Anda di halaman 1dari 28

Daftar Isi

1. Medan Magnet dari Kutub Magnet


2. Medan Magnet oleh Arus Listrik
3. Medan Magnet di sekitar Kawat berarus listrik
4. Medan Magnet di sekitar Kawat melingkar berarus
5. Medan Magnet di sekitar Selonoida
6. Medan Magnet di sekitar Toroida
7. Medan Magnet di sekitar kawat sejajar
8. Medan Magnet di sekitar Kumparan
9. Gerak muatan dalam Medan Magnet
10. Gelombang Elektromagnetik dan Spektrumnya
MEDAN MAGNET DARI KUTUB MAGNET

A. Pendahuluan

Pada zaman sekarang banyak peralatan yang bekerja menggunakan medan

magnet. Kita mengetahui bahwa magnet dapat menarik besi dan beberapa

macam logam lainnya. Magnet menghasilkan suatu medan yang berbeda dengan

medan listrik. Medan ini melakukan gaya pada muatan bergerak, pada kawat

berarus, atau momen gaya pada batang magnet. Suatu muatan listrik yang diam

terhadap medan magnet tidak mendapat gaya di dalam medan magnet. Gaya

magnet digunakan dalam motor listrik, meter kumparan putar, alat pemercepat

partikel (aselerator), spektrometer massa, mikroskop elektron, dan sebagainya.

Dalam berbagai penelitian orang mengunakan medan magnet untuk

menyelidiki bagaimana atom dan molekul tersusun di dalam bahan, bagaimana

molekul bergerak, dan sebagainya. Suatu aspek lagi yang penting dari medan

magnet adalah bahwa medan magnet yang berubah dengan waktu dapat

menimbulkan gaya gerak listrik (ggl) induksi. Hal ini merupakan dasar kerja
generator listrik. Pengertian ggl induksi juga penting untuk memahami induktor

dan transformator yang banyak dijumpai dalam rangkaian arus bolak balik.

B. Bentuk, Sifat, dan Gaya Antara Dua Kutub Magnet

Peristiwa magnetis pertama kali terlihat pada magnet alam, yaitu sejenis

logam yang dapat menarik potongan-potongan besi kecil. Magnet alam ini

merupakan besi oksida dengan rumus molekulnya adalah Fe3O4. Perkataan

magnesia berasal dari daerah Magnesia yakni tempat ditemukannya magnet

tersebut. Benda yang terbuat dari besi atau baja dapat juga memperoleh sifat

kemagnetan, bila digosok berulang-ulang dalam satu arah dengan sebatang

magnet. Magnet ini disebut magnet buatan. Pada umumnya magnet buatan

dibuat dalam tiga bentuk, sehingga dikenal tiga macam magnet buatan yaitu

magnet batang, magnet U, dan magnet jarum.

U S U S

Gambar 1 Bentuk-bentuk magnet

Gaya tarik magnet terletak pada ujung-ujungnya yang disebut dengan kutub

magnet. Ada dua kutub magnet yaitu kutub utara dan kutub selatan. Apabila

sebuah magnet batang digantung dengan benang pada bagian tengahnya dan

bebas berputar, maka magnet itu akan berada pada posisi arah utara-selatan.

Kutub utara magnet selalu menunjuk arah utara dan kutub selatannya menunjuk

arah selatan. Apabila kutub utara sebuah magnet didekatkan pada kutub utara
magnet lain maka kedua kutub ini akan saling menolak. Tetapi apabila kutub

selatan sebuah magnet didekatkan dengan kutub utara magnet lain maka kedua

kutub ini akan saling menarik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kutub magnet

yang senama saling tolak-menolak, dan kutub magnet yang berlainan akan saling

tarik-menarik.

Gaya tarik-menarik atau tolak-menolak antara dua kutub magnet dapat

ditentukan dngan menggunakan hukum Coulomb tentang kemagnetan, yakni:

m1m2
F k
r2
gaya antara dua kutub magnet berbanding lurus dengan kuat kutub magnet dan

berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua kutub. Hukum Coulomb

ini dapat dinyatakan dengan rumus,

Keterangan:
F = gaya antara dua kutub magnet (dengan satuan newton)
k = konstanta pembanding (k = 10-7 weber/ ampere.meter)
m1 dan m2 = kuat kutub magnet (dengan satuan ampare.meter)
r = jarak antara kedua kutub (dengan satuan meter)

C. Medan Magnet

Ruang di sekitar sebuah magnet disebut medan magnet. Medan magnet

dapat dinyatakan dengan garis-garis yang disebut garis gaya magnet yang

arahnya pada setiap titik merupakan arah vektor medan magnet. Di dalam medan

magnet homogen, vektor medan magnet mempunyai besar dan arah yang tetap

pada semua titik. Garis gaya magnet ini semuanya lurus dan berjarak sama satu

sama lain. Medan magnet homogen terdapat pada magnet berbentuk U dan

daerah antara dua kutub magnet berlainan yang didekatkan.

1. Fluks Magnet
Gambar 2.a menunjukkan garis gaya magnet yang dibentuk oleh serbuk

besi yang disebar merata di atas kertas. Jumlah garis gaya magnet disebut

fluks magnet. Arah fluks magnet adalah dari kutub utara magnet ke kutub

selatan magnet (gambar 2.b).

a b
Gambar 2. Garis gaya magnet

Jika induksi magnet B homogen dan tegak lurus pada penampang seluas

A yang terbatas maka fluks magnet adalah, = B A. Secara umum, besar

dan arah medan magnet dapat berubah dari suatu titik ke titik lain pada

permukaan. Jumlah garis gaya magnet sebesar yang menembus

permukaan seluas A adalah = B A cos = Bn A. Jumlah fluks yang

menembus permukaan dengan luas yang terbatas adalah,

= Bn dA

Gambar 3. Fluks magnet yang menembus permukaan

2. Kuat Medan Magnet


Kuat medan magnet (intensitas magnet) adalah besarnya fluks magnet

dalam ruang hampa udara pada luas penampang tertentu, dengan kedudukan

secara tegak lurus terhadap arah aliran fluks magnet. Kuat medan magnet ini

dapat dinyatakan dengan rumus

H= /A

Keterangan:
H = kuat medan magnet (dengan satuan maxwell/cm2 atau gauss atau oersted)
= fluks magnet (dengan satuan maxwell)
A = luas penampang ruangan yang dilalui oleh fluks magnet
(dengan satuan cm2)

Satuan gauss khusus untuk satuan medan magnet yang disebabkan oleh

magnet permanen, sedangkan satuan oersted khusus untuk satuan medan

magnet yang disebabkan oleh arus listrik.

3. Induksi Magnet

Jika sebuah benda (logam) diletakkan antara kutub-kutub magnet maka

fluks magnet mengalir pada benda tersebut. Banyaknya fluks magnet yang

mengalir pada benda tersebut dengan luas penampang tertentu dan dengan

kedudukan tegak lurus terhadap arah aliran fluks disebut induksi magnet.

Induksi magnet dapat dinyatakan dengan rumus

B= /A

Keterangan:
B = induksi magnet (dengan satuan maxwell/cm2)
= fluks magnet yang mengalir pada benda (dengan satuan maxwell)
A = luas penampang benda yang dilalui oleh fluks magnet
(dengan satuan cm2)

4. Permeabilitas Magnet
Permeabilitas magnet adalah perbandingan antara induksi magnet

dengan medan magnet dan dinyatakan sebagai berikut:

=B/H

Berdasarkan permeabilitas magnet, bahan-bahan dapat dibedakan atas tiga

kelompok, yaitu ferromagnetik, paramagnetik, dan diamagnetik. Hubungan

magnetisasi dan kuat medan magnet untuk bahan ferromagnetik,

paramagnetik, dan diamagnetik ditunjukkan pada gambar 4 (Serway, 2004).

Gambar 4. Magnetisasi M sebagai fungsi dari kuat medan H

a. Ferromagnetik

Ferromagnetik adalah bahan-bahan yang kuat sekali menarik garis-garis

gaya magnet. Bahan ini cenderung dilalui oleh seluruh fluks magnet.

Contohnya adalah baja dan besi.

b. Paramagnetik

Paramagnetik adalah bahan-bahan yang kurang kuat menarik garis gaya

magnet. Bahan ini tidak ditarik oleh magnet, kecualli kalau kuat kutub

magnetnya sangat besar. Contoh bahan ini adalah nikel, platina, dan

cobalt.

c. Diamagnetik
Diamagnetik adalah bahan-bahan yang sedikit menolak garis gaya magnet.

Bahan ini sangat sukar dilalui oleh fluks magnet. Contohnya adalah

tembaga, timah, aluminium, seng, dan sebagainya.

Medan Magnet oleh Arus Listrik

Kita telah menggunakan medan magnet tanpa mengetahui bagaimana

membuat medan magnet tersebut. Dari percobaan, orang mendapatkan bahwa

arus listrik dapat menimbulkan medan magnet. Muatan listrik yang bergerak

dapat menimbulkan medan magnet. Peristiwa ini dimanfaatkan untuk membuat

elektromagnet, yaitu magnet yang bekerja bila dialiri arus listrik. Elektromagnet

digunakan dalam motor listrik, bel listrik, dan generator listrik.

1. Penemuan Oersted

Pertama kali pada tahun 1819 seorang sarjana bangsa Denmark yang

bernama Hans Christian Oersted (1770-1851) menemukan bahwa arus listrik

dapat menghasilkan medan magnet (Fishbane, 1993). Penemuannya ini

berdasarkan hasil penelitian bahwa sebuah magnet jarum yang dapat bergerak

bebas pada porosnya akan menyimpang ke arah tertentu bila berada dekat

kawat yang berarus listrik, seperti pada gambar 5.

I=0 I I

U U U

S S S
a. b. c.
Gambar 5. Magnet jarum dan konduktor berarus

Pada gambar 5.a. konduktor yang tidak berarus diletakkan lurus di atas

magnet jarum. Bila konduktor diberi arus listrik dengan arah seperti pada

gambar 5.b. maka kutub utara magnet jarum menyimpang ke arah kiri dari

posisi semula. Sebaliknya bila arah arus seperti pada gambar 5.c. maka kutub

utara magnet jarum bergerak ke arah kanan. Gejala ini menunjukkan bahwa

di sekitar kawat berarus ada medan magnet. Arah garis gaya medan magnet

yang ditimbulkan oleh arus listrik ini ditentukan oleh Ampere.

2. Hukum Biot-Savart

Kuat medan magnet di suatu titik dalam medan magnet yang ditimbulkan

oleh arus listrik disebut juga induksi magnet. Besar induksi magnet itu oleh

Biot-Savart dinyatakan dengan rumus,

idl sin
dB k
r2
Keterangan:
dB = induksi magnet di titik P yang ditimbulkan oleh arus i dalam kawat
sepanjang dl.
k = o / 4
i = arus
dl = elemen panjang kawat
r = jarak elemen kawat ke titik P
=sudut antara arah arus dalam kawat sepanjang dl terhadap r

dl

r
dB
P

Gambar 6. Induksi magnet dB di sekitar elemen kawat dl yang berarus i


Induksi magnet B pada titik P dapat dihitung dengan mengintegralkan

kontribusi-kontribusi induksi magnet untuk seluruh distribusi.

B = dB

B merupakan induksi magnet oleh arus di sepanjang kawat.

Medan Magnet di Sekitar Kawat Berarus Lurus

Z
P
dB r
a
X
Y O l dl i

Gambar 7. Induksi magnet dB oleh arus dalam elemen kawat dl


dari kawat lurus yang panjang

Dengan menggunakan hukum Biot-Savart kita akan menghitung induksi

magnet di titik P yang berada pada jarak a dari kawat lurus yang panjang.

Misalkan kawat berada pada sumbu X, titik P pada sumbu Z, dan arah arus i

seperti pada gambar 7, maka dB sejajar dengan sumbu Y. Elemen panjang

kawat dl berjarak l dari O dan berjarak r dari P. Induksi magnet yang

ditimbulkan oleh arus sepanjang kawat l diperoleh dengan mengintegralkan

dB. Integral dB dapat dilakukan bila dipilih sebagai variabel bebas.

Pada gambar dapat dilihat bahwa, r = a cosec , l = a cotg , maka

dl = - a cosec2 d. Jika kawat itu panjang tak terbatas atau panjang sekali

dibandingkan dengan jarak a maka batas-batas integrasi variabel asal dl ialah

- ~ sampai + ~. Batas-batas tersebut untuk sudut ialah dari sampai 0. a


adalah jarak titik yang ingin diketahui medan magnetnya ke kawat berarus

listrik i. Arah B sama dengan perpindahan sekrup bila diputar dari dl ke r.

oi
dB sin d
4 a

oi 0 i
B dB 0 i sin d 0 [ cos ]0
atau B 4 a 4 a
2 a

Contoh 1
I1 I2

Gambar 8. Gambar untuk contoh 1

Pada gambar 8. dapat dilihat dua konduktor yang berarus I1 = 4 A dan I2

= 3 A dengan arah yang sama. Konduktor terletak tegak lurus pada bidang

datar. Jarak kedua konduktor adalah 5 cm. Sebuah titik P terletak pada jarak

4 cm dari konduktor 1 dan 3 cm dari konduktor 2. Tentukan arah dan besar

medan magnet di titik P yang ditimbulkan oleh kedua konduktor tersebut.

Solusi

Terlebih dahulu kita harus menggambarkan fluks magnet yang melalui

titik P yang ditimbulkan oleh kedua konduktor dan tetapkan arah medannya,

misalnya B1 dan B2. Selanjutnya hitung besar kedua medan magnet ini.
Karena B1 dan B2 membentuk sudut 90o (panjang sisi segitiga 3, 4, 5 cm

menunjukkan bahwa segitiga ini adalah segitiga siku-siku), maka medan

magnet total di titik P adalah penjumlahan vektor B1 dan B

o i1 4 x10 7 x 4
B1 2 x10 5 wb / m 2
2 a1 2 x0,04

o i2 4 x10 7 x 3
B2 2 x10 5 wb / m 2
2 a2 2 x0,03

B B12 B22 (2 x10 5 ) 2 (2 x10 5 ) 2 2 x10 5 2 wb/m 2

Medan Magnet di sekitar kawat melingkar berarus

Bayangkan kita mempunyai kawat dengan panjang tertentu, kemudian kawat


tersebut dibentuk melingkar dan dan dialiri oleh arus listrik. Disekitar kawat akan
timbul medan magnet yang tentunya bergantung pada letak titik dari kawat. Fokus
yang akan kita perhatikan adalah bagaimana medan magnet dipusat dan disuatu
titik yang berada pada sumbu lingkaran ditentukan. Empat faktor yang yang
mempengaruhi medan magnet dititik tersebut adalah besar arus, arah arus, jarak
titik ke kawat dan jumlah kawat yang dialiri oleh arus. Menentukan persamaan
medan magnet ini dapat ditentukan dengan hukun Biot-Savart. Pada tulisan ini
tidak akan dibahas cara menemukan persamaan ini tetapi hitungan medan magnet
menjadi prioritas. Marilah kita tinjau kawat melingkar berarus di bawah ini.

Arah medan magnet dititik A diperlihatkan dengan arah ke tas dan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Jika titik A digeser ke bawah sedikit demi sedikit sehingga berada dititik P atau
pusat lingkaran, persamaan medan magnet dititik P dapat dituliskan

Keterangan besaran diatas: B menunjukkan medan magnet (T), arus listrik


ditunjukkan i (A), jejari atau jari-jari ditunjukkan r (m), miu nol menunjukkan
permeabilitas magnet, dan n menunjukkan jumlah potongan kawat.

Medan Magnet di sekitar Solenoida

Gambar 9. Induksi magnet yang ditimbulkan oleh arus dalam solenoida

Sebuah solenioda adalah sebuah gulungan kawat yang panjang, sering

disebut kumparan. Misalkan l adalah panjang solenioda yang terdiri atas N

lilitan kawat melingkar yang berjari-jari a. Jumlah lilitan tiap satuan panjang

ialah n = N / l. Tinjau sejumlah lilitan dari elemen panjang dx yang sangat

kecil dengan jumlah lilitan sebesar n dx. Titik P berada pada sumbu solenoida

dan berjarak r dari dx. Dengan menggunakan hukum Biot-Savart dapat

dihitung induksi magnet di titik P yang ditimbulkan oleh arus dalam solenoida

sepanjang dx.

r = a cosec

x = a cotg

maka dx = -a cosec2 d
o nia oi
sehingga dB sin dx dB sin d
2r 2 2
Apabila titik P berada di pertengahan sumbu solenoida dan solenoida itu

sangat panjang dibandingkan deangan diameternya maka dapat dianggap

besar sudut 1 = 0o dan 2 = 180o. Induksi magnet di pertengahan sumbu

solenoida yang ditimbulkan oleh arus dalam seluruh panjang solenoida

adalah,
oi 0
0 ni
B sin d [ cos ]180 0 ni
0

2 180
2

0 Ni
atau B
l

Apabila titik P berada di ujung kiri sumbu solenoida tersebut maka dapat

dianggap bahwa 1 = 0o dan 2 = 90o. Sehingga induksi magnet di salah satu

ujung sumbu soleboida yang ditimbulkan oleh arus dalam seluruh panjang

solenoida adalah,

oi 0
0 ni 0 ni
B sin d [ cos ]90
0

2 90
2 2

0 N i
atau B
2l

Setiap lilitan kawat menimbulkan induksi magnet yang arahnya sama

dengan perpindahan sekrup bila diputar menurut arah arus dalam lilitan

kawat.

Contoh 2

Sebuah kumparan yang panjangnya 5 cm terdiri atas dua lapis kawat

konduktor (1000 lilitan dan 500 lilitan), masing-masing dialiri arus yang sama
besarnya (0,5A) tetapi berlawan arah. Tentukan besar dan arah medan

magnet di tengah sumbu kumparan.

Solusi

Setiap kumparan yang berarus menimbulkan medan magnet yang

arahnya dapat ditentukan berdasarkan arah arus yang melalui kawat

kumparan. Sebelum menyelesaikan soal ini, terlebih dahulu tetapkan arah

medan magnet yang timbul pada masing-masing kumparan seperti pada

gambar. Selanjutnya hitung besar medan magnet di tengah sumbu kumparan

dari kawat lilitan 1 dan kemudian lilitan kawat kumparan kedua, misalnya B1

dan B2.

0 N1i 4 x10 7 x1000 x0,5


B1 4 10 3 wb/m 2
l 0,05

0 N 2 i
4 x10 7 x 500 x 0,5
B2 2 10 3 wb/m 2
l 0,05
Jadi medan magnet di tengah sumbu kumparan adalah,

B = B1 B2 = 2 x 10-3 wb / m2 dengan arah seperti pada gambar.

Medan Magnet di sekitar Toroida

Gambar 10. Induksi magnet yang ditimbulkan oleh arus dalam toroida
Toroida adalah sebuah solenoida yang intinya berbentuk lingkaran.

Garis-garis gaya magnet membentuk lingkaran-lingkaran konsentris di

dalam toroida tersebut, seperti yang diperlihatkan pada gambar.5.10.

Misalkan toroida mempunyai lilitan kawat yang berarus I. Untuk dapat

menggunakan hukum Ampere, kita ambil lengkungan tertutup yang berupa

lingkaran dengan jari-jari r, atau lingkaran sumbu toroida. Menurut hukum

Ampere,

B.dl = 0 i

i adalah arus yang ada dalam lingkaran sumbu toroida. Jadi i = NI, karena tiap

lingkaran kawat dilalui arus I dan ada N lilitan pada lingkaran sumbu. Karena

garis induksi magnet berupa lingkaran, maka induksi magnet B selalu sejajar

dl sepanjang lingkaran sumbu toroida. Di samping itu harga induksi magnet

B tidak tergantung pada letak dl pada lingkaran sumbu, sehingga integral

garis

B.dl = B (2 r)

dl merupakan keliling lingkaran sumbu. Maka dari hukum Ampere

diperoleh,

B.dl = 0 i,

atau B (2r) = 0 N I, sehingga

o N i
B
2 r

Induksi magnet di luar toroida adalah nol. Hal ini dapat dijelaskan dengan

menggunakan hukum Ampere, dengan mengambil lengkungan integrasi di

luar toroida. Karena arus yang terkandung dalam lengkungan integrasi ini

adalah nol maka induksi magnet di luar toroida juga sama dengan nol.
Medan Magnet di Sekitar kawat Sejajar

Besarnya medan Magnet disekitar kawat lurus panjang berarus listrik.

Dipengaruhi oleh besarnya kuat arus listrik dan jarak titik tinjauan terhadap

kawat. Semakin besar kuat arus semakin besar kuat medan magnetnya,

semakin jauh jaraknya terhadap kawat semakin kecil kuat medan

magnetnya.

Berdasarkan perumusan matematik oleh Biot-Savart maka besarnya kuat medan


magnet disekitar kawat berarus listrik dirumuskan dengan :

B = Medan magnet dalam tesla ( T )


o = permeabilitas ruang hampa =
I = Kuat arus listrik dalam ampere ( A )
a = jarak titik P dari kawat dalam meter (m)
Arah medan magnet menggunakan aturan tangan kanan :

Medan magnet adalah besaran vector, sehingga apabila suatu titik dipengaruhi
oleh beberapa medan magnet maka di dalam perhitungannya menggunakan
operasi vektor.
Berikut ditampilkan beberapa gambar yang menunnjukkan arah arus dan arah
medan magnet.
Arah medan magnet didaerah titik P ( diatas kawat berarus listrik ) menembus
bidang menjauhi pengamat sedang didaerah titik Q dibawah kawat berarus listrik
menembus bidang mendekati pengamat.

Tanda titik menunjukkan arah medan menembus bidang mendekati


pengamat.

Tanda silang menunjukkan arah medan menembus bidang menjauhi


pengamat.
Tanda anak panah biru menunjukkan arah arus listrik.

Pada sumbu koordinat x, y, z kawat berarus listrik berada pada bidang xoz dan
bersilangan dengan sb. Z negative. Arah arus listrik searah dengan sumbu x
positif.
Jarak antara kawat I dengan titik pusat koordinat (O) adalah a maka besarnya
medan magnet dititik (O) tersebut searah dengan sumbu y negative.

MEDAN MAGNET DI SEKITAR KUMPARAN

Pengaruh medan magnet yang dihasilkan oleh sebuah penghantar arus terhadap
benda yang ada di sekitarnya sangat kecil. Hal ini disebabkan medan magnet yang
dihasilkan sangat kecil atau lemah.

Agar mendapatkan pengaruh medan yang kuat, penghantar itu harus digulung
menjadi sebuah kumparan. Pada kumparan, medan magnet yang ditimbulkan oleh
lilitan yang satu diperkuat oleh lilitan yang lain. Apabila kumparan itu panjang
disebut solenoida.
Apabila di dalam kumparan diberi inti besi lunak maka pengaruh

kemagnetannya menjadi jauh lebih besar. Karena kumparan yang dililitkan

pada inti besi lunak akan menimbulkan sebuah magnet yang kuat. Pengaruh

hubungan antara kuat arus dan medan magnet disebut elektromagnet atau

magnet listrik.

Magnet listrik banyak digunakan dalam bidang teknik, misalnya pembuatan

bel listrik, kunci pintu listrik, indikator untuk bahan bakar pada mobil (fuel

level), kereta cepat tanpa roda, telepon dengan uang logam dan detektor

logam.

Besarnya medan magnet disumbu pusat (titik O) Solenoida dapat dihitung

Bo = medan magnet pada pusat solenoida dalam tesla ( T )

0 = permeabilitas ruang hampa = 4 . 10 -7 Wb/amp. M


I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
N = jumlah lilitan dalam solenoida
L = panjang solenoida dalam meter ( m )

Dengan arah medan magnet ditentukan dengan kaidah tangan kanan. Arah arus
menentukan arah medan magnet pada Solenoida.
Besarnya medan magnet di ujung Solenida (titik P) dapat dihitung:

BP = Medan magnet diujung Solenoida dalam tesla ( T )


N = jumlah lilitan pada Solenoida dalam lilitan
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
L = Panjang Solenoida dalam meter ( m )
Gerak Muatan dalam Medan Magnet

Gaya Lorentz

Penghantar yang berarus listrik ataupun muatan listrik yang bergerak berada dalam
medan magnet homogen yaitu diantara kaki magnet dalam akan mendapatkan suatu
gaya yang disebabkan pengaruh medan magnet yang disebut sebagai gaya Lorentz.

Jika kawat panjang (l) yang dialiri arus listrik (I) berada dalam medan magnet (B),
maka kawat tersebut akan mengalami gaya Lorentz. Besarnya gaya Lorentz yang
dialami oleh kawat berarus listrik dalam medan magnet dapat diketahui melalui
persamaan sebagai berikut.

dimana:

F = gaya Lorentz

B = induksi magnetik

i = kuat arus pada kawat

l = panjang kawat

= sudut antara kawat dengan medan magnet

Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan sebagai berikut.
Bedasarkan aturan tangan kanan, maka arah ibu jari menyatakan arah arus (I), arah
jari telunjuk menyatakan arah medan magnet (B) dan arah jari tengah menyatakan
arah gaya (F). Untuk menyatakan ketiga besaran tersebut dalam bidang dapat
digunakan tanda silang (x) untuk arah yang masuk bidang gambar dan tanda titik
() untuk arah yang keluar dari bidang.

Sedangkan untuk muatan listrik yang bergerak dengan medan magnet homogen,
maka besarnya gaya Lorentz untuk muatan tersebut dapat diketahui dengan
persamaan berikut.

dimana :

F = gaya Lorentz untuk muatan bergerak

q = muatan listrik
v = kecepatan muatan listrik

B = induksi magnetik

= sudut antara kawat dengan medan magnet

Gaya Lorentz pada Dua Kawat Sejajar yang Berarus

Dua buah kawat lurus yang dialiri arus listrik dan dipasang sejajar akan terjadi gaya
Lorentz menarik (kedua kawat akan saling tarik-menarik) bila kedua arusnya searah
dan terjadi gaya tolak menolak jika kedua arusnya berlawanan arah). Hal ini
menunjukkan bahwa antara kedua kawat tersebut timbul gaya Lorentz.

Gaya Lorentz yang terjadi pada dua kawat sejajar yang berarus yang berlawanan
dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut.

dimana :

F = gaya Lorentz

0 = permeabilitas udara/vakum
i1,i2 = kuat arus pada masing-masing kawat

a = jarak antara kedua kawat

= 22/7=3,14
Gelombang Elektromagnetik dan Spektrumnya

Pengertian Gelombang Elektromagnetik


Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang memancar tanpa media
rambat yang membawa muatan energi listrik dan magnet (elektromagnetik). Tidak
seperti gelombang pada umumnya yang membutuhkan media rambat, gelombang
elektromagnetik tidak memerlukan media rambat (sama seperti radiasi). Oleh
karena tidak memerlukan media perambatan, gelombang elektromagnetik sering
pula disebut sebagai radiasi eletromagnetik.

Sifat Gelombang Elektromagnetik


Bentuk gelombang elektromagnetik hampir sama seperti bentuk gelombang
transversal pada umumnya, namun pada gelombang ini terdapat muatan energi
listrik dan magnetik dimana medan listrik (E) selalu tegak lurus terhadap medan
magnet (B) yang keduanya menuju ke arah gelombang seperti yang dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

Bentuk gelombang elektromagnetik yang membawa muatan energi


elektromagnetik tanpa memiliki media rambat. Sumber gambar: Douglas C.
Giancoli

Dapat disimpulkan, sifat gelombang elektromagnetik sebagai berikut:

Tidak memerlukan media rambat


Termasuk gelombang transversal dan memiliki sifat yang sama seperti
gelombang transversal
Tidak membawa massa, namun membawa energi
Enegi yang dibawa sebanding dengan besar frekuensi gelombang
Medan listrik (E) selalu tegak lurus terhadap medan magnet (B) dan sefase
Memiliki momentum
Dibagi menjadi beberapa jenis tergantung frekuensinya (atau panjang
gelombangnya)
Rumus menghitung gelombang elektromagnetik yaitu :

c=fx

Artinya,
c = gelombang elektromagnetik
f = frekuensi
= panjang gelombang

Ada berbagai macam spektrum gelombang elektromagnetik. Semuanya memiliki frekuensi


dan panjang gelombang yang berbeda-beda. Berikut ini urutan rentang spektrum
gelombang elektromagnetik dari yang terkecil hingga frekuensi terbesar:

1. Gelombang Radio
2. Gelombang Televisi
3. Gelombang Mikro (radar)
4. Sinar Inframerah
5. Sinar Tampak (cahaya)
6. Sinar Ultraviolet
7. Sinar-X
8. Sinar Gamma
1. Gelombang Radio

Gelombang radio dapat dihasilkan oleh serangkaian elektronika yang disebut


osilator. Pemancar gelombang radio yaitu antena dan diterima kembali oleh
antenna. Tinggi rendah antenna mempengaruhi luas daerah yang menerima suara
yang dipancarkan oleh antena tersebut. Kita tidak bisa mendengar gelombang radio
secara langsung, namun yang kita dengar adalah bunyi hasil dari perubahan
gelombang tersebut.

2. Gelombang televisi

Gelombang televisi berbentuk lurus. Gelombang ini tidak bisa dipantulkan oleh
lapisan-lapisan atmosfer. Jika dibandingkan dengan gelombang radio, gelombang
televisi lebih tinggi.

3. Gelombang Mikro

Gelombang mikro atau microwave dengan frekuensi 3 GHz dapat berfungsi untuk
alat komunikasi, radar, dan memasak.

Radar memiliki singkatan dari Radio Detection and Ranging. Radar memiliki
fungsi sebagai pemancar dan penerima gelombang elektromagnetik. Jika selang
waktu antara pengiriman pulsa ke sasaran dan penerimaan pulsa pantulan dari
sasaran adalah t, maka jarak sasaran ke pusat radar s, adalah

S = (c xt )/2

Radar bisa digunakan untuk mendeteksi adanya pesawat terbang yang menuju atau
meninggalkan Bandar udara. Radar tersebut bekerja mendeteksi dengan cara
berputar ke segala arah. Dengan adanya radar membuat cuaca buruk bukanlah
penghalang pendaratan pesawat.

4. Sinar Inframerah

Sinar inframerah tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Manfaat sinar ini yaitu
membuat pesawat dan satelit di udara bisa mengambil gambar dari atas dengan
bantuan sinar inframerah ini.

5. Sinar Tampak

Sinar tampak nama lainnya adalah cahaya. Dengan begitu, sinar ini merupakan
sinar yang mempu membantu penglihatan kita. Panjang gelombang sinar ini yaitu
antara 430 nm 690 nm.
6. Sinar Ultraviolet

Sinar ultraviolet atau sinarungu dihasilkan oleh beberapa molekul dan beberapa
atom. Sebagian besar atom memancarkan sinar dengan frekuensi yang kahas pada
daerah sinar tampak dan sinar ultraviolet. Frekuensi yang dimiliki oleh sinat
ultraviolet yaitu antara 10^15Hz 10^16Hz. Matahari merupakan sumber
adanya sinbar ultraviolet. Lapisan ozon yang ada di bumi mampu menyerap sinar
ini. Akan tetapi, adanya lubang pada lapisan ozon mengakibatkan sinar ini mampu
mencapai bumi. Akibatnya, makhluk hidup bisa terancam oleh sinar ultraviolet ini.

7. Sinar-X

Wilhem Conrad Rontgen merupakan seseorang yang menemukan sinar-X. Dengan


begitu, sinar x disebut juga sebagai Rontgen. Panjang gelombang sinar x sangat
pendek yaitu rentang 10^16Hz 10^20Hz. Bidang kedokteran dan bidang
industri memanfaatkan sinar x karena sinar ini memiliki beberapa fungsi antara lain,
mendeteksi organ-organ dalam tubuh, dapat dipakai memotret posisi tulang dalam
tubuh dan sebagainya.

8. Sinar Gamma

Sinar ini memiliki frekuensi antara 10^20Hz 10^25Hz. Sinar ini dihasilkan
oleh inti-inti atom yang tidak stabil.

Anda mungkin juga menyukai