Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM IPA 2

SIMBIOSIS

1. Simbiosis Parasitisme
a. Tujuan
Mengidentifikasi simbiosis parasitisme di lingkungan sekitar

b. Alat dan Bahan


1) Alat-alat tulis
2) Lembar pengamatan
3) Lingkungan sekitar

c. Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2) Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal (kebun/hutan)
3) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis parasitisme yang terjadi antara hewan dan tumbuhan, antara hewan
dengan hewan, atau antara tumbuhan dengan tumbuhan
4) Temukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi
5) Tuliskan hasil identifikasi pada lembar kerja
6) Cobalah analisis makhluk hidup mana yang dirugikan dan diuntungkan
7) Jenis keuntungan dan kerugian apa yang terjadi dalam simbiosis tersebut?
8) Tuangkan hasilnya untuk melengkapi table.

d. Data Hasil Pengamatan


Tabel 1.7.
Hasil pengamatan simbiosis parasitisme

Pihak yang dirugikan Pihak yang diuntungkan


No Jenis hubungan parasitisme Jenis makhluk Jenis makhluk hidup Jenis
Jenis kerugian
hidup keuntungan
Menghisap
1 Nyamuk pada manusia Manusia Gatal dan penyakit kulit Nyamuk
darah
Menghisap
2 Lalat pada sapi Sapi Gatal dan penyakit kulit Lalat
darah
Menyerap
3 Benalu pada pohon mangga Pohon mangga Makanan berkurang Benalu
makanan
Menghisap
4 Kutu pada anjing Anjing Terhisap darahnya dan gatal Kutu anjing
darah anjing
Mendapat
5 Tali putri pada pohon tetehan Pohon tetehan Menghambat pertumbuhan Tali putrid
makanan
Menyerap
6 Cacing kremi pada manusia Manusia Sakit perut dan gatal anus Cacing kremi
makanan

e. Pembahasan
Simbiosis parasitisme adalah hubungan dua individu berbeda spesies yang hanya menguntungka sepihak saja
dan pihak yang lainnya dirugikan.
Nyamuk merugikan manusia karena nyamuk menghisap darah manusia. Manusia dirugikan karena nyamuk
menyebabkan gatal dan menyebabkan penyakit yang berbahaya yang mengancam kehidupan manusia (nyamuk
aides aygepty dan nyamuk cikungunya.
Lalat menempel, mengganggu, dan menggigit (menghisap darah sapi) sehingga sapi merasa gatal (dirugikan)
darahnya berkurang.
Kutu pada anjing menghisap darah anjing sehingga anjing dirugikan. Selain dirugikan, anjing juga akan merasa
gatal.
Putrid malu yang biasanya menempel pada pohon tetehan (tanaman pagar) menyerap bahan makanan dari
inangnya, sehingga pertumbuhan pohon tetehan itu akan terhambat.
Cacing kremi yang hidup di saluran pencernaan manusiamenyerap sari makanan yang telah dicerna manusia,
sehingga pencernaan manusia terganggu.

f. Kesimpulan
Segala jenis hubungan dua individu berbeda spesies yang membuat satu pihak untung dan pihak lain rugi
disebut simbiosis parasitisme. Parasit tidak akan membunuh inangnya karena kalau inangnya mati, maka parasitnya juga
akan mati karena kekurangan sumber makanan.

g. Jawaban Pertanyaan
1) Hubungan antara kutu anjing dan anjing merupakan hubungan parasitisme, karena kutu anjing diuntungkan
dengan cara menghisap darah anjing. Sedangkan anjing dirugikan karena darahnya berkurang dan menderita
gatal-gatal (penyakit kulit)
2) Pada hubungan di atas ada hubungan yang dapat mengakibatkan kematian misalnya hubungan antara nyamuk
dan manusia. Nyamuk aides aygepty dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Jika terlambat mendapat
pertolongan maka dapat mengakibatkan kematian.. nyamuk cikungunya dapat mengakibatkan kelumpuhan
pada manusia.

2. Simbiosis Komensalisme
a. Tujuan
Mengidentifikasi simbiosis komensalisme di lingkungan sekitar

b. Alat dan Bahan


1) Alat-alat tulis
2) Lembar pengamatan
3) Lingkungan sekitar

c. Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan
2) Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal (hutan / kebun)
3) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis komenlisme yang terjadi antara hewan dan tumbuhan, antara hewan
dengan hewan, atau antara tumbuhan dengan tumbuhan
4) Temukan setidaknya 3-5 hubungan yang terjadi
5) Tuliskan hasil identifikasi pada lembar kerja
6) Cobalah analisis makhluk mana yang diuntungkan dan makhluk mana yang tidak diuntungkan dan tidak
dirugikan
7) Jenis keuntungan apa yang diperolehnya
8) Tuangkan hasilnya dengan melengkapi table

d. Data Hasil Pengamatan

Tabel 1.8.
Hasil pengamatan simbiosis komensalisme
Pihak yang diuntungkan Jenis makhluk hidup yang
No Jenis hubungan simbiosis
Jenis makhluk hidup Jenis keuntungan tidak untung dan tidak rugi
1 Tumbuhan paku dan pohon jati Tumbuhan paku Mendapat tempat hidup Pohon jati
2 Anggrek dan pohon mangga anggrek Mendapat tempat hidup Pohon mangga
Terhindar dari bahaya musuh dan
3 Ikan remora dan ikan hiu Ikan remora Ikan hiu
mendapat sisa-sisa makanan

e. Pembahasan
- Tumbuhan paku menempel pada pohon jati namun tidak menyerap makanan dari inangnya karena tumbuhan paku dapat
membuat makanan sendiri.
- Anggrek yang hidup dengan cara menempel pada pohon mangga tidak menyerap makanan dari inangnya karena anggrek dapat
membuat makanan sendiri.
- Dalam hubungan ikan remora dan ikan hiu, ikan remora bisa berada di sekitar ikan hiu agar terhindar dari bahaya musuh dan
bias mendapatkan makanan sisa ikan hiu tanpa mengganggu ikan hiu.

f. Kesimpulan
Simbiosis komensalisme melibatkan dua individu dimana yang satu diuntungkan, sedangkan yang lainnya tidak diuntungkan dan
tidak dirugikan.

g. Jawaban Pertanyaan
Simbiosis komensalisme jika terjadi berlebihan juga akan dapat merugikan pihak lain. Misalnya anggrek yang ditanam dua,
tiga, atau lebih pada satu pohon mangga juga dapat menghambat pertumbuhan pohon mangga atau berkurangnya
produktivitas buah mangga.

3. Simbiosis Mutualisme
a. Tujuan
Menganalisis simbiosis mutualisme di lingkungan sekitar
b. Alat dan Bahan
1) Alat-alat tulis
2) Lembar pengamatan
3) Lingkungan sekitar

c. Cara Kerja
1) Siapkan alat dan bahan
2) Pergilah ke lingkungan sekitar tempat tinggal (hutan / kebun)
3) Cobalah identifikasi beberapa simbiosis mutualisme yang terjadi antara hewan dan tumbuhan, antara hewan dengan
hewan, atau antara tumbuhan dengan tumbuhan
4) Temukan setidaknya 5 hubungan yang terjadi
5) Tuliskan hasil identifikasi pada lembar kerja
6) Jenis keuntungan apa yang diperoleh setiap spesies anggota simbiosis tersebut
7) Tuangkan hasilnya dengan melengkapi table

d. Data Hasil Pengamatan

Tabel 1.9.
Hasil pengamatan simbiosis mutualisme
Pihak I yang diuntungkan Pihak II yang diuntungkan
Jenis hubungan
No Jenis makhluk Jenis makhluk Jenis keuntungan
mutualisme Jenis keuntungan
hidup hidup
Terbantu proses
1 Kupu-kupu dengan bunga Kupu-kupu Menghisap madu bunga
penyerbukannya
Hama tikus
2 Ular sawah dengan petani Ular sawah Makan tikus sawah petani
berkurang
Bakteri Rhizobium akar Mendapat habitat pada Akar tanaman Mendapat nitrogen
3 Rhizobium
tanaman polong akar tanaman polong dari bakteri
4 Burung jalak dan kerbau Burung jalak Kenyang makan kutu Kerbau Bebas dari kutu

e. Pembahasan
Dalam hubungan kupu-kupu dan bunga, kupu-kupu membantu bunga dalam penyerbukan sedangkan kupu-kupu dapat
menghisap madu dari bunga. Jadi keduanya sama-sama diuntungkan.
Ular sawah dapat membantu petani mengurangi tikus dengan cara memangsa tikus-tikus tersebut yang merusak dan
makan padi.
Bakteri Rhizobium mendapatkan habitat habitat hidupnya pada akar tanaman polongan, sedangkan tanaman
polonganmendapat keuntungan berupa nitrogen yang didapat dari bakteri Rhizobium. Tanpa bakteri tersebut, polongan
tidak dapat mengambil nitrogen dari udara bebas.
Burung jalak yang hinggap di punggung kerbau memakan kutu-kutu kerbau, sedangkan kerbau merasa nyaman karena
kutu-kutu di tubuhnya berkurang.

f. Kesimpulan
Simbiosis mutualisme adalah hubungan dua spesies yang hidup bersama dan saling menguntungkan.

g. Jawaban Pertanyaan
Contoh simbiosis mutualisme dalam tubuh manusia yaitu :
1. Bakteri Eschereria coli yang hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan
juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah.
2. Bakteri Bacillus brevis, Bacillus subtilis, dan Bacillus polymyxa menghasilkan zat antibiotic

Laporan Praktikum IPA Modul 2


KEGIATAN PRAKTIKUM 2: PENCEMARAN LINKUNGAN

Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah (Aillium cepa)

a. Tujuan
Mengamati pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah.

b. Alat dan bahan


1. Neraca analitik 1 buah
2. Tabung reaksi 14 buah
3. Rak tabung reaksi 1 buah
4. Gelas kimia 1000 mL 7 buah
5. Pengaduk 7 buah
6. Mistar dengan skala mm 1 buah
7. Kertas untuk label
8. Air/ledeng/air PDAM
9. Bawang merah 14 siung
10. Deterjen serbuk 1 gram.\

c. Cara kerja
1. Sediakan larutan deterjen bubuk 100%, pengenceran 50%, pengenceran 25%, pengenceran 12,5%, pengenceran
6,25%, pengenceran 3,1%,serta kontrol berupa air ledeng. Lalu simpan larutan yang telah di beri label.
Label 1: 100%
Label 2: 50%
Label 3: 25%
Label 4: 12,5%
Label 5: 6,25%
Label 6: 3,10%
Label kontrol; air ledeng/PDAM
2. Cara menyediakan larutan
a. Larutkan 1 gr deterjen bubuk dalam air ledeng/PDAM hingga 1000 mL. Beri label 100%
b. Ambil 500 mL larutan deterjen 100%, tambahkan air ledeng hingga 1000 mL. Beri label 50%
c. Ambil 500 mL larutn deterjen 50%, tambahkan air ledeng 1000 mL. Beri label 25%
d. Ambil 500 mL larutan deterjen 25%, tambahkan air ledeng higga 1000 mL. Beri label 12,50%
e. Ambi 500 mL larutan deterjen 12,5%, tambahkan air ledeng hingga 1000 mL. beri label 6,25%
f. Ambil 500mL larutan deterjen 6,25%, tambahkan air ledeng hingga 1000 mL, beri tabel 3,10%
3. Sediakan bawang merah berukuran sama memiliki diameter hampir sama dengan diameter lubang tabung reaksi
berjumlah 14 buah.Kupas kulit epidermis untuk menghindari bahan kimia tersisa.Kupas bagian akar primordial
berwarna kecoklatan dari bawang merah tersebut. Hati-hati lingkaran primordial tetap tersisa
4. Isikan larutan deterjen yang sudah di sediakan ke dalam tabung reaksi hingga penuh. Tiap konsetrasi larutan yang
sama diisikan kedalam 2 tabung reaksi.
5. Letakkan bawang merah dengan posisi calon akar primordial letakkan di bawah hingga menyentuh larutan deterjen.
6. Letakkan pula bawang merah dengan posisi yang sama dengan bawang merah lain di atas tabung kotrol
7. Amati pertumbuhan akarnya setiap 24 jam, bila larutannya tampak berkurang tambah hingga penuh
8. Setelah 72 jam, angkatbawang merahlalu hitung oanjang akarnya. Rata-ratakan panjang akar yang diperoleh untuk
setiap perlakuan bila ada panjang akar yang mencolok tidak anya diabaikan. Teruskan hasil pengamatan.
9. Hitung hambatan pertumbuhannya untuk setiap konsentrasi larutan.
10. Buat grafik IG 50/hambatan pertumbuhannya hasil pengamatan.

d. Hasil Pengamatan
Tabel 2.9.
Pengaruh deterjen terhadap pertumbuhan akar bawang merah

No. Konsentrasi Rata-rata panjang akar IG (%)


1 Kontrol 4 0
2 3,1 % 3 25
3 6,25 % 2 50
4 12,5 % 1 75
5 25 % 0 100
6 50 % 0 100
7 100 % 0 100

Rumus :

IG = Rata-rata akar kontrol Rata-rata akar konsentrasi X 100 %


Rata-rata akar control

Hambatan
Pertumbuhan
(%)

Konsentrasi

Grafik hambatan pertumbuhan akar bawang merah

e. Pembahasan
Untuk meningkatkan kualitas hidupnya manusia berusaha memanfaatkan kekayaan alam. Melalui pikiran dan akal
manusia menciptakan alat dan bahan yang digunakan untuk membantu meningkatkan kualitas hidup manusia. Namun dalam
kenyataannya kualitas hidup yang hendak dicapai, karena ada dampak negative yang dihasilkan dari usaha manusia itu
sendiri. Dampak negative tersebut dapat disebut dengan pencemaran.
Dewvinisi pencemaran yaitu sebagai masuknya bahan atau energi ke dalam lingkungan yang menyebabkan
timbulnya perubahan yang tidak diharapkan baik yang bersifat fisik, kimiawi maupun biologi, sehingga menganggu
kesehatan, eksistensi manusia dan aktivitas manusia serta organisme lainnya.

f. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpilkan bahwa hasil usaha manusia dengan contoh deterjen
mempunyai dampak negative terhadap organisme/makhluk hidup lain yaitu ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan
atau jika semakin parah akan berakibat tidak hidupnya makhluk hidup tersebut.

g. Jawaban Pertanyaan
Konsentrasi larutan deterjen minimum yang dihentikan proses pertumbuhan akar bawang merah adalah 50 %.

Laporan Praktikum IPA Modul 2

KEGIATAN PRAKTIKUM 2
PENCEMARAN LINKUNGAN
Pengaruh deterjen terhadap perkecambahan

a. Tujuan
Mengamati pengaruh deterjen terhadap perkecambahan kacang hijau.

b. Alat dan bahan


1. Neraca analitik/ sendok teh 1 buah
2. Gelas kimia 600 ml 10 buah
3. Kertas saring
4. Kertas timah
5. Mistar
6. Kertas untuk label
7. Gelas kimia 1000 ml 1 buah
8. Air ledeng
9. Deterjen serbuk 1gram.

c. Cara kerja
1. Sediakan larutan deterjen 100%, 50%, 25%, 12,50%, 6,25%, 3,10%, serta control air ledeng. Lalu simpan cairan
dengan gelas kimia beri label.
2. Cara menyediakan larutan dapat dilihat pada percobaan 1
3. Sediakan 6 gelas kimia lain, beri label control, I,II,III,IV,V, dan VI masing-masing diberi lingkaran kertas saring.
4. Masukkan kacang hijau ke dalam air pada gelas kimia. Buanglah kacang yang mengapung.
5. Ambil 10 butir lalu rendam dalam larutan I, 10 butir dalam larutan II,10 butir dalam larutan III, 10 butir dalam larutan
IV, 10 butir dalam larutan V, 10 butir dalam larutan VI dan 10 butir dalam larutan control
6. Aturlah kacang hijau dalam gelas kimia dengan label yang sesuai.
7. 7Isilah gelas kimia yang telah diisi kacang hijau dengan larutan berlabel sama.
8. Tutup kelima gelas dengan kertas timah sehingga tidak ada cahaya masuk.
9. Lakukan pengamatan setelah 24 jam dan 48 jam. Ukur panjang akar dengan mistar. Kacang hijau yang tidak tumbuh
akar dianggap memiliki panjang akar = 0 mm.
10. Buatlah grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi setelah 24 jam dan 48 jam.

d. Hasil Pengamatan
Tabel 2.10.
Pdengaruh deterjen terhadap tumbuhan
Konsentrasi larutan deterjen
No. Hari ke-1 (24)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 1 1 2 2 2 3 5
2 1 2 2 2 3 4 6
3 1 2 3 3 3 4 6
4 1 2 2 2 3 3 5
5 1 1 2 0 4 3 7
6 0 2 3 2 3 4 7
7 1 0 0 2 3 4 6
8 1 1 2 2 2 3 7
9 0 2 0 2 3 3 6
10 1 0 0 3 3 4 7
Jumlah 8 13 16 20 29 35 62
Rata-
1 1 2 2 3 4 6
rata

Konsentrasi larutan deterjen


No. Hari ke-2 (24 jam)
100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,1% Kontrol
1 2 2 3 3 3 5 7
2 3 3 3 3 3 5 6
3 2 3 5 4 4 4 6
4 1 3 4 3 4 3 7
5 2 2 4 0 4 6 7
6 0 3 6 3 3 3 6
7 3 0 0 3 3 4 7
8 2 2 4 3 3 6 8
9 0 3 0 4 4 3 7
10 3 0 0 4 4 6 8
Jumla
18 21 29 30 35 45 69
h
Rata-
2 2 3 3 4 5 7
rata

Konsentrasi

Grafik 2.2.
Grafik rata-rata pertumbuhan kecambah per konsentrasi pada 24 jam

e. Pembahasan
Pencemaran lingkungan menimbulkan banyak kerugian bagi manusia serta lingkungan. Ada 4 tahap pencemaran
1. Pencemaran tidak menimbulkan kerugian, dilihat dari kadar dan waktu.
2. Pencemaran yang mulai menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem
3. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi yang fatal.
4. Pencemaran yang menimbulkan kematian, dari kadar yang tinggi.

f. Kesimpulan
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa kecambah pada kadar konsentrasi tertentu (rendah) masih bisa mengalami
pertumbuhan walaupun ada hambatan, tetapi pada konsentrasi tinggi kecambah tumbuh namun tidak mengalami
pertumbuhan dan pada akhirnya akan mati.

g. Jawaban Pertanyaan
1. Fungsi larutan 0 (control) : Sebagai pembanding dengan onsentrasi larutan deterjen dan sebagai bukti bahwa larutan 0
(kontrol) adalah larutan yang paling baik dalam pertumbuhan karena tidak mengandung deterjen.
2. Jika pada larutan 0 (control) ada kacang hijau yang mati, mungkin kacang hijau tersebut bukan bibit unggul (mandul)

Laporan Praktikum IPA Modul 3

Percobaan : Pengelompokkan Sayuran


A. Tujuan
Dapat mengelompokkan sayuran berdasarkan macamnya.

B. Alat dan Bahan


1) Tempat plastik
2) 20 macam bahan sayuran

C. Cara kerja
1) Kumpulkan bahan sayuran sebanyak 20 macam
2) Kelompokkan masing-masing sayuran tersebut ke dalam kelompok sayuran daun, sayuran buah, sayuran akar/umbi,
sayuran kacang-kacangan dan sayuran tunas.
3) Catat semua data masing-masing kelompok itu dalam kolom yang sudah disediakan pada lembar kerja.
4) Simpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?

D. Hasil Pengamatan
Pengelompokkan Sayuran
No Jenis bahan makanan Sayuran daun Sayuran buah Sayuran akar/umbi Sayuran kacang Sayuran tunas
kacangan
1 Bayam V
2 Kangkung V
3 Sawi V
4 Daun singkong V
5 Daun Pepaya V
6 Tomat V
7 Terong V
8 Cabe V
9 Melinjo V
10 Nangka V
11 Waluh V
12 Wortel V
13 Kentang V
14 Kacang panjang V
15 Kacang merah V
16 Buncis V
17 Kapri V
18 Mentimun V
19 Rebung V
20 Tauge V

E. Pembahasan
Bahan makanan sayuran adalah bahan makanan dari tumbuh-tumbuhan yang setelah diolah menjadi makanan penyerta dan
makanan utama.
Bahan makanan sayuran dibedakan menajdi beberapa kelompok:
1. Sayuran daun: tumbuhan dengan bagian utama yang diubah menjadi hidangan makanan adalah bagian daunnya.
Contoh: bayam, kangkung, sawi, daun, singkong dan daun pepaya
2. Sayuran buah : tumbuhan dengan bagian utama yang diolah menjadi hidangan makanan adalah buahnya.
Contoh: tomat, terong, cabe, melinjo, nangka, waluh
3. Sayuran umbi/akar : tumbuhan dengan bagian utama yang diolah menjadi hidangan makanan adalah bagian
umbi/akarnya.
Contoh: wortel, kentang
4. Sayuran kacang-kacangan : tumbuhan dengan bagian utama yang diolah menjadi hidangan makanan adalah biji yang
berupa kacang-kacangan..
Contoh: kacang panjang, kacang tanah, buncis, kapri
5. Sayuran tunas : tumbuhan dengan bagian utama sebagai makanan adalah tunas tanaman.
Contoh: tauge, rebung

F. Kesimpulan
Bahan makanan berupa sayuran dapat dikelompokkan menjadi 5 kelompk yaitu:
1. Sayuran daun
2. Sayuran buah
3. Sayuran umbi/akar
4. Sayuran kacang-kacangan
5. Sayuran tunas

G. Jawaban pertanyaan
1. Dilihat dari TRIGUNA MAKANAN sayuran termasuk : zat pembangun
2. Termasuk ke dalam kelompok makanan
a. Melinjo termasuk sayuran kacang-kacangan
b. Brokoli termasuk sayuran
c. Cabe termasuk sayuran buah
d. Bawang merah termasuk sayuran umbi/akar
e. Terong termasuk sayuran buah

Laporan Praktikum IPA Modul 4. Gaya

A. GAYA LISTRIK STATIS

Gambar 4.1
sisir yang telah digosok dengan rambut
kering didekatkan dengan potongan kertas

Sisir plastik setelah digunakan untuk menyisir rambut kering, lalu didekatkan pada potongan kertas kecil-kecil,
maka kertas tersebut akan tertarik dan menempel pada sisir. Hal ini terjadi karena gesekan sisir dengan rambut mampu
menghasilkangaya listrik statis. Gaya listrik statis inilah yang menyebabkan potongan kertas tertarik dan menempel pada
ketas.

B. GAYA MAGNET
Tabel 4.1
Hasil Pengamatan gaya magnet

No Magnet Bahan Tertarik / Tidak tertarik

1 Magnet Jarum jahit Tertarik

2 Magnet Aluminium Tidak tertarik

3 Magnet Seng Tertarik

4 Magnet Benang jahit Tidak tertarik

5 Magnet Plastik Tidak tertarik

6 Magnet Kertas Tidak tertarik

C. GAYA GESEK

Tabel 4.2
Hasil Pengamatan gaya gesek

No. Keadaan balok Penunjukkan neraca pegas (Newton)

1 Sebelum bergerak 0
D.
2 Saat bergerak 0,3

3 Sesudah bergerak 0,2

GAYA PEGAS

ambar 4.4
Karet gelang yang digantung dan
diberi beban kemudian ditarik lalu dilepaskan

Karet gelang yang diberi beban bila ditarik ke bawah selama beberapa kali lalu ke kanan dan ke kiri. Hal ini di
sebabkan oleh kelenturan dan gaya dorong yang ada pada karet gelang yang menimbulkan gaya pegas
E. GAYA BERAT

Tabel 4.3
.HasilPengamatan gaya berat
Panjang karet gelang mula-mula: 14,5 cm

No Massa beban (gr) Panjang karet gelang (cm)

1 30 15,5

2 40 18,5

3 45 20,6
4 47 22

5 49 24

F. PERPADUAN GAYA
Tabel 4.4.
Hasil Pengamatan perpaduan gaya

No Penunjukan besar gaya oleh neraca pegas

1 (Newton) 2 (Newton)

1 0,3 1,5

2 0,5 1,0

3 0,7 0,7

4 1,0 1.0

5 1,5 1,5

Jawaban Pertanyaan

1. Pada kegiatan A, gaya yang menyebabkan potongan kertas tertarik oleh sisir plastik yang digososkkan pada rambut kering
adalah gaya listrik statis
2. Pada kegiatan B, benda-benda logam yang kecil dapat ditarik oleh magnet batang karena benda-benda tersebut terbuat dari
besi atau baja, nikel dan kobalt.
3. Pada kegiatan C, balok diatas meja hanya dapat ditarik dengan gaya gesek karena semakin besar/luas benda yang
bergesekan semakin besar pula gaya gesek yang ditimbulkan berarti gerak benda semakin terhambat.
4. Pada kegiatan D, yang menyebabkan benda yang digantung pada karet gelang bila ditarik kebawah kembali keatas adalah
karena gaya pegas.
5. Pada kegiatan E, panjang karet galang bertyambah sesuai dengan bertambahnya beban yang digantungkan karena semakin
berat beban/benda maka gaya yang ditimbilkan semakin besar dengan ditunjukkan panjang karet gelang.

aporan Praktikum IPA Modul 5. Muai Panjang


PERUBAHAN PANAS PADA SUATU BENDA
PERCOBAAN 1: PERUBAHAN PANJANG (MUAI PANJANG)

A. Tujuan
Menguji pemuaian suatu logam dan perubahan pertambahan panjang logam karena pengaruh panas.

B. Alat dan Bahan


1. Kawat tembaga 1 mm 50 cm.
2. Kawat nikelin 1 mm 50 cm.
3. Statis 1 buah.
4. Spiritus secukupnya.
5. Pemberat/anak timbangan 50 gram dan 100 gram 1 buah.
6. Kapas secukupnya.
7. Penggaris 1 buah.

C. Tahapan Kegiatan
1. Gantungkan kawat tembaga pada statis sedemikian rupa.
2. Ikatkan beban 50 gram atau 100 gram pada salah satu ujung kawat yang lain.
3. Di antara panjang kawat ikatkan kapas sebanyak tiga buah.
4. Berikan batasan pada kawat dengan dasar lantai 10 cm.
5. Basahi kapas dengan spiritus, kemudian bakarlah kapas tersebut.
6. Ulangi kegiatan dengan menggunakan jenis kawat yang lain.
7. Ukurlah berapa perubahan panjang dari masing-masing kawat saat dibakar/dipanasi?
8. Perhatikan gambar di bawah ini.

Catatan
Pemberian beban pada kawat jangan sampai merubah panjang. Artinya beban hanya berfungsi sebagi pelurus
Baja. Namun kalau ada karet dapat digunakan sebagai pengganti beban dengan cara mengikatkan salah sate ujung kawat.
Sehingga pada saat kawat dibakar karet akan menarik ke bawah dan pertambahan panjang dapat diukur dari batas.
Panjang mula-mula kawat sebelum dipanasi diberi lambang/notasi dan pertambahan panjang saat dibakar/dipanasi
adalah L dengan memasukkan suatu tetapan , maka hubungan pertambahan panjang L adalah:
L = L0 AT
T = pertambahan suhu dalam C

Tabel 5.4
Pengamatan Pertambahan Panjang

No. Jenis Logam Pertambahan Panjang Keterangan

1. Tembaga 0,2 cm Beban 100 gram

2. Nikelin 0,4 cm Beban 100 gram

3. Kawat 0,1 cm Beban 100 gram

Kesimpulan

Berdasarkan data percobaan, dapat disimpulkan bahwa makin elastis jenis logam, makin panjang pertambahannya
( pemuaiannya ) adalah nikelin.

Jawaban Pertanyaan
1.

Dari logam-logam tersebut yang mengalami pertambahan panjang paling besar adalah nikelin, karena nikelin terbuat
dari bahan yang paling elastis diantaranya tembaga dan kawat.

2.

Kawat nikelin mengalami pertambahan panjang lebih besar dibanding tembaga karena bahan nikelin lebih elastis
daripada tembaga sehingga lebih cepat memuai.

Laporan Praktikum IPA Modul 5. Pemuaian Zat Cair


PERCOBAAN 2: PEMUAIAN ZAT CAIR

A. Tujuan
Menguji bahwa zat cair (air) jika dipanasi akan memuai.

B. Alat dan Bahan


1. botol minuman bekas 1 buah.
2. pewama secukupnya.
3. sedotan minuman 1 buah.
4. baskom/ember 1 buah.
5. Lilin mainan/malam secukupnya.
6. termometer 1 buah.

C. Tahapan Kegiatan
1. Campurkan pewama (bebas) dengan air secukupnya.
2. Masukan cairan berwarna tersebut ke dalam botol bekas (usahakan bowl berwama putih bening) sampai penuh.
3. Tutuplah botol tersebut dengan
4. Jangan lupa pada waktu menutup botol dengan Jilin sertakan sedotan minuman (usahakan sedotan berwarna putih
bening).
5. Selanjutnya masukkan botol tersebut ke dalam baskom atau ember yang telah diisi dengan air panas.
6. Perhatikan gambar di bawah ini.

1. Larutan Merah
Sebelum dimasukan kedalam air panas adalah 270 C.
2. Suhu Air Panas
Suhu air panas dalam baskom aluminium adalah 870 C.

3. Ketinggian Air
Ketinggian air panas dalam baskom 1 : 4,2 cm.
Ketinggian air yang merambat pada pipa dari lilin adalah:
1 menit pertama : 1 cm.
1 menti kedua : 2,5 cm
1 menit ketiga : 2,1 cm
1 menit keempat: 1,5 cm
1 menit kelima : 1,2 cm

4. Ketinggian maximum air yang merambat pada pipa : 2,5 cm, setelah mencapai waktu 1 menit kedua.
5. Suhu akhir pada pipa setelah mencapai ketinggian akhir adalah 480 C.
6. Suhu akhir dalam ember / baskom saat larutan pada pipa mencapai tinggi maksimum 61 0 C.

Pembahasan
Botol yang telah diisi air berwarna merah dengan suhu 27 0 C ditutup dengan plastisin dengan sedotan air minum
ditengahnya. Botol tersebut dimasukan dalam baskom yang berisi air panas ( 87 0 C ). Dalam waktu 5 menit air merambat
pada pipa dari plastisin dengan ketinggian berubah-ubah. Setelah 5 menit suhu air dalam baskom menurun menjadi 61 0 C.
Hal ini disebabkan karena ada perpindahan kalor / panas dari air dibaskom ke air dalam botol lalu ke pipa dan adanya
perpindahan kalor dari air dibaskom keluar ( ke udara bebas ).

Kesimpulan
Pada percobaan zat cair, terjadi perpindahan kalor yaitu :
1. Dari air di baskom ke air warna dalam botol.
2. Dari air warna di botol ke pipa ( sedotan air minum ).
3. Dari air di baskom ke udara luar.
4. Dari air di baskom ( aluminium ) ke baskom tersebut.

Jawaban Pertanyaan
1. Pada percobaan pemuaian zat cair, terjadi proses perpindahan kalor
a. Dari air di baskom / ember ke air warna dalam botol.
b. Dari air warna di botol ke pipa ( sedotan air minum )
c. Dari air di baskom / ember ke udara luar.
d. Dari air di baskom ( aluminium ) ke baskom tersebut.
2. Jika air di baskom / ember didinginkan, maka tidak akan terjadi pemuaian.

Laporan Praktikum IPA Modul 5. Pemuaian Benda Gas


PERCOBAAN 3: PEMUAIAN BENDA GAS

A. Tujuan
Menguji pemuaian benda gas.

B. Alat dan Bahan


1. Botol minuman bekas 1 buah.
2. Lilin 1 buah.
3. Sedotan minuman 1 buah.
4. Baskom/ember 1 buah.
5. Lilin mainan/malam secukupnya.

C. Tahapan Kegiatan
1. Dengan cara yang sama pada percobaan pemuaian zat cair rakitlah air dan bahan yang telah disiapkan.
2. Perbedaan pada percobaan ini tidak perlu menggunakan larutan warm yang dimasukkan dalam botol.
3. Siapkan air dingin (bukan air es) dalam ember atau baskom.
4. Perhatikan gambar di bawah ini.

Tabel 5.5
No. Cara Pertama Keterangan
1. Sebelum botol dipanaskan apa yang terjadi dalam air. Air masih tenang
2. Setelah botol dipanaskan! Apa yang terlihat dalam air. Air tampak bergelembung
3. Kira-kira berapa lama setelah pemanasan timbul gelembung air. 8 menit 12 detik
PERCOBAAN PEMUAIAN CARA 2

Pada percobaan pemuaian benda gas cara kedua ini hanya menggantikan sedotan dengan balon dan air dingin dengan air
panas.
No. Cara Kedua Keterangan
1 Sebelum botol dimasukan ke dalam air panas keadaan balon Balon kempes
2 Setelah botol limasukan ke dalam air panas posisa balon.
3 Lama pemuaian gas dalam botol diperkirakan.
4 Suhu maksimum air saat botol dimasukan dalam ember. Suhu + 900 C

Pembahasan
Dari percobaan pertama kita dapat buktikan bahwa pemuaian benda gas terlihat pada gelembung-gelembung air
dalam baskom / ember dan pada percobaan kedua terbukti dengan adanya balon yang semula kemps karena adanya pemuaian
benda gas balon menjadi mengembang.

Kesimpulan
Benda gas akan memuai jika dipanaskan / diberi panas ( kalor ).

Jawaban Pertanyaan
1. Dalam percobaan pertama ada 3 proses perpindahan kalor yaitu :
a. Dari lillin ke botol
b. Dari botol ke pipa sedotan
c. Dari pipa ke air baskom
Dalam percobaan kedua ada 2 perpindahan kalor yaitu :
a. Dari air panas di baskom ke botol kosong
b. Dari botol kosong ke balon

2. Poses terjadinya ledakan balon dan ban kend!raan :


Volume dalam balon dan ban kendaraan jika mengalami pemanasan maka udara di dalam balon dan ban kendaraan akan
mengembang. Pengembangan udara didalam balon lan ban kendaraan menekan seiring dengan pemuaian yang terjadi.
Jika pemuaian terjadi terus menerus maka balon dan ban kendaraan tidak akan mampu menahannya akhirnya balon dcn
ban cen$araan akan meletus.

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang

Kegiatan Praktikum 1: Jenis dan Bentuk Gelombang


A. Tujuan
Mengamati bentuk dan jenis gelombang transversal dan longitudinal

B. Alat dan Bahan


1. slinki
2. kabel listrik, panjang 5 m
3. benang kasur panjang 3 m
4. karet gelang

C. Langkah Kerja
1. percobaan bentuk dan jenis gelombang
a. Ambil slinki, rentangkan di atas lantai yang licin. Ikat salah satu ujung slinki pada tiang yang cukup kokoh
untuk menahannya atau dipegang oleh teman anda. Ujung yang lain di pegang sendiri.
b. Usiklah ujung slinkki yang anda pegang itu dengan cara menggerakkan ujung slinki dengan cepat ke kiri lain
ke kanan seperti pada gambar berikut.
c.
Amati gelombang yang terjadi pada slinki. Apa yang terjadi pada ujung slinki? Apa yang merambat padea
slinki? Apa gelobang itu?
d. Usik lagi ujung slinki berulangn-ulang seperti langkah b. Amati arah getar (arah usikan) Dan arah rambat
gelombang. Gelombang yang terjadi ini diisebut gelombang transversal. Bagaimanakah arah getar dan arah
rambat gel;lombang transversal itu?
e. Ikatkan karet gelang itu ditengah-tengah slinki. Lalu usik lagi ujung slinki yang anda pegang berulang-ulang.
Amati karet gelang tersebut ketika gel;o;mbang berjalan, ikut berpindahkah karetgelang tersebut?
1. Percobaan jenis-jenis gelombang
a. Hasil Pengamatan
Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung slinki,terlihat adanya suatu rambatan atau gelombang.

b. Pembahasan
1. Slinki direntangkan diatas lantai yang licin,salah satu ujungnya dipegang sendiri dan ujung yang lain dipegang
teman.Lalu slinki diusik ujungnya dengan cara menggerakkan ujung slinki dengan cepat kekiri lalu kekanan sehingga
terjadi rambatan pada slinki yang membentuk gelombang.
Gelombang adalah gerakan merambat pada suatu benda yang diberi energi.
2. Percobaan dilakukan beberapa kali sampai dapat diamati dan dilihat arah usikan dan rambat gelombangnya.Ternyata
arah usikan tegak lurus dengan arah rambatannya.Hal demikian disebut gelombang transversal,yakni gelombang yang
arah getarannya tegak lurus pada arah rambatan gelombangnya.
3. Percobaan kedua diberi karet gelang ditengah-tengah slinki lalu ujung slinki yang dipegang diusik secara berulang-
ulang,ternyata karet gelang tersebut ikut berpindah bersama gelombang,dan juga karet gelang berpindah karena adanya
energi yang merambat melalui slinki.Energi ini berasal dari usikan slinki (pada saat ujung slinki digerakkan ).
4. Percobaan ketiga,slinki diganti dengan kabel listrik.Langkahnya sama yaitu diberi usikan diujung kabel,sedang ujung
yang lain diikatkan pada tiang atau dipegang salah seorang teman.Ternyata hasilnya berbeda dengan slinki.Bedanya
adalah pada kabel listrik tidak muncul gelombang.Pada saat diberi gelang dibagian tengah kabel,ternyata karet gelang
tidak berubah atau berpindah,berarti tidak ada energi pada kabel listrik tersebut.

Gb.6.7
Memberi usikan pada slinki

5. Percobaan kali ini slinki direntangkan diatas lantai,salah satu ujungnya diikat pada tiang atau dipegang sendiri.Lalu
ujung slinki diusik atau digerakkan berulang-ulang dengan cepat kebelakang dan kedepan,seperti pada gambar berikut:

Gb.8.6
Usikan pada slinki sacara berulang

Pada percobaan ini diamati arah usikan dan rambatannya (gelombang).Ternyata arah usikan searah dengan arah
rambatannya.Maka gelombang ini dinamakan Gelombang Longitudinal.

c. Kesimpulan
1. Gelombang transfersal adalah gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah rambatannya.
2. Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah rambatannya.
3. Perbedaan antara gelombang transfersal dan gelombang longitudinal terletak pada arah rambatannya yaitu bila
transfersal tegak lurus sedangkan longitudinal searah rambatannya.

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Sifat Pemantulan Gelombang


2.Percobaan Sifat pemantulan gelombang

A. Tujuan
Mengamati sifat pemantulan gelombang

B. Alat dan Bahan


1. slinki
2. Benang kasur
3. krikil

C. Langkah Kerja
Percobaan di bak air
1. Bak air diisi air hampir penuh lalu dijatuhkan kerikil pada permukaan air,ternyata terjadi gelombang dipermukaan
yang bentuknya searah dengan arah rambatannya.Jika diperhatikan gelombang yang mengenai sisi bak air maka
dipantulkan kearah datangnya gelombang
2. 1.Slinki direntangkan sejauh 1.5 m salah satu ujungnya diikatkan pada tiang (dijaga tetap dan tidak bergeser)
3. ujung yang lain dipegang. Lalu digetarkan satu kali sehingga membentuk gelombang.

Gb. 6.9
Slinki membentuk setengah panjang gelombang

Diamati perambatan setengah gelombang sampai gelombang tersebut menghilang. Jika belum dapat diamati, getarkan
lagi ujung slinki. Ternyata yang terjadi adalah gelombang tersebut dipantulkan kembali. Dan fase gelombang pantul
sama dengan gelombang asalnya.
Gb. 6.2
Titik keseimbangan dan simpangan

4. Percobaan dengan slinki yang terikat-ikat dengan benang yang panjangnya + 1,5 m. Ikatkan ujung benang yang
jauhnya 1,5 m dari ujung slinki ke tiang, ternyata ujung slinki dapat bergerak bebas. Oleh karena itu disebut slinki
ujung besar.
D. Kesimpulan

1. Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan.


2. Fase gelombang pantul dengan gelombang asal adalah sama.

Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang Stasioner


2.Percobaan Gelombang Stasioner
A. Tujuan
1. mengamati gelombang stasioner
2. menjelaskan pengertian gelombang stasioner
3. menjelaskan pengaruh tegangan terhadap panjang gelombang

B. Alat dan Bahan


1. catu daya
2. pewaktu ketik atau bel listrik
3. benang kasur, panjang 1.5 m
4. beban gantung 75 gram, 100 gram, 125 gram

C. Langkah-langkah percobaan
1. rangkai alat seperti gambar 6.6

b. Pembahasan
1. Catudaya dipasang pada tegangan 6 volt. Massa beban gantung yang digunakan 75 gram.Tegangan tali sama dengan
massa beban dibagi panjang tali yaitu:
T : M : 75 gram : 50
l 1.5 m
2. Pada saat catudaya dihidupkan pewaktu detik digeser ke arah katrol meja secara perlahan sampai timbul gelombang stasioner
pada tali, ternyata muncul gelombang stasioner terlihat berjalan, karena ada energi dari catudaya dan terjadi perpaduan gelombang
pada gelombang stasioner.
3. Panjang gelombang dapat diukur pada tali tersebut yaitu:
1 : 2l Dengan n : 1,2,3
n
2 : 2l : 2.1,5 m : 3 : 3
n1 1 1
3. Catudaya diamati beban ditambah menjadi 100 gram.Maka tegangan talinya adalah: T : m : 100 gr : 68
l 1.5 m
4. Catudaya dihidupkan,pewaktu ketik digeser hingga timbul kembali gelombang tali.Maka panjang gelombang ( 2) dapat dihitung:
2= m =2.1,5 =3 =1
l 2 2
5. Beban ditambah menjadi 125 gr.Tegangan tali pada massa tersebut adalah:
T = m = 125 gr = 83
l 1.5 m
6. Catudaya dihidupkan hingga timbul gelombang pada tali maka panjang gelombangmya 3( 3) adalah:
3= m =2.1,5 =3 =1
l 3 3
7. Perbandingan panjang gelombang 1,2 dan 3 = 3 : 1,5 : 1

c. Jawaban pertanyaan
1. Batu yang dilemparkan ke kolam menyebabkan terjadinya gelombang dipermukaan air.Gelombang ini merupakan gelombang
transversal,karena arah getarannya tegak lurus terhadap arah rambatannya.
2. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik,maka cahaya merambatkan partikel-partikel yang bermuatan positif dan negatif
dengan frekuensi gelombang pendek dan gelombangnya bergerak lurus kesemua arah.
3. Bentuk gelombang yang buat oleh tali sebagai berikut

4. hal itu dilakukan untuk menjaga elastisitas tali yang bisa menimbulkan gelombang dengan daya tertentu.
5. Jika panjang gelombang berbeda, maka frekuansinya tetap atau sama.

6. f = atau f = Panjang gelombang 1 (1) = 3 f = = = = f1 = = Hertz

Panjang gelombang 2 (2) = 1,5 f = = = = f1 = = Hertz

Panjang gelombang 3 (3) = 1 f = = = = f1 = = Hertz


LAPORAN PRAKTIKUM IPA MODUL 8 LISTRIK DAN MAGNET

KELISTRIKAN
Judul Percobaan 1: Muatan Listrik
A. Tujuan
1. Menunjukan adanya muatan listrik pada sebuah benda, akibat yang tibul dari sifat muatan.
2. Memperlihtkan adanya gaya elektrostika dua benda bermuatan.

B. Alat dan Bahan


1. Bola pingpong 2 buah.
2. Benang jahit secukupnya.
3. Lembaran wool dan nilon.
4. Tas plastic.
5. Isolasi.
6. Sisir plastic.
7. Potongan kertas yang kecil-kecil.

C. Cara Kerja
1. Menggantungkan sebuah bola pinpong pada bagian pinggir meja dengan menggunakan benang dan isolasi.
Menggosokan tas plastic pada baju beberapa kali, kemudian mendekatkannya pada bola pingpong dan mengamati apa
yang terjadi?
2. Menggosokan sisir pada rambut beberapa kali, kemudian mendekatkannya pada potongan-potongan kertas yang
terletak diatas meja dan mengamati apa yang terjadi?
3. Membiarkan percobaan 2 dalam waktu yang cukup lama dan mmengamati apa yang terjadi?
4. Mengikatkan kedua buah bola pingpong pada benang kemudian menggantungkannya kebagian pinggir meja
(ditempelkan menggunakan isolasi). Setelah itu mendekatkan pada kedua buah bola tetapi jangan sampai bersentuhan.
Serta mengamati apa yang terjadi?
5. Menggosokan bola kiri dan kanan dengan kain wool, setelah itu mendekatkan keduanya dan mengamati yang terjadi?
6. Melengkapi tabel dengan hasil pengamatan pada lembar kerja.

D. Data Hasil Pengamatan

Bola pingpong kiri Bola pingpong kanan digosok dengan


digosok dengan

wool plastik nilon


Wool tarik menarik tarik menarik tarik menarik

Plastic tarik menarik tolak menolak tarik menarik

Nilon tarik menarik tarik menarik tolak menolak

E. Pembahasan
1. Terjadi gaya tarik menarik antara tas plastik dengan bola pingpong.
2. Ada muatan listrik.
3. Potongan kertas sudah tidak tertarik oleh sisir, karena gaya listrik pada sisir sudah habis.
4. Tidak terjadi reaksi sama sekali diantara kedua bola pingpong.
5. Saling menolak karena karena kedua bola pingpong bermuatan
6. listrik sejenis akibat gosokan dengan kain wool.

F. Jawaban Pertanyaan
1. Kedua bola pingpong tidak ada reaksi karena tidak mengandung muatan listrik.
2. Kedua bola pingpong bermuatan sejenis, sehingga saling menolak.
3. Terdapat 4 benda yaitu: A, B, C, dan D.Jika A menarik B, B menarik C, C menarik D. Diketahui A bermuatan negative
maka:
4. - B bermuatan positif

G. Kesimpulan
Muatan listrik adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda.
Laporan Praktikum IPA Modul 8. Arus Listrik dan tegangan listrik

A. Tujuan
1. Menjelaskan aliran arus dalam suatu rangkaian listrik.
2. Menjelaskan pengaruh tegangan terhadap suatu rangkaian.

B. Alat dan Bahan


1. Baterai 1,5 volt 3 buah.
2. Kabel penjepit secukupnya (merah dan hitam)
3. Bola lampu 2,5 volt 3,6 volt/ 0,007 A 3buah.
4. AVO meter 1 buah.
5. Dudukan baterai 3 buah.

C. Cara Kerja
Percobaan arus listrik:
1. Menyusun 3 buah baterai secara seri! Kemudian membuat gambar rangkaiannya.
2. Menghubungkan kabel merah pada kutub (+) dan kabel hitam pada kutub (-).
3. Salah satu ujungnya kabel merah dan hitam yang telah terpasang bola lampu (memilih saah satu dari bola lampu 2,5
volt 5,6 volt). Jika lampu menyala menandakan adanya aliran arus listrik dari kutub (+) menuju kutub (-). Tetapi jika
belum menyala langgsung memeriksa sebabanya.
4. Mencatat besarnya arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dengan menggunakan amperemeter yang dipasang
secara seri, tetapi jika tersedia AVO meter, nyala lampu sudah cukup membuktikan adanya arus yang mengalir.
5. Lalu menyusun rangkaiannya seperti gambar berikut.

Percobaan tegangan listrik:


1. Membuat rangkaian seperti gambar dibawah ini.
tutuplah saklar S, kemudian amatilah lampu menyala? mengapa demikian?
2. Kemudian membuat ragkaian seperti gambar berikut.
Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala,menyala redup, menyala lebih terang, menyala sangat terang).
mengapa demikian?
3. Melanjutkan dengan membuat rangakian seperti gambar berikut.
Setelah saklar S ditutup, apakah lampu (tidak menyala,menyala redup, menyala lebih terang, menyala sangat terang).
mengapa demikian?
4. Melakukan hal yang sama pada langkah a, b, dan c dengan melakukan 3 buah baterai yang dirangkai secara seri.
5. Mengapa pada percobaan b, c dan d nyala lampu berbeda
D. Hasil Pengamatan

Hasil Pengamatan Jenis Bahan


No Bahan Lampu Konduktor
menyala tidak ya Tidak
1 Kawat besi
2 Kawat tembaga
3 Sendok kawat
4 Kayu
5 Karet penghapus
6 Grafit (mata pensil)
7 Kertas
8 Tas plastic
9 Air keran
10 Air garam

Hasil Pengamatan: Tegangan Listrik


1.
a) Rangkaian listrik seperti gambar dibawah ini:

Saklar (s) ditutup, lampu tidak menyala. Karena rangkaian tersebut tidak ada tegangan listrik
b) Membuat rangkaian listrik

aklar (s) ditutup, ternyata lampu menyala agak terang karena muatan listrik yang mengalir lebih besar.

c) Membuat rangkaian listrik:


Setelah saklar ditutup ternyata lampu menyala lebih terang karena muatan listrik yang mengalir lebih besar lagi.
Hal ini karena disebabkan jumlah baterainya juga lebih banyak.

d) Membuat rangkaian seri dengan 3 buah baterai:

Setelah saklar ditutup, lampu menyala sangat terang karena jumlah baterai bamyak, sehingga muatan listrik yang
mengalir juga besar.

E. Jawaban pertanyaan

1. Arus listrik adalah muatan yang mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Tegangan listrik selalu berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik.
2. Pada percobaan I, baterai disusun seri agar nyala lampu bersinar terang
3. Hubungan antara arus listrik dengan tegangan listrik :
4. I=V
R
- R=V
I

- V=I.R
- I = arus listrik (ampere)
- V = tegangan listrik (volt)
- R = hambatan listrik (ohm)
5. Paralel baterainya lebih tahan lama karena muatan listrik yang mengalir lebih
sedikit sehingga menyebabkan nyala lampu redup.

F. Kesimpulan
a. Besarnya arus listrik selalu berbanding lurus dengan besarnya tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan
besarnya hambatan.
b. Tegangan listrik berbanding lurus antara arus listrik dengan hambatan listrik.
Laporan Praktikum IPA Modul 9. 1.1

MODUL 9: BUMI DAN ALAM SEMESTA

Kegiatan Praktikum 1 : Udara dan batuan


1. Percobaan 1 : udara
A. Pembakaran memerlukan udara
Cara kerja
1. Menyediakan dua lilin yang sama ukuran, warna dan bentuknya.
2. Lilin diletakkan di atas meja dengan jarak antar lilin 30 cm
3. Lilin dinyalakan
4. Salah satu lilin ditutup dengan gelas
5. Setelah lilin gelam dalam waktu 8 detik, lilin mati. Namun lilin yang tidak ditutupi gelas tetap menyala.
6. Kedua lilin dinyalakan, lalu ditutup dengan gelas.
a. Saat lilin baru ditutup gelas a. Keadaan lilin setelah ditutup gelas

7. Tabel pengamatan: waktu antara lilin menyala saat ditutup gelas sampai lilin mati, untuk 5 kali pengamatan.

Percobaan ke Selang waktu sampai lilin mati


1 08.35 detik
2 08.45 detik
3 08.78 detik
4 08.28 detik
5 08.81 detik

Tabel 9.1. pengamatan lilin


B. Udara memekan dari tekanan tinggi ke rendah
Cara kerja
1. Lilin diletakkan diatas piring dari bahan kaca/gelas
2. Piring diisi air kira-kira setinggi 2 cm
3. Lilin dinyalakan lalu ditutup dengan gelas kaca
a. Saat lilin baru ditutup gelas a. Keadaan lilin setelah ditutup gelas

4. Air dalam gelas pelan-pelan naik dan udara menekan di dalam gelas, sehingga menyebabkan api lilin padam. Hal ini
membuktikan bahwa udara menekan dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
5. Lilin padam dalam jangka waktu 04.17 detik.

C. Udara sebagai sumber energi


Cara kerja
1. Balon ditiup sampai membesar dan kencang, lalu diikat dengan karet.
2. Selongsong bolpoint diisolasi dengan balon
3. Menyiapkan dua sisi penyangga dengan jarak sekitar 1,5 m.
4. Kawat dimasukkan ke dalam selongsong bolpoint, lalu diikat ujung-ujungya pada kedua penyangga.

Gambar 9.4.
Selongsong bolpoint
balon tiang penyangga
5. Menarik pangkal selongsong bolpont sampai ujung bentangan kawat.
6. Membuka ikatan karet pengikat balin lalu roket bergerak karena adanya tekanan udara di dalam balon
7. Setelah tiupan balon dilepas, bentuk balon menyusut dan akhirnya kempes. Balon meluncur dengan cepat 02,73 detik antara
tinagg penyangga.
8. Tanpa menggunakan lintasan balon ditiup dan dilepaskan. Balon bergerak ke atas, ke samping, ke bawah tak beraturan dengan
sangat cepat.
9. Besarnya balon dibuat bervariasi untuk mengetahui pengaruh besar kecilnya balon terhadap kecepatan gerak roket. Ternyata
semakin besar balon makin cepat pula roket meluncur. Hal ini disebabkan balon besar berisi udara lebih banyak sehingga energi
yang ditimbulkan juga besar, karena udara merupakan sumber energi.
10. Selongsong bolpoint plastik diganti dengan bolpoint dari logam. Gerakan roket melambat karena bolpoint dari logam lebih besar
gayanya sehingga memperlambat gerakan roket.

Jawaban Pertanyaan
1. Lilin yang menyala ditutup gelas akan padam karena di dalam gelas tidak ada udara (hampa udara) sehingga membuat lilin
padam.
2. Bukti kalau udara udara seperti balon ditiup, ban sepeda dan lainnya.
3. Udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah, hal ini dibuktikan dengan padamnya lilin dalam
ruang hampa udara karena udara menekan dari tekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah.
4. Udara sebagai sumber energi, udara dapat mendorong roket keluar angkasa karena tekanan udara yang tinggi sehingga dapat
mendorong roket meluncur.

Laporan Praktikum IPA Modul 9.2.2

2. Percobaan Gerhana
Cara Kerja:
a. Menuliskan bulan pada bola pingpong, matahari pada senter dan gambar bola plastik sebagai globe (bumi)
b. Masing masing alat atau bahan diatur pada sebuah garis lurus dengan posisi diurutkan dan tegak dari kiri matahari, bumi dan
bulan, dengan cara diturutkan dan diikatkan pada statis berkawat runcing.
c. Alat/bahan tersebut disusun dalam ruang gelap.
d. Senter/matahari dinyalakan dan diamati bayangan yang dihasilkan
e. Dengan cara yang sama lalu merubah posisi bulan.bola pingpong.

Lampu senter/proyektor film Globe/bola plastik bola pingpong

Gambar 9.7

Percobaan Gerhana Matahari

Lampu senter bola pingpong Globe


Lampu senter dinyalakan sinarnya akan mengenai bola pingpong (bulan) maka kedudukan bulan berada pada bidang ekliptika,
hampir keududkan matahari, bulan dan bumi berada pada satu garis lurus, lalu ayang-bayang bulan akan jatuh pada permukaan
bumi dan sinar-sinar matahari akan tersembunyi bagi pengamat dalam daerah bayang-bayang. Hal inilah yang menyebabkan
terjaidnya gerhana matahari yaitu posisi matahari, bulan dan bumi pada garis lurus dimana bulan berada di antara matahari dan
bumi sehingga bulan menutup sebagian atau seluruh matahari. Biasanya gerhana matahari terjadi pada siang hari.

Jawaban Pertanyaan
1. Gerhana adalah kegelapan cahaya dari suatu tempat benda langit oleh benda langit lainnya.
2. Proses terjadinya gerhana matahari adalah sebagai berikut:
Bulan berada pada atau dekat fase baru dan berada pada suatu garis lurus dengan bumi dan matahari sehingga sinar matahari
tertutup oleh bulan.
Terjadinya gerhana bulan jika bulan berada pada fase purnama dan pada satu garis lurus dengan bumi dan matahari sehingga
bayangan bumi menutupi sinar bulan sehingga bulan tampak gelap kemerahan.
3. Umbra adalah daerah saat gerhana total/penuh/gambaran total/penuh/bayangan inti.
Penumbra adalah daerah saat gerhana sebagian/bayangan kabur.
Laporan Praktikum IPA Modul 9.2.1

Kegiatan Praktikum 2: Alam Semesta


1. Percobaan Panas Matahari
Cara Kerja:
a. Isilah kedua bejana (tempat air) dengan air dingin yang sama banyaknya.
b. Ukur dengan thermometer suhu air dingin (T0) tersebut, hasil pengamatan dicatat.
c. Tempatkan kedua bejana di bawah sinar matahari langsung.
d. Tempatkan lempeng plastik transparan diatas salah satu bejana dengan jarak 1 cm dari permukaan air dalam bejana.
e. Atur agar kedua bejana selalu menghadap sinar matahari
f. Temperatur air di kedua bejana diamati setiap 30 menit.
Cahaya matahari

Cahaya matahari

Lempeng plastik transparan

thermometer

Bejana air

Bejana air
Gambar 9.6
Sususnan percobaan panas matahari
Tabel pengamatan
Temperatur awal (T0) pada kedua bejana adalah 32 C
Waktu Pengukuran Temperatur C
(menit) Panci tanpa lempeng Panci dengan lempeng
30
60
90
120
150

Dari tabel terlihat jelas bahwa air di kedua bejana menunjukkan kenaikan suhu/temperatur setelah dipanaskan di bawah terik
matahari. Namun kenaikan suhu pada masing-masing bejana berbeda. Bejana yang dihalangi menggunakan lempeng plastik
transparan bersuhu lebih rendah, sedangkan bejana tanpa lemperng bersuhu lebih tinggi. Proses kenaikan suhu dipengaruhi oleh
lewatnya cahaya yang mengenai air.
Jawaban Pertanyaan
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan panas matahari sampai ke permukaan bumi yaitu:
- Jika pada suatu tempat banyak tumbuh-tumbuhannya maka panas matahari akan berkurang karena diterima dulu oleh tumbuhan,
sehingga tidak langsung menuju bumi.
- Jika udara di suatu tempat dingin, maka panas matahari juga akan terasa tidak terlalu panas.
- Jika di suatu tempat yang gersang, tidak ada tumbuhannya maka penerimaan panas matahari di bumi akan terasa sangat panas.
- Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi adalah suhu udara, banyaknya tumbuhan hidup, dan keadaan daerah (pegunungan atau
pantai).
2) Matahari dapat disebut sebagai sumber energi panas, karena berbagai kegiatan yang dilakukan manusia di bumi membutuhkan
panas matahari. Selain manusia, hewan dan tumbuhan juga membutuhkan panas matahari.
3) Pengaruh lempeng plastik transparan terhadap penerimaan panas adalah mengurangi atau menghambat cahaya panas matahari
yang jatuh di permukaan air.

Laporan Praktikum IPA Modul 9.Karakteristik Batuan

B. Karakteristik Batuan
Cara Kerja
Tabel 9.3.
Reaksi Batuan
No Jenis Batuan Karakteristik Batuan*
1 Batu gamping Membentuk gas karbondioksida (CO2)
2 Basal Membentuk gelembung-gelembung gas
3 Batu pualam Mengeluarkan bunyi mendesis
*) Catatan: hal-hal yang terjadi setelah ditetesi air aki

C. Gambar Batuan
Cara Kerja
NO Jenis Batuan Ciri Utama Cara Terbentuknya
1 Konglomerat Materi kerikil-kerikil bulat, batu-batu Dari bahan-bahan yang lepas karna gayaberatnya
dan pasir yang melekat satu sama menjadi terpadatkan dan terikat.
lainnya.
2 Breksi Gabungan pecahan-pecahan yangTerbentuk karna bahan-bahan ini terlempar tinggi
berasal dari letusan gunung berapi ke udara dan mengendap di suatu tempat.

3 Batu Serpih Lunak, baunya seperti tanah liat, butir-Dari bahan-bahan yang lepas-lepas dan halus
butir batuan halus, warna hijau, hitam, karena gaya beratnya menjadi terpadatkan dan
kuning, merah, abu-abu. terikat.
4 Batu gamping (kapur) Agak lunak, warna putih keabu-abuan, Dari cangkang binatang lunak seperti siput, keong,
membentuk gas CO2 bila ditetesi asam kerang, dan binatang laut yang mati. Rangkanya
yang terbuat dari zat kapur tidak musnah tetapi
memadat membentuk batu kapur.
5 Batu pasir Jelas terlihat, tersusun dari butir-butirTerbentuk karnea bahan-bahan ini terlempar tinggi
pasir, warna abu-abu, kuning, merah ke udara dan mengendap di suatu tempat.

Batuan Beku
1 Batu apung Warna keabu-abuan, berpori-pori,Dari pendinginan magma yang sangat cepat
bergelembung, ringan, terapung dalam sehingga banyak mengeluarkan gelembung gas.
air.
2 Basal Terdiri atas kristal-kristal sangat kecil, Dari pendinginan lava yang mengandung
berwarna hijau keabu-abuan dangleembung gas, tetapi gasnya telah menguap.
berlubang-lubang.
3 Obisidian Hitam seperti kaca, tak ada kristal- Terbentuk dari lava permukaan yang mendingin
kristal dengan cepat
4 Granit Terdiri atas kristal-kristal kasar, warnaDari pendinginan magma secara lambat di bawah
putih sampai abu-abu, kadang-kadangpermukaan bumi
jingga

Batuan Metamorf
1 Batu pualam Campuran warna yang berbeda-beda,Terbentuknya bila batu kapur mengalami
dapat mempunyai pita-pitaperubahan suhu dan tekanan tinggi
warna.Kristal-kristalnya sedang
sampai kasar, bila diteteasi asam
mengeluarkan bunyi mendesis
2 Batu sabak Abu-abu kehijau-hijauan dan hitamTerbentuk bila batu serpih kena suhu dan tekanan
dapat dibelah menjadi lempeng-tinggi
lempeng kecil
D. Klasifikasi Batu
Tabel 9.4
Klasifikasi Batu
No Asal Batuan Contoh
1 Batuan beku Batu apung, obsidian, granit, basal
2 Batuan sedimen Konglomerat, batu pasir, breksi, batu gamping
3 Batuan metamorf Batu pualam, batu sabak
4 Mineral Grafit, galena, cavkpirik, hematit, magnetit

Jawaban Pertanyaan
1). Jenis batuan berdasarkan cara pembentukannya:
a. Batuan beku : batu apung, obsidian, granit, basal
b. Batuan sedimen : konglomerat, batu pasir, batu serpih, batu gamping, breksi
c. Batua metamorf : batu pualam, batu sabak
2). Faktor-faktor yang membedakan jenis batuan
a. Pembekuan magma dan lava
b. Pengendapan (sedimentasi)
c. Perubahan panas dan tekanan
3) Suatu jenis batuan dapat berubah menjadi jenis batuan lain karena metamorfisme yaitu berubahnya jenis batuan menjadi batuan
lainnya karena pengaruh panas/temperatur tinggi, tekanan besar dan perubahan kimia.
Laporan Praktikum IPA Modul 9.1.2.Jenis Batuan

2. Kegiatan Praktikum : Batuan


A. Jenis Batuan
Tabel 9.2.
Klasifikasi Batuan
No Jenis Batuan Masssa (kg) Volume (m3) Masa Jenis (kg/m3)
1 Batu apung 0,028 0,10 0,28
2 Granit 0,11 0,23 0,48
3 Konglomerat 0,32 0,25 1,28
4 Batu gamping 0,95 0,15 9,63
5 Breksi 0,30 0,4 0,73

Jawaban Pertanyaan
1. Jenis-Jenis Batuan
a. Batuan beku : batu apung, granit, obsidian, basal
b. Batuan sedimen : konglomerat, batu gamping, breksi, batu pasir, batu serpih
c. Batuan metamorf : batu pualam, batu sabak
2. Ciri-ciri dari jenis batuan
* Batu apung : warna keabu-abuan, berpori-pori, bergelembung, ringan, terjadi di air.
* Granit : terdiri atas kristal-kristal kasar, warna putih sampai abu-abu
kadang jingga.
* Obsidian : hitam seperti kaca, tidak ada kristal
: terdiri atas kristal-kristal kecil, berwarna hijau keabu-abuan dan berlubang-lubang.
- Batuan sedimen
* Konglomerat : material kerikil-kerikil bulat, batu-batu dan pasir yang
melekat satu sama lain.
* Batu gamping (kapur) : agak lemah, warna putih keabu-abuan, membentuk gas
karbondioksida (CO2) bila ditetesi asam.
* Fibreksi : gabungan pecahan-pecahan yang berasal dari letusan
gunung berapi, butirannya kasar dan bersudut-sudut tajam.
* Batu pasir : jelas terlihat tersusun dari butir-butir pasir warna abu-abu,
kuning, merah.
* Batu serpih : lunak, baunya seperti tanah liat, butir-butir batuan halus,
warna hijau, hitam, kuning, merah, abu-abu.
- Batuan Metamorf
* Batu pualam : campuran warna yang berbeda-beda dapat menyerupai pita-pita warna, kristal-kristalnya sedang sampai kasar, bila
ditetesi asam mengeluarkan bunyi mendesis.
* Batu sabak : warnanya abu-abu kehijauan dan hitam, dapat dibelah-belah
menjadi lempeng-lempeng kecil.
3. Suatu batuan dapat berubah menjadi jenis batuan yang lain karena ada proses metamorfisme yaitu berubahnya satu jenis batuan
menjadi batuan lain karena pengaruh panas/temperatur tinggi, tekanan besar, dan perubahan kimia.

Laporan Praktikum IPA Modul 9.2.1


Kegiatan Praktikum 2: Alam Semesta

1. Percobaan Panas Matahari

Cara Kerja:

a. Isilah kedua bejana (tempat air) dengan air dingin yang sama banyaknya.

b. Ukur dengan thermometer suhu air dingin (T0) tersebut, hasil pengamatan dicatat.

c. Tempatkan kedua bejana di bawah sinar matahari langsung.

d. Tempatkan lempeng plastik transparan diatas salah satu bejana dengan jarak 1 cm dari permukaan air dalam bejana.

e. Atur agar kedua bejana selalu menghadap sinar matahari

f. Tempe
ratur air Lempeng plastik
di transparan
kedua
bejana
thermometer
diamati
setiap Bejana air
30
menit. Bejana air Gambar 9.6
Cahaya matahari Sususnan percobaan panas matahari

Tabel pengamatan
Cahaya matahari
Temperatur awal (T0) pada kedua bejana adalah 32 C

Waktu Pengukuran Temperatur C

(menit) Panci tanpa lempeng Panci dengan lempeng

30

60

90

120

150

Dari tabel terlihat jelas bahwa air di kedua bejana menunjukkan kenaikan suhu/temperatur setelah dipanaskan di bawah terik
matahari. Namun kenaikan suhu pada masing-masing bejana berbeda. Bejana yang dihalangi menggunakan lempeng plastik
transparan bersuhu lebih rendah, sedangkan bejana tanpa lemperng bersuhu lebih tinggi. Proses kenaikan suhu dipengaruhi
oleh lewatnya cahaya yang mengenai air.

Jawaban Pertanyaan

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan panas matahari sampai ke permukaan bumi yaitu:

Jika pada suatu tempat banyak tumbuh-tumbuhannya maka panas matahari akan berkurang karena diterima dulu oleh
tumbuhan, sehingga tidak langsung menuju bumi.

Jika udara di suatu tempat dingin, maka panas matahari juga akan terasa tidak terlalu panas.

Jika di suatu tempat yang gersang, tidak ada tumbuhannya maka penerimaan panas matahari di bumi akan terasa sangat panas.

Jadi faktor-faktor yang mempengaruhi adalah suhu udara, banyaknya tumbuhan hidup, dan keadaan daerah (pegunungan atau
pantai).

Matahari dapat disebut sebagai sumber energi panas, karena berbagai kegiatan yang dilakukan manusia di bumi
membutuhkan panas matahari. Selain manusia, hewan dan tumbuhan juga membutuhkan panas matahari.

Pengaruh lempeng plastik transparan terhadap penerimaan panas adalah mengurangi atau menghambat cahaya panas
matahari yang jatuh di permukaan air.

Anda mungkin juga menyukai