Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Dinamika Pertanian Volume XXVIII Nomor 2 Agustus 2013 (141 - 152) ISSN 0215-2525

BENGKEL MESIN KAPAL PERIKANAN DI DUMAI

Fishing Boat Engine Workshop in Dumai City

Muchtar Ahmad
Laboratorium Kapal Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Riau, Pekanbaru.

ABSTRACT
Based on a survey on three boat engine workshops in Dumai, the state of small scale workshop
was reported. The perspective technology, human capital, problem, and development are analyzed in
order to address the problem and to promote the workshop. Actually the manager of fishing
boat engine workshop is quite simple in term of technological and managerial knowledge; as they
have been adopted from long experience working in the engine workshop somewhere or in the family
own. The number of fishing boat engine workshop in Dumai City is not match enough to serve more
than 300 hundreds small fishing boats with engine. The workshop serves to install of engine on the
boat, to fix out of order engine and to serve regularly engine services. The technicians were none
from engineering or mechanical vocational school, even though some of them were graduant of
senior high school. As the workshop business is profitable, labor intensive and badly demanded, but
the competency in workshop technology and management are limited and need of further
improvement. Especially in the field of mechanical and fishing boat engine skill proficiency as well
as basic and practical mechanical engineering knowledge improvement. Therefore a crash program
in the vocational school and curriculum review of professional program in mechanical engineering
are necessary to fulfill the badly need fishing boat engineers or technicians as well as engine
workshop managers in the coastal region.
Keywords: Operation system, Technician, Technology, Workshop development, Workshop manager

ABSTRAK
Berdasarkan gsurvei terhadap tiga bengkel kapal perikanan di Dumai, dilaporkan keadaan
bengkel mesin kapal perikanan skala kecil. Keadaan modal manusia, teknologi dan pengelolaannya
dianalisis dalam kerangka hendak memajukan bengkel itu. Bengkel mesin kapal perikanan di Dumai
agak sederhana operasi maupun pengelolaannya. Jumlahnya amat sedikit dibandingkan jumlah kapal
perikanan ukuran kecil (> 5 GT) yang memakai mesin dalam maupun luar, yang lebih 300 kapal.
Hal in erat kaitannya dengan pengetahuan teknologi pengelola maupun pengelolaannya yang
sederhana. Teknologi dan pengelolaan bengkel mesin kapal itu diperoleh dari pengalaman yang
cukup lama bekerja pada bagian mesin atau bengkel mesin otomatif. Bengkel mesin kapal ini
beroperasi dengan kegiatan utama memperbaiki mesin kapal, melayani secara berkala (service),
penggantian suku-cadang dan mampu memasang mesin pada tubuh kapa baru. Para teknisi maupun
pemilik bengkel bukanlah keluaran pendidikan atau latihan mengenai mesin. Tidak ada di antara
mereka yang menamatkan sekolah kejuruan dalam bidang mesin, tetapi benyak di antara mereka
menamatkan sekolah menengah umum (SMP atau SMA) saja. Oleh karena usaha bengkel mesin itu
menguntungkan dan banyak membutuhkan teknisi, maka kompetensi mereka secara teknis dan
pengelolaan operasional bengkel sangat terbatas dan karenanya berpeluang memajukan kemahiran
mereka dalam bidang mesin kapal perikanan dan pengetahuan mekanik pada tingkat dasar dan
praktis. Untuk itu pada waktu singkat suatu program cepat di sekolah kejuruan dan peninjauan ulang
kurikulum program profesional dalam bidang rekayasa mesin perlu untuk mengisi kekurangan montir
dan teknisi bengkel mesin kapal perikanan. Bahkan usahawan dan pengelola bengkel mesin kapal
perikanan di kawsan pesisir juga.
Katakunci: Montir, Pengelola bengkel, Pengembangan bengkel, Sistem operasi, Teknologi.

141
Dinamika Pertanian Agustus 2013

PENDAHULUAN karena semakin sulit dan mahalnya bahan bakar


Sejak dikenalkannya mesin uap mesin kapal, maka kajian berdasarkan
menjelang akhir abad 19 dan mesin diesel pada percobaan untuk mendapatkan energi alternatif
awal abad 20, mekanisasi armada penangkapan yang dipakai sebagai pengganti bahan bakar
ikan seperti melompat majunya baik motorisasi fosil dikembangkan, seperti biofuel yang
maupun kekuatan mesin yang dipakai (Thomson dilaporkan Ahmad (2007). Sedangkan tentang
1979). Hal itu diikuti dengan keberhasilan pengelolaan dan teknologi serta sumber insani
program motorisasi kapal perikanan rakyat di bengkel mesin kapal masuk belum banyak
Indonesia, yang telah diusahakan sejak tahun dikaji. Jadi masih banyak aspek manajemen
1980-an. Perkembangan itu pada gilirannya mesin kapal yang belum dipelajari dan dibahas.
telah menimbulkan tuntutan diadakannya Hanya lima dari 13 aspek manajemen yang
bengkel mesin kapal perikanan. Bengkel mesin disinggung oleh Juliansyah (2007). Itupun
kapal memberi sumbangan yang bermakna bagi diakuinya masih kurang mendalam, sehingga
produktivitas usaha, terutama bagi mesin kapal muncul dalam sarannya agar dikaji lebih lanjut.
yang cukup lama dipakai atau rusak waktu Oleh sebab itu dalam tulisan ini disorot
dioperasikan. secara khusus tentang teknologi dan manajemen
opersional yang menyangkut modal insani,
Bengkel mesin kapal termasuk dalam
masalah, dan pengembangannya dikaitkan
subsistem sarana produksi dalam sistem
dengan teknologi dan manajemen. Secara
aquabisnis inti. Di dalam sistem inti itu,
khusus dibahas agak mendalam mengenai
terdapat subsistem usaha penangkapan ikan,
pengelolaan sumberdaya manusia, pengetahuan
pengolahan dan sub sistem pemasaran hasil
teknologi, permasalahan yang dihadapi,
perikanan. Sebagai suatu sistem aquabisnis inti,
sehingga diperoleh jalan keluar dari masalah itu
satu sama lain subsistem itu berkait kelindan
sekali gus saran terhadap upaya
dan tidak dapat dipisahkan dan seyogyanya
mengembangkannya.
seimbang perkembangannya (Ahmad dan
Nurmatias 2011). Misalnya perkembangan
METODE PENELITIAN
motorisasi kapal yang berada pada subsistem
usaha penangkapan ikan atau usaha produksi, Tiga bengkel khusus untuk melayani
akan terhambat kemajuannya apabila tidak mesin kapal perikanan dikunjungi dan pemilik
diimbangi dengan perkembangan bengkel mesin atau pengelolanya dijadikan sebagai sumber
kapal yang berada pada subsistem sarana informasi di samping juga para teknisi (montir)
produksi. yang bekerja di bengkel yang berkaitan.
Sungguhpun hal demikian suatu Informasi yang dikumpulkan berkenaan dengan
kenyataan, namun kajian tentang bengkel mesin teknologi, operasional bengkel, sumberdaya
kapal masih amat sedikit dilakukan di Riau. manusia, modal, masalah yang dihadapi dan
Baru saja dimulai oleh Jiliansyah dan Ahmad prospek masa depan bengkel berkenaan.
(2011) yang telah mempelajari pengelolaan Sedangkan dalam kunjungan ke tempat
bengkel mesin kapal perikanan di Dumai. perbaikan bengkel dilaksanakan, diamati dan
Namun belum memadai, sehingga mereka dicatat tata ruang dan tata letak peralatan,
menyarankan agar dilakukan penelitan secara keselamatan dan lingkungan kerja serta lokasi
khusus tentang manajemen bengkel mesin kapal bengkel.
perikanan yang berkaitan dengan operasional Data dan informasi yang dikumpulkan
dan administrasinya. Karena ternyata kajian dianalisis berdasarkan persyaratan bengkel dan
yang dilakukan kurang meliputi kedua hal pengelolaannya yang ideal. Lalu diolah untuk
tersebut, namun tidak berarti selain hal mendapatkan keputusan tentang keadaan
pengelolaannya pun sudah memenuhi. bengkel mesin kapal perikanan tersebut.
Kebanyakan kajian berkaitan dengan Kemudian dilengkapi dengan catatan
mesin kapal perikanan berkenaan dengan teknik pengamatan di lokasi dan operasi bengkel mesin
pemasangan mesin pada kapal berukuran kecil kapal tersebut dibahas sehingga dapat
(< 5 GT) seperti yang dilakukan Habib et al. dirumuskan kesimpulan mengenai penanganan
(2007) dan pemasangan perangkat mesin kapal masalah dan pengembangan bengkel mesin
perikanan oleh Ahmad et al. (2009). Kemudian kapal perikanan itu di masa depan.

142
Bengkel Mesin Kapal Perikanan di Dumai

HASIL DAN PEMBAHASAN pada bengkel mesin kapal dilakukan oleh


Bengkel mesin kapal perikanan di Dumai manusia, teristimewa berkaitan dengan prilaku
agak sederhana keadaanya ditinjau dari segi dan kecerdasan manusia, dalam hal khususnya
teknologi maupun pengelolaan operasional, usahawan, para teknisi dan montirnya. Ini
bahkan juga jumlahnya. Jika dibandingkan berarti merupakan sumberdaya manusia dan
jumlah bengkel mesin kapal perikanan dengan merupakan modal insani suatu bengkel, yang
jumlah kapal perikanan berukuran kecil (>5 penerimaannya diutamakan dari kalangan
GT) yang melakukan penangkapan ikan di keluarga sendiri atau ada juga tetangga dekat
perairan sekitar Dumai masih sedikit yang dikenal dengan baik oleh pengelola
(Juliansyah 2007). Hanya sepertiga saja dari bengkel.
kebutuhan pelayanan, perbaikan dan pema- Berdasarkan kegiatan perikanan tangkap
sangan mesin yang dapat dilayani oleh bengkel terutama jumlah kapal bermotornya, maka baik
mesin kapal perikanan yang ada. Junlah bengkel dari segi jumlah maupun mutu sumberdaya
mesin kapal hanya tiga dibandingkan dengan manusia dan modal insani masih perlu
300 kapal perikanan bermotor yang memerlukan ditingkatkan. Jumlah modal insani suatu
pelayanannya (Ahmad dan Nofrizal 2005; bengkel di Dumai rata-rata tiga sampai lima
Juliansyah dan Ahmad 2011). orang sebagai tenaga tetap, dan bisa lebih dari
Oleh karena itu sering terjadi kapal yang 10 orang termasuk tenaga harian yang
sudah siap digunakan dan diturunkan ke dipekerjakan, ketika pekerjaan melebihi
perairan, tidak dapat beroperasi karena bengkel kapasitas bengkel mesin kapal perikanan yang
atau montir pemasangan mesin tidak tersedia bersangkutan.
memasang mesin kapal. Alasannya karena Setiap bengkel mesin ada usahawannya
pekerjaannya masih banyak yang terbengkalai. sebagai pemilik sekaligus, bahkan juga montir
Demikian pula jasa pelayanan (service) mesin, mesin kapal. Biasnya mereka diterima bekerja
tidak dapat dilakukan secara berkala. Sebab dari lingkungan keluarga atau tetangga dekat,
bengkel kapal masih mengerjakan tempahan karena pengelolaan bengkel mesin itu bersifat
yang telah beberapa hari dipesan pemilik kapal kekeluargaan. Pekerja ini lambat laun akan
terlebih dahulu. Sama halnya jika mesin kapal menjadi teknisi dan montir. Jadi setiap
perikanan sedang keadaan rusak; tidak langsung berdirinya suatu bengkel mesin kapal, juga akan
dapat diperbaiki, melainkan harus menunggu memerlunkan pula pengadaan para teknisi dan
giliran, sehingga terpaksa menunda melakukan tenaga trampil yang terlatih, berpengalaman
kegiatan penangkapan ikan. Tentu saja, semua atau siap kerja dipakai di bengkel mesin kapal
penundaan itu telah merugikan usaha penangkap itu.
ikan yang tidak kecil nilainya. Hanya untuk Di kota Dumai saja diperkirakan perlu
pelayanan mesin berkala akan sedikit tambahan enam sampai sepuluh bengkel mesin
kerugiannya apabila bisa ditunda sampai datang kapal dan sejumlah yang sama usahawan
musim angin Barat, yang mengakibatkan tidak bengkel mesin kapal perikanan segera, agar
dapat turun ke laut. Dengan adanya keterbatasan dapat melayani jumlah kapal perikanan yang
maupun keadaan bengkel mesin kapal demikian, ada sebagaimana mestinya. Ini berarti
maka memang diperlukan upaya memperbanyak diperlukan pengadaan teknisi terampil atau
bengkel mesin kapal perikanan di satu sisi; dan montir mahir sekitar 30-50 orang. Jadi 36
ini menyangkut pembinaan usahawan bengkel sampai 60 orang berpeluang diserap pekerjaan
mesin kapal di sisi lain. dan setidaknya 200 sampai 300 penduduk dapat
menggantung hidupnya pada usahawan dan
Modal insani dan pengelolaannya teknisi mesin kapal perikanan itu.
Usaha bengkel mesin kapal adalah Pendidikan para montir dan teknisi ini
industri jasa pelayanan. Jasa pelayanan tidak ada yang tamat SMA. Sebagai besar teknisi
mudah diukur karena tidak nampak langsung hanya tampat SMP saja. Berdasarkan
atau terukur dalam bentuk fisik. Namun sangat keterampilan dan kecerdasannya dalam bekerja,
mudah dirasakan, terutama oleh para pelanggan. seorang teknisi kemudian dijadikan montir,
Jasa pelayanan yang diberikan amat yang biasanya mampu bekerja sendiri. Mereka
mempengaruhi pelanggan dan sekali gus juga diterima bekerja pada bengkel mesin kapal
kinerja usaha bengkel mesin. Jasa pelayanan berdasarkan kemampuan kerjanya. Penerimaan

143
Dinamika Pertanian Agustus 2013

teknisi tidak melalui lamaran yang diajukan, Jalan keluar dari keadaan itu ialah dengan
melainkan mereka datang ke bengkel melakukan kegiatan pelatihan cepat dan terpusat
menanyakan ada tidaknya pekerjaan. Kemudian berupa suatu crash program, yang bertujuan
dengan diikut sertakan bekerja, mereka setelah untuk memenuhi jumlah teknisi atau montir
melalui waktu yang cukup (paling lama satu yang diperlukan. Sumberdaya manusia yang
bulan) diterima sebagai teknisi, pada bagian akan dilatih diutamakan untuk pengadaan dan
pekerjaan tertentu. Sumber tenaga kerja itu mencukupi teknisi dan montir di bengkel mesin
diutamakan dari kalangan keluarga yang yang ada pada saat ini. Sedangkan untuk
berminat bekerja pada bengkel. Bila sudah tidak pengembangan di masa akan datang, secara
ada anggota keluarga lagi, maka diterima dari sistemik mestinya diadakan melalui pendidikan
para penganggur yang datang menyatkan ingi kejuruan setingkat SMK (Sekolah Menengah
bekerja. Kejuruan), yang bergabung terpadu dalam
Mutasi dan pemberhentian jarang terjadi, pendidikan arsitektur dan konstruksi kapal dan
kecuali karena mengundurkan diri atau karena pelayaran, secara khusus.
pekerjaan terbatas maka terhadap pekerja harian Selanjutnya perlu pembinaan usahawan
dilakukan pemutusan kerja. Adanya turn-over bengkel mesin baru yang dapat dipilih dari
dalam bentuk pengunduran diri teknisi dan peminat umum dan teknisi yang sudah
montir mungkin menunjukkan masalah kepua- berpengalaman kerja di bengkel mesin. Atau
san kerja. Sedangkan tidak adanya pember- dapat pula dari hasil pelatihan teknisi mesin
hentian karyawan dapat diartikan, pertama kapal bagi lulusan sekolah menengah kejuruan
karena teknisi dari ling-kungan keluarga karena yang berpengalman atau lulusan politeknik yang
itu tidak tega memberhentikan walaupun ada berminat. Bersamaan dengan itu para pemilik
kesalahannya. Kedua mung-kin juga karena galangan kapal perikanan, dapat diikut sertakan
teknisi dan montir yang berkaitan memang dalam pelatihan singkat teknologi mesin kapal
cukup bermutu bagi pekerjaan bengkel. dan pengelolaan bengkel mesin kapal secara
Selanjutnyaa, walaupun sangat diperlukan berkala untuk meningkatkan kompetensi dan
spesialisasi dan pengembangan kemahiran, kapasitas mereka. Dengan demikian bengkel
namun hal itu belum berdasarkan merit system mesin kapal diharapkan akan berkembang pula
atau pelatihan khusus yang diadakan di luar pada galangan kapal yang dimaksud nanti.
bengkel, melainkan berdasarkan pertimbangan Modal insani bengkel mesin kapal di
intuitif pengelola belaka. Dumai, walaupun sudah memainkan peranan
Gaji yang diterima teknisi atau montir yang bermakna dalam perikanan dan sistem
berbeda pada suatu bengkel dengan bengkel lain aquabisnis sampai saat ini; namun masih dapat
maupun antara montir dan teknisi. Besarnya gaji ditingkatkan kapasitas dan kemahirannya.
atau upah yang diterima teknisi dan montir Upaya pengembangan kapasitas sumberdaya
terendah Rp. 600.000,- setara dengan upah manusia sebagai modal insani itu belum
minmal setempat dan Rp. 1000.000,- untuk dilakukan sama sekali pada bengkel mesin kapal
teknisi senior dan montir mesin. Akan tetapi di Dumai (Juliansyah 2007). Akibatnya kapa-
lebih rendah dari upah harian yang berlaku pada sitasnya hampir tetap, kompetensi tidak
waktu itu sebesar Rp50.000,- untuk pekerjaan memadai dalam memenuhi permintaan pelayan-
kasar sampai Rp. 70.000,- per hari untuk an yang meningkat tuntutannya. Selain itu,
pekerjaan tukang kayu misalnya. dihitung dari jumlah dan mutunya juga belum
Ada semacam spesialisasi yang tidak sebanding dengan kebutuhan kapal bermotor
tertulis diberlakukan pada bengkel, misalnya yang melakukan usaha penangkapan ikan di
menjadi pembantu teknisi atau montir, Dumai. Oleh karena itu bersamaan dengan
membongkar pasang mesin, menangani pengembangan sumberdaya manusia, usaha
kerusakan atau penggantian bagian mesin, dan bengkel mesin kapal perikanan akan dapat
pelayanan mesin (service). Penempatan seorang memberi makna besar bagi usaha penangkapan
pekerja ditentukan oleh pengelola bengkel ikan maupun dalam membuka peluang usaha
sendiri saja. Mutasi secara resmi tidak ada, serta menyerap tenaga kerja menganggur di
tetapi hanya ditetapkan berdasarkan intuisi atas kawasan pesisir dan pendidikan dan pelatihan
kemampuan teknisi atau montir. yang berkaitan.

144
Bengkel Mesin Kapal Perikanan di Dumai

Teknologi Bengkel Mesin suatu jasa; dan juga mungkin mempunyai


Hampir semua orang yang terlibat dan pengetahuan bagaimana mengerjakan sesuatu
pemangku bengkel mesin kapal di Dumai tidak itu diperoleh berdasarkan pengalaman,
mempunyai kompetensi mengenai teknologi walaupun seseorang mengabaikan atau tidak
bengkel mesin kapal perikanan. Karena semua mempunyai pengetahuan tentang prinsip
pemilik bengkel, teknisi dan montir yang umumnya, namun ia mampu melakukannya.
dijumpai tidak seorangpun keluaran pendidikan Semua hal itu termasuk ke dalam pengelolaan
atau pelatihan khusus mengenai perbengkelan teknologi bengkel mesin kapal yang akan
mesin kapal perikanan. Keadaan itu tidak menentukan efisiensi usaha penyediaan sarana
mengherankan, sesuai dengan hakikat dan produksi itu.
keberadaan teknologi sendiri. Apalagi ditinjau Karena sesungguhnya teknologi adalah
dari skala usaha bengkel ini termasuk bengkel kajian atau ilmu tentang kiat-seni mesin dan
mesin kapal penangkapan ikan skala kecil industri. Kata ini berasal dari akar kata techne
(Departemen Kelautan dan Perikanan 2003). yang artinya terampil, seni, kerja-tangan, dan
Teknologi adalah pengetahuan mengenai mengetahui kiat atau bagaimana cara.
cara mengerjakan sesuatu untuk menghasil Teknologi itu adalah suatu ilmu mengenai seni
barang atau jasa sebagai tujuannya. Ia juga atau kiat mengenai perbaikan, penanganan dan
dapat berupa hasil penerapan ilmu ke dalam pemasangan mesin dan industri jasa berkaitan,
kehidupan sehari-hari. Walaupun tidak semua yang memerlukan keterampilan. Maka haruslah
teknologi bersumber dari penerapan ilmu, tapi diawali dengan penguasaan yang seksama
juga teknik perbengkelan mesin kapal dapat tentang hal pokok pengetahuan permesinannya.
pula diperoleh melalui pengalaman kerja di Dengan itu seseorang menjadi tahu bagaimana
bengkel mesin otomatif. Akan tetapi kiat atau seni menghasilkan jasa pelayanan
memerlukan waktu yang lama agar mampu mesin tersebut. Hal ini berbeda kontras dengan
menjadi teknisi yang terampil dan montir yang maksud episteme, yang menurut Aristoteles
mahir memperbaiki mesin, membuat suku- adalah mengetahui beberapa hal keberadaan
cadang (spare-parts), bongkar-pasang mesin dan atau kejadian, dan tahu kenapa hal itu
menyelenggarakan jasa pelayanan berkala pada sebagaimana kejadian atau keberadaannya.
mesin kapal perikanan. Sungguhpun demikian, Teknologi lebih tepat dan cepat didapat
masa sampai ke tahap penguasaan teknologi melalui pendidikan dan latihan, khususnya
mesin kapal itu, dapat dipersingkat apabila pendidikan kejuruan teknik. Orang yang
diiringi dengan pendidikan dan pelatihan mempunyai keterampilan alamiah hal itu
berkala upaya inovasi yang tiada hentinya oleh mampu menghasilkan sesuatu, dan hal itu
seorang montir dan tekinisi. mungkin karena dia tahu-bagaimana (know
Teknologi bengkel mesin kapal adalah how) melakukannya hanya berdasarkan
cara menghasilkan barang atau jasa dengan pengalaman belaka, walaupun jika seseorang tak
nemendaya gunakan teknologi diperoleh melalui perduli menguasai prinsip umumnya. Suatu
penguasaan yang seksama tentang suatu hal. teknologi mengenai bengkel mesin kapal
Dalam hal ini penguasaan yang seksama mengandung lima hal utama, yakni: 1) prinsip
tentang: 1) mesin kapal, 2) suku-cadang, 3) dasar bengkel mesin kapal; 2) bahan dan
pengetahuan bahan 4) pekerjaan logam; 5) peralatan yang berkenaan; 3) tata laksana atau
peralatan bengkel; 6) perkakas ukur; 7) prosedur menggunakan bahan dan alat itu, serta
membongkar-pasang suku cadang, 8) 4) langkah-langkah menghasilkan keluaran dari
memperbaiki mesin rusak, 9) teknik perawatan pekerjaan itu, dan 5) keluaran maupun hasil
mengerjakan jasa pelayanan mesin secara yang ditimbulkan oleh kegiatan yang berkaitan.
berkala; 10) keselamatan kerja bengkel Prinsip dasar bengkel mesin kapal
(Daryanto 1985). Jadi seorang yang mengetahui perikanan ialah mengenai mekanik dan
teknologi mesin kapal misalnya, adalah seorang mekanisasi kapal. Itu erat kaitannya dengan
yang mahir, mempunyai kiat-seni dan kerja gerakan atau bergeraknya pesawat mesin, yaitu
kerajinan tangan yang berkenaan dengan mesin. proses serta mekanisme bekerja suatu pesawat
Menguasai keterampilan semacam itu mesin. Oleh karena itu dalam waktu yang lama
menjadikan seseorang mampu menghasilkan suatu mesin memerlukan jasa pelayanan
(service) dan perawatan serta perbaikan, yang

145
Dinamika Pertanian Agustus 2013

dilakukan oleh suatu bengkel mesin. Kegiatan tinggi sehingga kapal yang mesinnya dilayani
inilah yang memerlukan ruang tempat dapat merapat atau masuk ke kolong bawah
berlakunya kegiatan tersebut berupa lokasi pelantar dengan aman.
bengkel mesin yang selaras dengan mesin dan Bahan dan peralatan yang diperlukan
pekerjaan yang berkaitan. Bila diamati keadaan menangani mesin kapal (perbaikan, suku-
bengkel mesin kapal perikanan di Dumai cadang, peralatanm dan perkakas) dibeli dan
umumnya berada pada kawasan muara sungai merupakan investasi utama bengkel mesin
bahkan ada yang di tebing sungai seperti di kapal. Umumnya bahan dan peralatan itu mudah
Sungai Masjid dan di muara sungai Dumai. di dapat di toko dan kedai besi di Dumai,
Letaknya terutama tidak jauh dari pemukiman sehingga sering di pesan terlebih dahulu ke
nelayan penangkap ikan, yang merupakan Melaka, Medan, bahkan mungkin juga ke
pelanggan bengkel atau pasar jasa pelayanan Singapura. Hanya satu dari tiga bengkel yang
mesin kapal mereka. diamati mempunyai peralatan yang dibeli baru,
Bila berada di bagian tebing sungai maka sedangkan dua bengkel lainnya sebagian dari
suatu bengkel dibangun berupa rumah panggung peralatan dan perkakas dibeli pada penjual
atau bangunan di atas pelantar yang tiang- barang bekas (second hand).
tiangnya terbuat dari kayu nipah, lantainya dari Peralatan dan perkakas itu ditata pada
kayu kuat (meranti atau kulim). Sebagian lemari atau rak yang sengaja dibuat sebagai
bangunan bengkel berdinding, terutama untuk tempat meletakkanya. Letak lemari dan letak
sebagai tempat peralatan dan perkakas. peralatan di dalamnya belum ditata dengan
Sebagian lagi beratap tanpa dinding tempat sengaja berhu-bungan dengan pekerjaan di
bekerja memperbaiki atau menangani mesin. bengkel atau tata-guna ruangan bengkel,
Tetapi adakalanya untuk service atau melainkan dibuat seadanya saja. Seharusnya
penanganan dan perbaikan ringan, dilakukan di tempat dan tata letak alat itu dirancang
kapal perikanan yang bersangkutan, yang sedemikian rupa agar mudah menggunakannya
ditambatkan di pelantar terdekat. dan menyimpan ketika menangani mesin dan
Luas bengkel mesin kapal perikanan di sesudah mengerjakannya.
Dumai beragam antara 45 m2, 150 m2 dan 240 Sungguh pun demikian tata-laksana
m2 tergantung kepada letak dan konstuksi pekerjaan atau operasi bengkel mesin tidak
bangunan bengkel. Tidak didapat penjelasan sampai menjadi terkendala oleh keadaan letak
kenapa bengkel yang dimiliki usahawan jasa peralatan serta tataguna ruang maupun sarana.
perbengkelan itu berukuran luas demikian. Secara umum tata-ruang bengkel mesin sudah
Tetapi bila dilihat dari pelaksanaan pekerjaan, lumayan susunan sarana di dalamnya. Demikian
maka bengkel mesin ukuran luas 150 m2 pula prosedur menggunakan bahan dan alat serta
dibangun di tebing sungai berupa rumah sarana yang ada di bengkel itu oleh montir dan
panggung di atas pelantar yang cukup tinggi, teknisi ada aturan dan prosedur yang sederhana.
memadai untuk melayani mesin rata-rata 3 5 Dalam hal itu, semua bengkel yang ada hampir
mesin sehari dengan teknisi dan montir lima tidak memerlukan perbaikan yang berarti. Sebab
orang. Kapal yang memerlukan pelayanan langkah operasional dalam menghasilkan
dapat ditambatkan di bawah pelantar sehingga keluaran dari pekerjaan, berupa jasa pelayanan
mendapat pelayanan, tidak memerlukan bolak- mesin kapal sudah dapat terselenggara dengan
balik ke rumahnya. baik, seperti yang telah dikemukakan di atas
Ditinjau dari letak dan bangunan bengkel pada bagian operasional bengkel mesin kapal.
mesin kapal yang ada belum memadai dari segi Luaran dari teknologi dan pengelolaan
luasnya dan kenyamanan kerja maupun bengkel mesin kapal perikanan di Dumai ini,
keselesaan pielanggan menempahkan pekerjaan- dapat mencapai 10 mesin sebulan, karena setiap
nya. Pada hal letak bengkel dipilih dengan mesin dikerjakan oleh suatu tim dua orang.
ancangan dekat dengan pelabuhan agar mudah Setiap mesin dikerjakan tidak boleh lebih dari
melayani pelanggan. Hanya satu dari tiga seminggu (tujuh hari). Setiap minggu bengkel
bengkel mesin kapal itu mendekati terpenuhi mesin kapal biasa mengerjakan dua mesin.
persyaratan letak yang ideal yaitu yang berada Bahkan jika pekerjaannya agak ringan seperti
dekat pelabuhan Dumai yang mempunyai lahan melayani mesin berkala (service) dapat
mencapai 240 m2 dan ada pelantar yang agak dikerjakan dalam waktu singkat, dalam sehari

146
Bengkel Mesin Kapal Perikanan di Dumai

saja. Sehingga luaran atau hasil kerja bengkel disukai maupun bengkel yang menjadikannya
dalam satu minggu bisa saja melayani empat- demikian rupa.
lima mesin kapal. Teutama pada saat musim Dalam operasional bengkel mesin kapal
penangkapan ikan, pekerjaan di bengkel mesin perikanan di Dumai jasa yang dijual pada
kapal adakalanya sibuk oleh kegiatan terutama pelang-gannya para nelayan pemilik kapal
memperbaiki mesin kapal yang tiba-tiba rusak berupa tindakan memperbaiki mesin. Pada
sewaktu operasi penangkap ikan dilakukan. perlakuan pelayanan (servis mesin) diakukan
Walaupun hal ini jarang terjadi pada suatu tindakan penggantian bagian yang rusak atau
kapal, kecuali mesinnya yang sudah cukup lama aus, pelayanan melumasi dengan pelumas
dipakai. kimiawi, dan mencukupi atau mengganti oli
Teknologi perbengkelan mesin kapal sebagai bagian penanganan pelayanan mesin.
perikanan sangat penting bagi memajukan Sebenarnya bengkel mesin kapal dapat juga
kapasitas operasional bengkel mesin maupun melakukan kegiatan atau tindakan memasang
berfungsinya mesin yang dilayaninya. Pada saat mesin pada kapal baru dibangun dari galangan.
ini keadaan bengkel mesin kapal di Dumai Akan tetapi hal itu tidak dilakukan, karena
masih belum mampu meningkatkan berbagai keterbatasan seperti tempat, peralatan,
efisiensinya, oleh berbagai kendala yang bersifat dan pengetahuan atau kompetensi bengkel
teknis. Karena itu pengenalan teknologi bengkel mesin berkenaan tindakan memasang mesin
mesin yang terkini melalui pelatihan dan kapal perikanan. Lagi pula kapal dan mesin
bengkel kerja (workshop) patut dilakukan yang akan dipasang berukuran kecil maupun
sebagai bagian dari pengembangan sumberdaya mesinnya bukanlah termasuk canggih (Fyson
manusia. 1985). Namun pemasangan mesin tidak
merupakan pekerjaan operasional bengkel mesin
Operasi Bengkel Mesin Kapal
kapal perikanan. Memang pemasangan mesin
Penyelenggaraan bengkel mesin kapal maupun peralatan pendukung mesin pada kapal
lebih suka disebut operasi bengkel. Operation perikanan kecil tidak mudah (Ahmad et al.
adalah suatu proses memproduksi atau 2009). Akan tetapi mudah terjadi kesalahan
menghasilkan sesuatu hal, atau sebagai pada menentukan kedudukan batang as shaft
pengaruh tindakan yang dilakukan. Jadi operasi pada tiang L, yang menghubungkan buritan dan
bengkel mesin kapal adalah suatu tempat lunas sewaktu memasang mesin kapal.
dilakukan proses menghasilkan mesin kapal Kesalahan itu dapat menyebabkan fatal, karena
yang berfungsi baik. Operasional merupakan buruknya fungsi dan gerakan mesin, sehingga
sifat keadaan suatu proses menghasilkan atau mengakibatkan kapal berlayar tidak normal dan
terjadinya tindakan yang dilakukan untuk lambat seperti yang dilaporkan (Habib et al.
mengeluarkan hasil, yang dalam hal ini berupa 2010).
mesin yang rusak jadi bekerja atau bergerak Jadi operasional suatu bengkel mesin
dengan baik. Yang dilayani (service) mesin menyangkut menghasilkan jasa pelayanan yang
menjadi lebih lancar bergerak atau mem-beri pengaruh kepada kesehatan mesin
menggerakkan kapal. Jadi beroperasinya suatu kapal yang ditangani. Keluaran dari suatu
bengkel mesin dengan tujuan memberikan jasa bengkel mesin dapat berupa perbaikan mesin
pelayanan agar suatu mesin yang tidak atau yang rusak, memberikan jasa pelayanan
kurang baik dan tidak lancar bisa menjadi lebih penggantian spare-part tertentu, atau pelayan
lancar dan lebih baik. Dengan dioperasi di suatu membersihkan dan meminyaki mesin secara
bengkel mesin, maka suatu mesin jadi berfungsi berkala. Hasil dari keluaran jasa pelayanan itu
baik, sehinnga membawa pengaruh kepada akan menimbulkan kepuasan kepada pemilik
kapal dan bahkan produktivitas kapal mesin (pelanggan), apabila mesinnya menjadi
penangkapan ini akibat suatu cara atau jalan baik dan berfungsi secara normal kembali. Hal
tindakan yang dilakukan. Sebagai kata benda itu akan terjadi jika dikerjakan oleh para montir
dan sifat operasional bengkel berarti suatu yang mahir dan peralatan yang mencukupi dan
bengkel mesin yang berdayaguna menjalankan berfungsi secara mangkus dan sangkil. Pada
atau me-lakukan sara suatu kegiatan dikerjakan mesin alat pertanian, biaya perbaikan dan
atau tindakan di bengkel itu, sehingga pemeliharaan mesin merupakan yang terbesar,
menghasilkan pengaruh kepada mesin yang setelah suatu mesin dibeli atau digunakan.

147
Dinamika Pertanian Agustus 2013

Kajian Paman (2004) tentang mekanisasi Jadi ditinjau dari baku-mutu dan tampilan
pertanian di Saga, Jepang menemukan bahwa operasi bengkel, maka operasional bengkel
akumulasi biaya perbaikan mesin alat pertanian mesin kapal perikanan yang diamati di Dumai
mencapai 30% dari harga mesin ketika masih dapat ditingkatkan, baik jasa maupun
penggunaannya mencapai luas 113 hektar. efisiensinya. Untuk itu perlu ditingkatkan
Kajian tentang biaya perbaikan dan peme- pengelolaan operasi (operations management)
liharaan mesin kapal agaknya belum dilakukan bengkel mesin tersebut. Karena pengelolaan
di Riau, suatu yang menarik tentang operasi adalah suatu bidang pengelolaan yang
pengelolaan mesin kapal perikanan dan berkaitan dengan memperhatikan sambil
hubungannya dengan bengkel mesin. mengawasi, merancang, dan menyelia dan
Adapun proses operasional bengkel mesin mengendalikan kegiatan pekerjaaan dan
kapal perikanan yang dilakukan terdiri dari merancang ulang operasi usaha menghasilkan
perbaikan mesin paling sering, penggantian produksi barang ataupun jasa pelayanan. Ia
spare parts, bongkar pasang (ovehaul), dan menyangkut tanggung jawab memastikan
service. Penggantian spare parts dan service bahwa kegiatan operasi bengkel dijalan-kan
mesin tidak memakan waktu yang lama. dengan efisien (sangkil) dalam arti
Sedangkan memperbaiki mesin rusak perlu menggunakan sejumlah kecil sumber yang
waktu apalagi kalau dibutuhkan penggantian diperlukan; dan mangkus (efektif) dalam arti
alat atau perangkat tertentu. Gambaran kerja memenuhi keperluan atau kepuasan pelanggan.
perbaikan itu dapat diringkaskan seperti Gambar Jadi operasi bengkel mesin kapal berkenaan
1, yang dimulai kapal ditambatkan atau dengan mengelola proses yang merubah
bersanda di pelantar milik bengkel. Lalu pemilik masukan (mesin kapal yang rusak misalnya)
kapal mendatangi pengelola bengkel menjadi luaran dalam bentuk mesin yang
melaporkan masalahnya. Pengelola menunjuk berfungsi baik, sebagai hasil jasa yang dilaku-
montir senior tertentu untuk mengidentifikasi kan oleh montir atau teknisi yang mahir dan
permasalahan yang dihadapi pelanggan sambil berkompeten. Karena itu peningkatan
mencatat data kapal dan pemilik dan temuan kemahiran dan profesionalisme montir dan
identifikasi. Kemudian dilaporkan kepada teknisi secara berkala dan menjamin
pengelola sambil menyerahkan catatan yang kesejahteraan berdasarkan kinerjanya akan
telah dibuat. Pengelola bengkel yang biasa juga membuka suasana operasional bengkel mesin
pemilik lalu menetapkan montir dan teknisi yang menyenangkan, kepuasan kerja dan
yang menangani atau mengerjakan perbaikan motivasi yang menumbuhkan produktivitas. Di
dan bongkar pasang. Tidak jarang bila pekerjaan samping itu meningkatkan kapasitas bengkel
agak berat dan montir/teknisi sedang mesin kapal dengan memperkenalkan
mengerjakan mesin pelanggan, maka pengelola kompetensi pemasangan mesin kapal perikanan,
sendiri yang turun tangan mengidentifikasi dan merupakan langkah niscaya bijak bagi
ikut mengerjakan dibantu oleh teknisi. Setelah pengembangannya.
penanganan mesin selesai dilakukan uji-coba Produksi bengkel mesin kapal perikanan
mesin di depan pelanggan. Bila pelanggan di Dumai pada tahun 2007 dapat dilihat seperti
merasa sudah sesuai dengan harapannya maka pada Tabel 1. Ketiga bengkel mesin kapal yang
dilakukan pembayaran ongkos penanganan, dan diamati ternyata berbeda produktivitas, ongkos
akhirnya kapal meninggalkan bengkel. jasa yang diberikan, dan akibatnya jumlah nilai
Tabel 1. Produksi Bengkel Mesin Kapal Perikanan di Dumai Tahun 2007.
No Pelayanan Produksi Ongkos Jumlah Nilai Jasa Rp
Jasa bengkel (mesin/th) (Rp/mesin)
Minimum Maximum
1 Ganti sukucadang 96 120 450.000 500.000 43.200.000,- 60.000.000
2 Perbaikan 24 72 750.000 1.000.000 18.000.000,- 72.000.000
3 Service mesin 48 144 500.000 1.000.000 24.000.000,- 144.000.000
4 Pasang mesin 24 48 1.500.000 2.000.000 36.000.000,- 96.000.000
5 Jumlah 192 384 3.250.000 4.500.000 121.200.000,- 372.000.000
6 Rerata 48 96 815.000 1.125.000 30.300.000,- 93.000.000
7 Nilai tengah 60 84 975.000 1.250.000 50.500.000,- 102.000.000
Sumber data: Dari Juliansyah (2007) dengan sedikit diolah.

148
Bengkel Mesin Kapal Perikanan di Dumai

jasa atau penerimaannya juga berbeda. Bengkel menguntungkan dan layak dibiayai; apalagi
kapal yang peralatannya agak lengkap akibat masa pengem balian modalnya kurang dari
investasi yang tinggi mendapat pekerjaan jasa setahun.
yang lebih banyak walaupun ongkos jasanya Dengan demikian, sebenarnya manaje-
mahal. men bengkel mesin kapal perikanan di Dumai
Produksi adalah sebarang proses atau dapat dikembangkan dan niscaya akan lebih
prosedur digunakan untuk menciptakan barang baik lagi jika ditingkatkan kapasitas manaje-
atau jasa yang mempunyai kegunaan atau nilai mennya. Di antara-nya dengan mengembangkan
tertentu. Proses produksi meliputi satu atau profesionalisme, mema-jukan teknologi dan
lebih operasi tindakan yang menyebabkan memajukan kompetensi montir dan teknisinya
berfungsinya upaya kegiatan menghasilkan secara berjkala. Sehingga bengkel mesin kapal
tersebut. Tindakan itu mungkin menyangkut itu mampu menyelenggarakan pelayanan yang
mesin, zat kimiawi yang diperlukannya, bermutu, produktivitas tinggi dan efisien, yang
pergerakan mesin ketika digunakan, dll. Bahkan memenuhi harapan pelanggan dan mening-
produksi mungkin juga hubungan dengan katkan kepuasan mereka.
perorangan atau administrasi pendukung atau Hal itu akan mungkin terjadi apabila
perlakuan, yang terjadi pada keadaan secara berkala dilakukan pembinaan manajemen
perkilangan bekerja, dengan penekanan pada dan teknologi bengkel mesin kapal yang
penerapan hal tertentu, yang boleh berlaku pada berkaitan; terutama berkeaan dengan penge-
sebarang bentuk dan jenis rangkaian produksi. lolaan sumberdaya manusia, teknologi dan
pengetahuan operasional, informasi, produksi,
Pengelolaan Bengkel Mesin Kapal
maupun pengelolaan keuangannya.
Manajemen bengkel mesin yang Masalah utama yang dihadapi dewasa ini
diselenggarakan dewasa ini lebih berdasarkan dan menjangkau masa depan adalah menyang-
intuisi dan alami ah dan bersifat manajemen kut modal insani yang kompeten dan
keluarga atau kekeluargaan. Karena bengkel itu profesional, penguasaan teknologi yang selalu
belum menggunakan manajemen moderen, berkembang seperti penggunaan mesin dengan
maka baik fungsi manajemen umum (Planning, bahan bakar altenatif biodiesel. Begitu pula
Organizing, Actuating, dan Controlling) persaingan yang menuntut perubahan pengelo-
maupun manajemen sumberdaya manusia dan laan dan kesadaran pelayanan bermutu, efisien
menajemen teknologi hampir belum diterapkan dan berdaya saing tinggi. Semua hal itu
secara sengaja dan sistemik. memerlukan penyelesaian yang berkaitan
Keadaan itu tergambar juga dalam dengan prinsip usaha yang berkelanjutan,
pengelolaan keuangan bengkel mesin kapal sehingga secara ekonomi menguntungkan,
perikanan tersebut. Gambaran ringkas investasi, secara sosial meneteskan kesejahteraan kepada
biaya tetap, biaya variabel yang termasuk biaya masyarakat sekitar usaha, dan secara ekologi
tak teranggar (overhead cost), pendapatan, dan menjamin kelestarian mutu lingkungan.
hasil analisis keuangan dikemukakan seperti Pengembangan usaha perbengkelan kapal
pada Tabel 2. perikanan seyogyanya dapat dilakukan dengan
Berdasarkan data dan analisis keuangan menambah kemampuan memasang mesin kapal,
pada Tabel 2, dapat diketahui bahwa usaha dan menguasai pengetahuan tentang pelbagai
bengkel mesin kapal perikanan di Dumai jenis mesin kapal yang selalu berkembang;
Tabel 2. Keuangan Bengkel Mesin Kapal Perikanan Dumai Tahun 2007.
No Hal Keuangan Jumlah Minimum Jumlah Maximum Nilai Tengah
1 Investasi Rp 30.000.000 Rp 200.000.000 Rp 115.000.000
2 Biaya tetap (tahun) Rp 13.680.000 Rp 32.400.000 Rp 23.840.000
3 Biaya Variabel (thn) Rp 58.400.000 Rp 98.400.000 Rp 78.400.000
4 Penerimaan (tahun) Rp109.200.000 Rp 264.800.000 Rp 187.000.000
5 BCR 1,62 2,02 1,82
6 NPV (Disc rate 20%) Rp 273.530.700 Rp 594.430.900 Rp 338.980.800
7 IRR (Disc rate 20%) 33,1% 45,7% 39,4%
8 PPC Tiga bulan Sembilan bulan Enam bulan
Sumber data: Diolah dari laporan Juliansyah (2007).

149
Dinamika Pertanian Agustus 2013

termasuk energi dan bahan bakar mesin yang secara berkala dilakukan pembinaan manajemen
digunakan (Thompson, 1970). Apalagi harga bengkel mesin kapal yang berkaitan dengan
bahan bakar fosil sudah tidak terjangkau oleh pengelolaan sumberdaya manusia, teknologi dan
nelayan tradisional. Hal inilah juga yang masih pengetahuan, informasi, produksi, keuangan.
merupakan kendala dalam pengembangan Masalah utama yang dihadapi dewasa ini
motorisasi kapal perikanan maupun galangan dan menjangkau masa depan adalah menyang-
kapal tradisional. kut modal insani yang kompeten dan
profesional, penguasaan teknologi yang selalu
KESIMPULAN berkembang, persaingan yang menuntut
Sebagai bagian dari manajemen sumber perubahan pengelolaan dan kesadaran pelayanan
daya manusia, modal insani bengkel mesin bermutu, efisien dan tetap menguntungkan.
kapal di Dumai sudah memainkan peranan yang Semua hal itu memerlukan penyelesaian yang
bermakna dalam perikanan dan sistem berkaitan dengan prinsip usaha yang berke-
aquabisnis sampai saat ini, tetapi tidak memadai lanjutan yaitu secara ekonomi menguntungkan,
dalam memenuhi permintaan pelayanan maupun secara sosial meneteskan kesejahteraan kepada
jumlahnya belum sebanding dengan kebutuhan masyarakat sekitar usaha, dan secara ekologi
kapal bermotor yang melakukan usaha penang- menjamin kelestarian mutu lingkungan.
kapan ikan. Karena itu pengembangan usaha Usaha perbengkelan kapal perikanan di
bengkel mesin kapal perikanan akan memberi Dumai layak dikembangkan. Bahkan bengkel
makna besar bagi usaha penangkapan ikan, yang adapun seyogyanya dapat ditingkatkan
membuka kesempatan usaha dan menyerap dengan menambah kemampuan memasang
tenaga kerja menganggur di kawasan pesisir. mesin kapal, mi-salnya. Keadaan jumlah
Teknologi perbengkelan mesin kapal bengkel mesin dan kapasitasnya yang terbatas
perikanan sangat penting bagi memajukan merupakan kendala dalam upaya motorisasi
kapasitas operasional bengkel mesin yang ada kapal perikanan maupun mengembangkan
pada saat ini keadaannya masih belum mampu galangan kapal tradisional wilayah ini.
meningkatkan efisiensi bengkel. Karena itu
pengenalan teknologi bengkel mesin yang UCAPAN TERIMAKASIH
terkini melalui pelatihan dan bengkel kerja Kepada Sdr Yoki Juliansyah, yang waktu
(workshop) patut dilakukan sebagai bagian dari itu sebagai mahasiswa semester delapan dan
pengembangan sumberdaya manusia. Operasi- telah mengumpulkan sebagian data dan
onal suatu bengkel mesin menyangkut informasi yang diolah dalam tulisan ini, penulis
menghasilkan jasa pelayanan yang memberi sangat berterimakasih.
pengaruh kepada kesehatan mesin kapal yang
ditangani. Hal itu akan menimbulkan kepuasan DAFTAR PUSTAKA
kepada pemilik mesin (pelanggan), apabila Ahmad, Muchtar. 2007. Efisiensi Biofuel yang
dikerjakan oleh para montir yang mahir dan Digunakan pada Mesin Diesel Kapal
peralatan yang mencukupi, berfungsi secara Perikanan. Berkala Perikanan TERU-
mangkus dan sangkil. Karena itu peningkatan BUK, 35(1): 94102.
kemahiran dan profesionalisme montir dan Ahmad, M. Ied Habibie dan Nofrizal. 2009.
teknisi secara berkala dan menjamin Teknik Pemasangan Perangkat Mesin
kesejahteraan berdasarkan kinerjanya akan Kapal Perikanan. Jurnal Perikanan dan
membuka suasana operasional bengkel mesin Kelautan, 14(2): 191 197.
yang menyenangkan, kepuasan kerja dan Ahmad, M. dan Nurmatias. 2011. Sistem
motivasi yang menumbuhkan produktivitas. Agribisnis di Pesisir Kabupaten Batubara,
Manajemen bengkel mesin yang Jurnal Sistem Agribisnis, 2(1): 65 84.
diselenggarakan dewasa ini lebih berdasarkan Daryanto. 1982. Petunjuk Keselamatan Kerja
intuisi dan alamiah, yang sebenarnya dapat Dalam Perbengkalan Mesin. Tarsito,
ditingkatkan dikembangkan profesionalismenya Bandung.
sehingga mampu menghasilkan pelayanan yang -----------. 1985. Ikhtisar Praktis Teknik Mesin.
bermutu, produktivitas tinggi dan efisiensi yang Tarsito, Bandung.
meningkat. Hal itu akan mungkin terjadi apabila

150
Bengkel Mesin Kapal Perikanan di Dumai

Departemen Kelautan dan Perikanan, Republik


Indonesia. 2003. Tentang Tipe Bengkel
Mesin dan Docking Kapal Perikanan.
Jakarta.
Fyson, John. 1985. Design of Small Fishing
Vessels. FAO by Fishing News Books,
Ltd. Farnahm, Surrey, U.K.
Habibie, Ied, Muchtar Ahmad, Nofrizal. 2010.
Teknik Pemasanngan Mesin Untuk Kapal
Perikanan. Jurnal Perikanan dan
Kelautan, 15(2): 132-144.
Jiliansyah, Yoki. 2007. Manajemen Bengkel
Mesin Kapal Perikanan di Dumai. Skripsi
Sarjana Perikanan pada Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Riau, Pekanbaru.
Jiliansyah,Yoki dan Muchtar Ahmad. 2011.
Manajemen Bengkel Mesin Kapal
Perikanan di Kota Dumai. Berkala
Perikanan TERUBUK, 39(1): 3343.
Nofrizal dan M. Ahmad. 2005. Usaha
Penangkapan Ikan di Dumai. Dinamika
Pertanian, 20(2): 253266.
Paman, Ujang 2004. Repair Cost Functions for
Japanese Type Combine Harvester. Jurnal
Dinamika Pertanian, 19(2): 189200.
Thomson, D. B . 1970. Intermediate Technology
and Alterantive Energy Systems for Small
Scale Fisheries. SCS Fisheries
Development and Coordinating Program,
Manila, Philippines.

151

Anda mungkin juga menyukai