Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS. Kami mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mohon
maaf apabila terdapat kesalahan penulisan dalam makalah ini dan kami juga mengharapkan kritik serta
saran untuk memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-
rekan yang telah membantu dalam membuat makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................................

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

2.1 Penularan penyakit HIV/AIDS .................................................................... 3

2.2 Pencegahan HIV/AIDS ................................................................................ 9

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 14

3.2 Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15


BAB I

PEMBUKAAN

1.1 Latar Belakang

Kita semua mungkin sudah banyak mendengar cerita-cerita yang menyeramkan tentang HIV/AIDS.
Penyebaran AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai
sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat ini belum bisa
dicegah dengan vaksin.

Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan AIDS adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus HIV yaitu: H = Human (manusia), I = Immuno deficiency (berkurangnya kekebalan),
V = Virus.

Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel kekebalan tubuh manusia
sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare,
sakit kulit, dll. Kumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh kita itulah yang disebut AIDS

Maka, selama bertahun-tahun orang dapat terinfeksi HIV sebelum akhirnya mengidap AIDS. Namun
penyakit yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah sejenis radang paru-paru yang
langka, yang dikenal dengan nama pneumocystis carinii pneumonia (PCP), dan sejenis kanker kulit yang
langka yaitu kaposis sarcoma (KS). Biasanya penyakit ini baru muncul dua sampai tiga tahun setelah
penderita didiagnosis mengidap AIDS. Seseorang yang telah terinfeksi HIV belum tentu terlihat sakit.
Secara fisik dia akan sama dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.

Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu
HIV karena masa inkubasi penyakit ini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat
cepat tertular dari satu orang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari saat penyebab
penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya penyakit.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS ?

Hal-hal apa saja yang dapat menularkan HIV/AIDS ?

Hal-hal apa saja yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS ?

Apa ciri-ciri/gejala seseorang yang terinfeksi HIV ?

Bagaimana proses terjadinya infeksi HIV ?

Bagaimana cara mencegah penularan HIV ?


1.3 Tujuan Masalah

Mengetahui bagaimana cara penularan penyakit HIV/AIDS.

Mengetahui hal-hal apa saja yang dapat menularkan HIV/AIDS.

Mengetahui hal-hal apa saja yang tidak dapat menularkan HIV/AIDS.

Mengetahui apa saja ciri-ciri/gejala seseorang yang telah terinfeksi HIV.

Mengetahui bagaimana proses terjadinya infeksi HIV.

Mengetahui bagaimana cara mencegah penularan HIV.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penularan Penyakit HIV/AIDS

HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan
menyerang sistem kekebalan tubuh (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan
infeksi. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan defisiensi (kekurangan)
sistem imun.

HIV adalah suatu virus yang biasanya ditularkan dari satu orang kepada orang lain melalui kontak
seksual. Orang yang telah terinfeksi virus HIV akan terkena penyakit yang disebabkan oleh virus HIV
tersebu, yaitu AIDS. Virus HIV yang telah masuk kedalam tubuh seseorang tidak akan menimbulkan
gejala-gejala yang terlihat secara fisik sehingga penderitanya terlihat normal seperti tidak sedang
terkana penyakit. Namun perlu diwaspadai walaupun dari luar penderita HIV tampak normal-normal
saja, tetapi dia dapat menularkan virus tersebut kepada orang lain dalam berbagai dalam berbagai cara
yang mungkin juga tidak disadari oleh penderita itu.

Jika virus HIV telah masuk ke tubuh seseorang baru beberpa tahun kemudian virus ini akan mulai
menyerang sistem kekebalan tubuh pada sel darah putih. Kekebalan tubuh seseorang yang terinfeksi
HIV biasanya akan terus menerus dan kemudian hilang dalam kurun waktu sekitar 5 sampai 10 tahun.
Setelah ekebalan tubuh seseorang menghilang maka penyakit akan mudah menghinggapi orang
tersebut. Penyakit akan terus menerus hingga, sampai suatu saat muncul penyakit yang benar-benar
berbahaya yang kemudian akan mengakibatkan kematian.

HIV harus masuk langsung ke aliran darah orang yang bersangkutan untuk dapat berada di dalam tubuh
manusia. Sedangkan di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati. HIV bertahan lebih lama di luar
tubuh manusia hanya bila darah yang mengandung HIV tersebut masih dalam keadaan belum
mengering. Dalam media kering HIV akan lebih cepat mati. HIV juga mudah mati oleh air panas, sabun
dan bahan pencuci hama lain. Karena HIV cepat mati di luar tubuh manusia, maka HIV tidak dapat
menular lewat udara seperti virus lainnya, misalnya virus influenza. Virus influensa dapat hidup di udara
bebas di sekeliling kita, sehingga penularan influensa dapat terjadi melalui udara.

Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus
relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah
masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal, perempuan lebih besar risikonya daripada pria
karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup
lama di dalam vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV di cairan vagina
atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya.

AIDS tidak menular, yang menular adalah HIV yaitu virus yang menyebabkan tubuh mencapai masa
AIDS. Virus ini terdapat dalam larutan darah, cairan sperma, dan cairan vagina sehingga dapat menular
melalui kontak darah/ cairan tersebut.
HIV dapat menular melalui:

1. Hubungan seksual dengan seseorang yang mengidap HIV. Hubungan seksual ini bisa homoseksual
maupun heteroseksual.

2. Alat jarum suntik atau alat tusuk lainnya (akupuntur, tindik, tato) yang tercemar oleh HIV. Oleh
sebab itu pemakaian jarum suntik secara bersama-sama oleh para pecandu narkotika akan mudah
menularkan HIV diantara mereka bila salah satu diantaranya seorang pengidap HIV.

3. Menerima tranfusi darah yang terinfeksi HIV.

4. Tranmisi ibu ke anak

Hal ini dapat terjadi di utero selama minggu-minggu terakhir kehamilan dan saat persalinan. Saat yang
kritis terhadap penularan HIV adalah saat proses melahirkan karena HIV menular saat darah dan cairan
vagina ibu kontak dengan darah dan cairan darah anaknya.

5. Penularan HIV juga terjadi pada Susu Ibu atau ASI.

HIV tidak dapat menular melalui:

1. Keringat, air liur

2. Bersalaman

3. Ciuman, senggolan, pelukan, dan kegiatan sehari-hari lainnya

4. Gigitan nyamuk

5. Makan dan minum bersama

6. Pemakaian alat makan minum bersama

7. Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang

8. Batuk, bersin

9. Bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama

10. HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada diluar tubuh.

11. HIV tidak dapat diserap oleh kulit yang tidak luka.

Perjalanan infeksi HIV

Saat HIV sudah masuk ke dalam tubuh manusia, maka dimulailah masa inkubasi yang cukup lama, yaitu
antara 7 sampai 10 tahun. Masa inkubasi dari suatu penyakit adalah masa antara masuknya suatu bibit
penyakit ke dalam tubuh (infeksi) sampai mulainya orang tersebut menunjukkan tanda-tanda dan
gejala-gejala sakitnya. Pada infeksi HIV, dari mulai masuknya HIV ke dalam tubuh sampai timbulnya
gejala-gejala AIDS berlangsung cukup lama yaitu seperti telah disebutkan, antara 7 sampai 10 tahun.
Selama 7 sampai 10 tahun ini orang tersebut disebut pengidap HIV, yang disebut juga ODHA (Orang
Dengan HIV/AIDS). Pengidap HIV ini tampak seperti orang sehat lainnya, karena belum adanya gejala
sakit apapun. Namun walaupun demikian, a dapat menularkan HIV kepada orang lain. Selanjutnya
setelah periode 7-10 tahun ini dilalui barulah timbul gejala-gejala AIDS, dan orang tersebut disebut
penderita AIDS. Gejala-gejala dan tanda-tanda sakit munculnya secara bertahap, bertambah lama
bertambah berat sampai akhirnya penderita meninggal dunia. Pada infeksi atau masuknya HIV ke dalam
tubuh manusia dikenal adanya periode jendela (Window Period). Yaitu masa di mana orang tersebut
telah terinfeksi HIV, tetapi bila dilakukan pemeriksaan darahnya maka belum menunjukkan hasil apa-
apa (masih negatif) yang berarti zat anti (antibodi) terhadap HIV belum dapat terdeteksi oleh
pemeriksaan laboratorium. Periode jendela ini biasanya berlangsung antara 1-6 bulan dari sejak
mulainya infeksi. Namun satu hal yang perlu diingat adalah bahwa sejak masuknya HIV, seseorang telah
menjadi pengidap HIV dan ia dapat menularkan HIV sepanjang hidupnya. Sehingga walaupun dalam
masa periode jendela, orang tersebut sudah menjadi sumber penularan. Ia dapat menularkan virusnya
kepada orang lain pada setiap kesempatan yang memungkinkan terjadinya penularan itu. Bila
digambarkan maka skema perjalanan infeksi HIV adalah sebagai berikut :

Tahapan infeksi HIV

Masa Inkubasi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Dalam beberapa literatur di katakan bahwa
melalui transfusi darah masa inkubasi kira-kira 4,5 tahun, sedangkan pada penderita homoseksual 2 -5
tahun, pada anak- anak rata rata 21 bulan dan pada orang dewasa 60 bulan.

Ada beberapa Tahapan ketika mulai terinfeksi virus HIV sampai timbul gejala AIDS:

Tahap 1: Periode Jendela

- HIV masuk ke dalam tubuh, sampai terbentuknya antibody terhadap HIV dalam darah.

- Tidak ada tanda2 khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat.

- Test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini.

- Tahap ini disebut periode jendela, umumnya berkisar 2 minggu 6 bulan

Tahap 2: HIV Positif (tanpa gejala) rata-rata selama 5-10 tahun:

- HIV berkembang biak dalam tubuh.

- Tidak ada tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat.

- Test HIV sudah dapat mendeteksi status HIV seseorang, karena telah terbentuk antibody terhadap
HIV.
- Umumnya tetap tampak sehat selama 5-10 tahun, tergantung daya tahan tubuhnya (rata-rata 8
tahun, di negara berkembang lebih pendek).

Tahap 3: HIV Positif (muncul gejala)

- Sistem kekebalan tubuh semakin turun.

- Mulai muncul gejala infeksi oportunistik, misalnya: pembengkakan kelenjar limfa diseluruh tubuh,
diare terus menerus, flu, dll.

- Umumnya berlangsung selama lebih dari 1 bulan, tergantung daya tahan tubuhnya

Tahap 4: AIDS

- Kondisi sistem kekebalan tubuh sangat lemah.

- Berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah

Ciri-ciri atau gejala penderita AIDS

Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular HIV,
karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun
hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS).

Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini
disebut masa HIV positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan
diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat dideteksi adanya
virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan
untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut
window period (periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus
HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan
HIV kepada orang lain.

Secara umum, tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada tahapan AIDS
adalah:

Demam : demam merupakan gejala awal terkena virus HIV, suhu tubuhnya mencapai 38 derajat
celcius. Pada gejala ini merupakan tahap virus masuk kedalam aliran darah dan bereplikasi dalam jumlah
besar. sehingga terjadinya reaksi inflasi yang ada didalam tubuh.

Kelelahan : kelelahan yang berlebihan adalah tanda efek dari sistem kekebalan tubuh yang aktif.

Otot Pegal, Nyeri Sendi, dan Pembengkakan Kelenjar Getah Bening : Pada tanda ini merupakan
tanda yang biasa terjadi jika seorang terjangkit virus. sedangkan pembengkakan kelenjar getah bening
adalah tanda bahwa sitem kekebalan tubuh sedang aktif.
Nyeri Tenggorokan dan Sakit Kepala : nyeri tenggorokan dan sakit kepala merupakan tanda bahwa
antibodi tidak melawan virus HIV AIDS.

Ruam-Ruam Kulit : Ruam-ruam pada kulit yang seperti bisul-bisul kecil dan berwarna merah muda
yang terasa gatal. Gejala ini memakan waktu yang panjang dan tak kunjung sembuh. bila ini terjadi
segera hubungi dokter.

Diare, Mual dan Muntah Kepanjangan : Pada gejala ini merupakan tanda bahwa bakteri dan kuman
dapat masuk ke tubuh kita dengan mudah karna sistem imun kita sudah menurun.

Turunnya Berat Badan : Jika berat badan anda menurun hingga 10% dan terjadi diare dan demam
yang panjang biasanya dalam waktu 30 hari.

Batuk Kering : batuk kering bila ini terjadi dalam waktu yang lama kira-kira satu minggu dan tak
kunjung sembuh atau berkurang setelah meminum obat.

Pnuemonia dan Toksoplasmosis : Pnuemonia merupakan penyakit infeksi paru-paru, ini


disebabkan oleh jamur dan biasanya terdapat pada seseorang yang sistem imunnya menurun,
sedangkan Toksoplasmosis adalah sejenis parasit yang menyerang otak, ini diakibatkan oleh sistem imun
yang menurun.

Berkeringat Pada Malam Hari : berkeringat pada malam hari merupakan tanda dari 50% orang
yang pernah menderita penyakit AIDS, ini bukan karna suhu atau aktifitas berlebihan.

Perubahan Pada Kuku : kuku melengkung dan menebal serta terjadi perubahan warna seperti
kehitaman dan kebiru-biruan. Penyebab dari tanda ini adalah terinfeksi jamur.

Bingung dan Sulit Berkonsentrasi : Pada tahap ini merupakan tahap akhir yang disebabkan karna
fungsi motorik tidak mampu berkordinasi dengan baik sehingga penderita tak mampu mengerakkan
tangannya dan pada tahap ini tandanya adalah mudah lupa, marah, dan tersinggung.

Herpes di Mulut dan Alat Kelamin : Gejala ini merupakan infeksi pada stadium akhir.

Menstruasi Tidak Teratur : Lama datang bulan, ini terjadi karna jumlah darah yang semakin
berkurang.

Infeksi Jaringan Kulit Rambut

Gejala-gejala di atas ini memang tidak khas, karena dapat juga terjadi pada penyakit- penyakit lain.
Namun gejala-gejala ini menunjukkan sudah adanya kerusakan pada sistem kekebalan tubuh. Gejala
penurunan kekebalan tubuh di tandai dengan mudahnya diserang penyakit lain, dan disebut infeksi
oportunistik. Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan baik oleh virus lain, bakteri, jamur, atau
parasit (yang bisa juga hidup dalam tubuh kita), yang bila sistem kekebalan tubuh baik kuman ini dapat
dikendalikan oleh tubuh.
2.2 Pencegahan HIV/AIDS

Hingga kini masih belum ditemukan obat yang dapat mengatasi dan mengobati HIV/AIDS secara
signifikan. Yang dapat kita lakukan adalah melakukan usaha-usaha pencegahan penularan HIV. HIV
(Human Immunodeviciency Syndrome), yaitu sebuah penyakit yang secara perlahan akan merusak
kekebalan tubuh seseorang sehingga seseorang yang terjangkit HIV akan mudah terinfeksi, dan sakit
yang tak kunjung sembuh. Untuk menghindari penularan HIV/AIDS kita dapat melakukan beberapa hal
berikut ini:

1. Pencegahan Penularan melalui Hubungan Seksual

Telah kita ketahui bahwa infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual. Oleh sebab itu
pencegahan penularan melalui hubungan seksual memegang peranan paling penting. Untuk itu setiap
orang perlu memiliki perilaku seksual yang aman dan bertanggungjawab, yaitu:

a. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah (Abstinence). Hubungan seksual hanya
dilakukan melalui pernikahan yang sah.

b. Bila telah menikah, hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan. sendiri, yaitu suami
atau isteri sendiri. Tidak mengadakan hubungan seksual di luar nikah.

c. Bila salah satu pasangan sudah terinfeksi HIV maka dalam melakukan hubungan seksual harus
menggunakan kondom secara benar dan konsisten.

Ketiga konsep pencegahan di atas ini dikenal dengan istilah ABC (Abstinence, Be faithful, Condom).

d. Mempertebal iman dan takwa aagar tidak terjerumus ke dalam hubungan hubungan seksual diluar
nikah.

e. Jangan berganti-ganti pasangan seksual.

f. Abstrinensi (tidak melakukan hubungan seks).

2. Pencegahan Penularan Melalui Darah

Penularan HIV melalui darah menuntut kita untuk berhati-hati dalam berbagai tindakan yang
berhubungan dengan darah maupun produk darah dan plasma.

a. Transfusi darah

Harus dipastikan bahwa darah yang digunakan untuk transfusi tidak tercemar HIV. Perlu dianjurkan pada
seseorang yang HIV (+) atau mengindap virus HIV dalam darahnya, untuk tidak menjadi donor darah.
Begitu pula dengan mereka yang mempunyai perilaku berisiko tinggi, misalnya sering melakukan
hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan.

b. Penggunaan produk darah dan plasma


Sama halnya dengan darah yang digunakan untuk transfusi, maka terhadap produk darah dan plasma
(cairan darah) harus dipastikan tidak tercemar HIV.

c. Penggunaan alat suntik, dan alat lain yang dapat melukai kulit. Penggunaan alat-alat seperti jarum,
jarum suntik, alat cukur, alat tusuk untuk tindik, perlu memperhatikan masalah sterilisasinya. Tindakan
desinfeksi dengan pemanasan atau larutan desinfektan merupakan tindakan yang sangat penting untuk
dilakukan. Cara mensterilkan alat-alat tersebut dapat dengan mencucinya dengan benar. Anda dapat
memakai ethanol 70% atau pun pemutih. Caranya, sedot ethanol dengan jarum suntik tersebut, lalu
semprotkan keluar. Hal ini dilakukan dua kali.

d. Bersikap waspada pada jarum suntik dan alat bedah

Jarum suntik, pisau cukur, obat infus, dapat menularkan virus HIV pada tubuh yang sehat. Sebaiknya
anda menghindari secara waspada pengunaan alat-alat ini pada tubuh anda. Pastikan bahwa setiap
jarum suntik yang masuk pada tubuh anda adalah sterul dan bersih. Lakukan kewaspadaan dengan
beberapa langkah berikut ini.

Gunakan jarum suntik sekali pakai.

Sterilkan segala peralatan bedah yang akan digunakan.

Hindari mengkonsumsi narkoba, karena penularan tertinggi adalah lewat jarum suntik yang
digunakan dalam aktivitas narkoba.

Hindari mentato tubuh, apalagi mentato tubuh disembrang tempat yang tidak bisa dijamin steril
dan bersih.

e. Menghindari kontak darah dengan penderita HIV

HIV/AIDS dapat disebarkan melalui kontak darah lewat tranfusi melalui tubuh yang terinfeksi HIV
dengan tubuh yang sehat. Juga dapat ditularkan melalui luka pada penderita HIV/AIDS kepada
seseorang yang sehat. Oleh karena itu gunakan selalu pengaman seperti sarung karet jika anda
berurusan dengan penderita HIV untuk mencegah anda tertular virus HIV/AIDS.

3. Pencegahan Penularan dari Ibu kepada Anak

Seorang ibu yang terinfeksi HIV, risiko penularan terhadap janin yang dikandungnva atau bayinya cukup
besar, kemungkinannva sebesar 30-40 %. Risiko itu akan semakin besar bila si ibu telah terkena atau
menunjukkan gejala AIDS. Oleh karena itu, bagi seorang ibu yang sudah terinfeksi HIV dianjurkan untuk
mempertimbangkan kembali tentang kehamilan. Risiko bagi bayi terinfeksi HIV melalui susu ibu sangat
kecil, sehingga tetap dianjurkan bagi si ibu untuk tetap menyusukan bayi dengan ASI-nya. Sebaiknya
wanita yang telah terinfeksi HIV dianjurkan untuk tidak hamil.
Melihat kondisi-kondisi di atas, yang bisa kita lakukan untuk pencegahan penyebaran HIV adalah
berperilaku yang bertanggung jawab baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain, dan berperilaku sesuai
dengan tuntutan norma agama dan sosial yang berlaku dimasyarakat. Di samping itu, menyebarkan
informasi tentang HIV / AIDS adalah cara lain untuk melindungi teman, keluarga, dan lingkungan dari
penyebaran HIV/AIDS. Hal ini dapat diwujudkan dalam kegiatan sederhana:

1. Berikan informasi yang benar dan tepat yang sudah anda terima kepada lingkungan anda sendiri.
Misalnya: keluarga, teman-teman, tetangga, dll.

2. Jika dalam percakapan sehari-hari anda mendengar informasi yang salah tentang HIV/AIDS,
langsung diperbaiki dengan cara yang benar.

Dalam lingkungan sekolah antar institusi pendidikan :

1. Mengusulkan adanya diskusi dan seminar atau kegiatan lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan pencegahan HIV/AIDS.

2. Mengadakan kegiatan lain yang berkaitan dengan masalah HIV/AIDS, misalnya lomba poster,
lomba mengarang, dan lain sebagainya.

Dari uraian di atas, kita mengetahui bahwa ada beberapa hal penting dalam mengurangi risiko
terjadinya penularan HIV/AIDS:

1. Tidak melakukan hubungan seks, bagi yang belum nikah.

2. Selalu menghindarkan diri dari penggunaan obat-obat terlarang (narkotik, heroin, ganja, dan lain-
lain).

3. Menjauhkan diri dari minuman yang bisa memabukkan.

4. Sebaiknya tidak menggunakan alat-alat seperti alat suntik, alat tindik, alat tatto, pisau cukur, atau
sikat gigi bersama orang lain.

5. Selalu membersihkan (mensterilkan) peralatan medis atau non medis, khususnva yang
berhubungan dengan cairan tubuh manusia.

Siapapun Bisa terkena AIDS, jika prilakunya beresiko.Penampilan luar tidak menjamin bebas HIV. ODHA
sering terlihat sehat dan merasa sehatJika belum belakukan tes HIV, ODHA tidak tau bahwa dirinya telah
tertular HIV dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.Tes HIV adalah satu-satunya cara
mendapatkan kepastian tertular atau tidak.

Pencegahan HIV/AIDS bagi yang belum terinfeksi:

1. Pahami HIV AIDS dan ajarkan pada orang lain. Memahami HIV/AIDS dan bagaimana virus ini
ditularkan merupakan dasar untuk melakukan tindakan pencegaha, sebarkan pengetahuan ini ke orang
lain seperti keluarga, sahabat dan kerabat.
2. Ketahui status HIV/AIDS patner seks anda. Berhubungan seks dengan sembarangan orang
menjadikan pelaku seks bebas ini sangat riskan terinfeksi HIV, oleh karena itu mengetahui status
HIV/AIDS patner seks anda sangatlah penting.

3. Gunakan jarum suntik yang baru dan steril (baik ketika berobat di RS, dokter, tatto atau ketika
melakukan tindik). Penyebaran paling cepat HIV/AIDS adalah melalui penggunaan jarum suntiksecara
bergantian dengan orang yang memiliki status HIV positif, penularan melalui jarum suntik sering terjadi
pada IDU (Injection Drug User).

4. Gunakan kondom berkualitas. Selain membuat ejakulasi lebih lambat, penggunaan kondom saat
berhubungan seks cukup efektif mencegah penularan HIV/AIDS melalui seks.

5. Lakukan sirkumsisi/khitan. Banyak penelitian pada tahun 2006 oleh National Institutes of Health
(NIH) menunjukkan bahwa pria yang melakukan khitan memiliki resiko 53% lebih kecil daripada mereka
yang tidak melakukan sirkumsisi/khitan.

6. Lakukan tes HIV secara berkala. Jika anda tergolong orang dengan resiko tinggi, sebaiknya
melakukan tes HIV secara teratur, minimal 1 tahun sekali.

Pencegahan HIV/AIDS bagi yang telah terinfeksi:

1. Beritahu patner seks bahwa anda telah positif HIV/AIDS. Pemahaman patner seks terhadap status
HIV sangatlah penting untuk antisipasi paska seks agar tidak menular ke yang lain.

2. Jika anda hamil, segera konsultasikan dengan tim medis terdekat agar mendapat penanganan
khusus, saat melahirkan melakukan operasi caesar dan bagi penderita HIV tidak disarankan untuk
memberikan ASI pada bayinya.

3. Hindari donor darah dan donor organ.

4. Jangan biarkan orang lain memakai sikat gigi dan barang-barang pribadi lainnya, meskipun
kemungkinan tertular melalui barang-barang pribadi ini sangat kecil, tapi tetap saja masih ada
kemungkinan.

5. Beritahukan status HIV/AIDS anda kepada orang yang terpercaya. Selain untuk melindungi orang
lain, hal ini juga untuk memastikan bahwa anda mendapat perawatan dari orang tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyebaran AIDS itu berlangsung secara cepat dan mungkin sekarang sudah ada disekitar kita. Sampai
sekarang belum ada obat yang bisa menyembuhkan AIDS, bahkan penyakit yang saat ini belum bisa
dicegah dengan vaksin. HIV merupakan penyakit yang sangat berbahaya, maka dari itu kita harus
waspada terhadap virus tersebut. Sebaiknya kita tidak melakukan hal-hal yang dapat menularkan
penyakit tersebut. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati.

3.2 Saran

Agar kita semua terhindar dari AIDS, maka kita harus berhati-hati memilih pasangan hidup, jangan
sampai kita menikah dengan pasangan yang mengicap HIV / AIDS, karena selain dapat menular kepada
diri kita sendiri juga dapat menular kepada janin dalam kandungan kita. Kita juga harus berhati-hati
dalam pemakaian jarum suntik secara bergantian dan tranfusi darah dengan darah yang sudah terpapar
HIV.
DAFTAR PUSTAKA

https://m.facebook.com/notes/koran-fesbuk/cara-penularan-dan-pencegahan-hiv-aids.html

http://www.krumpuls.org/2013/10/contoh-makalah-hiv-aids-pengertian.html

http://www.artikelsiana.com/2014/12/pengertian-penularan-pencegahan-HIV-AIDS.html

http://deqwan1.blogspot.com/2013/10/contoh-makalah-tentang-hiv-aids.html

https://hanifatunnisaa.wordpress.com/2012/08/24/definisi-sejarah-gejala-cara-penularan-dan-
pencegahan-penyakit-hiv-aids/

Sumaryoto dan Nopembri, Soni. 2014. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan kelas XI Semester 2.
Jakarta: pusat kurikulum dan perbukuan.

Anda mungkin juga menyukai