Anda di halaman 1dari 15

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesakan makalah Pancasila dalam Konteks Sejarah
Perjuangan Bangsa Indonesia ini dengan penuh kemudahan, tanpa pertolongan-Mu
mungkin makalah ini tidak dapat kami selesaikan.
Tujuan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan serta agar pembaca
lebih memahami arti Pancasila sehingga diharapkan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kami menyadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran darisemua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing Pendidikan
pancasila, Ibu Udjiani Hatiningrum, SH., M.Si yang telah membimbing kami dalam belajar
dan juga pembuatan makalah ini.
Akhir kata, semoga Makalah Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Bangsa Indonesia ini bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
meridhoi segala usaha kami.

Bekasi, 18 September 2013

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 3
BAB I Pendahuluan . 5
1.1 Latar Belakang.. 5
1.2 Rumusan Masalah. 5
1.3 Tujuan Penulisan . 5
BAB II Pembahasan... 6
2.1 Sejarah Pancasila pada Masa Sebelum Kemerdekaan. 6
2.1.1 Masa Kerajaan.. 6
2.1.2 Masa Penjajahan .. 7
2.1.3 Masa Kebangkitan Nasonal ..... 7
2.1.4 Masa Penjajahan Jepang .. 8
2.2 Perumusan Pancasiladan Proklamas Kemerdekaan Indonesia .. 8
2.2.1 Sidang BPUPKI Pertama . 8
2.2.2 Sidang BPUPKI Kedua 11
2.2.3 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Sidang PPKI. 12
2.3 Sejarah Pancasila pada Masa Orde Lama . 14
2.3.1 Pembentukan Negara Replublik Indonesia Serikat (RIS) . 15
2.3.2 Terbentuknya NKRI 1950 . 15
2.3.3 Dekrit Presiden .. 16
2.4 Sejarah Pancasila pada Masa Orde Baru ... 17
2.5 Pancasila pada Masa Reformasi .... 17
BAB III Penutup ..
19
3.1 Kesimpulan .... 19
3.2 Saran .. 20
3.3 Tanggapan Kelompok 20
Daftar Referensi ...
21

MAKALAH
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanggal 1 Juni 1945 disebut sebagai tanggal lahirnya Pancasila dari pidato Ir.Soekarno
di hadapan para anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Lima dasar/sila yang beliau ajukan beliau namakan sebagai filosofische
grondslag. Pancasila yang disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 merupakan
dasar flsafat Negara Republik Indnesia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, Dalam kenyataannya secara objektif Pancasila telah
dimilki oleh Bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak
zaman kerajan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia
telah mulai Nampak pada abad ke VII, yaitu ketika munculnya kerajan Kutai di Kalimantan,
Sriwijaya di Palembang, kerajaan Majapahit d Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa sebelum kemerdekaan?
2. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa orde lama?
3. Bagaimanakah Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?
4. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa orde baru?
5. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa reformasi?

1.3 Tujuan Penulisan


Dalam memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya dengan
jati diri bangsa Indonesia, diperlukan pemahaman sejarah bangsa Indonesia untuk
membentuk suatu Negara yang berdasarkan Pancasila. Selain sebagai bentuk penghargaan,
pemahaman, juga pengamalan sebagai warga Indonesia untuk Pancasila sekaligus sebagai
pertanggungjawaban ilmah, bahwa Pansacila selain sebagai dasar negara Indonesia juga
sebagai pandanganhidup bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai janji seluruh
bangsa Indonesia saat mendirikan Negara untuk bersatu atas dasar Pancasila.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Pancasila pada Masa Sebelum Kemerdekaan


2.1.1 Masa kerajaan
Munculnya kerajaan-kerajan pada abad ke VII di Indonesia telah memberikan banyak
andil terhadap nilai-nilai Pancasila seperti nilai sosial politik dalam bentuk kerajaan, dan
nilai Ketuhanan dalambentuk kenduri, sedekah paa brahmana. Kerajaan Sriwijaya
mengembangkan bidang pendidikan terbukti dengan didirikannya semacam universitas
agama Budha yang sangat terkenal di Asia. Pada masa kejayaan kerajaan Majapahit , hidup
dan berkembang dua agama yaitu Hindu dan Budha. Pada masa itu pula hidup Mpu Prapanca
dan Mpu Tantular yang pada kitab karangan mereka ditemukan istilah Pancasila dan
Bhineka Tunggal Ika.

Keberadaan Candi Borobudur sebagai wujud keberadaan masyarakat Buddha serta


Candi Prambanan milik masyarakat Hindu.
Nilai-nilai Pancasila yang terdapat saat itu ialah nilai religius, nilai toleransi beragama,
kekeluargaan dan musyawarah.
2.1.2 Masa Penjajahan
Pada masa penjajahan tercatat bahwa Belanda berusa dengan keras untuk memperkuat
dan mengintensifkan kekuasaannya di seluruh Indonesia. Melihat hal tersebut munculah
perlawanan yang masih bersifat kedaerahan. Seperti di Maluku (1817), Imam Bonjol (1821-
1837), Pangeran Diponegoro dan mash banyak lagi lainnya.
Setelah Majapahit runtuh, mulailah bermunculan kerajaan-kerajan islam. Pada saat itu
juga berdatangan bangsa-bangsa asing seperti Portugis dan Spanyol untuk mencari rempah-
rempah. Untuk menghindarkan persaingan, Belanda mendirikan suatu perserikatan dagang
yang diberi nama VOC. Seiring berjalannya waktu, VOC mulai melakukan paksaan-paksaan
sehingga rakyat dari berbagai daerah melakukan perlawanan.
Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan penindasan
belanda, Namun sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara
merekadalam melawan penjajah, maka perlawanan tersebut senantiasa kandas dan
menimbulkan banyak korban.

2.1.3 Masa Kebangkitan Nasional


Atas kesadaran bangsa Indonesia maka berdirilah Budi Utomo dipelopori oleh Dr.
Wahidin Sudirohusodo pada tanggal 20 Mei 1908. Gerakan ini mrupakan gerakan awal
gerakan kemerdekaan dan kekuatan sendiri. Lalu mulailah bermunculan Indische Partij dan
sebagainya.
Sejak saat itu perjuangan nasional Indonesia mempunyai tujuan yang jelas yaitu
Indonesia merdeka.
Perjuangan diteruskan dengan adanya gerakan Sumpah Pemuda pada tanggal 28
Oktober 1928 yang menyatakan satu bahasa, satu bangsa serta satu tanah air yaitu Indonesia
Raya.
2.1.4 Masa Penjajahan Jepang
Pada tahun 1943-1944 tentara Jepang mulai mengalami kekalahan. Dalam keadaan
demikian jepang berusaha mengambil hati bangsa-bangsa yang dijajahnya antara lain
Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan. Pada tanggal 29 April 1945 dibentuk Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi
Coesakai.
Diketuai oleh Dr. Rajiman Wedyodiningrat dengan anggota 62 orang.
Tugas BPUPKI adalah mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk menyelenggarakan suatu
negara yang merdeka.

2.2 Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


2.2.1 Sidang BPUPKI Pertama
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar Negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam BPUPKI yaitu:

Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945)


Dalam pidatonya tanggal 29 Me 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar
negar sebagai berikut:
I. Peri Kebangsaan
II. Peri Kemanusiaan
III. Peri Ketuhanan
IV. Peri Kerakyatan (permusyawaratan, perwakilan,
kebijaksanaan)
V. Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial)
Pada akhir pidatonya Muh. Yamin menyerahkan rancangan usulan sementara berisi
rumuasan Undang Undang Dasar RI.
Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)
Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan teori-teori Negara sebagai
berikut:
I. Teori Negara perseorangan (individualis)
II. Paham negara kelas (class theory)
III. Paham Negara integralistik
Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat Negara Indonesia, Soepomo
mengusulkan hal-hal mengenai: kesatuan,kekeluargaan, keseimbanagan lahir dan batin,
musyawarah, keadilan rakyat.
Ir. Soekarno (1Juni 1945)
Dalam hal ini Ir.Soekarno menyampaikan dasar Negara yang terdiri atas lima prinsip
yang rumusannya yaitu:
I. Nasonalisme (kebangsaan Indonesia)
II. Internasionalisme (peri kemanusiaan)
III. Mufakat atau demokarasi
IV. Kesejahteraan sosial
V. Ketuhanan yang Maha Esa
Beliaujuga mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan
pandangan hdup bangsa Indonesia.
Soekarno mengubah nama Panca Dharma untuk kelima dasar tersebut menjadi
Pancasila.

Pada akhir Sidang Pertama, Ketua Sidang BPUPKI membentuk sebuah panitia kecil
yang terdiri dari delapan orang (Panitia Delapan) dan diketuai oleh Ir. Soekarno yang
mempunyai tugas antara lain, mengumpulkan dan menggolong-golongkan usul yang diajukan
peserta sidang.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Delapan mengadakan pertemuan dengan 38 orang
anggota BPUPKI untuk mencari titik temu antara golongan paham kebangsaan dan golongan
Islam. Rapat tersebut membentuk pula suatu panitia kecil yang terdiri atas sembilan orang.
Panitia Sembilan itu mencapai hasil, yaitu dicapainya persetujuan antara pihak Islam
dan kebangsaan. Persetujuan itu termaktub dalam suatu naskah rancangan pembukaan hukum
dasar (rancangan preambul hukum dasar) yang berbunyi:
.. maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesa itu dalam suatu hokum dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia

Konsensus antara golongan kebangsaan dan golongan Islam pada tanggal 22 Juni 1945
itu dikenal sebagai Piagam Jakarta.
Dalam rancangan preambul hukum dasar terdapat rancangan dasar negara yaitu :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyarawatan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2.2.2 Sidang BPUPKI Kedua


Panitia Delapan menyetujui sepenuhnya rancangan preambul hukum dasar yang disusun
oleh sembilan orang anggota BPUPKI dan menyampaikannya kepada sidang BPUPKI ke-II
pada tanggal 10 Juli 1945.
Pada tanggal 11 Juli 1945, ketua BPUPKI membentuk tiga panitia :
1. Panitia Perancangan Undang-Undang Dasar
2. Panitia Pembelaan Tanah Air
3. Panitia Soal Keuangan dan Perekonomian
Hasil Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang disampaikan kepada siding
BPUPKI terdiri atas tiga naskah yaitu :
1. Rancangan pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan di muka dunia atas
Penjajahan Belanda.
2. Rancangan pembukaan yangdi dalamnya terkandung dasar Negara Pancasila.
3. Rancangan pasal-pasal Undang Undang Dasar.
Setelah selesai melaksanakan tugasnya BPUPKI melaporkan hasilnya kepada
pemerintah Jepang disertai usulan suatu badan baru yakni Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI).

2.2.3 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dan Sidang PPKI


Pembentukan Badan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Dokuritsu
Junbi Iinkai 7 Agustus 1945.PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno, wakil Dr. Moh Hatta dengan 21
anggota.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu. Pada 16 Agustus
1945 pemerintah Jepang memberitahukan bahwa PPKI dilarang untuk mengadakan rapat
persiapan pengumuman kemerdekaan. Dengan memanfaatkan kekosongan kekuasaan yang
ada akibat menyerahnya Jepang kepada sekutu itulah bangsa Indonesia mengambil keputusan
sendiri/secara sepihak dengan cara memproklamasikan kemerdekaan.

Putusan sepihak yang diambil bangsa Indonesia ini membuktikan bahwa kemerdekaan
bangsa Indonesia bukan sebagai hadiah dari Jepang, Melainkan kemerdekaan atas dasar
perjuangan dengan kekuatan sendiri. Rancangan pernyataan Indonesia merdeka yang disusun
oleh BPUPKI tidak digunakan dan diganti dengan naskah proklamasi yang baru.
Teks Proklamasi dirumuskan dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Dr. Moh.
Hatta atas nama Indonesia setelah disetujui oleh anggota-anggota PPKI dan para pemuda
yang hadir di jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta menjelang dini hari tanggal 17 Agustus 1945.
Teks tersebut dibacakan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00
waktu setempat di halaman rumahnya, Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, dengan
didahului oleh suatu pidato singkat.
PPKI menetapkan :
a. Menetapkan Undang-Undang Dasar dengan perubahan-perubahan dasar negara dirumuskan
menjadi : Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan
Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila yang sah dan
autentik.
b. Mengangkat Ir. Soekarno, Dr. Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden
c. Tugas-tugas Presiden sementara dibantu oleh Komite Nasional.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya dengan


suatu Proklamasi Kemerdekaan .Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan titik kulminasi sejarah
perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia yang melahirkan negara kebangsaan yang
berbentuk negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Pancasila.
2.3 Sejarah Pancasila pada Masa Orde Lama
Proklamasi kemerdekaan secara ilmiah mengandung pengertian sebagai berikut
a. dari sudut ilmu hukum (Yuridis), proklamasi merupakan saat tidak
berlakunya tertib hukum kolonial dan saat berlakunya hukum nasional.
b. secara politis ideologis, proklamasi mengandung arti bangsa Indonesia terbebas dari
penjajahan bangsa asing dan memiliki kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri.
Setelah proklamasi kiemerdekaan 17 Agustus 1945, negara Indonesia masih menghadapi
tentara sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan Belanda di Indonesia, yaitu
pemaksaan untuk mengakui pemerintahan NICA (Netherlands Indies Civil Administration).
Selain itu Belanda secara licik mempropagandakan kepada dunia luar bahwa
kemerdekaan Indonesia adalah hadiah dari Jepang.
Untuk melawan propaganda tersebut, pemerintah Indonesia mengeluarkan tiga buah
maklumat sebagai berikut :
1. Maklumat Wakil Presiden No. x (iks) tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan
kekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya selama 6 bulan).
Kemudian maklumat tersebut memberikan kekuasaan MPR dan DPR yang semula dipegang
oleh Presiden kepada KNIP.
2. Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945, tentang pembentukan partai politik
sebanyak-banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan bahwa salah satu ciri
demokrasi adalah multi partai. Maklumat ini juga sebagai upaya agar dunia luar menilai
bahwa negara Indonesia sebagai negara yang demokratis.
3. Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, intinya maklumat ini mengubah sistem
kabinet Presidensial menjadi system kabinet Parlementer berdasarkan asas demokrasi liberal.
Keluarnya tiga maklumat tersebut mengakibatkan ketidakstabilan di bidang politik karena
sistem demokrasi liberal bertentangan dengan UUD 1945, serta secara ideologis bertentangan
dengan Pancasila. Akibat penerapan sistem kabinet parlementer maka pemerintahan Negara
Indonesia mengalami jatuh bangun sehingga membawa konsekuensi serius terhadap
kedaulatan negara Indonesia.
2.3.1 Pembentukan Negara Republik Indonesia Serikat (RIS)

Konferensi Meja Bundar di Den Haag tanggal 27 Desember 1949 merupakan suatu
persetujuan yang ditandatangani antara Ratu Belanda Yuliana dan Pemerintah Indonesia yang
menghasilkan keputusan antara lain :
a. Konstitusi RIS menentukan bantuk negara serikat (federal) yang membagi negara Indonesia
terdiri dari 16 negara bagian.
b. Konstitusi RIS menentukan sifat pemerintahan berdasarkan asas demokrasi liberal, para
menteri bertanggung jawab kepada parlemen.
c. Mukadimah Konstitusi RIS menghapuskan jiwa dan isi Pembukaan UUD
1945.
d. Sebelum persetujuan KMB, bengsa Indonesia telah memiliki kedaulatan, oleh karena itu
persetujuan KMB bukan penyerahan kedaulatan melainkan pemulihan kedaulatan.
2.3.2 Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia 1950.
Berdirinya negara RIS dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia adalah sebagai satu
taktik secara politis, untuk tetap konsisten terhadap deklarasi proklamasi yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu Negara persatuan dan kesatuan sebagaimana dalam
alinea keempat, bahwa pemerintah negara ., yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah negara Indonesia. , yang berdasarkan UUD
1945 dan Pancasila. Maka terjadilah gerakan unitaristis secara spontan dan rakyat
membentuk negara kesatuan menggabungkan diri dengan negara proklamasi RI yang
berpusat di Yogyakarta.
Pada suatu ketika negara bagian RIS tinggal tiga buah saja yaitu Negara Bagian RI
Proklamasi, Negara Indonesia Timur (NIT), dan Negara Sumatra Timur (NST). Akhirnya
berdasarkan persetujuan RIS dengan negara RI tanggal 19 Mei 1950 seluruh negara bersatu
dalam Negara kesatuan dengan konstitusi sementara yang berlaku sejak 17 Agustus 1950
dengan nama UUD Sementara 1950.
2.3.3 Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Hasil Pemilu 1955 dalam kenyataannya tidak dapat memenuhi keinginan masyarakat
bahkan mengakibatkan ketidakstabilan pada bidang poleksosbudhankam, keadaan ini
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Makin berkuasanya modal-modal raksasa terhadap perekonomian Indonesia.
b. Akibat sering bergantinya sistem cabinet
c. Sistem liberal pada UUD Sementara 1950 mengakibatkan jatuh bangunnya
kabinet/pemerintahan.
d. DPR hasil Pemilu 1955 tidak mampu mencerminkan perimbangan kekuatan politik yang ada.
e. Faktor yang menentukan adanya dekrit presiden adalah gagalnya Konstituante untuk
membentuk UUD yang baru. Dari kegagalan tersebut diatas presiden akhirnya mengeluarkan
Dekrit 5 Juli 1959 yang isinya :
1. Membubarkan Konstituante
2. Menetapkan berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950.
3. Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu sesingkat-singkatnya.
Dengan berlakunya UUD 1945 selanjutnya terjadi pelaksanaan pemerintahan Orde
Lama sampai tahun 1966 akibat adanya pemberontakan PKI 1 Oktober 1965 atau yang
dikenal dengan G.30 S/ PKI. Setelah pemberontakan dapat dikuasai oleh penerima
Supersemar yaitu Letjen Suharto maka pemerintahan melaksanakan ketentuan UUD 1945
secara murni dan konsekuen, pemerintahan ini disebut sebagai pemerintahan Orde Baru yang
berkuasa sampai tahun 1998, kemudian digantikan dengan pemerintahan Reformasi sampai
saat sekarang.

2.4 Sejarah Pancasila pada Masa Orde Baru


Orde Baru yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut
dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Munculny orde baru
diawali dengan aksi-aksi dari seluruh masyarakat antara lain : Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar
Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Ak Guru
Indonesia (KAGI), dan lainnya. Aksi tersebut menuntu dengartiga tuntutan yang dikenal
dengan Tritura, adapun isi tritura sebagai berikut:
1. Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
2. Pembersihan cabinet dari unsure G 30 S PKI
3. Penurunan harga
Karena orde lama tidak mampu menguasai pimpinan negara, maka Panglima tertinggi
memberikan kekuasaan penuh pada Panglima Angkatan Darat Jendral Soeharto dalam bentuk
suatu surat yang dikenal dengan surat perntah 11 Maret 1966 (Super Semar). Tugas
pemegang super semar yaitu untuk memulihkankeamanan dengan jalan menndak pengacau
keamanan yang dilakukan oleh PKI. Orde baru berangsur-angsur melaksanakan programnya
dalam upaya merelisasikan pembangunan nasional sebagai wujud pelaksanaan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
2.5 Pancasila pada Masa Reformasi
Di zaman ini, banyak sekali peristiwa-peristiwa yang menunjukkan bahwa pemerintah
belum sepenuhnya mampu membawa bangsa pada taraf demokratisasi seperti halnya yang
menjadi tuntutan di era reformasi. Sampai saat ini masih banyak terjadi korupsi yang justru
dilakukan oleh para pejabat negara, padahal mereka adalah wakil-wakil rakyat yang
diharapkan mampu dan kompeten untuk menyalurkan aspirasi-aspirasi rakyat dan membawa
kepada kesejahteraan. Selain itu, masalah kemiskinan, kekerasan atas nama agama dan
kebebasan beraspirasi pun masih terjadi di zaman ini. Franz Magnis Suseno, dalam tulisannya
mengungkapkan bahwa akar dari permasalahan kesejahteraan rakyat, kekerasan atas nama
agama, dan sikap kurang demokratis adalah perilaku korupsi yang semakin hari semakin
menggerogoti bangsa ini.

Korupsi itu merusak kejujuran


bangsa, sehingga demokrasi dan kesediaan mengakui perbedaan tidak bisa tercapai. Keadaan
seperti itulah yang mencoreng nilai-nilai dan asas dasar Pancasila. Keberadaan dan
kedudukan Pancasila di zaman ini seakan disepelekan dan tak punya arti lagi. Kesucian
dan kesaktian Pancasila pun semakin tercemar. Tuntutan era reformasi pada akhirnya tidak
terwujud.
. Oleh karena itu, kembali pada Pancasila sangat penting. Kembali pada Pancasila
berarti kembali memurnikan jiwa bernegara sehingga nantinya dapat membawa rakyat pada
kesejahteraan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Praktek VOC dilakukan dengan paksaan-paksaan sehingga mendapatkan perlawanan dari
rakyat dan kerajaan-kerajaan.
Di Indonsia kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo dengan
Budi Utomo
Naskah preambule yang disusun oleh panitia Sembilan tersebut pada bagian akhir adalah
sebagai berkut:
.. maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesa itu dalam suatu hokum dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia
Orde Baru yaitu suatu tatanan masyarakat dan pemerintahan yang menuntut
dilaksanakannya Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
isi tritura sebagai berikut:
Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya
Pembersihan cabinet dari unsure G 30 S PKI
Penurunan harga

3.2 Saran
Kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Makalah kami
Bagi para pembaca, apabila ingin menambah wawasan dan ingin mengetahui lebih jauh,
maka penulis dengan rendah hati agar lebih membaca buku-buku lainnya yang berkaitan
dengan judul PANCASLA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA
Menjadikan Makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa dan
mahasiswi berfikir aktif dan kreatif

3.3 Tanggapan dari kelompok kami adalah :


Relevansi Pancasila masih sangat diperlukan pada zaman ini karena Pancasila adalah dasar
negara dan yang menyatukan, seperti yang dimaksudkan pada semboyanBhineka Tunggal
Ika. Harapan kami, nilai-nilai dan asas dasar Pancasila bisa dihidupi, dihayati dan diamalkan
dalam hidup berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, kembali pada Pancasila sangat
penting. Kembali pada Pancasila berarti kembali memurnikan jiwa bernegara sehingga
nantinya dapat membawa rakyat pada kesejahteraan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

DAFTAR REFERENSI

http://wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdekaan_Indonesia
http://elearning.gunadarma.ac.id
http://bahasaku.xtgem.com

Anda mungkin juga menyukai