Anda di halaman 1dari 10

e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

Program Studi IPA


(Volume 4 Tahun 2014)

ANALISIS STANDAR KEBUTUHAN LABORATORIUM KIMIA


DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA
SMA NEGERI DI KABUPATEN BANGLI

I Wayan Darsana, I Wayan Sadia, I Nyoman Tika

Program Studi Pendidikan IPA, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail : wayan.darsana@pasca.undiksha.ac.id, wayan.sadia@pasca.undiksha.ac.id,


nyoman.tika@pasca.undiksha.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: daya dukung ketersediaan alat/bahan laboratorium
Kimia, kebutuhan alat/bahan praktium berdasarkan Kurikulum 2013, efektifitas dari intensitas
pemanfaatan alat/bahan praktikum kimia, faktor penghambat dalam pelaksanaan praktikum dan
efektifitas pemanfaatan laboratorium terhadap capaian hasil belajar. Data penelitian dikumpulkan melalui
observasi, pencatatan dokumen dan wawancara. Sumber data peneliti adalah berjumalah 45 orang.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif evaluatif dan penyimpulannya dideskripsifkan secara
kualitatif. Rata-rata persentase ketersediaan alat/bahan adalah 81,2%. Identifikasi kebutuhan alat/bahan
praktikum sesuai kurikulum 2013 terdapat 19 judul praktikum dengan rasio keutuhan alat/bahan 62,61%
sehingga optimis kurikulum 2013 diimplementasikan. Efektivitas dari intensitas pemanfaatan alat/bahan
kualifikasinya sedang atau cukuf efektif. Faktor penghambat prkatikum terbesar adalah kurangnya waktu.
Efektifitas pemanfaatan laboratorium terhadadap capaian hasil belajar berimplikasi secara signifikan.

Kata Kunci : Standar Kebutuhan Alat/Bahan Laboratorium, Implementasi Kurikulum 2013, Capaian hasil
belajar Kimia.

ABSTRACT
This study aimed at describing: supported availability equipment/materials of chemistry laboratory, the
need of practicum tools/materials based on 2013 Curriculum, the effectiveness of the intensity of use of
practicum equipment/materials in Chemistry learning process, the inhibiting factor in the practicum
implementation, the effective use of the laboratory to the learning achievement. Data were collected
through observation, recording of documents, and interviews are equipped with a questionnaire. Data
were analyzed descriptively evaluative and described by qualitatively. average percentage of the
availability of practicum tools/materials in chemistry laboratory reached 81.2% which is classified as still
below the standards set by the government but it is classified high based on PAP Guidance. Identification
of the need for tools/materials which appropriate to 2013 curriculum there were 19 practicum titles with
availability ratio needed is 62.61%, so that 2013 curriculum is optimistically can be implemented. The
effectiveness of the intensity of use of practicum equipment/materials chemistry is classified as moderate
or creative enough. The largest inhibiting factors in practicum are due to lack of time. The effectiveness
of the use of chemistry laboratory to the students learning achievement concluded that it has a
significant implication.

Keywords : Standard Needs Equipment / Materials Laboratory , Implementation of Curriculum 2013, The
achievement of learning outcomes of Chemistry.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

PENDAHULUAN untuk menunjang proses belajar mengajar


Kebijakan umum Kementrian di bidang IPA melalui pemahaman gejala-
Pendidikan dan Kebudayaan RI, khususnya gejala alam sebagai hasil pengamatan yang
yang berkenaan dengan pendidikan menghasilkan siswa-siswi yang mampu
sekolah menengan (SMA), diarahkan pada berpikir analisis, kritis, dan kreatif. Beliau
peningkatan mutu melalui peningkatan menyatakan bahwa pengadaan alat-alat
proses pembelajaran di kelas yang IPA di sekolah berperan untuk
dituangkan dalam Permendikbud No. 65 meningkatkan daya guna laboratorium
tahun 2013 tentang Standar Proses tersebut sesuai dengan kemajuan IPTEK
Pendidikan Dasar dan Menengah serta dan tuntutan kurikulum 2004 (Depdikbud,
Permendikbud No. 81A Tahun 2013 2004: 3).
tentang Implementasi Kurikulum 2013, Laboratorium merupakan salah satu
menuntut penyediaan sumber belajar, sumber pembelajaran kimia yang sangat
penyediaan alat dan sarana pembelajaran diperlukan untuk memberikan pengalaman
yang memadai. nyata pada peserta didik, sebagai salah
Implementasi dari Permendibud No. satu faktor pendukung pembelajaran.
65 tentang Standar Proses dimaksud Keberadaan laboratorium kimia di sekolah
dimana peran guru sebagai salah satu menengah sudah merupakan suatu
komponen dalam pendidikan sangat keharusan pada pendidikan sains modern.
penting. Guru dikatakan tidak saja semata- Penggunaan laboratorium kimia dalam
mata sebagai pengajar (transfer of pembelajaran akan memberikan
knoledge), tetapi juga sebagai pendidik pengalaman langsung untuk
(transfer of value) dan sekaligus sebagai mengembangkan kompetensi agar mampu
pembimbing yang memberikan menjelajahi dan memahami alam sekitar
penghargaan dan menuntun peserta didik secara ilmiah serta akan memberikan
dalam belajar (Sardiman, 1990). Dalam pengalaman untuk dapat mengajukan dan
tahapan proses pembelajaran sesuai menguji hipotesis melalui percobaan,
Permendikbud 65 diatas terdapat merancang dan merakit instrumen
pelaksanaan kegiatan inti yang merupakan percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
proses pembelajaran untuk mencapai KI menafsirkan data, menyusun laporan, serta
dan KD yang dilakukan secara interaktif, mengkomunikasikan hasil percobaan
inspiratif, menyenangkan, menantang, secara lisan dan tertulis (Kertiyasa, 2006).
memotivasi peserta didik untuk Maka diperlukan adanya penyediaan alat
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang dan bahan praktikum dan pengelolaan
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan laboratorium yang baik, agar pelaksanaan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat pembelajaran kimia dapat berjalan secara
dan perkembangan fisik serta psikologis maksimal.
peserta didik. Kegiatan inti ini menggunakan Beberapa permasalahan yang
model dan metode yang disesuaikan dengan menyebabkan sulitnya siswa memperoleh
karakteristik peserta didik dan mata hasil belajar yang baik pada mata pelajaran
pelajaran melalui pendekatan sciencetific kimia antara lain, ilmu kimia banyak
learning (pembelajaran saintifik) yaitu memiliki konsep-konsep yang abstrak,
mengamati, menanya, mencoba, menalar dan sehingga kimia cenderung tidak disukai dan
mengkomunikasikan. sulit dipahami, kurangnya pelaksanaan
Untuk tercapainya proses praktikum kimia khususnya di SMA,
pembelajaran berbasis saintifik tersebut di ketidaksesuaian penuntun praktikum
atas kalau dikaitkan dengan sambutan dengan kebutuhan siswa dan keberadaan
Direktur Pendidikan Menengah Umum pada laboratorium sekolah, keberadaan alat dan
penerbitan buku Pedoman Pendayagunaan bahan praktikum di laboratorium sekolah,
Laboratorium dan Pendidikan IPA, kurangnya keterampilan guru dalam
mengatakan bahwa keberadaan mengatasi keterbatasan alat dan bahan,
laboratorium IPA di Sekolah Tingkat tidak tersedianya petugas laboratorium yang
Pertama dan Menengah Umum berperan memiliki kualifikasi pendidikan laboran, tidak
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

adanya perhatian pemerintah terhadap MGMP laboratorium dalam pembelajaran, bagi


untuk mendorong melaksanakan pelatihan sekolah meningkatkan dukungan sekolah
pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran. dalam upaya pengadaan sarana dan
Mempertimbangkan masalah-masalah prasarana pembelajaran yang tepat,
tersebut, maka peneliti tertarik untuk sehingga potensi yang dimiliki oleh siswa
mengangkat tema tersebut dengan dapat ditingkatkan secara optimal, bagi
mengambil judul Analisis Standar pemerintah dapat memberikan masukan
Kebutuhan Laboratorium Kimia dalam pada pemerintah melalui Dinas Pedidikan
Implementasi Kurikulum 2013 pada SMA dalam menyusun kebijakan terhadap
Negeri di Kabupaten Bangli. peningkatan mutu pendidikan yang
Agar pengkajian masalah dalam berkelanjutan.
penelitian ini dapat lebih fokus dan terarah,
maka ruang lingkup penelitian ini terbatas METODE PENELITIAN
pada daya dukung ketersediaan alat/bahan Penelitian tentang analisis standar
laboratorium Kimia, kebutuhan alat/bahan kebutuhan peralatan laboratorium kimia
praktium berdasarkan Kurikulum 2013, pada tesis ini adalah merupakan jenis
efektifitas dari intensitas pemanfaatan penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor
alat/bahan praktikum kimia, faktor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
penghambat dalam pelaksanaan praktikum penelitian yang menghasilkan data
dan efektifitas pemanfaatan laboratorium deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
terhadap capaian hasil belajar. lisan dari orang-orang dan perilaku yang
Tujuan dari penelitian adalah untuk dapat diamati (Moleong, 2002). Penelitian
mendeskripsikan daya dukung ketersediaan ini juga termasuk penelitian evaluatif, yang
alat/bahan laboratorium Kimia pada SMA mengungkap kondisi nyata dari program
Negeri di Kabupaten Bangli berdasarkan pemenuhan sarana laboratorium sesaui
Permendiknas No. 24 Tahun 2007 Tentang standar yang tertuang dalam Permendiknas
Standar Sarana dan Prasarana khususnya, No. 24 tahun 2007 khususnya sarana
mendeskripsikan kebutuhan alat dan bahan laboratorium kimia serta kesiapan
praktikum kimia berdasarkan Kurikulum implementasi kurikulum 2013. Rancangan
2013, mendekripsikan efektifitas dari penelitian ini adalah (1) temapat dan waktu
intensitas pemanfaatan alat dan bahan penelitian, tempat penelitian dilkukan di
praktikum kimia dalam proses seluruh SMA Negeri Kabupaten Bangli
pembelajaran berdasarkan atas analisis dengan mengambil waktu pada bulan April,
use factor alat/bahan di SMA Negeri (2) sumber data, sumber data yang
Kabupaten Bangli, mendeskripsikan faktor digunakan dalam penelitian ini adalah Yang
penghambat dalam pelaksanaan praktikum dimaksud sumber data dalam penelitian ini
mendeskripsikan efektivitas laboratorium adalah subyek dari mana data diperoleh
kimia terhadap capaian hasil belajar ditinjau (Arikunto, 2010). Adapun yang dijadikan
dari nilai UN. sumber data adalah Permendiknas No. 24
Hasil penelitian ini diharapkan dapat tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
memberi sumbangan pemikiran, baik Prasarana, digunakan untuk mendapatkan
teoritis maupun praktis terhadap siswa dan data tentang kebutuhan alat dan bahan
guru antara lain: secara teoritis praktikum dalam laboratorium, dokumen
memperkaya data ilmiah, dan dapat kelembagaan laboratorium kimia yang
dijadikan rujukan bagi peneliti lanjut yang khususnya digunakan untuk mendapatkan
berminat mendalami permasalahan data tentang ketersediaan alat dan bahan
laboratorium kimia, bagi Guru dan Siswa praktikum di laboratorium kimia SMA di
dapat digunakan menambah wawasan guru Kabupaten Bangli, wawancara terhadap
tentang alat dan bahan praktikum serta guru mata pelajaran kimia yang digunakan
guru dapat memperkenalkan alat dan untuk mengetahui penggunaan alat dan
bahan tersebut kepada siswa, memacu dan bahan praktikum di laboratorium kimia.
memotivasi guru untuk mengefektifkan wawancara terhadap peserta didik yang
serta mempertinggi frekuensi penggunaan digunakan untuk mengatahui sejauh mana
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

dampak dari frekwensi pembelajaran kimia SMA Negeri di Kabupaten Bangli. Kalau
melalui praktikum dihubungkan dengan dilihat dari jumlah rata-rata persentase
prestasi hasil belajar terutama perolehan ketersediaan alat/bahan paraktikkum
nilai UN pada mata pelajaran kimia, dan laboratorium Kimia baru mencapai 81,2 %.
wawancara terhadap kepala sekolah yang Kondisi ini menunjukkan ketersediaan
digunakan untuk menggali informasi sejauh alat/bahan laboratorium Kimia SMA Negeri
mana dukungan kepala sekolah dalam hal di Kabupaten Bangli secara keseluruhan
pemenuhan kebutuhan peralatan dan masih di bawah standar, jika standar
bahan praktikum dalam proses minimalnya 100. Namun jika menggunakan
pembelajaran kimia, (3) desain penelitian acuan PAP, maka prosentase ketersediaan
diawali dengan perencanaan, pelaksanaan alat dan bahan praktikum dengan nilai 81,2
dan analisis data, (4) Dalam penelitian ini % berada pada rentangan 65 % < X < 85
digunakan instrumen pengumpul data %. Dengan demikian persentasi rata-rata
pedoman observasi. Proses wawancara ketersediaan alat/bahan sudah mendekati
sampai memperoleh interpretasi dari ideal yaitu dengan kualifikasi tinggi dan
informan, dan kemudian peneliti kondisi ini tidak sulit untuk mencapai
menginterpretasikan interpretasi informasi standar minimal tersebut mengingat alokasi
tersebut sampai memperoleh bahasa ilmiah dana pendidikan dari pemerintah sudah
yang tidak merubah makna dari interpretasi cukup memadai kalau pemangku
pertama, (5) analisis data dilakukan melalui kepentingan dalam dunia pendidikan
reduksi data, penyajian data dan verifikasi memiliki komitmen untuk mendukung
atau penyimpulan data. pendidikan bermutu.
Data penelitian menyangkut
HASIL DAN PEMBAHASAN tentang kajian dokumen kurikulum 2013
Sesuai langkah-langkah/tahapan- berupa identifikasi kebutuhan alat/bahan
tahapan penelitian yang dilaksanakan praktikum kimia SMA berdasarkan
dalam penelitian ini, didapat data yang kompetensi dasar dan indikator sesuai
secara keseluruhan berasal dari 3 sumber Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang
yaitu data dokumentasi keadaan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
laboratorium yang menyangkut data Sekolah Menegah Atas/madrasah Aliyah
inventaris alat dan bahan laboratorium pada dan Permendikbud No. 81A Tahun 2013
masing-masing sekolah yang dihubungkan tentang Implementasi Kurikulum dapat
terhadap standar kebutuhan alat dan bahan dideskripsikan sebagai berikut ini. terdapat
laboratorium sesuai Permendiknas No. 24 4 (empat) judul percobaan untuk kelas X
tahun 2007 serta dikaitkan dengan peminatan Matematika dan Ilmu Alam, 9
implementasi kurikulum 2013 dan data (sembilan) judul percobaan untuk kelas XI
yang bersumber dari Pendidik dan tenaga peminatan Matematika dan Ilmu Alam dan
Kependidikan serta peserta didik yang 6 (enam) judul percobaan untuk kelas XII
merupakan dampak langsung terhadap peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Dari
capaian hasil belajar dengan menggunakan analisis kebutuhan alat/bahan untuk 19
rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) 2 tahun jenis judul percobaan tersebut didapat
terakhir. Data kondisi laboratorium persentase ketersediaan alat dan bahan
diperoleh dengan membandingkan yang dianalisis dengan membandingkan
ketersediaan alat/bahan terhadap standar rerata ketersediaan masing-masing sekolah
minimal yang telah ditentukan rasionya. terhadap rasio kebutuhan alat dan bahan
Dari rangkuman data penelitian diperoleh sesuai Kurikulum 2013 adalah 62,61%,
hasil analisis data dalam bentuk prosentase maka implementasi kurikulum 2013 optimis
ketersediaan alat sesuai standar yang dapat terwujud dengan catatan pemenuhan
ditetapkan dalam Permendiknas No. 24 ketersediaan alat/bahan laboratorium
Tahun 2007 menunjukkan bahwa terdapat tersebut harus diupayakan sampai
perbedaan signifikan menyangkut kuantitas mencapai standar minimal. Untuk
alat/bahan paraktikkum sebagai daya keberhasilan program implementasi
dukung proses pembelajaran kimia pada kurikulum 2013 faktor daya dukung
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

ketersediaan alat/bahan praktikum sangat prosedural dan metagognitif berdasarkan


diperlukan mengingat hakekat dari rasa ingin tahunya tentang ilmu
kurikulum 2013 adalah pembelajaran pengetahuan dan teknologi. Sedangkan
berbasis saintifik dan menuntut siswa untuk pada KI 4 peserta didik mampu mengolah,
mencari tahu (Discovery learning), sistem menalar dan menyaji dalam ranah konkrit
penilaian bersifat autentik dengan dan ranah abstrak. Melalui kompetensi ini
mengedepankan pada proses kerja peserta akan menumbuhkan kreatifitas dan efektif
didik bukan hasil kerjanya sehingga dalam bertindak serta mampu
pembelajaran dengan metode eksperimen menggunakan metode yang sesuai dengan
untuk pelajaran kimia sangat tepat, kaidah keilmuan. Tetapi yang lebih penting,
akibatnya pengelola pendidikan wajib pembelajaran dengan praktikum maka
menyiapkan sarana dan prasarana pencapaian KI 2 yang merupakan tujuan
laboratorium. Mengacu pada kompetensi pembelajaran berkarakter akan tercapai
inti (KI) dari KI 1 sampai KI 4 sudah sangat dimana perilaku jujur, disiplin, rasa
jelas tersirat bahwa tujuan pembelajaran bertanggung jawab, sikap gotong royong,
sintifik yang merupakan basis dari kerjasama, rasa toleransi terhadap teman,
implementasi kurikulum 2013 dapat sikap damai, sikap sopan santun, sikap
terwujud melalui pembelajaran dengan responsip dan proaktif secara berangsur-
mengefektifkan penggunaan laboratorium. angsur terpatri dalam perilaku kehidupan
Kecuali KI 1 yang secara budaya bangsa selanjutnya. Berdasarkan kajian
Indonesia pada umumnya dan budaya Bali pembahasan tersebut maka keberhasilan
pada khususnya sudah tidak perlu implementasi kurikulum 2013 akan
diragukan lagi, jika guru kimia memiliki tergantung dari sejauh mana pemerintah
dedikasi tinggi terhadap hakekat sains, mampu memicu, memacu dan memotifasi
maka pembelajaran dengan baik melalui pemenuhan sarana dan
mengoptimalkan praktikum paling tidak prasarana laboratorium dan perumusan
pencapaian KI 2 dan KI 3 dapat tercacapi kebijakan yang berpihak pada komitmen
dimana peserta didik terlatih memahami, untuk mengubah mindset guru untuk
menerapkan dan menganalisis melaksanakan pembelajaran sesuai
pengetahuan faktual, konseptuan, dengan hakekat kurikulum 2013.

Tabel 4.1. Jumlah Praktikkum Yang Dilaksanakan per Tingkat/Kelas Per semester

Jumlah Praktikum Yang Dilaksanakan per Tingkat/Kelas


No Kode Sekolah Per semester
(X/1) (X/2) (XI/1) (XI/2) (XII/1) (XII/2)
1 SMAN A 10 12 13 11 9 6

2 SMAN B 8 9 7 6 5 4

3 SMAN C 12 10 11 7 9 7

4 SMAN D 7 8 6 8 5 4

5 SMAN E 6 7 8 5 6 5

Total 43 46 45 37 34 26

Rata-Rata 8,6 9,2 9 7,4 6,8 5,2


e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

Efektifitas dari intensitas sedang atau cukup kreatif. Sedangkan


pemanfaatan alat/bahan prakrikum kimia rerata jumlah praktikum yang dilaksanakan
dinanalisis berdasarkan analisis use factor pada kelas XI semester 2 adalah () = 7,4,
dengan menggunakan data dalam bentuk maka use factor alat/bahannya adalah =
anggka seperti tabel 4.1. berikut ini. 7,4

100% = 17 100% = 43,53%. Nilai use
Deskripsi data analisis use factor
alat/bahan dari masing-masing data dalam factor alat praktikum adalah 43,53% berada
penggunaan alat/bahan laboratorium kimia pada daerah interval 25 < X < 45, tergolong
di SMA Kabupaten Bangli, perhitungannya kualifikasi rendah atau kurang kreatif. Pada
hanya mencari mean (rata-rata) dari kelas XII semester 1 menunjukkan niai
pelaksanaan praktikum terhadap jumlah rerata adalah () = 6,8, maka use factor

praktikum yang memanfaatkan alat/bahan alat/bahannya adalah =
100% =
laboratorium kimia per semester, tiap 6,8
17
100% = 40%. Nilai use factor alat
kelompok dari masing-masing kelas.
Perlakuan seperti ini diambil mengingat praktikum 40% berada pada daerah interval
terdapat beberapa sekolah responden 25 < X < 45, tergolong kualifikasi rendah
masih menggunakan satu laboratorium IPA atau kurang kreatif. Sedangkan rerata
untuk laboratorium Fisika, Kimia dan Biologi jumlah praktikum yang dilaksanakan pada
dan bahkan masih ada SMA di Kabupaten kelas XII semester 2 adalah () = 5,2, maka
Bangli laboratoriumnya digunakan untuk use factor alat/bahannya adalah =
5,2
ruang belajar. Analisis use factor alat/bahan

100% = 17 100% = 30,59%. Nilai use
dalam penelitian ini menggunakan acuan factor alat praktikum 30,59% berada pada
normal sesuai yang tertuang dalam KTSP daerah interval 25 < X < 45, tergolong
yaitu N = 17. Hal ini dilakukan mengingat kualifikasi rendah atau kurang kreatif. Jika
pembelajaran di SMA Kabupaten Bangli analisis deskriptif use factor diatas rekap
baru satu sekolah yang dapat disajikan dalam bentuk rekapitulasi
mengimplemntasikan Kurikulum 2013 distribusi use factor alat/bahan laboratorium
sedangkan yang lainnya menggunakan Kimia dalam kaitannya dengan
KTSP tahun 2006. Dari sajian data pada keterlaksanaan jumlah praktikum per
menunjukkan rerata jumlah praktikum yang tingkat/kelas per semester dapat diambil
dilaksanakan pada kelas X semester 1 kesimpulan seperti berikut. (1) untuk
adalah () = 8,6, maka Use Factor peserta didik kelas X semester 1 jumlah

alat/bahannya adalah =
100% = judul praktikum yang dilaksanakan adalah
8,6 rata-rata 8,6, use factor alat/bahan =
100% = 50,59%. Nilai Use Factor alat
17 50,59% berarti efektivitas dari intensitas
praktikum 50,59% berada pada daerah pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia
interval 45 < X < 65, tergolong kualifikasi tergolong kualifikasi sedang atau cukup
sedang atau cukup kreatif. Untuk rerata kreatif, (2) untuk peserta didik kelas X
jumlah praktikum yang dilaksanakan pada semester 2, jumlah praktikum yang
kelas X semester 2 adalah () = 9,2, maka dilaksanakan adalah rata-rata 9,2, use
9,2 factor alat/bahan = 54,12%, berarti
use factor alat = 100% = 17 100% =
efektivitas dari intensitas pemanfaatan
54,12%. Nilai use factor alat praktikum
alat/bahan laboratorium Kimia tergolong
54,12% berada pada daerah interval 45 <
sedang atau cukup kreatif, (3) untuk
X < 65, tergolong kualifikasi sedang atau
peserta didik kelas XI semester 1 jumlah
cukup kreatif. Selanjutnya rerata jumlah
judul praktikum yang dilaksanakan adalah
praktikum yang dilaksanakan pada kelas XI
rata-rata 9, use factor alat/bahan =
semester 1 adalah () = 9, maka use factor

52,94%, berarti efektivitas dari intensitas
alat/bahannya adalah =
100% = pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia
9 tergolong kualifikasi sedang atau cukup
17
100% = 52,94%. Nilai use factor alat
kreatif, (4) untuk peserta didik kelas XI
praktikum 52,94% berada pada daerah
semester 2 jumlah praktikum yang
interval 45 < X < 65, tergolong kualifikasi dilaksanakan adalah rata-rata 7,4, use
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

factor alat/bahan = 43,53%, berarti memang ada dampak langsung efektifitas


efektivitas dari intensitas pemanfaatan pemanfaatan laboratorium terhadap
alat/bahan laboratorium Kimia tergolong capaian hasil belajar sebagai akibat
kualifikasi rendah atau kurang kreatif, (5) pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru
untuk peserta didik kelas XII semester 1 kimia melalui metode eksperimen
jumlah praktikum yang dilaksanakan rata- dibandingkan dengan pembelajaran yang
rata 6,8, use factor alat/bahan = 40%, jarang bahkan tidak pernah menggunakan
berarti efektivitas dari intensitas metode eksperimen. Adapun data
pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia pendukung nilai ujian Nasional masing-
tergolong kualifikasi rendah atau kurang masing sekolah responden dapat penulis
kreatif, (6) untuk peserta didik kelas XII sajikan seperti tabel 4.2 berikut ini. Dari
semester 2, jumlah praktikum yang sajian data tabel 4.2, rerata nilai UN SMA
dilaksanakan adalah rata-rata 5,2, use Negeri Kabupaten Bangli tahun pelajaran
factor alat/bahan = 30,59%, berarti 2011/2012 adalah () = 4,93, untuk tahun
efektivitas dari intensitas pemanfaatan pelajaran 2012/2013 adalah () = 7,97, dan
alat/bahan laboratorium Kimia tergolong untuk tahun pelajaran 2012/2013 adalah ()
kualifikasi rendah atau kurang kreatif. = 4,93. Angka rerata tersebut menujukan
Berpijak atas pembahasan tersebut dapat adanya peningkatan nilai secara signifikan
dirangkum bahwa efektivitas dari dan bahkan jika dilihat dari standar
intenseitas pemanfaatan alat/bahan deviasinya dapat disimpulkan dispersi atau
laboratorium kimia menujukan kualifikasi penyebaran nilai yang diperoleh siswa
sedang atau cukup kreatif. cukup signifikan. Sehingga dapat penulis
Berdasarkan hasil analisis data simpulkan bahwa nilai rata-rata ujian
tentang faktor-faktor penghambat dalam nasional menunjukan peningkatan secara
pelaksanaan kegiatan praktikum kimia signifikan dan dapat diartikan efektifitas
dapat dideskripsikan seperti berikut: (1) intensitas use factor Alat/bahan ditinjau dari
Hambatan terbesar yang dialami oleh keterlaksanaan jumlah praktikkum per
tenaga pendidik mata pelajaran kimia tingkat/kelas per semester berimplikasi
mencapai 100% adalah masalah waktu secara positif. Efektifitas dari intensitas
yang tidak cukup untuk melaksanakan intensitas pemanfaatan laboratorium yang
kegiatan praktikum. (2) Jenis hambatan dihikung berdasarkan analisis use factor
yang kedua yang dialami oleh tenaga alat berada pada kualifikasi sedang, jika
pendidik mata pelajaran kimia mencapai dihubungkan dengan rata-rata nilai Ujian
87% adalah menyangkut keberadaan Nasional yang dicapai peserta didk
tenaga laboran/teknisi hampir tidak ada. (3) mengalami peningkatan dari 4,93 menjadi
Hambatan yang ketiga mencapai 80% 7,97, sehingga dapat disimpulkan bahwa
tenaga pendidik mata pelajaran kimia pemanfaatan fasilitas laboratorium cukup
menyatakan bahwa satu ruang laboratorium efektif berpengaruh terhadap capaian hasil
digunakan bersama antara Fisika, Kimia belaja peserta didik. Pengkajian lebih lanjut
dan Biologi. (4) Hambatan yang keempat dapat dilakukan terhadap item-item soal
mencapai 73% siswa tidak bisa kimia yang diujikan pada setiap tahun
menggunakan alat. (5) Hambatan kelima melalui ujian nasional, apakah sosal-soal
mencapai 60 % tenaga pendidik mata yang diujikan sudah mencerminkan
pelajaran kimia menyatakan bahwa jumlah pengukuran hasil belajar siswa dari sisi
siswa yang banyak (lebih dari 32 orang). (6) pencapaian KI 1 sampai KI 4. Disamping itu
Hambatan yang keenam atau hambatan POS ujian nasional yang merupakan
yang terkecil mencapai 53 % menyatakan kebijakan pemerintah apakah sudah
bahwa jumlah alat yang tidak memadai. menunjukkan kaidah-kaidah yang menjadi
Data nilai rata-rata Ujian Nasional tujuan pendidikan secara nasional, seperti
mata pelajaran Kimia dalam 2 (dua) tahun misalnya tidak adanya kewajiban bagi
terakhir dari masing-masing SMA yang sekolah secara tegas bahwa nilai sekolah
menjadi lokasi penelitian adalah merupakan yang juga memiliki peran sebagai penentu
data pendukung untuk mengetahui apakah kelulusan sudah mengisyaratkan bahwa
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

ujian praktik harus dilakukan. Sehingga digunakan adalah jika kebutuhan alat dan
kalau masih seperti POS yang bahan praktikum terpenuhi 100, tetapi jika
menyebutkan bahwa mata pelajaran yang acuannya adalah acuan PAP daya dukung
memerlukan pratik menjadi kewenangan ketersediaan alat dan bahan praktikum
sekolah, maka bagi sekolah-sekolah yang tergolong kualifikasi tinggi. (2) Berpijak dari
tidak mau terbabani baik dari sisi biaya dentifikasi kebutuhan alat/bahan praktikum
maupun dari sisi pelaksanaan yang yang diperlukan untuk mendukung

Tabel 4.2 Data Nilai Rata-rata UN Kimia SMA Negeri Kabupaten Bangli

Rerata Nilai UN dan SD Kimia 2


Tahun Terakhir Ket
No. SMA Responden (2012/2013) (2013/2014)
UN S.Dev UN S.Dev
1. SMA Responden 1 5,81 0,48 8,46 0,74
2. SMA Responden 2 4,40 0,57 7,52 0,85
3. SMA Responden 3 4,78 0,54 8,06 0,57
4. SMA Responden 4 4,53 0,86 7,88 1,07
5. SMA Responden 5 5,15 0,69 7,95 0,50
Total 24.67 - 39,87 -
Rata-Rata 4,93 0,63 7,97 0,75

memakan waktu lebih banyak sudah pasti implementasi kurikulum 2013 sesuai
tidak akan melaksanakan ujian praktik kompetensi dasar yang ditetapkan oleh
karena toh nilai yang dikirim sebagai nilai pemerintah melalui Permendikbud No. 69
sekolah (NS) tidak menuntut secara dan 81A Tahun 2013 terdapat 4 (empat)
eksplisit adanya nilai praktik. judul percobaan untuk kelas X peminatan
Matematika dan Ilmu Alam, 9 (sembila)
SIMPULAN DAN SARAN judul percobaan untuk kelas XI peminatan
Berdasarkan hasil analisis data dan Matematika dan Ilmu Alam dan 6 (tujuh)
pembahasan yang telah diuraikan di atas, judul percobaan untuk kelas XII peminatan
maka dapat ditarik simpulan dari hasil Matematika dan Ilmu Alam. Dari analisis
penelitian ini sebagai berikut. (1) daya kebutuhan alat/bahan untuk 19 jenis judul
dukung ketersediaan alat sesuai standar percobaan dibandingkan dengan rata-rata
yang ditetapkan dalam Permendiknas No. ketersediaan alat/bahan praktikum
24 Tahun 2007 menunjukkan bahwa laboratorium Kimia SMA di Kabupaten
kuantitas alat/bahan paraktikkum sebagai Bangli yang baru terpenuhi 81,2% dan jika
daya dukung proses pembelajaran kimia dibandingkan rasio jumlah alat /bahan yang
pada SMA Negeri di Kabupaten Bangli. wajib dipenuhi oleh sekolah berdasarkan
kalau dilihat dari jumlah rata-rata identifikasi Kompentensi Dasar Kurikulum
persentase ketersediaan alat/bahan 2013 yeng baru terpenuhi 62,61% maka
paraktikkum laboratorium Kimia baru optimis implementasi kurikulum 2013 dapat
mencapai 81,2 %. Kondisi ini menunjukkan terwujud dengan catatan kekurangan
ketersediaan alat/bahan laboratorium Kimia tersebut harus diupayakan pemenuhannya
SMA Negeri di Kabupaten Bangli secara sampai mencapai standar minimal. (3)
keseluruhan masih di bawah standar. Analisis perhitungan dari masing-masing
Ukuran nilai standar minimal yang data use factor alat/bahan yang diperoleh
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

dalam penelitian efektifitas dari intensitas tingkat/kelas per semester. Efektifitas dari
pemanfaatan alat/bahan praktikum kima intensitas intensitas pemanfaatan
dalam SMA Negeri Kabupaten Bangli laboratorium (use factor) berada pada
diperoleh Rata-rata skor 45,29% berada kualifikasi sedang sedangkan rata-rata nilai
pada rentang kualifikasi sedang atau cukup Ujian Nasional terjadi peningkatan secara
kreatif. Secara rinci dapat dilihat, bahwa 1) signifikan, sehingga efektifitas dari
Use factor alat/bahan di kelas X semester 1 intensitas penggunaan laboratorium Kimia
adalah 50,59%, berarti efektifitasnya dari memiliki dampak langsung terhadap
intensitas pemanfaatan alat/bahan capaian hasil belaja peserta didik. Dari hasil
laboratorium Kimia, tergolong kualifikasi dan temuan dalam penelitian ini, maka
sedang. 2) Use factor alat/bahan di kelas X diajukan saran sebagai berikut. (1) Bagi
semester 2 adalah 54,12%, berarti pengelola laboratorium baik guru sebagai
efektifitasnya dari intensitas pemanfaatan Kepala Lab maupun petugas yang ditunjuk
alat/bahan laboratorium Kimia tergolong sebagai laboran untuk lebih meningkatkan
kualifikasi sedang. 3) Use factor alat/bahan kompetensinya dalam kegiatan
di kelas XI semester 1 adalah 52,94%, pengembangan pemenuhan sarana dan
berarti efektifitasnya dari intensitas prasana laboratorium dengan membuat
pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia usulan pada sekolah sehinga standar
tergolong kualifikasi sedang. 4) Use factor kebutuhan alat/bahan pada khususnya
alat/bahan di kelas XI semester 2, adalah terpenuhi. (2) Bagi guru kimia agar segera
43,53%, berarti efektifitasnya dari intensitas berupaya dengan fasilitas laboratorium
pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia yang baru terpenuhi 85%, melakukan
tergolong kualifikasi redah. 5) Use factor porses pembelajaran sains dan degan
alat/bahan di kelas XII semester 1adalah pendekatan pembelajaran sintifik, kreatif,
40%, berarti efektifitasnya dari intensitas aktif dan inovatif secara lebih optimal,
pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia sehingga berimplikasi langsung terhadap
tergolong kualifikasi rendah. Use factor pengalaman proses sains yang bermuara
alat/bahan di kelas XII semester 2 adalah pada capaian hasil belajar peserta didik
30,59%, berarti efektifitasnya dari intensitas yang lebih baik, dan juga berimplikasi
pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia terhadap intensitas atau frekuensi
tergolong kualifikasi rendah. Kalau melihat penggunaan alat/bahan praktikum
rata-rata komulatif use faktor alat maka berdasarkan jumlah judul per tingkat/kelas
efektifitas pemanfaatan alat/bahan per semester terjadi peningkatan secara
praktikum termasuk kualifikasi sedang atau signifikan serta mampu berupaya
cukup kreatif. (4) Faktor-faktor penghambat mengatasi hambatan-hambatan yang
dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dialami dalam kegiatan praktikum. (3) Bagi
kimia yang dialami oleh tenaga pendidik Kepala Sekolah diharapkan memberikan
adalah sebagian besar pada masalah motivasi kepada gurur-guru IPA/Kimia
waktu, kurang profesionalnya tenaga untuk lebih meningkatkan kegiatan
laboran dan ruang laboratorium tidak praktikum dalam proses pembelajaran.
difungsikan secara khusus. Sedangkan Disamping itu diharapkan Kepala Sekolah
faktor lainnya yang juga merupakan mengupayakan kondisi laboratorium
hambatan walaupun masuk katagori kecil sehingga dapat terpenuhi kebutuannya
yaitu tidak terbiasanya siswa menggunakan sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.
alat praktikum kimia, jumlah siswa per (4) Bagi pemerintah, pengambil kebijakan
rombongan belajar masih ada diatas 32 melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan
orang dan hambatan terkecil adalah Olah Raga Kabupaten, Dinas Pendidikan
ketersediaan jumlah alat dan bahan Pemuda dan Olah Raga Provinsi, untuk
praktikum. (5) Rata-rata nilai Ujian Nasional dapat mewujudkan pemenuhan standar
2 (dua) tahun terakhir menunjukkan angka kuantitas maupun kualitas sarana dan
yang signifikan terhadap efektifitas prasana laboratorium IPA/Kimia sebagai
intensitas use factor Alat/bahan ditinjau dari daya dukung laboratorium, untuk
keterlaksanaan jumlah praktikkum per tercapainya standar nasional pendidikan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)

dan tujuan pendidikan nasional. Hal ini Departemen Pendidikan Nasional Republik
karena pemenuhan dan pemenuhan Indonesia, Peraturan Pemerintah
standar sarana dan prasarana pendidikan Republik Indonesi Nomor 19 tahun
akan bermuara pada peningkatan kualitas 2005 tentang, Standar Nasional
pembelajaran di sekolah. (5) Terhadap Pendidikan, Jakarta 2005
pemerintah pusat, penentu kebijakan
melalui Kementrian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Kebudayaan, dalam penyusunan Prosedur Republik Indonesia Nomor 24
Operasional Standar (POS) ujian nasional Tahun 2007 Tentang Standar
agar mencantumkan nilai praktikum dalam Sarana dan Prasarana untuk
nilai sekolah (NS) yang dijadikan sebagai Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
penentu sebasar 40% syarat kelulusan. (SD/MI), Sekolah menengah
Sehingga dengan demikian akan menjadi Pertama/Madrasah Tsanawiyah
motivasi bagi sekolah untuk melaksanakan (SMP/MTs), Sekolah menengah
praktikum dalam pembelajaran. Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).

UCAPAN TERIMA KASIH Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang


Penulis menghaturkan ucapan terima kasih Kerangka Dasar dan Struktur
yang setingginya kepada semua pihak yang Kurikulum Sekolah Menegah
mendukung penyelesaian tesis ini terutama Atas/madrasah Aliyah
kepada Prof. Dr. I Wayan Sadia, M.Pd., Dr.
I Nyoman Tika, M.Si selaku bembimbing; Kertiasa, Nyoman. 2006. Laboratorium
Prof. Dr. I Wayan Sadia, M.Pd selaku Ketua Sekolah dan Pengelolaannya.
Program Studi Pendidikan IPA; Prof. Dr. I Bandung : Pudak Scientific.
Nyoman Dantes selaku Ketua Program
Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Moleong, Lexy J., 2002, Metodologi
Ganesha. Penelitian Kualitatif, Bandung :
Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai

  • Quality Planning
    Quality Planning
    Dokumen1 halaman
    Quality Planning
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 05
    Konversi 05
    Dokumen1 halaman
    Konversi 05
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Kebutuhan Air Baku 1
    Kebutuhan Air Baku 1
    Dokumen1 halaman
    Kebutuhan Air Baku 1
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Sistem Mekanikal Dan Elektrikal 01
    Sistem Mekanikal Dan Elektrikal 01
    Dokumen1 halaman
    Sistem Mekanikal Dan Elektrikal 01
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 06
    Konversi 06
    Dokumen1 halaman
    Konversi 06
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 04
    Konversi 04
    Dokumen1 halaman
    Konversi 04
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 08
    Konversi 08
    Dokumen1 halaman
    Konversi 08
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 07
    Konversi 07
    Dokumen1 halaman
    Konversi 07
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 11
    Konversi 11
    Dokumen1 halaman
    Konversi 11
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 12
    Konversi 12
    Dokumen1 halaman
    Konversi 12
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 02
    Konversi 02
    Dokumen1 halaman
    Konversi 02
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 03a
    Konversi 03a
    Dokumen1 halaman
    Konversi 03a
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 09
    Konversi 09
    Dokumen1 halaman
    Konversi 09
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 10
    Konversi 10
    Dokumen1 halaman
    Konversi 10
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 04
    Konversi 04
    Dokumen1 halaman
    Konversi 04
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 03
    Konversi 03
    Dokumen1 halaman
    Konversi 03
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 06
    Konversi 06
    Dokumen1 halaman
    Konversi 06
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 08
    Konversi 08
    Dokumen1 halaman
    Konversi 08
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 07
    Konversi 07
    Dokumen1 halaman
    Konversi 07
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 05
    Konversi 05
    Dokumen1 halaman
    Konversi 05
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • PLTS Utk RMH-4
    PLTS Utk RMH-4
    Dokumen1 halaman
    PLTS Utk RMH-4
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Konversi 02
    Konversi 02
    Dokumen1 halaman
    Konversi 02
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Fire Alarm Sistem-01
    Fire Alarm Sistem-01
    Dokumen1 halaman
    Fire Alarm Sistem-01
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • PLTS Utk RMH-3
    PLTS Utk RMH-3
    Dokumen1 halaman
    PLTS Utk RMH-3
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Plts Utk RMH
    Plts Utk RMH
    Dokumen1 halaman
    Plts Utk RMH
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • PLTS Utk RMH-6
    PLTS Utk RMH-6
    Dokumen1 halaman
    PLTS Utk RMH-6
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • PLTS Utk RMH-1
    PLTS Utk RMH-1
    Dokumen1 halaman
    PLTS Utk RMH-1
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • PLTS Utk RMH-2
    PLTS Utk RMH-2
    Dokumen1 halaman
    PLTS Utk RMH-2
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Sni LIFT
    Sni LIFT
    Dokumen1 halaman
    Sni LIFT
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat
  • Spesifikasi Mep
    Spesifikasi Mep
    Dokumen1 halaman
    Spesifikasi Mep
    NIA E KURNIA HS
    Belum ada peringkat