Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

PENGGUNAAN ALAT-ALAT UKUR

DISUSUN OLEH

Nama : Sandria Kartini (L1B115009)

Dhatin Putri Wulandari (L1B1150

Nada Pirmasari (L1B1150

Rahayu Arman (L1B1150

Miftahul Jannah (L1B1150

Kelas : Teknik Lingkungan 2015

Kelompok : 2 (dua)

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS JAMBI

2016
A. Judul : Penggunaan alat-alat ukur
B. Tujuan : Melatih diri memakai alat-alat ukur dan membaca skala dengan teliti.
C. Alat dan Bahan :
- Mistar biasa - Balok kayu
- Jangka sorong - Silinder logam
- Micrometer skrup - Bola besi
- Kotak alat - Bola kaca
D. Prosedur :
a. Ukurlah panjang, lebar dan tinggi dari kotak alat dengan memakai mistar.
b. Ukurlah panjang, lebat dan tinggi dari balok kayu dengan jangka sorong.
c. Ukurlah diameter dan tinggi silinder logam dalam jangka sorong.
d. Ukurlah diameter bola besi dan bola kaca dengan memakai micrometer skrup.
e. Ulangi percobaan a,b,c, dan d sebanyak 3 kali ulangan.
f. Buatlah dalam suatu tabel hasil pengukuran yang saudara peroleh.
E. Data :
Alat Ukur Obyek Hasil Pengukuran (3x ulangan) (mm)
Mistar biasa Kotak alat P1=254 P2=254 P3 =254
L1=102 L2 =102 L3 =102
T1=21 T2 =21 T2 =21
Jangka sorong a. Balok kayu P1=111,4 P2=111,5 P3 =110,6
L1=77,65 L2 =77,5 L3 =77,7
T1=60,75 T2 =60,5 T2 =61,5
b. Silinder logam D1=41,35 D2 =41,4 D3 =41,3
T1=10,8 T2 =11,0 T3 =10,8
Mikrometer a. Bola kaca D1=9,81 D2 =9,89 D3 =9,88
skrup b. Bola plastik D1=15,85 D2 =15,88 D3 =15,89

F. Hasil

a. Rata-rata hasil pengukuran

Kotak alat

P = 254,00mm

L = 102,00 mm

T = 21,00 mm

Balok kayu

P = 112,16 mm

L = 77,61 mm
T = 60,91 mm

Silinder logam

D = 41,35 mm

T = 7,26 mm

Bola kaca

D = 9,86 mm

Bola plastik

D = 15,87 mm

b. Volume Pengukuran

Volume Kotak alat =PLT

= 254 102 21

= 544.068 mm

Volume balok kayu =PLT

= 111,4 77,65 60,75

= 525500,25 mm

Volume silinder logam = r2 t

= 3,14 41,352 10,8

= 3,14 1709,82 10,8

= 57983,41 mm

Volume bola besi =4/3 r3

= 4/3 3,14 9,813

= 4,19 96,23
= 403,05==2037 mm

Volume bola kaca = 4/3 r3

= 4/3 3,14 15,853

= 4,19 3981,87

= 16684,0353 mm

G. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum fisika dasar ini diketahui bahwa mengukur adalah
membandingkan suatu besaran yang tidak diketahui dengan suatu besaran yang sudah
diketahui yang diambil sebagai ukuran standard. Setiap alat ukur mempunyai ketelitian yang
berbeda seperti , Jangka sorong memiliki ketelitian hingga 0,1 mm. Ketelitian dari skala
nonius ada bermacam macam, diantaranya : dalam millimeter (mm) :1/10 = 0,1 mm; 1/20 =
0,2 mm; dan 1/50 = 0,05 mm.dan dalam inchi :1/128, dan 1/1000.Satu bagian skala terkecil
mistar adalah 1 mm atau 0,1 cm.Mikrometer skrup memiliki ketelitian 0,01 mm sampai 0,002
mm. Kekurangan dari micrometer ini adalah jarak pengukurannya pendek, hanya sampai 25
mm(bagian luar micrometer).

Selain itu pengukuran dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Secara Langsung

Yaitu ketika hasil pembacaan skala pada alat ukur, langsung menyatakan nilai besaran yang
diukur, tanpa menggunakan rumus untuk menghitung nilai yang diinginkan.

2. Secara tidak langsung

Yaitu dalam pengukuran memerlukan penghitungan tambahan untuk mendapatkan nilai


besaran yang diukur.

Selain itu juga setelah mengikuti pratikum ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara
mengukur suatu benda dengan menggunakan alat-alat ukur seperti, jangka sorong,micrometer
skrup dan mistar biasa dan mahasiswa juga dapat mengunakan alat-alat ukur tersebut dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. NASRI M.Z,MS 2016. Penuntun Praktikum Fisika Dasar,Jambi.

http//wordpress.blogspot.com.alat-alat-ukur-fisika.Diakses 20 Maret 2013

Fisika SMA kelas X R. Sri Kurniatin

Anda mungkin juga menyukai