Pbadan07 4 PDF
Pbadan07 4 PDF
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
ABSTRAK
Landasan hukum untuk pembangunan kesehatan terdapat pada UUD 1945 Pasal 28 H ayat 1 dan UU Nomer 23
Tahun 1992 . Sementara itu UU Nomer 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak, sedangkan UU Nomer 32 tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU Nomer 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah . Salah satu sasarannya adalah menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi setinggi-tingginya 20%
(termasuk penurunan prevalensi gizi buruk menjadi 5%) pada tahun 2009. Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang
umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran . Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun. Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana dapat diketahui dengan membandingkan
antara berat badan menurut umurnya, dengan rujukan (standar) yang telah ditetapkan .
Kata kunci : Gizi buruk, perlindungan anak, MP-ASI, keluarga sadar gizi
20
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
mencakup program-program prioritas yaitu : prevalensi gizi kurang menjadi 24,7% dan gizi
program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan buruk 7,5% pada tahun 2000 . Terjadi peningkatan
Masyarakat ; program Lingkungan Sehat ; program pada tahun 2003 dimana prevalensi gizi kurang
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ; dan menjadi 27,5% dan 8,3% diantaranya gizi buruk
program Perbaikan Gizi Masyarakat . Salah satu kemudian pada tahun 2005 terjadi sedikit kenaikan
sasarannya adalah menurunnya prevalensi gizi prevalensi gizi kurang menjadi 28,0% dan 8,5%
kurang menjadi setinggi-tingginya 20% (termasuk diantaranya gizi buruk .
penurunan prevalensi gizi buruk menjadi 5%) pada
tahun 2009 . Penyebab gizi buruk
Masalah gizi buruk Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang
saling terkait . Secara langsung dipengaruhi oleh 3
Berita munculnya kembali kasus gizi buruk di hal, yaitu ; anak tidak cukup mendapat makanan
Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur bergizi seimbang, anak tidak mendapat asupan gizi
seperti diberitakan oleh KoiPAS (26/5 dan 27/5 yang memadai dan anak mungkin menderita infeksi
2005) dan media massa lainnya, menunjukkan penyakit . Ketiga penyebab langsung tersebut
bahwa masalah kekurangan gizi di negeri tercinta diuraikan sebagai berikut :
ini masih "tersembunyikan" . Kejadian sekarang ini Pemberian makanan bergizi seimbang . Bayi
mirip seperti kejadian tahun 1998, ketika dilaporkan dan balita tidak mendapat makanan yang bergizi,
meningkatnya kejadian gizi buruk di berbagai dalam hal ini makanan alamiah terbaik bagi bayi
media massa (KOMPAS, 13/10/98) "Kasus Bayi- yaitu Air Susu Ibu (ASI), dan sesudah usia 6 bulan
HO Pertanda Beratnya Kemiskinan" ; MERDEKA, anak tidak mendapat Makanan Pendamping ASI
13/10/98 "Fungsikan kembali Posyandu" . (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya .
Gizi buruk adalah suatu istilah teknis yang MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung
umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi,
dan kedokteran . Gizi buruk adalah bentuk terparah vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan
dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun . mineral lainnya . MP-ASI yang tepat dan baik dapat
Anak balita sehat atau kurang gizi secara sederhana disiapkan sendiri di rumah . Pada keluarga dengan
dapat diketahui dengan membandingkan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah
berat badan menurut umurnya, dengan rujukan seringkali anaknya harus puas dengan makanan
(standar) yang telah ditetapkan . Apabila berat seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi
badan menurut umur sesuai dengan standar, anak balita karena ketidaktahuan .
disebut gizi baik . Kalau sedikit di bawah standar Pola pengasuhan anak . Suatu studi "positive
disebut gizi kurang . Apabila jauh di bawah standar deviance" mempelajari mengapa dari sekian banyak
dikatakan gizi buruk . Gizi buruk adalah salah satu bayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian
bentuk kekurangan gizi tingkat berat . Gizi buruk kecil yang gizi buruk, padahal orang tua mereka
yang disertai dengan tanda-tanda klinis disebut semuanya petani miskin . Dari studi ini diketahui
marasmus atau kwashiorkor, di masyarakat lebih pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya
dikenal sebagai "busung lapar" . gizi buruk . Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan
Anak gizi kurang, berarti kekurangan gizi pada kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan,
tingkat ringan atau sedang, belum menunjukkan mengerti soal pentingnya ASI, manfaat posyandu
gejala sakit . Dia seperti anak-anak lain, masih dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin,
bermain dan sebagainya, tetapi bila diamati dengan ternyata anaknya lebih sehat . Unsur pendidikan
seksama badannya mulai kurus . Berdasarkan data perempuan berpengaruh pada kualitas pengasuhan
DEPKES-SUSENAS, (1998) prevalensi gizi kurang anak . Sebaliknya sebagian anak yang gizi buruk
balita sebesar 29,5% dan 10,1% diantaranya ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang
menderita gizi buruk. Selanjutnya terjadi penurunan juga miskin dan tidak berpendidikan . Banyaknya
21
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XYb71
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Afasyarakat
perempuan yang meninggalkan desa untuk mencari pendidikan, penyuluhan kesehatan dan gizi,
kerja di kota bahkan menjadi tenaga kerja Indonesia dukungan pelayanan di Pos Pelayanan Terpadu
(TKI), kemungkinan juga dapat menyebabkan anak (POSYANDU), penyediaan air bersih, kebersihan
menderita gizi buruk . lingkungan dan sebagainya . Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan, terutama imunisasi, yang lemah dan tidak memuaskan masyarakat baik
penanganan diare dengan oralit, tindakan
karena tidak terjangkau maupun mutunya .
cepat pada balita yang tidak naik berat badan,
Gambar 1 . Prevalensi gizi kurang dan buruk di Indonesia tahun 1998 - 2005
Sumber: S(ISENAS (2005) dan UNDP REPORT (2004)
Kemiskinan dan gizi buruk penyebab kekurangan gizi di atas, tetapi untuk
mencegah gizi buruk tidak harus menunggu
Data Indonesia dan negara lain menunjukkan berhasilnya pembangunan ekonomi sampai
bahwa adanya hubungan timbal balik antara kurang masalah kemiskinan dituntaskan . Masalahnya
gizi dan kemiskinan . Kemiskinan merupakan berapa lama kita harus menunggu perbaikan
penyebab pokok atau akar masalah gizi buruk . ekonomi, dan membiarkan anak-anak mati akibat
Proporsi anak yang gizi kurang dan gizi buruk gizi buruk . Kita tahu pembangunan ekonomi
berbanding terbalik dengan pendapatan (Tabel 1) . rakyat dan menanggulangi kemiskinan memakan
Makin kecil pendapatan penduduk, makin tinggi waktu lama. Pengalaman selama ini menunjukkan
persentasi anak yang kekurangan gizi, makin tinggi bahwa diperlukan waktu lebih dari 20 tahun untuk
pendapatan makin kecil persentasinya . Kurang Gizi mengurangi penduduk miskin dari 40% (1976)
berpotensi sebagai penyebab kemiskinan melalui menjadi 11% (1996) . Data empirik dari dunia
rendahnya pendidikan dan produktivitas . Lebih menunjukkan bahwa program perbaikan gizi dapat
dari separuh (54%) kematian anak balita didasari dilakukan tanpa harus menunggu rakyat menjadi
oleh kekurangan gizi . Kemiskinan menyebabkan makmur, tetapi menjadi bagian yang eksplisit
anak tidak mendapat makanan bergizi yang cukup dari program pembangunan untuk memakmurkan
sehingga kurang gizi . rakyat (SOEKIRMAN, Pidato Pengukuhan Guru Besar
Kemiskinan merupakan penghambat keluarga IPB,1991) .
untuk memperoleh akses terhadap ketiga faktor
22
Seminar Nasional Hari Pangan SeduniaXXV11
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Mas 'arakat
I S(atus Gizi
I
INFEKSI Penyebab
PI , ;N) AIsII LANGSUNG
asalah
I KW Stti PUt I UK D AN UK, )`<,nrr
I I
D SAR
Gizi dan kualitas sumber daya manusia kesehatan penduduk . Hal ini terlihat dengan masih
tingginya angka kematian bayi, angka kematian
Pencapaian pembangunan manusia diukur balita serta angka kematian ibu . Gambaran IPM
dengan Indek Pembangunan Manusia (IPM), di Indonesia menurut provinsi tahun 2003, dapat
dimana IPM Indonesia belum menggembira-kan . dilihat pada Tabel 2 .
IPM merupakan indeks komposit yang terdiri Berbagai penelitian membuktikan bahwa lebih
dari umur harapan hidup, tingkat melek huruf dari separuh kematian bayi dan balita disebabkan
dan pendapatan perkapita . Pada tahun 2003, IPM oleh keadaan gizi yang kurang baik . Risiko
Indonesia sangat rendah, berada di peringkat 112 meninggal dari anak yang bergizi buruk 13 kali
dari 174 negara, lebih rendah dibanding negara lebih besar dibandingkan anak yang normal .
tetangga . Rendahnya 1PM di Indonesia sangat
dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan
CampaL, 7
WHO memperkirakan bahwa 54% penyebab kurang juga berdampak terhadap pertumbuhan,
kematian bayi dan balita didasari oleh keadaan perkembangan intelektual dan produktivitas . Anak
gizi anak yang tidak baik . Di samping dampak yang kekurangan gizi pada usia balita akan tumbuh
langsung terhadap kesakitan dan kematian, gizi pendek, dan mengalami gangguan pertumbuhan
23
24
25
STRATEGI pencatatan
5 . Penyediaan biaya operasional
1 . Menggerakkan serta memberdayakan 6 . Penyediaan modal usaha Kader baik
masyarakat untuk hidup sehat : melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
Pencegahan dan penanggulangan gizi buruk maupun Usaha Kecil Menengah (UKM) dan
dilaksanakan di seluruh kota/ kabupaten mendorong partisipasi swasta .
di Indonesia sesuai dengan kewenangan
wajib dan Standar Pelayanan Minimal
Revitalisasi Puskesmas
(SPM) memperhatikan besaran dan luasnya
masalah setiap daerah
Revitalisasi Puskesmas bertujuan
Meningkatkan kemampuan petugas, dalam
meningkatkan fungsi dan kinerja Puskesmas
manajemen dan melakukan tatalaksana gizi
terutama -dalam pengelolaan kegiatan gizi di
buruk untuk mendukung fungsi Posyandu
Puskesmas, baik penyelenggaraan upaya kesehatan
yang dikelola oleh masyarakat melalui
perorangan maupun upaya kesehatan masyarakat .
revitalisasi Puskesmas
Pokok kegiatan revitalisasi Puskesmas
Menanggulangisecaralangsungmasalahgizi
meliputi ;
yang terjadi pada kelompok rawan melalui
1 . Pelatihan manajemen program gizi di
pemberian intervensi gizi (suplementasi),
puskesmas bagi pimpinan dan petugas
seperti kapsul Vitamin A, MP-ASI dan
puskesmas dan jaringannya
makanan tambahan
2 . Penyediaan biaya operasional bagi
2 . Meningkatkan akses masyarakat terhadap
Puskesmas untuk pembinaan Posyandu,
pelayanan kesehatan yang berkualitas :
pelacakan kasus, kerjasama Pekerja Sosial
3 . Mengaktifkan kembali adanya Sistem
Masyarakat/Lembaga Swadaya Masyarakat
Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) melalui
tingkat kecamatan, dll
revitalisasi SKPG dan Sistem Kewaspadaan
3. Pemenuhan sarana antropometri dan KIE
Dini (SKD) Gizi Buruk
bagi Puskesmas dan jaringannya
4 . Meningkatkan Sistem Surveilans, Monitoring
4 . Pelatihantatalaksana gizi buruk bagi petugas
dan Informasi Kesehatan :
Rumah Sakit, Puskesmas perawatan maupun
5 . Meningkatkan Pembiayaan Kesehatan termasuk
Kader Posyandu .
Perbaikan Gizi Masyarakat :
26
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
bulan kepada balita gizi kurang dari keluarga e . Peningkatan Pendapatan Petani Kecil
miskin
2 . Pemberdayaan di bidang pendidikan
3 . Pemberian suplementasi gizi (kapsul vitamin
A, tablet/sirup Fe) a . Bea siswa
b . Kelompok belajar
c. Pendidikan anak dini usia (PADU)
Promosi keluarga sadar gizi (KADARZI)
3 . Pemberdayaan di bidang kesehatan
a. Kartu Sehat
Promosi keluarga sadar gizi bertujuan
b. Pelayanan gratis bagi GAK1N di Rumah
dipraktekkannya norma keluarga sadar gizi bagi
seluruh keluarga di Indonesia, untuk mencegah Sakit pemerintah kelas III
c . Kader keluarga
terjadinya masalah kurang gizi, khususnya gizi
d . Penyediaan percontohan sarana air
buruk . Kegiatan promosi keluarga sadar gizi
minum dan jamban keluarga.
dilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek
sosial budaya (lokal spesifik) . 4 . Pemberdayaan di bidang ketahanan pangan
Pokok kegiatan promosi keluarga sadar gizi a. Mensyaratkan arti ketahanan pangan
meliputi ; yang tidak terbatas pada aspek persediaan
1 . Menyusun strategi (pedoman) promosi pangan, tetapi juga aspek konsumsi
keluarga sadar gizi dan status gizi anggota keluarga,
2 . Mengembangkan, menyediakan dan terutama balita, ibu hamil (BUMIL) dan
menyebarluaskan materi promosi pada menyusui .
masyarakat, organisasi kemasyarakatan, b . Pemanfaatan pekarangan dan lahan
institusi pendidikan, tempat kerja, dan tidur
tempat-tempat umum c . Lumbung pangan .
3 . Melakukan kampanye secara bertahap,
tematik menggunakan media efektif terpilih
4 . Menyelenggarakan Advokasi dan pendampingan
diskusi kelompok
terarah melalui DASAWISMA dengan
Ada 2 tujuan dari kegiatan advokasi dan
dukungan petugas/Kader Posyandu .
pendampingan . Pertama, meningkatkan komitmen
para penentu kebijakan, termasuk legislatif, tokoh
Pemberdayaan keluarga masyarakat, tokoh agama, pemuka adat dan
media massa agar peduli dan bertindak nyata di
Pemberdayaan keluarga bertujuan lingkungannya untuk memperbaiki status gizi anak .
meningkatkan kemampuan keluarga untuk Kedua, meningkatkan kemampuan teknis petugas
mengetahui potensi ekonomi keluarga dan dalam pengelolaan program Gizi .
mengembangkannya untuk memenuhi kebutuhan Pokok kegiatan advokasi dan pendampingan
gizi seluruh anggota keluarga . Keluarga miskin adalah sebagai berikut ;
yang anaknya menderita kekurangan gizi perlu 1 . Diskusi dan rapat kerja dengan DPR, DPD,
diprioritaskan sebagai sasaran penanggulangan dan DPRD secara berkala
kemiskinan . 2 . Melakukan pendampingan di kota/
Pokok kegiatan pemberdayaan keluarga adalah kabupaten .
sebagai berikut ;
1 . Pemberdayaan di bidang ekonomi ; Revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan
a. Modal usaha, industri kecil (KUBE) gizi (SKPG)
b . UpayaPeningkatanPendapatanKeluarga
(UP2K) Revitalisasi SKPG bertujuan meningkatkan
c . Padat karya untuk pangan kemampuan masyarakat dan pemerintah daerah
d . Beras gratis untuk keluarga miskin melakukan pemantauan yang terus menerus
(RASKIN) terhadap situasi pangan dan keadaan gizi masyarakat
27
setempat, untuk dapat melakukan tindakan dengan kelaparan dan kurang gizi, khususnya gizi buruk
cepat dan tepat untuk mencegah timbuh ya bahaya pada tingkat desa, kecamatan dan kabupaten .
Tabel 1 . Prevalensi gizi buruk dan gizi kurang menurut provinsi di Indonesia tahun 2003
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Baik Gizi Lebih Gizi Buruk Status
No Provinsi
(%) (%) (%) (%) Gizi Kurang (%) provinsi
28
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
yang menyeluruh, meliputi penyembuhan dan upaya promosi dan pencegahan untuk mencegah
pemulihan anak-anak yang sudah menjadi gizi kembali terulangnya kejadian gizi buruk . Oleh
buruk, serta pencegahan dan peningkatan untuk sebab itu, pencegahan dan penanggulangan gizi
menjaga/ mempertahankan anak yang sehat tetap buruk memerlukan keterlibatan berbagai sektor
sehat . dengan melakukan koordinasi antar sektor termasuk
Kasus gizi buruk yang terjadi pada balita, dengan masyarakat dan dunia usaha di setiap tingkat
pada hakekatnya merupakan fenomena gunung es, administratif dengan prinsip kemitraan .
yang menggambarkan keadaan gizi masyarakat, Memperhatikan luasnya lingkup penyebab
dan bahkan keadaan kesejahteraan masyarakat masalah gizi, diidentifikasi kegiatan yang
pada umumnya, seperti daya beli, pendidikan diperlukan untuk mencegah dan menang-gulangi
dan perilaku serta lingkungan dan pemeliharaan gizi buruk, masalah gizi secara menyeluruh . Dari
kesehatan . Dari gambaran tersebut, pencegahan kegiatan tersebut diindentifikasi sektor, LSM dan
dan penanggulangan masalah gizi tidak bisa Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) serta dunia usaha
ditangani oleh salah satu sektor saja, tidak dapat yang terlibat.
dipecahkan melalui pendekatan kesehatan yaitu Gambar 4 menyajikan uraian kegiatan
upaya penyembuhan dan pemulihan seperti yang pencegahan dan penanggulangan gizi buruk, yang
banyak dipersepsikan umum . Anak yang sudah secara indikatif dicantumkan sektor yang terlibat .
terpulihkan harus didukung secara terpadu dalam
29
Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia XXVII
Dukungan Teknologi Untuk Meningkatkan Produk Pangan Hewani Dalam Rangka Pemenuhan Gizi Masyarakat
30
SMART IH KFIAJARGA