1. Mahasiswa mampu menjelaskan proteksi dan pengendalian korosi dengan metoda coating
bahan organik.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proteksi dan pengendalian korosi dengan metoda coating
bahan anorganik.
Pendahuluan
Metode coating organik dan anoerganik merupakan proteksi logam terhadap korosi dengan
cara memberikan lapisan di permukaan logam. Coating organik biasanya menggunakan senyawa
polimer, seperti senyawa yang dicampurkan di dalam cat atau plastik. Bagian ini akan diawali
mendalami cat dan plastik sebagai lapisan pelindung di permukaan logam. Coating anorganik
berupa pembentukan oksida dengan proses anodisasi dan pembentukan senyawa anorganik di
permukaan logam. Oleh karena itu, proses anodisasi aluminium, kromatisasi, dan fosfatasi
merupakan coating anorganik yang diuraikan pada bab ini.
Minyak rami
masak
Alkid oil length Polimerisasi oksidatof cukup buruk Cukup cukup Sangat
panjang udara baik baik
Alkid oil length Polimerisasi kondensasi cukup buruk Cukup cukup Sangat
sedang udara/ oksidatif baik baik
pemanasan
Alkid oil length Plomerisasi kondensasi cukup cukup baik Cukup Sangat
pendek pemanasan baik baik
Campuran urea Polimerisasi kondensasi Cukup Cukup Sangat Baik Cukup
formaldehid alkid pemanasan baik baik baik
Amino epoksi atau Polimerisasi kondensasi Baik Baik Sangat Sangat Baik
campuran resin pemanasan baik baik
fenolat
Resin venil Evaporasi pelarut udara Sangat Sangat Sangat Buruk Baik
baik baik baik
Karet klorinasi Evaporasi pelarut udara Baik Baik Sangat Buruk Baik
baik
7.1.5. Latihan
Kerjakan soal berikut dengan singkat dan jelas!
1) Apa fungsi pengecatan pada logam?
2) Sebutkan cara pengecatan yang sering dilakukan!
3) Sebutkan kompoisi cat dan jelaskan fungsinya!
4) Jelaskan perbedaan primer coat, under coat, dan finishing coat!
5) Sebutkan jenis cat dan karakterisiknya! (3 macam)
6) Jelaskan penyebab kemungkinan terjadi kegagalan sistem cat!
4) Politetrafluoroetilena (PTFE)
Bahan ini mempunyai ketahanan korosi yang tinggi, stabil pada suhu sampai 250C, tahan
terhadap asam dan basa dan tidak menyerap air. Namun demikian, perlindungan terhadap
korosi logam tidak dapat dijamin, karena sulit utnuk menghilangkan pori-pori mikro yang
terdapat pada lapisan.
5) Poliuretan
Pelapis bahan ini telah diterapkan untuk melapisi baja dalam lingkungan air laut, minyak
pelumas, deterjen, dan asam atau basa pada konsentrasi rendah. Bahan ini dapat dilapisikan
dengan metoda penyembprotan tanpa udara, pengulasan dan pencelupan.
Latihan
Kejakan soal berikut.
1) Sebutkan jenis plastik yang digunakan sebagai coating!
2) Metode apa yang digunakan untuk aplikasi coating plastik?
3) Sebutkan bahan dasar plastik yang biasa digunakan sebagi coating!
Keadaan pasif tidak diasumsikan sebagai salah satu kondisi tidak terjadi korosi, tetapi
merupakan reaksi pembentukan fim pasif sebagaipenghalang pengendalian laju difusi, maka laju
pelarutan logamditunjukkan kembali dengan arus sekitar 10-10a/cm2. Pembentukan beberapa
oksida pada logam dapat lebih baik dipasivasikan atau diaktivasi dapat bergantung adanya ion
pengompleks atau depasivasi seperti ion klorida (Cl-). Variabel utama lingkungan adalah pH dan
potensial. Faurbaix telah menggunakan kenyataan ini untuk mengembangkan diagram pH
potensial sebagai suatu indikasi kondisi film pasif terbentuk.
Gambar 7.1. memberikan tiga diagram untukkrom dalam berbagai lingkungan, 1a dalam
lingkungan aqueous pada 25C dan diasumsikan terbentuk hidroksida, 1b krom dalam kondisi
yang sama dengan pembentukan krom oksida, dan 1c adanya ion klorida dan daerah pasif
diperkecil. Diagram tersbut dpat diaplikasikan untuk sifat logam krom, daerah pasif dengan film
pasifnya merupakan campuran oksida.
Gambar 7.1.Diagram Pourbaix untuk Krom
Pembentukan aluminium oksida pada permukaan anoda aluminium akan semakin besar, bila arus
dan waktu proses cukup lama, secara kuantitatif massa lapisan iksida yang terbentuk dapat
dirumuskan:
Mr.Al2O3.i .t
m=
nF
Proses Anodisasi
Secara sederhana proses anodisasi dapat ditunjukkan seperti diagram pada Gambar 7.3 berikut.
Pencucian lemak (Degreasing)
Pembilasan (Rinsing)
Pengetsaan (Etching)
asam dan alkali
Pembilasan (Rinsing)
Brightener Dip
(Pembersihan secara kimia)
Pembilasan (Rinsing)
Proses Anodisasi
Pembilasan
Pewarnaan
Sealing
Pengemasan
Gambar 7.3. Diagram Proses Anodisasi
b. Proses Pengetsaan
b.1. Etsa dengan asam
Asam nitrat-hidrofluorat : HNO3 (5-25%), HF (1-5%), CuSO4 (0,25%), T (20-35C), t
(2-5 menit).
Asam sulfat : asam sulfat (90 gpl), T (70-90C), t (1-5 menit).
Asam sulfat-kromat : H2SO4 (3-15%), CrO3 (2-10%), T (60-75C), t (0,5-2 menit).
Asam-sulfat nitrat : H2SO4, (10%), HNO3 (10%), T suhu kamar, t (20-40 detik).
b2. Etsa dengan alkali
Natrium hidroksida : NaOH (10-25%), T (50-90C), t (20-120 detik), kemudian
dinetralisasi dengan HNO3 15-50%.
Soda kaustik-pospat : NaOH (3-8%), Na3PO4 (5-10%), T (55-80C), t seperlunya.
Kaustik kromat : NaOH (7,50%), natrium silicon fluoride (2%), NaCrO4 (0,50%), T
(50-70C), t (1-10 menit).
7.3.2. Kromatisasi
kromatisasi melibatkan pembentukan lapisan tipis (film) campuran logam-kromoksida yang pasif.
Komposisi lapisn tipis (film) dapat sangat tidak terbatas, tetapi dapat mendekati krom oksida hidrat
(Cr2O3.xH2O) atau krom hidroksida [Cr(OH)3. Cr(OH).CrO4] dan biasanya, berwarna kuning atau
dapat berwarna lain jika mengandung kromat basa. Pembentukan film kromat diawali dengan
pelapis permukaan benda kerja (logam dan oksida logam) dan masuk permukaan pelarutan.
Larutan kromatisasi biasanya berisi suatu anion aktivasi seperti klorida dan sulfat. Proses ini
adalah sesuai untuk logam Al, Cu, Zn, Mg, Ag yang ketebalan filmnya mulai 0,1 sampai 10-3 mm
dapat dikembangkan atau tanpa lapisan pasif. Hal ini tidak tahan terhadap korosi, tetapi dapat
digunakan sebagai pretreatment finishing organic.
Aluminium
Proses pasivasi Aluminium melibatkan pelarutan logam dan mengacu pada diagram
Paurbaix Gambar 7.1. Hal tersebut dapat menjadi jelas bahwa kromatisasi kemungkinan melalui
kedua elektrolit asam dan alkali, meskipun lapisan tipis (film) pasif harus didasarkan pada bohmit.
Secara normal, film pasif berpori, tetapi kedua larutan kromat dan fosfat, film dapat terbentuk
tidak berpori dengan pemanasan sampai temperatur diatas 70C bayerit dihidrat menjadi bohmit.
Film dengan ketebalan 1-2 m dapat tumbuh selama waktu 15-30 menit dengan
penambahan NaOH. Suhu operasi dapat ditutunkan (misalnya untuk 65C untuk 3,5 gpl atau 35C
untuk 7,0 gpl). Penggunaan silikat dan fosfat memperkecil porositas dan bertindak sebagai
pengaktif yang efektif, dengan penambahan natrium hidrofosfat (Na2HPO4).
PH operasi adalah kritik karena secara awal membentuk hidroksida dan mengendap pada
permukaan logam sebagai bayerit.
Al + 3H2O = Al (OH)3 + 3/2 H2
Al(OH)3 = Al2O3.3H2O
Kelebihan ion hidroksil akan bereaksi dengan hidroksida membentuk ion kompleks aluminat.
Al(OH)3 + OH- = Al(OH)63-
Pelarutan Al dapat dipercepat dengan penambahan oksidator yang terpolarisasi secara efektif,
tetapi hydrogen diperlukan untuk mengendapkan basa kromat.
3/2 H2 + CrO42- = CrO.OH + 2 OH-
atau
3/2 H2 + CrO42- + H2O = Cr(OH)3 + 2OH-
Film yang dihasilakn merupakan 75% bohmit dan 25% basa kromat.
Larutan asam seperti tipe kromat-fluorida atau kromat-fosfat menghasilkan film tipis,
transparan dengan ketebalan 0,1-1,0 m, sedangkan dengan ketebalan 1-5 m berwarna hijau
gelap. Secara umum, larutan kromat-fluorida dapat diaplikasikan dengan pencelupan atau
penyemprotan dengan warna film diatur oleh waktu dan temperatur operasi, yang juga
mempengaruhi ketebalan lapisan (Gambar 7.5). Komposisi larutan tidak kritik, tetapi kelebihan
activator dalam larutan, seperti fluoride dapat terjadi pembentukan tepung film meskipun dapat
menghibisi kromatisasi. Pengaruh fluoride adalah untuk memungkinkan aluminium larutan awal
bila dioksidasi, oksidator masuk ke dalam pembentukan kembali Al2O3.
Dalam larutan alkali, pembentukan film kromat tergantung pada pmbebasan gas hydrogen,
maka tahap pertama harus ada pelarutan aluminium. Film tidak keras atau tahan aus, tetapi
memberikan ikatan adesif yang bagus untuk coating cat dan pernis. Film lebih tebal dapat dicapai
dengan penambahan konsentrasi ion hidroksil dan kromat, tetapi untuk larutan yang mengandung
fosfat menyebabkan AlPO4 yang dapat memperbaiki sifatnya.
Gambar 7.5. Variasi berat dan warna coating dengan waktu dan temperatur untuk perlakuan Al
dalam larutan kromat-fluorida
Magnesium
Seperti dalam kasus Al, kromatisasi mentsbilkan fim oksida pada permukaan magnesium
dan telah diterapkan untuk tuang dan dibuat paduan. Pembersihan permukaan adalah cukup
penting. Pembersihandan kromatisasi tuang menghasilkan pengukuran kerak yang signifikan,
yang dapat dikurangi dengan penerapan coating cat.
Larutan dikromat (misalnya Na2Cr2O7 75 gpl dan SeO2 30 gpl) adalah paling baik, tetapi
harus digunakan dalam kondisi panas selama 1 menit. Sehingga untuk tuang, larutan dingin adalah
lebih baik, dan didasarkan pada asam nitrat (misal : HNO3 25 mL/L, CrO3 280 gpl, dan HF 8
mL/L). Untuk ketahanan korosi dalam air laut, larutan dasar klorida dapat digunakan (NaCl 20-
120 gpl, NaNO3 10 gpl dan pH <1).
Gambar 7.6. Pengambilan logam dan berat coating bertambah selama kromatisasi seng sebagai
fungsi pH
Serangan awal permukaan seng digambarkan kembali dalam suatu lapisan kira-kira dua
lapisan, maka secara jelas proses tidak dapat diterapkan untuk pengendapan secara listrik karena
lapisan sangat tipis. Mekanisme tersebut menjelaskan hasil pengamatan bahwa ada sedikit atau
tidak ada seng klorida di permukaan film, hal ini menunjukkan perbedaan karakter dari film kromat
pada aluminium, meskipun mereka dapat mengandung hidrat air cukup besar. Perlakuan kromat
menghasilkan film kunign, tetapi hasil film yang tidak berwarna lebih menguntungkan.
Penggunaan larutan asam komat (CrO3 5-15 gpl dan H2SO4 3-5 gpl) memungkinkan film
transparan untuk menghasilakn film yang seperti pelangi, tetapi film seperti ini adalah untuk
dekoratif daripada protektif.
Pada kesetimbangan terjadi perbandingan antara total zat : asam bebas = 7 : 1. Apabila larutan
berada pada kondisi ini, maka reaksi berlangsung dengan cepat, tetapi oksidator dapat
mengoksidasi ferro menjadi ferri, sehingga ferri fosfat yang terbentuk dapat mengendap secara
langsung. Dengan demikian, produk coatingnya antara lain Fe3(PO4)2.8H2O dan Fe3O4. Untuk
logam seng atau mangan, produknya antara lain adalah Zn2Fe(PO4)2.4H2O dan Zn3(PO4)2.4H2O
fosfat tidak akan terbentuk di permukaan logam.
3 Zn (H2PO4)2 = x H3PO4 + (4 + x) Fe
= Zn3 (PO4)2 + (4 + x) FePO4 + 3/2 (4 + x) H2
Fosfatasi bertujuan untuk dasar cat, pelumasan saat proses [enarikan barang, dan tahan korosi.
Oleh karena itu proses fosfatasi banyak digunakan pada industri konstruksi sampai automotif,
misalnya untuk car bodise, refrigenerators, office furniture, sepeda dan sebagainya.
7.3.4. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut.
1. Jelaskan apa perbedaan antara proses anodisasi dengan electroplating!
2. Apa yang dimaksud dengan a). anodisasi; b). kromatisasi; c). fosfatasi?
3. Jelaskan mekanisme pembentukan oksidasi pada proses anodisasi Al!
4. Jelaskan tahapan proses anodisasi Al!
5. Jelaskan fungsi sealing pada proses anodisasi Al!
6. Jelaskan proses kromatisasi!
7. Jelaskan mekanisme pembentukan lapisan kromat di permukaan logam!
8. Jelaskan proses fosfatasi pada baja karbon!
9. Jelaskan mekanisme pembentukan lapisan fosfat di permukaan logam!
10. Jelaskan fungsi asam nitrat pada proses fosfatasi!