Anda di halaman 1dari 11

MATERI IV,V

PENGUKURAN KERJA DENGAN METODE FISIOLOGI

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia bekerja dan beraktivitas setiap harinya untuk memelihara
dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun seiring kebutuhan manusia
yang tak pernah ada habisnya, terkadang memaksa manusia untuk selalu
bekerja tanpa mempedulikan kondisinya. Akan tetapi manusia mempunyai
keterbatasan dalam melakukan aktivitas itu. Salah satu dari keterbatasan
manusia adalah pasti akan mengalami kelelahan dan kejenuhan pada saat
bekerja yang kemudian dapat berakibat pada menurunnya produktivitas
dalam bekerja. Besarnya penggunaan tenaga pada saat melakukan
aktivitas juga akan berpengaruh pada kekuatan dan daya tahan tubuh
untuk melaksanakan aktivitas tersebut, pekerjaan dengan menggunakan
tenaga yang lebih besar dan lebih cepat akan menimbulkan kelelahan
dibandingkan dengan tenaga yang lebih kecil, selain itu sikap pekerja
dalam melakukan pekerjaannya juga merupakan faktor yang
mempengaruhi terhadap pengeluaran energi.
2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :
a. Mampu memahami bahwa perbedaan beban kerja/cara kerja dapat
berpengaruh terhdap aspek fisiologi manusia.
b. Mampu melakukan pengukuran kerja dengan menggunakan meode
fisiologi.
c. Mapu menentukan besar beban, berdasarkan kriteria fisiologi.
d. Mampu merancang system kerja dengan memanfaatkan hasil
pengukuran kerja dengan metode fisiologi.

B. LANDASAN TEORI
Dalam suatu kerja fisik, terjadi proses di dalam tubuh manusia yang
akan menghasilkan perubahan dalam konsumsi oksigen, heart rate,
temperature tubuh, dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh.
Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller, antara lain:
1. Kerja total seluruh tubuh, yang mempergunakan sebagian besar otot,
biasanya mleibatkan 2/3 atau otot tubuh.
2. Kerja sebgian otot yang membutuhkan lebih sedikit energy Expenditure,
karena otot yang digunakan lebih sedikit.
3. Kerja otot statis, otot yang digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi
tanpa kerja mekanik. Membutuhkan kontraksi sebagian otot.

Secara garis besar, kegiatan kerja manusia dapat digolongkan


menjadi kerja fisik dan kerja mental.

Pemisahan ini dilakukan secara sempurna, karena adanya hubungan


yang erat antara satu dengan yang lainnya. Apabila dilihat dari energy yang
dikeluarkan, kerja mental murni relatif lebih sedikit mengeluarkan energi
disbanding kerja fisik.

Kerja fisik akan menyebabkan perubahan pada fungsi alat tubuh.


Fungsi alat tubuh ini dapat dideteksi melalui perubahan, yaitu:

1. Konsumsi energi
2. Denyut jantung
3. Peredaran udara dalam paru-paru
4. Temperatur tubuh
5. Konsentrasi kimia dalam darah dan air seni
6. Tingkat penguapan dan faktor lainnya.

Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat


dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu bekerja biasanya
ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran:

1. Kecepatan denyut jantung


2. Konsumsi oksigen

Penentuan konsumsi energi biasanya digunakan sebagai paarameter


indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut nadi pada saat istirahat. Untuk
merumuskan hubungan antara energi expenditure dengan kecepatan denyut
jantung, dilakukan pendekatan kuantitatif, yaitu hubungan antara expenditure
dengan kecepatan jantung menggunakan analisis regresi.

Bentuk hubungan energi dengan kecepatan jantung adalah regresi


kudratis dengan persamaan sebagai berikut:

VO2 = 0.019 HR 0,024h + 0,016w + 0.045a + 1,15

Dengan,

VO2 : Konsumsi oksigen

HR : Denyut jantung (denyut/menit)

h : Tinggi badan (cm)

w : berat badan (kg)

a : usia (tahun)

Sedangkan menurut Astrand dan Rodahl (2003), energi expenditure


dapat dihitung dengan persamaan:
1 liter O2 = 5 kkal

Sehingga, hubungan antara denyut jantung dengan konsumsi energi


dapat diketahui. Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam
bentuk energi, maka konsumsi energi untuk suatu kegiatan tertentu dapat
dituliskan sebagai berikut:

KE = E1 - Ei

Dengan,

KE : Konsumsi energi (kkal/menit)

E1 : Pengeluaran energi saat melakukan kerja (kkal/menit)

Ei : Pengeluaran energi saat istirahat (kkal/menit)

Jika denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan, maka
waktu pemulihan untuk beristirahat meningkat, sejalan dengan beban kerja.
Dalam keadaan yang ekstrim, pekeja tidak mempunyai waktu istirahat yang
cukup sehingga mengalami kelelahan yang kronis. Murrel (1965) membuat
metode untuk menentukan waktu istirahat sebgai kompensasi dari pekerjaan
fisik.

(WS)
R = Tx (W1,5)

Dengan,

R : Istirahat yang dibutuhkan (menit)

T : Total waktu kerja (menit/shift)

W : Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan (kkal/min)

biasanya 4 kkal.min untuk wanita dan 5 kkal/min untuk pria.


Nilai 1.5 adalah nilai basal metabolisme (kkal/min)

C. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil
a. Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
1) Ergocyle
2) Alat pengukur denyut nadi
3) Stopwatch
4) Lux meter
5) Sound level meter
6) Termometer ruan
b. Hasil praktikum
1) Fisiologi 1

4.1 Tabel Data


4.2 Tabel

DN1 K1 DN2 K2 DN3 K3 DN4 K4 DN5 K5 DN6 K6 Speed


Sapto 111 S 128 B 135 B 138 B 142 B 154 B 15-20
Ringan
Ika 73 R 85 R 89 R 100 S 120 S 127 B 15-20
Nanda 118 S 152 B 157 B 153 B 162 B 170 B 15-20
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6 Speed
Sapto 136 B 153 B 136 B 138 B 145 B 150 B 15-20
Berat
Ika 92 R 84 R 82 R 95 R 101 R 105 S 15-20
Nanda 121 S 154 B 164 B 168 B 173 B 176 B 15-20
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6 Speed
Sapto 120 S 120 S 110 S 121 S 131 B 141 B 20-25
Ringan
Ika 90 R 92 R 109 S 115 S 121 S 130 B 20-25
Nanda 151 B 154 B 157 B 158 B 160 B 170 B 20-25
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6 Speed
Sapto 111 S 131 B 121 S 125 B 130 B 145 B 20-25
Berat
Ika 91 R 93 R 109 S 110 S 123 S 131 B 20-25
Nanda 153 B 155 B 157 B 158 B 163 B 170 B 20-25
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6 Speed
Sapto 125 B 117 S 115 S 120 S 145 B 151 B 25-30
Ringan
Ika 91 S 93 S 99 S 101 S 115 S 120 S 25-30
Nanda 132 B 131 B 128 B 128 B 130 B 134 B 25-30
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6 Speed
Sapto 120 S 110 S 110 S 115 S 131 150 25-30
Berat
Ika 92 R 92 R 101 S 111 S 120 125 25-30
Nanda 152 B 157 B 158 B 160 163 170 25-30
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6

Sapto Ika Nanda

Gambar 4.1 grafik Peningkatan Detak Jantung Kecepatan (15-20) dan


Beban Ringan

200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6

Sapto Ika Nanda

Gambar 4.2 grafik Peningkatan Detak JantungKecepatan (15-20) dan


Beban Berat
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6

Sapto Ika Nanda

Gambar 4.3 grafik Peningkatan Detak JantungKecepatan (20-25) dan


Beban Ringan
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6

Sapto Ika Nanda

Gambar 4.4 grafik Peningkatan Detak JantungKecepatan (20-25) dan


Beban Berat
160

140

120

100

80

60

40

20

0
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6

Sapto Ika Nanda

Gambar 4.5grafik Peningkatan Detak Jantung Kecepatan (25-30) dan


Beban Ringan
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
DN1 DN2 DN3 DN4 DN5 DN6

Sapto Ika Nanda

Gambar 4.6 grafik Peningkatan Detak Jantung Kecepatan (25-30) dan


Beban Berat
2. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengukuran kerja dengan
metode fisiologi. Kami melakukan pengukuran sebanyak 9 kali yang
dilakukan oleh 3 orang. Masing-masing orang melakukan 3 variasi
pengukuran, pertama kecepatan 15-20, kedua 20-25 dan terkahir 25-30
pada jarak 500 sampai 1500 meter. Pada setiap pengukuran didapatkan
data yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA

MODULPRAKTIKUM ERGONOMI. Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja &


Ergonomi, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa Banten 2013.

MODUL PRAKTIKUM ERGONOMI. Laboratorium Ergonomi, Jurusan Teknik


Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta 2017.

Anda mungkin juga menyukai