Anda di halaman 1dari 13

13

DAFTAR PUSTAKA

Adiyanto.2010. Pegangan Latihan Makanan Ikan. Proyek Pengembangan Perikanan Durat

Bagian I (Jenis- Jenis Ikan Ekonomi Penting). Departemen Pertanian. Jakarta. 96

hal.

Dharmawan, 2010. Pembenihan Ikan Air Tawar di Berbagai Lingkungan Pemeliharaan.

Penebar Swadaya, Jakarta

Suryana., 2013. Biologi Perikanan, Bagian I. Study Natural History. Fakultas Perikanan

IPB, Bogor. 105 hal.

Mudjiman, A., 2001. Makanan Ikan Edisi Revisi, Penebar Swadaya, Jakarta, 190 hal.

.
12

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Dalam budidaya perikanan merupakan bentuk pemeliharaan dan

penangkaran berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan yang menggunakan

air sebagai komponen pokoknya. Kunci membudidayakan ikan hias adalah telaten

dan senang di dalam memeliharanya. Dalam menjaga kualitas dan kuantitas tidak

terlepas dari cara budidaya ikan hias yang dilakukan. Oleh karena itu dalam

kegiatan budidaya ikan hias perlu diperhatikan beberapa hal yaitu :

wadah pemeliharaan linngkungan hidup, pakan, pemilihan calon indukan,

pemijahan, penetasan telur, dan perawatan larva hingga pembesaran.


11

sebaiknya dilakukan pada waktu pagi dan sore hari, apabila pakannya hanya

sebagai tambahan saja cukup 2 kali sehari.

Jumlah Ransum Harian

Untuk burayak atau benih ikan relatif membutuhkan ransum harian lebih
banyak yaitu sekitar 7% dari beratnya. Sedangkan untuk yang sudah berumur
lebih dari 120 hari dapat diberikan pelet dan jumlah ransum hariannya berkisar
antara 1-4% dari berat badannya.

Unsur Lingkungan

Keadaan lingkungan seperti suhu air dan kadar oksigen sangat


berpengaruh terhadap pemberian pakan, suhu air yang terlalu rendah atau terlalu
tinggi dapat mengakibatkan nafsu makan ikan akan terganggu sehingga pakan yg
diberikan banyak yang tidak termakan demikian pula jika kadar oksigen dalam air
menurun maka akan berdampak pada kondisi ikan.

Jika lingkungan tidak baik atau tercemar maka pertumbuhan ikan akan

terhambat dan bisa juga mengalami kematian yang sangat tinggi diakibatkan

kondisi lingkungan kurang baik maka lingkungan sangat berpengaruh sekali

terhadap pemeliharaan ikan baik secara internal maupun secara eksternal.


10

tebarkanlah sedikit-sedikit karena ikan tersebut suka mengejar pakan

yang bergerak jadi dikhawatirkan pelet yang terlanjur tenggelam tidak

akan dimakan jika pada titik pemberian pakan pelet tenggelam respon

ikan sudah nampak menurun sebaiknya pemberian pakan dihentikan

lalu ulangi dan lakukan lagi prosesnya pada setiap pemberian pakan

pelet tenggelam.

4. Pada segmen pembenihan pakan alami seperti cacing sutera diberikan

dengan cara disebar di sudut di sisi dan di bagian tengah kolam cacing

sutera yang telah dibersihkan/dibilas lalu diambil seujung tangan

kemudian diletakkan pada titik yang berbeda teknik ini sangat efektif

karena larva ikan yang berjumlah ribuan yang tersebar di seluruh

bagian kolam akan rata mendapatkan makanan. Sementara pada

segmen pembesaran pemberian pakan tambahan seperti ayam tiren

sebaiknya digantung hal ini dilakukan agar meminimalisasikan sisa

tulang yang berserakan pada dasar kolam dengan cara seperti ini tulang

yang tersisa di tali gantungan dapat segera dibuang dan sisa tulang

yang berserakan bisa sangat berbahaya bagi pelaku ternak ikan pada

saat panen atau menguras kolam karena bisa saja terinjak dan melukai

kaki atau dapat merobek terpal bagi pengguna kolam terpal.

Frekuensi Pemberian Pakan Ikan


Frekuensi pemberian pakan untuk burayak dan benih harus lebih sering

dilakukan yaitu kurang lebih 6 kali sehari. Untuk ikan-ikan besar yang pakannya

sudah berbentuk pelet sebaiknya diberikan sebanyak 4 kali sehari tenggang waktu

antara pemberian pakan yg pertama dengan yang berikutnya sekitar 2 jam dan
9

(tetap). Tempat pemberian pakan sebaiknya ditetapkan didekat pintu

pengeluaran air agar ikan terbiasa untuk menunggu makanannya di

tempat tersebut pada waktu yg telah ditentukan, selain itu sisa-sisa

pakan yg tidak termakan oleh ikan tidak tersebar kemudian membusuk

di seluruh kolam. Pakan ikan buatan diberikan secara berangsur-

angsur sedikit demi sedikit sesuai kebiasaan makannya. Apabila kira-

kira sepertiga dari jumlah ikan-ikan yang ada sudah tidak mau lagi

memakan makanan yang dilemparkan maka pemberiannya segera

dihentikan, jika sudah diberikan pakannya secara teratur maka ikan

anda akan jauh lebih sehat dan siap untuk dipanen.

2. Cara memberikan pakan yang berbentuk pelet apung harus dilakukan

dengan cara menyebar pelet menjadi tiga bagian untuk mudahnya kita

umpamakan tiga bagian kolam adalah ujung kanan, tengah dan ujung

kiri langkah pertama adalah sebar pelet secukupnya pada sisi ujung

kanan kolam setelah pelet habis sebar lagi secukupnya pada sisi tengah

kolam setelah habis sebar lagi pada sisi ujung kiri kolam dan lakukan

proses tersebut sampai ikan kenyang terlihat beberapa butir pelet yang

tersisa pada saat ditebar dipermukaan kolam hingga habis. Metode

pemberian pakan seperti ini dilakukan agar ikan lebih aktif bergerak

sehingga membantu pertumbuhan ikan selain itu dengan cara ini para

pelaku usaha ternak ikan juga dapat mengontrol tingkat responsif ikan.

3. Untuk pelet tenggelam cara memberikannya berbeda pelet tenggelam

tidak disebar melainkan hanya ditebarkan pada satu titik sesuai

namanya sifat pelet tenggelam akan tenggelam pada saat ditebar jadi
8

bentuk basah, oleh karena itu dilakukan penjemuran lagi hingga kering. Tujuan

pemasakan baik perebusan maupun pengukusan dilakukan untuk mengurangi

kadar air dan mempertahankan mutu daging yaitu tekstur yang padat dan kompak.

Akan tetapi proses perebusan yang terlalu lama dapat juga membuat komponen

biokimia suatu bahan rusak atau larut karena panas. Komponen biokimia seperti

protein dan enzim sanagat rentan terhadap panas. Penghalusan bahan (pembuatan

tepung) bertujuan untuk memperoleh ukuran yang relatif halus dan seragam.

Bahan baku yang halus, selain mudah dicerna juga menghasilkan pakan yang

relatif lebih kompak. Pengeringan pakan hingga kadar air 9 12 % sangat penting

karena pakan dengan kadar air yang tinggi mudah ditumbuhi mikroba (Adiyanto,

2010)

2.2 Teknik Pemberian Pakan Pada Ikan Hias

Pemberian pakan buatan untuk ikan harus dilakukan secara benar dan hati-

hati supaya pertumbuhan ikan dapat berlangsung normal. Dengan demikian

diharapkan tidak akan terjadi pemborosan. pemakaian pakan ikan buatan

dipengaruhi oleh unsur cara pemberiannya, frekuensi pemberian, jumlah ransum

perhari, suhu air dan keadaan lingkungan.

Cara Pemberian Pakan

1. Untuk benih yang masih kecil pakan diberikan dengan

menyerakkannya secara merata diseluruh permukaan air apabila

makanan ikan berbentuk cairan maka sebaiknya pemberian pakan

dilakukan dengan alat penyemprot (sprayer). Dan apabila pakan ikan

yang berbentuk tepung dan remah dapat diberikan dengan cara

ditaburkan menggunakan tangan pada tempat dan waktu yg sama


7

Tepung Darah

Darah ternak merupakan limbah dari rumah pemotongan hewan/ ternak.

Limbah ini dapat diolah menjadi tepung darah dan dapat digunakan sebagai bahan

baku pakan ikan, karena mengandung nutrisi yang cukup tinggi. Namun, tepung

darah sukar dicerna oleh ikan. Oleh karena itu, bahan baku ini disarankan hanya

digunakan sebagai bahan campuran dengan jumlah tidak melebihi 10% (Kordi,

2004). Darah hewan tersebut dipanaskan sampai 100oC sehingga membentuk

gumpalan, kemudian dikeringkan dan dipres (tekanan tinggi) untuk mengeluarkan

serum yang tersisa. Setelah itu dikeringkan dengan pemanasan lagi dan akhirnya

digiling. Tepung darah hewan ini biasanya berwarna coklat gelap dengan bau

yang khas. Darah yang berasal dari hewan yang dipotong ditampung lalu diolah

menjadi tepung. Seekor ternak bila dipotong akan menghasilkan darah sekitar 7-

9% dari bobot badannya. Kandungan gizi tepung darah adalah protein 71,45%,

lemak 0,42%, karbohidrat 13,12%, abu 5,45%, serat 7,95% dan air 5,19

(Dharmawan, 2010).

Perekat Pakan

Tepung terigu berasal dari biji gandum.Kandungan protein terigu adalah

sekita 10 11 %. Disamping sebagai sumber energy, terigu juga berguna sebagai

bahan perekat di dalam pembuatan pakan ikan

Teknik Pembuatan Pakan

Tahapan dalam pembuatan pakan adalah dengan memulai pada persiapan

bahan, pengeringan kadar air dalam bahan, penggilingan bahan baku menjadi

tepung , penimbangan bahan baku, pencampuran bahan baku pakan menjadi

adonan dan proses pencetakkan pakan. Hasil cetakan merupakan pellet dalam
6

dengan cepat. Pemanfaatan ampas tahu menjadi pakan merupakan pengolahan

yang paling mudah karena hanya dengan cara mengeringkannya. Ampas tahu

yang dihasilkan segera dikeringkan. Dalam kondisi kering, ampas tahu dapat

disimpan lama (Sarwono, 2003). Biasanya para pengusaha tahu akan membuang

ampas tahu begitu saja dan dibiarkan sampai membusuk. Ampas tahu dapat

dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ikan dalam kondisi masih baik atau tidak

busuk. Ampas tahu merupakan sumber protein (Khairuman, 2002). Kandungan

gizi tepung ampas tahu adalah protein 23,55%, lemak 5,54%, karbohidrat 26,92%,

serat kasar 16,53%, abu 17,03% dan air 10,43% (Mujiman, 1991).

Tepung Ikan

Tepung ikan yang baik berasal dari jenis ikan yang kadar lemaknya

rendah. Bau khusus suatu jenis ikan kadang-kadang juga mempengaruhi daya

tariknya,sehingga lebih merangsang. Ikan-ikan rucah (tidak bernilai ekonomis

penting) dari sisa-sisa hasil pengolahan biasanya merupakan bahan baku yang

penting untuk pembuatan tepung ikan (Mujiman, 1991). Tepung ikan yang berbau

tengik, menandakan bahwa kualitas tepung ikan sudah menurun, demikian juga

dengan kandungan gizinya. Sehingga tidak ekonomis lagi jika digunakan dalam

pembuatan makanan ternak atau ikan (Suryana, 2013).Tepung ikan yang memiliki

kandungan lemak tinggi, akan menurunkan kualitas tepung ikan, meskipun

kandungan protein tinggi. Kandungan lemak yang tinggi, menyebabkan tepung

ikan mudah menjadi tengik dan tidak dapat disimpan lama Kandungan gizi

tepung ikan adalah protein 22,65%, lemak 15,38%, abu 26,65%, serat 1,80% dan

air 10,72% (Dharmawan, 2010).


5

Dalam pembuatan pakan ikan, pertama-tama perlu diperhatikan tentang

pemilihan bahannya. Bahan-bahan tersebut harus memenuhi beberapa syarat,

yaitu:

- Mempunyai nilai gizi tinggi

- Mudah diperoleh

- Mudah diolah

- Tidak mengandung racun

- Harga relatif murah

- Tidak merupakan makanan pokok manusia, sehingga tidak merupakan

saingan ujiman, 1991).

Bahan Pakan Baku:

Air.

Air dalam pakan atau bahan baku pakan tersedia secara alami dalam pakan

atau bahan baku pakan. Air yang berasal dari atmosfer pada bahan kering dapat

mencapai 6 - 10 %. Kadar air yang rendah memudahkan dalam penyimpanan

pakan/ bahan baku pakan. Kandungan air 12 - 13 % pada pakan lebih mudah

berjamur atau rusak. Kandungan bahan kering diukur dengan cara mengoven

bahan yang ditempatkan dalam cawan khusus pada suhu 105 oC selama 24 jam.

Kandungan bahan kering dihitung sebagai selisih antara 100% dengan persentase

kandungan air (Fakhrul, 2009

Ampas tahu

Ampas tahu merupakan hasil sisa perasan bubur kedelai. Ampas ini

mempunyai sifat cepat basi dan berbau tidak sedap kalau tidak segera ditangani
4

BAB 2

ISI

2.1 Teknik Penyediaan Bahan Pakan dan Pembuatan Pakan

Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi kehidupan dan

pertumbuhan ikan. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein. Jumlah dan

kualitas protein mempengaruhi pertumbuhan optimal ikan. Karena zat ini

merupakan bagian terbesar dari daging ikan. Karena itu, dalam menentukan

kebutuhan zat makanan, kebutuhan protein perlu dipenuhi terlebih dahulu

(Khairuman, 2003).

Pakan yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Pakan harus dapat dimakan oleh ikan, maksudnya kondisi pakan harus baik dan

ukuran pakan harus sesuai dengan ukuran mulut ikan.

2. Pakan harus mudah dicerna.

3. Pakan harus dapat diserap oleh tubuh ikan.

Apabila ketiga persyaratan diatas dapat dipenuhi, pemberian pakan akan

memberikan manfaat yang optimal bagi pertumbuhan dan kelangsungan hidup

ikan (Khairuman, 2002).

Pakan buatan adalah pakan yang dibuat dengan formulasi tertentu berdasarkan

pertimbangan kebutuhannya. Pembuatan pakan sebaiknya didasarkan pada

pertimbangan kebutuhan nutrisi ikan, kualitas bahan baku, dan nilai ekonomis.

Dengan pertimbangan yang baik, dapat dihasilkan pakan buatan yang disukai

ikan, tidak mudah hancur dalam air, aman bagi ikan (Dharmawan, 2010).
3

pakan alami. Pakan buatan umumnya berbentuk pellet yang kadar proteinnya

dapat diatur sesuai kebutuhan pertumbuhan ikan.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimana teknik menyediakan bahan dan pembuatan pakan ikan

hias?

Bagaimanakah pemberian pakan pada ikan hias?

1.3 Tujuan dan Manfaat

Untuk mengetahui teknik menyediakan bahan dan pembuatan pakan ikan

hias. Untuk mengetahui teknik pemberian pakan pada ikan hias. Dan manfaatnya

untuk menambah wawasan penulis.


2

digunakan untuk pertumbuhan badannya. Berbagai macam bahan gizi pakan

ikan/makanan yang sangat penting bagi kebutuhan ikan.Ikan merupakan salah

satu jenis organisme air sumber pangan bagi manusia yang banyak mengandung

protein. Agar dapat dibudidayakan dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama

maka dalam proses pembudidayaannya selain menggunakan pakan alami juga

memberikan pakan buatan. Pakan buatan yang diberikan pada ikan harus

mengandung zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan ikan tersebut. Saat ini dengan

semakin meningkatnya ilmu pengetahuan tentang nutrisi ikan maka pabrik pakan

buatan ikan menyusun formulasi pakan sesuai dengan kebutuhan gizi setiap jenis

ikan yang akan dibudidayakan.

Nutrien atau kandungan zat gizi dalam bahan pakan di bagi menjadi enam

bagian yaitu : energi, protein dan asam amino, lipid dan asam lemak, karbohidrat,

vitamin dan mineral.Tujuan pemberian pakan pada ikan adalah menyediakan

kebutuhan gizi untuk kesehatan yang baik, pertumbuhan dan hasil panen yang

optimum, produksi limbah yang minimum dengan biaya yang masuk akal demi

keuntungan yang maksimum. Pakan yang berkualitas kegizian dan fisik

merupakan kunci untuk mencapai tujuan-tujuan produksi dan ekonomis budidaya

ikan.Pengetahuan tentang gizi ikan dan pakan ikan berperan penting di dalam

mendukung pengembangan budidaya ikan (aquaculture) dalam mencapai tujuan

tersebut. Pakan untuk ikan hias yang diberikan biasanya adalah pakan alami dan

pakan buatan. Jenis pakan alami yang biasa diberikan yaitu infusoria, kutu air,

jentik nyamuk, cacing sutera, artemia, serangga, kodok, ikan hidup/mati.

Sedangkan pakan buatan adalah pakan yang bahan dasarnya juga berasal dari
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan merupakan makanan yang banyak digemari. Tingginya permintaan akan

ikan di indonesia, dan kurangnya pasokan akan ikan. maka Budidaya Ikan adalah

prospek yang cukup bagus untuk dilakukan. disamping itu banyak pilihan akan

Budidaya ikan. kita dapat memilih Budidaya ikan apa yang cocok untuk kita

budidayakan. Tidak hanya ikan untuk konsumsi saja yang prospek budidayanya

bagus tetapi ikan hias tak kalah untuk dibudidayakan, selain permintaan tinggi,

harga ikan hias juga cukup tinggi, bahkan harganya dapat mencapai jutaan.

banyak pilihan ikan apa yang akan kita budidayakan. Budidaya perairan adalah

bentuk perikanan budidaya, untuk dipertentangkan dengan perikanan tangkap. Di

Indonesia, budidaya perairan dilakukan melalui berbagai sarana. Kegiatan

budidaya yang paling umum dilakukan adalah di kolam atau empang, tambak,

tangki, karamba, serta karamba apung.

Pakan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan dalam usaha

budidaya, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Dengan pemberian pakan

yang baik dalam jumlah yang cukup diharapkan pertumbuhan meningkat.

Makanan yang dimakan ikan digunakan untuk kelangsungan hidup dan

kelebihannya dipergunakan untuk pertumbuhan. Jadi jika menghendaki

pertumbuhan maka harus memberikan makanan yang memiliki kebutuhan

pemeliharaan tubuh. Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal ikan harus

mendapatkan makanan yang cukup dan berkualitas. Makanan ikan sebagian besar

Anda mungkin juga menyukai