2, Mei 2015
$GLW\D1XJURKR0DNKPXGXQ$LQXUL1DV.KXUL\DWL
ABSTRAK
Industri Mi Lethek merupakan industri yang menghasilkan produk berupa mi kering berbahan baku tepung tapioka.
Pada proses pengolahan mi di industri Mi Lethek, terdapat berbagai pemborosan (ZDVWH) yang dapat merugikan
industri. Diantara pemborosan yang terjadi berupa persediaan bahan baku yang belum diperlukan dan transportasi
berlebih. Untuk mereduksi pemborosan tersebut diperlukan suatu perbaikan pada YDOXH VWUHDP menggunakan
pendekatan OHDQ. Pendekatan OHDQGLIXQJVLNDQVHEDJDLVHEXDKVLVWHP\DQJGLJXQDNDQXQWXNPHQJLGHQWLNDVLVHOXUXK
aktivitas yang ada pada industri Mi Lethek. Aktivitas-aktivitas tersebut kemudian digolongkan menjadi dua jenis
aktivitas, yaitu aktivitas yang memberikan nilai tambah dan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah. Waktu dari
masing-masing aktivitas tersebut yang selanjutnya digunakan untuk menghitung nilai SURFHVVF\FOHHIFLHQF\(PCE).
3&(DGDODKHVLHQVLUHODWLIGDODPVHEXDKSURVHV\DQJPHZDNLOLSHUVHQWDVHZDNWX\DQJGLJXQDNDQXQWXNPHQDPEDK
nilai pada produk dibandingkan total waktu yang digunakan produk selama dalam proses. Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan, didapatkan nilai PCE awal dari industri Mi Lethek sebesar 12,05 %Perbaikan yang dilakukan ialah
dengan mengubah tata letak pabrik dan melakukan perbaikan penjadwalan pemesanan bahan baku. Hasil perbaikan
tersebut berhasil meningkatkan nilai PCE menjadi 15,68 %.
ABSTRACT
Mi Lethek industry is an industry that produce dry noodles. In the production process of Mi Lethek industry,
WKHUHZHUHVRPHZDVWHWKDWFRXOGLQLFWDQDQFLDOORVVIRULQGXVWU\:DVWHWKDWRFFXULQ0L/HWKHNLQGXVWU\ZHUH
unnecessary inventory and excessive transportation. To reduce that waste, lean manufacturing approach is required.
/HDQDSSURDFKIXQFWLRQDOL]HGDVDV\VWHPIRULGHQWLHGDOORIDFWLYLWLHVLQ0L/HWKHNLQGXVWU\7KDWDFWLYLWLHVZHUH
FODVVLHGLQWRWZRNLQGDFWLYLWLHVQDPHO\YDOXHDGGHGDFWLYLW\DQGQRQYDOXHDGGHGDFWLYLW\7KHWLPHRIHDFKDFWLYLW\
XVHGWRFDOFXODWHWKHSURFHVVF\FOHHIFLHQF\3&(%DVHGRQWKHUHVHDUFKWKHH[LVWLQJVFRUHRI3&(LQ0L/HWKHN
industry was 12,05%. The recommendations for increase PCE are relayouting the plant and change the order scheduling
of raw materials. These recommendations could increase PCE score to 15,68 %.
205
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
Pemborosan merupakan segala aktivitas kerja yang 2. Penentukan waktu siklus dari tiap-tiap elemen kerja
tidak memberikan nilai tambah bagi produk. Shingo (1989) (Ws) dengan menggunakan data yang telah lolos uji
berhasil merumuskan tujuh jenis pemborosan yang mungkin keseragaman dan kecukupan data.
terjadi dalam suatu perusahaan. Ketujuh pemborosan tersebut 3. Penentuan waktu normal (Wn) dengan rumus:
adalah RYHUSURGXFWLRQ (produksi berlebih), XQQHFHVVDU\ .............. (1)
PRWLRQ (pergerakan yang tidak diperlukan), H[FHVVLYH
WUDQVSRUWDWLRQ (transportasi yang berlebih), LQDSSURSULDWH 4. Penentuan waktu baku (Wb) dengan rumus:
SURFHVVLQJ (proses tidak tepat), GHOD\(waktu tunggu), GHIHFW
(cacat produk), dan XQQHFHVVDU\LQYHQWRU\ (persediaan tidak ........ (2)
perlu). Pemborosan dapat ditemukan dalam bentuk apapun
dan dimana pun, seperti permasalahan yang dihadapi industri 5. Pengelompokan elemen kerja ke dalam YDOXHDGGHGWLPH
Mi Lethek. Pemborosan yang terjadi berupa GHOD\ produk (VAT) dan QRQYDOXHDGGHGWLPH(NVAT). VAT adalah
setengah jadi yang menunggu untuk diproses oleh stasiun waktu dari aktivitas yang memberikan nilai tambah
kerja berikutnya. Selain itu tata letak pabrik yang kurang baik pada produk seperti kegiatan operasi, sedangkan NVAT
menyebabkan waktu transportasi antar stasiun kerja menjadi adalah waktu dari aktivitas yang tidak memberikan nilai
lama. Pemborosan-pemborosan ini perlu untuk direduksi tambah seperti kegiatan transportasi.
bahkan dihilangkan. 6. Perhitungan SURFHVV OHDG WLPH (PLT) berdasarkan
/HDQ PDQXIDFWXULQJ adalah suatu upaya untuk waktu yang dihabiskan mulai dari VAT, NVAT, dan OHDG
menghilangkan pemborosan dan meningkatkan nilai tambah WLPH (LT). LT adalah waktu tunggu bahan pada proses
(DGGHG YDOXH) produk agar dapat memberikan nilai kepada produksi untuk proses selanjutnya (ZRUN LQ SURFHVV/
pelanggan (FXVWXPHUYDOXH) (Gasperz, 2007). Langkah dasar WIP). Nilai LT didapatkan dari jumlah LQYHQWRU\ yang
dalam OHDQ \DLWX PHQJLGHQWLNDVL SURVHV DOLUDQ QLODL YDOXH terjadi pada tiap tingkat permintaan produk.
VWUHDPSURFHVV) dan menghilangkan pemborosan yang terjadi .
sepanjang proses aliran nilai tersebut. Pemborosan yang
......... (3)
terjadi di industri Mi Lethek tergolong dalam pemborosan
dari sisi waktu. Ukuran untuk mengetahui sejauh mana .................. (4)
HVLHQVLZDNWXGDULSURVHVDOLUDQQLODLGLLQGXVWULGLQ\DWDNDQ
dengan PCE. PCE merupakan persentase dari waktu 7. Perhitungan PCE berdasarkan VAT dan PLT yang terjadi
yang dipergunakan untuk menambah nilai pada produk
dibandingkan total waktu yang dipergunakan produk selama
................ (5)
dalam proses. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
nilai PCE produksi Mi Lethek berdasarkan pemetaan
kondisi awal dan mengetahui lebih lanjut faktor-faktor 8. Pembuatan FXUUHQWVWDWHYDOXHVWUHDPPDS
yang menyebabkan terjadinya pemborosan. Berdasarkan 9DOXHVWUHDPPDSSLQJ(VSM) adalah suatu pendekatan
IDNWRUIDNWRU\DQJWHULGHQWLNDVLVHODQMXWQ\DGLVXVXQXVXODQ yang digunakan untuk memetakan aliran nilai
perbaikan untuk mereduksi pemborosan. sepanjang proses produksi secara mendetail sehingga
GDSDW PHQJLGHQWLNDVL NHJLDWDQ \DQJ EHUVLIDW QRQ
YDOXHDGGHG dan menemukan penyebab terjadinya serta
METODE PENELITIAN memberikan cara yang tepat untuk menghilangkan atau
menguranginya. &XUUHQW VWDWH VSM digunakan untuk
Penelitian dilakukan di industri Mi Lethek yang mengetahui keadaan awal industri Mi Lethek. Nilai
beralamatkan di dusun Bendo, Srandakan, Bantul Yogyakarta PCE awal dan data lain yang telah diolah kemudian
dengan pelaksanaan kegiatan selama periode April-Juni 2012. dijadikan sebagai input informasi dalam pembuatan
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif FXUUHQWVWDWHPDS
dengan menggunakan data masa lalu dan juga data sekarang.
Penentuan nilai PCE awal dan pembuatan &XUUHQW6WDWH0DS ,GHQWLNDVL)DNWRU3HQ\HEDE3HPERURVDQ
dengan tahapan sebagai berikut:
Berdasarkan informasi yang ada pada FXUUHQWVWDWHPDS,
0HQJLGHQWLNDVLVHOXUXKDNWLYLWDVNHUMD\DQJDGDSDGD maka dapat diketahui pemborosan yang terjadi di sepanjang
proses produksi, mulai dari penyiapan bahan baku aliran nilai, yang selanjutnya dianalisis untuk mengatahui
sampai pengemasan produk, kemudian dibagi dalam faktor-faktor apakah yang menyebabkan pemborosan
elemen-elemen kerja yang lebih kecil. tersebut.
206
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
Rekomendasi Perbaikan Penentuan Nilai PCE Awal dan Pembuatan Current State
Map
Rekomendasi perbaikan diberikan berdasarkan
faktor-faktor penyebab terjadinya pemborosan. Pemberian Proses produksi pembuatan Mi Lethek terbagi
rekomendasi perbaikan yang tepat dapat meningkatkan nilai menjadi 11 stasiun kerja yang secara berurutan meliputi
PCE akhir. penyiapan bahan, pencampuran 1, pemadatan, pengukusan
adonan, pencampuran 2, pengepresan, pengukusan mi,
Penentuan Nilai PCE Akhir dan Pembuatan Future State penirisan, perendaman dan penataan mi, penjemuran, dan
Map pengemasan. Setiap stasiun kerja dibagi menjadi beberapa
Berdasarkan rekomendasi perbaikan yang diberikan, elemen kerja dan ditentukan waktu bakunya yang selanjutnya
kemudian dihitung kembali nilai PCE kondisi usulan. dikelompokkan dalam VAT dan NVAT. Misalnya pada stasiun
Rekomendasi perbaikan dapat dikatakan berhasil apabila nilai pencampuran 1, pekerjaan terbagi menjadi lima elemen
PCE usulan lebih besar dari kondisi awal. Nilai PCE usulan kerja yaitu persiapan alat, penuangan bahan, pencampuran,
dan data lain yang telah diolah kemudian dijadikan sebagai transportasi bahan ke dalam keranjang, dan transportasi
input informasi dalam pembuatan IXWXUHVWDWHPDS. keranjang ke stasiun kerja berikutnya. Elemen kerja kedua
dan ketiga dikelompokkan dalam VAT, sisanya termasuk
NVAT. Total nilai 9$7 dan 19$7pada produksi Mi Lethek
HASIL DAN PEMBAHASAN masing-masing sebesar 101800,19 detik dan 18371,79 detik.
Berdasarkan data LQYHQWRU\ di setiap stasiun kerja, dapat
Industri Mi Lethek didirikan sekitar tahun 1940 dan dihitung LT produksi Mi Lethek (Tabel 1).
saat ini memiliki pekerja tetap sejumlah 24 orang. Industri Dari perhitungan yang dilakukan dengan rumus (5),
beroperasi dengan satu shift dari pukul 06.00-19.30 WIB diketahui nilai PCE kondisi awal sebesar 12,05 %. PCE
dengan waktu istirahat pada pukul 08.00-09.00 WIB dan perusahaan Toyota Jepang adalah 53%, perusahaan lain di
11.00-13.00 WIB sehingga waktu efektif kerja setiap harinya Jepang sekitar 50%, perusahaan Amerika sekitar 20-40%,
adalah 10,5 jam atau 37.800 detik. Permintaan rata-rata Mi perusahaan lokal Indonesia masih dibawah 10%. Jika nilai
Lethek (GHPDQGUDWH) setiap bulan adalah sejumlah 19259,58 3&( kurang dari 30%, maka proses tersebut disebut XQOHDQ
kg atau 846,6 kg per hari. Dengan demikian waktu rata-rata atau proses produksi yang tidak ramping (Gazpersz, 2007).
yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan (7DNW Industri Mi Lethek merupakan industri yang kapasitas
WLPH) adalah 44,65 detik/kg. Untuk memenuhi kebutuhan produksinya tergantung pada kapasitas mesin atau tipe
bahan baku utama yaitu tepung, setiap bulannya dilakukan 0DFKLQLQJ sehingga menurut Gazperz (2007), batas bawah
pemesanan sejumlah 27.265,5 kg atau 119.8,352 kg per hari. nilai PCE sebesar 1 % dan batas atas sebesar 20 %. Target
Rata-rata frekuensi pemesanan terhadap bahan baku setiap perbaikan yang menjadi acuan ialah berusaha meningkatkan
bulannya sebesar 2,5 sehingga jumlah bahan baku yang QLODL3&(PHQGHNDWLEDWDVDWDV\DLWXVHEHVDU'DWDSURO
dipesan setiap kali pesan sejumlah 10.905 kg. Industri Mi industri dan data olahan, mulai dari proses kedatangan bahan
Lethek setiap harinya melakukan dua siklus kerja, dengan baku sampai proses distribusi mi ke konsumen setiap harinya,
hasil mi kering setiap siklusnya (ORWVL]H) sebesar 475 kg. dijadikan sebagai input pada FXUUHQWVWDWHPDS (Gambar 1).
207
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
,GHQWLNDVL)DNWRU3HQ\HEDE3HPERURVDQ terjadi pada persediaan bahan baku, yaitu sebesar 11,65 hari.
Tingginya nilai LT ini disebabkan karena banyaknya jumlah
Berdasarkan FXUUHQWVWDWHPDS pada Gambar 1, terdapat
persediaan bahan baku di gudang.
EHEHUDSDMHQLVSHPERURVDQ\DQJWHULGHQWLNDVL'DULWLPHOLQH
diketahui bahwa di semua stasiun kerja terdapat NVAT Rekomendasi Perbaikan
yang sebagian atau seluruhnya merupakan elemen kerja
%HUGDVDUNDQKDVLOLGHQWLNDVLSHPERURVDQ\DQJWHUMDGL
pemindahan bahan (transportasi). Misalnya, dari stasiun kerja
pada industri Mi Lethek, disusun rekomendasi perbaikan
penjemuran ke pengemasan membutuhkan waktu transportasi
untuk mereduksi pemborosan sebagai berikut :
sebesar 1.153 detik (19,21 menit). Transportasi berlebihan
di industri Mi Lethek karena frekuensi transportasi yang Rekomendasi perbaikan pada pemborosan
terlalu tinggi dan juga tata letak pabrik yang kurang baik, transportasi berlebihan. Rekomendasi yang diberikan ialah
sehingga jarak antar stasiun kerja menjadi jauh. Tata letak perbaikan tata letak pabrik. Perbaikan tata letak diperlukan
industri Mi Lethek dapat dilihat pada Gambar 2. Aliran untuk memperlancar aliran bahan, menghilangkan EDFNWUDFLQJ,
bahan antar stasiun tidak lurus dan terdapat beberapa dan juga memperpendek jarak perpindahan bahan. Perbaikan
EDFNWUDFLQJ. %DFNWUDFNLQJ terjadi karena satu alat digunakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterkaitan antar
untuk dua tahapan proses yang tidak berurutan, misalnya aktivitas, stasiun kerja yang prosesnya berurutan diletakkan
alat pencampur digunakan untuk proses pencampuran 1 berdekatan. Alat pencampur, pengukus, dan press yang
dan pencampuran 2, yang keduanya bukan merupakan sebelumnya tidak digunakan diusulkan untuk dimanfaatkan
proses yang berurutan. Jarak perpindahan bahan mulai dari lagi sehingga tidak terjadi EDFNWUDFNLQJ. Perbaikan tata letak
penyiapan bahan baku sampai pengemasan produk sejauh ini dapat menurunkan jarak perpindahan bahan sebesar 27%
217,9 m dengan waktu tempuh 8.935,65 detik. atau menjadi 158,3 m dengan waktu tempuh 6.775,72 detik.
Selain pemborosan karena transportasi berlebihan, pada 3HUXEDKDQ MDUDN \DQJ VLJQLNDQ LDODK SDGD VWDVLXQ NHUMD
Gambar 1 terlihat adanya pemborosan berupa persediaan pengukusan 1 menuju pengepresan dan stasiun pengukusan 2
yang belum diperlukan (simbol D), baik di dalam gudang menuju penirisan. Rekomendasi perbaikan tata letak industri
bahan baku maupun WIP di beberapa stasiun kerja. LT terbesar Mi Lethek dapat dilihat pada Gambar 3.
Demand/month : 19259.58 kg
Working days/month : 22 days Demand/day : 846.6 kg
Shift/day : 1 shift
Break : 3 hours
Avaliable time : 37800 sec/day
Takt time : 44.65 sec/kg
Perendaman dan
Penyiapan bahan Pencampuran 1 Pemadatan Pengukusan Adonan Pencampuran 2 Pengepresan Pengukusan Mi Penirisan Mi Penjemuran Pengemasan
Penataan Mi
2 2 2 3 5 2 2 12 2 4
3
Avaliable time : Avaliable time : Avaliable time : Avaliable time : Avaliable time : Avaliable time :
37800 sec Avaliable time : 37800 sec Avaliable time : Avaliable time : Avaliable time : Avaliable time : 37800 sec 37800 sec 37800 sec 37800 sec
i Cycle time : 517.11 sec i 37800 sec Cycle time :
i 37800 sec
i 37800 sec
i 37800 sec
i 37800 sec Cycle time : i Cycle time : Cycle time : i Cycle time :
2261.997 sec Cycle time : Cycle time : 24832.5 sec 12135.73 sec 32627.46 sec 9660.93 sec
Cycle time : Cycle time : Cycle time :
10905 kg Lot size : 475 kg 350 kg 4345.017 sec Lot size : 475 kg 6538.713 sec 7778.937 sec 13339.21 sec 6651.45 Lot size : 475 kg
184 kg 546.05 kg 368 kg 539.5 kg Lot size : 475 kg Lot size : 475 kg 455 kg Lot size : 475 kg
LT = 11.65 LT = 0.37 550 kg
Lot size : 475 kg LT = 0.197 Lot size : 475 kg LT = 0.583 Lot size : 475 kg LT = 0.39 Lot size : 475 kg LT = 0.576 LT = 0.537
days days LT = 0.587 Lot size : 475 kg
days days days days days
days
Machine : 1 Machine : 2 Machine : 1 Machine : 1 Machine : 2
517.11 sec 1290.15 sec 874.79 sec 1232.01 sec 1741.17 sec 4488.89 sec 1153.25 sec 949.64 sec 579.88 sec 3281.57 sec 2780.41 sec
NVAT 3054.86 sec NVAT 1387.2 sec NVAT 5306.7 sec NVAT 6037.76 sec NVAT 8850.32 sec NVAT 5498.19 sec NVAT 23882.9 sec NVAT 11555.84 sec NVAT 29345.88 sec NVAT 6880.52 sec NVAT
VAT VAT VAT VAT VAT VAT VAT VAT VAT VAT
Gambar 1. &XUUHQW6WDWH0DS
208
7$7$/(7$.$:$/,1'8675,0,/(7+(.
4830cm
O-4 J
0-8 O-5 E C
O
G 1
F
D
I2 I1 I-3
O-5 O-6 O-3
3 O - 10
A 0-8 O-7
H
T
FP
FP
6NDOD
Q
I
O-9
L
4030cm
B 0-1 I-4
O-2
O - 12
S
FP
FP
O - 11
K M
5
FP FP
.HWHUDQJDQ*DPEDU
$*XGDQJJDSOHN *$ODW3HQJXNXV5*DUDVL 07HPDSDW0L5HPXN
%7HPSDWSHUHQGDPDQ +$ODW3UHVV6.DQWRU 1'DSXU
&*XGDQJ7DSLRND ,7HPSDW3HQLULVDQ 27RLOHW3HNHUMD
'$ODWSHQFDPSXU6OHQGHU -7HPSDWSHUHQGDPDQGDQSHQ\XVXQDQ0LH 3$ODWSHQFDPSXUWLGDNGLSDNDL
(7HPSDW3HPDGDWDQ .7HPSDW3HQMHPXUDQ 4$ODW3UHVPDQXDOWLGDNGLSDNDL
)$ODW3HQJXNXV /7HPSDWSHQJHPDVDQ*XGDQJ3URGXN 5*DUDVL
6.DQWRU
7$7$/(7$.868/$1,1'8675,0,/(7+(.
4830cm
G
U C
A O-5
FP
D
I1
O-3
F
FP
O-4
N
E Q
0-1
B I-4
O-2
O - 12
T
FP
FP
O - 11
M O
9
FP
.HWHUDQJDQ*DPEDU S S
$*XGDQJJDSOHN,$ODW3HQJXNXV 4$ODW3UHVPDQXDOWLGDNGLSDNDL
%7HPSDWSHUHQGDPDQ-$ODW3HQJXNXV 5'DSXH
&*XGDQJ7DSLRND.7HPSDW3HQLULVDQ 6.DQWRU
'$ODWSHQFDPSXU /7HPSDWSHUHQGDPDQGDQSHQDWDDQ 75XDQJ$GPLQLVWUDVL
(7HPSDW3HPDGDWDQ07HPSDWSHQMHPXUDQ 8.DQGDQQJVDSL
)$ODW3HQJXNXV17HPSDW3HQJHPDVDQ 9*DUDVL
*$ODW3HQJXNXV27HPSDWPLUHPXN
+$ODW3UHVV3$ODWSHQFDPSXU
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
209
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
Rekomendasi perbaikan pada jenis pemborosan persediaan pengaman (VDIHW\VWRFN). Dengan tingkat VHUYLFH
persediaan yang belum diperlukan. Reduksi pemborosan OHYHO 99%, diperoleh jumlah VDIHW\VWRFN sebesar 815,57 kg.
berupa persediaan yang belum diperlukan dilakukan dengan Berdasarkan data tersebut, maka jumlah bahan baku yang
mengatur jadwal pemesanan bahan baku sehingga menurunkan harus dipesan setiap kali pesan ialah 7.309,41 kg, dengan
OHDG WLPH penyimpanan di gudang. Usulan perbaikan ialah OHDGWLPH 7,67 hari atau 372.786,1 detik. Penurunan OHDGWLPH
dengan menyeragamkan frekuensi pemesanan bahan baku yang cukup besar akan berpengaruh terhadap peningkatan
setiap bulan. Berdasarkan perhitungan sebelumnya, industri nilai PCE.
ini melakukan pemesanan bahan baku dengan rata-rata
frekuensi pemesanan sebesar 2,5 kali setiap bulannya, dengan Penentuan nilai PCE usulan dan pembuatan Future State
frekuensi terbanyak ialah 4 kali dan frekuensi terendah ialah Map
2 kali. Untuk mengurangi OHDGWLPH pada gudang bahan baku Berdasarkan usulan perbaikan, terjadi perubahan pada
diberikan usulan melakukan pemesanan secara seragam, jumlah 19$7 dan juga WRWDO OHDG WLPH 19$7 kondisi awal
yaitu 4 kali setiap bulan agar OHDG WLPH menjadi berkurang. sebesar 18371,79 detik sedangkan kondisi usulan sebesar
Pemilihan pemesanan sebanyak 4 kali didasari oleh 15605,77 detik. Nilai WRWDO OHDG WLPH kondisi awal sebesar
pertimbangan kemampuan industri Mi Lethek. 724334,4 detik, sedangkan kondisi usulan sebesar 530712
Karena perbaikan ini akan menjadi dasar dalam detik. Dari data tersebut didapatkan nilai 3&( hasil usulan
kegiatan produksi industri Mi Lethek ke depannya, maka SHUEDLNDQVHEHVDU1LODLWLQJNDWHVLHQVLUHODWLILQL
perhitungan kebutuhan bahan baku didasarkan pada hasil lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi awal sebesar
peramalan permintaan kedepan, dalam penelitian ini tiga 12,05 %. Dengan demikian terjadi peningkatan sebesar 3,63
bulan. Jumlah rata-rata permintaan setiap bulan diramalkan %. Data hasil olahan tersebut kemudian dijadikaan sebagai
sebesar 23.501,52 kg mi kering atau setara 25.975,36 kg input informasi dalam pembuatan IXWXUH VWDWH PDS seperti
bahan baku. Untuk mengantisipasi ketidakpastian permintaan pada Gambar 4.
maupun pasokan dari VXSSOLHU, industri perlu menyiapkan
'HPDQGPRQWKNJ
:RUNLQJGD\VPRQWKGD\V
'HPDQGGD\NJ
6KLIWGD\ VKLIW
%UHDN KRXUV
$YDOLDEOHWLPH VHFGD\
7DNWWLPH VHFNJ
Daily Daily Daily Daily Daily Daily Daily Daily Daily Daily Daily
$YDOLDEOHWLPH $YDOLDEOHWLPH $YDOLDEOHWLPH $YDOLDEOHWLPH $YDOLDEOHWLPH $YDOLDEOHWLPH
VHF $YDOLDEOHWLPH VHF $YDOLDEOHWLPH $YDOLDEOHWLPH $YDOLDEOHWLPH $YDOLDEOHWLPH VHF
L L VHF &\FOHWLPH
L L VHF VHF
L
VHF VHF
L
VHF
&\FOHWLPHVHF
&\FOHWLPH
VHF
VHF
&\FOHWLPH
L VHF
&\FOHWLPH &\FOHWLPH
L &\FOHWLPH
&\FOHWLPH
VHF
&\FOHWLPH
VHF
&\FOHWLPH
VHF
&\FOHWLPH
VHF
/RWVL]HNJ NJ VHF /RWVL]HNJ VHF VHF VHF VHF
NJ NJ NJ NJ /RWVL]HNJ NJ /RWVL]HNJ /RWVL]HNJ NJ
/7 NJ /RWVL]HNJ
/7 /RWVL]HNJ /7 /RWVL]HNJ /7 /RWVL]HNJ /7 /RWVL]HNJ /7 /RWVL]HNJ /7 /7
GD\V
GD\V GD\V GD\V GD\V GD\V GD\V GD\V
0DFKLQH 0DFKLQH 0DFKLQH 0DFKLQH 0DFKLQH
VHF VHF VHF VHF VHF VHF VHF VHF VHF VHF
19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7 VHF 19$7
9$7 9$7 9$7 9$7 9$7 9$7 9$7 9$7 9$7 9$7
7RWDO/HDG7LPH VHF
7RWDO1RQ9DOXH$GGHG7LPH19$7 VHF .HWHUDQJDQ:DUQDPHUDKPHQXQMXNNDQDGDQ\D
9DOXH$GGHG7LPH9$7 VHF
3URFHVV/HDG7LPH 7RWDO/HDG7LPH19$79$7 VHF SHUXEDKDQGDULNRQGLVLVHPXOD
3URFHVV&\FOH(IILFLHQF\ 9$73URFHVV/HDG7LPH[
Gambar 4. )XWXUH6WDWH0DS
210
AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Mei 2015
211