Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ARUS BOLAK-BALIK
rms = 2 (2.10)
Untuk tegangan bolak-balik sinusoidal,
m 2
2 = (2.11)
2
m 2
2 = (2.12)
2
Akhirnya, tegangan dan arus RMS menjadi
m 2 m
rms = 2 = = (2.13)
2 2
m
rms = (2.14)
2
II.4Tegangan Bolak Balik pada Dua Ujung Hambatan
Misalkan arus bolak-balik yang mengalir pada hambatan adalah [2]:
= m cos( + 0) (2.15)
Tegangan antara dua ujung hambatan dapat dicari dengan menggunakan
hukum Ohm
R = = m cos( + 0) (2.16)
Tampak bahwa arus dan tegangan berubah secara bersamaan. Dengan kata
lain arus dan tegangan antara dua ujung hambatan memiliki fase yang sama [2].
(a) (b)
Gambar III.8 (a) Skema Rangkaian (b) Rangkaian Integrator
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan ini.
2. Mengkalibrasi Osiloskop.
3. Merangkai komponen yang dimulai dari pemasangan kapasitor dan resistor
pada papan rangkaian.
4. Memasang kabel jumper pada kaki resitor dan kapasitor.
5. Menyambungkan kutub positif channel 1osiloskop pada kabel jumper yang
terhubung kekaki resistor.
6. Menyambungkan kutub negatif channel 1 osiloskop pada kabel jumper yang
terhubung pada kaki negatif kapasitor.
7. Memasang kutub positif channel 2 osiloskop pada kabel jumper yang
terhubung pada kaki positif kapasitor.
8. Menyambungkan negatif channel 2 osiloskop pada kabel jumper yang
terhubung pada kaki negatif kapasitor.
9. Memasang kutub positif signal generator pada kabel jumper yang terhubung
pada kaki resistor.
10. Memasang kutub negatif signal generator pada kabel jumper yang terhubung
pada kaki negatif kapasitor.
III.3.2 Rangkaian Differensiator
(a) (b)
Gambar III.9 (a) Skema Rangkaian (b) Rangkaian Differensiator
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Merangkai komponen resistor dan kapasitor pada papan rangkaian, sehingga
sesuai dengan rangkain diatas.
3. Mengkalibasi Osiloskop pada channel 1 dan channel 2, selanjutnya channel 1
akan menunjukkan nilai/bentuk tegangan keluaran pada rangkaian.
4. Memberi masukan pada rangkaian berupa isyarat gelombang persegi.
5. Mengamati bentuk isyarat gelombang yang terbentuk pada osiloskop.
6. Hitung tegangan yang dihasilkan pada saat frekuensi 100 Hz, 200 Hz, 500
Hz, 1000 Hz, 2000 Hz, dan 5000 Hz.
7. Mencatat hasil yang didapatkan dalam tabel yang telah disiapkan.
III.3.3 Rangkaian RLC Paralel
(a) (b)
Gambar III.10 (a) Skema Rangkaian (b) Rangkaian RLC Paralel
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengkalibrasi Osiloskop.
3. Merangkai komponen listrik seperti induktor, kapasitor dan resistor pada
papan rangkaian.
4. Memasang kabel jumper pada kaki-kaki komponen.
5. Menyambungkan kutub positif signal generator kekabel jumper yang
terhubung pada kaki resistor.
6. Memasang kutub negatif signal generator ke kabel jumper yang terhubung
pada kaki induktor.
7. Menyambungkan kutub positif channel 1 osiloskop ke kabel jumper yang
terhubung ke kaki resistor.
8. Memasang kutub negatif channel 1 osiloskop ke kabel jumper yang
terhubung kekaki induktor.
9. Menyambungkan kutub positif channel 2 osiloskop kekabel jumper yang
terhubung pada kaki negatif kapasitor.
10. Memasang kutub negatif channel 2 osiloskop kekabel jumper yang terhubung
pada kaki induktor.
III.3.4 Rangkaian RLC Seri
(a) (b)
Gambar III.11 (a) Skema Rangkaian (b) Rangkaian RLC Seri
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengkalibrasi Osiloskop.
3. Merangkai kapasitor, resistor dan induktor pada papan rangkaian.
4. Menyambung kutub positif channel 1 osiloskop pada kabel jumper yang
menghubungkan pada kaki resistor.
5. Menghubungkan kutub negatif channel 1 osiloskop pada kabel jumper yang
terhubung pada kaki resistor.
6. Memasang kutub positif channel 2 osiloskop pada kabel jumper yang
terhubung pada kaki induktor dan kapasitor.
7. Menyambungkan kutub negatif channel 2 osiloskop pada kabel jumper yang
terhubung pada kaki resistor.
8. Memasang kutub positif dan negatif signal generator pada kabel jumper yang
berbeda yang terhubung pada kaki resistor.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Data
IV.1.1.1 Tabel Rangkaian Integrator
No Frekuensi Tegangan Masukan Tegangan Keluaran
( Hz ) ( Vin ) (V) ( Vout ) (V)
1 100 1 0,7
2 200 1 0,7
3 500 0,8 0,6
4 1000 0,75 0,5
5 2000 2,2 0,9
6 5000 1,6 0,9
G=
2.5
2
tegangan (V)
1.5
1 Vin
Vout
0.5
0
100 200 500 1000 2000 5000
Frekuensi (Hz)
Differensiator
1.2
0.8
tegangan (V)
0.6
Vin
0.4
Series 2
0.2
0
100 200 500 1000 2000 5000
Frekuensi (Hz)
RLC Paralel
0.5
0.45
0.4
0.35
tegangan (V)
0.3
0.25
0.2 Vin
0.15 Vout
0.1
0.05
0
100 200 500 1000 2000 5000
Frekuensi (Hz)
RLC Seri
0.0012
0.001
0.0008
tegangan (V)
0.0006
Vin
0.0004 Vout
0.0002
0
100 200 500 1000 2000 5000
Frekuensi (Hz)
IV.2 Pembahasan
Dari hasil percobaan, dapat dilihat bahwa tanggapan dari rangkaian
integrator terhadap isyarat persegi memiliki bentuk segitiga yang berupa isyarat
keluaran, sedangkan tanggapan dari rangkaian differensiator bentuk isyarat mirip
dengan isyarat masukan, akan tetapi puncaknya miring. Hasil percobaan ini,
sesuai dengan teori dari tanggapan rangkaian integrator dan differensiator.
Pada rangkaian tapis lolos tinggi sama dengan model rangkaian RC pada
rangkaian differensiator. Namun, pada percobaan ini yang diukur adalah tegangan
keluaran dan tegangan masukannya. Frekuensi yang diberikan pada signal
generator yaitu dari 100 Hz hingga 5 KHz, sedangkan tegangan masukan dapat
dihitung pada channel 1 dan tegangan keluaran pada channel 2 osiloskop. Dapat
dilihat bahwa semakin besar frekuensi yang diberikan maka akan semakin besar
pula tegangan keluarannya. Namun, pada frekuensi 1000 Hz sampai 5000 Hz,
tegangan keluaran mengalami penurunan. Hal ini disebabkan beberapa faktor
yaitu alat yang digunakan tidak efisien lagi atau rusak dan dapat pula disebabkan
dari kesalahan pengamat dalam membaca hasil percobaan.
Pada rangkaian tapis lolos rendah frekuensi yang diberikan juga sama pada
rangkaian tapis lolos tinggi. Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa semakin besar frekuensi yang diberikan maka tegangan keluarannya akan
semakin kecil. Namun, pada frekuensi 2000 Hz dan 5000 Hz, tegangan keluaran
mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu alat yang
digunakan tidak efisien lagi atau rusak dan dapat pula disebabkan dari kesalahan
pengamat dalam membaca hasil percobaan. Pada frekuensi 100 Hz, 200 Hz, 500
Hz, dan 1000 Hz tegangan keluaran berturut-turut 0.7 V, 0.7 V, 0.6 V,dan 0.5 V.
Pada rangkaian RLC paralel juga diberi perlakuan yang sama seperti pada
rangkaian tapis lolos tinggi dan rangkaian tapis lolos rendah. Dari hasil percobaan
kesimpulan yang didapatkan sama seperti pada rangkaian tapis lolos tinggi yaitu
semakin besar frekuensi yang diberikan maka akan semakin besar pula tegangan
keluarannya. Pada frekuensi 100 Hz, 200 Hz, 500 Hz dan 1000 Hz diperoleh
tegangan keluaran berturut -turut 0.04 V, 0.04 V, 0.44 V dan 0.44 V. Namun pada
frekuensi 2000 Hz dan 5000 Hz, tegangan keluaran mengalami penurunan. Hal ini
disebabkan beberapa faktor yaitu alat yang digunakan tidak efisien lagi atau rusak
dan dapat pula disebabkan dari kesalahan pengamat dalam membaca hasil
percobaan.
Pada rangkaian RLC seri juga diberi perlakuan yang sama seperti pada
rangkaian tapis lolos tinggi, rangkaian tapis lolos rendah dan rangkaian RLC
paralel. Dari hasil percobaan kesimpulan yang didapatkan sama seperti pada
rangkaian tapis lolos rendah yaitu semakin besar frekuensi yang diberikan maka
tegangan keluarannya akan semakin kecil. Pada frekuensi 100 Hz, 200 Hz, 500
Hz, 1000 Hz dan 2000 Hz diperoleh tegangan keluaran berturut -turut 2.10-4V,
1,8.10-4V, 1,8.10-4V, 1,6.10-4V dan1,4.10-4V. Namun pada frekuensi 5000 Hz,
tegangan keluaran mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu
alat yang digunakan tidak efisien lagi atau rusak dan dapat pula disebabkan dari
kesalahan pengamat dalam membaca hasil percobaan.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari percobaan ini yaitu ;
1. Bentuk isyarat keluaran dari rangkaian integrator yaitu gelombang segitiga
sedangkan isyarat keluaran dari rangkaian differensiator hampir sama dengan
isyarat masukan namun runcing pada puncak gelombangnya.
2. Untuk rangkaian tapis lolos rendah, frekuensi yang diberikan berbanding
terbalik dengan tegangan keluarannya yaitu semakin besar frekuensi yang
diberikan maka tegangan keluarannya akan semakin kecil, sedangkan tapis
lolos tinggi frekuensi dan tegangan keluarannya berbanding lurus yaitu
semakin besar frekuensi yang diberikan maka tegangan keluarannya akan
semakin besar pula.
3. Pada rangkaian RLC paralel frekuensi yang diberikan dengan tegangan
keluarannya berbanding lurus yaitu semakin besar frekuensi yang diberikan
maka semakin tegangan keluarannya akan semakin besar pula, sedangkan
rangkaian RLC seri frekuensi dan tegangan keluarannya berbanding terbalik
yaitu semakin besar frekuensi yang diberikan maka tegangan keluarannya
akan semakin kecil.
V.2 Saran
V.2.1 Saran untuk Laboratorium
Sebaiknya ruangan yang digunakan saat praktikum lebih luas agar praktikan
lebih leluasa bergerak dan tidak saling mengganggu dengan praktikan lain.
V.2.1 Saran untuk Asisten
Cara menjelaskan sudah cukup jelas dan mudah dimengerti. Terus
tingkatkan kemampuan mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
[6] Djatmiko, Istanto W. 2009. Performansi Parameter Motor Induksi Tiga Fasa
dengan Sumber Tegangan dan Frekuensi Variabel. Jurnal Edukasi
Elektro, vol. 5, no.1, hlm. 19-28.