Grosling, 2001)RESUME
TOMI SETIAWAN
145090200111020
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
JURUSAN KIMIA
MALANG
2017
1. Definisi Katalis
Katalis merupakan senyawa kimia yang meningkatkan laju reaksi pada
reaksi kimia tanpa katalis tersebut secara permanen terlibat didalam reaksi.
Sehingga katalis pada akhir reaksi tidak berikatan dengan senyawa reaktan
maupun produk yang ada. Keadaan senyawa katalis sebagai subjek pada tiap
interaksi kimia yang terjadi dengn reaktan tetapi katalis tidak berubah diakhir
reaksi. Katalis mempercepat reaksi kinetika terhadap hasil termodinamika dengan
cara memberikan jalur yang lebih mudah untuk diikuti oleh molekul sehingga
dibutuhkan energi yang tidak besar. Katalis pada saat reaksi mengalami
perubahan secara kimia dan fisik sehingga menurunkan kemampuannya sebagai
katalis secara perlahan hingga dapat menyebabkan terjadinya deaktivasi katalis.
Fungsi katalis yaitu sebagai aktivasi, selektivitas, dan dekativasi. Aktivasi sebagai
pendorong reaksi berjalan cepat dengan memberikan jalur alternative, katalis
sebagai selektifitas yaitu selektif pada suatu reaksi sehingga menghasilkan produk
yang sesuai dan juga katalis sebagai deaktifasi yaitu katalis digunakan sebagai
penghambat laju reaksi yang terjadi.
Katalis memiliki sisi aktif yang berperan dalam suatu proses reaksi,
peningkatan sisi aktif memiliki beberapa kelebihan seperti :
Laju reaksi tinggi pada semua kondisi
Laju rekasi sama tetapi dengan reaktor kecil
Laju reaksi sama pada temperatur atau tekanan rendah dimana menghasilkan
kesetimbangan yang meningkat, operasi menjadi mudah, deaktifasi menjadi
berkurang ataupun selektifitas meingkat
Berikut jenis katalis yang umum digunakan yaitu berbentuk pellet, ekstrudat,
bola, granul, flake dan bubuk.
2. Klasifikasi Katalis
Katalis memiliki 3 macam klasifikai yaitu katalis homogen, katalis
heterogen, dan enzim. Perbedaan ini berdasarkan penggunaan katalis pada suatu
reaksi.
Katalis homogen
Katalis homogen ialah katalis yang memiliki fasa yang sama dengan reaktan
dan produk yang dihasilkan. Biasanya katalis homogen berupa fasa cair
dimana katalis dan reaktan berada dalam suatu larutan. katalisis terjadi dengan
adanya pengkompleksan dan pengarutan ulang antara molekul dan ligan dari
katalis itu sendiri. Reaksi bisa bersifat sangat spesifik, dengan hasil produk
yang tinggi. Reaksi yang terjadi dapat dengan mudah dipelajari didalam
laboratorium dengan teknik kimia organologam.
Katalis heterogen
Katalis heterogen yaitu berupa sistem dimana reaktan dan katalis berada pada
fasa yang berbeda, umumnya padatan katalis yang digunakan pada reaktan
berfasa cair maupun gas. Sistem heterogen sulit untuk dipelajari di
laboratorium.
Katalis enzim
Enzim merupakan molekul protein dengan ukuran koloid, terkadang pada
ukuran antara homogeny molekul dan heterogen makroskopik katalis. Enzim
hanya digunakan pada reaksi biokimia, memiliki karakterisasi sangat efesien
dan selektif. Enzim, katalase, dekomposisi H2O2 109 lebih cepat dibandingkan
katalis anorganik lain. Katalis enzim sangat dimanfaatkan dalam industri.
Prosedur preparasi katalis pada oksida hidrat dan pengembannya yaitu larutan
garam logam, control pengendapan, aglmerasi, gelasi, pencucian, penyaringan,
pengeringan dan kalsinasi. Pada pendeposisian komponen aktif dapat dilakukan
dengan cara pengendapan, adsorpsi, pertukaran ion, impergnasi, aktifasi
6. Karakterisasi
Karakterisasi suatu katalis digunakan sebagai penentu efektifitas dan
spesifikasi dari suatu katalis. Teknik karakterisasi dapat digolongkan sebagai
berikut, karakterisasi fisik dan morfologi, karakteristik permukaan, karakterisasi
ukuran besar, sifat distribusi dan sifat mekanik.
Karakterisasi sifat sifik dan morofologi
Pada umumnya katalis heterogen berbentuk padatan berpori, jenis ketalis ini
memiliki satu atau lebih grup dari pori dengan ukuran dan volume yang
bergantung pada saat preparasi katalis. Ukuran pori pori dapat
diklasifikasikan sebagai mikropori ( < 2 nm), mesopori (2 < < 50 nm) dan
makropori ( > 50 nm). Pengetahuan mengenai parameter morfologi
diperlukan untuk mengetahui perkembangan ktalis selama proses preparasi.
Pada karakterisasi ini dapat digunakan metode :
adsorpsi uap pada temperatur rendah, dimana adsorpsi nitrogen pada titik
didih (77 K) untuk menentukan morofologi katalis berupa luas permukaan
total padatan (Metode BET), total luas permukaan, eksternal ke mikropori,
distribusi permukaan mesopori, volume mikropori, volume mesopori dan
distribusi volumenya.
Porosimetri merkuri
Merkuri memasuka pori dengan ukuran yang sesuai dengan tekanan.
Bekerja pada tekanan rendah dikarenakan dapat menyebabkan tekanan
pada padatan dinding pori.
Mikroskop, dengan menggunakan SEM (scanning electron microscope)
dan TEM (transmission electron microscopy). Mikroskop ini digunakan
untuk memperoleh data berupa bentuk, ukuran, rupa Kristal, homogenitas,
kehadiran bentuk amorf dan Kristal distribusi, serta permukaan relative
pada muka Kristal yang berbeda.
Karakterisasi sifat dari permukaan
Pengukuran untuk memperoleh informasi mengenai total luas permukaan
sangat penting dikarenakan memperlihatkan distribusi sisi aktif pada
permukaan katalis. Teknik yang digunakan pada kali ini yaitu penggunaan
molekul probe, dan pembelajaran secara langsung mengenai permukaan
katalis. Pada karakterisasi ini digunakan metode berupa :
Metode Volumetri, Gravimetri, dan adsorpsi dinamik
Adsorpsi kalorimetri
Spektroskopi dan molekul terabsorbsi
Desorpsi temperatur terprogram
Teknik karakterisasi permukaan secara langsung
Pada metode ini, secara umum dapat digunakan XPS (X-ray Photoelectron
Spectroscopy), AES (Adsorption Electron Spectroscopy), SEM (Scanning
Electron Microscopy), TEM (Transmission Electron Microscopy), XRD
(X-Ray Diffraction).
Pada saat ini, XPS dan AES diperlukan dalam karakterisasi permukaan
dari suatu senyawa, termasuk katalis. Berikut kelebihan dan kekurangan
dari XPS maupun AES :
Tabel 6. Perbandingan XPS dan AES
Kelebihan Kekurangan
- Menghasilkan data unsur - Dibutuhkan vakum
kimia secara spesifik yang tinggi
XPS - Mengisolasi permukaan - Tidak sensitif pada
sehingga efek muatan H atau He
terkontrol
- Membutuhkan sedikit - Resolusi
potensial untuk pertahanan pemisahan rendah
permukaan (energi rendah)
- Sensitif untuk partikel - Membutuhkan
berukuran kecil vakum yang tinggi
AES - Kedalaman profil - Tidak sensitif pada
permukaan cepat diperoleh H dan He
- Efek muatan
dengan insulator
- Mikroskopi - Berpotensi
merusak
permukaan
- Rendahnya
database mengenai
spesifikasi kimia
DAFTAR PUSTAKA
Carlo Perego, P. V. (1997). Catalyst Preparation Methods. Catalyst Today 34, 281 - 305.