Anda di halaman 1dari 24

KELAS VC GILIRAN 4

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PANCASILA DALAM KETATANEGARAAN INDONESIA

NAMA KELOMPOK 1:

1. RETNO ARIYANTI (201412038)


2. ISAFAATUS SAADAH (201412066)
3. KHAFIDHOTUL ANITA (201512048)
4. LILIS ALFIYANI (201512065)
5. AMALIA ULYANI (201512074)
6. ARYA WIRA SAPUTRA (201512115)
7. BIMA ALKHAKIM (201512267)

KELAS VC PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa karena berkat
rahmatNya kami dapat menulis dan menyelesaikan makalah yang berjudul
Pancasila dalam Ketatanegaran Indonesia.Makalah ini disusun sebagai tugas dari
dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu oleh dosen kami ibu
Dra. SUTARTI, SE, MM.

Didalam makalah ini akan menjelaskan tentang bagaimana pancasila dalam


konteks ketatanegaraan di Indonesia dan bagaimana pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dra. SUTARTI, SE, MM sebagai


pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan


baik dalam bentuk penyusunan maupun materi didalamnya.Segala bentuk kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah ini kedepannya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kudus, 3 Oktober 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................ 3

2.1 Pancasila Dalam Ketatanegaraan Indonesia................................................................. 3

2.2 Tata Urutan Perundang-Undangan Indonesia .............................................................. 3

2.3 Mekanisme Nilai-Nilai Dasar, Instrumen dan Praksis/Operasional. ........................... 4

2.4 Kelembagaan Negara Menurut UUD 1945 .................................................................. 7

2.5 Posisi Lembaga Negara Pasca Amandemen .............................................................. 10

2.6 Fungsi dan Peran Lembaga-Lembaga Negara ........................................................... 13

BAB IIIPENUTUP .............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 21

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang menganut pancasila sebagai landasan dan
dasar yang mengatur seluruh sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Pancasila digunakan sebagai landasan dalam pelaksanaan setiap sistem
pemerintahan di Indonesia.Jadi, menjadi sebuah keharusan bahwa setiap sistem
pemerintahan menganut pancasila.Namun, dewasa ini banyak pemerintahan
maupun kebijkan yang tidak lagi sesuai dengan pancasila.Hal ini kembali
mengingatkan kita untuk kembali memahami tentang sejarah maupun perumusan
dan penetapan pancasila, Undang-undang 1945 maupun pembukaan UUD.
Undang-undang dasar 1945 merupakan konstitusi Negara Republik
Indonesia yang menjadi aturan tertingggi di negara tentang hukum tata negara
dalam sistem penyelenggaraan dan pembagian kekuasaan Negara yang dianut
Indonesia.Didalam Undang-Undang Dasar 1945 memuat tugas dan wewenang
lembaga negara.Selain itu, juga terdapat aturan-aturan bentuk Negara, lembaga,
lagu kebangsaan dan berbagai aspek mengenai seluruh peraturan penyelenggaraan
negara Indonesia.
Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan konstitusi negara bukanlah
sesuatu yang tidak dapat berubah.Artinya, UUD maupun konstitusi tetap dapat
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman yang bisa mencakup
semua tuntutan mengenai perubahan yang ada.Artinya, aturan yang dibuat oleh
para DPR sebelum disahkan harus melalui proses sosialisasi kepada rakyat.
Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar 1945 telah mengalami beberapa
kali perubahan sebanyak 4 kali amandemen, yang pertama pada tanggal 19
Oktober 1999, lalu pada tanggal 18 Agustus 2000 terjadi amandemen yang kedua,
selanjutnya pada tanggal 10 November 2001 menjadi amandemen ketiga dan
amandemen terakhir terjadi pada tanggal 10 Agustus 2002. Hal ini menunjukkan
bahwa isi Undang-Undang Dasar 1945 harus bisa sesuai dengan perkembangan
zaman, sehingga dapat menjadi dasar hukum yang baik dan tegas.
Setelah UUD 1945 diamandemenkan, ketatanegaraan Indonesia mengalami
perubahan yang cukup signifikan.Hal ini ditandai oleh munculnya lembaga tinggi
negara. Seperti Presiden, MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat), DPR (Dewan
Perwakilan Rakyat), DPD (Dewan Pimpinan Daerah), BPK (Badan Pemeriksa
1
Keuangan), DPA (Dewan Pertimbangan Agung), MA (Mahkamah Agung), MK
(Mahkamah Konstitusi), serta Komisi Yudisial. Semua lembaga tersebut memiliki
tugas dan fungsi masing-masing.
Didalam makalah ini akan membahas mengenai bagaimana pancasila dalam
ketatanegaraan Indonesia dan juga mengenai lembaga negara pasca terjadinya
amandemen pada pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian pancasila sebagai konteks ketatanegaraan Negara Republik
Indonesia?
2. Bagaimana tata urutan perundang-undangan Indonesia ?
3. Apa pengertian nilai-nilai dasar, instrumen dan praksis ataupun operasional ?
4. Bagaimana susunan lembaga negara menurut undang-undang Dasar 1945 ?
5. Kapan periode amandemen UUD 1945 ?
6. Bagaimana posisi lembaga negara sebelum amandemen ?
7. Bagaimana Posisi lembaga negara pasca amandemen ?
8. Apa saja fungsi dan peran dari masing-masing lembaga negara ?

1.3 Tujuan Makalah


Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen
kami Dra. Sutarti, SE , MM sebagai pengampu mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Selain itu makalah ini menjelaskan sesua dengan rumusan
masalah diatas, tujuannya yaitu :
1. Untuk menjelaskan pengertian pancasila sebagai konteks dalam
ketatanegaraan negara Republik Indonesia
2. Untuk menjelaskan tata urutan perundang-undnagan Indonesia
3. Untuk memahami pengertian nilai-nilai dasar, instrument dan praksis maupun
operasional
4. Untuk menjelaskan susunan lembaga negara menurut undang-undang Dasar
1945
5. Untik mengetahui kapan periode amandemen UUD 1945.
6. Untuk menjelaskan apa saja lembaga negara yang ada sebelum amandemen.
7. Untuk menjelaskan apa saja lembaga negara yang ada pasca amandemen
8. Untuk memahami bagaimana fungsi dan tugas dari masing-masing lembaga
negara.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pancasila Dalam Ketatanegaraan Indonesia


Sebagai dasar negara republik Indonesia, pancasila merupakan dasar dari
filsafat negara. Kedudukan pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma
dalam setiap aspek penyelenggaraan negara. Oleh karena itu, semua peraturan
perundang-undangan serta penjabaraannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila pancasila.
Secara etimologi kata pancasila berasal dari bahasa sansakerta (bahasa
kasta Brahmana) dari India, yaitu panca yang berarti lima serta sila yang berarti
dasar. Jadi, pancasila dapat diartikan sebagai lima dasar
Pengertian pancasila pertama kali diungkapkan oleh Ir.Soekarno, beliau
menjelaskan bahwa pancasila merupakan sebuah isi dalam jiwa bangsa Indonesia
yang secara turun temurun ada dalam setiap jiwa warga negara Indonesia.Jadi,
pancasila bukan hanya falsafah bagi negara namun juga falsafah bagi bangsa
Indonesia.Sedangkan menurut Notonegoro, Pancasila adalah dasar falsafah negara
Indonesia.Jadi, dapat disimpulkan bahwa pancasila adalah ideologi negara
Indonesia dan menjadi pandangan hidup bagi bangsa Indonesia.
Pancasila adalah dasar falsafat Negara Indonesia sebagaimana yang
tercantum dalam UUD 1945.Oleh karena itu, sudah seharusnya seluruh waga
Indonesia menghayati, mendalami, mempelajari dan mengamalkan semua nilai-
nilai pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Indonesia merupakan negara demokrasi berdasarkan atas hukum, Hal ini
menunjukkan bahwa segala aspek dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan
negara diatur oleh suatu sistem perundang-undangan.Jadi, dapat disimpulkan
bahwa negara dilaksanakan berdasarkan pada suatu konstitusi atau UUD
Negara.Segala pembagian kekuasaan, hak dan kewajiban warga negara, lembaga-
lembaga tinggi negara, dan juga keadilan social diatur dalam undang-undang
dasar negara dalam hal ini adalah pancasila dalam konteks ketatanegaraan
Republik Indonesia.

2.2 Tata Urutan Perundang-Undangan Indonesia


Adapun tata urutan peraturan perundang-undangan menurut Ketetapan MPR
No.III/MPR/2000,Pasal 2 menyatakan bahwa tata urutan perundang-undangan

3
merupakan pedoman dalam pembuatan aturan hukum dibawahnya, adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia
3. Undang-Undang
4. Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang (perpu)
5. Peraturan pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah.

2.3 Nilai-Nilai Dasar, Instrumen dan Praksis/Operasional.


1. Nilai Dasar
Setiap nilai memiliki dasar, yaitu berupa hakikat, intisari, esensi atau
makna yang terkandung dalam nilai-nilai itu sendiri.Nilai dasar itu bersifat
universal karena menyangkut kenyataan obyektif.Contohnya, manusia, hakikat
Tuhan.Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan, maka nilai
dasar itu bersifat mutlak.
Nilai dasar juga berkaitan dengan manusia, maka nilai-nilai dasar
tersebut harus harus bersumber kepada hakikat manusia itu sendiri. Nilai dasar
yang bersumber pada hakikat kemanusiaan dijabarkan dalam norma hukum
yang dapat diistilahkan dengan hak dasar (Hak Asasi Manusia). Nilai dasar
yang menjadi sumber etika bagi bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila.
2. Nilai Instrumental
Nilai Instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari
nilai dasar.Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila nelum
memiliki formulasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan konkret.
Dalam kehidupan ketatanegaraan, nilai instrumental dapat ditemukan
dalam pasal-pasar yang ada di Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan
penjabaran nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila pancasila.Tanpa
ketentuan dari pasal-pasal UUD 1945 maka, nilai-nilai dasar ynag termuat
didalam pancasila belum dapat memberikan makna yang konkret dalam praktik
ketatanegaraan Indonesia.

4
3. Nilai Praksis
Nilai Praksis adalah penjabaran dari nilai instrumental dalam
kehidupan.Yaitu, pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai
instrumental.Sebagai fungsi penjabaran dari nilai dasar dan instrumental, maka
nilai praksis dijiwai oleh nilai dasar dan nilai instrumental sekaligus tidak
bertentangan dengan kedua nilai tersebut.
Nilai praksis dalam kehidupan ketatanegaraan dapat ditemukan dalam
undang-undang organic, yaitu semua perundang-undangan yang berada
dibawah UUD 1945 sampai kepada peraturan pelaksana yang dibuat oleh
pemerintah.Apabila dilihat dari Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang
Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan, dinyatakan
bahwa tata urutan peraturan perundang-undangan merupakan pedoman dalam
pembuatan aturan hukum dibawahnya, yaitu sebagai berikut :
Undang-Undang Dasar 1945
Ketetapan MPR-RI
Undang-Undang
Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang (Perpu)
Peraturan Pemerintah
Keputusan Presiden
Peraturan Daerah
Apabila dikaitkan dengan nilai-nilai yang telah dibahas diatas, maka
nilai dasar terdapat dalam UUD 1945, yaitu dalam pembukaannya, sedangkan
nilai instrumental dapat ditemukan dalam pasal-pasal UUD 1945 dan juga
didalam Ketetapan MPR. Nilai praksis dapat ditemukan dalam peraturan
perundang-undangan sampai dengan peraturan dibawahnya.
Kandungan nilai-nilai Dasar, Instrumental dan praksis dalam nilai-nilai
Pancasila:
1. Ketuhanan yang maha Esa
Nilai Instrumental
Pasal 29 ayat 2 , Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agama
dan kepercayaan masing-masing.

5
Nilai Praksis
Beribadah, taqwa, beriman kepada Tuhan, toleransi antar umat beragama,
tidak berbuat atheism dan tidak mencela agama lain.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Nilai Instrumental
Hal-hal yang mengenai warganegara dan penduduk diatur dengan undang-
undang Pasal 27 ayat 2 tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 28 kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 30 ayat 1, setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
Nilai Praksis
- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban
antar sesama manusia.
- Saling mencintai sesama manusia
- Mengembangkan sikap tenggang rasa
- Tidak semena-mena terhadap orang lain
- Menjungjung tinggi nilai kemanusiaan
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
3. Persatuan Indonesia
Nilai Instrumental
Pasal 1 ayat 1, Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk
republik.
Pasal 32 ayat 2, Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah
sebagai kekayaan budaya nasional
Pasal 36, Bendera Negara Indonesia ialah sang merah putih
Nilai Praksis
- Menjaga persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia
- Rela berkorban demi bangsa dan Negara
- Cinta akan Tanah Air
- Berbangga sebagai bagian dari Indonesia
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhineka Tunggal Ika

6
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Nilai Instrumental
Pasal 1 ayat 2, kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
undang-undang dasar.
Nilai Praksis
- Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
- Tidak memaksakan kehendak orang lain
- Mengutamakan budaya musyawarah dalam mengambil keputusan
bersama
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai Instrumental
Pasal 27 ayat 1, segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintah dan wajib menjungjung hukum dan pemerintah itu
tidak ada pengecualiannya.
Pasal 33 ayat 3, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Pasal 34 ayat 3, Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Nilai Praksis
- Bersikap adil terhadap sesama
- Menghormati hak-hak orang lain
- Menolong sesama
- Menghargai orang lain.

2.4 Susunan Kelembagaan Negara Menurut UUD 1945


Dalam Undang-Undang Dasar 1945 kelembagaan negara telah dijelaskan
dalam tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara Republik Indonesia. selain
itu juga telah dijelaskan didalam pasal-pasal Batang Tubuh Undang-Undang
Dasar 1945. yaitu sebagai berikut:
1. Indonesia ialah Negara yang Berdasar atas Hukum
Negara indonesia berrdasar atas hukum tidak berdasarkan kekuasaan belaka.
Hal itu berarti bahwa negara termasuk di dalamnya pemerintah dan lembaga-

7
lembaga yang lain, dalam melaksanakan tindakannya harus dilandasi oleh
hukum atau dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
2. Sistem Konstitusional
Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat
absolutisme (kekuasaan tidak terbatas). Sistem konstitusional memberikan
ketegasan cara pengendalian pemerintah negara yang dibatasi oleh ketentuan
dalam konstitusi dan sekaligus dengan perundang-undangan lain sebagai
produk konstitusi, seperti ketetapan MPR, undang-undang, dan lain-lainnya.
Sistem konstitusional sekaligus memperkuat sistem negara hukum. Oleh
karena itu kedua sistem tersebut diibaratkan dua sisi mata uang yang dapat
memperlancar pelaksanaan pencapain cita-cita nasional.
3. Kekuatan Negara yang Tertinggi di Tangan Majelis Permusyawaratan
Rakyat.
Dalam hal ini kedaulatan rakyat dipengang oleh MPR, maka segala keputusan
yang diambil haruslah mencerminkan keinginan dan aspirasi seluruh rakyat.
4. Presiden ialah Penyelenggara Pemenrintah Negara yang Tertinggi di
Bawah Majelis
Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan, Dibawah MPR,
Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi. Dalam
menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dan tanggung jawab adalah di
tangan presiden.
5. Presiden Tidak Bertanggung Jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan bahwa disamping presiden adalah
dewan perwakilan rakyat (DPR) dalam pembentukan Undang-Undang dan
Menetapkan APBN Presiden Perlu mendapatkan persetujuan dari DPR.
6. Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Menteri Negara Tidak
Bertanggung Jawab Kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
Dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan presiden mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri negara. Menteri-menteri tidak bertanggung
jawab kepada DPR. Kedudukannya tidak bergantung kepada DPR, tetapi
tergantung kepada Presiden.

8
7. Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak Terbatas
Dalam penjelasan UUD 1945 dinyatakan meskipun kepala negara tidak
bertanggungjawab kepada DPR, ia bukan diktator artinya kekuasaan tidak
terbatas.
selain dijelaskan didalam tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara juga
dijelaskan didalam pasal-pasal Batang Tubuh Undang-Undang Dasar 1945.
2.5 Periode Amandemen UUD 1945 di Indonesia
Pada awal reformasi, telah dilakukan amandemen terhadap UUD 1945. Hal
itu dilakukan agar undang-undang yang beralaku sesuai dengan kehidupan
masyarakat dan mendukung pencapaian tujuan nasional. UUD 1945 telah
mengalami amandemen sebanyak 4 kali yang ditetapkan dalam Sidang Umum
dan Sidang Tahunan MPR yaitu :
1. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-21 Oktober 1999. Perubahan
pertama UUD 1945.
2. Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18 Agustus 2000. Perubahan
kedua UUD 1945.
3. Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9 November 2001. Perubahan
ketiga UUD 1945.
4. Sidang Tahunan MPR 2002,tanggal 1-11 Agustus 2002. Perubahan
keempat UUD 1945.
Susunan lembaga-lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan indonesia
telah dilakukan penyempurnaan setelah UUD 1945 diamandemen sesuai dengan
aspirasi rakyat, sehingga mengalami perubahan. Sebelum UUD 1945
diamandemen, kedudukan lembaga negara tertinggi adalah MPR. Namun setelah
UUD 1945 diamandemen kedudukan MPR tidak lagi sebagai lembaga negara
namun sejajar dengam lembaga tinggi lainnya. Selain itu juga dibentuk lembaga
tinggi lainnya yaitu DPD, Mahkamah Konstitusi(MK), dan Komisi Yudisial(KY).
Berikut susunan lembaga negara sebelum dan sesudah diamandemen UUD 1945
Susunan Lembaga Negara RI sebelum Amandemen UUD 1945

UUD 1945

MPR

9
DPR PRESIDEN BPK DPA MA
Susunan Lembaga Negara RI sesudah Amandemen UUD 1945

UUD 1945

BPK MPR PRESIDEN MA MK KY


DPR DPD DAN
WAKIL
PRESIDEN

2.5 Posisi Lembaga Negara Pasca Amandemen


Negara Indonesia adalah negara yang menganut asas demokrasi yang
mengacu pada pelaksanaan teori trias Politica dari Montesqiueu. Menurut Trias
Politica, kekuasaan negara dibagi menjadi tiga yaitu.
1. Kekuasaan legislatif
2. Kekuasaan eksekutif
3. Kekuasaan yudikatif
Tiga bidang kekuasaan ini memiliki kedudukan yang sejajar dan ketiganya
saling bekerja sama serta saling melengkapi dalam sistem pemerintah negara
yaitu :
1. Badan Legislatif bertugas membuat undang-undang kekuasaan ini dipegang
oleh dewan perwakilan rakyat.
2. Badan Eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
Fungsi ini dipegang oleh presiden dan wakil presiden beserta para menteri
yang membantunya.

10
3. Badan Yudikatif adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-
undang. Fungsi ini dilaksanakan oleh Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah
Kontitusi (MK).
Pada awal reformasi telah dilakukan amandemen terhadap UUD 1945. Hal
ini dilakukan agar undang-undang yang berlaku tetap sesuai dengan kehidupan
masyarakat dan mendukung pencapaian tujuan nasional. Hasil amandemen UUD
1945 antara lain dengan dibentuknya beberapa lembaga negara yang baru yaitu
Mahkamah Konstitusi (MK), Komisi Yudisial (KY), dan Dewan perwakilan
Daerah (DPD). Keberadaan Dewan Pertimbangan Agung (DPA) sebagai
penasihat presiden dihapuskan sejak amandemen UUD 1945.
Lembaga-lembaga negara hasil amandemen UUD 1945 dijabarkan sebagai berikut :
1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Perubahan mendasar akibat amandemen UUD 1945 adalah perubahan
kedudukan, tugas dan kewenangan yang dimiliki oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR). Sebelum amandemen, MPR merupakan lembaga tertinggi negara
bahkan kedudukan presiden sebagai mandataris MPR. Selain itu MPR memegang
penuh kendali kedaulatan rakyat.
Namun setelah amandemen UUD 1945, kedudukan MPR menjadi sejajar
atau setingkat dengan lembaga-lembaga tinggi lainnya. Dengan demikian, MPR
bersifat saling bekerja sama dan melengkapi dengan lembaga negara yang lain.
Berdasarkan pasal 2 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa anggota MPR
terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui pemilu secara
langsung untuk masa jabatan selama lima tahun. Berdasarkan keanggotaannya,
MPR menggunakan sistem bicameral atau dua kamar. Hal ini mengingat
keanggotaan MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD, sehingga sidangnyapun
disebut sebagai joint session antara kedua lembaga tersebut. Ketentuan tentang
keanggotaan MPR ini diatur dalam UU No. 23 Tahun 2003 tentang susunan dan
kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Masa jabatan anggota MPR dalam satu
periode adalah lima tahun dan melaksanakan sidang sedikitnya sekali dalam lima
tahun tersebut di ibu kota negara.
2. DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Dewan perwakilan rakyat (DPR) merupakan tempat bergabungnya wakil-
wakil rakyat dan mengemban amanat seluruh rakyat untuk mengawasi jalannya
pemerintahan. Kedudukan DPR sebagai lembaga negara diatur dalam Bab VII
11
pasal 19 UU 1945 hasil amandemen. Keanggotaan DPR berasal dari partai politik
yang dipilih melalui Pemilu setiap lima tahun sekali. DPR menjadi saran penting,
karena melaui lembaga negara ini rakyat dapat menyalurkan segala aspirasi dan
kehendak rakyat.

Lembaga ini tidak hanya sebagai penampung aspirasi rakyat, tetapi juga
sebagai penjelmaan dari kedaulatan rakyat dalam kehidupan bernegara. Selain
DPR, ada pula DPRD. DPR berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada
di tingkat provinsi disebut DPRD provinsi dan yang berada di kabupaten/kota
disebut DPRD kabupaten/kota.

Berdasarkan UU Pemilu N0. 10 Tahun 2008 ditetapkan sebagai berikut:


a. Jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang.
b. Jumlah anggota DPRD provinsi sekurang-kurangnya 35 orang dan sebanyak-
banyak 100 orang;
c. Jumlah anggota DPRD kabupaten/kota sedikitnya 20 orang dan sebanyak-
banyaknya 50 orang.
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
DPD merupakan salah satu lembaga negara yang kedudukannya ada di setiap
provinsi. Keanggotan DPD ditentukan empat orang untuk tiap-tiap provinsi yang
dipilih melalui pemilihan umum. Anggota DPD secara langsung juga menjadi
anggota MPR. DPD merupakan lembaga negara yang baru dibentuk setelah adanya
amandemen UUD 1945. Masa jabatan anggota DPD adalah lima tahun.
4. Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial, oleh karena itu
presiden juga memegang peranan yang sangat penting dalam pemerintahan.
5. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
BPK merupakan lembaga pemeriksa keuangan yang bersifat bebas dan
mandiri.
6. MA (Mahkamah Agung)
Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan
kehakiman. MA diketuai oleh seorang Hakim Agung dan dibantu oleh hakim-
hakim agung. Jumlah Hakim Agung paling banyak 60 orang. Hakim Agung
merupakan pejabat tinggi negara setingkat menteri negara yang diangkat oleh

12
Presiden atas usul DPR. Hakim Agung yang diusulkan oleh DPR berasal dari
usulan Komisi Yudisial.
7. MK (Mahkamah Konstitusi)
Mahkamah Konstitusi merupakan lembaga negara yang baru dibentuk setelah
amandemen UUD 1945. Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan hakim
konstitusi yang ditetapkan oleh presiden. Yang mana, tiga orang diajukan oleh MA,
tiga orang diajukan oleh DPR, dan tiga orang lagi diajukan oleh presiden.

8. Komisi Yudisial (KY)


Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang baru dibentuk setelah
adanya amandemen UUD 1945. Lembaga ini dibentuk untuk mengawasi perilaku
para hakim. Selain itu lembaga ini dibentuk untuk mengawasi praktik kotor dalam
penyelenggaraan/proses peradilan. Dalam UUD 1945 hasil amandemen, kedudukan
Komisi Yudisial diatur dalam pasal 24 B. Lembaga ini bersifat mandiri.
Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh presiden dengan
persetujuan DPR. Anggota Komisi Yudisial terdiri atas seorang ketua merangkap
anggota, seorang wakil ketua merangkap anggota, dan tujuh orang anggota. Masa
jabatan anggota Komisi Yudisial adalah lima tahun. Keanggotaan yang ada dalam
Komisi Yudisial dipilih guna mencapai tujuan lembaga ini yaitu :
1. Mendukung terwujudnya kekuasaan kehakiman yang mandiri untuk menegakkan
hukum dan keadilan.
2. Meningkatkan integritas, kapasitas, dan professionalitas hakim dalam
menjalankan kewenangan dan tugasnya.

2.6 Fungsi dan Peran Lembaga-Lembaga Negara


1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Sebelum amandemen MPR sebagai lembaga tertinggi negara. MPR
memegang penuh kendalikedaulatan rakyat. Namun setelah amandemen UUD
1945, kedudukannya setingkat dengan lembaga-lembaga negara.
Fungsi dan Peran Sebelum Fungsi dan Peran Sesudah
Amandemen Amandemen
1. Menetapkan UUD 1945 1. Mengubah dan menetapkan
Undang-Undang Dasar
2. Menetapkan GBHN (Garis Besar 2. Melantik presiden dan wakil

13
Haluan Negara) presiden.
3. Memilih dan memberhentikan 3. Memutuskan usul DPR berdasarkan
presiden dan wakil presiden putusan MK untuk memberhentikan
presiden atau wakil presiden dalam
masa jabatannya setelah presiden
atau wakil presiden diberi
kesempatan untuk menyampaikan
penjelasan dalam sidang paripurna
MPR.

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Peran DPR sebelum Amandemen Peran DPR sesudah Amandemen
1. Memberikan persetujuaan atas RUU Setelah diamandemen DPR memiliki
(Rancangan Undang-Undang) yang 3 fungsi penting yaitu :
diusulkan presiden. 1. Fungsi legislasi yaitu kekuasaan
dalam membuat undang-undang
yang dijadikan sebagai pedoman
oleh pemerintah dalam
penyelenggaraan sistem
pemerintah. DPR membuat
undang-undang bersama presiden.
2. Memberikan persetujuan atas 2. Fungsi anggaran, yaitu DPR
PERPU sebagai pemegang kekuasaan
mengesahkan rancangan APBN
yang diajukan presiden. Jika
RAPBN tidak disetujui oleh DPR
maka yang diberlakukan adalah
APBN tahun sebelumnya.
3. Memberikan persetujuan atas 3. Fungsi Pengawasan, yaitu DPR
anggaran berkewajiban dalam mengawasi
4. Meminta MPR untuk mengadakan jalannya pemerintahan. Apabila
sidang istimewa guna untuk diketahui adanya pelanggaran
meminta pertanggungjawaban undang-undang yang dilakukan

14
presiden pemerintah Presiden, maka DPR
berhak mengajukannya kepada
Mahkamah Konstitusi.

Menurut (Pasal 20A UUD 1945) DPR mempunyai hak-hak sebagai berikut.
1. Hak Interpelasi adalah hak untuk meminta keterangan kepada presiden.
2. Hak Angket adalah hak untuk mengadakan penyelidikan atas suatu kebijakan
pemerintah atau presiden.
3. Hak Inisiatif adalah hak untuk mengajukan rancangan undang-undang kepada
pemerintah atau presiden.
4. Hak Amandemen adalah hak untuk menilai atau mengadakan perubahan atas
RUU (Rancangan Undang-Undang).
5. Hak Budget adalah hak untuk mengajukan RAPBN (Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara).
6. Hak Petisi adalah hak untuk mengajukan pertanyaan atas kebijakan pemerintah
atau presiden.
7. Hak menyatakan pendapat adalah hak DPR untuk menyatakan pendapat
terhadap kebijakan pemerintah mengenai kejadian yang luar biasa yang
terdapat di dalam negeri disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau
sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak angket.
3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Fungsi dan Peran DPD sebelum Fungsi dan Peran DPD sesudah
Amandemen Amandemen
1. Mengajukan rancangan undang-
Sebelum amandemen lembaga negara undang kepada DPR yang berkaitan
DPD belum dibentuk dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran, serta penggabungan
daerah.
2. Memberi pertimbangan DPRatas
rancangan undang-undang APBN
dan rancangan undang-undang yang
berkaitan dengan pajak, pendidikan,

15
dan agama.
3. Melakukan pengawasan yang
berkaitan dengan pelaksanaan
undang-undang otonomi daerah
serta menyampaikan hasil
pengawasannya kepada DPR untuk
ditindaklanjuti.

4. Presiden atau Wakil Presiden


Fungsi dan Peran Presiden atau Fungsi dan Peran Presiden atau
Wakil Presiden sebelum Wakil Presiden sesudah
Amandemen Amandemen
1. Presiden memegang posisi sentral a. Presiden sebagai Kepala Negara
dan dominan sebagai mandataris 1. Presiden merupakan panglima
MPR. tertinggi angkatan perang.
Presiden memegang kekuasaan
tertinggi atas angkatan darat,
angkatan laut, dan angkatan udara
(pasal 10 UUD 1945).
2. Menyatakan perang, membuat
perjanjian dan perdamaian dengan
negara lain dengan persetujuan
DPR (pasal 11 UUD 1945).
3. Menyatakan negara dalam keadaan
bahaya (pasal 12 UUD 1945).

16
4. Mengangkat duta dan konsul.
5. Memberi grasi, rehabilitasi,
amnesti, dan abolisi.

2. Presiden menjalankan kekuasaan


pemerintahan tertinggi.
3. Presiden selain memegang b. Presiden sebagai Kepala
kekuasaan eksekutif, juga Pemerintahan
memegang kekuasaan legislatif, 1. Memegang kekuasaan
dan kekuasaan yudikatif. pemerintahan menurut UUD.
2. Mengajukan RUU (Rancangan
Undang-Undang) kepada DPR.
3. Menetapkan PP (Peraturan
Pemerintah) untuk menjalankan
undang-undang.
4. Mengangkat dan memberhentikan
menteri-menteri.

1. Grasi adalah pengampunan yang diberikan oleh kepala negara kepada orang
yang dijatuhi hukuman.
2. Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik atau kehormatan seseorang yang
telah dituduh secara tidak sah atau dilanggar kehormatannya. .
3. Amnesti adalah pengampunan atau pengurangan hukuman yang diberikan
oleh negara kepada para tahanan, terutama tahanan politik.
4. Abolisi adalah pembatalan tuntutan pidana.

17
Grasi dan rehabilitasi diberikan dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung. Sedangkan amnesti dan abolisi diberikan dengan
memperhatikan pertimbangan DPR.
Dalam menjalankan pemerintahan, presiden dibantu oleh wakil presiden
dan beberapa menteri yang tergabung dalam kekuasaan. Menteri-menteri
tersebut merupakan implementasi dari hak prerogatif presiden, sehingga yang
berhak mengangkat dan memberhentikannya juga presiden. Menteri-menteri
tersebut harus mempertanggung jawabkan tugasnya kepada presiden.
5. Badan Pengawas Keuangan (BPK)
Badan pengawas keuangan merupakan lembaga pemeriksa keuangan
yang bersifat bebas dan mandiri. BPK berperan sebagai lembaga audit keuangan
negara. Tugas BPK sebelum amandemen maupun sesudah amandemen tugasnya
sama yaitu memeriksa dan mengawasi penggunaan keuangan. Hasil kerja dari
BPK kemudian diserahkan kepada DPR/DPRD, atau DPD sesuai dengan
kewenangannya.
6. Mahkamah Agung (MA)
Sebelum amandemen maupun sesudah tugas dan peran MA sama yaitu:
a. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
b. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi.
c. Memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan
rehabilitasi.
7. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah konstitusi merupakan lembaga negara yang baru dibentuk
setelah amandemen UUD 1945. Fungsi dan perannya sebagai berikut :
a. Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final
untuk menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar.
b. Memutuskan sengketa kewenanngan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar.
c. Memutuskan perselisihan hasil pemilu.
d. Membubarkan partai politik.
e. Memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
presiden dan wakil presiden menurut UUD.
18
8. Komisi Yudisial (KY)
Komisi Yudisial merupakan lembaga negara yang baru dibentuk setelah
amandemen UUD 1945. Fungsi dan peran komisi yudisial menurut UUD 1945
pasal 24 B yaitu mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai tugas
yang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

1. Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan Negara Republik Indonesia dilaksanakan


berdasarkan pada suatu konstitusi atau UUD Negara. Segala pembagian kekuasaan,
hak dan kewajiban warga negara, lembaga-lembaga tinggi negara, dan juga
keadilan sosial diatur dalam undang-undang dasar negara.
2. Tata Urutan Perundang-Undangan di negara Indonesia menurut Ketetapan MPR
No.III/MPR/2000,Pasal 2 adalah sebagai berikut : Undang-Undang Dasar 1945,
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia, Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah pengganti undang-undang (perpu), Peraturan pemerintah,
Keputusan Presiden dan Peraturan Daerah.
3. Kandungan nilai-nilai dasar, instrument dan praksis maupun operasional : Nilai
Dasar menjelaskan berupa hakikat, intisari, esensi atau makna yang terkandung
dalam nilai-nilai itu sendiri. Nilai dasar itu bersifat universal karena menyangkut
kenyataan obyektif. Nilai Instrumentaladalah nilai yang menjadi pedoman

19
pelaksanaan dari nilai dasar. Dan Nilai Praksis adalah penjabaran dari nilai
instrumental dalam kehidupan. Yaitu, pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai
dasar dan nilai instrumental.
4. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 kelembagaan negara telah dijelaskan dalam
tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara Republik. Susunan lembaga-
lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan indonesia telah dilakukan
penyempurnaan setelah UUD 1945 diamandemen sesuai dengan aspirasi rakyat.
Sebelum UUD 1945 diamandemen, kedudukan lembaga negara tertinggi adalah
MPR. Namun setelah UUD 1945 diamandemen kedudukan MPR tidak lagi sebagai
lembaga negara namun sejajar dengam lembaga tinggi lainnya. Selain itu juga
dibentuk lembaga tinggi lainnya yaitu DPD, Mahkamah Konstitusi(MK), dan
Komisi Yudisial(KY).
5. Periode amandemen UUD 1945 : Sidang Umum MPR 1999 tanggal 14-21 Oktober
1999, Sidang Tahunan MPR 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000, Sidang Tahunan
MPR 2000, Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1-9 November 2001 dan Sidang
Tahunan MPR 2002 tanggal 1-11 Agustus 2002.
6. Posisi kelembagaan negara berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 sebelum
amandemen ada 6 yaitu MPR, Presiden dan wakil Presiden, DPA, DPR, BPK dan
MA.
7. Posisi kelembagaan negara setelah amandemen Undang-Undang Dasar 1945 ada 8
yaitu MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, BPK, MA, MK dan KY.
8. Fungsi dan peran dari masing-masing lembaga negara sebelum di amandemen
kedaulatan tertinggi berada ditangan MPR sedangkan, setelah amandemen
kelembagaan negara kedaulatan tertinggi berada ditangan rakyat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Syarbaini, Syahrial. 2003. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi:Jakarta :Ghalih


Indonesia

Ahmad Sugiarto, 2013 Pancasila dalam ketaatanegaraan di Indonesia, pend-


pancasila.blogspot.co.id/2013/12/makalah-pancasila-dalam-konteks.html?m=1/

Khanza Aulia, 2016 lembaga negara sebelum dan sesudah menurut UUD 1945,
http://www.juraganles.com/2016/12/lembaga-negara-sebelum-dan-sesudah-
amademen-uud-1945.html?m=1/

21

Anda mungkin juga menyukai