Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu anugrah terindah dan juga terpenting
yang ada di dalam hidup kita sebagai manusia. Ada beberapa orang yang
mengalami berbagai macam gangguan kesehatan, yang mencari-cari cara yang
tepat untuk menemukan obat yang dapat menyembuhkan sakitnya bahkan hingga
menghabiskan biaya yang tinggi. Disinilah kita dapat merenungkan arti dari
kesehatan itu sendiri. Untuk mencapai tubuh yang sehat dan juga terbebas dari
berbagai macam penyakit, kita harus mampu merawat tubuh kita dengan gaya
hidup sehat dan juga asupan nutrisi yang lengkap bagi tubuh. Namun demikian,
terkadang kita harus menghadapi kenyataan terserang berbagai macam penyakit
yang mengganggu aktivitas kita sehari-hari.
Untuk mengobati berbagai macam penyakti tersebut, selain memeriksakan
diri ke dokter, kita pun dapat mengobati tubuh kita dengan berbagai macam obat.
Obat adalah Substansi yang diberikan manusia atau binatang untuk perawatan,
pengobatan, pencegahan dari gangguan. Ilmu yang mempelajari tentang efek obat-
obatan disebut farmakologi, Sedangkan orang yang diizinkan menyediakan dan
menyalurkan obat-obatan adalah farmasi. Obat ialah suatu bahan atau paduan
bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis,
mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka ataukelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan
untukmemperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia
termasukobat tradisional (Siswando, 2008).
Menurut PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993, obat adalah sediaan atau
paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki secara
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi. Menurut Ansel
(1985), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit,
serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Obat dalam
arti luas ialah setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka
farmakologi merupakan ilmu yang sangat luas cakupannya. Namun untuk seorang
dokter, ilmu ini dibatasi tujuannya yaitu agar dapat menggunakan obat untuk
maksud pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit. Selain itu, agar
mengerti bahwa penggunaan obat dapat mengakibatkan berbagai gejala penyakit.
Obat merupakan sediaan atau paduan bahan-bahan yang siap untuk digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi
dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan, kesehatan dan kontrasepsi (Departemen Kesehatan RI, 2005).
Obat merupakan benda yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,
membebaskan gejala, atau memodifikasi proses kimia dalam tubuh. Obat
merupakan senyawa kimia selain makanan yang bisa mempengaruhi organisme
hidup, yang pemanfaatannya bisa untuk mendiagnosis, menyembuhkan,
mencegah suatu penyakit. Dengan begitu banyaknya manfaat obat maka
diperlukan penemuan-penemuan obat baru untuk semakin mengembangkan
perkembangan obat di Indonesia agar dapat menobati lebih banyak macam
penyakit (Bagian Farmakologi FKUI, 1995).

2.2 Rumusan Masalah


Apa pengertian dari obat?
Apakah arti penting obat dalam kehidupan?
Apakah pentingnya penemuan obat-obat baru?
Bagaimana proses penemuan obat-obat baru?

2.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengertian dari obat?
Untuk mengetahui arti penting obat dalam kehidupan?
Untuk mengetahui pentingnya penemuan obat-obat baru?
Untuk mengetahui bagaimana proses penemuan obat-obat baru?

1
2.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan makalah ini adalah untuk
mengetahui behwa keberadaan obat memiliki arti yang penting dalam kehidupan
ini baik itu dalam menyembuhkan penyakit ataupun hal lainnya. Sehingga dapat
memberikan pengetahuan bahwa penemuan obat baru sangatlah penting meningat
anyaknya penyakit yang berkemban dan baru ditemukan.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Obat


Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (UU No. 36
Tahun 2009).
Obat (atau yang sering disebut sebagai obat modern) adalah suatu bahan
atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memprindah badan atau bagian badan manusia
(Joenoes, 2001).
Obat-obatan, dalam situasi apapun, tidak boleh dikonsumsi dengan terlalu
mudah. Obat-obatan tidak dapat menyembuhkan penyakit hingga mendasar. Satu-
satunya cara mendasar untuk menyembuhkan penyakit terletak pada gaya hidup
kita sehari-hari. Semakin cepat efek suatu obat muncul, semakin kuat pula racun
yang dikandungnya. Jika memilih obat, harap dilihat bahwa obat yang sangat
efektif, yang menghilangkan rasa sakit dengan cepat, jauh lebih berbahaya bagi
tubuh daripada banyak obat-obatan lain. Obat-obatan bisa berguna jika terasa
sakit yang tak tertahankan atau terjadi pendarahan atau dalam keadaan darurat
untuk menekan gejala-gejala yang harus diredakan. Menelan obat-obatan untuk
menekan sekresi asam lambung justru mempercepat rusaknya lapisan lambung.
Antasida dan obat-obatan lambung yang sangat populer, dipromosikan sangat
efektif untuk menekan sekresi asam lambung. Namun, jika asam lambung
dihambat dengan menggunakan obat-obatan, mukosa lambung menyusut, dan
hasilnya kondisi ini dapat menyebabkan berkembangnya kanker lambung
(Priyambodo, 2007).

3
2.2 Manfaat Obat
Seperti yang telah dituliskan pada pengertian obat di atas, maka peran obat
secara umum adalah sebagai berikut:
1. Penetapan diagnosa
2. Untuk pencegahan penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Penigkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit (Chaerunisaa, dkk, 2009)

2.3 Penggolongan Obat


2.3.1 Berdasarkan Jenisnya
1. Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas merupakan obat yang bisa dibeli bebas di apotek,
bahkan warung, tanpa resep dokter, ditandai lingkaran hijau bergaris
tepi hitam. Obat Bebas Terbatas yakni obat-obatan yang dalam jumlah
tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa resep dokter, memakai
lingkaran biru bergaris tepi hitam.
2. Obat Keras
Obat keras yaitu obat berkhasiat keras yang untuk mendapatkannya
harus dengan resep dokter, memakai tanda lingkaran merah bergaris
tepi hitam dengan tulisan huruf K di dalamnya.
3. Psikotropika dan Narkotika
Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan aktivitas
otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan
prilaku. Narkotika adalah zat atau obatyang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menimbulkan pengaruhpengaruh tertentu bagi mereka yang

4
menggunakan dengan memasukkannya kedalam tubuh manusia
(Chaerunisaa, dkk, 2009).

2.3.2 Berdasarkan Mekanisme Kerja Obat


1. Obat yang bekeja terhadap penyebab penyakit, misalnya penyakit
karena bakteri atau mikroba, contoh: antibiotik.
2. Obat yang bekerja mencegah keaadan patologis dari penyakit,
contoh: serum, vaksin.
3. Obat yang menghilangkan gejala penyakit = simptomatik, misal
gejala penyakit nyeri, contoh: analgetik, antipiretik.
4. Obat yang bekerja untuk mengganti atau menambah fungsi-fungsi
zat yang kurang, contoh: vitamin, hormon.
5. Pemberian placebo, adalah pemberian sediaan obat yang tanpa zat
berkhasiat untuk orang-orang yang sakit secara psikis, contoh: aqua
proinjection.
Selain itu, obat dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya
misalkan antihipertensi, cardiaca, diuretic, hipnotik, sedative dan lain-lain
(Chaerunisaa, dkk, 2009).

2.3.3 Berdasarkan Tempat atau Lokasi Pemakaiaannya


1. Obat Dalam, misalnya obat-obat peroral. Contoh: antibiotik,
acetaminophen
2. Obat Topikal, untuk pemakaian luar badan. Contoh sulfur,
antibiotik (Anief, 1994).

2.3.4 Berdasarkan Cara Pemberiannya


1. Oral, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui mulut, Contoh:
serbuk, kapsul, tablet sirup.
2. Parektal, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui rectal.
Contoh supositoria, laksatif.

5
3. Sublingual, dari bawah lidah, kemudian melalui selaput lendirdan
masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat. Untuk penderita
tekanan darah tinggi, Contoh: tablet hisap, hormone.
4. Parenteral, obat suntik melaui kulit masuk ke darah. Ada yang
diberikan secara intravena, subkutan, intramuscular, intrakardial.
5. Langsung ke organ, contoh intrakardial.
6. Melalui selaput perut, intraperitoneal (Anief, 1994).

2.3.5 Berdasarkan Efek yang Ditimbulkannya


1. Sistemik : masuk ke dalam system peredaran darah, diberikan
secara oral
2. Lokal : pada tempat-tempat tertentu yang diinginkan, misalnya
pada kulit, telinga, mata (Anief, 1994).

2.3.6 Berdasarkan Penamaannya


Menurut Widodo (2004), penamaan dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Nama Kimia, yaitu nama asli senyawa kimia obat.
2. Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih mudah
yang disepakati sebagai nama obat dari suatu nama kimia.
3. Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh masing-
masing produsen obat. Obat bermerek disebut juga dengan obat
paten.

6
BAB III
PEMBAHASAN

Pengembangan dan penemuan obat baru diperlukan untuk menjawab


tantangan pelayanankesehatan, baik untuk tujuan promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif. Obat modern dikembangkan melalui proses yang panjang
serta memakan biaya yang tinggi, dan setiaptahun puluhan bahkan ratusan obat
baru masuk ke pasar obat dunia dan ini akan terusberlanjut. Secara umum, efikasi
atau kemanjuran dan keamanan adalah 2 parameter utama untuk penilaian obat.
Ketika metode penelitian dan bioetika belum terlalu berkembang, penelitian
penemuan dan pengembangan obat dilakukan secara trial and error. Saat ini ujik
linik menjadi pilihan utama bagi pengembangan obat, meskipun ada juga
perkecualian yang terpaksa dilaksanakan (Siswando, 2008).
Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari
berbagai sumber yaitu dari tanaman (glikosida jantung untuk mengobati lemah
jantung), jaringan hewan (heparin untuk mencegah pembekuan darah), kultur
mikroba (penisilin G sebagai antibiotik pertama), urin manusia
(choriogonadotropin) dan dengan teknik bioteknologi dihasilkan human
insulin untuk menangani penyakit diabetes. Dengan mempelajari hubungan
struktur obat dan aktivitasnya maka pencarian zat baru lebih terarah dan
memunculkan ilmu baru yaitu kimia medisinal dan farmakologi molekular. Proses
penemuan obat baru merupakan langkah yang sangat panjang dan melibatkan
berbagai disiplin ilmu. Secara garis besar, penelitian dan pengembangan suatu
obat dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Sintesis dan screening molekul.
2. Studi pada hewan percobaan.
3. Studi pada manusia yang sehat (healthy volunteers).
4. Studi pada manusia yang sakit (pasien).
5. Studi pada manusia yang sakit dengan populasi diperbesar.
6. Studi lanjutan (post marketing surveillance)

7
Sintesis dan screening molekul, merupakan tahap awal dari rangkaian
penemuan suatu obat. Pada tahap ini berbagai molekul atau senyawa yang
berpotensi sebagai obat disintesis, dimodifikasi atau bahkan direkayasa untuk
mendapatkan senyawa atau molekul obat yang diinginkan. Oleh karena penelitian
obat biasanya ditargetkan untuk suatu daerah tertapetik yang khas, potensi relatif
pada produk saingan dan bentuk sediaan untuk manusia bisa diketahui. Serupa
dengan hal tersebut, ahli kimia medisinal mungkin mendalami kelemahan molekul
tersebut sebagai hasil usaha untuk mensintesis senyawa tersebut. Setelah
disintesis, suatu senyawa melalui proses screening, yang melibatkan
pengujianawal obat pada sejumlah kecil hewan dari jenis yang berbeda (biasanya
3 jenis hewan) ditambah uji mikrobiologi untuk menemukan adanya efek
senyawa kimia yangmenguntungkan. Meskipun ada faktor lucky
(kebetulan) dalam upaya ini, umumnya pendekatannya cukup terkontrol
berdasarkan struktur senyawa yang telah diketahui. Padatahap ini sering kali
dilakukan pengujian yang melibatkan teratogenitas, mutagenesis
dankarsinogenitas, di samping pemeriksaan LD50, toksisitas akut dan kronik. Uji
praklinik merupakan persyaratan uji untuk calon obat. Dari uji ini diperoleh
informasi tentang efikasi (efek farmakologi), profil farmakokinetik dan toksisitas
calon obat. Pada mulanya yang dilakukan pada uji praklinik adalah pengujian
ikatan obat pada reseptor dengan kultur selterisolasi atau organ terisolasi,
selanjutnya dipandang perlu menguji pada hewan utuh. Hewan yang baku
digunakan adalah galur tertentu dari mencit, tikus, kelinci, marmot,
hamster,anjing atau beberapa uji menggunakan primata. Hewan-hewan
ini sangat berjasa bagi pengembangan obat. Karena hanya dengan
menggunakan hewan utuh dapat diketahui apakah obat menimbulkan efek toksik
pada dosis pengobatan atau tidak (Syamsuni, 2005).
Setelah diperoleh bahan calon obat, maka selanjutnya calon obat tersebut
akan melalui serangkaian uji yang memakan waktu yang panjang dan biaya yang
tidak sedikit sebelum diresmikan sebagai obat oleh Badan pemberi izin. Biaya
yang diperlukan dari mulai isolasiatau sintesis senyawa kimia sampai diperoleh
obat baru lebih kurang US$ 500 juta per obat. Uji yang harus ditempuh oleh calon

8
obat adalah uji praklinik dan uji klinik. Uji praklinik merupakan persyaratan uji
untuk calon obat, dari uji ini diperoleh informasi tentang efikasi (efek
farmakologi), profil farmakokinetik dan toksisitascalon obat. Pada mulanya yang
dilakukan pada uji praklinik adalah pengujian ikatanobat pada reseptor dengan
kultur sel terisolasi atau organ terisolasi, selanjutnya dipandang perlu menguji
pada hewan utuh. Hewan yang baku digunakan adalah galur tertentu dari
mencit, tikus, kelinci, marmot, hamster, anjing atau beberapa uji
menggunakan primata, hewan-hewan ini sangat berjasa bagi pengembangan obat.
Dilakukan studi pasca pemasaran (postmarketing surveillance) yang diamati pada
pasien dengan berbagai kondisi, berbagai usia dan ras, studi ini dilakukan dalam
jangka waktu lama untuk melihat nilai terapeutik dan pengalaman jangka panjang
dalam menggunakanobat. Setelah hasil studi fase IV dievaluasi masih
memungkinkan obat ditarik dari perdagangan jika membahayakan sebagai contoh
cerivastatin suatu obat antihiperkolesterolemia yang dapat merusak ginjal,
Entero-vioform(kliokuinol) suatu obat antidisentri amuba yang pada
orang Jepang menyebabkan kelumpuhan pada otot mata (SMON disease), fenil
propanolamin yang sering terdapat pada obat flu harus diturunkan dosisnya dari
25 mgmenjadi tidak lebih dari 15 mg karena dapat meningkatkan tekanan darah
dankontraksi jantung yang membahayakan pada pasien yang sebelumnya
sudahmengidap penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, talidomid
dinyatakantidak aman untuk wanita hamil karena dapat menyebabkan kecacatan
padajanin, troglitazon suatu obat antidiabetes di Amerika Serikat ditarik
karenamerusak hati (Syamsuni, 2005).

9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa obat adalah suatu bahanatau
paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalammenetapkan
diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,menyembuhkan penyakit
atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah danrohaniah pada manusia atau
hewan dan untuk memperelok atau memperindahbadan atau bagian badan
manusia termasukobat tradisional. Penemuan obat dilakukan dalam berbagai
proses uji yang tidak sederhana dan menelan banyak biaya karena prosedur yang
ditempuh sangat rumit guna mendapatkan hasil akhir berupa obat baru yang
memberikan efek terapeutik dalam penyembuhan penyakit.

4.2 Saran
Dengan perkembangan teknologi yang terus meningkat, perkembangan
dalam dunia kesehatan juga terus mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan
ditemukannya berbagai penyakit baru yang pengobatannya masih dalam
penelitian. Oleh karena itu perlu dikembangkan penemuan-penemuan obat baru
agar penyakit-penyakit yang baru ditemukan dapat ditemukan obat dan solusi
penyembuhannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Farmakologi FKUI. 1995. Farmakologi Dan Terapi Edisi IV. Jakarta:
Gaya Baru.

Priyambodo, Bambang. 2007. Manajemen Farmasi Industri. Yogyakarta: Global


Pustaka Utama.

Siswando, Bambang. 2008. Kimia Medisinal. Surabaya : Airlangga university


press.

Syamsuni. 2005. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Buku


Kedokteran.

11

Anda mungkin juga menyukai