PENDAHULUAN
Pemerintah telah berusaha dalam segala hal, termasuk dalam memperhatikan hak-hak dan
kuwajiban bagi tenaga kependidikan. Dan guru memiliki tanggung jawab untuk
mencerdaskan peserta didik demi memajukan suatu Bangsa dan Negara. Usaha pemerintah
dalam mensejahterakan guru sangatlah banyak melalui program-program pengembangan
profesi.
Profesi guru adalah merupakan profesi yang mulia. Salah satu syarat bagi pengembangan
suatu profesi ialah adanya suatu disiplin ilmu yang mendasari profesi tersebut. Semakin
maju suatu masyarakat, semakin kompleks pula kehidupan masyarakat itu dan semakin
canggih pula masalah kependidikannya. Dengan sendirinya pendidikan professional bagi
profesi kependidikan merupakan suatu keharusan.Dengan demikian, tugas, hak dan kewajiban
tenaga kependidikan adalah merupakanwujud dari profesionalitas tenega kependidikan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka munculah beberapa permasalahan
yang akan dibahas, antara lain:
Apa itu kewajiban dan agaimana kewajiban guru yang professional dalam proses
pembelajaran?
Sehubungan dengan latar belakang itu, maka penulis ingin memberikan tambahan informasi
tugas, peran dan kewajiban dari guru atau pendidik. Serta dapat mengetahui permasalahan
guru khususnya diIndonesia. Selain itu mengetahui perbandingan kualitas pendidikan di
Negara maju, khususnya di Finlandia Oleh karenanya, melalui penyajian makalah ini penulis
akan menyampaikan beberapa pengetahuannya dan akan mencoba memberikan wawasan baru
bagi pembaca. Dan melalui tulisan ini penulis berharap agar para pembaca dapat memberikan
respon yang positif
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Guru
Guru adalah seseorang yang memiliki tugas sebagai fasilitator agar siswa dapat belajar dan
atau mengambangan potensi dasar dan kemampuannya secara optimal, melalui lembaga
pendidikan sekolah, baik yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat oleh swasta.
Menurut Poerwadarminta (1996: 335), guru adalah orang yang kerjanya mengajar.
Sedangkan menurut Zakiyah Darodjat (1992: 39) menyatakan bahwa guru adalah pendidik
professional, karena guru itu telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut
mendidik anak-anak. Dalam hal ini, orang tua harus tetap sebagai pendidik yang pertama dan
utama bagi anak-anaknya, sedangkan guru adalah tenaga professional yang membantu orang
tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikan sekolah.
Jadi dapat disimpulkan guru (pendidik) adalah seseorang yang bertugas sebagai fasilitator,
pembimbing dan pentransfer ilmu kepada peserta didik.
Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik adalah berada pada tingkatan tertinggi
dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru dalam tugas profesionalnya memiliki otonomi
yang kuat. Adapun tugas guru sangat banyak baik yang terkait dengan kedinasan dan
profesinya di sekolah. Seperti, mengajar dan membimbing para muridnya, memberikan
penilaian hasil belajar peserta didiknya, mempersiapkan administrasi pembelajaran yang
diperlukan, dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran. Disamping itu tanggung
jawab guru haruslah senantiasa berupaya meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang
menjadi bidang studinya agar tidak ketinggalan jaman, ataupun di luar kedinasan yang terkait
dengan tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan secara umum di luar sekolah.
Profesional:
Profesional secara kebahasaan berarti expert (ahli) atau specialist (seorang spesialis).
Pengertian umum sering dimaksud dengan seorang yang bekerja baik dengan keras, tanpa
menunjuk pada pekerjaan tersebut sebagai profesi atau tidak.
Ada yang mengartika profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian,
kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa
pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang
pendidikan tertentu.
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen &Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru: Kewajiban adalah beban yang diberikan
oleh hukum kepada orang atau badan hukum. Kewajiban sebagai guru adalah kewajiban yang
diberikan kepada orang pribadi sebagai individual sekaligus subyek hukum. Bisa diartikan
dengan sebutan tugas bila melihat kewajiban dari yang bersifat absolute dan disebut peran bila
bersifat relative.
Adapun kewajiban seorang guru diatur dalam Kongres XXI PGRI Nomor
VI/KONGRES/XXI/PGRI/2013 tentang Kode Etik Guru Pasal 1 sampai Pasal 8 adalah
sebagai berikut :
Kewajiban ini terkait dengan kedudukan PNS sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan
abdi masyarakat. Dapat dirinci sebagai berikut:
c. Kewajiban menurut Peraturan Tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS;
d. Kewajiban mentaati jam kerja kantor dan pemberitahuan jika tidak masuk kerja;
3. Kewajiban PNS yang tidak berhubungan dengan tugas dalam jabatan dan tidak
berhubungan dengan kedudukan sebagai PNS pada umumnya.
4. Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang
tua murid sebaik-baiknya bagi kepentingan anak didik.
Sertifikasi Guru
Sertifikasi guru adalah Sebuah Upaya Pemerintah dalam rangka peningkatan mutu dan uji
kompetensi tenaga pendidik dalam mekanisme teknis yang telah diatur oleh pemerintah
melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, yang bekerjasama dengan instansi
pendidikan tinggi yang kompeten, yang diakhiri dengan pemberian sertifikat pendidik kepada
guru yang telah dinyatakan memenuhi standar profesional.
Jadi Guru yang sudah mendapat Sertifikat Pendidik berarti Guru tersebut sudah di anggap
profesional dalam menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas. Sehingga
Guru yang sudah mendapat Sertifikat Pendidik diharapkan mampu membawa perubahan
pendidikan menjadi pendidikan yang berkualitas baik dari segi proses maupun outputnya.
Tujuan Sertifikasi Guru adalah menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas
sebagai Pemegang peranan Penting dalam pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional. Dengan Guru yang bersetifikat Pendidik melalui program Sertifikasi guru
merupakan salah satu langkah pemerintah dalam membangun pendidikan yang berkulitas dan
berkompeten baik di saat sekarang atau di masa yang akan datang.
Manfaat Sertifikasi Guru adalah melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak
kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru serta melindungi masyarakat dari praktik-
praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak profesional.
Dasar utama dari Sertifikasi Guru adalah UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (UUGD) yang disyahkan tanggal 30 Desember 2005. Yakni dalam Pasal 8 berbunyi :
Guru wajib memiliki kualitas akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Pasal lainnya adalah Pasal 11 ayat (1) menyebutkan bahwa sertifikat pendidik sebagaimana
dalam pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan. Landasan Hukum
lainnya adalah UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan
Menteri Pendidikan nasional Nomor 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam
Jabatan yang ditetapkan pada tanggal 4 Mei 2007.
Jadi untuk bisa mendapatkan Setifikat Pendidik sehingga guru tersebut di berikan
Tunjangan Sertifikasi Guru harus bisa memenuhi persyaratan yang sudah di tetapkan
Pemerintah Silahkan Baca Persyaratan Sergur .
2. Permasalahan Guru
Saat ini setidak-tidaknya ada empat hal yang berkaitan dengan permasalahan yang
dihadapi guru di Indonesia, yaitu : pertama, masalah kualitas/mutu guru, kedua, jumlah guru
yang dirasakan masih kurang, ketiga, masalah distribusi guru dan masaah kesejahteraan guru.
Kualitas guru kita, saat ini disinyalir sangat memprihatinkan. Berdasarkan data tahun
2002/2003, dari 1,2 juta guru SD kita saat ini, hanya 8,3%nya yang berijasah sarjana. Realitas
semacam ini, pada akhirnya akan mempengaruhi kualitas anak didik yang dihasilkan. Belum
lagi masalah, dimana seorang guru sering mengajar lebih dari satu mata pelajaran yang tidak
jarang, bukan merupakan corn/inti dari pengetahuan yang dimilikinya, telah menyebabkan
proses belajar mengajar menjadi tidak maksimal.
Persentase guru layak mengajar terhadap guru menurut status sekolah di NTB SMP/ junior
secondary school (JSS) tahun: 2006/2007.
Guru Jumlah/total
No %
Negeri Layak % Swasta Layak % Guru Layak
Di NTB perkembangan jumlah guru Negeri dan swasta dari tahun 2003/2004 s/d tahun
2005/2006 yaitu :
Status sekolah
No Tahun Jumlah
Negeri Swasta
Masalah distribusi guru yang kurang merata, merupakan masalah tersendiri dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Di daerah-daerah terpencil, masing sering kita dengar adanya
kekurangan guru dalam suatu wilayah, baik karena alasan keamanan maupun faktor-faktor
lain, seperti masalah fasilitas dan kesejahteraan guru yang dianggap masih jauh yang
diharapkan.
Sudah bukan menjadi rahasia umum, bahwa tingkat kesejahteraan guru-guru kita sangat
memprihatinkan. Penghasilan para guru, dipandang masih jauh dari mencukupi, apalagi bagi
mereka yang masih berstatus sebagai guru bantu atau guru honorer. Kondisi seperti ini, telah
merangsang sebagian para guru untuk mencari penghasilan tambahan, diluar dari tugas pokok
mereka sebagai pengajar, termasuk berbisnis dilingkungan sekolah dimana mereka mengajar
tenaga pendidik. Peningkatan kesejahteaan guru yang wajar, dapat meningkatkan
profesinalisme guru, termasuk dapat mencegah para guru melakukan praktek bisnis di
sekolah.
Menurut Supriadi dalam bukunya Mengangkat Citra Guru dan Martabat Guru, ia
mengatakan bahwa masalah guru antara lain:
Latar belakang pendidikan guru sewaktu SLTA sebagian besar bersal dri SMA (71,7%)
Namun sayang tidak disebutkan latar belakang sekolahnya. Padahal ini penting untuk
mengetahui kecenderungan sikap siswa terhadap profesi guru.Fakta di sekolah yang
dianggap faforit pada tingkat Kabupaten atau Kota Besar sebagian kecil atau bahkan
jarang siswa menduduki rangking atas mempunyai keinginan menjadi guru. Mereka lebih
suka memilih profesi yang mempunyai prospek secara ekonomis lebih menjanjikan.Pada
lapisan sekolah di bawahnya, terutama untuk sekolah yang berada di pinggiran, jumlah
siswa mendaftar pada Fakultas Keguruan agak lumayan besar. Tetapi hal tersebut lebih
menyangkut pada keterpaksaan karena kondisi ekonomi orang tua. Dengan demikian
pilihan profesi guru bukan merupakan top priority.
Data Pusat Informatika Balitbang Dikbud 1996/1997 ada 3,72% guru SLTA
berpendidikan D2, dan menurut statistik persekolahan 1995/1996 guru yang tidak
memenuhi kualifikasi minimal pada tingkat SLTA 26%.
Jumlah guru yang tidak layak mengajar pada SMA ada 75.684 orang. Sedangkan guru
yang mengajar tidak sesuai dengan keahliannya ada 15% dari seluruh guru dari tingkat
SD sampai dengan SLTA yang berjumlah 2,6 juta guru (Kompas, 9-12-2005). Guru
masih jauh dari nilai-nilai profesionalisme. Banyak pergurruan tinggi pendidikan
menyelenggarakan program sarjana setengah matang, dengan cara perkuliahan yang
minim dan jaminan lulus. Banyak guru mismatch, mengajar tidak sesuai dengan keahlian.
Hal ini mengindikasikan bahwa sembarang orang bisa jadi guru, dan jelas tidak tidak
mempunyai kompetensi kompetensi untuk mengajar mata pelajaran yang bukan bidang
keahliannya, sehingga dapat menurunkan kualitas pembelajaran.
DP3 berfungsi untuk persyaratan kenaikan pangkat pegawai.Sistem penilaian DP3 tidak
lagi bisa mencerminkan kinerja guru yang sesungguhnya. Guru tidak perlu bekerja keras
agar DP3-nya mendapat nilai baik, karena kinerja guru seperti apapun, Kepala Sekolah
tidak akan berani memberikan penilaian yang obyektif. Sehingga bisa saja terjadi guru
yang sering membolos kenaikkan pangkatnya lancar dibanding guru yang rajin. Kasus ini
terjadi karena guru yang malas, rajin mengurus kenaikan pangkatnya, sedangkan guru
yang rajin malah sebaliknya.
Hak-hak guru berprestasi belum bisa diberikan oleh pemerintah, semua guru mendapat
perlakuan yang sama. Hal ini menurunkan motivasi berprestasi dan semangat
profesionalisme.
Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011:
The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan,
Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang
diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education
development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan
Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpuan
Peranan guru sangatlah penting dalam pendidikan, terutama dalam sistem pengajaran
karena guru berposisi sebagai perantara sebuah ilmu untuk disampaikan kepada peserta didik.
Jadi hal Terpenting dari seorang guru adalah menjalankan kewajiban-kewajibannya sesuai
dengan aturan yang telah termuat dalam undang-undang.
Faktor kemajuan pendidikan di Finlandia adalah terletak pada SDM guru. SDM guru di
Finlandia dengan seleksi ketat, lulusan terbaik univesitas, mendapat pengakuan sosial baik di
masyarakat, minimal master, mempunyai kemampuan pedagogik yang baik, bebas
menentukan metode dan strategi mengajar buat siswa, memperlakukan siswa sesuai
kemampuan, membantu siswa yang lambat, mengembangkan profesional, menilai siswa
sesuai kemampuan, tidak banyak memberikan pekerjaan rumah atau tugas, tidak membuat
rangking, memberikan bimbingan intensif kepada siswa.
B. Saran
Dengan ditulisnya makalah yang menjelaskan tentang Kewajiban dan permasalahan serta
perbandingan kualitas guru di Finlandia, semoga kita semua bisa benar-benar memahami
tentang apa yang seharusnya dilakukan Guru sebagai tenaga pendidik. Sehingga, jika ada
kewajiban-kewajiban yang belum dilaksanakannya, maka sepatutnya untuk memenuhi tugas
menjalankan kewajibannya sebagai tenaga pendidik. Karena itu, negeri ini akan maju dan
penuh dengan keadilan, kemakmuran, aman dan sejahtera. pelajaran bagi dunia pendidikan.
Degan berkaca dari permasalahan serta kualitas guru-guru di Finlandia, semoga hal itu dapat
memberikan inspirsai dan
.DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang RI NO 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen: 2015. Undang-undang Guru
Dan Dosen. Yogyakarta: Pustaka Mahardika
Supriadi, Dei. 1999. Mengangkat Citra Guru dan Martabat Guru. Yoyakarta: Adicita Karya
Nusa
Rohman, Arif. 2009. Memahami Pendidikan & Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang
Mediatama
Pertti, Kansanen. 2000. Teacher education in finland, current models and new developmnent.
Finland: University of helsinki.