5.1 Kurikulum
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, bahan kajian, bahan pelajaran serta cara penyampaiannya,
dan penilaian hasil belajar yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi.
5.1.1 Kompetensi
Uraikan secara ringkas kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya yang
merupakan kekhususan atau keunggulan program studi.
Dalam Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis Anak (SPPDSA) Kolegium IKA
2007:
Tujuan umum pendidikan adalah menghasilkan dokter spesialis anak yang
mempunyai
a. Kompetensi akademik peringkat magister yang mampu menyerap, meneliti,
mengembangkan dan menyebarkan ilmu kesehatan anak sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Kompetensi profesional peringkat dokter spesialis anak yang mampu
memberikan pelayanan kesehatan anak secara paripurna dalam tingkat
123
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
spesialistik bertaraf internasional sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
masyarakat.
Pada akhir pendidikan melalui suatu kurikulum terpadu, seorang dokter spesialis
anak dengan pengetahuan akademik diharapkan:
a. Mampu menerapkan prinsip-prinsip dan metode berpikir ilmiah dalam
memecahkan masalah kesehatan anak.
b. Mampu mengenal, merumuskan pendekatan penyelesaian dan menyusun
prioritas masalah kesehatan anak dengan cara penalaran ilmiah, melalui
perencanaan, implementasi dan evaluasi terhadap upaya preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitatif.
c. Menguasai pengetahuan serta mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi
dalam memberikan pelayanan kesehatan anak.
d. Mempunyai keterampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan
memecahkan masalah kesehatan anak secara ilmiah dan dapat
mengamalkannya kepada masyarakat secara optimal.
e. Mampu menangani setiap kasus pediatrik spesialistik dengan kemampuan
profesionalisme yang tinggi melalui pendekatan kedokteran berbasis bukti
(evidence based medicine).
f. Mampu melakukan pelayanan kesehatan anak melalui komunikasi interpersonal,
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang optimal secara fisik, mental dan
sosial dengan upaya pencegahan, pengobatan, peningkatan kesehatan dan
rehabilitasi.
g. Mampu meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan
pengembangan bidang ilmu kesehatan anak.
h. Mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian dasar, klinis dan lapangan
serta mempunyai motivasi mengembangkan pengalaman belajarnya sehingga
dapat mencapai tingkat akademik lebih tinggi.
i. Mampu mengorganisasi pelayanan kesehatan anak sehingga menjadi pemuka
dalam mengembangkan pelayanan kesehatan anak dengan profesionalisme
tinggi.
j. Mampu berpartisipasi dalam kependidikan kesehatan umumnya, ilmu kesehatan
anak khususnya.
k. Bersifat terbuka, tanggap terhadap perubahan dan kemauan ilmu dan teknologi
ataupun masalah yang dihadapi masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan
ilmu kesehatan anak.
l. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam melakukan profesi kedokteran dalam
suatu sistem pelayanan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional dan
berpegang teguh pada Etik Kedokteran Indonesia.
Kompetensi Klinis terdiri dari atas 3 komponen, yaitu: intellectual skills (cognitive),
practical skills (psikomotor) dan communication skills (attitude), meliputi 9 area
124
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
kompetensi sebagai berikut:
1. Komunikasi efektif
2. Keterampilan klinis dasar
3. Mempergunakan ilmu dasar dalam praktek kedokteran
4. Diagnosis, pengelolaan dan pencegahan
5. Belajar sepanjang hayat
6. Pengembangan profesi dan kepribadian
7. Konteks sosial dan kemasyarakatan dari pelayanan kesehatan
8. Pertimbangan moral dan etika
9. Pemecahan masalah
Ciri utama pendidikan profesi dokter spesialis anak adalah sebagai berikut:
1. Berkesinambungan
2. Akademik-profesional
3. Belajar aktif
4. Berdasarkan pencapaian kemampuan
5. Pencapaian kemampuan individu
6. Sekuensial
7. Prasyarat
8. Terpadu dan terintegrasi
9. Sistem matriks
10. Jaringan sumber pembelajaran
125
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
12) Radiologi dan Pencitraan
13) Respirologi
14) Tumbuh kembang pediatri sosial
B. Keterampilan prosedur pediatrik spesialistik (Pediatric Specialistic
Procedures).
C. Kemampuan pendekatan pediatri sosial (Social Pediatric Approach).
3. Kompetensi Pendukung
Tindakan pediatrik spesialistik yang harus dikerjakan sendiri atau dengan supervisi
pembimbing selama pendidikan
A. Uji klinis laboratoris
B. Endoskopi- ekokardiografi
C. Radiologi - pencitraan
D. Biopsi
E. Pungsi
F. Dialisis
G. Rekam elektrik
H. Kateterisasi
I. Ventilasi mekanik
J. Intravenous-arterial lines
K. Membuat dan membaca gambaran hapusan darah tepi
L. Nasogastric tube feeding Parenteral feeding
4. Kompetensi Lanjut
Kesesuaian antara kompetensi dan visi, misi, dan tujuan program pendidikan
dokter spesialis Ilmu Kesehatan Anak:
Kompetensi yang harus dicapai oleh setiap peserta didik berkaitan dengan visi, misi,
dan tujuan program pendidikan dokter spesialis ilmu kesehatan anak yang
menitikberatkan pada bidang penelitian dan pendidikan untuk kemaslahatan
masyarakat, guna mendorong daya saing bangsa. Kompetensi penelitian tersebut
dicapai dengan adanya studi kasus longitudinal dan tesis yang dibuat oleh peserta
didik.
126
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Studi kasus longitudinal adalah kegiatan akademik dengan tugas keprofesian
melalui studi pengamatan jangka panjang dengan pendekatan holistik dan
komprehensif dalam menangani seorang anak dengan ekosistemnya. Sebagai
latihan penerapan tatalaksana IKA secara komprehensif dari berbagai aspek
(biofisikopsikososial) seorang peserta didik diwajibkan melakukan satu studi kasus
longitudinal dengan waktu pengamatan minimal 1 tahun 6 bulan.
Tesis dibuat oleh peserta didik tingkat akhir, dan dapat berguna untuk bidang
pendidikan, penelitian dan pengabdian di bidang kesehatan. Terdapat keterkaitan
antara kompetensi umum yang bersifat ilmiah dengan penelitian yang dilaksanakan.
Oleh karena itu, terdapat kesesuaian antara kompetensi dengan visi, misi, dan
tujuan program pendidikan dokter spesialis ilmu kesehatan anak.
Catatan: Pengertian tentang kompetensi utama, pendukung dan lainnya dapat dilihat
pada Kepmendiknas Nomor 045/U/2002 dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis
Anak tahun 2007
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
1 Tatalaksana spesialistik pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak
a. Konsep dasar tumbuh kembang anak X
b. Pemantauan tumbuh kembang anak X
c. Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang X
anak
d. Gangguan tumbuh kembang anak X
e. Masalah tumbuh kembang pada remaja (a.l. X
NAPZA, kehamilan remaja, dst)
2 Tatalaksana spesialistik pemantauan peningkatan
kualitas hidup anak
a. Gangguan belajar anak X
b. Anak dengan kebutuhan khusus (a.l. CP, MR, X
ADHD, autisme, sindroma Down)
3 Tatalaksana spesialistik pemantauan dan penerapan
pediatric social
a. Konvensi hak anak X
b. Kekerasan pada anak X
c. Adopsi X
4 Tatalaksana spesialistik pemantauan nutrisi klinis
pediatrik
a. Metabolisme nutrien (makro dan mikronutrien), X
127
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
serta perannya dalam proses tumbuh kembang
b. Kebutuhan nutrisi/nutrien pada neonatus, bayi, X
anak, dan remaja
c. Interaksi nutrien-nutrien dan nutrien-obat X
d. Food additives dan food safety X
e. Nutritional genomics X
f. Preventive nutrition X
g. Nutrisi komunitas X
5 Tatalaksana spesialistik asuhan keterampilan makan
bayi (infant feeding practice)
a. Perkembangan fungsi saluran cerna X
b. Penentuan status nutrisi pada bayi X
c. Perkembangan keterampilan makan bayi X
d. Breast feeding X
e. Susu formula dan Codex Alimentarius X
f. Makanan pendamping ASI X
g. Pengaturan makan pada bayi X
h. Masalah makan pada neonatus dan bayi X
6 Tatalaksana spesialistik asuhan nutrisi pada anak dan
remaja
a. Penilaian status nutrisi X
b. Penentuan kebutuhan nutrisi X
c. Penentuan cara pemberian nutrisi X
d. Dukungan nutrisi enteral dan atau parenteral X
e. Dukungan nutrisi perioperative X
f. Dukungan nutrisi pada penyakit kritis X
g. Penentuan jenis nutrisi yang diberikan X
h. Pengenalan masalah makan pada anak dan X
remaja
i. Pemantauan pelaksanaan asuhan nutrisi X
7 Asuhan tindakan imunisasi
a. Konsep dasar imunisasi X
b. Pelayanan imunisasi X
c. Jadwal imunisasi X
d. Manajemen penyimpanan dan transport vaksin X
e. Teknik imunisasi X
f. Safety injection X
g. Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) X
8 Asuhan diet pada berbagai penyakit pada kelainan
neurologis
a. Pada kelainan sistem pernafasan X
b. Pada kelainan gastrointestinal X
c. Pada kelainan hati X
d. Pada kelainan ginjal X
e. Pada kelainan jantung dan pembuluh darah X
128
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
f. Pada kelainan imunologis X
g. Pada diabetes mellitus X
h. Pada keganasan X
i. Food adverse reactions X
9 Asuhan medis genetika klinis
a. Anamnesis (pedigree) X
b. Pemeriksaan fisis (dysmorphology) X
c. Pemeriksaan penunjang: cytogenetic, molecular X
genetic, biochemical genetic
d. Genetic diagnosis X
e. Genetic treatment X
f. Genetic counselling X
10 Asuhan medis anak sakit gawat
a. Resusitasi dan transportasi anak sakit gawat X
b. Dukungan nutrisi anak sakit gawat X
11 Penerapan farmakologi klinis di bidang pediatri
a. Farmakokinetik X
b. Faktor yang merubah respon X
c. Efek samping dan interaksi obat X
d. Analisis manfaat, risiko, dan ekonomi dalam X
penggunaan
12 Penerapan pemeriksaan radiologi dan pencitraan di
bidang pediatri
a. Radiologi kepala, abdomen, ektrimitas, jaringan X
lunak
b. Radiologi toraks X
c. Ultrasonografi kepala, toraks, abdomen X
d. Ekokardiografi X
e. CTscan: kepala, toraks, abdomen, ektrimitas X
dan jaringan lunak
f. MRI kepala, toraks, abdomen, ektrimitas, X
jaringan lunak
13 Tata laksana spesialistik gawat darurat susunan saraf
pusat (SSP)
a. Kejang X
b. Penurunan kesadaran X
c. Paresis/paralisis X
d. Peningkatan tekanan intracranial/edema serebri X
e. Trauma kepala dan medulla spinalis X
f. Perdarahan intrakranial X
g. Hipoksik iskemik ensefalopati X
14. Tatalaksana spesialistik gawat darurat respirasi
a. Sesak napas X
b. Status asmatikus X
c. Gagal napas X
129
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
d. Sumbatan (obstruksi) jalan napas
- Laringitis akut X
- Epiglottitis X
- Trakeitis bakterialis X
- Abses retrofaringeal X
- Abses parafaringeal X
- Benda asing X
e. Pneumothoraks X
f. Pneumomediastinum X
g. Edema paru X
h. Haemoptisis X
15 Tatalaksana spesialistik gawat darurat kardiovaskular
a. Syok X
b. Cyanotic spell X
c. SVT/aritmia X
d. Gagal jantung X
e. Krisis tamponade X
f. Efusi perikardium X
16 Tatalaksana spesialistik gawat darurat metabolik-
gastro-renal-endokrin-alergi
a. Gangguan cairan-elektrolit, asam-basa X
b. Inborn error of metabolism X
c. Diabetic ketoasidosis X
d. Renal tubular asidosis X
e. Hipoglikemia dan hiperglikemia X
f. Gagal ginjal X
g. Sindroma uremik-hemolitik X
h. Sindrom lisis tumor X
i. Perdarahan saluran cerna X
j. Pankreatitis X
k. Gagal hati fulminan X
l. Short gut syndrome X
m. Syok anafilaksis X
17 Tatalaksana spesialistik gawat darurat infeksi-
hematologi
a. SIRS, sepsis, dan multiple organ failure X
b. Koagulasi intravascular diseminata X
18 Tatalaksana spesialistik gawat darurat keracunan X
(poisoning)
19 Tatalaksana spesialistik gawat darurat hampir X
tenggelam
20 Tatalaksana spesialistik gawat darurat trauma non SSP X
21 Tatalaksana spesialistik gawat darurat luka bakar X
22 Tatalaksana spesialistik gawat darurat hipotermi dan X
hipertermi
23 Tatalaksana spesialistik asfiksia neonatorum X
130
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
24 Tatalaksana spesialistik hiperbilirubinemia pada
neonatus
a. Defisiensi G6PD X
b. Inkompabilitas ABO/ rhesus X
c. Kern icterus X
25 Tatalaksana spesialistik prematuritas dan intra uterine
growth retardation
a. Retinopathy of prematurity X
b. Apneu of prematurity X
c. Penyakit membrane hialin X
d. PVL X
e. IVH/PVH X
f. Perawatan metoda kangguru (Kanggaroo X
Mother Care)
26 Tatalaksana spesialistik trauma lahir
a. Trauma jaringan lunak X
b. Trauma susunan saraf ekstra/ intrakranial X
c. Trauma jaringan tulang X
d. Trauma organ intra abdomen X
27 Tatalaksana spesialistik kelainan gastrointestinal
neonatus
a. Necrotizing enterocolitis X
b. Meconium plugs X
28 Tatalaksana spesialistik perdarahan pada neonatus X
(vitamin K deficiency bleeding)
29 Tatalaksana spesialistik kejang dan jittery pada
neonatus
a. Hipoglikemia dan hiperglikemia X
b. Hipokalsemia X
c. Hipomagnesia X
d. Hiperamonemia X
e. Other metabolic disorders X
30 Tatalaksana spesialistik syok pada neonatus X
31 Tatalaksana spesialistik sepsis neonatorum X
32 Tatalaksana spesialistik anemia pada neonatus X
33 Tatalaksana spesialistik kelainan respirasi pada
neonatus
a. Meconium aspiration syndrome X
b. Pneumothoraks/ pneumomediastinum X
c. PPHN X
d. TTN X
e. Pneumonia X
34 Tatalaksana spesialistik termoregulasi pada neonatus X
35 Tatalaksana spesialistik infeksi TORCH pada neonatus X
36 Tatalaksana spesialistik cacat lahir
a. Agenesis paru, aplasia paru, hipoplasia paru X
131
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
b. Kista paru X
c. Emfisema kongenital lobaris X
d. Eventrasio diafragma X
e. Hernia diafragmatica X
f. Dysplasia bronkopulmonal X
g. Laringotrakeomalasia X
h. Undescentus testis (kriptorkismus) X
i. Uropati kongenital X
j. Malformasi kongenital SSP X
k. Hiperplasia timus X
l. Cleft palate, Cleft lip X
m. Atresia esophagus, fistel trakeaesofagus X
n. Hipertrofik pyloric stenosis X
o. Atresia duodenum X
p. Penyakit Hirschphrung X
q. Atresia ani X
r. Hidrokel X
s. Omfalokel X
t. Gastroskizis X
u. Hernia (inguinal, scrotal, labialis, umbilicalis) X
v. Pectus excavatus, pectus carinatus X
w. Hemangioma X
x. CTEV X
y. Spina bifida X
z. Hidrosefalus X
aa. Phocomelia X
bb. Kembar siam X
cc. Kelainan jantung bawaan X
37 Tatalaksana spesialistik ensefalitis
a. Japanese ensefalitis X
b. Herpes simplex ensefalitis X
38 Tatalaksana spesialistik meningitis
a. Meningitis bakterialis neonatus, bayi, dan anak X
b. Meningitis virus X
c. Meningitis oleh mikroorganisme lain X
39 Tatalaksana spesialistik abses otak X
40 Tatalaksana spesialistik ventrikulitis X
41 Tatalaksana spesialistik empyema subdural X
42 Tatalaksana spesialistik tetanus
a. Tetanus neonatorum X
b. Tetanus anak X
43 Tatalaksana spesialistik poliomyelitis X
44 Tatalaksana spesialistik rabies X
45 Tatalaksana spesialistik infeksi respiratorik akut
a. Selesma (common cold) X
b. Rhinotonsilofaringitis X
132
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
c. Otitis media akut X
46 Tatalaksana spesialistik difteri X
47 Tatalaksana spesialistik bronkhitis akut X
48 Tatalaksana spesialistik rhinosinobronkhitis X
49 Tatalaksana spesialistik Tuberkulosis paru
a. Miliary spread X
b. Bronchogenic spread X
c. Endobronkhitis TB X
d. Atelektasis X
e. Kavitis X
f. Other primary TB X
50 Tatalaksana spesialistik Tuberkulosis ekstraparu
a. Limfadenitis TB superfisialis X
b. TB pleura X
c. TB perikardium X
d. Skrofuroderma X
e. TB Tulang: spondylitis, coxitis, gonitis, daktilitis X
f. TB abdomen: peritonitis, usus, hepar, limfa, X
ginjal
g. TB SSP:
a. meningitis, X
b. tuberkuloma otak X
51 Tatalaksana spesialistik TB Diseminata X
52 Tatalaksana spesialistik TB perinatal X
53 Tatalaksana spesialistik Tuberkuloma X
54 Tatalaksana spesialistik Mikobakteriosis atipikal X
55 Tatalaksana spesialistik Pneumothoraks X
56 Tatalaksana spesialistik pneumomediastinum X
57 Tatalaksana spesialistik endocarditis infektif X
58 Tatalaksana spesialistik miokarditis X
59 Tatalaksana spesialistik penyakit Kawasaki X
60 Tatalaksana spesialistik infeksi jamur
superfisial X
deep fungal infection, invasive fungal infection X
61 Tatalaksana spesialistik leptospirosis X
62 Tatalaksana spesialistik soil helminthiosis X
63 Tatalaksana spesialistik hepatitis
a. Hepatitis akut X
b. Hepatitis A X
c. Hepatitis B X
d. Hepatitis C X
64 Tatalaksana spesialistik amubiasis hati X
65 Tatalaksana spesialistik kolesistitis akut X
66 Tatalaksana spesialistik pankreatitis akut X
67 Tatalaksana spesialistik infeksi saluran kemih X
68 Tatalaksana spesialistik penyakit menular seksual X
69 Tatalaksana spesialistik Fever of Unknown Sources X
133
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
70 Tatalaksana spesialistik sepsis X
71 Tatalaksana spesialistik demam neutropenia X
72 Tatalaksana spesialistik demam tifoid X
73 Tatalaksana spesialistik infeksi arbovirus
a. Virus dengue X
b. Virus chikungunya X
74 Tatalaksana spesialistik virus HIV
a. Transmisi HIV-perinatal X
b. Infeksi respiratori oportunistik pada HIV X
c. TB-HIV X
d. Pneumocistic jerovecii carinii X
e. Limfoid interstitial pneumonii X
f. Fungal infection X
75 Tatalaksana spesialistik exanthema akut (demam
dengan ruam)
a. Morbili X
b. Rubella X
c. Varicella X
d. HFMD X
76 Tatalaksana spesialistik infeksi TORCH didapat dan X
kongenital
77 Tatalaksana spesialistik malaria X
78 Tatalaksana spesialistik anthraks X
79 Tatalaksana spesialistik lepra X
80 Tatalaksana spesialistik filariasis X
81 Tatalaksana spesialistik artritis septik X
82 Tatalaksana spesialistik osteomyelitis X
83 Tatalaksana spesialistik infeksi kulit :
a. Impetigo dan pioderma X
b. Selulitis X
84 Tatalaksana spesialistik infected bite/sting (serangga, X
ular, dan hewan lain)
85 Tatalaksana spesialistik infeksi konjungtiva akut
a. Konjungtivitis akut GO X
b. Konjungtivitis akut non GO X
86 Tatalaksana spesialistik nosocomial infection X
87 Tatalaksana spesialistik antimicrobial stewardship X
88 Tatalaksana spesialistik urtikaria
a. Urtikaria akut X
b. Urtikaria kronik X
c. Angioedema X
89 Tatalaksana spesialistik dermatitis atopik X
90 Tatalaksana spesialistik dermatitis alergika X
91 Tatalaksana spesialistik konjungtivitis vernalis X
92 Tatalaksana spesialistik alergi
a. Alergi obat X
b. Alergi makanan X
134
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
93 Tatalaksana spesialistik penyakit defisiensi imun X
94 Tatalaksana spesialistik artritis rheumatoid juvenil X
95 Tatalaksana spesialistik SLE X
96 Tatalaksana spesialistik purpura henoch schonlein X
97 Tatalaksana spesialistik syndrome steven johnson X
98 Tatalaksana spesialistik necrolisis epidermal toksik X
99 Tatalaksana spesialistik asma
a. Tatalaksana jangka panjang asma dan BKB X
b. Serangan asma X
100 Tatalaksana spesialistik demam rematik X
101 Tatalaksana spesialistik penyakit jantung rematik X
102 Tatalaksana spesialistik gangguan tiroid X
103 Tatalaksana spesialistik hipotiroid kongenital X
104 Tatalaksana spesialistik hyperplasia adrenal kongenital X
105 Tatalaksana spesialistik diabetes mellitus X
106 Tatalaksana spesialistik disorders of sexual X
development
107 Tatalaksana spesialistik diare
a. Diare akut X
b. Diare kronik X
c. Diare persisten X
108 Tatalaksana spesialistik gangguan motilitas saluran
cerna
a. Muntah X
b. Refluks gastroesofagus X
c. Konstipasi X
d. Nyeri perut X
e. Kembung X
109 Tatalaksana spesialistik kelainan hepatobilier
a. Hepatitis akut X
b. Hepatitis kronis X
c. Kolestasis X
d. Sirosis hepatis X
110 Tatalaksana spesialistik anemia
a. Anemia nutrisi X
b. Hemoglobin abnormal (thalassemia) X
c. Anemia hemolitik autoimun X
d. Anemia pada infeksi kronik X
e. Anemia aplastik X
111 Tatalaksana spesialistik kelainan trombosit
a. ITP akut X
b. ITP kronis X
c. Trombositosis X
d. Trombopathy X
112 Tatalaksana spesialistik gangguan pembekuan
a. Herediter (hemophilia) X
b. Acquired (didapat) X
135
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
113 Tatalaksana spesialistik leukemia
a. ALL X
b. AML X
c. CML X
114 Tatalaksana spesialistik tumor padat
a. Neuroblastoma X
b. Wilms tumor X
c. Rhabdomiosarkoma X
d. Limfoma maligna (Hodgkin disease) X
e. Tumor hati X
f. Teratoma X
g. Osteosarcoma X
h. Limfangioma X
i. Orbital rumor (retinoblastoma) X
j. Tumor susunan saraf X
115 Tatalaksana spesialistik Penyakit jantung bawaan
a. Sianotik X
b. Non sianotik X
116 Tatalaksana spesialistik hematuria X
117 Tatalaksana spesialistik proteinuria X
118 Tatalaksana spesialistik enuresis X
119 Tatalaksana spesialistik inkontinensia urin X
120 Tatalaksana spesialistik glomerulonephritis
a. GNA X
b. GNK X
121 Tatalaksana spesialistik kelainan ginjal akibat kelainan X
sistemik
122 Tatalaksana spesialistik sindroma nefrotik X
123 Tatalaksana spesialistik hipertensi X
124 Tatalaksana spesialistik uropati obstruktif
a. Uropati kongenital X
b. Batu saluran kemih X
c. Intoksikasi jengkol X
125 Tatalaksana spesialistik tubulopati X
126 Tatalaksana spesialistik nefritis interstitial X
127 Tatalaksana spesialistik Floppy infant X
128 Tatalaksana spesialistik gangguan diluar kemauan X
129 Tatalaksana spesialistik epilepsy pada neonatus, bayi, X
dan anak
130 Tatalaksana spesialistik kejang demam X
131 Tatalaksana spesialistik keadaan yang menyerupai X
epilepsy
132 Tatalaksana spesialistik penyakit metabolik dan X
degeneratif
Tatalaksana kejang akut X
Tatalaksana status epilepticus dan kejang refrakter X
133 Tatalaksana spesialistik penyakit neurokutan X
136
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peringkat
No. Kompetensi dan subkompetensi
A B C
(1) (2)
134 Tatalaksana spesialistik penyakit neuromuskular X
135 Tatalaksana spesialistik nyeri kepala X
136 Tatalaksana spesialistik ensefalopati X
137 Tatalaksana spesialistik trauma kepala X
138 Tatalaksana spesialistik penyakit serebrovaskular X
139 Tatalaksana spesialistik gangguan perkembangan X
khusus
140 Tatalaksana spesialistik gangguan otonom X
141 Tatalaksana spesialistik malnutrisi energy protein X
142 Tatalaksana spesialistik failure to thrive X
143 Tatalaksana spesialistik obesitas pada anak dan remaja X
144 Tatalaksana spesialistik OSAS X
145 Tatalaksana spesialistik kelainan metabolism bawaan X
146 Tatalaksana spesialistik kelainan kulit pada anak X
147 Tatalaksana spesialistik kelainan mata pada anak X
148 Tatalaksana spesialistik kelainan/gangguan psikologis X
psikiatris
Keterangan peringkat:
A. Dilakukan secara mahir (proficience)
B. Dilakukan cukup terampil (competence)
C. Hanya dapat dilakukan dengan bimbingan (not competence)
Struktur Kurikulum
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, struktur dasar Program
Akademik dan Profesi Pendidikan Dokter Spesialis Anak terdiri dari 3 (tiga) bagian sebagai
berikut. (lihat Tabel 5.1).
137
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Tabel 5.1 Struktur dasar kurikulum
Bagian ketiga pendidkan bidang kajian/ penguasaan ketrampilan
Bagian kedua pendidikan bidang kekhususan (pediatri)
Pendidikan bidang kekhususan (pediatri) diuraikan dalam bentuk kuliah pada mata
kuliah Neuroanatomi / Fisiologi klinik kesehatan anak sebagai pendidikan dasar ilmiah
khusus pediatrik dalam MKDU dimana 2 SKS dibagi dalam 13 divisi yang ada di
spesialisasi pendidikan dokter spesialis anak.
138
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
I. Pendidikan Dasar Ilmiah: 1. Materi Dasar Umum (MKU)
2. Materi Dasar Khusus (MDK)
II. Pendidikan Bidang Kekhususan (Pediatri):
1. Materi Keahlian Umum (MKU)
2. Materi Keahlian Khusus (MKK)
III. Pendidikan Bidang Kajian/ Penguasaan Ketrampilan:
1. Materi Penerapan Akademik (MPA)
2. Materi Penerapan Keprofesian (MPK)
Materi dasar umum berisi dasar pengetahuan bagi setiap ilmuwan agar menjadi seorang
penggagas dan peneliti. Materi ini merupakan materi dasar yang tidak menyangkut bidang
ilmu kedokteran secara langsung. Selain itu materi dasar umum juga berisi dasar
pengetahuan keahlian dalam bidang kedokteran agar peserta mampu memecahkan
masalah, menjadi pengembang ilmu dan pada gilirannya dapat menerapkan
keprofesiannya dengan kualitas yang tinggi. Materi ini sebagai dasar pencapaian
kompetensi spesialis dengan kemampuan magister. Materi-materi ini terdiri dari Filsafat
Ilmu, Etika dan Hukum Kedokteran, Metode Penelitian, Biostatistika dan komputer
biostatistik, Biologi Molekuler, Genetika Kedokteran, Farmakologi Klinik, Epidemiologi,
epidemiologi klinik dan Kedokteran berbasis Klinik dan Kedokteran Berbasis Bukti/ KBB
(Evidence Based Medicine), Administrasi Kesehatan dan Pengetahuan Dasar
Laboratorium Klinik
139
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Kardiologi Anak, Neonatologi, Neurologi anak, Nefrologi Anak, Nutrisi dan Penyakit
Metabolik, Pediatrik Gawat Darurat, Respirologi dan Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial
yang semua terangkum dalam Neuroanatomi/ Fisiologi Klinik Kesehatan Anak di
MKDU (lihat Tabel 5.2.)
140
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
mendukung ketrampilan keprofesian sebagai dokter spesialis anak.
Materi pendidikan ini terdiri dari:
III.1.a. Materi Penerapan Akademik 1 (MPA-1) yaitu materi yang berhubungan langsung
dengan persyaratan magister terdiri dari, Sari Pustaka, Journal reading dan
Pembimbingan, Seminar Usulan Penelitian, Penelitian & Penulisan Tesis, Publikasi Ilmiah
pada majalah terakriditasi dan aktif dalam seminar/ kongres sebagai pembicara minimal 1
kali dan sebagai peserta minimal 2 kali.
III.1.b. Materi Penerapan Akademik 2 (MPA-2) yaitu materi yang berhubungan dengan
pencapaian kemampuan keprofesian misalnya: Journal reading, sajian kasus, sajian kasus
sulit, sajian kasus kematian, laporan box, laporan jaga (morning report), referat, presentasi
ilmiah di luar institusi.
III.2. Materi Penerapan Keprofesian (MPK) yaitu materi yang diberikan dalam bentuk
pelatihan keprofesian dengan menerapkan ilmu yang didapat sebelumnya secara nyata
melalui berbagai kegiatan keprofesian klinik ilmu kesehatan anak sehingga terjadi
pembinaan sikap dan tingkah laku profesi dan tercapainya penguasaan ketrampilan/
kemampuan keprofesian dokter spesialis anak. Pelatihan ini bertujuan untuk mencapai
kompetensi profesional yang berkualitas tinggi dengan didukung oleh pengetahuan
akademik yang kuat (scientist physician)
Strategi yang digunakan dalam pelatihan keprofesian ini adalah melalui kerja praktek di
bangsal untuk pasien rawat inap dan di poliklinik untuk pasien rawat jalan melalui
pendekatan kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine) dan pendekatan
pediatrik sosial. Pelatihan keprofesian ini dilaksanakan secara komprehensif sejak tahap
junior dan dilaksanakan secara berkesinambungan sehingga mencapai kemampuan
sebagai dokter spesialis anak pada tahap senior.
141
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
3. Kompetensi Lanjut
Program Studi Ilmu Kesehatan Anak FK Unsri merupakan program pendidikan yang
mengikuti sistem kredit dengan beban studi yang diukur dengan satuan kredit semester
(SKS). Strategi pembelajaran dilakukan dengan sistem belajar aktif, mandiri dan
tersupervisi.
Selama pelaksanaan pendidikan peserta program dibagi atas 3 tahapan yaitu
1. Tahapan Yunior atau pembekalan (klas I),
2. Tahapan Madya atau magang (klas II) yang terbagi dalam Madya A (klas IIA) dan
Madya B (klas IIB) serta
3. Tahapan Senior atau Mandiri (klas III)
Alur pelaksanaan kegiatan pendidikan berdasarkan tahapan/ klas dan semester selama
pendidikan seperti tercantum pada Tabel 5.3. dibawah ini.
Pelaksanaan Pendidikan
Pelaksanaan Program Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Kesehatan Anak FK Unsri dibagi
dalam empat tahap pendidikan, yaitu:
1. Tahap Pembekalan Dasar: MKDU (oleh fakultas) dan pembekalan dasar ilmu
kesehatan anak
2. Tahap Pembekalan (Kualifikasi): Tahap Yunior
3. Tahap Magang: Tahap Madya A dan Madya B
4. Tahap Mandiri: Tahap Senior
Secara skematis maka tahapan PPDS1 IKA dapat digambarkan sebagai berikut (Tabel
142
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
5.3.):
Pada ketiga tahap tersebut Peserta PPDS-1 melaksanakan proses pendidikan dan
ketrampilan di ruang rawat inap, rawat jalan, dan emergensi di RSUP dr. Moh Hoesin
Palembang dan salah satu dari tiga RS Jejaring yang mencakup:
1. Tatalaksana Pasien Gawat Darurat
2. Tatalaksana Pasien Rawat Inap
3. Tatalaksana Pasien Rawat Jalan
4. Tatalaksana Kasus Jangka Panjang
143
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
kematian kematian
(1) (1)
Jurnal Jurnal Jurnal divisi Jurnal divisi
divisi divisi
Sari Proposal TESIS
pustaka Tesis
Presentasi Presentasi
KONIKA/ KONIKA/
PIT PIT
Evaluasi tiap akhir tahapan
Osce Osce Osce senior Evaluasi
yunior DOPS madya DOPS lokal dan
DOPS CBD DOPS CBD mini
CBD Mini PAT CbD Mini PAT CEX
Mini PAT Mini PAT
Mini Mini Mini Mini
CEX/Box CEX/Box CEX/Box CEX/Box
MCQ MCQ MCQ MCQ MCQ
Progress Progress Progress Progress Progress
test test test test test
Catatan :
1. MKDU (FK - TKPPDS)
2. Tahap Yunior Semester 1 dan Madya A Semester 3
Divisi gastro-hepatologi, neurologi, infeksi, respirologi, alergi imunologi, nutrisi
metabolik (@ 1 bulan).
3. Tahap Yunior Semester 2 dan Madya A Semester 4
Divisi endokrinologi kardiologi, nefrologi, hematologi, neonatologi, NICU, PICU
(@1 bulan).
4. Tahap Madya B
Ped-sos- TK (3 bulan), IRD (2 bulan), Radiologi (1 bulan).
5. Tahap Senior 4 BOX
Box Infeksi: Penyakit tropik, respirologi, neurologi dan GEH (3 bulan)
Box Non Infeksi: NPM, endokrinologi, kardiologi, hematologi, nefrologi , Alergi
imunologi (3 bulan).
Box Neonatologi, NICU dan PICU(3 bulan)
Box MANDIRI : RS Jaringan (3 bulan)
Kalender ilmiah atau jadwal kegiatan tahunan ppds ika FK Unsri/ RSMH
BULAN/ JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
HARI JULI AGUSTUS SEPTEMBE OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
R
144
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
SELASA Laporan Box Laporan Box Laporan Box Laporan Box Laporan Box Laporan Box
Laporan Laporan Journal
Kasus Kasus Reading
Seleksi Orientasi
residen
MCQ EN MCQ EN
Catatan
Libur ilmiah:
saat awal puasa dan hari raya idul fitri ( 2 minggu)
acara KONIKA/ PIT (2 minggu)
lain lain ( 4 minggu)
Ujian tahapan: evaluasi tiap Divisi dan OSCE tahapan
Progress test: ujian MCQ Nasional
Laporan jaga: tiap hari (dengan konsulen jaga)
145
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
- Ujian lokal
- MCQ Nasional
- OSCE
- Log Book
- Toefl> 500
Catatan :
1. Setiap selesai box, setiap divisi wajib melakukan evaluasi
2. Setiap bulan dilakukan rapat pendidikan oleh tim pendidikan IPDSA FK Unsri-
RSMH yang dipimpin langsung oleh KPS
3. Setiap 3 bulan dilakukan rapat pleno pendidikan yang dihadiri oleh seluruh staf
pendidik dan dipimpin oleh KPS
4. Setiap 6 bulan sekali dilakukan rapat pleno untuk mengevaluasi seluruh peserta
didik untuk evaluasit ahapan program dan pemberian sertifikat kompetensi pada
peserta didik sesuai tahapan masing-masing
Materi pembelajaran
1. Tahap Pembekalan Dasar (Kualifikasi)
Kompetensi yang harus dicapai pada tahap pengayaan ini adalah peserta PPDS
memiliki pengetahuan dasar (basic sciences), pengetahuan klinis untuk
menetapkan diagnosis, keperawatan, melaksanakan tindakan preventif, kuratif, dan
promotif Ilmu Kesehatan Anak (general pediatrics) yang sering ditemukan.
Peserta program akan menerima pembekalan dari Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya selama 3 bulan.
Materi:
A. Pengetahuan Dasar dari FK Unsri dan RSMH (13 SKS)
1. Filsafat Ilmu, Etika dan Hukum Kedokteran
2. Metode Penelitian
3. Biostatistika dan komputer biostatistik
4. Biologi Molekuler
5. Genetika kedokteran
6. Farmakologi Klinik
7. Epidemiologi, epidemiologi klinik dan Kedokteran berbasis Klinik dan Kedoktern
Berbasis Bukti/ KBB (Evidance Based Medicine)
8. Administrasi Kesehatan
9. Pengetahuan Dasar Laboratorium Klinik
10. Filsafat Ilmu, Etika dan Hukum Kedokteran
146
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
2. Endokrinologi
3. Gastro hepatologi
4. Gizi metabolik
5. Hematologi - onkologi
6. Kardiologi
7. Nefrologi
8. Neurologi
9. Gawat darurat pediatri
10. Penyakit infeksi tropis
11. Neonatologi
12. Respirologi
13. Tumbuh kembang pediatri sosial
Kegiatan ilmiah di setiap divisi berupa diskusi pengetahuan klinis, kasus, journal
reading, dan pembacaan jurnal besar dilaksanakan sesuai jadwal.
Pengajuan sari pustaka sesuai jadwal yang ditentukan dan dipresentasikan di
sidang ilmiah, serta berlaku sebagai syarat untuk melanjutkan ke tahap madya.
Publikasi sari pustaka bersifat opsional (tergantung pada ketentuan divisi yang
bersangkutan) akan tetapi disarankan paling tidak dipublikasikan di majalah
kedokteran FK Unsri.
Pada setiap akhir kegiatan di setiap divisi, peserta program diharuskan menempuh
evaluasi sesuai dengan ketentuan di setiap divisi seperti Mini CEx, CBD, DOPS,
147
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Mini PAT, ujian Essay/ MDE. Selain itu, peserta PPDS juga harus melakukan tugas
jaga dan mengikuti acara ilmiah yang diadakan oleh departemen dan divisi.
Kegiatan peserta PPDS pada tahap magang Madya B adalah stase dengan
perincian sebagai berikut:
1. Radiologi
2. Tumbuh Kembang Pediatri Sosial
3. Instalasi Rawat Darurat
Materi:
a. Kegiatan ilmiah di setiap divisi berupa diskusi pengetahuan klinis, kasus,
journal reading, sari pustaka yang disajikan sesuai kebijakan setiap divisi.
Pembacaan jurnal dilaksanakan sesuai jadwal.
b. Pengajuan laporan kasus sesuai jadwal yang ditentukan dan dipresentasikan
di sidang ilmiah,
148
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
c. Pengajuan proposal tesis sebagai syarat untuk melanjutkan tahap senior.
d. Pada setiap akhir kegiatan di setiap poliklinik divisi, peserta program
diharuskan menempuh evaluasi sesuai dengan ketentuan di setiap divisi
seperti Mini CEx, CBD, DOPS, Mini PAT, ujian Essay/MDE. Selain itu, peserta
PPDS juga harus melakukan tugas jaga dan mengikuti acara ilmiah yang
diadakan oleh departemen dan divisi.
149
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
No. Prosedur Pencapaian Kompetensi Rata rata Pencapaian
Selama Pendidikan per
angkatan Lulusan
(1) (2) (3)
bermanfaat bagi masyarakat yang
mempunyai kemampuan yang baik:
a. Sikap terhadap penderita (Sp) 85
b. Sikap terhadap staf pendidik & kolega 85
(Ss)
c. Sikap terhadap paramedis dan non 85
paramedis (Sn)
d. Disiplin dan tanggung jawab (Dtj) 85
e. Ketaatan pengisian dokumen medik 85
(Kdm)
f. Ketaatan pada tugas yang diberikan 85
(Ktg)
g. Ketaatan melaksanakan pedoman 85
penggunaan obat dan alat di bidang
IKA (Kpp)
2. Komunikasi efektif: 85
a. Terhadap penderita (Ktp) 85
b. Terhadap staf pendidik & kolega (Kts) 85
c. Terhadap paramedis dan non 85
paramedis (Ktpp)
3. Kerjasama tim: 85
a. Hubungan yang baik antara dokter, 85
perawat dan karyawan kesehatan,
dan pasien serta keluarga pasien
(Kth)
b. Bisa bekerjasama dalam bentuk tim 85
secara harmonis untuk pelayanan
optimal (Kto)
4. Patient safety (Ps) 85
5.1.3.2 Kompetensi Dasar
1. Dermatitis atopic 18
2. Alergi makanan 16
3. Reaksi anafilaksis 16
4. Hipotiroid kongenital 20
5. Diabetes mellitus tipe 1 20
6. Gangguan pubertas 16
7. Ketoasidosis diabetik 20
8. Syok 20
9. Gangguan keseimbangan asam basa dan
20
elektrolit
10. Diare persisten 20
11. Gangguan motilitas saluran cerna
20
(konstipasi, nyeri perut)
12. Kolestasis 16
13. Hepatitis 16
150
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
No. Prosedur Pencapaian Kompetensi Rata rata Pencapaian
Selama Pendidikan per
angkatan Lulusan
(1) (2) (3)
14. Thalasemia 20
15. Idiopathic thrombocytopenia purpura 20
16. Hemofilia 16
17. Infeksi virus 20
18. Infeksi bakteri 20
19. Infeksi parasite 16
20. Sepsis 20
21. Penyakit jantung bawaan non-sianotik 20
22. Penyakit jantung bawaan sianotik 20
23. Penyakit jantung rematik 20
24. Gagal jantung 20
25. Infeksi saluran kemih 20
26. Glomerulonefritis 20
27. Sindrom nefrotik 20
28. Hipertensi 20
29. Hiperbilirubinemia 20
30. Prematuritas 20
31. Sepsis neonatorum 20
32. Kejang demam 20
33. Infeksi susunan saraf pusat 20
34. Trauma kepala 20
35. Malnutrisi (over-, under-, imbalance-) 20
36. Infant feeding practice 16
37. Asuhan nutrisi pada anak dan remaja 20
38. Imunisasi 20
39. Tuberkulosis 20
40. Asma 20
41. Pneumonia 20
42. Interpretasi foto toraks 16
43. Interpretasi foto abdomen 16
44. Intubasi 20
45. Ventilator (invasif dan non-invasif) 20
46. Resusitasi anak 20
47. Pungsi sumsum tulang 20
48. Interpretasi EKG 16
49. Pemasangan kateter umbilikal 10
50. Resusitasi neonatus 20
51. Pungsi lumbal 20
52. Nutrisi enteral dan parenteral 20
53. Skrining perkembangan 20
54. Uji tuberkulin 20
5.1.3.3 Kompetensi Lanjut
1. Purpura Henoch Schonlein 20
2. Infeksi HIV (termasuk Program 16
Pencegahan Transmisi HIV dari Ibu ke
151
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
No. Prosedur Pencapaian Kompetensi Rata rata Pencapaian
Selama Pendidikan per
angkatan Lulusan
(1) (2) (3)
Anak/ PPIA)
3. Disorders of sexual development
(undescensus testis, hipospadia, 20
ambiguous genitallia)
4. Perdarahan saluran cerna 20
5. Keganasan (leukemia, tumor padat) 20
6. Fever of unknown origin 16
7. Gagal ginjal 20
8. Epilepsi 20
9. Inborn error metabolism 10
10. Penilaian anak berkebutuhan khusus
(Cerebral palsy, retardasi mental, autism, 20
ADHD, sindrom Down)
11. Ultrasonografi 16
12. Obstruksi jalan napas 20
b. Visite harian divisi: dilakukan setiap hari diikuti oleh peserta didik divisi
tersebut, dipimpin oleh dokter penanggung jawab divisi. Dalam visite
dilakukan peninjauan ulang keadaan pasien, keberhasilan terapi, dan
152
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
pemecahan masalah yang ada.
153
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
jenis kasus yang akan dipresentasikan sesuai jadwal yang sudah
ditentukan.
7. Peserta program diharapkan membuat jadwal rutin konsultasi dengan
pembimbing dengan frekuensi yang disepakati oleh kedua belah
pihak.
8. Bila peserta program dan pembimbing telah membuat kesepakatan
jenis kasus yang akan dipresentasikan, maka peserta program mulai
mencari kasus tersebut bila sewaktu-waktu ditemukan maka dapat
dikonsultasikan kepada pembimbing.
9. Setiap melakukan konsultasi dengan pembimbing (diketahui oleh peer
group), peserta program wajib meminta tanda tangan pembimbing
pada buku log peserta (setiap sajian kasus harus melakukan
konsultasi minimal 8 kali).
10. Bila laporan kasus telah disetujui oleh pembimbing, maka
pembimbing wajib memberikan tanda tangan dan tanggal persetujuan
pada halaman 1 di bagian kanan atas.
11. Naskah presentasi berupa power point harus diperlihatkan terlebih
dahulu kepada pembimbing.
12. Presentasi akan dilakukan sesuai dengan jadwal rotasi peserta
program (sejak peserta masuk jenjang madya).
13. Pembahasan kasus harus dihubungkan dengan bukti-bukti ilmiah
yang sesuai untuk kasus tersebut.
14. Bukti-bukti ilmiah yang digunakan sebaiknya berupa hasil penelitian
yang paling mutakhir (dalam 5 tahun terakhir).
15. Pada setiap akhir dari presentasi, pembimbing wajib memberikan
klarifikasi mengenai topik serta kesimpulan atau take home message-
nya.
154
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
- Anamnesis
- Perubahan hasil pemeriksaan fisis
- Hasil-hasil laboratorium yang berhubungan dengan
penyakitnya
6. Follow up pasien, berisi :
- Cerita pasien saat perawatan sampai dilakukan penyusunan
laporan.
7. Masalah klinis (masalah medis, non-medis, upaya pemecahan
masalah).
8. Diskusi (mengulas teori dikaitkan dengan masing-masing masalah).
9. Simpulan
g. Pelaksanaan
1. Pembimbing bertindak sebagai penilai pada presentasi kasus .
2. Moderator memimpin laporan kasus sesuai jadwal yang sudah
ditentukan.
3. Bila pembimbing yang sudah ditunjuk berhalangan maju maka
digantikan oleh peer group-nya.
h. Penilaian
1. Tim penilai terdiri dari pembimbingnya sendiri dan 2 orang staf yang
ditentukan oleh bagian pendidikan (satu bertindak sebagai moderator
juga).
2. Tim penilai dan pembimbing wajib mengisi daftar hadir yang telah
disediakan.
3. Pembimbing dan tim penilai wajib mengisi formulir penilaian dan
menyerahkan kepada bagian pendidikan.
i. Susunan Penilaian
Meliputi penilaian makalah laporan, presentasi dan diskusi.
155
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
perawatan rawat jalan atau pasen rawat jalan dan diamati dalam waktu
paling tidak 18 bulan.
b. Ketentuan :
1. Setiap peserta program mendapat kesempatan 1x selama masa studi.
2. Divisi yang akan membimbing menentukan kasus yang akan dijadikan
long case
3. Masing-masing peserta program akan mendapat surat pemberitahuan
dan jenis kegiatan ilmiah yang diprogramkan dari bagian pendidikan.
4. Jenis kasus yang ditentukan oleh pembimbing dan divisinya pada saat
peserta melapor atau pada saat ditemukan kasus menarik di divisi
tersebut, meskipun peserta program sedang tidak stase di divisi
tersebut harus dilaporkan ke bagian pendidikan.
5. Setelah menerima program kegiatan ilmiah, seorang peserta program
harus menghubungi divisi dan pembimbingnya untuk membicarakan
jenis kasus yang akan dipresentasikan paling lambat dalam waktu 6
minggu setelah mendapat surat.
6. Peserta program diharapkan membuat jadwal rutin konsultasi dengan
pembimbing dengan frekuensi yang disepakati oleh kedua belah pihak
7. Bila peserta program dan pembimbing telah membuat kesepakatan
jenis kasus yang akan dipresentasikan, maka peserta program mulai
mencari kasus tersebut bila sewaktu-waktu ditemukan maka dapat
dikonsultasikan kepada pembimbing.
8. Setiap laporan kasus longitudinal ikut menyertakan bagian tumbuh.
kembang-pediatri sosial dalam melihat perkembangan pasien.
9. Setiap melakukan konsultasi dengan pembimbing (diketahui oleh peer
group), peserta program wajib meminta tanda tangan pembimbing pada
buku log peserta (setiap sajian kasus LC harus melakukan konsultasi
minimal 8kali).
10. Bila laporan kasus LC telah disetujui oleh pembimbing, maka
pembimbing wajib memberikan tanda tangan dan tanggal persetujuan
pada halaman 1 di bagian kanan atas
11. Bukti-bukti ilmiah yang digunakan sebaiknya berupa hasil penelitian
yang paling mutakhir (dalam 5 tahun terakhir)
12. Naskah presentasi berupa power point harus diperlihatkan terlebih
dahulu kepada pembimbing
13. Presentasi akan dilakukan sesuai dengan jadwal rotasi peserta program
tersebut (pada semester 7-8)
156
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
14. Pada setiap akhir dari presentasi, pembimbing wajib memberikan
klarifikasi mengenai topik serta kesimpulan atau take home message-
nya
c. Pelaksanaan
1. Pembimbing bertindak sebagai penilai pada presentasi kasus
2. Moderator memimpin laporan kasus sesuai jadwal yang sudah
ditentukan
3. Bila pembimbing yang sudah ditunjuk berhalangan maju maka
digantikan oleh peer groupnya
d. Penilaian
1. Tim penilai terdiri dari pembimbingnya sendiri dan 2 orang staf yang
ditentukan oleh bagian pendidikan ( satu bertindak sebagai moderator
juga)
2. Tim penilai dan pembimbing wajib mengisi daftar hadir yang telah
disediakan
3. Pembimbing dan tim penilai wajib mengisi formulir penilaian dan
menyerahkan kepada bagian pendidikan.
e. Susunan LC
1. Kop acara ilmiah
2. Departemen, jenis acara ilmiah, divisi, nama presentan, nama
pembimbing, waktu/hari/tanggal
3. Judul (berupa permasalahan jangka panjang yang dihadapi pada
pasien),
4. Pendahuluan (berisi resume seluruh masalah pasien dihubungkan
dengan teori)
5. Data dasar Berisi urutan cerita pasien selama perawatan ditinjau dari
segi:
- Anamnesis
- Perubahan hasil pemeriksaan fisis
- Hasil-hasil laboratorium yang berhubungan dengan penyakitnya.
6. Hasil pengamatan, berisi :
- Cerita pasien setelah pulang dari perawatan atau awal pengamatan
pasien rawat jalan sampai dilakukan penyusunan laporan kasus
157
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
longitudinal.
- Tumbuh kembang
- Data didapat melalui kunjungan rumah atau saat kontrol atau saat
pasien dirawat kembali.
- Interaksi dengan keluarga/lingkungan.
7. Masalah klinis (masalah medis, non-medis, upaya pemecahan
masalah)
8. Diskusi (mengulas teori dikaitkan dengan masing-masing masalah).
9. Simpulan .
158
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
(7) Diskusi multi disiplin (laporan kasus sulit atau laporan kasus kematian)
Diskusi multidisiplin dilakukan apabila terdapat kasus yang sulit atau kasus
kematian dan melibatkan disiplin ilmu lain. Diskusi dilakukan di ruang diskusi
ilmiah, diikuti oleh residen divisi terkait, konsulen IKA, serta Konsulen dan
residen disiplin ilmu lain.
5.2 Penilaian seluruh buku panduan/buku modul/logbook dalam satu tahun terakhir.
Nama Mata Tidak Ada/ Alasan Status: Berlaku
Kuliah/ Modul/ Ada Baru/ Mulai
No. Log book Perubahan Lama/ Semester/
pada Hapus Tahun
159
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
6 Modul Nefrologi Ada Menyesuaikan dengan Lama 2016
(20 buah) bukti dan literatur
terbaru
7 Modul Neurologi ada Menyesuaikan dengan Lama 2016
(18 buah) bukti dan literatur dan baru
terbaru
8 Modul Nutrisi dan ada Menyesuaikan dengan Lama 2016
metabolisme bukti dan literatur
terbaru
9 Modul Neonatologi ada Menyesuaikan dengan Lama 2016
(12 buah) bukti dan literatur
terbaru
10 Modul Penyakit ada Menyesuaikan dengan Lama 2016
Infeksi Tropis bukti dan literatur
(27 buah) terbaru
11 Modul Respirologi ada Menyesuaikan dengan Lama 2016
(9 buah) bukti dan literatur
terbaru
12 Modul Tumbuh ada Menyesuaikan dengan Lama 2016
kembang-pediatri bukti dan literatur
sosial terbaru
13 Modul Pediatrik ada Menyesuaikan dengan Lama 2016
Gawat Darurat bukti dan literatur
(5 buah) terbaru
14 Log book PPDS-1 ada Menyesuaikan dengan Lama 2016
IKA daftar kompetensi
KIKAI
15 Panduan praktek ada Menyesuaikan dengan Lama 2016
klinis IKA bukti dan literatur
terbaru
160
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Total 1845 7 -
5.4 Pelaksanaan pembimbingan karya tulis ilmiah yang diterapkan pada PS ini.
Panduan pembimbingan karya tulis mengacu pada: kesepakatan yang sudah disetujui
dalam raker dan buku panduan
Konsistensi dan efektifitas pelaksanaan:
Seluruh buku panduan dan SOP yang sudah diterbitkan, kemudian disosialisasikan kepada
161
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
semua peserta didik dalam suatu pertemuan.
162
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
staf dan disampaikan kepada seluruh staf anak serta disosiaisasikan
ke PPDS bila ada kaitan dengan kegiatan PPDS .
Rapat bagian IKA yang diselenggarakan tiap 3 bulan.
Setiap tahun pada rapat kerja Departemen IKA program kerja
dievaluasi dan merencanakan tindak lanjut untuk tahun berikutnya.
Setiap residen memiliki log book yang berisi setiap kegiatan yang dilakukan
selama masa pendidikan, terdiri dari penanganan pasien rawat jalan dan
rawat inap baik yang mandiri maupun yang disupervisi, segala tindakan yang
dilakukan baik yang mandiri maupun yang disupervisi, makalah ilmiah yang
163
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
dibuat, acara ilmiah yang diikuti, ujian tulis maupun lisan, yang harus
ditandatangani oleh supervisor.
Setiap residen berkewajiban untuk membuat satu makalah ilmiah berupa Sari
Pustaka/ referat, empat laporan kasus, satu long case, satu laporan kasus
sulit atau kasus kematian yang dipresentasikan di acara ilmiah bagian dalam
keseluruhan pembelajaran, dan setiap makalah ilmiah dalam divisi dan wajib
melakukan bimbingan selama pembuatan makalah ilmiah tersebut.
Setiap residen memiliki lembaran check list yang harus ditandatangani oleh
konsulen ketika akan maju presentasi ilmiah, terdiri dari tanda bukti maju
presentasi ilmiah, telah menandatangani menjawab tugas, serta
menyerahkan makalah perbaikan.
Kegiatan yang dilakukan di rumah sakit Jejaring (RSUD Bari, RS Kayu
Agung, RS Baturaja) akan disupervisi oleh dokter konsultan dan setiap
residen membuat lembar bukti pengelolaan pasien dan tindakan medis yang
harus ditandatangani oleh supervisor.
Setiap residen tahap magang dan mandiri melakukan jaga malam (jaga
emergensi, jaga ruangan meliputi ruangan rawat Kenanga, Ruang
Neonatologi, Ruang PICU/ NICU) dengan supervisi oleh konsulen, serta
melakukan laporan jaga setiap paginya (dilengkapi dokumen buku jaga) serta
mendapatkan penilaian jaga.
5.5.3. Jelaskan sistem evaluasi peserta didik dan kriteria kelulusan (yang terukur)
untuk menilai kompetensi peserta didik yang meliputi kemampuan kognitif,
keterampilan, dan perilaku. Jelaskan pula keberadaan dokumennya.
164
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
ditandatangani oleh supervisor.
Setiap residen yang telah lulus tahap kualifikasi, tahap madya, dan tahap
senior akan mendapatkan sertifikat kompetensi sesuai tahapnya.
165
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
2. Konseptualisasi proses patofisiologi dan masalah kesehatan.
3. Membuat rencana pengobatan.
4. Meyakini akan efektifitas pengobatan.
5. Komunikasi.
166
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
6. Melaksanakan kerjasama dengan pendidik, peserta didik dan anggota
tim kesehatan lain.
167
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peserta program melakukan penelusuran daftar pustaka, membuat usulan
penelitian, melakukan penelitian, dan menganalisis hasil penelitian, serta
melaporkan hasil penelitian secara tertulis dalam bentuk tesis/ karya ilmiah akhir
kemudian mempertahankannya secara lisan dalam seminar hasil penelitian.
Pedoman penulisan tugas akhir mengacu kepada ketentuan Kolegium IKA dan
Panduan Penulisan Makalah Ilmiah yang dikeluarkan oleh FK UNSRI.
TATALAKSANA KASUS
Peserta PPDS-1 wajib melakukan tugas jaga di UGD RSMH sesuai dengan
peraturan RSMH. Melakukan pemeriksaan penunjang, melakukan penanganan
atau pengobatan, serta memberikan edukasi kepada penderita dan atau
keluarganya, dan masyarakat secara lege artis. Mampu melakukan diagnosis
kasus sederhana. Membantu tatalaksana medis lanjut.
Peserta PPDS-1 wajib melakukan tugas jaga di UGD RSMH sesuai dengan
peraturan RSMH. melakukan pemeriksaan penunjang, melakukan penanganan
atau pengobatan, serta memberikan edukasi kepada penderita dan atau
keluarganya, dan masyarakat secara lege artis. Mampu secara cepat dan tepat
menetapkan diagnosis, diagnosis banding dan tatalaksana pasien.
168
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Peserta PPDS-1 mampu menetapkan diagnosis, diagnosis banding,
merencanakan dan melakukan pemeriksaan penunjang, melakukan
penanganan atau pengobatan, serta memberikan edukasi kepada penderita dan
atau keluarganya, dan masyarakat secara lege artis dengan mengacu pada
Kode Etik Kedokteran Indonesia dan memperhatikan aspek mediko-legal.
Peserta PPDS-1 juga harus mampu melakukan langkah tatalaksana di ruang
rawat intensive care.
5. Chief Resident
Perwakilan peserta PPDS-1 pada tahap mandiri, akan ditunjuk oleh KPS
sebagai chief resident, yang bertugas sebagai penghubung antara Staf
Departemen dan seluruh residen. Chief resident juga bertanggung jawab
kepada KPS.
Berikan gambaran yang jelas mengenai upaya dan kegiatan untuk menciptakan
suasana akademik yang kondusif di lingkungan PS, khususnya mengenai hal-
hal berikut.
169
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
5.6.1 Kebijakan tentang suasana akademik (otonomi keilmuan, kebebasan
akademik, kebebasan mimbar akademik), ketersediaan dokumen dan
konsistensi pelaksanaannya.
1. Peserta didik secara mandiri memilih topik makalah ilmiah yang kemudian
mendapat bimbingan dari konsulen divisi dimajukan pada presentasi ilmiah
dalam departemen.
2. Peserta didik secara mandiri memilih referensi untuk membuat makalah
ilmiah. Referensi merupakan text book dan jurnal yang dapat dipercaya
dalam 10 tahun terakhir. Kemudian peserta didik mendapatkan bimbingan
dalam membuat karya ilmiah maupun pelaporan case report.
3. Tersedia jadwal ilmiah yaitu pada saat acara ilmiah pagi jam 07.30-08.00
berupa laporan jaga dan presentasi kasus atau morning case report atau
acara ilmiah siang jam 13.00-15.00 dimana peserta didik maju untuk
mempresentasikan makalah ilmiah setelah mendapatkan bimbingan dari
konsulen divisi yang bersangkutan.
5.6.2 Ketersediaan prasarana, sarana dan status kepemilikannya serta dana yang
memungkinkan terciptanya interaksi akademik antar sivitas akademika
Sarana dan prasarana yang tersedia di ruang lingkup Program Studi IKA FK
Unsri adalah sebagai berikut:
1. Lima ruang kuliah yang digunakan sebagai ruangan fasilitas kegiatan ilmiah
PPDS-1 di Bagian Kesehatan Anak FK Unsri meliputi
a. Ruang kuliah A:
i. bertempat di Gedung Selincah lantai 4 Departemen
Kesehatan Anak RSMH
ii. merupakan ruang kuliah utama dengan daya tampung kurang
lebih 100 peserta didik dan dapat disekat menjadi 2 ruangan
terpisah.
iii. dilengkapi dengan dua LCD statis dan sound system
iv. sumber dana pemeliharaan ruangan adalah anggaran
pemeliharaan RSMH
b. Ruang kuliah B:
i. bertempat di Gedung Selincah lantai 4 Departemen
Kesehatan Anak RSMH
170
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
ii. daya tampung kurang lebih 30 peserta didik
iii. sumber dana pemeliharaan ruangan adalah anggaran
pemeliharaan RSMH
c. Ruang kuliah C
i. bertempat di Gedung Selincah lantai 5 Departemen
Kesehatan Anak RSMH
ii. daya tampung kurang lebih 50 peserta didik
iii. sumber dana pemeliharaan ruangan adalah anggaran
pemeliharaan RSMH
d. Ruang kuliah D
i. bertempat di Gedung Selincah lantai 5 Departemen
Kesehatan Anak RSMH
ii. daya tampung kurang lebih 40 peserta didik dan dapat
disekat menjadi 2 ruangan terpisah.
iii. sumber dana pemeliharaan ruangan adalah anggaran
pemeliharaan RSMH
e. Ruang Divisi
i. bertempat di Gedung Selincah lantai 4 Departemen
Kesehatan Anak RSMH
ii. jumlah ruang divisi: 12 (sesuai divisi yang ada di departemen)
iii. merupakan ruang staf per divisi dan digunakan juga sebagai
ruangan untuk kegiatan diskusi peserta didik yang sedang
bertugas di divisi terkait, dapat menampung maksimal 6
peserta didik
iv. semua ruangan dilengkapi dengan satu perangkat komputer,
6 diantaranya terdapat telivisi yang berguna sebagai sarana
media tayang untuk diskusi/ kuliah dalam kelompok kecil
v. sumber dana pemeliharaan ruangan adalah anggaran
pemeliharaan RSMH
f. Ruang Pertemuan Rawat Intensif
i. bertempat di gedung rawat intensif RSMH berada dibawah
kepengurusan Instalasi Rawat Intensif RSMH
ii. merupakan ruang konferensi yang dapat menampung kurang
lebih 70 peserta didik
iii. sumber dana pemeliharaan ruangan adalah anggaran
pemeliharaan RSMH
g. Ruang KPS/ ruang konsultasi pembimbing akademik
171
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
i. bertempat di Gedung Selincah lantai 4 Departemen
Kesehatan Anak RSMH
ii. berfungsi sebagai ruang kerja KPS, ruang diskusi kelompok
kecil, ruang rapat, dan ruang konsultasi peserta didik dengan
pembimbing akademik nya.
iii. sumber dana pemeliharaan ruangan adalah anggaran
pemeliharaan RSMH
2. Ruang rawat anak
a. bertempat di Gedung Selincah RSMH, berada di bawah Instalasi
Kesehatan Anak RSMH, terdiri dari 3 lantai, lantai pertama adalah
ruang rawat anak kelas III dengan penyakit infeksi (38 tempat tidur),
lantai kedua adalah ruang rawat anak kelas II dengan penyakit non
infeksi (35 tempat tidur) serta ruang rawat neonatus (40 tempat
tidur), lantai ketiga adalah ruang rawat anak dengan status ruang
perawatan kelas I, II dan VIP (26 tempat tidur),
3. Ruang rawat intensif
a. bertempat di gedung rawat intensif, berada dibawah Instalasi Rawat
Intensif RSMH, terdiri dari ruang rawat intensif neonatus/ NICU (15
tempat tidur) dan ruang rawat intensif anak/ PICU (6 tempat tidur)
4. Ruang pemeriksaan pasien rawat darurat
a. terdapat di gedung instalasi rawat darurat
b. merupakan satu ruangan dengan 2 kamar yang terdiri dari 1 kamar
dengan 2 tempat tidur anak serta 1 kamar dengan 2 infant warmer
5. Ruang pengobatan rawat jalan pasien anak
a. terdapat 6 ruangan pengobatan rawat jalan pasien anak
b. berada di bawah Instalasi Rawat Jalan RSMH
6. Ruang rawat isolasi
a. berada di Gedung Selincah lantai 1 Departemen Kesehatan Anak.
b. terdiri dari 4 ruangan.
7. Ruang tindakan
a. terdapat 2 ruangan tindakan yang berada di Gedung Selincah lantai
1 dan lantai 2 Departemen Kesehatan Anak, berfungsi untuk
melakukan tindakan medis seperti pemasangan infus, pungsi lumbal
dll.
8. Ruang perpustakaan, dengan rincian buku teks sebagai berikut
a. Buku teks:
Nelson textbook of pediatrics
172
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Kendigs Disorders of the Respiratory Tract in Children
Pediatric Nutrition Support Handbook
Rogers Tectbook of Pediatric Intensive Care
Swaimans Pediatric Neurology: Principles and Practice
Averys Diseases of The Newborn
Brooks Clinical Pediatric Endocrinology
Handbook of Clinical Pediatric Endocrinology
Pediatric Gastrointestinal and Liver Disease: Pathophysiology,
Diagnosis and Management
Textbook Neonatal Resuscitation
The Harriet Lane Handbook
Philip Lanzkowsky. Manual of Pediatric Hematology and
Oncology
Red Book ATLAS of Pediatric Infectious Diseases
A Color Atlas of AIDS in the Tropics
Lange Current Diagnosis & Treatment in Gastroenterology
Myung K Park. Pediatric Cardiology for Practitioners
Volpe. Neurology of The Newborn
Sperling. Pediatric Endocrinology
Abbas. Cellular and molecular immunology
Sheerwood. Human Physiology: From cells to systems
Guyton. Medical Physiology
GINA. Pocket Guide for Asthma Management and Prevention
Lebenthal. Textbook of Gastroenterology and Nutrition in Infancy
Avery. Clinical gastroenterology
Lifshitz. Clinical Disorders in Paediatrics Gastroenterology and
Nutrition
Mowat. Liver Disorders In Childhood
Gryboski & Walker.Gastrointestinal Problems In The Infant
Asquith. Immunology of the Gastrointestinal Tract
Diseases Of The Liver And Biliary system
Sleisenger. Gastrointestinal Disease
Smith. Diseases of the small Intestine in Chillhood
Silverman. Paediatrics Clinical Gastroenterology
Tzipori. Infectious Diarrhoea in the Young
Vuliamy DG. The New born Child
Keay and D.M. Morgan. Craig's Care Of The Newly Born Infant
173
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
Gomella. Neonatology Management, Procedures, On-Call
Problems, Diseases and Drugs
Klaus & Fanarouff. Care Of The High -Risk Neonate
J.G. Bindels, A.C.Goedhart. Recent Developments In Infant
Nutrition
Scriver CR. The Metabolic Basic of Inherited disease
Jan Riordan. Breast feeding and Human Lactation
Menkes JA. Child neurology
Fernandez. Paediatric Movement Disorders
Eaton. Vander s Renal Physiology
Anderson. Paediatric Cardiology
Hugh D Allen. Moss and Adams, Heart Disease In Infants,
Children, and Adolescents Vol. I dan II
WHO. The Use of Antiretroviral Drugs for Treating and
Preventing HIV Infection
Harries & Hirnschall . The Use of Antiretroviral Drugs for Treating
and Preventing HIV Infection
Guirrent. Tropical Infectious Disease: Principles, Pathogens &
Practice
Poplack. Paediatrics Oncology
William J. Koopman. Arthritis and Allied Conditions
Ivant M. Roitt. Immunology
Stefant H. Kaufmann. Immunology Of Infestious Diseases
Zimmerman. Pediatric Critical Care
Christopher King, Fred M Henretig. Textbook of Pediatric
Emergency Procedures
Pollack & Slonim. Pediatric Critical Care Medicine
b. Majalah/ jurnal kedokteran
Paediatrica Indonesiana
Sari Pediatri
Pediatrics in Review
Journal of Pediatrics
American Academy of Pediatrics
The journal of Pediatrics-Elsevier
The New England Journal of Medicine
The Journal of Pediatrics-Science Direct
174
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
JAMA Pediatrics
Journal of Pediatrics Gastroenterology and Nutrition
The Pediatric Clinics of North American
Majalah Kedokteran Bandung
Majalah Kedokteran Indonesia
Bionatura
175
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
iv. Artritis rematoid juvenile
v. Alergi makanan
vi. Human immunodeficiency virus
vii. Systemic lupus erythematosus
viii. Henoch Schonlein Purpura
d. Endokrinologi
i. Pertumbuhan
ii. Pubertas
iii. Tiroid dan gangguannya
iv. Paratiroid dan gangguannya
v. Gangguan keseimbangan kalsium dan defisiensi vitamin D
vi. Diabetes melitus
vii. Hipoglikemia pada neonatus dan anak
viii. Obesitas
ix. Sindroma metabolik
x. Adrenal dan gangguannya
xi. Disorder of sexual development (DSD)
xii. Kriptokismus pada anak
e. Gastroentero-hepatologi
i. Perdarahan saluran cerna atas
ii. Perdarahan saluran cerna bawah
iii. Gagal hati fulminan
iv. Hepatitis akut
v. Hepatitis kronis
vi. Diare akut
vii. Diare melanjut
viii. Diare kronik
ix. Muntah
x. GERD
xi. Konstipasi
xii. Kolestasis
xiii. Kembung
f. Hematologi dan Onkologi
i. Anemia nutrisi
ii. Hemoglobin abnormal
iii. Anemia hemolitik autoimun
iv. Anemia pada penyakit kronis
176
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
v. Anemia aplastik
vi. Immune Thrombocytopenic Purpura (ITP)
vii. Trombositosis
viii. Trombopati/kelainan fungsi trombosit
ix. Penyakit akibat gangguan koagulasi yg diturunkan
x. Penyakit akibat gangguan pembekuan didapat
xi. Leukemia
xii. Tumor padat ganas
xiii. Tumor otak
xiv. Tumor wilms
g. Kardiologi
i. Defek septum ventrikel (DSV)
ii. Stenosis aorta
iii. Penyakit kawasaki
iv. Demam rematik akut dan penyakit jantung rematik
v. Kardiomiopati
vi. Stenosis pulmonal
vii. Koartasio aorta
viii. Duktus arteriosus persisten
ix. Defek septum atrium
x. Tetralogi fallot
xi. Transposisi arteri besar
xii. Total anomalous pulmonary venous drainage (TAPVD)
xiii. Takikardia supra-ventrikuler
xiv. Gagal jantung
xv. Endokarditis infektif
xvi. Nyeri dada (chest pain) pada anak
xvii. Atrioventrikular septal defek (AVSD)
xviii. Atresia trikuspid
h. Nefrologi
i. Hematuria
ii. Proteinuria
iii. Sindroma nefrotik
iv. Glomerulonefritis akut
v. Hipertensi
vi. Infeksi saluran kemih
vii. Acute kidney injury (AKI)/ gangguan ginjal akut (GGA)
177
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
viii. Chronic kidney disease (CKD)/penyakit ginjal kronik (PGK)
ix. Batu saluran kemih
x. Keracunan jengkol
xi. Inkontinensia urin dan enuresis
xii. Neurogenic bladder
i. Neuropediatri
i. Kejang demam
ii. Tatalaksana kejang akut dan status epileptikus
iii. Abses otak
iv. Acute disseminated encephalomyelitis (ADEM)
v. Encephalitis
vi. Encephalopati
vii. Epilepsi dan sindrom epilepsi
viii. Meningitis bakterialis
ix. Meningitis tuberkulosa
x. Mielitis transversa
xi. Nyeri kepala pada anak dan remaja
xii. Sindrom guillain barre
xiii. Tetanus pada bayi dan anak
xiv. Trauma kepala
xv. Prosedur lumbal pungsi
xvi. Poliomielitis
xvii. Sturge weber syndrome (SWS)
j. Penyakit Infeksi Tropis
i. Sepsis
ii. Influenza pada anak
iii. Pertusis
iv. Infeksi virus dengue
v. Chikungunya
vi. Morbili
vii. Rubella
viii. Parotitis epidemika
ix. Varicella
x. Hand Foot and mouth disease
xi. Herpes simpleks virus
xii. Avian influenza pada anak
178
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
xiii. Demam tanpa penyebab yang jelas (fever of unknown origin)
xiv. Otitis media akut
xv. Demam tifoid
xvi. Dipteria
xvii. Tetanus
xviii. Malaria
xix. Penyakit antraks
xx. Menyakit kusta
xxi. Filariasis
xxii. Infeksi nososkomial
xxiii. Kandidiasis
xxiv. Leptospirosis
xxv. Soil transminted helmintiasis
xxvi. Amebiasis
xxvii. Rabies
k. Pediatri Gawat Darurat
i. Tindakan darurat pada gawat napas bayi dan anak.
ii. Syok sepsis.
iii. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
l. Perinatologi
i. Trauma lahir pada neonatus.
ii. Asfiksia
iii. Berat badan lahir rendah.
iv. Gangguan thermoregulasi pada neonatus.
v. Gawat napas.
vi. Hiperbilirubinemia pada neonatus.
vii. Nutrisi enteral pada neonatus.
viii. Hipoglikemia neonatus.
ix. Kejang pada neonatus.
x. Apnea prematuritas.
xi. Enterokolitis nekrotikans
xii. Penapisan pada ROP (retinopati of prematurity).
xiii. Sepsis neonatorum.
xiv. Syok pada neonatus.
m. Respirologi
i. Selesma .
ii. Rhinotonsilofaringitis .
179
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
iii. Rhinosinobronkhitis.
iv. Laringotrakeitis .
v. Laringotrakeomalasia.
vi. Bronkhitis akut.
vii. Bronkhiolitis.
viii. Pneumonia.
ix. Pertusis .
x. Influenza pada anak.
xi. Avianinfluenza.
xii. Asma bronchial.
xiii. Tuberkulosis .
xiv. Bencana asap.
xv. Efusi pleura.
xvi. Empiema thoraksis.
xvii. Abses paru.
xviii. Pneumothoraks.
xix. Edema paru.
xx. Tuberkuloma .
xxi. OSAS.
xxii. Bronkiektasis .
xxiii. Hiperplasia timus
xxiv. Kista paru.
xxv. Lobar emfisema kongenital.
5.6.3 Program dan kegiatan akademik dan non-akademik (di dalam maupun di luar
kelas) untuk menciptakan suasana akademik (seminar, simposium, lokakarya,
penelitian bersama, dll.).
1. Kegiatan akademik
1.1 Peserta didik wajib memberikan bimbingan kepada dokter muda saat bertugas
di Divisi terkait.
1.2 Peserta didik wajib mengikuti pertemuan ilmiah anak berskala nasional
minimal dua kali (KONIKA dan Pertemuan Ilmiah Nasional Ilmu Kesehatan
Anak) (Uraian terlampir).
1.3 Peserta didik terlibat sebagai peserta dalam acara ilmiah (simposium,
workshop, PIT dll.) yang diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan Anak
180
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
FK Unsri, Departemen Kesehatan Anak FK Unsri bekerja sama dengan IDAI
Sumatera Selatan, atau institusi/ lembaga/ organisasi profesi lainnya (uraian
terlampir).
1.4 Peserta didik terlibat sebagai peserta dalam pelatihan yang diselenggarakan
oleh Divisi di Departemen Kesehatan Anak FK Unsri (uraian terlampir).
181
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI
4. Terdapat modul pelatihan basic live support.
5. Mendapatkan pengetahuan mengenai pengenalan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit.
Dengan kode etik berdasarkan etika profesional diharapkan PPDS dalam bekerja
berprinsip pada kejujuran dan objektif dalam tatalaksana pasien serta mampu bersikap
jujur dan profesional terhadap sejawat.
Mampu menjaga kerahasiaan terhadap segala macam informasi dan temuan klinis
pasien.
Mampu memberikan penghargaan setinggi-tingginya terhadap sejawat lain dalam
berinteraksi dan bekerja sama
Memegang teguh rasa tanggung jawab dan memprioritaskan kepentingan dan
keselamatan pasien.
182
BORANG AKREDITASI IPDSA FK UNSRI