Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
FISIKA UMUM
JAKARTA
2017
GESEKAN STATIS DAN GESEKAN KINETIS
A. Tujuan Praktikum
1. Memahami tentang Hukum Newton
2. Menentukan koefisien gesek statis dan koefisien gesek kinetis
3. Mempengaruhi faktor-faktor yang mempengaruhi gaya gesek
B. Dasar Teori
Secara intuitif, kita mengalami gaya sebagai suatu bentuk dorongan
atau tarikan pada benda. Jika sebuah benda dalam keadaan diam, untuk
membuatnya mulai bergerak diperlukan gaya, artinya suatu gaya
dibutuhkan untuk mempercepat sebuah benda dari kecepatan nol ke
kecepatan bukan nol (Giancoli,2014:93).
Gaya merupakan sebuah besaran yang dibutuhkan untuk mengubah
dari kecepatan atau percepatan suatu benda, dimana percepatan adalah
perubahan yang terjadi dalam vektor. Jadi, gaya itu adalah suatu besaran
vektor, sehingga gaya memiliki besar dan arah. Pada satuan SI, gaya
memiliki satuan yaitu Newton (N). Dalam satuannya, 1 Newton adalah
besarnya gaya yang diperlukan untuk menimbulkan percepatan 1 m. pada
benda bermassa 1 kg (Sutarno,2013:29).
Ketiga hukum newton mengenai gerak merupakan hukum-hukum
klasik dalam deskripsi gerak. Hukum pertama menyatakan bahwa jika
gaya total pada sebuah benda adalah nol, benda yang tadinya berada dalam
keadaan diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak akan tetap
bergerak pada garis lurus dengan kecepatan konstan. Hukum kedua
newton menyatakan bahwa percepatan benda berbanding lurus dengan
gaya total yang bekerja padanya, dan berbanding tebalik dengan massanya.
Hukum ketiga newton menyatakan bahwa jika sebuah benda memberikan
gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut selalu memberikan gaya ke
benda pertama yang besarnya sama tetapi berlawanan arah
(Giancoli,2001:121).
Gesekan ialah gerakan relatif antara 2 permukaan yang
bersinggungan sedemikian hingga akibat persinggungan tersebut, gerakan
yang satu terhadap yang lain menjadi tidak leluasa dan mengalami
hambatan. Makin lekat atau makin kuat persinggungan, makin besar
hambatan itu sendiri, yakni makin besar gesekannya (Soedojo, 2004 : 10)
Gaya gesek selalu timbul jika lantai tidak licin atau koefisien
gesekannya tidak 0. Makin kasar tekstur lantai maka pada umumnya
makin besar. Yang harus dipahami bahwa m sama sekali bukan ukuran
kekerasan lantai, akan tetapi ukuran kekerasan interaksi benda terhadap
lantai, hal ini berarti sebuauh lantai dapat memberikan m yang berbeda
pada dua benda yang berbeda. Besarnya koefisien gesek adalah 0 sampai
1, nilai 1 berarti benda sama sekali tidak bergerak dan nilai0 berarti benda
tidak mengalami gaya gesek sama sekali. Arah gaya gesek selalu
berlawanan dengan arah gerak benda dan besarnya fges = N. (Ishaq, 2007
: 67).
2 Balok 3
3 Neraca digital 1
4 Tali penghubung 1
benang/ benang nilon
5 Penahan papan 1
inklinasi
6 Stopwatch 1
7 Mistar 1
D. Langkah Percobaan
Percobaan I : Pengukuran Koefisien Gesek Statis
No Langkah Percobaan Gambar
1 Siapkan semua alat dan bahan yang
digunakan
E. Data Percobaan
b. Permukaan Kasar
Ulangan
1 0,186 0,1 0,576
2 0,173 0,1 0,578
3 0,154 0,1 0,693
4 0,166 0,1 0,672
5 0,161 0,1 0,62
Rerata 0,168 0,1 0,627
Percobaan II : Pengukuran Koefisien Gesek Kinetis
Massa m1 = 0,060 kg
Massa m2 = 0,116 kg
a. Permukaan Licin
Tabel 1
Ulangan Jarak tempuh Waktu Percepatan
Tabel 2
Koefisien Gesek Kinetik
Rerata
0,720
Tabel 3
Tegangan Tali
Rerata
0,671
b. Permukaan Kasar
Tabel 1
Ulangan Jarak tempuh Waktu Percepatan
Tabel 2
Koefisien Gesek Kinetik
Rerata
0,850
Tabel 3
Tegangan Tali
Rerata
0,722
F. Pengolahan Data
Percobaan I : Pengukuran Koefisien Gesek Statis
a. Permukaan licin
1)
2)
3)
4)
5)
b. Permukaan Kasar
1)
2)
3)
4)
5)
2)
3)
4)
5)
( ( ))
1) ( ( ))
2) ( ( ))
3) ( ( ))
4) ( ( ))
5) ( ( ))
Tegangan tali
1)
2)
3)
4)
5)
b. Permukaan Kasar
Percepatan
1)
2)
3)
4)
5)
( ( ))
1) ( ( ))
2) ( ( ))
3) ( ( ))
4) ( ( ))
5) ( ( ))
Tegangan tali
1)
2)
3)
4)
5)
G. Pembahasan
Pada praktikum kali ini ada 2 percobaan. Percobaan pertama
adalah pengukuran koefisien gesek statis dan percobaan kedua adalah
pengukuran koefisien gesek statis. Praktikum kali ini bertujuan untuk
menentukan koefisien gesek statis,koefisien gesek kinetis, dan percepatan
dari dua permukaan balok yang memiliki permukaan yang berbeda.
Berdasarkan pada percobaan menentukan koefisien gerak statis,
menunjukkan adanya pengaruh hukum I newton. Pada saat percobaan kita
ketahui bahwa tangan kita memberikan gaya pada balok dengan cara
menggeser penahan papan inklinasi supaya balok memulai gerakannya,
saat ini lah sebuah balok mempertahankan keadaan awalnya sebelum
beberapa saat kemudian balok tersebut akan meluncur. Lalu gesekan
antara balok dan papan inklinasi memberikan gaya yang disebut gaya
gesek untuk memperlambatnya. Mengapa demikian, karena arah gaya
gesek adalah berlawanan arah dengan arah gaya yang di berikan.
Saat menentukan koefisien gesek statis menggunakan struktur
permukaan balok yang berbeda yaitu, kasar dan halus. Perbedaan struktur
permukaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perubahan terhadap
besarnya nilai koefisien gesek statis. Dari hasil percobaan yang telah
dilakukan besarnya koefisien gesek statis yang paling besar terjadi pada
struktur permukaan balok yang kasar. Hal tersebut karena semakin
kasarnya suatu permukaan balok maka gaya gesek yang dialami akan
semakin besar. Semakin besarnya gaya gesek yang timbul maka koefisien
gesek statis otomatis akan semakin besar pula.
Pada percobaan menentukan koefisien gesek kinetis, menunjukan
adanya pengaruh hukum II newton. Hal itu terjadi saat balok yang bermasa
lebih kecil dilepas dari tangan kita dan dihitung menggunakan stopwatch
sampai balok terebut mengenai tangan sebagai pembatas. Saat itu tidak
hanya waktu yang didapatkan tetapi didapatkan pula percepatan.
Saat menentukan koefisien gerk kinetis juga menggunakan struktur
permukaan balok yang berbeda yaitu, kasar dan halus. Dari hasil
percobaan yang telah dilakukan besarnya koefisien gesek kinetis sama
seperti pada peercobaan menentukan koefisien terjadi pada struktur
permukaan balok yang kasar. Hal tersebut karena semakin kasarnya suatu
permukaan balok maka gaya gesek yang dialami akan semakin besar.
Semakin besarnya gaya gesek yang timbul maka koefisien gesek kinetis
otomatis akan semakin besar pula. Besarnya koefisien kinetis berbanding
lurus dengan tegangan tali dan berbanding terbalik dengan percepatannya.
Dalam percobaan kali ini ada kesalahan-kesalahan yang terjadi.
Seperti meluncurnya balok saat menentukan koefisien gesek statis yang
tidak konstan, dapat disebabkan oleh pemberian dorongan pada penahan
papan inklinasi besarnya tidak konstan dan penggunakan stopwatch pada
percobaan menentukan koefisien gesek kinetis terjadi beberapa
ketidakpasan.
5
Percepatan 0.45; 4.07
4
0.35; 3.62 0.4; 3.63
3 0.5; 2.83
2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Jarak
0.3; 5.21
5
4
Percepatan
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Jarak
Ditanya :
Jawab :
I. Kesimpulan
1. Hukum pertama menyatakan bahwa jika gaya total pada sebuah benda
adalah nol, benda yang tadinya berada dalam keadaan diam akan tetap
diam, dan benda yang bergerak akan tetap bergerak pada garis lurus
dengan kecepatan konstan.
Hukum kedua newton menyatakan bahwa percepatan benda
berbanding lurus dengan gaya total yang bekerja padanya, dan
berbanding tebalik dengan massanya.
Hukum ketiga newton menyatakan bahwa jika sebuah benda
memberikan gaya pada benda kedua, benda kedua tersebut selalu
memberikan gaya ke benda pertama yang besarnya sama tetapi
berlawanan arah.
2. Dapat menentukan koefisien gesek statis dan koefisien kinetis dengan
rumus :
( ( ))
K. Daftar pustaka
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga.