Anda di halaman 1dari 2

SURVEILANS EPIDEMIOLOGI PENYAKIT

DIARE
No.Dokumen :017/SOP-P2P/PKM-
AMHS/V/2017
SOP No.Revisi :00
TanggalTerbit :25-05-2017
Halaman :1
PUSKESMAS AMAHUSU Audrey Hendriks
KOTA AMBON 1976007252010012007

1. Pengertian Surveilans epidemiologi penyakit diare adalah kegiatan analisis secara


sistematis dan terus menerus terhadap penyakit diare dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit diare agar
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan surveilans
epidemiologi penyakit diare .
3. Kebijakan Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Amahusu Nomor:005/SK/PKM-
AMHS/V/2017
4. Referensi a. Pedoman Epidemiologi Penyakit. Sub Direktorat Surveilans dan Respon KLB
Direktorat Surveilans. Imunisasi, Karantina, dan Kesehatan, Matra.Direktorat
Jenderal Pengadilan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan kementerian
Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2011
5. Prosedur/ Langkah- A. Pengumpulan Data Diare : Laporan rutin : laporan bulanan dan laporan
langkah mingguan (W2), yang diambil dari register harian penderita diare. Laporan
kejadian luar biasa (KLB) / Wabah, yang dilaporkan dalam periode 24 jam (W1)
yang dilanjutkan dengan laporann khusus yang meliputi :
1. Kronologis terjadinya KLB 2. Cara penyebaran serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya 3. Keadaan epidemiologis penderita 4. Hasil penyelidikan
yang telah dilakukan 5. Hasil penanggulangan KLB dan RTL
Kriteria KLB Diare (Permenkes RI No.
1501/Menkes/Per/X/2010) : 1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 Permenkes Nomor
1501/Meneks/Per/X/2010 (konfirmasi kolera) yang sebelumnya tidak ada atau
tidak dkenal pada suatu daerah
. 2. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun waktu
dalam jam, hari atau minggu berturut-turut.
3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan
periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu
4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka ratarata per bulan
dalam tahun sebelumnya
. 5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan ratarata jumlah
kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
6. Angka kematian kasus (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu
menunjjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan dengan angka kematian
kasus suatu penykit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
6 Unit terkait BPU

Anda mungkin juga menyukai