Anda di halaman 1dari 3

Time schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing-masing item

pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang ditetapkan untuk
melaksanakan sebuah proyek.
Time schedule pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam bentuk:

Kurva S
Bar chart
Network planning
schedule harian, schedule mingguan, bulanan, tahunan atau waktu tertentu
Pembuatan time schedule dengan bantuan software seperti ms project

Tujuan atau manfaat pembuatan time schedule pada sebuah proyek konstruksi antara lain:
Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang dibutuhkan
Pedoman waktu untuk pendatangan material yang sesuai dengan item pekerjaan yang akan
dilaksanakan
Pedoman waktu untuk pengadaan alat alat kerja
Time schedule juga berfungsi sebagai alat untuk mengendalikan waktu pelaksanaan proyek.
Sebagai tolok ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan
Time schedule sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak kerja proyek
konstruksi
Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu tertentu
Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas keterlambatan proyek atau
bonus atas percepatan proyek
Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi
Untuk dapat menyusun time schedule atau jadwal pelaksanaan proyek yang baik dibutuhkan:

Gambar kerja proyek


Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek
Bill of Quantity ( BQ ) atau daftar volume pekerjaan
Data lokasi proyek berada
Data sumberdaya meliputi material, peralatan, sub kontraktor yang tersedia disekitar lokasi
pekerjaan proyek berlangsung.
Data sumber daya material, peralatan, sub kontraktor yang harus didatangkan ke lokasi
proyek.
Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang di butuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan
Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek
Data jenis transportasi yang dapat digunakan disekitar lokasi proyek. Metode kerja yang
digunakan untuk melaksanakan masing-masing item pekerjaan
Data kapasitas prosduksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub kontraktor, material
Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran pekerjaan, tenggang waktu
pembayaran progress
Bisnis konstruksi adalah sebuah bisnis yang memiliki batasan-batasan, proyek konstruksi pun
diikuti oleh batasan-batasan tersebut. Batasan yang ada pada bisnis dan proyek konstruksi
diantaranya adalah:
Adanya batasan waktu pelaksanaan
Adanya batasan pemakaian jumlah tenaga kerja
Adanya batasan pemakaian jumlah material
Adanya batasan nilai dari sebuah proyek
Berbeda dengan bisnis lainnya, seperti industri, manufacture, assembling, garment, dsb.
Pada industri-industri tersebut tidak ada batasan waktu pelaksanaan, karena proses produksi
(secara normal) berlangsung sepanjang tahun dan terus menerus. Tidak ada batasan pemakaian
tenaga kerja, karena kebutuhan tenaga kerja bisa bertambah seiring dengan pertambahan
barang atau produk yang akan dihasilkan. Tidak ada batasan pemakaian material, karena
kebutuhan akan material bisa meningkat atau ditambah Kuantitasnya seiring dengan kebutuhan
pasar akan produk industri tersebut yang makin meningkat. Juga tidak ada batasan nilai proyek,
karena nilai sebuah proyek bisa ditambah atau dikurangi sesuai dengan banyaknya produk atau
barang yang ingin dihasilkan, misalnya pesawat telepon, pakaian, mie instant, kendaraan
bermotor, barang dalam kemasan, dsb.
Dibandingkan dengan bisnis konstruksi, sebuah perusahaan konstruksi (kontraktor) tidak
bisa menambah waktu pelaksanaan proyek, karena proyek punya batasan waktu kapan sebuah
proyek harus selesai. Kontraktor juga tidak bisa menambah penggunaan tenaga kerja, karena
jumlah tenaga kerja telah disesuaikan dengan besarnya volume tiap item-item pekerjaan dalam
sebuah proyek. Kontraktor juga tidak bisa menambah jumlah material, karena jumlah material
juga ditentukan dari volume pekerjaan dalam sebuh proyek. Kontraktor juga tidak bisa menambah
nilai dari sebuh proyek, karena nilai proyek ditentukan oleh pemilik (owner) proyek, bisa
pemerintah atau mungkin juga pihak swasta.
Dari berbagai keterbatasan itu, maka proyek konstruksi membutuhkan perencanaan,
penjadwalan dan pengendalian proyek. Tujuannya adalah menyelaraskan antara biaya proyek
yang optimal. Mutu pekerjaan yang baik/berkualitas, dan waktu pelaksanaan yang tepat. Karena
ketiganya adalah 3 elemen yang saling mempengaruhi.

Jika biaya proyek berkurang sementara waktu pelaksanaan


direncanakan tetap, maka secara otomatis anggaran belanja
material akan dikurangi dan mutu pekerjaan akan berkurang =
RUGI
Jika waktu pelaksanaan mundur/ terlambat, sementara
tidak ada rencana penambahan anggaran, maka mutu
pekerjaan juga akan berkurang = RUGI
Jika mutu ingin dijaga, sementara waktu pelaksanaan
mundur/terlambat, maka akan terjadi peningkatan anggaran
belanja = RUGI
Inti dari 3 komponen proyek konstruksi tersebut adalah bagaimana menjadwal dan
mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan schedule yang telah
ditetapkan, selesai tepat pada waktunya, sehingga tidak terjadi pengurangan mutu pekerjaan
atau penambahan anggaran belanja.
Berikut adalah contoh perencanaan, penjadwalan dan pengendalian pelaksanaan proyek dengan
bar chart dan s-curve, proses penjadwalan ini dipilih berdasarkan volume pekerjaan (Realitanya
penentuan s-curve bisa berdasarkan volume pekerjaan, bisa juga berdasarkan nilai/harga tiap
item pekerjaan).
Selanjutnya Volume Tiap-tiap pekerjaan, Volume Total, dan durasi masing-masing pekerjaan
direkap dalam sebuah sheet seperti berikut ini:

Setiap pekerjaan memiliki durasi pelaksanaan. Contohnya pekerjaan persiapan memiliki durasi 2
minggu. Bobot pekerjaan (prestasi) dari pekerjaan persiapan setiap minggu adalah sebesar = 7
m^3 /2 minggu = 3,52 m^3/minggu. Dengan cara yang sama, maka seluruh prestasi setiap item
pekerjaan telah diketahui.
Prestasi setiap item pekerjaan selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan progress (prestasi)
komulatif. Prestasi/progress komulatif harus berjumlah 100 % tepat pada saat proyek tersebut
selesai dilaksanakan. Berikut adalah gambar S-Curve dari hasil perhitungan item pekerjaan
diatas:

Jika sheet digabungkan maka gambar akan akan terlihat seperti berikut ini:

Hasil dari s-curve tersebut nantinya akan dijadikan sebagai panduan untuk
mengendalikan pelaksanaan proyek. Dari s-curve tersebut sudah dihitung volume pekerjaan
setiap minggu, ikuti angka-angka tersebut, sambil berharap tidak ada hal luar biasa seperti hujan
yg berkepanjangan yg akan menunda pelaksanaan pekerjaan. Secara normal, jika s-curve
tersebut diikuti maka kemungkinan proyek tersebut terlambat dan mengalami kerugian dapat
dikurangi (kalau bisa tidak ada sama sekali).

Anda mungkin juga menyukai