TINJAUAN PUSTAKA
A. Teh Herbal
Herbal tea atau teh herbal merupakan salah satu produk minuman
campuran teh dan tanaman herbal yang memiliki khasiat dalam membantu
pengobatan suatu penyakit atau sebagai penyegar (Hambali dkk., 2006).
Sedangkan Ravikumar (2014), menyatakan teh herbal umumnya campuran
dari beberapa bahan yang biasa disebut infusi/tisane. Infusi/tisane terbuat dari
kombinasi daun kering, biji, kayu, buah, bunga dan tanaman lain yang
memiliki manfaat.
Winarsi (2011), menyatakan bahwa teh herbal tidak berasal dari
tanamanan daun teh yaitu Camellia sinenis. Teh herbal dapat dikonsumsi
sebagai minuman sehat yang praktis tanpa mengganggu rutinitas sehari-hari
dan tetap menjaga kesehatan tubuh. Teh herbal yang dibuat diharapkan dapat
meningkatkan cita rasa dari tiap bahan yang digunakan tanpa mengurangi
khasiatnya (Verma dan Alpana, 2014).
Teh herbal juga memiliki nilai jual yang sangat tinggi dan dipercaya
akan kegunaannya. Syarat mutu teh kering dalam kemasan berdasarkan SNI
3836:2013 dapat dilihat pada Tabel 2.1
Tabel 2.1 Syarat Mutu Teh Kering dalam Kemasan Menurut SNI 3836:2013
No Kriteria uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan air seduhan
1.1 Warna - Khas produk teh
1.2 Bau - Khas produk teh
1.3 Rasa - Khas produk teh
2 Kadar polifenol (b/b) % Min. 5.2
3 Kadar air (b/b) % Maks. 8,0
4 Kadar ekstrak dalam air (b/b) % Min. 32
5 Kadar abu total (b/b) % Maks. 8,0
6 Kadar abu larut dalam air dari abu total % Min. 45
(b/b)
7 Kadar abu tak larut dalam asam (b/b) % Maks. 1,0
8 Alkalinitas abu larut dalam air (sebagai % 1-3
KOH) (b/b)
9 Serat kasar % Maks. 16,5
4
5
10 Cemaran logam
10.1 Kadmium (Cd) Mg/kg Maks. 0,2
10.2 Timbal (Pb) Mg/kg Maks. 2,0
10.3 Timah (Sn) Mg/kg Maks. 40,0
10.4 Merkuri (Hg) Mg/kg Maks. 0,03
11 Cemaran arsen (As) Mg/kg Maks. 1,0
12 Cemaran mikroba:
12.1 Angka lempeng total (ALT) Koloni/g Maks. 3x103
12.2 Bakteri Coliform APM/g < 3
12.3 Kapang Koloni/g Maks. 5x102
(BSN, 2013)
B. Bahan Baku
1. Bahan Utama
a. Daun Sirsak
Daun sirsak berbentuk bulat panjang dengan ujung runcing,
pertulangan menyirip warna hijau kekuningan dan hijau. Warna daun
bagian atas hijau tua, sedangkan bagian bawah hijau kekuningan. Daun
sirsak tebal dan agak kaku dengan urat daun menyirip atau tegak pada
urat daun utama. Aroma yang ditimbulkan daun berupa langu yang
tidak sedap (Sunarjono, 2010). Klasifikasi dari tanaman sirsak menurut
Zuhud (2011) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Polycarpiceae
Family : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata Linn
Nama umum : Nangka Sabrang (Jawa), Sirsak (Sunda)
6
mengikat dan mengendapkan protein serta larut dalam air (terutama air
panas). Selain itu, kandungan lain dalam daun sirsak adalah adanya
senyawa acetogenin. Kandungan senyawa acetoginin dalam teh daun
sirsak mempunyai manfaat untuk menyerang sel kanker dengan aman
dan efektif secara alami, tanpa rasa mual, berat badan turun, rambut
rontok, seperti yang terjadi pada terapi kemo (Muizudin dan Elok,
2015).
Secara turun temurun khasiat daun sirsak telah dimanfaatkan oleh
orang Indonesia untuk mengatasi beberapa penyakit, misalnya
digunakan untuk mengobati batuk dan sebagai obat penurun panas
(Handayani dkk., 2012). Daun sirsak dipercaya berkhasiat sebagai obat
ambien, diare pada bayi, bisul, sakit pinggang, diabetes, rematik
anyang-anyangan dan keputihan. Beberapa penelitian terbaru
menyebutkan bahwa daun sirsak berkhasiat sebagai antikanker (Utami
dan Desty, 2013). Air rebusan daun sirsak dapat dikombinasi dengan
herbal lain, tetapi harus diberi waktu jeda (diselingi). Hal ini bertujuan
agar kandungan acetogenin murni dapat membunuh sel kanker secara
maksimal (Zuhud, 2011).
Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum Cassia Presl.
Anggota famili Lauraceae ini memiliki nama lain Cinnamomum
mindanaense Elmer dan Laurus burmanni Nees & T.Ness. Habitat asli
tanaman ini adalah di hutan campuran dengan ketinggian 1.000 m dpl.
Namun, kayu manis juga dapat hidup di ketinggian 700-2.400 m dpl.
Dahulu, kayu manis masih diimpor dari Cina ke Indonesia. Namun, saat
ini tanaman tersebut tumbuh subur di Sulawesi, Jawa, Maluku dan
Papua (Melcher dan Ahkam, 2011). Sifat kimiawi dan efek
farmakologis kayu manis berupa rasa pedas dan sedikit manis, bersifat
hangat dan wangi (Wijayakusuma, 2007).
2. Bahan Tambahan
a. Daun Stevia
Stevia adalah tanaman semak yang telah lama digunakan menjadi
pemanis di kawasan Amerika Selatan (terutama Paraguay dan Brazil)
dan Asia (terutama Jepang dan Korea). Stevia Rebaudiana Bertoni
termasuk familia Compositae merupakan tumbuhan tahunan berbentuk
perdu basah, Tinggi tanaman 60-70 cm bercabang banyak. Jumlah
Kromosom 2 n = 22. Duduk daun berhadapan, tunggal, bentuknya
sederhana lonjong dan langsing serta tepi daun bergerigi halus. Tangkai
daun pendek, tulang daun menyirip dan pada permukaan daun bagian
bawah kelihatan menonjol. Panjang helaian daun antara 2-5 cm
(Tjasadiharja, (1982) dalam Ratnani 2005).
Menurut Rukmana (2003), taksonomi tanaman stevia adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Campananulate
Familia : Compositae
Genus : Stevia
Species : Stevia rebaudiana Bertoni M.
D. Pengemasan
Semua bahan pangan mudah rusak dan ini berarti bahwa setelah suatu
jangka waktu penyimpanan tertentu, ada kemungkinan untuk membedakan
antara bahan pangan segar dengan bahan pangan yang telah disimpan selama
jangka waktu diatas. Perubahan yang terjadi merupakan suatu kerusakan.
Kerusakan yang terjadi mungkin saja spontan, tetapi sering disebabkan
keadaan diluar dan kebanyakan pengemasan digunakan untuk membatasi
antara bahan pangan dengan keadaan normal sekelilingnya untuk menunda
proses kerusakan dalam jangka waktu yang diinginkan. Secara nyata
pengemasan akan berperan sangat penting dalam mempertahankan bahan
tersebut dalam keadaan bersih dan higienis (Buckle at al, 2013)
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan
barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual
dan dipakai. Adanya wadah atau pembungkus dapat membantu mencegah
atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada didalamnya,
melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan,
getaran) (Mareta dan Shofia, 2011). Menurut Rassi (2010), macam teh
berdasarkan kemasan antara lain teh celup, teh seduh (daun teh), teh yang
dipres, teh stik dan teh instan. Teh celup merupakan teh yang kemasannya
tercipta tanpa sengaja. Teh dikemas dalam kantong kecil yang biasanya
dibuat dari kertas. Teh celup sangat popular karena praktis.
E. Analisis Sensoris
Analisis sensoris (uji organoleptik) merupakan pengujian yang
dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap mutu produk, dengan
16
F. Analisis Kimia
Analisis kimia adalah pengujian zat-zat yang terkandung pada produk
yang akan dibuat, sebagai contohnya adalah zat antioksidan yang terkandung
dalam produk, zat yang memiliki banyak manfaat yang sangat berguna bagi
kesehatan tubuh. Pada produk teh herbal celup ini ini akan dilakukan
pengujian:
a. Kadar Air
Kadar air merupakan salah satu karakteristik yang sangat penting
pada bahan pangan, karena kandungan air pada bahan pangan dapat
mempengaruhi penampakan, tekstur dan citarasa pada bahan pangan.
Tingginya kadar air pada bahan pangan dapat mengakibatkan mudahnya
bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak (Harun dkk, 2014).
Komposisi air pada bahan pangan seperti air bebas dan air terikat, dapat
berpengaruh pada laju atau lama pengeringan bahan pangan. Air terikat
adalah air yang terdapat dalam bahan pangan. Air bebas adalah air yang
secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahan seperti membran,
kapiler, serat, dan lain lain (Winarno, 2002).
17
Prinsip kadar air menguapkan air yang ada dalam bahan dengan cara
pemanasan, kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang
berarti semua air dalam bahan sudah diuapkan (Sudarmadji dkk, 2010).
b. Antioksidan
Antioksidan merupakan suatu zat yang dapat menetralkan radikal
bebas sehingga melindungi tubuh dari berbagai macam penyakit dengan
cara mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif yang dapat
merusak sel (Winarsi, 2007). Radikal bebas adalah salah satu bentuk dari
senyawa oksigen reaktif yang memiliki elektron tidak berpasangan.
Menurut Harun dkk. (2014), radikal bebas adalah sekelompok bahan
kimia, berupa atom maupun molekul, yang kehilangan elektron sehingga
molekul tersebut tidak stabil dan berusaha mengambil elektron dari
molekul atau sel lain.
Ada tiga kelompok antioksidan, yaitu antioksidan enzimatik,
antioksidan pemutus rantai dan antioksidan logam transisi terikat protein.
Yang termasuk antioksidan enzimatik adalah superoksida dismutase
(SOD), katalase (CAT), gluthathion peroksidase (GPx), gluthation
reduktase (GR) seruloplasmin. Mekanisme kerja antioksidan enzimatik
adalah mengkatalisir pemusnahan radikal bebas dalam sel. Antioksidan
pemutus rantai adalah molekul kecil yang dapat menerima dan memberi
elektron dari atau ke radikal bebas, sehingga membentuk senyawa baru
yang stabil, contoh antioksidannya adalah vitamin E dan vitamin C.
Sedangkan antioksidan logam transisi terikat protein bekerja mengikat
ion logam seperti Fe2+ dan Cu2+ contohnya flavonoid dapat mencegah
radikal bebas. Antioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel-sel dan
jaringan yang disebabkan radikal bebas (Winarno, 2002).
Antioksidan dapat berasal dari alam, salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan untuk obat tradisional sebagai antioksidan adalah Annona
muricata L. yang lebih dikenal dengan nama daun sirsak. Penelitian
antioksidan ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) dengan
metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) telah dilakukan oleh Baskar
18
G. Analisis Ekonomi
Analisis ekonomi bertujuan mengetahui apakah usaha yang dijalankan
dapat memberikan keuntungan atau tidak. Kegiatan untuk menilai sejauh
mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu usaha disebut
dengan studi kelayakan bisnis. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah
kemungkinan dari usaha yang akan dilaksanakan memberikan manfaat
(benefit) baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit
(Ibrahim, 1998). Menurut Retnaningsih dan Intan (2014), untuk dapat
mengetahui harga pokok dan harga jual produk, maka dilakukan analisis
kelayakan ekonomi yang meliputi biaya produksi (biaya tetap, biaya tidak
tetap), Break Even Point (BEP), B/C Ratio, Return On Invesment (ROI), IRR
(Internal Rute of Return).
19
a. Biaya Produksi
Biaya produksi pada dasarnya dibedakan atas biaya produksi yang
besarnya tetap selama produksi (biaya tetap) dan biaya yang besarnya
tergantung produk yang dihasilkan (biaya tidak tetap).
1. Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya produksi yang selama satu periode
kerja tetap jumlahnya. Biaya ini tergantung dari jumlah produk yang
dihasilkan dan jumah kerja suatu alat atau mesin.
2. Biaya tidak tetap
Biaya tidak tetap adalah biaya produksi yang dikeluarkan pada
saat alat dan mesin beroperasi. Besarnya biaya ini tergantung pada
jumlah jam kerja dan jumlah produk yang dihasilkan. Perhitungan
biaya tidak tetap dilakukan terhadap biaya bahan baku, bahan
penunjang dan upah pekerja.
b. Break Even Point (BEP)
Menurut Martono dan Agus (2003) dalam Retnaningsih (2014), BEP
adalah suatu titik kesinambungan dimana pada titik tersebut jumlah hasil
penjualan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan atau perusahaan
tersebut tidak mengalami laba atau rugi. Jika penjualan berjumlah kurang
dari pada jumlah yang ditunjukkan oleh titik ini, maka akan diperoleh
kerugian bersih.
Tingkat produksi untuk mencapai BEP:
ROI dapat dihitung berdasarkan laba kotor yaitu selisih antara hasil
penjualan dengan biaya produksi keseluruhan (belum dikurangi pajak
pendapatan) atau berdasarkan laba bersih yaitu laba dikurangi pajak
pendapatan.
e. Payback Period (PP)
Payback period (PP) merupakan periode yang diperlukan untuk
menutup kembali pengeluaran suatu investasi atau menghitung jangka
waktu yang di perlukan untuk menutup modal yang di investasikan.
Menghitung periode payback dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :