Abstrak
Lansia mengalami penurunan fungsi kognitif seiring dengan pertambahan usia. Penurunan fungsi kognitif
pada lansia dapat dicegah dengan memaksimalkan daya kerja otak, salah satunya melalui peningkatan aktivitas
spiritual. Aktivitas spiritual tersebut meliputi pelaksanaan aktivitas ibadah seperti membaca Al Quran, kajian,
wisata ruhani, shalat sunnah, shalat wajib dan dzikir berjamaah yang dilakukan secara rutin. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas spiritual terhadap tingkat kognitif lansia di Balai
Rehabilitasi Sosial Mandiri Unit II Pucang Gading Semarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian eksperimental. Desain
penelitian ini adalah desain pre dan post. Penentuan sampel menggunakan tehnik consecutive sampling, dimana
terdapat kriteria inklusi dan ekslusi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah The Short Portable Status
Mental Quessionaire (SPSMQ) untuk mengukur status kognitif dan kuisioner spiritual Khalil A Khavari untuk
mengukur frekuensi ibadah dan nilai spiritual pada lansia. Sampel penelitian berjumlah 30 orang dari 115 lansia
dengan gangguan kognitif ringan hingga sedang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama dua bulan, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh aktivitas
spiritual terhadap fungsi kognitif pada lansia. Pada lansia perempuan, peningkatan fungsi kognitif mencapai
31,25 % dan pada lansia laki-laki, peningkatan kognitif mencapai 60%.
Kata kunci : Fungsi kognitif, Aktifitas Spiritual, Pesantren lansia
Pesantren Lansia Sebagai Upaya Meminimalkan Risiko Penurunan Fungsi Kognitif Pada Lansia 1
Di Balai Rehabilitasi Sosial Lansia Unit II Pucang Gading Semarang
Tika Handayani, Mitsalina Maulida H, Nurullya Rachma
Pendahuluan shalat, berdzikir, dan mengaji dapat
Angka pertumbuhan lansia di membantu memperbaiki fungsi kognitif
Indonesia terus meningkat setiap tahun lansia yang meliputi proses belajar,
dengan rata-rata populasi usia lanjut adalah persepsi pemahaman, pengertian, dan
3,9% pertahun. Menurut hasil penelitian perhatian. Pelaksanaan aktivitas spiritual di
(statistik) yang dikemukakan oleh Balai Rehabilitasi Sosial Lansia Unit II
Departemen Kependudukan, total populasi Pucang Gading Semarang masih memiliki
usia lanjut di Indonesia pada tahun 2010 beberapa kendala yang ditunjukkan dengan
mencapai 11,4% (Handayani, 2009). rendahnya motivasi lansia untuk
Peningkatan jumlah lansia di Kota menjalankan ibadah sehingga jarang
Semarang menjadi mencapai 9,36 % pada mendirikan shalat lima waktu dan jarang
tahun 2009 dan menjadi urutan terbesar mengikuti pengajian.
kedua jumlah lansianya (Depsos, 2007). Melihat permasalahan yang ada,
Peningkatan jumlah penduduk lansia harus dibutuhkan suatu program yang akan
diikuti dengan meningkatnya kesejahteraan mendukung pemenuhan kebutuhan
pada lansia namun realitanya hampir 80% spiritual lansia dengan memaksimalkan
lansia memiliki sedikitnya satu masalah fasilitas yang tersedia. Program tersebut
kesehatan kronis dan menurunnya kognitif dapat berupa pesantren lansia. Program ini
serta memori. Hal ini juga dialami pada meliputi pelaksanaan aktivitas ibadah rutin,
lansia di Balai Rehabilitasi Sosial Lansia seperti membaca Al Quran, kajian, wisata
Unit II Pucang Gading Semarang. ruhani, shalat sunnah, shalat wajib dan
Berdasarkan hasil interview dengan pihak dzikir berjamaah, serta pendidikan
Balai Rehabilitasi Sosial Lansia Unit II ketrampilan. Aktivitas tersebut mendorong
Pucang Gading Semarang, jumlah lansia lansia untuk turut berpartisipasi aktif
yang mengalami penurunan fungsi kognitif sehingga dapat memberikan pengaruh
mencapai 50% atau sekitar 55 lansia. terhadap produktivitas, kemampuan
Salah satu upaya untuk meminimalkan mempertahankan harga diri, kemandirian,
risiko penurunan kognitif adalah dengan peningkatan kesehatan fisik dan
meningkatkan spiritual lansia. Melalui psikososial. Selain itu, aktivitas di atas
aktivitas spiritual, secara tidak langsung yang dilakukan secara rutin dapat
fungsi kognitif lansia dapat dilatih membantu lansia untuk melatih fungsi
sehingga penurunan kemampuan ini dapat kognitif sehingga dapat meminimalkan
diminimalkan (Hamid, 2000). Berbagai risiko penurunan kognitif pada lansia di
aktivitas spiritual itu sendiri misalnya
Pesantren Lansia Sebagai Upaya Meminimalkan Risiko Penurunan Fungsi Kognitif Pada Lansia 3
Di Balai Rehabilitasi Sosial Lansia Unit II Pucang Gading Semarang
Tika Handayani, Mitsalina Maulida H, Nurullya Rachma
mengikuti program serta jadwal menekankan pada aktivitas
yang telah disepakati. spiritual terkait dengan pesantren
3. Execution lansia. Setelah disampaikan
a. Penyepakatan Jadwal kepada petugas, terdapat beberapa
Langkah awal yang perubahan jadwal di balai
dilakukan dalam tahap ini adalah sehingga harus ada penyesuaian
sosialisasi program pesantren jadwal kembali.
lansia kepada petugas balai. b. Bimbingan Kader
Sosialisasi yang telah diadakan Setelah sosialisasi dan
pada tanggal 29 Februari 2012 jadwal telah disepakati, tim
dihadiri oleh 28 petugas balai menunjuk empat lansia sebagai
yang terdiri dari petugas kader. Keempat kader tersebut
kesehatan, pramukti, tata usaha, diberi tanggung jawab yaitu
dan bimbingan, serta 1 dosen memonitor lansia yang lainnya
pembimbing. Dalam sosialisasi dalam pelaksanaan program
kali ini, tim menyampaikan pesantren lansia. Selain itu, kader
program yang merupakan diharapkan dapat memotivasi dan
kombinasi antara program yang mengajak lansia-lansia lainnya
telah dicanangkan oleh balai agar lebih tanggap dan semangat
dengan program baru yang dalam pelaksanaan program
c. Target kurikulum
Kegiatan Target Tujuan
1. Shalat - Shalat 5 waktu dalam - Meningkatkan ibadah kepada
berjamaah sehari (minimal 3 kali Tuhan Yang Maha Esa
berjamaah) dalam sehari - Proses menghapal bacaan-
bacaan dalam shalat.
2. Doa Harian - Doa masuk Rumah - Meningkatkan aktivitas
- Doa masuk/keluar WC spiritual lansia.
- Doa makan - Peningkatan kognitif (daya
(doa harian lainnya) ingat) terhadap kegiatan
sehari-hari.
3. Keterampila - Membuat tasbih - Melatih konsentrasi para
n - Membuat kerajinan dari lansia.
kain flanel
- Merangkai bunga
Pesantren Lansia Sebagai Upaya Meminimalkan Risiko Penurunan Fungsi Kognitif Pada Lansia 5
Di Balai Rehabilitasi Sosial Lansia Unit II Pucang Gading Semarang
Tika Handayani, Mitsalina Maulida H, Nurullya Rachma
ditetapkan. Hasil dari koordinasi tersebut dari balai, dan satu lansia perempuan
adalah didapatkan 13 lansia laki-laki dan beragama Kristen sehingga pada akhirnya
17 lansia perempuan yang memenuhi hanya terdapat 26 lansia yang berhasil
kriteria dan dapat dijadikan peserta mengikuti pre-test. Berikut ini adalah
pesantren lansia. Namun sebelum grafik hasil perbandingan pre-test dan
melakukan pre-test, terdapat satu lansia post-test tingkat kognitif dan spiritual
laki-laki wafat, dua lansia laki-laki keluar lansia.
7 10
6 Laki-laki
8
5
4 6
3 4 Perempuan
2 Laki-laki
1 2
0 Perempuan 0
12 14
10 12
8 10
8
6
6
4 4 Laki-laki
2 Laki-laki 2
0 Perempuan 0
Perempuan
Pesantren Lansia Sebagai Upaya Meminimalkan Risiko Penurunan Fungsi Kognitif Pada Lansia 9
Di Balai Rehabilitasi Sosial Lansia Unit II Pucang Gading Semarang
Tika Handayani, Mitsalina Maulida H, Nurullya Rachma