Anda di halaman 1dari 2

Perbaikan lampu tak jarang kami perbuat setiap hari bekerja, dikarenakan karena usia lampu yang telah

lama wajib
diganti, Gejalanya tak jarang mati serta nyala sendiri, jika tak cepat diganti jadi akan mengakibatkan trafo rusak,
lama kelamaan akan terbakar. Selain itu, pada saat-saat tertentu, misalnya pada perayaan hari-hari besar nasional
terutama menjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, atau hari jadi Kota Bima, maka semua komponen pada
penerangan jalan umum akan diperiksa lebih teliti.

Perbaikan lampu-lampu PJU

Pada tipe Lampu HPL N alias bisa juga disebut dengan mercury, usia lampunya lebih tahan lama daripada tipe
lainnya, dikarenakan pribadi menghubung pada trafo serta tanpa komponen tambahan semacam halnya lampu tipe
sodium.

Bekerja pada tegangan 220 volt tanpa adanya lonjakan arus semacam halnya tipe lampu sodium. Lampu tipe
sodium terbukti bekerja pada 220 volt, akan namun sebab adanya komponen tambahan yang bernama ignitor, jadi
arus yang dihasilkan menjadi 0,5 KVA alias 5000 VA. Sehingga temperatur kinerja lampu lebih tinggi daripada tipe
HPL N alias mercury, yang memungkinkan juga trafo akan cepat rusak.

Perbaikan lampu HPL N (mercury)

Lampu HPL N adalah tipe lampu yang tutorial pemasangannya wajib memakai balast atau trafo, lampu HPL N yang
biasa dipakai dalam penerangan jalan yaitu 80 watt, 150 watt, 250 watt, 400 watt. Yang jika dipasang akan menyala
berwarna putih, pembetulan pada lampu HPL N biasanya lebih ringan dibandingkan tipe lampu yang lainnya, sebab
ringkas serta tak memerlukan komponen lainnya. Penggantian lampu yang tak jarang dilakukan jika lampu telah
mulai mati nyala sendiri alias istilahnya ngedrop, biasanya ditandai dengan berwarna hitamnya elektroda dalam
lampu, dikarenakan hal usia.

Perbaikan Lampu tipe SODIUM (SON)

Lampu tipe SODIUM alias SON tutorial pemasangannya juga sama dengan lampu tipe HPL N dengan memakai trafo
alias balast, perbedaannya pada pemasangan komponen lain berupa IGNITOR. IGNITOR adalah suatu komponen
elektronika yang bertujuan sebagai penaik tegangan dari 220 V menjadi 0,5 KVA alias 5000 VA. Trafo yang dipakai
juga tak sama dengan lampu tipe HPL N, pada trafo tipe HPL N konektor trafo hanya ada dua, pada tipe SODIUM
konektor trafonya ada tiga. Terdiri dari konektor trafo fasa induk, konektor tengah pada IGNITOR konektor tengah,
serta konektor trafo out fasa lampu.
Perbaikan lampu pada SODIUM lebih tak jarang dilakukan sebab tak tahan lama dikarenakan temperatur tabungnya
lebih tinggi daripada tipe lampu lainnya. Ditandai dengan seringnya mati serta nyala sendiri alias disebut dengan
ngedrop. Trafo serta IGNITOR jarang sekali mengalami kerusakan.

Anda mungkin juga menyukai