Anda di halaman 1dari 12

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum yang disusun
dan dilaksanakan sesuai karakteristik di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan
pendapat Khaerudin dan Mahfud Junaidi (2007:79). KTSP adalah kurikulum yang disusun
dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan.

Strategi implementasi kurikulum yang efektif dan efisien dalam pembelajaran


matematika sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran, karena dalam
pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 ada tiga tahapan yaitu pendahuluan, inti
dan penutup. Pada dasarnya yang mendasari kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013
adalah pendekatan ilmiah (scientific approach). Pendekatan ilmiah dianggap mampu
meningkatkan keaktifan dan kreativitas peserta didik.

Selain proses pembelajaran, penilaian hasil belajar merupakan salah satu hal yang
penting, dimana akhir dari pembelajaran merupakan penilaian untuk mengetahui
kemampuan peserta didik. Penilaian hasil merupakan proses pengumpulan informasi
tentang pencapaian pembelajaran dalam kompetensi sikap spriritual dan sikap sosial,
pengetahuan serta keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan
setelah proses pembelajaran (Fajar, 2013).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana kurikulum 2013 ditinjau dari standar isi, standar proses dan standar
penilaian.
b. Bagaiaman perkembangan kurikulum di Indonesia

1.3 Tujuan Penulisan


a. Menjelaskan bagaiamana kurikulum 2013 di terapkan pada jenjang SMP
b. Menjelaskan perkembangan kurikulum di Indonesia
1.4 Manfaat Penulisan
1
a. Memperluas cakrawala berfikir mengenai kurikulum 2013.
b. Sebagai media informasi dalam dunia pendidikan matematika.
c. Bagi guru atau calon guru, makalah ini diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengkaji
lebih dalam tentang perkembangan kurikulum di Indonesia agar lebih meningkatkan atau
mengembangkan kemampuan diri sebagai persiapan terhadap kemungkinan-kemungkinan
perkembangan kurikulum yang terjadi dalam kondisi zaman yang terus berkembang.

2
BAB II ISI

2.1 Kurikulum 2013 di SMP ditinjau dari standar isi, standar proses dan standar penilaian

Kurikulum 2013 adalah kelanjutan dari pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi


(KBK) yang dikembangkan pada tahun 2004 yang di dalamnya memuat keterpaduan antara
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Proses pembelajaran dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik masing-masing kompetensi, di mana pengetahuan (kognitif)
adalah konten yang bersifat tuntas, keterampilan adalah konten yang dapat dilatih serta sikap
adalah konten yang memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung dan lebih sulit untuk
dikembangkan.

Kurikulum 2013 pada jenjang SMP/MTs (dalam Rahim, 2013) menjelaskan bahwa di
jenjang SMP/MTs kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran dengan
pengelompokkan mata pelajaran ke dalam kelompok A dan kelompok B. Alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran ditambah, sedangkan mata pelajarannya ada yang dikurangi sehingga
dalam setiap pembelajaran siswa dapat memiliki pemahaman materi yang lebih baik dan
mendalam dengan proses pencariannya sendiri (Discovery Learning). Selain itu, dalam
kurikulum 2013 juga akan dikembangkan Project Based Learning yaitu pembelajaran yang
berbasis proyek. Kegiatan pembelajaran sesuai kurikulum 2013 harus
mengembangkan scientific method di mana siswa dibelajarkan untuk mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi/eksperimen, mengasosiasikan/mengolah informasi,
mengkomunikasi pada langkah-langkah pembelajaran yang dirancang.

Penyelenggaraan sekolah menengah pertama sejalan dengan tujuan kurikulum 2013


tersebut, yaitu menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter, kecakapan, dan keterampilan
kuat dalam hidup yang dipergunakan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial, budaya,
dan alam sekitar, serta untuk mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau pada
pendidikan lanjut (Direktorat Pembinaan SMP, 2009:140).

Dalam pasal 3 UU No. 20 Sisdiknas Tahun 2003 dijelaskan bahwa tujuan pendidikan
nasional Indonesia yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

3
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan
pendidikan nasional tersebut menggambarkan harapan terbentunya sikap spiritual (beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa), sikap sosial (berakhlak mulia, sehat, mandiri,
dan demokratis serta bertanggung jawab), serta berilmu pengetahuan dan keterampilan yang
cakap dan kreatif.

Setiap pelaksanaan pendidikan selalu memiliki tujuan yang hendak dicapai, begitu pula
dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Pendidikan dalam kurikulum 2013 diharapkan dapat
mempersiapkan manusia Indonesia supaya memiliki kemampuan hidup menjadi pribadi dan
warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Kemendikbud,
2013). Dalam pelaksanaan pendidikan di SMP/MTs diharapkan tercapai keseimbangan antara
sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk membangun soft skill dan hard skill. Tujuan-
tujuan pendidikan peserta didik tersebut sedemikian rupa akan diwujudkan melalui proses
pembelajaran yang dilandasi oleh kompetensi Inti (KI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang jelas.

2.1.1 Kurikulum 2013 di SMP ditinjau dari standar isi

standar isi Kurikulum 2013 diatur dalam Permendikbud No 64 Tahun 2013. Di SMP
direncanakan pengurangan dari 12 mata pelajaran menjadi 10 mata pelajaran. Dalam hal ini,
mata pelajaran TIK dihapus. Kebijakan menjadikan TIK sebagai sarana pembelajaran adalah
kebijakan yang tepat. Hal ini akan mendorong kemajuan penggunaan teknologi oleh siswa dan
guru. TIK tidak efektif sebagai mata pelajaran tersendiri, sebab peredaran produk-produk
teknologi sudah menyentuh hingga penduduk di pelosok. Siswa SMP dengan mudah belajar
memahami istilah dan belajar mengoperasikan produk-produk teknologi canggih. Siswa hanya
perlu dibekali dengan pengetahuan bahasa Inggris yang selalu menjadi bahasa perintah produk
teknologi.

Pengintegrasian Muatan Lokal juga merupakan kebijakan tepat. Sebab, seni dan budaya
merupakan kearifan lokal yang cenderung dijadikan materi Muatan Lokal. Walaupun ada
daerah lain yang menjadikan bahasa asing atau pertanian sebagai muatan lokal. Tetapi yang
terbaik, tetaplah kebudayaan lokal yang menjadi materi mata pelajaran Seni Budaya.

4
Kompetensi dan Mata Pelajaran pada kurikulum 2013 dimulai dari analisis kebutuhan.
Selengkapnya digambarkan sebagai berikut:

Analisis kebutuhan meliputi:

Individu

Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia

Peradaban

SKL membentuk Kompetensi Inti (KI):

(1) sikap

(2) keterampilan

(3) pengetahuan

SK/KD dijabarkan dengan menjaga keseimbangan antara soft skill dengan hard skill yang
mengacu pada kompetensi inti. Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti yang
ingin dicapai.

2.1.2 Kurikulum 2013 di SMP ditinjau dari standar proses

Pendeketan saintifik merupakan hal yang wajib diterapkan dalam proses


pembelajaran matematika berbasis Kurikulum 2013. Guru matematika sudah mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013, sehingga dalam pembelajaran berusaha tidak menggunakan
metode ceramah akan tetapi selalu mengarahkan peserta didik untuk mengikuti kegiatan-
kegiatan yang sesuai pembelajaran Kurikulum 2013 dan guru sering menggunakan model
pembelajaran discovery learning.Discovery learning sering digunakan guru karena dirasa
sesuai dengan karakteristik peserta didik kelas.

Kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya yang lebih dominan adalah
afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam proses lebih menonjolkan afektif
dan psikomotornya. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek
kognitif (intelektual), psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Aspek standar isi. Jumlah
mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum 2013 berkurang. Contoh:
untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran, tetapi esensi yang
5
diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang digunakan didalam
kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain. Integrasi ini disebut
pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum 2013 namun dmikian
berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat sekolah dasar penambhan 4 jam
dalam 1 minggu.

Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada penedekatan


pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunkan pendekatan
behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju kedekatan konstrutivisme.
Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung menggunkan guru
sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi siswa dan lingkungannya
sebagai sumber (student-centered leaning). Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum
2013, penilaian akan di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan ada penilaian forfolio
terhadap forfolio terhadap pribadi siswa.

2.1.3 Kurikulum 2013 di SMP ditinjau dari standar penilaian

Kurikulum 2013 dalam penilaian menggunakan penilaian autentik, Penilaian autentik


yang meliputi tiga aspek, yaitu penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian
autentik dapat membantu guru untuk melihat seberapa baik kemampuan peserta didik. Hal
tersebut sesuai Permendikbud No 104 Tahun 2014 mengatakan penilian autentik adalah
bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas
pada situasi yang sesungguhnya. Salah satu tujuan penilaian autentik sesuai Permendikbud
No 104 Tahun 2014 untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang atau sekelompok
peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan.

Sehingga guru dalam membuat instrumen penilaian meliputi penilaian sikap,


pengetahuan dan keterampilan. Setiap penilaian terhadap ketiga aspek tersebut guru
menyesuaikannya dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian sikap guru
menggunakan teknik observasi dalam penilainnya, sedangkan penilaian pegetahuan

6
menggunakan tes dan penilaian keterampilan menggunakan tugas proyek. Teknik penilaian
tes menggunakan soal-soal yang berhubungan dengan materi ajar dan guru menyiapkan
jawaban dari setiap soal tersebut.

Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan yang dihadapi yaitu arus globalisasi, masalah
lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konfergensi ilmu dan teknologi, dan
ekonomi berbasis pengetahuan.Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan
berkomunikasi, kemapuan berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi
moral suatu permasalahan kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.Fenomena sosial yang
mengemukakan seperti perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, plagiarisme, kecurangan dalm
berbagai jenis ujian, dan kejolak sosial.Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini
terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan bermuatan
karakter.

2.2 . Perkembangan kurikulum 2013 di Indonesia

2.2.1 Latar belakang pengembangan kurikulum 2013

Perubahan zaman adalah hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan masyarakat. Perubahan
zaman telah memberikan dampak yang besar terhadap seluruh segi kehidupan masyarakat
tidak terkecuali dalam segi pendidikan. Dewasa ini, masyarakat sebagai agen perubahan itu
sendiri mulai berinovasi dan mulai menangkap akan adanya tantangan zaman. Kenyataan
tersebut tentunya adalah hal yang positif, namun tidak boleh ditampikkan bahwa dalam setiap
perubahan zaman tentunya ada pula dampak negatif yang ditimbulkan. Tidak semua pengaruh
perubahan zaman positif bagi masyarakat Indonesia, ada hal-hal yang perlu untuk disikapi
dengan bijak dan ditolak mentah-mentah karena tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.

Pendidikan mencoba untuk menyikapi dilema tersebut, kemudian mengemasnya dalam


sebuah konsep perubahan kurikulum. Isu-isu perubahan, fakta dan realita kehidupan
masyarakat serta isu-isu tantangan zaman dikemas sedemikian rupa sebagai dasar untuk
mengembangkan sebuah kurikulum baru yang mencoba untuk menjawab tantangan zaman
tersebut. Hal inilah yang coba dilakukan pemerintah melalui pengembangan kurikulum 2013.
7
2.2.2 Perbedaan KTSP 2006 dengan kurikulum 2013

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional


Pendidikan Bab 1 Pasal 1 Ayat (15) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan
pendidikan. KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau
sekolah (Muslich, 2007:17).

Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-
sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013.
Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013
mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP .

A. Di tinjau dari prosesnya


1. Pada KTSP proses pembelajaran yang lebih dominan adalah aspek kognitif, psikomotor,
dan afektif, sedangkan pada kurikulum 2013 dalam proses belajar mengajar nantinya yang
lebih dominan adalah afektif, psikomotor, baru kognitif. Artinya siswa dalam
proses lebih menonjolkan afektif dan psikomotornya.
2. Kurikulum 2013 sangat menekankan penyeimbangan antara aspek kognitif (intelektual),
psikomotorik (gerak) dan afektif (sikap). Berbeda dengan KTSP 2006 yang pada tahap
implemntasinya cenderung lebih fokus pada aspek kognitifnya
3. Aspek standar isi. Jumlah mata pelajaran yang ada di dalam setiap jenjang di kurikulum
2013 berkurang. Contoh: untuk sekolah dasar yang awalnya 10 menjadi 6 mata pelajaran,
tetapi esensi yang diharapkan dari setiap pembelajaran tetap ada, sehingga cara yang
digunakan didalam kurikulum 2013 adalah integrasi beberapa pelajaran ke pelajaran lain.
Integrasi ini disebut pembelajaran tematik. Pengurangan jumlah pelajaran pada kurikulum
2013 namun dmikian berimbas pada penambahan waktu belajar. Untuk tingkat sekolah
dasar penambhan 4 jam dalam 1 minggu.
4. Standar proses pemebelajaran. Perubahan yang signifikan terjadi pada penedekatan
pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran yang pada awalnya menggunkan pendekatan
behaviorisme dan kognitifisme, sekarang mulai bergeser menuju kedekatan
konstrutivisme. Hal ini akan berimbas pada guru di kelas yang pada awalnya cenderung
8
menggunkan guru sebagai sumber pembelajaran (teacher-centered leaning), menjadi
siswa dan lingkungannya sebagai sumber (student-centered leaning).
5. Perubahan standar penilaian. Pada kurikulum KTSP 2006 penilaian yang dilakukan
cenderung menggunakan penilaian akhir tanpa ada penilaian pada proses pembelajaran.
Pada kurikulum baru ini, penilaian akan di proses belajar turut dimasukan. Nantinya akan
ada penilaian forfolio terhadap forfolio terhadap pribadi siswa.

B. Di tinjau dari penilaiannya


KTSP 2006
KTSP 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya :
1. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.
2. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan
dan pengetahuan.
3. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills dan hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi didalam kurikulum.
4. Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional maupun global.
5. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
6. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi
(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara
berskala.
7. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.

9
KURIKULUM 2013
1. Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan yang dihadapi yaitu arus globalisasi,
masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konfergensi ilmu dan
teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.
2. Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan berkomunikasi, kemapuan
berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.
3. Fenomena sosial yang mengemukakan seperti perkelahian pelajar, narkoba,
korupsi, plagiarisme, kecurangan dalm berbagai jenis ujian, dan kejolak sosial.
4. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan pada
aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan bermuatan karakter.

C. Di tinjau dari esensialnya

Kurikulum 2013

1. Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, pengetahuan, keterampilan)


2. Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki kompetensi dasar
yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.
3. Bahasa Indonesia sebagai penghela maple lain (sikap dan keterampilan bahasa)
4. Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik) melalui
mengamati, menanya, mencoba, menalar, dll
5. Bermacam jenis konten pembelajaran di ajarkan terkait dan terpadu satu sama lain (cross
curriculum atau integrated curriculum ), konten ilmu pengetahuan diintegrasikan dan
dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.
6. Tematik integratif untuk kelas I IV SD
7. TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media pembelajaran mata
pelajaran lain.
8. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge

10
9. Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, permintaan, antar minat dan
pendalaman minat.
10. SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar dasar
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
11. Penjurusan di SMK tidak terlalu detil (sampai bidang studi), didalamnya terdapat
pengelompokkan peminatan dan pendalaman.

KTSP 2006

1. Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu


2. Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri
3. Bahasa Indonesia sejajar dengan maple lain
4. Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda
5. Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah (separated curriculum)
6. Tematik untuk kelas I III SD (belum terintegratif)
7. TIK adalah mata pelajaran sendiri
8. Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan
9. Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI
10. SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi
11. Penjurusan di SMK sangat detil (sampai keahlian)

11
III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kurikulum 2013 pada jenjang SMP/MTS (dalam Rahim, 2013) menjelaskan bahwa di
jenjang SMP/MTS kompetensi dikembangkan melalui mata pelajaran dengan
mengelompokkan mata pelajaran ke dalam kelompok A dan kelompok B. Alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran ditambah, sedangkan mata pelajarannya ada yang dikurangi sehingga
dalam setiap pembelajaran siswa dapat memiliki pemahaman materi yang lebih baik dan
mendalam dengan proses pencariannya sendiri (Discovery Learning). Penyelenggaraan
sekolah menengah pertama sejalan dengan tujuan kurikulum 2013 tersebut, yaitu
menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter, kecakapan, dan keterampilan kuat dalam
hidup yang dipergunakan dalam berinteraksi dengan lingkungan social, budaya, dan alam
sekitar, serta untuk mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau pada pendidikan
lanjut (Direktorat Pembinaan SMP, 2009:140)

3.2 Saran

12

Anda mungkin juga menyukai