Pendekatan dan
Metodologi
Pendekatan dan
5 Metodologi
Bagian ini akan menjabarkan mengenai pendekatan dan metodologi yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan
5.1 UMUM
Untuk dapat melaksanakan pekerjaan penyusunan DED ini dengan hasil yang baik, maka
perlu dipilih dan digunakan pendekatan yang tepat agar dapat dirumuskan konsep dan
solusi desain yang tepat serta sesuai dengan konteks permasalahan dan kebutuhan yang
akan dipenuhi. Dari pendekatan yang dipilih dan digunakan tersebut, maka akan
dijabarkan metodologi pelaksanaan pekerjaan agar setiap kegiatan dapat dilaksanakan
secara sistematis dan praktis, sehingga tercapai sasaran efisiensi biaya, mutu dan waktu
kerja. Dari penjabaran setiap pentahapan secara runtut dalam metodologi pekerjaan yang
disusun, maka akan dapat dikembangkan dan disusun lebih rinci lagi program kerja, jadwal
pelaksanaan pekerjaan beserta organisasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kaitan-
kaitan pekerjaan dan personil yang dibutuhkan sesuai tahapan masing-masing pekerjaan.
5.2 PENDEKATAN
Dalam pelaksanaan kegiatan Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi UPPKB
Pulau Kalimantan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan RI
ini akan digunakan beberapa pendekatan, dan antara satu pendekatan dengan
pendekatan lainnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Penjelasan berikut ini
akan menguraikan secara ringkas masing-masing pendekatan yang akan digunakan
tersebut.
serta dapat menjadi ciri khas dan citra yang sesuai dengan misi, visi dan
tujuan unit pelaksana penimbangan.
2. Pembebanan.
Beban Vertikal
Beban Horizontal
Persyaratan Pemerintah
1. Integrasi fisik dengan karakter fisik ekologi setempat, meliputi keadaan tanah,
topografi, air tanah, vegetasi, iklim dan sebagainya;
melindungi alam dan ekosistim didalamnya dari kerusakan yang lebih parah, dan
juga dapat menciptakan kenyamanan bagi penghuninya secara fisik, sosial dan
ekonomi.
Ukuran kenyamanan penghuni secara fisik, sosial dan ekonomi, dicapai melalui :
penggunaan sistim-sistim dalam bangunan yang alamiah, ditekankan pada sistim-
sistim pasif, pengendalian iklim dan keselarasan dengan lingkungannya. Bentuk
dan orientasi bangunan didasarkan pada selaras dengan alam sekitarnya,
kebutuhan penghuni dan iklim, tidak mengarah pada bentuk bangunan
atau style tertentu, tetapi mencapai keselarasan dengan alam dan kenyamanan
penghuni dipecahkan secara teknis dan ilmiah. Untuk mendapatkan hasil
rancangan yang mampu selaras dan sesuai dengan perilaku alam, maka semua
keputusan dari konsep perancangan harus melalui analisis secara teknis dan
ilmiah Pemikiran dan pertimbangan yang dilakukan memerlukan pemikiran yang
interdisiplin dan holistic karena sangat kompleks dan mencakup berbagai macam
keilmuan.
Pendekatan konsep ekologi memfokuskan pada pengelolaan tanah, air dan udara
untuk keberlangsungan ekosistem. Tujuan perencanaan dengan pendekatan ini
adalah terciptanya efisiensi penggunaan sumber daya alam tak terperbarui
(energi) dengan mengupayakan energi alternatif (solar, angin, air, bio).
Menggunakan sumber daya alam terperbarui dengan konsep siklus tertutup, daur
ulang dan hemat energi mulai pengambilan dari alam sampai pada penggunaan
kembali, penyesuaian terhadap lingkungan sekitar, iklim, sosial budaya, dan
ekonomi.
Pada pendekatan ini juga diperhatikan mengenai kondisi lokasi terhadap air muka
tanah serta resapan. Hal tersebut memerlukan perhatian khusus mengingat sudah
semakin meningkatnya pembangunan sementara area hijau di wilayah yang
berfungsi sebagai resapan air semakin berkurang. Untuk itu Konsultan Perencana
dalam hal ini memandang perlu untuk melakukan pendekatan ini dalam rangka
ikut menjunjung konservasi lingkungan. Perhitungan kapasitas (jumlah titik) serta
penentuan lokasi sumur-sumur resapan akan menjadi bagian dari sistem
perencanaan bangunan dan pengolahan lahan (land development).
sempurna dan terpadu. Cara ini dikembangkan untuk memecahkan suatu masalah
yang kompleks menjadi kerangka-kerangka yang jelas.
Input 3
Gambar 5.2. Tahap Pelaksanaan Perencanaan
Dasar dari model diatas terlihat bahwa salah satu dari keunggulan perencanaan
dengan pendekatan sistem adalah "Output" suatu tahapan perancangan selalu
menjadi "Input" dari tahapan berikutnya dan dapat pula sebagai umpan balik
(input) periksa kembali terhadap proses sebelumnya, sehingga kesalahan yang
timbul pada tahap sebelumnya akan selalu termonitor. Keunggulan lain dari
metoda Pendekatan Perencanaan Sistem adalah karena dipecah atas sub-sub
sistem, maka sangat dimungkinkan untuk melaksanakan perencanaan dengan
Perencanaan Lintas Cepat (Fast Track Delivery Method Phase Design) di mana
perencanaan sub-sub sistem dapat dilakukan secara bersamaan tanpa saling
menunggu.
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 10
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
5.3 METODOLOGI
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 11
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
pembangunan;
Hasil dari proses tersebut akan menciptakan suatu irisan konsepsi berupa program
yang menjadi dasar atas kegiatan perancangan.
P
R
PLAN O DESIGN
G
R
A
M
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 12
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
Agar menghasilkan karya arsitektur yang sesuai dengan keinginan pemberi tugas,
maka diperlukan suatu persamaan persepsi antara arsitek dan pemberi tugas
melalui pertukaran informasi, data serta ide atau gagasan. Jika persamaan persepsi
telah terbentuk, maka tahap selanjutnya adalah mewujudkan keinginan pemberi
tugas.
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 13
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
1. Tahap Asimilasi
3. Tahap Pengembangan
4. Tahap Presentasi
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 14
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 15
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
Kriteria desain (selain yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja) merupakan
pertimbangan umum termasuk normative standard yang mendasari proses
perencanaan. Kriteria desain dibutuhkan agar bangunan beserta lingkungannya
berguna (fungsional) dan citra (konsep estetika, ekspresi) mampu mencapai target
yang telah disepakati bersama, dalam hal ini kriteria perancangan menjadi alat
ukur (benchmark). Untuk mengakomodasi berbagai tuntutan aktivitas yang ada,
kriteria-kriteria yang digunakan antara lain :
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 16
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
Inspiratif bagi kawasan dan lingkungan setempat serta menjadi icon bagi
bangunan disekitarnya.
Bangunan ekonomis
Biaya pemeliharaan
8) Aspek Efisiensi
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 17
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
Penggunaan ruang
9) Fleksibel
10) Fungsional
Pemisahan
Privasi
Sosial
Taraf hidup
Estetika
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 18
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
Ramah Lingkungan
1. Kriteria Umum
2. Kriteria Khusus
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 19
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 20
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
9. Persyaratan Mekanikal
a. Menjamin ketepatan aplikasi spesifikasi teknis lift sebagai sarana
b. mobilitas vertical orang dan barang
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 21
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 22
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
1. Berarsitektur bagus
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 23
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
Main entrance yang jelas dan pintu masuk khusus yang mudah dilihat
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 24
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
6. Efisiensi
Penggunaan ruang
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 25
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
Berangkat dari dua metode tersebut di atas, maka pelaksanaan setiap pekerjaan
dalam kegiatan penyusunan DED UPPKB akan meliputi 4 (empat) tahapan kegiatan
utama yang runtut sebagai berikut :
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Analisa dan Konsep
c. Tahap Pengembangan Rancangan
d. Tahap Detail Engineering Design
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN V - 26
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT
Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/ Rehabilitasi
UPPKB Pulau Kalimantan UPPKB
Laporan Pendahuluan
Kebutuhan, Batasan
dan Permintaan
Rencana Teknis
Stakeholder :
Rinci Site &
- Program Ruang Kantor Infrastruktur
dan Ruang
Penimbangan & Masterplan Pengembangan
Penunjang UPPKB Rencana DED UPPKB
- Pengembangan Sarana
Dokumen
Prasarana
- Kapasitas Prasarana Gambar Utama
Perumusan Kriteria dan
yang dibutuhkan
Pengumpulan Data Konsep:
Eksisting Site : - Skematik Tata Letak &
- Lingkungan Lokasi site Bentuk Massa Bangunan Rencana Rinci dan Dokumen
- Topografi - Konsep dan Skematik Detil Setiap Aspek Penunjang :
- Kondisi Daya Dukung Tata Layout Ruang - RAB
Bangunan :
Tanah (Sondir Test) Tapak & Sirkulasi - Statical
- Visualisasi dan Simulasi - Denah dan Tampak
- Aksesibilitas & Traffic Calculation
- Potongan dan Detil - Kelengkapan
- Vegetasi - Struktur Bangunan
- Linkage Kawasan Standar ME
(Sub Struktur dan - Spesifikasi
- Lingkungan Eksisting Upper Strktr) Standar Bahan
sekitar Peraturan Menteri - Rencana Plumbing & Material
Perhubungan - Rencana ME
Kebijakan Terkait : Nomor 134 tahun - Rencana STP
- Perpres atau Permen 2015 tentang
- Elemen Lansekap
- RTRW, KDB & KLB Penyelenggaraan
dan Pendukung
- Peraturan Daerah Penimbangan DOK.DED UPPKB
- Keputusan Walikota/ Kendaraan Tapak
LENGKAP
Gubernur Bermotor di Jalan - Rencana Detil
Drainase
TAHAP PERSIAPAN & TAHAP ANALISA & KONSEP RANCANGAN TAHAP PENGEMBANGAN TAHAP PENYUSUNAN
PENGUMPULAN DATA (1,5 (1,5 Bln) RANCANGAN (2 Bln) DED (1 Bln) Output :
Bln) Output : LAP. ANTARA Output : LAP. DRAFT FINAL LAP. AKHIR
Output :
LAP.PENDAHULUAN
Selain mempersiapkan Tim, dalam tahap ini juga akan dilakukan persiapan kegiatan
pengumpulan data, baik data primer maupun sekunder. Kegiatan pengumpulan data
ini akan dilakukan melalui survey lapangan peninjauan ke lokasi perencanaan yang
telah disepakati dan diputuskan bersama maupun ke beberapa instansi
perencanaan. Survei primer ini nantinya akan dijadikan cross checking dan
pengujian validitas dari data sekunder, sehingga dimungkinkan dapat diperoleh
ketepatan dan keakuratan informasi. Data Primer yang akan dikumpulkan
dalam survey ke lokasi perencanaan tersebut antara lain :
Instansi/
Lembaga
No. Jenis Data Rincian Data Metode Pelaksanaan Rujukan
Koordinasi
1. Kondisi Teknis Fisik a. Luas Area Site Pengukuran JT Karang
Lahan Site Eksisting Eksisting dengan Theodolite Joang
Area Perencanaan b. Batas Delienasi Site Pengamatan Visual JT Sintang
Eksisting Pengukuran
dengan Theodolite
c. Kondisi Topografi Pengamatan Visual
Site & Level Jalan Pengukuran
dan Bangunan dalam dengan Theodolite
Site
d. Daya Dukung Tanah Pengamatan Visual
dalam Site Uji Sondir &
Pengambilan
Sampel Tanah
Tabel 4.2. Daftar Jenis Data Sekunder yang Dibutuhkan Saat Survey Instansional
Instansi/ Lembaga
Jenis Data Rincian Data Metode Pelaksanaan Rujukan
No.
Koordinasi
1. Rencana Tata a. Peruntukan/Tata Wawancara Bappeda Provinsi
Ruang Wilayah Guna Lahan Studi produk Kalbar
Kabupaten/Kota RTRW Kab/Kota Bappeda Provinsi
b. Positioning lokasi Wawancara Kaltim
perencanaan Studi produk
dengan Pusat- RTRW Kab/Kota
pusat Kegiatan
Strategis Kab/Kota
c. Aturan Wawancara
Pembangunan di Studi Produk RDTR
Kawasan lokasi Kab/Kota dan
perencanaan (GSB, Zonasi
KDB, KLB, KDH,
dan sebagainya)
d. Rencana Wawancara
Pengembangan Studi Produk RDTR
jalur transportasi Kab/Kota dan
darat di kawasan Zonasi
perencanaan
e. Data dan rencana Wawancara
pembangunan Studi Data Potensi
Sosial,Ekonomi Industri,
dan Budaya yang Perdagangan,
mungkin berkaitan Manufactur, dan
potensi dampaknya sebagainya
dengan pola dan
volume angkutan
barang melalui jalur
jalan darat.
2. Kondisi Non a. Permasalahan Wawancara JT Karang Joang
a. Kompilasi dan tabulasi data, yaitu menstrukturkan data dalam klasifikasi dan
kelompok-kelompok tertentu dan menyusunnya dalam format-format tabel, gambar,
grafik dan tulisan yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk analisis (berdasarkan
setiap aspek kajian).
b. Menginterpretasi hasil perhitungan, peta, tabel, dan grafik yang telah distrukturkan dan
dihitung, untuk mendapatkan gambaran tentang struktur dan pola-pola hubungan yang
hendak digambarkan dan perkiraan perkembangannya ke depan.
Secara garis besar pada tahap analisa data ini akan meliputi:
c. Analisis permasalahan
Analisis permasalahan memiliki peran penting dalam memberikan arah perencanaan
dan perancangan. Dari analisis diperoleh beberapa alternatif konsep perencanaan.
1. Rencana Umum
Merupakan kriteria dan arahan rencana wujud bangunan dan lingkungan yang
mencakup :
a. Rencana peruntukan lahan mikro dan makro, termasuk rencana perpetakan dan
rencana tapak.
b. Rencana wujud bangunan meliputi : ketinggian bangunan, kedalaman bangunan,
garis sempadan bangunan (GSB), KDB / KLB, gubahan masa, orientasi, bentuk
dasar, facade bangunan, dan bahan eksterior bangunan.
c. Rencana sistem pergerakan / sirkulasi dan parkir, baik parkir khusus penindakan,
parkir istirahat maupun parkir kendaraan pribadi dan staf karyawan.
d. Rencana ruang terbuka (open space) pertamanan dan perkerasan jalan /
pedestrian termasuk di dalamnya perabot jalan (street furniture).
e. Rencana perletakkan sclupture sebagai nodes ruang luar atau RTH
2. Rencana Detail
Arahan rencana detail dari elemen-elemen bangunan dan lingkungan yang bersifat
spesifik untuk masing-masing lingkungan, yaitu bangunan utama dan pendukung
dalam Area Jembatan Timbang, detail dari rencana wujud bangunan, ruang terbuka,
wujud sclupture, rencana umum lainnya seperti facade bangunan, signage (tata
informasi), street furniture dan pedestrian.
Finalisasi Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau dengan
perhitungan struktur harus ditandatangani oleh tenaga ahli yang mempunyai izin/
sertifikat keahlian.
Finalisasi Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
Finalisasi Rencana utilitas (mekanikal dan elektrikal) beserta uraian konsep dan
perhitungannya.
Finalisasi perkiraan biaya yang lebih rinci
Pada tahap ini pula produk DED yang dihasilkan merupakan pedoman pelaksanaan
pembangunan di lapangan. Setiap gambar secara jelas mencantumkan notasi
gambar, hubungan antar pekerjaan sehingga mudah dibaca dan dimengerti.
Sebagian detail sparing-sparing utilitas yang sesuai dengan gambar rencana yang
telah disetujui (semua gambar harus ditandatangani oleh penanggung jawab
perusahaan dan tenaga ahli yang mempunyai izin / sertifikat keahlian).
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana Anggaran Biaya pekerjaan
konstruksi (EE).
Laporan perencanaan.