Article PDF
Article PDF
12
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
PENDAHULUAN merupakan komponen penting dalam
Dari hasil survei dan observasi lapangan perencanaan kota (perencanaan infrastruktur
ketika frekuensi hujan kurang dari satu jam di khususnya).
lokasi studi banyak terjadi genangan yang Analisa Hidrologi
muncul pada bebarapa titik, hal ini Untuk menyelesaikan persoalan drainase
dikarenakan air yang menggenang di jalan sangat berhubungan dengan aspek hidrologi
tidak dapat mengalir dengan baik menuju khususnya masalah hujan sebagai sumber air
saluran drainase eksisting. Kondisi fisik yang akan di alirkan pada sistem drainase dan
saluran eksisting di lokasi studi juga terdapat limpasan sebagai akibat tidak mampunyai
kerusakan-kerusakan pada dinding saluran. sistem drainase mengalirkan ke tempat
Selain saluran eksisting, di sekitar lokasi pembuangan akhir. Disain hidrologi diperlukan
studi juga tidak ditemukan adanya bangunan untuk mengetahui debit pengaliran.
penunjang seperti rumah pompa, berdasarkan Analisa Curah Hujan
pengamatan di lapangan rumah pompa air Untuk berbagai kepentingan
terdekat dan yang berhubungan dengan lokasi perancangan drainase tertentu data hujan yang
studi hanya rumah pompa air dupak bandarejo diperlukan tidak hanya data hujan harian,
yang berjarak 2,1 km, rumah pompa air asem tetapi juga distribusi jam jaman atau menitan.
jaya dengan jarak 2,15 km, dan rumah Dalam perencanaan saluran drainase periode
pompa air greges dengan jarak terjauh 3,73 ulang (return period) yang dipergunakan
km. Dimana bangunan tersebut dapat tergantung dari fungsi saluran serta daerah
dimanfaatkan ketika saluran drainase tangkapan hujan yang akan dikeringkan.
mengalami kelebihan debit Menurut pengalaman, penggunaan periode
Jika kondisi seperti ini dibiarkan berlarut ulang untuk perencanaan. Menurut Suripin
- larut, maka dengan intensitas hujan yang (2004: 27) metode perhitungan curah hujan
tinggi akan berpotensi meningkatkan rata-rata DAS poligon thiessen didasarkan
terjadinya genangan/banjir. Dapat dipastikan asumsi bahwa variansi hujan antara stasiun
permasalahan banjir kota Surabaya khususnya hujan yang satu dengan lainnya adalah linier
pada jalan Semarang tidak akan pernah selesai. dan stasiun hujannya dianggap linier, dengan
Dibutuhkan suatu penyelesaian untuk masalah persamaan sebagai berikut:
pengendalian banjir, dari fakta yang ada maka
perlu adanya analisis pada sistem drainase di
jalan Semarang. Dimana :
Tujuan Penelitian = Curah hujan rata-rata DAS(mm).
Mengevaluasi saluran drainase eksisting, = Luas pengaruh tiap stasiun (km).
mendapatkan data besarnya curah hujan,
= Curah hujan tiap stasiun (km)
mendapatkan dimensi saluran yang mampu
menampung debit air rencana dan = Banyaknya stasiun hujan.
penanggulanan permasalah genangan dan Pemilihan Jenis Sebaran
banjir di lokasi studi. Analisis frekuensi atas data hidrologi
Manfaat Penelitian menuntut syarat tertentu untuk data yang
Manfaat analisis ini untuk memberikan bersangkutan, yaitu harus seragam
sumbangan pengetahuan kepada masyarakat (homogeneous), independent dan mewakili
umum atau mahasiswa teknik sipil sendiri (representative). Syarat lain adalah bahwa data
sebagai referensi, serta kepada pihak dinas PU harus mewakili untuk perkiraan kejadian yang
sebagai alternative pananggulan masalah yang akan datang, misalnya tidak akan terjadi
timbul dan dapat digunakan sebagai referensi perubahan akibat ulah tangan manusia secara
untuk daerah lain yang mendapatkan masalah besar-besaran, tidak dibangun konstruksi yang
serupa. Mengurangi kerugian yang dialami mengganggu pengukuran, seperti bangunan
masyarakat Karena banjir yang terjadi serta sadap yang akan mengakibatkan perubahan
memberikan kenyamanan bagi pengguna tata guna tanah. Pengujian statistik dapat
sarana dan pra-sarana di jalan Semarang. dilakukan untuk masing-masing syarat
tersebut. Dalam perhitungan curah hujan
KAJIAN PUSTAKA rencana menurut metode Log Person tipe III
Drainase merupakan salah satu fasilitas mempunyai langkah-langkah perusmusan
dasar yang dirancang sebagai sistem guna sebagai berikut:
memenuhi kebutuhan masyarakat dan
13
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
1. Ubah data dalam bentuk kogaritmis, P = Probabilitas / peluang
X=Log X m = Nomor urut data yang sudah diurutkan
2. Hitung harga rata-rata : n = jumlah data
Intensitas Curah Hujan
Menurut Suripin (2004: 68) Apabila data
hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada
3. Hitung harga simapangan baku hanya data hujan harian, maka intensitas hujan
dapat dihitung dengan rumus Mononobe.
Intensitas hujan diperoleh dengan cara
melakukan analisis data hujan baik secara
statistik maupun secara empiris. Biasanya
4. Hitung koefisien kemencengan intensitas hujan dihubungkan dengan durasi
hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 30
menit, 60 menit dan jam- jaman. Persamaan
yang digunakan dalam menghitung intensitas
5. Hitung logritma hujan atau banjir dengan hujan adalah sebagai berikut:
periode T dengan rumus:
Uji kecocokan
Dimana :
Menurut Suripin (2004,57) diperlukan
= Intensitas hujan (mm/jam)
penguji parameter untuk menguji kecocokan
= Lamanya hujan (jam)
(the godness of fittest test) distribusi frekuensi
= Curah hujan maksimum (mm)
sampel data terhadap fungsi distribusi peluang
Analisa Debit Air hujan Rancangan
yang diperkirakan dapat menggambarkan atau
Menurut Suripin (2004: 79) Perencanaan
mewakili distribusi frekuensi tersebut.
debit rancangan untuk drainase perkotaan dan
Parameter yang digunakan adalah sebagai
jalan raya dihadapi dengan persoalan tidak
berikut :
tersedianya data aliran. Umumnya untuk
1. Uji Chi-Square
menentukan debit aliran akibat air hujan
Menurut Kusnan (2010:24) Uji chi-
diperoleh dari hubungan rasional antara air
square dipergunakan untuk mengetahui
hujan dengan limpasannya (Metode Rasional).
berapa jauh interdepensi antara satu variable
Persamaan rumus yang digunakan sebagai
atau lebih dengan variable lainnya dan
berikut:
kesesuaian antara frekuensi observasi
Qp = 0,278 . C . I . A
(pengamatan) pada variable tertentu dengan
Dengan:
frekuensi yang diperoleh berdasarkan terapan.
= Debit banjir maksimum (m/dtk)
Persamaan yang digunakan sebagai berikut:
= Koefisien aliran permukaan/pengaliran
= Intensitas hujan selama waktu
konsentrasi (mm/jam)
Dengan : = Luas daerah pengaliran (km)
= parameter chi-kuadrat terhitung Analisa DebitAir Buangan Domestik
G = jumlah sub kelompok Menurut Rendra Hurhuda (2013 : 36)
= jumlah nilai pengamatan pada Untuk memprakirakan jumlah air buangan
sub kelompok i domestik yang akan dibuang melalui saluran
= jumlah nilai teoritis pada sub kelompok i drainase, harus diketahui terlebih dahulu
2. Uji Kolmogrov-Smirnov jumlah kebutuhan air untuk setiap orang
Menurut Kusnan (2010:20) dalam teori perharinya yang merupakan indikasi utama
Kolmogrov Smirnov adalah untuk untuk menganalisa debit air buangan domestik
menentukan persamaan distribusi statistik, termasuk presentase yang hilang dalam
dalam sampel dan peluang dapat mewakili prosesnya. Persamaan rumus yang digunakan
untuk dianalisis, dalam uji kesesuaian sebagai berikut:
distribusi. Persamaan yang digunakan sebagai
berikut:
Qak total= Debit air kotor keseluruhab (m/dtk/km)
Dengan : Qak = Debit air kotor yabg ditinjau (m/dtk)
14
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
Pn = Jumlah Penduduk (jiwa) B = Lebar saluran (m)
2
Atotal = Luas total daerah (km ) h = Kedalaman saluran (m)
Aasal = Luas asal daerah yang ditinjau (km2) A = Luas Penampang (m2)
P = Keliling basah (m)
Analisa Debit Rencana R = Jari-jari hidrolis (m)
Untuk desain suatu saluran drainase di Vs = Kevepatan aliran (m/det)
perkotaan sebagai dasar analisa perhitungan Qs = Debit saluran (m3/det)
digunakan debit banjir rancangan drainase Perhitungan dimensi saluran didasarkan pada
yang merupakan jumlah dari debit air hujan debit harus ditampung oleh saluran (Qs dalam
dan debit dari air kotor (buangan domestik). m/det) lebih besar debit rencana yang
Sebagai analisa penjabaran di atas digunakan diakibatkan oleh hujan rencana (Qr dalam
rumus sebagai berikut: m/det) atau dengan kata lain Qs > Qr .
METODELOGI PENELITIAN
Dimana : Analisis perencanaan sistem drainase
= Debit banjir maksimum (m/dtk) meliputi rangkaian tahapan sebagai berikut :
= Debit air kotor (m/dtk) 1. Survey Lapangan
Analisa Hidrolika Peninjauan langsung ke lapangang dengan
Zat cair dapat diangkut dari suatu tempat tujuan mengetahui kondisi terkini daerah studi,
lain melalui bangunan pembawa alamiah yang meliputi antara lain:
maupun buatan manusia. Bangunan pembawa a. Mengetahui lingkungan sekitar objek
ini dapat terbuka maupun tertutup bagian studi.
atasnya. Saluran yang tertutup bagian atasnya b. Mengetahui aktifitas yang berlangsung.
disebut saluran tertutup (closed conduits), c. Mengetahui fakta-fakta terbaru yang
sedangkan yang terbuka bagian atasnya berada di lapangan.
disebut saluran terbuka (open channels). 2. Pengumpulan data primer
Pada sistem pengaliran melalui saluran Data primer merupakan data yang diperoleh
terbuka terdapat permukaan air yang bebas langsung di lapangan dengan cara sebagai
(free surface) di mana permukaan bebas ini berikut :
dipengaruhi oleh tekanan udara luar secara a. Mengetahui lokasi stasiun pencatat curah
langsung, saluran terbuka umumnya hujan.
digunakan pada lahan yang masih b. Mengetahui lokasi rumah pompa sekitar
memungkinkan (luas), lalu lintas pejalan daerah penelitian.
kakinya relatif jarang, beban kiri dan kanan c. Mengetahui kondisi daerah studi seperti
saluran relatif ringan. letak genangan, ketinggian genangan, dan
Berdasarkan bentuk penampang yang lama genangan.
terdiri dari berbagai macam bentuk terdapat d. Mengetahui saluran eksisting serta
saluran dengan bentuk yang paling ekonomis, kondisi fisik saluran.
bentuk saluran yang paling ekonomis untuk e. Mengetahui sistem jaringan drainase yang
penampang berbentuk Persegi. dilengkapi dengan arah aliran air.
3. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait
setempat dan jaringan internet yang berkenan
langsung dengan studi ini :
Kumpulan studi-studi terkait
a. Citra satelit yang memvisualisasikan
daerah penelitian
Gambar 1. Penampang persegi b. Data curah hujan harian dalam kala 10
Dengan persamaan rumus sebagai berikut : tahun dari stasiun pencatat curah hujan
A = B.h Simo, Gubeng, dan Perak yang digunakan
P = B+2h oleh Dinas PU Pengairan.
R =A/P c. Data rumah pompa air Asem Jaya, Dupak
Vs = . R2/3 . S1/2 Bandarejo, dan Greges.
Qs = A.Vs d. Peta Surabaya Drainage Master Plan dari
Dengan: dinas PU Cipta Karya
e. Peta tata guna lahan daerah lokasi studi.
15
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
f. Peraturan daerah kota Surabaya yang 101,316 mm, dan dari hasil perhitungan
berkaitan dengan studi. poligon thiessen sebesar 103,91 mm.
g. Data kependudukan lokasi studi. Hasil analisa hujan rancangan
Kerangka konsep dalam proses analisi menggunakan metode Log Pearson tipe III
disajikan dalam gambar 2 sebagai berikut : untuk kala ulang 2, 5, dan 10 tahunan disajikan
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Triatmodjo. 2008. Hidrologi Terapan.
D.I. Yogyakarta: Beta Offset.
Bulqis. 2011. Tinjauan perencanaan Teknis
Drainase pada Jalan Tanjung Batu-
Yamaker Kabupaten Nunukan. Majalah
Ilmiah Al-Jibra. ISSN 1411-7797. Vol.12
(41): hal. 1-8.
BPS Kota Surabaya. 2013. Surabaya dalam
Angka 2013. Surabaya.
Diah Ayu Kusumadewi. 2012. Arahan Spesial
Teknologi Drainase untuk Mereduksi
Genangan di sub Daerah Aliran Sungai
Watu Bagian Hilir. Jurnal Teknik
Pengairan. Vol. 3 (2): hal. 258-276.
Kusnan. 2009. Statistik Keairan. Surabaya:
Unesa.
Kusnan, 2010. Dasar-Dasar Hidrologi I dan
Drainase. Surabaya: Unesa.
Kusnan, 2013. Drainase Perkotaan Kampus.
Surabaya: Unesa.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang
Berkelanjutan. D.I. Yogyakarta: Andi
Offset.
Dinas Tata Ruang Kota Surabaya. 2010.
Peraturan Daerah tentang Tata Ruang
Wilayah Kota Surabaya Tahun 2010-2030.
Surabaya.
BAPPEKO Surabaya. 2012. Surabaya Drainage
Master Plan 2010. Surabaya.
Hari Giovan Pania. 2013. Perencanaan Sistem
Drainase Kawasan Kampus Universitas
19