Anda di halaman 1dari 3

Jembatan Suramadu

Pertumbuhan ekonomi menjadi kunci penting dalam perkembangan sebuah wilayah. Provinsi Jawa Timur,
dengan jumlah penduduk mencapai 33 juta jiwa menjadi salah satu provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di
Indonesia. Gerbang kertasusila, sebagai kawasan yang berperan penting dalam kegiatan ekonomi skala nasional
maupun internasional di kawasan Jawa Timur. Kawasan ini adalah Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo,
dan Lamongan.

Kota Surabaya yang berperan sebagai salah satu pusat kegiatan ekonomi nasional dengan perkembangan dan
pertumbuhan yang pesat mampu menumbuhkan perkembangan ekonomi yang baik karena kesiapan infrastruktur
yang baik. Madura menghadapi pertumbuhan ekonomi yang kurang berkembang. Hal ini disebabkan rendahnya
aksesibilitas dari dan ke pulau Madura. Satu-satunya jalan adalah dengan naik ferry. Dengan kapasitas feri dan
penumpang yang tidak berimbang, menyebabkan waktu tunggu panjang dan ongkos penyebrangan yang mahal.
Sedangkan, jumlah kapal ferry tidak bisa ditambahkan karena dapat mengganggu pelayaran.

Maka jawabannya adalah dibangunnya jembatan yang menghubungkan antara Surabaya dan Bangkalan
melalui Selat Madura. Tersedianya jembatan ini diharpakan mampu menjadi satu pemecahan utama untuk mengatasi
kebutuhan transportasi Pulau Madura.

Pemilihan lokasi Jembatan Suramadu didasarkan pada hasil studi awal dan terdapat empat alternative lokasi.
Dari empat alternative lokasi tersebut, lokasi yang dipilih pada ujung jembatan sisi Surabaya terletak di Kelurahan
Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran. Sedangkan lokasi yang dipilih pada ujung jembatan sisi Madura terletak di Desa
Sukolilo Barat, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan. Untuk menghubungkan ujung Jembatan Suramadu dengan
sistem jaringan jalan yang ada, dibangun jalan akses atau jalan pendekat sepanjang 4,35 km untuk sisi Surabaya, dan
11,5 m untuk sisi Madura.

Desain dan perencanaan Jembatan Suramadu pertama kali dilaksanakan oleh BPPT pada tahun 1993. Secara
umum desain awal saat itu masih menggunakan Prestressed Box Girder dengan bentang maksimum 150 m.
Mengantisipasi lalu lintas kapal dan perkembangan terbaru di bidang teknologi jembatan, sekaligus agar jembatan
dapat menjadi landmark untuk daerah setempat, desain bentang tengah Jembatan Suramadu direview menjadi Cable
Stayed dengan bentang lebih dari 400 m. Review dilakukan tahun 2002 oleh Direktorat Jenderal Prasarana Wilayah
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah melalui konsultan PT Virama Karya.

Jembatan Suramadu terdiri dari 4 lajur dari 2 arah yang masing-masing lajur terdapat 2 lajur cepat, 1 lajur
darurat, dan 1 lajur untuk sepeda motor.

Tanggal 20 Agustus 2003 merupakan tonggak awal pembangunan Jembatan Suramadu yang ditandai dengan
pemancangan tiang pancang pertama yang ditandai oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ibu Megawati Soekarno
Putri. Selanjutnya pembangunan bentang tengah Jembatan Suramadu memasuki babak baru pada tanggal 2 Juli 2004.
Dilakukan pencanangan bentang tengah yang juga dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Ibu Megawati
Soekarno Putri. Pelaksanaan Konstruksi dimuali pada tanggal 19 November 2005, meelalui acara Start Up Ceremony
Main Span Project of Suramadu Bridge oleh Menteri Pekerjaan Umum, Bapak Joko Kirmanto.

Sejak dimulainya pembangunan Jembatan Suramadu Agustus 2003, pembangunan JemSu dilakukan secara
bertahap dengan pendanaan bersumber dari APBN, APBD, dan loan dari pemerintah cina. Pelaksanaan konstruksi
causeway dimulai dengan pencanangan tiang pancang baja dengan diameter 60 cm dengan menggunakan crane.
Selanjutnya dilakukan pengisian pasir dan beton pada tiang pancang sesuai dengan elevasi yang ditentukan. Kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan pilar head atau kepala pilar yang meliputi pekerjaan pembesian, bekisting, dan
pengecoran.

Setelah pilar head selesai dibuat, pekerjaan superstructure PCI Girder. Penyiapan material, stretching,
kemudian direction girder atau proses pengangkatan. Pada masing-masing sisi Surabaya dan Madura, metode
pelaksanaan direction girder ini berbeda, disesuaikan kondisi lapangan: kedalaman laut dan kondisi pasang surut. Sisi
Surabaya dengan metode roller, sedangkan sisi Madura dengan menggunakan crane. Setelah girder terpasang 16 buah
pada tiap bentang, dilakukan pemasangan diafragma sebagai pengikat antar girder. Dilanjutkan dengan pemasangan
slab untuk lantai kerja dan bekisting saat pengecoran pelat lantai. Pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan pelat lantai
terdiri dari pembesian dan pengecoran.

Untuk pembuatan platform yang dibutuhkan untuk main span, pembuatan didasarkan pada P47 dan P46 yang
terdiri dari platform untuk batching plan, platform pengeboran, dan platform tempat peralatan tambahan. Pada
platform pengeboran, digunakan casing baja berdiameter 2,7 m. Pembuatan casing ini dilaksanakan di casting yard,
Gresik, yang berjarak 12 km dari lokasi proyek.

Setelah dibentuk dan dirakit, casing tersebut dibawa ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan pontor,
menggunakan peralatan steel piling barch berkapasitas 739 dwt dengan metode pemancangan pile-driving. Setelah
perakitan, dilakukan perancangan deck pada platform digunakan sebagai lantai kerja pada saat pengeboran dan
kemudian dilakukan perakitan batching plan sebagai penyedia material beton pada saat konstruksi.

Pengeboran pada pondasi ini dengan menggunakan Reserved Circular Drill atau RCD. Pengeboran dilakukan
hingga mencapai kedalaman 97 m pada P46 dan 104 pada p47. Setelah pengeboran selesai, dimasukan reinforcement
cage pd lubang pondasi dan selanjutnya dilakukan proses pengecoran.

Dalam satu titik pondasi bor pile dibutuhkan kurang lebih 500 mkubik beton yang disuplai oleh batching plan.
Agar daya dukung yang direncanakan pada lokasi bor pile dapat terpenuhi, dilakukanlah load cell test. Untuk satu titik
pondasi bor pile jembatan suramadu diharapkan dapat menahan beban sebesar 3000-4000 ton. Sampai akhir 2006,
direncanakan pondasi bor pile dapat diselesaikan untuk kedua sisi dan selanjutnya di lanuutkan oleh pile cap. Pada
approach bridge, sampai saat ini pelaksanaan telah dimulai dengan pemancangan casing dan pengeboran pondasi bor
pile dengan metode yang hampir sama dengan cable stayed bridge.

Direncanakan pelaksanaan konstruksi jembatan suramadu akan dapat diselesaikan pada akhir 2008. Dengan
selesainya jembatan suramadu, diharapkan operasi distribusi barang dan jasa antara Surabaya-Bangkalan dan
sekitarnya akan menjadi lebih lancar lagi. Meningkatkan potensi kawasan yang ada di sekitarnya. Jembatan Suramadu,
sekaligus juga menjadi bagian dari pengembangan sistem jaringan jalan tol di Surabaya dan sekitarnya.

Pengembangan kaki jembatan Suramadu, melalui rencana pembangunan fairground di kedua sisi kaki
jembatan baik sisi Surabaya dan Madura merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai ekonomis dan
memicu pertumbuhan dari kawasan sekitarnya. Pembangunan jembatan suramadu dan kawasan sekitarnya masih
akan terus berlanjut menjadi harapan kita bersama.

Dengan koordinasi dari induk laksana kegiatan jembatan suramadu, dan garis koordinasi dari direktorat jalan
dan jembatan. Keamanan dari jembatan dan penggunanya sangat diinginkan oleh republik Indonesia, namun daerah
dimana jembatan tersebut akan dibuat merupakan daerah yang rawan akan ranjau.

Operasi Sapu Bersih Ranjau untuk Jembatan Suramadu dilaksanakan untuk membersihkan ranjau yang
ditinggalkan oleh sekutu pada Perang Dunia ke dua. Operasi Saberanjau Suramadu dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama, 31 Januari 7 Februari 2004 dengan focus pada area 50 m dari AS jembatan sepanjang 5,5 km. Tahap kedua
dilakukan pada tanggal 6 Oktober 4 November,dengan titik berat pada area pelaksanaan bentang tenah yaitu 500 m
dari AS jembatan. Pelaksanaan Saberanjau ini oleh TNI angkatan laut, dengan tahapan tahap pendeteksian, tahap
analisa data kontak, tahap identifikasi atau penyelaman, tahap demolisi atau peledakan, dan tahap pendeteksian
ulang.

Metode konstruksi bentang tengah, beberapa metode pelaksanaannya terdiri atas Konstruksi Pondasi,
Konstruksi Pylon dan Konstruksi Steel Box girder.

Animasi atau rencana jembatan suramadu. Jalan akses berawal dari jalan kenjeran, jalan akses sepanjang 4,3
km terdapat frontage road. Sebagai jalan yang punya keterkaitan dengan jalan tol, direncanakan dibangun simpang
susun . Pada area jembatan suramadu sisi suramadu, direncanakan pengembangan kawasan fairground,
diperuntukkan untuk pameran bertaraf intl, perdagangan, dan hiburan. Diharapkan dapat memberikan nilai tambah,
dan ekonomi di daerah sekitar suramadu.

Pada ujung kaki jembatan sisi Madura juga direncanakan pengembangan fairground, tp peruntukkannya
berbeda. Konsep pengembangan lebih dimaksudkan untuk area wisata bernuansa budaya local. Disediakan area
karapan sapi, pusat kerajinan, dan hasil bumi. Pada sisi Madura juga terdapat rest area atau tempat peristirahatan
yang sekaligus juga akan meningkatlkan potensi wisata di kawasan tersebut. Direncanakan juga perencanaan
perumahan dan pergudangan untuk mengantisipasi pertumbuhan industry dan masyarakat.

Jembatan suramadu adalah jembatan dengan sistem tol, karena itu gerbang tol akan dibangun di sisi Madura,
2 km dari sisi jembatan. Pada jalan akses Madura km 4,2 terdapat interkoneksi berupa persimpangan dengan jalan.
Jalan akses sisi Madura ini sepanjang 11,5 km akan berakhir di kabupaten bangkalan. Dengan pengembangan Madura
ke depan, jalan akses ini akan menjadi salah satu pemicu bagi pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi di
kawasan sekitarnya, terutama Madura.

Anda mungkin juga menyukai