Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masyarakat terdapat adanya struktur sosial yang secara langsung


ataupun tidak hal itu telah memandu kita dalam berperilaku. Struktur sosial ini
pun membuat sebuah pola hubungan dalam individu di masyarakat. Pola
hubungan inilah yang menjadikan acuan dalam berperilaku dan bertindak
sesuai kerangka yang telah terjadi. Hal ini disebabkan seperti kerangka yang
sudah terjadi sebelum kita dilahirkan.

Struktur sosial membatasi menekan atau membatasi perasaan individu.


Perbedaan dalam perilaku tidak disebabkan oleh faktor biologis melainkan oleh
lokasi orang dalam struktur sosial. Selain menjelaskan posisi-posisi individu,
struktur sosial pun dapat menerangkan saling keterkaitan hubungan tersebut.
Posisi ini dapat menunjukkan posisi bawah ataupun atas yang satu sama lainnya
saling membuat adanya relasi. Sehingga posis-posisi ini dalam struktur sosial
mengakibatkan adanya status dan peran yang dimainkan tiap individu.

Dalam kehidupan saat ini kita bisa mengelak akan adanya status dalam
masyarakat. Suatu status dalam diri seseorang dapat terjadi secara alami
ataupun tidak, tetapi hal ini lah yang akan menjadi dampak dalam kehidupan
seseorang di masyarakat. Baik atau buruk seseorang dalam menjalankan
statusnya itu tergantung pada individu dan lingkungan sekitarnya. Sehingga
tidak sedikit orang orang yang merasa dirugikan atau tertindas dengan adanya
status seseorang yang memang berpengaruh keberadaanya. Ada pula orang-
orang yang mengambil keuntungan dengan adanya orang yang berstatus tinggi
baik itu bersifat menyuap atau hal lain yang dapat menguntungkan orang itu
dengan cara apapun. Sehingga dengan adanya ini tidak sedikit terjadi adanya
korupsi di masyarakat terutama di Indonesia ini yang sangat marak dengan para
pejabatnya yang korupsi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian status ?
2. Bagaimana perubahan status itu dapat terjadi ?
3. Apa dampak terjadinya perubahan status?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari perubahan status
2. Mengetahui perubahan status dapat terjadi
3. Mengetahui dampak terjadinya perubahan status

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Status

Status ini sangat berhubungan dengan prestise. Status menjelaskan posisi


yang diduduki seseorang sedangkan prestise berkaitan dengan kehormatan.
Status itu seperti presiden, ulama, mahasiswa, pramuniaga, mantan narapidana,
anak jalanan. Status dapat memilik prestise yang tinggi seperti presiden ataupun
perdana menteri dan memiliki prestise yang rendah seperti office boy, anak
jalanan atau penjaga toko.

Status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Status sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam
masyarakatnya berhubungan dengan orang lain dalam artian dalam lingkungan
pergaulannya, hak-hak dan kewajiban-kewajibannya.

Secara abstrak, status berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu.
Dengan demikin seseorang mendapatkan status karena seseorang itu mengikuti
dalam berbagai pola kehidupan. Misalnya tuan A sebagai warga masyarakat
merupakan kombinasi dari segenap status sebagai guru, kepala yayasan, hansip,
suami nyonya Z, ayah anak-anak dan sebagainya.

Menurut Robert M.Z. Lawang mendefinisikan status mempunyai dua arti


yaitu bersifat objektif dan bersifat subjektif1. Dikatakan bersifat objektif karena
status ini dilihat dari tatanan hak dan kewajiban secara hirarki dalam struktur
formal dalam suatu organisasi. Status atau posisi ini memiliki garis penghubung
antara posisi yang satu dengan posisi yang lainnya baik secara vertikal maupun
horizontal di dalam struktur formal organisasi. Sedangkan yang kedua bersifat
subjektif. Status ini dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari penilaian
orang lain terhadap diri seseorang dengan siapa ia berkontak atau berhubungan.

1
Asep Saepudin dkk, Sosiologi Sebuah Pengantar Tinjauan Pemikiran Soisologi Perspektif Islam
(Tangerang: Laboratorium Sosiologi agama, 2013), hlm. 68

3
Misalnya tinggi atau randahnya status A antara lain tergantung dari penilaian B
terhadapnya dalam suatu hubungan sosial.

Dalam pandangan Talcott Parson dijelaskan dalam , lima kriteria untuk


menentukan status seseorang secara subjektif dalam mengukur tinggi
rendahnya status, yaitu:

1. Kelahiran
Seseorang yang lahir dari keluarga tertentu akan menempati posisi yang
tinggi atau terhormat. Misalnya keluarga raja atau sulltan atau keluarga yang
memiliki posisi sosial yang tinggi dalam kelas sosial tertentu atau termasuk
dalam ras tertentu.
2. Mutu Pribadi
Mutu pribadi ini didapatkan berdasrakan pada kebikjasanaan seseorang,
usia yang lanjut, kuat, pandai ataupun berperilaku baik.
3. Prestasi
Kesuksesan atau keberhasilan seseorang dalam mencapai posisi tertentu
dalam organisasi maka pengaruhnya terhadap status sosialnya secara
subjektif yang naik di masyarakat.
4. Pemilikan
Secara subjektif, pemilikan ini berpacu pada harta, kekayaan, atau barang-
barang berharga yang dapat menaikkan status pemiliknya. Tidak jarang juga
menimbulkan prestise kepada pemiliknya. Misalnya seseorang yang
mempunyai mobil atau rumah mewah akan lebih menghormatinya sehingga
dipandang orang yang mempunyai status tinggi.
5. Otoritas otoritas adalah kekuasaan yang absah atau diabsahkan. Jabatan-
jabatan di pemerintahan memiliki otoritas. Pejabat yang memiliki otoritas
yang tinggi secara otomatis mempunyai status yang tinggi secara subjektif.
Biasnya status yang tinggi ini bertahan saat memiliki otoritas yang tinggi
saja. Misalnya seorang Kepala desa mempunyai otoritas sehingga secara
cubjektif ia mempunyai status yang tinggi namun, disaat ia tidak

4
mempunyai otoritas lagi maka status nya belum tentu dinilai sama lagi
ketika mempunyai otoritas.

B. Macam-macam Status

Status sosial dibagi dalam tiga macam, yaitu :

1. Asribed Status, yaitu status yang diperoleh secara tidak sengaja. Status ini
tidak memerhatikan seseorang pada aspek apapun. Status ini tidak dapat
dipilih ataupun diminta. Anda akan mewarisi status ini ketika dilahirkan di
dunia. Misalkan, status anak bangsawan akan menjadi bangsawan pula.
Seorang Sudra di India akan memperoleh status demikian karena orang
tuanya tergolong dalam kasta yang bersangkutan. Ascribed status sering
dijumpai pada masyarakat-masyarakat dengan sistem lapisan yang tertutup,
misalnya masyarakat feodal atau masyarakat dimana sistem lapisan
tergantung pada perbedaan rasial.
2. Achieved Status, yaitu status yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-
usaha yang sengaja dilakukan. Status ini tidak diperoleh atas dasar
kelahiran. Akan tetapi status ini bersifat terbuka dalam mendapatkannya,
jadi siapa saja dapat memperolehnya yang hal ini tidak dibatasi apapun.
Namun hal ini tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar
serta mencapai tujuan-tujuannya.
Misalnya, seseorang akan menjadi tentara asalkan ia dapat
memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Terserah kepada pihak yang
bersangkutan dapat memenuhinya atau tidak. Apabila tidak dapat
memenuhinya maka status menjadi seorang tentara tidak dapat dicapainya.
Demikian pula setiap orang dapat menjadi guru dengan memenuhi
persyaratan-persyaratan tertentu yang semuanya tergantung pada usaha-
usaha dan kemampuan yang bersangkutan untuk menjalaninya.
Status ini tidak hanya dalam mencapai sebuah pekerjaan namun
dapat seperti seorang pasangan hidup, seorang teman, kekayaan dan

5
sebagainya , atau status ini juga diperoleh karena ketiadaan upaya (upaya
yang tidak dihargai orang lain) seperti menjadi seorang putus sekolah,
seorang mantan teman, ataupun mantan pasangan hidup. Dengan begitu
status capaian dapat bersifat positif maupun negatif.
3. Assigned Status, yaitu status yang didapat oleh seseorang dengan usaha dan
kepercayaan. Walaupun tidak beda jauh dengan Achieved status namun
disini assigned status tidak hanya pada usaha namun pada kepercayaan juga.
Seperti menjadi kepala suku, kepala adat, sesepuh dan sebagainya.

C. Dampak perubahan status

Perubahan status ini lebih mengacu pada achieved status yang pada
dasar perubahan status yang didapatkan karena usaha yang telah dilakukan oleh
seseorang. Misalnya seseorang yang berstatus mahasiswa berubah menjadi guru
karena ia telah berusaha untuk memenuhi syarat menjadi guru maka disitu pula
peran dan statusnya juga berubah. Saat mahasiswa ia hanya sebagai pelajar yang
mungkin statusnya tidak terlalu tinggi ketika ia sudah menjadi guru di sekolah.
Kemudian perilaku kita pun terhadap lingkungan akan berubah seiring
berubahnya status juga.

Pada dasarnya status ini salah satu elemen yang berada di masyarakat
yang menerangkan posisi kita dan bahkan menempatkan kita dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini memberikan panduan bagaimana kita harus bersikap dan
berperasaan terhadapa diri kita dan terhadap orang lain. Setiap status sudah ada
yang menempati posisinya masing-masing. Tidak jarang pula dalam struktur
sosial menyediakan status yang bermacam-macam secara bersama-sama
terhadap individu. Misalkan, secara bersama-sama anda menjadi seorang
mahasiswa, pekerja, seorang anak perempuan. Status-status ini disebut
perangkat status untuk merujuk semua status atau posisi yang anda duduki.
Perangkat status ini berubah seiring berubahnya pada status-status anda.
Misalnya, setelah lulus perguruan tinggi anda mendapatkan pekerjaan,

6
menikah, mempunyai anak, mempunyai mobil, maka perangkat status anda
meliputi status posisi pekerja, pasangan hidup, orang tua dan pemilik mobil.

Di dalam status pun ada yang namanya simbol. Simbol ini untuk
memudahkan dalam proses interaksi. Seorang ibu menggendong anaknya
sambil menyusui anaknya merupakan simbol bahwa ia berstatus sebagai ibu.
Seorang anak yang memakai tas, berseragam putih abu, memakai sepatu hal ini
menyatakan bahwa ia seorang siswa SMA. Namun apabila ada seorang anak
berusia 14 tahun memakai cincin pernikahan dan menggendong anak, maka ini
terjadi adanya ketidaksepadanan. Hal ini mengakibatkan adanya ketidak
cocokan status, karena statusnya yang sudah menikah tidak sepadan dengan
umurnya yang masih 14 tahun.

Oleh karena itu dengan adanya perubahan status maka setiap individu
mempunyai dampak dari perubahan status itu tersendiri, mau atau tidaknya ini
akan dialami setiap individu. Dampak perubahan status itu adalah :

1. Berubahnya hak-hak dan kewajiban


2. Berubahnya subjektif status
3. Cara berperilaku dan berperasaan
4. Perubahan status di masyarakat

Dalam struktur sosial, elemen status sosial menjadi bagian penting


dalam meletakkan dan menjelaskan posisi seseorang. Status sosial merupakan
posisi yang memiliki norma melekat yang menjadi acuan perilaku kita. Dengan
kata lain status sosial mengandung arti sebuah harapan yang diinginkan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Status yaitu tempat seseorang di dalam masyrakat dalam pola tertentu.
Status ini dapat terjadi secara sengaja dan tidak sengaja. Tetapi status ini
mempunyai peran yang penting dalam kehidupan di masyarakat. Status ini
menjelaskan bagaimana cara bersikap dan berperasaan pada diri sendiri dan
orang lain. Selain itu statuspun untuk mengetahui letak dan pentingnya posisi
seseorang.

Anda mungkin juga menyukai