Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesakan makalah Pancasila dalam Konteks Sejarah
Perjuangan Bangsa Indonesia ini dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Mu
mungkin makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar pembaca
lebih memahami arti Pancasila sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kami menyadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran darisemua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Pendidikan
pancasila, Ibu Udjiani Hatiningrum, SH., M.Si yang telah membimbing kami dalam belajar
dan juga pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga Makalah Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Bangsa Indonesia ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
meridhoi segala usaha kami.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 3
BAB I Pendahuluan . 5
1.1 Latar Belakang.. 5
1.2 Rumusan Masalah. 5
1.3 Tujuan Penulisan . 5
BAB II Pembahasan... 6
2.1 Sejarah Pancasila pada Masa Sebelum Kemerdekaan. 6
2.1.1 Masa Kerajaan.. 6
2.1.2 Masa Penjajahan .. 7
2.1.3 Masa Kebangkitan Nasonal ..... 7
2.1.4 Masa Penjajahan Jepang .. 8
2.2 Perumusan Pancasiladan Proklamas Kemerdekaan Indonesia .. 8
2.2.1 Sidang BPUPKI Pertama . 8
2.2.2 Sidang BPUPKI Kedua 11
2.2.3 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Sidang PPKI. 12
2.3 Sejarah Pancasila pada Masa Orde Lama . 14
2.3.1 Pembentukan Negara Replublik Indonesia Serikat (RIS) . 15
2.3.2 Terbentuknya NKRI 1950 . 15
2.3.3 Dekrit Presiden .. 16
2.4 Sejarah Pancasila pada Masa Orde Baru ... 17
2.5 Pancasila pada Masa Reformasi .... 17
BAB III Penutup ..
19
3.1 Kesimpulan .... 19
3.2 Saran .. 20
3.3 Tanggapan Kelompok 20
Daftar Referensi ...
21
MAKALAH
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanggal 1 Juni 1945 disebut sebagai tanggal lahirnya Pancasila dari pidato Ir.Soekarno
di hadapan para anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Lima dasar/sila yang beliau ajukan beliau namakan sebagai filosofische
grondslag. Pancasila yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan
dasar flsafat Negara Republik Indnesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, Dalam kenyataannya secara objektif Pancasila telah
dimilki oleh Bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak
zaman kerajan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia
telah mulai Nampak pada abad ke VII, yaitu ketika munculnya kerajan Kutai di Kalimantan,
Sriwijaya di Palembang, kerajaan Majapahit d Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada akhir Sidang Pertama, Ketua Sidang BPUPKI membentuk sebuah panitia kecil
yang terdiri dari delapan orang (Panitia Delapan) dan diketuai oleh Ir. Soekarno yang
mempunyai tugas antara lain, mengumpulkan dan menggolong-golongkan usul yang diajukan
peserta sidang.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Delapan mengadakan pertemuan dengan 38 orang
anggota BPUPKI untuk mencari titik temu antara golongan paham kebangsaan dan golongan
Islam. Rapat tersebut membentuk pula suatu panitia kecil yang terdiri atas sembilan orang.
Panitia Sembilan itu mencapai hasil, yaitu dicapainya persetujuan antara pihak Islam
dan kebangsaan. Persetujuan itu termaktub dalam suatu naskah rancangan pembukaan hukum
dasar (rancangan preambul hukum dasar) yang berbunyi:
.. maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesa itu dalam suatu hokum dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
Konsensus antara golongan kebangsaan dan golongan Islam pada tanggal 22 Juni 1945
itu dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Dalam rancangan preambul hukum dasar terdapat rancangan dasar negara yaitu :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Putusan sepihak yang diambil bangsa Indonesia ini membuktikan bahwa kemerdekaan
bangsa Indonesia bukan sebagai hadiah dari Jepang, Melainkan kemerdekaan atas dasar
perjuangan dengan kekuatan sendiri. Rancangan pernyataan Indonesia merdeka yang disusun
oleh BPUPKI tidak digunakan dan diganti dengan naskah proklamasi yang baru.
Teks Proklamasi dirumuskan dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Dr. Moh.
Hatta atas nama Indonesia setelah disetujui oleh anggota-anggota PPKI dan para pemuda
yang hadir di jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta menjelang dini hari tanggal 17 Agustus 1945.
Teks tersebut dibacakan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00
waktu setempat di halaman rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, dengan
didahului oleh suatu pidato singkat.
PPKI menetapkan :
a. Menetapkan Undang-Undang Dasar dengan perubahan-perubahan dasar negara dirumuskan
menjadi : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila yang sah dan
autentik.
b. Mengangkat Ir. Soekarno, Dr. Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden
c. Tugas-tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional.
Konferensi Meja Bundar di Den Haag tanggal 27 Desember 1949 merupakan suatu
persetujuan yang ditandatangani antara Ratu Belanda Yuliana dan Pemerintah Indonesia yang
menghasilkan keputusan antara lain :
a. Konstitusi RIS menentukan bantuk negara serikat (federal) yang membagi negara Indonesia
terdiri dari 16 negara bagian.
b. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas demokrasi liberal, para
menteri bertanggung jawab kepada parlemen.
c. Mukadimah Konstitusi RIS menghapuskan jiwa dan isi Pembukaan UUD
1945.
d. Sebelum persetujuan KMB, bengsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena itu
persetujuan KMB bukan penyerahan kedaulatan melainkan pemulihan kedaulatan.
2.3.2 Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 1950.
Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai satu
taktik secara politis, untuk tetap konsisten terhadap deklarasi proklamasi yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu Negara persatuan dan kesatuan sebagaimana dalam
alinea keempat, bahwa pemerintah negara ., yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia. , yang berdasarkan UUD
1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis secara spontan dan rakyat
membentuk negara kesatuan menggabungkan diri dengan negara proklamasi RI yang
berpusat di Yogyakarta.
Pada suatu ketika negara bagian RIS tinggal tiga buah saja yaitu Negara Bagian RI
Proklamasi, Negara Indonesia Timur (NIT), dan Negara Sumatra Timur (NST). Akhirnya
berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 Mei 1950 seluruh negara bersatu
dalam Negara kesatuan dengan konstitusi sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950
dengan nama UUD Sementara 1950.
2.3.3 Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Hasil Pemilu 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi keinginan masyarakat
bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang poleksosbudhankam, keadaan ini
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Makin berkuasanya modal-modal raksasa terhadap perekonomian Indonesia.
b. Akibat sering bergantinya sistem cabinet
c. Sistem liberal pada UUD Sementara 1950 mengakibatkan jatuh bangunnya
kabinet/pemerintahan.
d. DPR hasil Pemilu 1955 tidak mampu mencerminkan perimbangan kekuatan politik yang ada.
e. Faktor yang menentukan adanya dekrit presiden adalah gagalnya Konstituante untuk
membentuk UUD yang baru. Dari kegagalan tersebut diatas presiden akhirnya mengeluarkan
Dekrit 5 Juli 1959 yang isinya :
1. Membubarkan Konstituante
2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.
3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Dengan berlakunya UUD 1945 selanjutnya terjadi pelaksanaan pemerintahan Orde
Lama sampai tahun 1966 akibat adanya pemberontakan PKI 1 Oktober 1965 atau yang
dikenal dengan G.30 S/ PKI. Setelah pemberontakan dapat dikuasai oleh penerima
Supersemar yaitu Letjen Suharto maka pemerintahan melaksanakan ketentuan UUD 1945
secara murni dan konsekuen, pemerintahan ini disebut sebagai pemerintahan Orde Baru yang
berkuasa sampai tahun 1998, kemudian digantikan dengan pemerintahan Reformasi sampai
saat sekarang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Praktek VOC dilakukan dengan paksaan-paksaan sehingga mendapatkan perlawanan dari
rakyat dan kerajaan-kerajaan.
Di Indonsia kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan
Budi Utomo
Naskah preambule yang disusun oleh panitia Sembilan tersebut pada bagian akhir adalah
sebagai berkut:
.. maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesa itu dalam suatu hokum dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
Orde Baru yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut
dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
isi tritura sebagai berikut:
Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
Pembersihan cabinet dari unsure G 30 S PKI
Penurunan harga
3.2 Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Makalah kami
Bagi para pembaca, apabila ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh,
maka penulis dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku lainnya yang berkaitan
dengan judul PANCASLA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA
Menjadikan Makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa dan
mahasiswi berfikir aktif dan kreatif
DAFTAR REFERENSI
http://wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia
http://elearning.gunadarma.ac.id
http://bahasaku.xtgem.com