesuatu bahan yang terendapkan atau terdapat suatu
deposit. Lingkungan pengendapan dapat dibedakan dengan daerah sekitarnya berdasarkan
karakteristik biologi, kimia, dan fisiknya. Seperti yang kita ketahui Lingkungan Pengendapan
dibagi menjadi 3 yaitu : Lingkungan Darat, Transisi dan Laut
Evolusi Isian Cekungan

Subsidence (penurunan) dari kerak bumi bagian atas harus terjadi sehingga
depresi yang sedemikian rupa bisa terbentuk. Mekanisme yang dapat menghasilkan
penurunan yang cukup untuk membentuk cekungan antara lain mencakup proses
penipisan kerak, pembebanan tektonik, pembebanan subkrustal, aliran astenosferik,
penebalan krustal (Dickinson, 1993).

Crustal thinning (penipisan kerak): gaya ektensional atau tarikan, erosi selama terjadi
pengangkatan.
Mantle-lithosperic thickening: pendinginan dari litosfer baik dikarenakan proses
tarikan atau pemanasan oleh peleburan adiabatik dari pencairan astenosferik.
Sedimentary and volcanic loading: Kompensasi isostatik lokal dari suatu kerak dan
flexure litosfer regional, tergantung dari kerapatan flexural dari litosfer bagian bawah,
selama terjadi overthrusting dan underpulling.
Subcrustal loading (pembebanan subkrustal): Flexure pada litosfer selama terjadi
proses underthrusting pada suatu litosfer yang padat.
Astenosferik flow (aliran astenosferik): efek dinamik dari aliran astenosferik, pada
umumnya dikarenakan proses delaminasi dari litosfer yang mengalami subduksi.
Penebalan krustal: Bertambahnya densitas dari suatu kerak dikarenakan perubahan
tekanan atau temperatur dan proses emplacement dari cairan dengan densitas lebih
tinggi yang menuju kerak dengan densitas lebih rendah

Thermal History

Efek thermal (contoh: pendinginan litosfer, bertambahnya nilai densitas krustal yang
disebabkan oleh perubahan temperatur atau kondisi tekanan) juga dapat berperan sebagai
faktor penting dalam pembentukan cekungan.
Proses bisnis migas
Secara umum, terdapat lima tahapan dalam kegiatan industri migas, yaitu eksplorasi,
produksi, pengolahan, transportasi, dan pemasaran.

Lima kegiatan pokok ini terbagi lagi menjadi dua kegiatan, yaitu kegiatan hulu
(upstream) dan kegiatan hilir (downstream).Kegiatan hulu migas meliputi dua kegiatan
utama, yaitu eksplorasi dan produksi. Sementara aktivitas hilir mencakup pengolahan,
transportasi, dan pemasaran.

Kegiatan hulu migas memegang peran penting karena merupakan awal dari rantai
panjang bisnis migas. Eksplorasi yang meliputi studi geologi, studi geofisika, survei seismik,
dan pengeboran eksplorasi merupakan tahap awal dari seluruh kegiatan usaha hulu migas.
Kegiatan ini bertujuan untuk mencari cadangan migas baru. Jika hasil eksplorasi menemukan
cadangan migas yang cukup ekonomis untuk dikembangkan, kegiatan itu akan berlanjut
dengan aktivitas produksi.

Proses produksi adalah aktivitas mengangkat kandungan migas ke permukaan bumi.


Aliran migas akan masuk ke dalam sumur, lalu dinaikkan ke permukaan melalui tubing (pipa
salur yang dipasang tegak lurus). Pada sumur yang baru berproduksi, proses pengangkatan ini
dapat memanfaatkan tekanan alami alias tanpa alat bantu. Namun, apabila tekanan formasi
tak mampu memompa migas ke permukaan, maka dibutuhkan metode pengangkatan
buatan.

Migas yang telah diangkat akan dialirkan menuju separator (alat pemisah minyak, gas
dan air) melalui pipa salur. Separator akan memisahkan air dan minyak (liquid),serta gas dan
impurity. Air diinjeksikan kembali ke dalam sumur, sedangkan minyak dialirkan menuju tangki
engumpul. Sementara untuk impurity atau komponen gas yang bisa membahayakan manusia
dan lingkungan hidup akan dibakar atau diinjeksikan ke sumur. Sedangkan gas dialirkan
melalui pipa untuk kemudian dimanfaatkan atau dibakar tergantung pada jenis, volume,
harga, dan jarak ke konsumen gas.
Alur migas

Tahapan-tahapan khususnya mengenai regulasi kegiatan usaha hilir migas di


Indonesia secara jelas telah diatur di Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 2004 serta
perubahannya di PP No. 30 Tahun 2009. Atapun mengenai BPH Migas sendiri diatur pada PP
No. 67 Tahun 2002.

Migas / hidrokarbon yang telah diproduksi ada yang langsung diekspor ke luar negeri
ada pula yang diolah terlebih dahulu. Adapun secara umum, kegiatan usaha hilir migas yaitu:

Pengolahan

Pengolahan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-bagian, mempertinggi


mutu, dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan/atau gas bumi, tetapi tidak termasuk
pengolahan lapangan.

Pengolahan migas dilakukan pada refineries atau kilang minyak. Adapun pengolahan
tersebut terdiri dari dua jenis proses utama, yaitu proses primer dan proses sekunder.
sebagian orang mendefinisikan proses primer sebagai proses fisika, sedangkan proses
sekunder adalah proses kimia. hal itu bisa dimengerti karena pada proses primer biasanya
komponen atau fraksi minyak bumi dipisahkan berdasarkan salah satu sifat fisikanya, yaitu
titik didih. Sementara pemisahan dengan cara Proses Sekunder bekerja berdasarkan sifat
kimia kimia, seperti perengkahan atau pemecahan maupun konversi, dimana didalamnya
terjadi proses perubahan struktur kimia minyak bumi tersebut.

Tahap awal proses pengilangan berupa proses distilasi (penyulingan) yang


berlangsung di dalam Kolom Distilasi Atmosferik dan Kolom Distilasi Vacuum. Di kedua unit
proses ini minyak mentah disuling menjadi fraksi-fraksinya, yaitu gas, distilat ringan (seperti
minyak bensin), distilat menengah (seperti minyak tanah, minyak solar), minyak bakar (gas
oil), dan residu. Pemisahan fraksi tersebut didasarkan pada titik didihnya.
Alur hilir migas

Kolom distilasi berupa bejana tekan silindris yang tinggi (sekitar 40 m) dan di dalamnya
terdapat tray-tray yang berfungsi memisahkan dan mengumpulkan fluida panas yang
menguap ke atas. Fraksi hidrokarbon berat mengumpul di bagian bawah kolom, sementara
fraksi-fraksi yang lebih ringan akan mengumpul di bagian-bagian kolom yang lebih atas.

Fraksi-fraksi hidrokarbon yang diperoleh dari kolom distilasi ini akan diproses lebih
lanjut di unit-unit proses yang lain, seperti: Fluid Catalytic Cracker, dll.

Produk-produk utama kilang minyak adalah: Minyak bensin (gasoline). Minyak bensin
merupakan produk terpenting dan terbesar dari kilang minyak; Minyak tanah (kerosene); LPG
(Liquified Petroleum Gas); Minyak distilat (distillate fuel); Minyak residu (residual fuel); Kokas
(coke) dan aspal; Bahan-bahan kimia pelarut (solvent); Bahan baku petrokimia; serta Minyak
pelumas.

Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak yang hampir seluruhnya dioperasikan


oleh Pertamina, antara lain: Pangkalan Brandan, Sumatera Utara; Dumai/Sei Pakning, Riau;
Plaju, Sumatera Selatan; Cilacap, Jawa Tengah; Balikpapan, Kalimantan Timur; Balongan, Jawa
Barat; Cepu, Jawa Tengah; dan Sorong, Irian Jaya Barat.

Pengangkutan/ distribusi

Pengangkutan adalah kegiatan pemindahan minyak bumi, gas bumi, dan/atau hasil
olahannya dari wilayah kerja atau dari tempat penampungan dan pengolahan, termasuk
pengangkutan gas bumi melalui pipa transmisi dan distribusi. Migas ataupun produk hasil
olahannya dapat diangkut menuju user langsung (industri), instalasi/depot, ataupun
SPBU/SPBG menggunakan rail tank wagon, pipeline, kapal tanker, maupun truk pengangkut.
Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan untuk penetuan cara pengangkutan
atau distribusi ini supaya ekonomis yaitu: jenis tangki muatan (cargo containment), kapasitas
dan jumlah tangki muatan, kondisi lingkungan, jarak dari pemasok, kecepatan pengangkut,
boil-off rate (kecepatan boil off dari gas), keterbatasan operasi, peraturan yang ada, dll.

Penyimpanan

Penyimpanan adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan, dan


pengeluaran minyak bumi dan/atau gas bumi, BBM, bahan bakar gas dan atau hasil olahan
pada lokasi di atas atau di bawah tanah untuk tujuan komersial, misalnya depot dan tangki
timbun terapung (floating storage).

Usaha penyimpanan BBM maupun gas (LPG, LNG) di Indonesia telah melibatkan peran
swasta dan badan usaha milik negara dalam pembangunannya, untuk mendukung kecukupan
suplai kebutuhan BBM mapun gas di tiap wilayah.

Perniagaan

Kegiatan usaha niaga terbagi 2 yaitu pertama, usaha niaga umum (wholesale) yaitu
suatu kegiatan pembelian, penjualan, ekspor dan impor BBM, bahan bakar gas, bahan bakar
lain dan hasil olahan dalam skala besar yang menguasai atau memiliki fasilitas dan sarana
niaga dan berhak menyalurkannya kepada semua pengguna akhir dengan menggunakan
merek tertentu.

Kedua, usaha niaga terbatas (trading) merupakan usaha penjualan produk-produk


niaga migas, dalam hal ini adalah minyak bumi, BBM, bahan bakar gas, bahan bakar lain, hasil
olahan, niaga gas bumi yang tidak memiliki fasilitas dan niaga terbatas LNG.

Badan usaha yang memiliki izin usaha niaga, dapat melakukan kegiatan pengangkutan
dan atau penyimpanan sebagai penunjang usaha niaganya sepanjang tidak ada transaksi
usaha pada rangkaian kegiatan usaha niaganya.

Anda mungkin juga menyukai