Anda di halaman 1dari 8

Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19

ANALISIS PENANGGULANGAN BANJIR PADA SISTEM DRAINASE


DI JALAN SEMARANG KECAMATAN BUBUTAN
KOTA SURABAYA-JAWA TIMUR
ANALYSIS OF FLOOD MANAGEMENT IN DRAINAGE SYSTEM
AT JALAN SEMARANG DISTRICT BUBUTAN
CITY OF SURABAYA EAST JAVA
Billy Laula M* dan Djoni Irianto**
Prodi Pendidikan Teknik Bangunan, Teknik Sipil FT-Universitas Negeri Surabaya
Koresponden : *e-mail : gybill@ymail.com
**e-mail : ryanozimo@yahoo.com
Abstrak. Jalan Semarang merupakan salah satu ruas jalan di kota Surabaya dengan tingkat
aktifitas yang tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi di lapangan sering didapati
genangan bahkan banjir ketika musim penghujan, hal ini disebabkan kondisi sistem drainase eksisting
tidak berfungsi secara maksimal. Setelah dilakukan analisis, disusun rencana sistem jaringan yang
memadai, dengan tolak ukur dari kondisi eksisting dan permasalahan lokasi studi. Dan dari
permasalahan di lokasi serta fakta diatas dilakukan tinjauan terhadap masalah genangan dan banjir di
kawasan jalan Semarang.
Metode analisis yang diterapkan pada studi ini meliputi analisis hidrologi yang bertujuan untuk
menghitung debit rancangan dengan menggunakan metode rasional dan analisis hidrolika untuk
menghitung kapasitas debit saluran eksisting dan saluran hasil normalisasi pada jalan Semarang. Hasil
yang harus dicapai dalam studi kali ini adalah (Qr >Qs) dimana untuk menekan seminimal mungkin
terjadinya genangan dan banjir yang menjadi sumber permasalahan.
Berdasarkan hasil analisa saluran eksisting. Keseluruhan mulai dari hulu sampai dengan hilir
saluran perlu dilakukan normalisasi. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa permasalah yang
timbul terjadi karena tidak homogennya saluran eksisting serta kapasitas saluran yang kurang
memadai, dimana debit yang harus ditampung besar. Dari hasil normalisasi diperoleh dengan nilai
debit saluran terbesar (Q) yaitu 2,436 m3/det, dimensi penampang berbentuk saluran pre-cast persegi
(U-ditch) dengan nilai lebar (B) 1,50 meter dan kedalaman saluran 1,50 meter pada saluran jalan
semarang terhitung mulai dari hulu sampai dengan hilir.
Kata Kunci : Genangan, Banjir, Eksisting, Debit Rancangan
Abstract. Jalan Semarang is one of the streets in the city of Surabaya with high activity levels.
Based on observation in the field are often found puddles and even flood when the wet season. This is
caused the condition of existing drainage system is not functioning optimally. After analyzing, planned
the system an adequate network, with references from exesting conditions and problems of study
locations. And of the problem at the site as well as the factc on the top conducted a review of puddles and
flooding problems in the area of jalan Semarang.
The method of analysis used in this study include hydrologic analysis which aims to calculate the
design a debit using the rational method and hydraulics analysis to calculate the discharge capacity of
the existing channel and channel normalization results in jalan Semarang. Results that must be achieved
in the present study is (Qr >Qs) to reduce to a minimum the occurrence of puddle and flooding are
became a source.
Based on the analysis results, from the existing channel. Overall starting from the upstream to the
downstream channel normalization needs to be done. The analysis conducted showed that problems
incurred happened because not homogeneous existing channel and inadequate channel capacity, where a
debit is must be accommodated huge. Normalization of the results obtained with the largest value of a
debit channel (Q) is 2,436 m3/sec, cross-sectional dimensions of the pre-cast channel shaped square (U-
ditch) with width (B) 1,50 meters and a channel depth of 1.50 meters on channel at jalan Semarang
starting from the upstream to the downstream.
Keywords : Puddle, Flood, Existing, Debit Plan

12
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
PENDAHULUAN merupakan komponen penting dalam
Dari hasil survei dan observasi lapangan perencanaan kota (perencanaan infrastruktur
ketika frekuensi hujan kurang dari satu jam di khususnya).
lokasi studi banyak terjadi genangan yang Analisa Hidrologi
muncul pada bebarapa titik, hal ini Untuk menyelesaikan persoalan drainase
dikarenakan air yang menggenang di jalan sangat berhubungan dengan aspek hidrologi
tidak dapat mengalir dengan baik menuju khususnya masalah hujan sebagai sumber air
saluran drainase eksisting. Kondisi fisik yang akan di alirkan pada sistem drainase dan
saluran eksisting di lokasi studi juga terdapat limpasan sebagai akibat tidak mampunyai
kerusakan-kerusakan pada dinding saluran. sistem drainase mengalirkan ke tempat
Selain saluran eksisting, di sekitar lokasi pembuangan akhir. Disain hidrologi diperlukan
studi juga tidak ditemukan adanya bangunan untuk mengetahui debit pengaliran.
penunjang seperti rumah pompa, berdasarkan Analisa Curah Hujan
pengamatan di lapangan rumah pompa air Untuk berbagai kepentingan
terdekat dan yang berhubungan dengan lokasi perancangan drainase tertentu data hujan yang
studi hanya rumah pompa air dupak bandarejo diperlukan tidak hanya data hujan harian,
yang berjarak 2,1 km, rumah pompa air asem tetapi juga distribusi jam jaman atau menitan.
jaya dengan jarak 2,15 km, dan rumah Dalam perencanaan saluran drainase periode
pompa air greges dengan jarak terjauh 3,73 ulang (return period) yang dipergunakan
km. Dimana bangunan tersebut dapat tergantung dari fungsi saluran serta daerah
dimanfaatkan ketika saluran drainase tangkapan hujan yang akan dikeringkan.
mengalami kelebihan debit Menurut pengalaman, penggunaan periode
Jika kondisi seperti ini dibiarkan berlarut ulang untuk perencanaan. Menurut Suripin
- larut, maka dengan intensitas hujan yang (2004: 27) metode perhitungan curah hujan
tinggi akan berpotensi meningkatkan rata-rata DAS poligon thiessen didasarkan
terjadinya genangan/banjir. Dapat dipastikan asumsi bahwa variansi hujan antara stasiun
permasalahan banjir kota Surabaya khususnya hujan yang satu dengan lainnya adalah linier
pada jalan Semarang tidak akan pernah selesai. dan stasiun hujannya dianggap linier, dengan
Dibutuhkan suatu penyelesaian untuk masalah persamaan sebagai berikut:
pengendalian banjir, dari fakta yang ada maka
perlu adanya analisis pada sistem drainase di
jalan Semarang. Dimana :
Tujuan Penelitian = Curah hujan rata-rata DAS(mm).
Mengevaluasi saluran drainase eksisting, = Luas pengaruh tiap stasiun (km).
mendapatkan data besarnya curah hujan,
= Curah hujan tiap stasiun (km)
mendapatkan dimensi saluran yang mampu
menampung debit air rencana dan = Banyaknya stasiun hujan.
penanggulanan permasalah genangan dan Pemilihan Jenis Sebaran
banjir di lokasi studi. Analisis frekuensi atas data hidrologi
Manfaat Penelitian menuntut syarat tertentu untuk data yang
Manfaat analisis ini untuk memberikan bersangkutan, yaitu harus seragam
sumbangan pengetahuan kepada masyarakat (homogeneous), independent dan mewakili
umum atau mahasiswa teknik sipil sendiri (representative). Syarat lain adalah bahwa data
sebagai referensi, serta kepada pihak dinas PU harus mewakili untuk perkiraan kejadian yang
sebagai alternative pananggulan masalah yang akan datang, misalnya tidak akan terjadi
timbul dan dapat digunakan sebagai referensi perubahan akibat ulah tangan manusia secara
untuk daerah lain yang mendapatkan masalah besar-besaran, tidak dibangun konstruksi yang
serupa. Mengurangi kerugian yang dialami mengganggu pengukuran, seperti bangunan
masyarakat Karena banjir yang terjadi serta sadap yang akan mengakibatkan perubahan
memberikan kenyamanan bagi pengguna tata guna tanah. Pengujian statistik dapat
sarana dan pra-sarana di jalan Semarang. dilakukan untuk masing-masing syarat
tersebut. Dalam perhitungan curah hujan
KAJIAN PUSTAKA rencana menurut metode Log Person tipe III
Drainase merupakan salah satu fasilitas mempunyai langkah-langkah perusmusan
dasar yang dirancang sebagai sistem guna sebagai berikut:
memenuhi kebutuhan masyarakat dan
13
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
1. Ubah data dalam bentuk kogaritmis, P = Probabilitas / peluang
X=Log X m = Nomor urut data yang sudah diurutkan
2. Hitung harga rata-rata : n = jumlah data
Intensitas Curah Hujan
Menurut Suripin (2004: 68) Apabila data
hujan jangka pendek tidak tersedia, yang ada
3. Hitung harga simapangan baku hanya data hujan harian, maka intensitas hujan
dapat dihitung dengan rumus Mononobe.
Intensitas hujan diperoleh dengan cara
melakukan analisis data hujan baik secara
statistik maupun secara empiris. Biasanya
4. Hitung koefisien kemencengan intensitas hujan dihubungkan dengan durasi
hujan jangka pendek misalnya 5 menit, 30
menit, 60 menit dan jam- jaman. Persamaan
yang digunakan dalam menghitung intensitas
5. Hitung logritma hujan atau banjir dengan hujan adalah sebagai berikut:
periode T dengan rumus:

Uji kecocokan
Dimana :
Menurut Suripin (2004,57) diperlukan
= Intensitas hujan (mm/jam)
penguji parameter untuk menguji kecocokan
= Lamanya hujan (jam)
(the godness of fittest test) distribusi frekuensi
= Curah hujan maksimum (mm)
sampel data terhadap fungsi distribusi peluang
Analisa Debit Air hujan Rancangan
yang diperkirakan dapat menggambarkan atau
Menurut Suripin (2004: 79) Perencanaan
mewakili distribusi frekuensi tersebut.
debit rancangan untuk drainase perkotaan dan
Parameter yang digunakan adalah sebagai
jalan raya dihadapi dengan persoalan tidak
berikut :
tersedianya data aliran. Umumnya untuk
1. Uji Chi-Square
menentukan debit aliran akibat air hujan
Menurut Kusnan (2010:24) Uji chi-
diperoleh dari hubungan rasional antara air
square dipergunakan untuk mengetahui
hujan dengan limpasannya (Metode Rasional).
berapa jauh interdepensi antara satu variable
Persamaan rumus yang digunakan sebagai
atau lebih dengan variable lainnya dan
berikut:
kesesuaian antara frekuensi observasi
Qp = 0,278 . C . I . A
(pengamatan) pada variable tertentu dengan
Dengan:
frekuensi yang diperoleh berdasarkan terapan.
= Debit banjir maksimum (m/dtk)
Persamaan yang digunakan sebagai berikut:
= Koefisien aliran permukaan/pengaliran
= Intensitas hujan selama waktu
konsentrasi (mm/jam)
Dengan : = Luas daerah pengaliran (km)
= parameter chi-kuadrat terhitung Analisa DebitAir Buangan Domestik
G = jumlah sub kelompok Menurut Rendra Hurhuda (2013 : 36)
= jumlah nilai pengamatan pada Untuk memprakirakan jumlah air buangan
sub kelompok i domestik yang akan dibuang melalui saluran
= jumlah nilai teoritis pada sub kelompok i drainase, harus diketahui terlebih dahulu
2. Uji Kolmogrov-Smirnov jumlah kebutuhan air untuk setiap orang
Menurut Kusnan (2010:20) dalam teori perharinya yang merupakan indikasi utama
Kolmogrov Smirnov adalah untuk untuk menganalisa debit air buangan domestik
menentukan persamaan distribusi statistik, termasuk presentase yang hilang dalam
dalam sampel dan peluang dapat mewakili prosesnya. Persamaan rumus yang digunakan
untuk dianalisis, dalam uji kesesuaian sebagai berikut:
distribusi. Persamaan yang digunakan sebagai
berikut:
Qak total= Debit air kotor keseluruhab (m/dtk/km)
Dengan : Qak = Debit air kotor yabg ditinjau (m/dtk)
14
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
Pn = Jumlah Penduduk (jiwa) B = Lebar saluran (m)
2
Atotal = Luas total daerah (km ) h = Kedalaman saluran (m)
Aasal = Luas asal daerah yang ditinjau (km2) A = Luas Penampang (m2)
P = Keliling basah (m)
Analisa Debit Rencana R = Jari-jari hidrolis (m)
Untuk desain suatu saluran drainase di Vs = Kevepatan aliran (m/det)
perkotaan sebagai dasar analisa perhitungan Qs = Debit saluran (m3/det)
digunakan debit banjir rancangan drainase Perhitungan dimensi saluran didasarkan pada
yang merupakan jumlah dari debit air hujan debit harus ditampung oleh saluran (Qs dalam
dan debit dari air kotor (buangan domestik). m/det) lebih besar debit rencana yang
Sebagai analisa penjabaran di atas digunakan diakibatkan oleh hujan rencana (Qr dalam
rumus sebagai berikut: m/det) atau dengan kata lain Qs > Qr .

METODELOGI PENELITIAN
Dimana : Analisis perencanaan sistem drainase
= Debit banjir maksimum (m/dtk) meliputi rangkaian tahapan sebagai berikut :
= Debit air kotor (m/dtk) 1. Survey Lapangan
Analisa Hidrolika Peninjauan langsung ke lapangang dengan
Zat cair dapat diangkut dari suatu tempat tujuan mengetahui kondisi terkini daerah studi,
lain melalui bangunan pembawa alamiah yang meliputi antara lain:
maupun buatan manusia. Bangunan pembawa a. Mengetahui lingkungan sekitar objek
ini dapat terbuka maupun tertutup bagian studi.
atasnya. Saluran yang tertutup bagian atasnya b. Mengetahui aktifitas yang berlangsung.
disebut saluran tertutup (closed conduits), c. Mengetahui fakta-fakta terbaru yang
sedangkan yang terbuka bagian atasnya berada di lapangan.
disebut saluran terbuka (open channels). 2. Pengumpulan data primer
Pada sistem pengaliran melalui saluran Data primer merupakan data yang diperoleh
terbuka terdapat permukaan air yang bebas langsung di lapangan dengan cara sebagai
(free surface) di mana permukaan bebas ini berikut :
dipengaruhi oleh tekanan udara luar secara a. Mengetahui lokasi stasiun pencatat curah
langsung, saluran terbuka umumnya hujan.
digunakan pada lahan yang masih b. Mengetahui lokasi rumah pompa sekitar
memungkinkan (luas), lalu lintas pejalan daerah penelitian.
kakinya relatif jarang, beban kiri dan kanan c. Mengetahui kondisi daerah studi seperti
saluran relatif ringan. letak genangan, ketinggian genangan, dan
Berdasarkan bentuk penampang yang lama genangan.
terdiri dari berbagai macam bentuk terdapat d. Mengetahui saluran eksisting serta
saluran dengan bentuk yang paling ekonomis, kondisi fisik saluran.
bentuk saluran yang paling ekonomis untuk e. Mengetahui sistem jaringan drainase yang
penampang berbentuk Persegi. dilengkapi dengan arah aliran air.
3. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi terkait
setempat dan jaringan internet yang berkenan
langsung dengan studi ini :
Kumpulan studi-studi terkait
a. Citra satelit yang memvisualisasikan
daerah penelitian
Gambar 1. Penampang persegi b. Data curah hujan harian dalam kala 10
Dengan persamaan rumus sebagai berikut : tahun dari stasiun pencatat curah hujan
A = B.h Simo, Gubeng, dan Perak yang digunakan
P = B+2h oleh Dinas PU Pengairan.
R =A/P c. Data rumah pompa air Asem Jaya, Dupak
Vs = . R2/3 . S1/2 Bandarejo, dan Greges.
Qs = A.Vs d. Peta Surabaya Drainage Master Plan dari
Dengan: dinas PU Cipta Karya
e. Peta tata guna lahan daerah lokasi studi.
15
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
f. Peraturan daerah kota Surabaya yang 101,316 mm, dan dari hasil perhitungan
berkaitan dengan studi. poligon thiessen sebesar 103,91 mm.
g. Data kependudukan lokasi studi. Hasil analisa hujan rancangan
Kerangka konsep dalam proses analisi menggunakan metode Log Pearson tipe III
disajikan dalam gambar 2 sebagai berikut : untuk kala ulang 2, 5, dan 10 tahunan disajikan
sebagai berikut:

Tabel 2. Analisa Hujan rata-rata


Log Pearson tipe III

(Sumber: Hasil Perhitungan)

Tabel 2. Hasil analisa hujan rancangan


Metode Log Pearson tipe III

(Sumber: Hasil Perhitungan)


Gambar 2. Kerangka konsep penelitian
Uji kesesuaian dengan uji chi-square
disajikan dalam tabel sebagai berikut :
HASIL DAN ANALISIS
Berdasarkan hasil rekapitulasi data Tabel 3. Perhitungan X2hit parameter Uji
curah hujan didapatkan data seperti pada tabel Chi-Square
1 sebagai berikut:

Tabel 1. Rekapitulasi data curah harjan

(Sumber: Hasil Perhitungan)


Menghitung derajat kebebasan (Dk)
menurut suripin (2004, 58) nilai R ditetapkan =
2 untuk distribusi normal dan bionormal.
Dk =GR1
=521=2
Nilai X2cr didapatkan dari nilai Dk dan
(Sumber : Dinas Pu Pengairan Jawa Timur)
nilai probabilitas, nilai X2cr diambil dari tabel
Berdasarkan parameter yang ada metode
chi-square, harga kritis X2cr untuk distribusi
yang memenuhi syarat adalah metode
frekuensi chi-square dengan Dk = 2, dan
aritmatik dan poligon thiessen. Busar curah
probabilitas 5%. Didapatkan nilai X2cr = 5,991.
hujan rata-rata dari metode aritmatik adalah
16
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
Dimana Xhit = 5, maka dapat disimpulkan Xhit < X2cr (diterima).

Tabel 4. Perhitungan uji Smirnov-Kologrov

(Sumber: Hasil Perhitungan)

Uji kesesuaian dengan uji Smirnov- Kurangnya perhatian terhadap operasi


Kolmogrov disajikan dalam tabel 4. Seperti di dan pemeliharaan prasana dan sarana drainase
atas, dimana diketahui Jumlah N = 10, yang kurang dapat menimbulkan kemungkinan
probabilitas =5%, nilai D0 = 0,41. Sehingga terjadinya permasalahan yang timbul, serta
dapat disimpulkan Dmax < D0 = 0,2020 < 0,41 masih terbatasnya kemampuan masyarakat
(diterima) dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya,
Hasil Analisa Saluran Eksisting kesadaran akan lingkungan. Dalam kata lain
Dari hasil analisa saluran eksisting (10 masyarakat yang berada dilokasi lebih
tahunan) didapatkan hasil sebagai berikut : berfokus pada kebutuhan pribadi dimana
mencakup materi dan pangan terlebih dahulu
Tabel 5. Rekapitulasi analisa saluran eksisting dibandingkan dengan kebutuhan lainnya
(10 tahunan) Upaya Penanganan
Qtotal
Kapasitas Upaya untuk penanggulangan
Eksisting permasalahan yang diambil berdasarkan
Kode Sal. Qah+Qak Analisa
Q tinjauan teknis dan aspek non struktural,
(m3/det)
(m3/det) diantaranya sebagai berikut:
1.A 0,726724232 2,436 aman 1. Kriteria saluran drainase harusnya
1.B 0,744091435 0,318 meluap
dibuat homogen, dalam artian dimensi
2.C 0,912183550 2,046 aman
saluran minimal mempunyai dimensi
2.D 0,644630826 0,219 meluap
2.E 0,770115660 0,437 meluap
yang sama terhitung mulai dari hulu
2.F 0,749365552 0,694 meluap sampai dengan hilir.
(Sumber: Hasil Perhitungan) 2. Kegiatan pelaksanaan pembangunan,
Berdasarkan hasil analisa di atas dimana berpedoman pada Peraturan Daerah
yang digunakan adalah prediksi terbesar yaitu yang berlaku pada daerah studi.
debit rancangan kala ulang 10 tahunan, 3. Pemantapan undang-undang untuk
didapatkan bahwa besar nilai debit rancangan persampahan, persil, perdagangan, dan
kecil, meskipun terdapat saluran dengan masterplan drainage.
kapasitas saluran (Qs) yang lebih kecil 4. Pemantapan organisasi pengelola yang
daripada debit rancangan (Qr), seharusnya ada secara berkesinambungan.
dengan nilai sebesar itu kemungkinan 5. Peningkatan peran serta masyarakat
timbulnya banjir dan genangan sangatlah kecil. dan swasta di sekitar lokasi dalam
Berdasarkan latar belakang lokasi bisa penanganan drainase.
dikatakan jika saluran drainase eksisting tidak Mengacu pada beberapa point diatas
terlalu memberikan peluang untuk maka diambil tindakan normalisasi saluran
menyebabkan terjadinya permasalahan bajir, guna untuk memenuhi kriteria teknis yang ada.
jadi untuk mendeteksi sumber permasalahan Normalisasi yang dilakukan mengacu
yang timbul maka dilakukan pengamatan kepada Perda yang berlaku antara lain:
terhadap aspek-aspek penunjang seperti 1. Peraturan Daerah tentang Tata Ruang
ekonomi serta sosial di lokasi. Wilayah Kota Surabaya Tahun 2010-2030
Pasal 1.25
17
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
2. Peraturan Daerah tentang Tata Ruang yang menyebabkan tidak optimalnya
Wilayah Kota Surabaya Tahun 2010-2030 kinerja saluran, yang menyebabkan
Pasal 74 timulnya genangan dan banjir, ditambah
3. Peraturan Daerah tentang Tata Ruang lagi penambahan jumlah penduduk di
Wilayah Kota Surabaya Tahun 2010-2030 sekitar lokasi studi dan bertambahnya
Pasal 78 ayat 4 aktifitas yang dilakukan.
Dengan berpedoman pada perda yang 3. Kurangnya kesadaran akan pemeliharaan
berlaku dan dengan memanfaat ruang ada pada prasarana (saluran drainase) oleh
lokasi studi didapatkan hasil saluran masyarakat serta pihak swasta
normalisasi seperti gambar 3 sebagai berikut: menyebabkan timbulnya pemasalahan
banjir dan genangan timbul, terlebih
1720 dengan lebih berfokus pada kebutuhan
116
pribadi masing-masing yang mencakup
materi dan pangan sehingga mengabaikkan
aspek penunjaang usaha seperti saluran
150 drainase yang ada.
4. Tindakan normalisasi dilakukan guna
untuk memenuhi kriteria teknis, dimana
seharusnya dimensi saluran dari hulu
sampai hilir harus homogen, digunakan
1350 1635 saluran pre-cast karena untuk tahap
pemeliharan lebih dimudahkan serta
efisiensi lahan yang tersedia di lokasi studi.
5. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi
genangan dan banjir di jalan Semarang
adalah normalisasi, pemantapan undang-
1500 undang yang menunjang, dan peningkatan
1720 peran serta masyarakat dan swasta dalam
penanganan drainase. Pengambilan
Gambar 3. Dimensi penampang saluran tindakan membuat sudetan dan
normalisasi menggunakan rumah pompa tidak
dilakukan karena meninjau dari hasil
Dimana saluran normalisasi dirancang analisis dapat disimpulkan bahwa
menjadi suatu saluran yang homogen sehingga permasalahan dasar bukan pada segi teknis
dapa memaksimalkan kinerja saluran itu melainkan dari segi manusia yang tinggal di
sendiri. Dari hasil perhitungan didapatkan sekitar lokasi studi.
kapasitas maksimum saluran normalisasi
sebesar 2,148 m3/det dengan debit limpasan SARAN
terbesar sebesar 0,840855264 m3/det Berdasarkan hasil pembahasan di atas,
Sehingga apabila ditinjau dari ketentuan maka diberikan beberapa saran untuk
yang ditetapkan jika Qs > Qr, hasil dari permasalahan banjir dan genangan di jalan
normalisasi sudah dapat dinyatakan memenuhi Semarang
persyaratan. 1. Pemantapan undang-undang yang
mengatur tentang kegiatan yang
berlangsung di bahu jalan, dimana
SIMPULAN berfungsi untuk mengurangi kemungkinan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas, terjadinya permasalahan pada saluran
dapat disimpulakan sebagai berikut: drainase yang berada di bahu jalan.
1. Berdasarkan hasil perhitungan pada bab IV 2. Tindakan tegas dari pemerintah kota
terdapat 4 (1B, 2D, 2E, dan 2F) dari 7 jenis kepada pelanggaran-pelanggaran yang
saluran yang tidak mampu menampung dilakukan, apalagi untuk kegiatan yang
kapasitas debit rancangan Qs < Qr. menguntungkan pribadi atau golongan
2. Didapatkan besar nilai limbah buangan yang memanfaatkan serta mengorbakan
domestik sebesar 0,000682856 m3/detik, sarana dan prasana yang ada.
dan mal-fungsi pada saluran eksisting serta 3. Pembentukan organisasi pengelola yang
kerusakan pada beberapa titik saluran berkesinambungan, yang difokuskan untuk
18
Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 1/rekat/14 (2014), 12 - 19
penanganan sarana dan prasana umum, Sam Ratulangi. Jurnal Sipil Statik. Vol.1
dalam hal ini saluran drainase yang perlu (3): hal. 164-170.
dilakukan pengawasan yang berkala dan Surabaya pos . 2013. Hujan di awal tahun,
terus menerus. (Online), (http://www.surabayapost.
4. Segala bentuk pembangunan dimana yang co.id/?mnu=berita&act=view&id=f425e9
melibatkan sarana dan prasarana umum 0a583559a656321c56bee7b2d9&jenis=c
ada baiknya harus berpedoman dengan 81e728d9d4c2f636f067f89cc14862c,
Peraturan Daerah yang berlaku, sehingga diakses 27 Mei 2013).
tidak menimbulkan permasalahan di Gunadarma______. 1997. Drainase Perkotaan.
kemudian hari. Jakarta: Gunadarma.
5. Dalam perencanaan saluran seharusnya Nurhayati Aritonang. 2013. Bahan Ajar
dimensi penampang saluran dibuat Hidrologi Teknik. Surabaya: Unesa.
homogen, terlagi untuk daerah perkotaan. Rendra Nurhuda. 2013. Penanggulangan
Dimana dengan dimensi yang konstan Masalah Banjir di Kecamatan Kota
pergerakan air di dalam saluran tidak Bojonegoro. Surabaya: Unesa.
terhambat, dan untuk perawatan lebih Tim Penyusun. 20014. Pedoman Penulisan
dimudahkan. Skripsi Program Sarjana Strata Satu (S-1).
6. Peningkatan peran serta masyarakat dan Surabaya: University Press.
swasta dalam pemeliharaan, dan ikut serta Wesli. 2008. Drainase Perkotaan. D.I.
mengawasi kegiatan bahkan gejala-gejala Yogyakarta: Graha Ilmu.
yang timbul sehingga pemerintah kota
dapat melakukan pencegahan sebelum
timbulnya permasalahan.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang Triatmodjo. 2008. Hidrologi Terapan.
D.I. Yogyakarta: Beta Offset.
Bulqis. 2011. Tinjauan perencanaan Teknis
Drainase pada Jalan Tanjung Batu-
Yamaker Kabupaten Nunukan. Majalah
Ilmiah Al-Jibra. ISSN 1411-7797. Vol.12
(41): hal. 1-8.
BPS Kota Surabaya. 2013. Surabaya dalam
Angka 2013. Surabaya.
Diah Ayu Kusumadewi. 2012. Arahan Spesial
Teknologi Drainase untuk Mereduksi
Genangan di sub Daerah Aliran Sungai
Watu Bagian Hilir. Jurnal Teknik
Pengairan. Vol. 3 (2): hal. 258-276.
Kusnan. 2009. Statistik Keairan. Surabaya:
Unesa.
Kusnan, 2010. Dasar-Dasar Hidrologi I dan
Drainase. Surabaya: Unesa.
Kusnan, 2013. Drainase Perkotaan Kampus.
Surabaya: Unesa.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang
Berkelanjutan. D.I. Yogyakarta: Andi
Offset.
Dinas Tata Ruang Kota Surabaya. 2010.
Peraturan Daerah tentang Tata Ruang
Wilayah Kota Surabaya Tahun 2010-2030.
Surabaya.
BAPPEKO Surabaya. 2012. Surabaya Drainage
Master Plan 2010. Surabaya.
Hari Giovan Pania. 2013. Perencanaan Sistem
Drainase Kawasan Kampus Universitas
19

Anda mungkin juga menyukai