ELEKTRONIKA DASAR II
HALAMAN JUDUL
2017
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum berjudul Rangkaian RLC. Tujuan dari praktikum
ini adalah mempelajari pengertian impendansi, hubungan antara impendansi,
resistansi dan reaktansi pada rangkaian seri RLC, mempelajari hubungan antara
tegangan dengan arus, serta melihat perbedaa fase tegangan dengan fase arus pada
rangkaian seri RLC.
Dalam prakrikum ini kita menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan,
lalu merangkai alat sesuai gambar yang terdapat pada modul praktikum lalu
mencatat hasil pengukuran yaitu Vc, VL, VR, dan VT pada table.
Dari percobaan kita mencari perhitungan dari I, XC, XL, , L, C, Z, da Vt. Untuk
mencari nilai I menggunak rumus i= , nilai XC= , XL= , karena nilai XL>
1
maka rumus = , nilai L= , C= , nilai Z= 2 + ( )2 dan
VT= 2 + ( )2.
Untuk tegangan 12V nilai i= 0,08, XC= 31,25, XL= 82,5, = 47,65, L= 0,26, C=
1,0710-10, Z= 69,53, dan VT= 5,59.
Untuk tegangan 18V nilai i= 0,12, XC= 31,67, XL= 81,67, = 46,66, L= 0,26,
C= 1,6810-10, Z= 68,62 dan VT=8,34.
Untuk tegangan 24V nilai i= 0,15, XC= 33,33, XL= 85,33, = 47,72, L= 0,27,
C= 9,5610-10, Z= 70,09 dan VT=10,82.
ABSTRACT .......................................................................................................... iv
APENDIKS .......................................................................................................... 20
LAMPIRAN ......................................................................................................... 22
1. Data Percobaan........................................................................................... 22
1.1.Latar Belakang
Resonansi RLC merupakan suatu rangkaian yang memiliki komponen-komponen
seperti Resistor, Kapasitor, dan Induktor yang disusun secara seri maupun paralel
dan apabila terjadi keadaan resonansi maka nilai tegangan reaktansi kapasitif
sama dengan nilai tegangan reaktansi induktif dengan kata lain tegangan reaktansi
kapasitif dan tegangan reaktansi induktif lebih besar dari pada tegangan sumber
disebut faktor kualitas.
1
1.2.Rumusan Percobaan
Dari latar belakang diatas dapat dibuat Rumusan Masalah sebagai berikut :
1.3.Tujuan Percobaan
Dari Rumusan Masalah diatas dapat dibuat tujuan sebagai berikut :
Mahasiswa mempelajari pengertian impendansi, serta mempelajari
hubungan antara impendansi, resistansi, dan reaktansi pada
rangkaian seri RLC.
Mempelajari hubungan antara tegangan dengan arus di rangkaian
seri RLC.
Melihat perbedaan fase tegangan dengan fase arus pada rangkaian
seri RLC.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
bentuk, seperti panas. Sedangkan kedua komponen pasif lainnya memiliki
sifat yang sedikit berbeda. Kapasitor adalah komponen elektronika yang
didesain untuk menyimpan energi pada medan listrik diantara kedua
platnya..Namun pada rangkaian Alternating-Current (AC) ada sedikit
perbedaan dalam sifat karakteristiknya. Untuk resistor selain mendisipasikan
energy, resistor berguna untuk menurunkan amplitude dari sinyal keluaran
dari rangkaian. Sedangkan inductor dan kapasitor juga memiliki sifat sejenis
dengan resistor namun berguna untuk menolak adanya perubahan nilai dari
arus AC. Seringkali dinamakan impedansi dan reaktansi.
Rangkaian RC yang disusun secara seri yang dihubungkan dengan sumber
tegangan AC terjadi pembagian tegangan. Arus yang mengalir sama besar
pada resistor dan kapasitor. Arus mendahului 90o terhadap tegangan kapasitor.
Tidak terjadi perubahan fasa pada tegangan resistor dengan arus[4]
4
Rangkaian seri RLC yaitu rangkaian yang terdiri atas hambatan, induktor dan
kapasitor yang dihubungkan seri, kemudian dihubungkan dengan sumber
tegangan AC. Telah diterangkan bahwa pada rangkaian hambatan arus tegangan
sefase, sedangkan pada induktor tegangan mendahului arus, dan pada kapasitor
arus mendahului tegangan.
V=
Dimana
V= Tegangan jepit susunan RLC (volt)
VR= Tegangan pada Hambatan (volt)
VL= Tegangan pada Induktor (volt)
VC= Tegangan pada Kapasitor (volt)
Dari gambar diagram fasor terlihat bahwa antara tegangan dan arus terdapat beda
sudut fase sebesar yang dapat dinyatakan dengan :
5
Besarnya arus yang melewati rangkaian RLC adalah sama, sehingga besarnya
tegangan pada masing masing komponen R, L, dan C dapat dinyatakan : VR = I R
, VL = I XL danVC = I XC
besaran = Z yang disebut dengan impedansi rangkaian RLC yang disusun seri
dinyatakan :
Z=
Dimana
Z= Impendansi ()
R= Hambatan ()
XL= Reaktansi Induktor ()
XC= Reaktansi Kapasitor ()
a. Jika nilai XL > XC maka rangkaian akan bersifat seperti induktor, yaitu
tegangan mendahului arus dengan beda sudut fase yang besarnya
dinyatakan dengan
6
b. Jika nilai XL < XC maka rangkaian akan bersifat seperti kapasitor, yaitu
tegangan ketinggalan terhadap arus dengan beda sudut fase yang
yaitu :
Penggunaan rangkaian seri RLC pada rangkaian bolak-balik dapat kita temuai
pada rangkaian pengatur nada.
7
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Induktor
Resistor
8
Kabel Penghubung
Papan Rangkaian
9
3.3. Alat Percobaan
Nama Alat Gambar
AC power supply
Multimeter
Transformator
10
6. Membuka saklar atau posisi OF, kemudian memindahkan voltmeter ke
ujung komponen R dan L untuk mencari tegangan total atau VT.
7. Menutup saklar atau posisi On, membaca VT ( tegangan rangkaian ), dan
mencatat hasil pada tabel pengamatan.
8. Mengulangi langkah 2,3,4,5,6 dan 7 dengan rangkaian yang sama dengan
hanya mengganti sumber tegangan AC sebesar 18 V da 24 V.
Mulai
Selesai
Mulai
2 + ( )2
Untuk mencari nilaiVT= 12
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
13
4.2. Pembahasan
Rangkaian seri RLC yaitu rangkaian yang terdiri atas hambatan, induktor dan
kapasitor yang dihubungkan seri, kemudian dihubungkan dengan sumber
tegangan AC. Telah diterangkan bahwa pada rangkaian hambatan arus
tegangan sefase, sedangkan pada induktor tegangan mendahului arus, dan
pada kapasitor arus mendahului tegangan.
Dari percobaan kita mencari perhitungan dari I, XC, XL, , L, C, Z, da Vt. Untuk
mencari nilai I menggunak rumus i= , nilai XC= , XL= , karena nilai XL>
1
maka rumus = , nilai L= , C= , nilai Z= 2 + ( )2 dan
VT= 2 + ( )2.
Untuk tegangan 12V nilai i= 0,08, XC= 31,25, XL= 82,5, = 47,65, L= 0,26, C=
1,0710-10, Z= 69,53, dan VT= 5,59.
Untuk tegangan 18V nilai i= 0,12, XC= 31,67, XL= 81,67, = 46,66, L= 0,26,
C= 1,6810-10, Z= 68,62 dan VT=8,34.
Untuk tegangan 24V nilai i= 0,15, XC= 33,33, XL= 85,33, = 47,72, L= 0,27,
C= 9,5610-10, Z= 70,09 dan VT=10,82.
14
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan Rangkaian RLC dapat disimpulkan bahwa :
Resistor adalah komponen pasif yang digunakan untuk membatasi atau
menghambat arus listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Satuan
resistor adalah ohm() dan dalam menyatakan kemampuan resistor dalam
membatasi atau menghambat arus dinamakan dengan resistansi.
Induktor adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan
energy pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melintasinya. Kemampuan induktor dalam menyimpan energy dalam
bentuk magnet ditentukan oleh induktansinya dalam satuan Henry.
Kapasitor adalah komponen pasif yang mempunyai kemampuan
menyimpan energi, menyimpan dan melepaskan muatan listrik.
Kapasitor terbuat dari dua buah plat metal yang dipisahkan oleh bahan
dielektrikum yang non-konduktif.
Rangkaian RC yang disusun secara seri yang dihubungkan dengan sumber
tegangan AC terjadi pembagian tegangan. Arus yang mengalir sama besar
pada resistor dan kapasitor. Arus mendahului 90o terhadap tegangan
kapasitor.
Rangkaian RL secara seri yang dihubungkan dengan sumber tegangan AC
terjadi pembagian tegangan, tetapi arus yang mengalir sama pada resistor
dan induktor.
Rangkaian seri RLC yaitu rangkaian yang terdiri atas hambatan, induktor
dan kapasitor yang dihubungkan seri, kemudian dihubungkan dengan
sumber tegangan AC. Telah diterangkan bahwa pada rangkaian hambatan
arus tegangan sefase, sedangkan pada induktor tegangan mendahului arus,
dan pada kapasitor arus mendahului tegangan.
Dari percobaan kita mencari perhitungan dari I, XC, XL, , L, C, Z, da Vt.
Untuk mencari nilai I menggunak rumus i= , nilai XC= , XL= ,
1
karena nilai XL> maka rumus = , nilai L= , C= , nilai
Z= 2 + ( )2 dan VT= 2 + ( )2.
Untuk tegangan 12V nilai i= 0,08, XC= 31,25, XL= 82,5, = 47,65, L=
0,26, C= 1,0710-10, Z= 69,53, dan VT= 5,59.
Untuk tegangan 18V nilai i= 0,12, XC= 31,67, XL= 81,67, = 46,66, L=
0,26, C= 1,6810-10, Z= 68,62 dan VT=8,34.
Untuk tegangan 24V nilai i= 0,15, XC= 33,33, XL= 85,33, = 47,72, L=
0,27, C= 9,5610-10, Z= 70,09 dan VT=10,82.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, R. (2004). Dasar Elektronika.
Heru, R. (2009). Teori Dasar Rangkaian Listrik. Yogjakarta: Laksbang
Mediatama.
Sudirham. (2002). Analisis Rangkaian Listrik. Bandung.
17
18
DAFTAR NOTASI
No Simbol Keterangan simbol Satuan
5 R Hambatan (ohm)
10 L Induktansi Henry
11 Z Impendansi (ohm)
19
APENDIKS
Untuk tegangan 12V
I=
Xc= Xl=
Tan =
3,8 2,5 6,6 82,531,25
I= 47
= 0,08 Xc= 0,08 = 31,25 XL= 0,08 = 82,5 Tan = 47
XL> = Tan -1 1,09
= 47,65
1
C= L= Z= 2 + ( )2 VT= 2 + ( )2
82,5 Z= 472 + (82,5 31,25)2 VT= 3,82 + (6,6 2.5)2
L=
1 23,1450
C= 23,145031,25 L= 0,26 Z= 4835,5625 VT= 31,25
1 Z= 69,53 VT= 5,59
C= 9812,5
C= 1,07
1010
I=
Xc=
Xl=
Tan =
81,6731,67
5,8 3,8 9,8 Tan =
I= = 0,12 Xc= 0,12 = 31,67 XL= 0,12 = 81,67 47
47
= Tan -1 1,06
= 46,66
XL>
1
C= L= Z= 2 + ( )2 VT= 2 + ( )2
81,67
L= 23,1450 Z= VT= 5,82 + (9,8 3,8)2
1 2 2
47 + (81,67 31,67) VT= 69,64
C= 23,145031,67
1 L= 0,26 Z= 4709
C= 9944,38 VT= 8,34
C= 1,68 1010 Z= 68,62
20
Untuk Tegangan 24V
I=
Xc=
Xl=
Tan =
85,3333,33
7,5 5,0 12,8 Tan =
I= = 0,15 Xc= 0,15 = 33,33 XL= 0,15 = 85,33 47
47
= Tan -1 1,1
= 47,72
1
C= L= Z= 2 + ( )2 VT= 2 + ( )2
85,33 Z= VT=
L= 23,1450
1 472 + (85,33 33,33)2 7,52 + (12,8 5,0)2
C= 23,145033,33
1 L= 0,27 Z= 4913 VT= 117,09
C= 10465,62
C= 9,56 1011 Z= 70,09 VT= 10,82
21
LAMPIRAN
1. Data Percobaan
22
2. Jawaban Tes Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan tegangan dan arus pada masing masing variasi
tegangan AC 12 V, 18 V, dan 24 V!
Catatan : XL >XC
a. 12 V
V = Vm sin ( + )
V = 7,77 sin ( 314 + 47,65)
I = Im sin ( )
I = 0,08 sin ( 314 47,65)
b. 18 V
V = Vm sin ( + )
V = 11,73 sin ( 314 + 46,66)
I = Im sin ( )
I = 0,12 sin ( 314 83,56 )
c. 24 V
V = Vm sin ( + )
V = 18,27 sin ( 314 + 47,72)
I = Im sin ( )
I = 0,15 sin ( 314 47,72 )
12 V
10
8
6
4
2
0 V
-2 0 10 223
0 30 40 50 60 I
-4
-6
-8
b. 18 V
18 V
15
10
0 V
0 10 20 30 40 50 60
I
-5
-10
-15
WAKTU ( SEKON )
c. 24 V
24 V
25
20
15
10
5
0 V
0 10 20 30 40 50 60
-5 I
24
-10
-15
-20
25