ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: daya dukung ketersediaan alat/bahan laboratorium
Kimia, kebutuhan alat/bahan praktium berdasarkan Kurikulum 2013, efektifitas dari intensitas
pemanfaatan alat/bahan praktikum kimia, faktor penghambat dalam pelaksanaan praktikum dan
efektifitas pemanfaatan laboratorium terhadap capaian hasil belajar. Data penelitian dikumpulkan melalui
observasi, pencatatan dokumen dan wawancara. Sumber data peneliti adalah berjumalah 45 orang.
Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif evaluatif dan penyimpulannya dideskripsifkan secara
kualitatif. Rata-rata persentase ketersediaan alat/bahan adalah 81,2%. Identifikasi kebutuhan alat/bahan
praktikum sesuai kurikulum 2013 terdapat 19 judul praktikum dengan rasio keutuhan alat/bahan 62,61%
sehingga optimis kurikulum 2013 diimplementasikan. Efektivitas dari intensitas pemanfaatan alat/bahan
kualifikasinya sedang atau cukuf efektif. Faktor penghambat prkatikum terbesar adalah kurangnya waktu.
Efektifitas pemanfaatan laboratorium terhadadap capaian hasil belajar berimplikasi secara signifikan.
Kata Kunci : Standar Kebutuhan Alat/Bahan Laboratorium, Implementasi Kurikulum 2013, Capaian hasil
belajar Kimia.
ABSTRACT
This study aimed at describing: supported availability equipment/materials of chemistry laboratory, the
need of practicum tools/materials based on 2013 Curriculum, the effectiveness of the intensity of use of
practicum equipment/materials in Chemistry learning process, the inhibiting factor in the practicum
implementation, the effective use of the laboratory to the learning achievement. Data were collected
through observation, recording of documents, and interviews are equipped with a questionnaire. Data
were analyzed descriptively evaluative and described by qualitatively. average percentage of the
availability of practicum tools/materials in chemistry laboratory reached 81.2% which is classified as still
below the standards set by the government but it is classified high based on PAP Guidance. Identification
of the need for tools/materials which appropriate to 2013 curriculum there were 19 practicum titles with
availability ratio needed is 62.61%, so that 2013 curriculum is optimistically can be implemented. The
effectiveness of the intensity of use of practicum equipment/materials chemistry is classified as moderate
or creative enough. The largest inhibiting factors in practicum are due to lack of time. The effectiveness
of the use of chemistry laboratory to the students learning achievement concluded that it has a
significant implication.
Keywords : Standard Needs Equipment / Materials Laboratory , Implementation of Curriculum 2013, The
achievement of learning outcomes of Chemistry.
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)
dampak dari frekwensi pembelajaran kimia SMA Negeri di Kabupaten Bangli. Kalau
melalui praktikum dihubungkan dengan dilihat dari jumlah rata-rata persentase
prestasi hasil belajar terutama perolehan ketersediaan alat/bahan paraktikkum
nilai UN pada mata pelajaran kimia, dan laboratorium Kimia baru mencapai 81,2 %.
wawancara terhadap kepala sekolah yang Kondisi ini menunjukkan ketersediaan
digunakan untuk menggali informasi sejauh alat/bahan laboratorium Kimia SMA Negeri
mana dukungan kepala sekolah dalam hal di Kabupaten Bangli secara keseluruhan
pemenuhan kebutuhan peralatan dan masih di bawah standar, jika standar
bahan praktikum dalam proses minimalnya 100. Namun jika menggunakan
pembelajaran kimia, (3) desain penelitian acuan PAP, maka prosentase ketersediaan
diawali dengan perencanaan, pelaksanaan alat dan bahan praktikum dengan nilai 81,2
dan analisis data, (4) Dalam penelitian ini % berada pada rentangan 65 % < X < 85
digunakan instrumen pengumpul data %. Dengan demikian persentasi rata-rata
pedoman observasi. Proses wawancara ketersediaan alat/bahan sudah mendekati
sampai memperoleh interpretasi dari ideal yaitu dengan kualifikasi tinggi dan
informan, dan kemudian peneliti kondisi ini tidak sulit untuk mencapai
menginterpretasikan interpretasi informasi standar minimal tersebut mengingat alokasi
tersebut sampai memperoleh bahasa ilmiah dana pendidikan dari pemerintah sudah
yang tidak merubah makna dari interpretasi cukup memadai kalau pemangku
pertama, (5) analisis data dilakukan melalui kepentingan dalam dunia pendidikan
reduksi data, penyajian data dan verifikasi memiliki komitmen untuk mendukung
atau penyimpulan data. pendidikan bermutu.
Data penelitian menyangkut
HASIL DAN PEMBAHASAN tentang kajian dokumen kurikulum 2013
Sesuai langkah-langkah/tahapan- berupa identifikasi kebutuhan alat/bahan
tahapan penelitian yang dilaksanakan praktikum kimia SMA berdasarkan
dalam penelitian ini, didapat data yang kompetensi dasar dan indikator sesuai
secara keseluruhan berasal dari 3 sumber Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang
yaitu data dokumentasi keadaan Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
laboratorium yang menyangkut data Sekolah Menegah Atas/madrasah Aliyah
inventaris alat dan bahan laboratorium pada dan Permendikbud No. 81A Tahun 2013
masing-masing sekolah yang dihubungkan tentang Implementasi Kurikulum dapat
terhadap standar kebutuhan alat dan bahan dideskripsikan sebagai berikut ini. terdapat
laboratorium sesuai Permendiknas No. 24 4 (empat) judul percobaan untuk kelas X
tahun 2007 serta dikaitkan dengan peminatan Matematika dan Ilmu Alam, 9
implementasi kurikulum 2013 dan data (sembilan) judul percobaan untuk kelas XI
yang bersumber dari Pendidik dan tenaga peminatan Matematika dan Ilmu Alam dan
Kependidikan serta peserta didik yang 6 (enam) judul percobaan untuk kelas XII
merupakan dampak langsung terhadap peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Dari
capaian hasil belajar dengan menggunakan analisis kebutuhan alat/bahan untuk 19
rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) 2 tahun jenis judul percobaan tersebut didapat
terakhir. Data kondisi laboratorium persentase ketersediaan alat dan bahan
diperoleh dengan membandingkan yang dianalisis dengan membandingkan
ketersediaan alat/bahan terhadap standar rerata ketersediaan masing-masing sekolah
minimal yang telah ditentukan rasionya. terhadap rasio kebutuhan alat dan bahan
Dari rangkuman data penelitian diperoleh sesuai Kurikulum 2013 adalah 62,61%,
hasil analisis data dalam bentuk prosentase maka implementasi kurikulum 2013 optimis
ketersediaan alat sesuai standar yang dapat terwujud dengan catatan pemenuhan
ditetapkan dalam Permendiknas No. 24 ketersediaan alat/bahan laboratorium
Tahun 2007 menunjukkan bahwa terdapat tersebut harus diupayakan sampai
perbedaan signifikan menyangkut kuantitas mencapai standar minimal. Untuk
alat/bahan paraktikkum sebagai daya keberhasilan program implementasi
dukung proses pembelajaran kimia pada kurikulum 2013 faktor daya dukung
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)
Tabel 4.1. Jumlah Praktikkum Yang Dilaksanakan per Tingkat/Kelas Per semester
2 SMAN B 8 9 7 6 5 4
3 SMAN C 12 10 11 7 9 7
4 SMAN D 7 8 6 8 5 4
5 SMAN E 6 7 8 5 6 5
Total 43 46 45 37 34 26
ujian praktik harus dilakukan. Sehingga digunakan adalah jika kebutuhan alat dan
kalau masih seperti POS yang bahan praktikum terpenuhi 100, tetapi jika
menyebutkan bahwa mata pelajaran yang acuannya adalah acuan PAP daya dukung
memerlukan pratik menjadi kewenangan ketersediaan alat dan bahan praktikum
sekolah, maka bagi sekolah-sekolah yang tergolong kualifikasi tinggi. (2) Berpijak dari
tidak mau terbabani baik dari sisi biaya dentifikasi kebutuhan alat/bahan praktikum
maupun dari sisi pelaksanaan yang yang diperlukan untuk mendukung
Tabel 4.2 Data Nilai Rata-rata UN Kimia SMA Negeri Kabupaten Bangli
memakan waktu lebih banyak sudah pasti implementasi kurikulum 2013 sesuai
tidak akan melaksanakan ujian praktik kompetensi dasar yang ditetapkan oleh
karena toh nilai yang dikirim sebagai nilai pemerintah melalui Permendikbud No. 69
sekolah (NS) tidak menuntut secara dan 81A Tahun 2013 terdapat 4 (empat)
eksplisit adanya nilai praktik. judul percobaan untuk kelas X peminatan
Matematika dan Ilmu Alam, 9 (sembila)
SIMPULAN DAN SARAN judul percobaan untuk kelas XI peminatan
Berdasarkan hasil analisis data dan Matematika dan Ilmu Alam dan 6 (tujuh)
pembahasan yang telah diuraikan di atas, judul percobaan untuk kelas XII peminatan
maka dapat ditarik simpulan dari hasil Matematika dan Ilmu Alam. Dari analisis
penelitian ini sebagai berikut. (1) daya kebutuhan alat/bahan untuk 19 jenis judul
dukung ketersediaan alat sesuai standar percobaan dibandingkan dengan rata-rata
yang ditetapkan dalam Permendiknas No. ketersediaan alat/bahan praktikum
24 Tahun 2007 menunjukkan bahwa laboratorium Kimia SMA di Kabupaten
kuantitas alat/bahan paraktikkum sebagai Bangli yang baru terpenuhi 81,2% dan jika
daya dukung proses pembelajaran kimia dibandingkan rasio jumlah alat /bahan yang
pada SMA Negeri di Kabupaten Bangli. wajib dipenuhi oleh sekolah berdasarkan
kalau dilihat dari jumlah rata-rata identifikasi Kompentensi Dasar Kurikulum
persentase ketersediaan alat/bahan 2013 yeng baru terpenuhi 62,61% maka
paraktikkum laboratorium Kimia baru optimis implementasi kurikulum 2013 dapat
mencapai 81,2 %. Kondisi ini menunjukkan terwujud dengan catatan kekurangan
ketersediaan alat/bahan laboratorium Kimia tersebut harus diupayakan pemenuhannya
SMA Negeri di Kabupaten Bangli secara sampai mencapai standar minimal. (3)
keseluruhan masih di bawah standar. Analisis perhitungan dari masing-masing
Ukuran nilai standar minimal yang data use factor alat/bahan yang diperoleh
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)
dalam penelitian efektifitas dari intensitas tingkat/kelas per semester. Efektifitas dari
pemanfaatan alat/bahan praktikum kima intensitas intensitas pemanfaatan
dalam SMA Negeri Kabupaten Bangli laboratorium (use factor) berada pada
diperoleh Rata-rata skor 45,29% berada kualifikasi sedang sedangkan rata-rata nilai
pada rentang kualifikasi sedang atau cukup Ujian Nasional terjadi peningkatan secara
kreatif. Secara rinci dapat dilihat, bahwa 1) signifikan, sehingga efektifitas dari
Use factor alat/bahan di kelas X semester 1 intensitas penggunaan laboratorium Kimia
adalah 50,59%, berarti efektifitasnya dari memiliki dampak langsung terhadap
intensitas pemanfaatan alat/bahan capaian hasil belaja peserta didik. Dari hasil
laboratorium Kimia, tergolong kualifikasi dan temuan dalam penelitian ini, maka
sedang. 2) Use factor alat/bahan di kelas X diajukan saran sebagai berikut. (1) Bagi
semester 2 adalah 54,12%, berarti pengelola laboratorium baik guru sebagai
efektifitasnya dari intensitas pemanfaatan Kepala Lab maupun petugas yang ditunjuk
alat/bahan laboratorium Kimia tergolong sebagai laboran untuk lebih meningkatkan
kualifikasi sedang. 3) Use factor alat/bahan kompetensinya dalam kegiatan
di kelas XI semester 1 adalah 52,94%, pengembangan pemenuhan sarana dan
berarti efektifitasnya dari intensitas prasana laboratorium dengan membuat
pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia usulan pada sekolah sehinga standar
tergolong kualifikasi sedang. 4) Use factor kebutuhan alat/bahan pada khususnya
alat/bahan di kelas XI semester 2, adalah terpenuhi. (2) Bagi guru kimia agar segera
43,53%, berarti efektifitasnya dari intensitas berupaya dengan fasilitas laboratorium
pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia yang baru terpenuhi 85%, melakukan
tergolong kualifikasi redah. 5) Use factor porses pembelajaran sains dan degan
alat/bahan di kelas XII semester 1adalah pendekatan pembelajaran sintifik, kreatif,
40%, berarti efektifitasnya dari intensitas aktif dan inovatif secara lebih optimal,
pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia sehingga berimplikasi langsung terhadap
tergolong kualifikasi rendah. Use factor pengalaman proses sains yang bermuara
alat/bahan di kelas XII semester 2 adalah pada capaian hasil belajar peserta didik
30,59%, berarti efektifitasnya dari intensitas yang lebih baik, dan juga berimplikasi
pemanfaatan alat/bahan laboratorium Kimia terhadap intensitas atau frekuensi
tergolong kualifikasi rendah. Kalau melihat penggunaan alat/bahan praktikum
rata-rata komulatif use faktor alat maka berdasarkan jumlah judul per tingkat/kelas
efektifitas pemanfaatan alat/bahan per semester terjadi peningkatan secara
praktikum termasuk kualifikasi sedang atau signifikan serta mampu berupaya
cukup kreatif. (4) Faktor-faktor penghambat mengatasi hambatan-hambatan yang
dalam pelaksanaan kegiatan praktikum dialami dalam kegiatan praktikum. (3) Bagi
kimia yang dialami oleh tenaga pendidik Kepala Sekolah diharapkan memberikan
adalah sebagian besar pada masalah motivasi kepada gurur-guru IPA/Kimia
waktu, kurang profesionalnya tenaga untuk lebih meningkatkan kegiatan
laboran dan ruang laboratorium tidak praktikum dalam proses pembelajaran.
difungsikan secara khusus. Sedangkan Disamping itu diharapkan Kepala Sekolah
faktor lainnya yang juga merupakan mengupayakan kondisi laboratorium
hambatan walaupun masuk katagori kecil sehingga dapat terpenuhi kebutuannya
yaitu tidak terbiasanya siswa menggunakan sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.
alat praktikum kimia, jumlah siswa per (4) Bagi pemerintah, pengambil kebijakan
rombongan belajar masih ada diatas 32 melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan
orang dan hambatan terkecil adalah Olah Raga Kabupaten, Dinas Pendidikan
ketersediaan jumlah alat dan bahan Pemuda dan Olah Raga Provinsi, untuk
praktikum. (5) Rata-rata nilai Ujian Nasional dapat mewujudkan pemenuhan standar
2 (dua) tahun terakhir menunjukkan angka kuantitas maupun kualitas sarana dan
yang signifikan terhadap efektifitas prasana laboratorium IPA/Kimia sebagai
intensitas use factor Alat/bahan ditinjau dari daya dukung laboratorium, untuk
keterlaksanaan jumlah praktikkum per tercapainya standar nasional pendidikan
e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha
Program Studi IPA
(Volume 4 Tahun 2014)
dan tujuan pendidikan nasional. Hal ini Departemen Pendidikan Nasional Republik
karena pemenuhan dan pemenuhan Indonesia, Peraturan Pemerintah
standar sarana dan prasarana pendidikan Republik Indonesi Nomor 19 tahun
akan bermuara pada peningkatan kualitas 2005 tentang, Standar Nasional
pembelajaran di sekolah. (5) Terhadap Pendidikan, Jakarta 2005
pemerintah pusat, penentu kebijakan
melalui Kementrian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Kebudayaan, dalam penyusunan Prosedur Republik Indonesia Nomor 24
Operasional Standar (POS) ujian nasional Tahun 2007 Tentang Standar
agar mencantumkan nilai praktikum dalam Sarana dan Prasarana untuk
nilai sekolah (NS) yang dijadikan sebagai Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
penentu sebasar 40% syarat kelulusan. (SD/MI), Sekolah menengah
Sehingga dengan demikian akan menjadi Pertama/Madrasah Tsanawiyah
motivasi bagi sekolah untuk melaksanakan (SMP/MTs), Sekolah menengah
praktikum dalam pembelajaran. Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).