Anda di halaman 1dari 30

9

BAB 2

Kajian Pustaka

2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art)


Kajian pustaka ini menjelaskan mengenai kegiatan penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya yang memiliki relevansi dengan topik yang akan diteliti.
Isi dari bagian ini antara lain yaitu judul penelitian, nama peneliti, tahun
penelitian, hasil penelitian, serta perbandingannya dengan penelitian ini.
Tabel 2.1 State of the Art :

Judul
Peneliti Tahun Hasil Penelitian Perbandingan
Penelitian
Pola Kirana 2014 Berdasarkan hasil penelitian Penelitian tersebut
Komunika Devi yang dilakukan dilapangan, membahas mengenai
si Pradysta maka dapat dijelaskan bahwa arus komunikasi
Organisasi komunikasi vertikal, vertikal, horisontal
Pada komunikasi horisontal, dan lintas saluran
Rumah komunikasi lintas saluran serta dalam menciptakan
Makan pola komunikasi yang tercipta keharmonisan
Paradise di rumah makan Paradise Resto diantara
Resto Di berjalan lancar baik itu karyawannya.
Gamping komunikasi formal ataupun Sedangkan dalam
Yogyakart informalnya. Semua anggota penelitian ini pola
a Dalam organisasi dapat saling komunikasi
Menciptak berkomunikasi dan difokuskan kepada
an menyampaikan pesan dengan pembentukkan
Keharmon baik. Hal ini dapat disimpulkan kerjasama diantara
isan bahwa perusahaan mampu para pegawainya.
Karyawan membentuk pola dan aliran
komunikasi yang baik dan
lancar sehingga mampu
menciptakan hubungan yang
harmonis diantara karyawan di
rumah makan Paradise Resto
Komunikasi Nita 2013 Komunikasi organisasi di Dalam penelitian
Organisasi Setiawati Radio Swaragama FM, tersebut komunikasi
Pada Media berlangsung secara horizontal organisasi yang
Radio maupun secara vertikal. Arah dibahas hanya
Swaragama aliran pun berlangsung antara terbatas pada
FM (Analisis atasan kepada bawahannya, komunikasi vertikal
Deskriptif bawahan kepada atasannya, dan horizontal.
Komunikasi maupun antar sesama Sedangkan dalam
Organisasi karyawan. Dalam melakukan penelitian ini
Media Radio aktivitas komunikasi komunikasi
Swaragama organisasi, Radio Swaragama organisasi yang
Fm, FM menggunakan beberapa dibahas bukan hanya
10

Yogyakarta) media komunikasi untuk komunikasi vertikal


mempermudah proses jalinan dan horizontal, tetapi
hubungan antara sesama juga meliputi
karyawan maupun kepada komunikasi
pihak eksternal perusahaan. diagonal/lintas
Media komunikasi di Radio saluran.
Swaragama FM memanfaatkan
kemajuan dan perkembangan
teknologi informasi dan
komunikasi, baik untuk
berkomunikasi dengan publik
internal maupun eksternal,
sehingga komunikasi
organisasi yang terjadi dapat
berjalan lebih efektif. Hal ini
karena pegawai Radio
Swaragama FM adalah
kalangan muda yang bahkan
beberapa orang di antaranya
masih berstatuskan mahasiswa,
sehingga menimbulkan suasana
kerja yang nyaman dan mampu
mengembangkan kinerja.
11

Analisis Pola Nopillo 2014 Hasil dari penelitian ini adalah Dalam penelitian
Komunika menemukan berbagai pola atau milik Nopillo,
si bentuk komunikasi organisasi budaya menjadi
Organisasi yang sedang diterapkan di faktor terpenting
Humas Bagian Humas Sekretariat dalam keberhasilan
Pemerinta Daerah Pemerintah Kota komunikasi
h Kota Palangka Raya. Pola organisasi yang
Palangka komunikasi organisasi yang berlangsung. Tetapi
Raya terjadi di Bagian Humas dalam kegiatan
(Studi Sekretariat Daerah Pemerintah penelitian ini,
Deskriptif Kota Palangka Raya terdiri dari terdapat beberapa
pada komunikasi langsung dan tidak faktor yang
Organisasi langsung. Bentuk dari mendukung
Bagian komunikasi langsung itu keberhasilan arus
Humas berupa komunikasi formal dan komunikasi pada
Pemerinta informal, sedangkan bentuk Bidang Penerangan
h Kota komunikasi tidak langsungnya dan Penyuluhan
Palangka ditandai dengan adanya Hukum.
Raya) penggunaan media
komunikasi. Pada
penerapannya, keberhasilan
komunikasi organisasi itu
dipengaruhi oleh budaya
organisasi dan berbagai
hambatan komunikasi
organisasi di Bagian Humas
Sekretariat Daerah Pemerintah
Kota Palangka Raya.
Internal Alessandra 2014 tindakan komunikatif Hasil dari penelitian
communicatio Karyawan telah dikategorikan tersebut adalah
n for employee Mazzei ke dalam: eksplorasi, komunikasi internal
enablement: interpretasi, berbagi dan yang berlangsung di
Strategies in akting. Strategi komunikasi dalam Perusahaan
American and internal memungkinkan menghasilkan
Italian karyawan untuk menjadi komunikator yang
companies komunikator yang efektif. efektif. Namun hasil
dalam penelitian ini,
bukan hanya
komunikator atau si
pengirim pesan saja
yang mampu
berperan dengan
baik, namun
komunikannya pun
melakukan hal yang
sama.
12

Organizational Hassan Abu 2013 Hasil dari kegiatan penelitian Pada kegiatan
communicatio Bakar yang dilakukan oleh Hassan penelitian tersebut,
n in Malaysia Abu Bakar adalah bahwa komunikasi
organizations: organisasi Malaysia terdiri dari organisasi berada
Incorporating arus informasi, iklim pada cakupan yang
cultural values komunikasi, karakteristik luas, sedangkan
in pesan, dan struktur komunikasi dalam penelitian ini
communicatio hanya akan berfokus
n scale kepada arus
komunikasi yang ada
di dalam Bidang
Penerangan dan
penyuluhan Hukum.

2.2 Landasan Konseptual


2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi
Wiryanto dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi (2004:54) menjelaskan
bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.
Bila organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin
kompleks pula proses komunikasinya. Organisasi kecil, yang anggotanya hanya
tiga orang, proses komunikasi yang berlangsung relatif sederhana. Tetapi
organisasi yang anggotanya seribu orang menjadikan komunikasinya sangat
kompleks.
Menurut Redding dan Sanborn dalam buku Komunikasi Organisasi dalam
Perspektif Teori dan Praktek (2008:5) mengenai komunikasi organisasi yaitu:
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan
informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam
bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia,
hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau
komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau
komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal
atau komunikasi dari orang orang yang sama level/tingkatnya
dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dengan berbicara,
mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.

Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss dalam buku Komunikasi Organisasi
dalam Perspektif Teori dan Praktek (2008:5) mengatakan:
Beberapa ciri utama komunikasi organisasional adalah faktor
faktor struktural dalam organisasi yang mengharuskan para
anggotanya bertindak sesuai dengan peranan yang diharapkan.
Misalnya, seorang professor diharapkan berperilaku tertentu dalam
ruang kuliah. Pada acara sosial, dia mungkin sangat berbeda karena
aturan tersebut tidak diterapkan dalam keadaan khusus ini.
13

Pada dasarnya komunikasi dalam organisasi merupakan suatu proses


pengiriman dan penerimaan pesan seperti kegiatan komunikasi pada umumnya.
Namun, perbedaannya adalah komunikasi organisasi merupakan proses
pengiriman serta penerimaan pesan yang dilakukan di dalam suatu organisasi.
Sehingga proses komunikasinya dapat berlangsung secara kompleks, bergantung
kepada besar kecilnya organisasi tersebut. Komunikasi organisasi dapat dapat
digolongkan menjadi komunikasi formal dan komunikasi informal. Dasar
penggolongan ini adalah gaya, tatakrama, dan pola aliran informasi di dalam
perusahaan.
Miftah Thoha dalam buku Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan
Praktek (2008:14) mendefinisikan:
Komunikasi organisasi formal merupakan proses komunikasi yang
mengikuti jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan
atau struktur organisasi. Adapun komunikasi organisasi informal
adalah proses komunikasi dimana arus informasinya sesuai dengan
kepentingan dan kehendak masing masing pribadi yang ada
dalam organisasi tersebut. Proses hubungan komunikasi informal
tidak mengikuti jalur struktural, sehingga bisa saja terjadi
seseorang yang mempunyai struktur formal berada di bawah,
berkomunikasi dengan seseorang ditingkat pimpinan.

Dapat diketahui bahwa kegiatan komunikasi di dalam organisasi


mempunyai dua sifat. Komunikasi dalam organisasi dapat bersifat formal serta
dapat pula bersifat informal. Kegiatan komunikasi yang bersifat formal
merupakan kegiatan komunikasi yang berorientasi kepada kepentingan
organisasi. Sedangkan komunikasi informal orientasinya lebih kepada individu
dari anggota organisasi tersebut. Komunikasi formal dan komunikasi informal
dibedakan berdasarkan orientasi daripada kegiatan komunikasi yang dilakukan
itu sendiri.
Komunikasi antar karyawan di dalam suatu organisasi mempunyai
dampak yang cukup besar bagi seluruh karyawan dan organisasi itu sendiri,
karena dapat membantu terjadinya perubahan, mempengaruhi tindakan dan
membantu pencapaian kesepakatan bagi semua pihak. Komunikasi ini menjadi
penting artinya karena komunikasi memadukan fungsi fungsi manajemen.
Dengan adanya komunikasi, diharapkan agar tujuan organisasi dapat dipahami
oleh seluruh karyawan, rencana untuk mencapai tujuan tersebut dapat tersusun
dan berjalan dengan baik, Sumber Daya Manusia (SDM) dan sumber daya
14

lainnya dapat terorganisir dengan efektif dan efisien, dalam hal ini dapat
memotivasi para karyawan untuk bekerja secara produktif.
2.2.1.1 Arus Komunikasi dalam Organisasi
Abdullah (2008:64-71) menjelaskan terdapat beberapa arus
komunikasi dalam organisasi, yakni:
1. Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa
informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada
mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita berangapan
bahwa informasi bergerak dari manajemen kepada para pegawai,
namun dalam organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok
manajemen. Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan
dari atasan kepada bawahan, diantaranya : (1) informasi mengenai
bagaimana melakukan pekerjaan, (2) informasi mengenai dasar
pemikiran untuk melakukan pekerjaan, (3) informasi mengenai
kebijakan dan praktik praktik organisasi, (4) informasi mengenai
kinerja pegawai, dan (5) informasi untuk mengembangkan rasa
memiliki tugas (sense of mission). Sedangkan untuk pemilihan
metode dan media dalam proses komunikasi ke bawah dapat
melalui: (1) tulisan saja, (2) lisan saja, (3) tulisan diikuti lisan, dan
(4) lisan diikuti tulisan.
Komunikasi ke bawah merupakan arus komunikasi dalam
organisasi dimana arah aliran informasi mengalir dari atasan kepada
bawahan. Komunikasi ke bawah yang berlangsung dari atasan kepada
bawahan merupakan arus komunikasi yang perlu untuk dilakukan
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hal tersebut dikarenakan
terdapat cukup banyak hal penting yang harus disampaikan oleh atasan
kepada bawahan dalam arus komunikasi ke bawah. Sehingga untuk
karyawan atau bawahan dapat memahami apa yang dimaksudkan oleh
atasannya, atasan harus mampu mengkomunikasikan dan
menyampaikan hal tersebut di atas dengan baik dan terbuka. Dimana
hal tersebut bertujuan agar pesan dapat dikirim oleh atasan dan
diterima oleh bawahan dengan tepat.
2. Komunikasi ke Atas
15

Abdullah (2008:67-68) Komunikasi ke atas dalam sebuah


organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih
rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Jenis
komunikasi ini biasanya mencakup : (1) kegiatan yang berkaitan
dengan pekerjaan. Artinya, apa yang sedang terjadi di pekerjakan,
seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan
masalah lain yang serupa; (2) masalah yang berkaitan dengan
pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab; (3) berbagai
gagasan untuk perubahan dan saran saran perbaikan; dan (4)
perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi,
pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah lain yang
serupa. Komunikasi ke atas menjadi sangat penting untuk
mempertahankan dan bagi pertumbuhan organisasi. Dikatakan
penting karena beberapa alasan, diantaranya :
a. Aliran inromasi ke atas memberi informasi berharga untuk
pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi
dan mengawasi kegiatan orang orang lainnya;
b. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan
bawahan mereka siap menerima informasi dari mereka dan
seberapa baik bawahan menerima apa yang dikatakan oleh mereka;
c. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan
dan keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa
yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi
operasi sebenarnya;
d. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas
kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai
untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta
saran saran mengenai operasi organisasi;
e. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan
apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran
informasi ke bawah;
f. Komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan
pekerjaan dan dengan organisasi tersebut.
Sharma (dalam Pace dan Faules, 2010:191) mengemukakan empat
alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit:
16

1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran


mereka. Penelitian menunjukkan bahwa pegawai merasa bahwa
mereka akan mendapat kesulitan bila mereka berbicara kepada
penyelia mereka dan cara terbaik untuk naik oangkat dalam
organisasi tersebut adalah sepakat dengan penyelia mereka;
2. Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak tertarik kepada masalah
pegawai. Pegawai sering kali melaporkan bahwa manajer mereka
tidak memperhatikan masalah mereka. Manajer mungkin tidak
memberi tanggapan terhadap masalah pegawai dan mungkin
menahan beberapa komunikasi ke atas karena hal itu mungkin
membuat mereka terlihat buruk dalam pandangan atasan mereka;
3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan
pegawai. seringkali penyelia dan manajer tidak berhasil memberi
penghargaan yang nyata atau terselubung untuk mempertahankan
agar saluran komunikasi ke atas tetap terbuka;
4. Perasaan bahwa penyelia dan manajer tidak dapat dihubungi dan
tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai. Bisa terjadi
penyelia terlalu sibuk untuk mendengarkan atau bawahan tidak dapat
menemukan mereka. Bila penyelia ada di tempatnya, ia tidak
tanggap pada apa yang dikatakan bawahan tersebut.

Komunikasi ke atas merupakan arus komunikasi yang


berlangsung dari bawahan kepada atasan. Dalam kegiatan komunikasi
arus ke atas ini juga terdapat beberapa jenis kegiatan yang dilakukan
dan informasi yang disampaikan dari bawahan kepada atasannya.
Dalam kegiatan yang dilakukan dan dalam penyampaian informasi dari
bawahan kepada atasan tidak luput dari adanya hambatan hambatan
di dalamnya. Dimana hambatan hambatan tersebut dapat membuat
kegiatan komunikasi arus ke atas terlihat sulit untuk dilakukan.
Hambatannya pun beragam, maka bawahan sebisa mungkin harus
dapat mengatasi dan melewati hambatan hambatan yang ada agar
proses komunikasi arus ke atas dapat berlangsung dengan baik dan
terbuka. Dapat dikatakan bahwa komunikasi arus ke atas merupakan
kegiatan yang penting untuk dilakukan. Karena terdapat beberapa hal
yang menjadikan komunikasi arus ke atas itu penting. Mengingat
17

betapa pentingnya arus komunikasi ke atas, alangkah baiknya apabila


suatu organisasi atau perusahaan mampu mewujudkan kegiatan
komunikasi arus ke atas agar atasan menjadi tahu tentang apa yang
diinginkan dan dibutuhkan oleh para bawahannya dan atasan juga
dapat mengapresiasi apa yang telah dilakukan dan dicapai oleh
bawahannya. Sehingga bawahan dapat semakin termotivasi dan juga
dapat meningkatkan kinerja mereka di organisasi atau perusahaan
tempat mereka bekerja.
Planty dan Machaver (dalam Pace dan Faules, 2010:193)
mengemukakan tujuh prinsip sebagai pedoman program komunikasi ke
atas, yaitu:
1. Program komunikasi ke atas yang efektif harus direncanakan.
Meskipun kerahasiaan dan keterusterangan memperkokoh semua
program komunikasi efektif, penyelia dan manajer harus
merangsang, mendorong dan mencari jalan untuk mengembangkan
komunikasi ke atas;
2. Program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung secara
berkesinambungan. Bawahan harus memberi dan meminta informasi
dari tingkat yang lebih tinggi terlepas dari bagaimana segala sesuatu
berjalan. Penyelia dan manajer harus mau menerima informasi
kepada bawahan dan memberi tanggapan atas apa yang mereka
terima, terlepas dari apakah organisasi berfungsi lancar atau sedang
mendapat gangguan;
3. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan saluran
rutin. Tanpa menghilangkan kesempatan bagi setiap pegawai untuk
melakukan kontak dengan dan didengar oleh manajer di setiap
tingkat, informasi harus mengalir ke atas melalui organisasi
mengikuti tahap tahap yang biasa dan rutin. Masalah dan
permohonan informasi harus berjalan ke atas melalui organisasi
sampai menemui orang yang dapat melakukan tindakan; bila orang
tersebut dapat memberi informasi atau menyelesaikan masalah,
aliran komunikasi ke atas tidak perlu berjalan lebih jauh lagi
daripada orang tersebut;
4. Program komunikasi ke atas yang efektif menitikberatkan kepekaan
dan penerimaan dalam pemasukan gagasan dari tingkat yang lebih
18

rendah. Perbedaan dalam interpretasi dan persepsi atau peristiwa


harus diperhitungkan. Jabatan seseorang dalam organisasi
mendorongnya untuk memandang segala sesuatu secara berbeda dan
memberi makna yang berlainan pula atas yang dilihatnya itu.
Perbedaan dalam nilai nilai dan prioritas menghasilkan perbedaan
dalam dugaan dan kesimpulan. Mendengarkan dengan tujuan untuk
memahami apa yang dimaksud oleh seseorang adalah dasar bagi
komunikasi ke atas yang efektif;
5. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup mendengarkan
secara obyektif. Penyelia dan manajer harus menyediakan waktu
untuk mendengarkan bawahan secara obyektif. Kebiasaan
mendengarkan dengan jengkel, menunjukkan bahwa komunikasi ke
atas sebenarnya tidak dikehendaki. Mendengarkan yang disampaikan
bawahan, memudahkan dan mengurangi ketegangan bawahan,
menunjukkan maksud menerima dan kesediaan untuk mendengarkan
pendapat yang bertentangan, kritik kritik dan cara pandang yang
berlainan;
6. Program komunikasi ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk
menanggapi masalah. Mendengarkan aktif dapat memancing
munculnya gagasan gagasan baru, tetapi kegagalan untuk
melakukan tindakan hanya menciptakan kemarahan dan merusak
ketulusan dalam komunikasi ke atas. Bila harus dilakukan perubahan
perubahan dalam kebijakan atau tindakan, sekadar mendengarkan
tanpa melakukan suatu penyesuaian dapat menghapuskan gagasan
komunikasi ke atas. Bila tidak ada tindakan yang dapat diambil,
bawahan harus diberi tahu dan diberi alasan mengapa perubahan
perubahan tidak dapat dilakukan;
7. Program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai
media dan metode untuk meningkatkan aliran informasi. Metode
komunikasi ke atas yang paling efektif adalah kontak tatap muka
setiap hari dan percakapan diantara penyelia dan bawahan.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam pelaksanaannya,


komunikasi arus ke atas memiliki beberapa prinsip yang dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan komunikasi arus ke atas
19

di suatu organisasi atau perusahaan. Beberapa prinsip tersebut


diantaranya adalah program komunikasi ke atas yang efektif harus
direncanakan, program komunikasi ke atas yang efektif berlangsung
secara berkesinambungan, program komunikasi ke atas yang efektif
menggunakan saluran rutin, program komunikasi ke atas yang efektif
menitikberatkan kepekaan dan penerimaan dalam pemasukan gagasan
dari tingkat yang lebih rendah, program komunikasi ke atas yang
efektif mencakup mendengarkan secara obyektif, program komunikasi
ke atas yang efektif mencakup tindakan untuk menanggapi masalah,
program komunikasi ke atas yang efektif menggunakan berbagai media
dan metode untuk meningkatkan aliran informasi.
3. Komunikasi Horizontal
Abdullah (2008:68) Komunikasi horizontal terdiri dari
penyampaian informasi di antara rekan rekan sejawat dalam unit
kerja yang sama. Unit kerja meliputi individu individu yang
ditempatkan pada tingkat otoritas yang sama dalam organisasi dan
mempunyai atasan yang sama. Adapun tujuan komunikasi
horizontal :
1) Untuk mengkoordinasikan penugasan kerja;
2) Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan;
3) Untuk memecahkan masalah;
4) Untuk memperoleh pemahaman bersama;
5) Untuk mendamaikan, berunding dan menengahi perbedaan;
6) Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona.
Komunikasi horisontal memegang peranan penting dalam
pembinaan hubungan di antara para pegawai dan mendorong
terciptanya unit kerja yang padu. Para pegawai yang tingkatnya
sama, yang sering berinteraksi, tampaknya lebih sedikit mengalami
kesulitan dalam memahami satu sama lainnya. Interaksi antar
sejawat menghasilkan dukungan emosional dan psikologis.
Hambatan hambatan pada komunikasi horisontal banyak
persamaannya dengan hambatan yang mempengaruhi komunikasi
ke atas dan komunikasi ke bawah. Ketiadaan kepercayaan di antara
rekan rekan kerja, perhatian yang tinggi pada mobilitas ke atas,
dan persaingan dalam sumber daya dapat mengganggu komunikasi
pegawai yang sama tingkatnya dalam organisasi dengan
sesamanya.
20

Dapat diketahui bahwa komunikasi horizontal merupakan proses


komunikasi yang terjadi antara rekan sejawat, rekan yang memiliki
otoritas yang sama antar satu dengan yang lainnya yang berlangsung di
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Komunikasi horizontal juga
tidak luput dari hambatan hambatan yang dapat mengganggu proses
berlangsungnya kegiatan komunikasi ini.
4. Komunikasi Lintas Saluran
Abdullah (2008:70) Dalam kebanyakan organisasi, muncul
keinginan pegawai untuk berbagi informasi melewati batas batas
fungsional dengan individu yang tidak menduduki posisi atasan
maupun bawahan mereka. Misalnya, bagian bagian seperti
teknik, penelitian, akunting, dan personalia mengumpulkan data,
laporan, rencana persiapan, kegiatan koordinasi, dan memberi
nasihat kepada manajer mengenai pekerjaan pegawai di semua
bagian organisasi. Mereka melintasi jalur fungsional dan
berkomunikasi dengan orang orang yang diawasi dan yang
mengawasi tetapi bukan atasan atau bawahan mereka. Mereka tidak
memiliki otoritas lini untuk mengarahkan orang orang yang
berkomunikasi dengan mereka dan terutama harus mempromosikan
gagasan gagasan mereka. Namun, mereka memiliki mobilitas
tinggi dalam organisasi, mereka dapat menjunjung bagian lain atau
meninggalkan kantor mereka hanya untuk terlibat dalam
komunikasi informal. Spesialis staf (staff specialists) biasanya
paling efektif dalam komunikasi lintas-saluran karena biasanya
tanggung jawab mereka muncul di beberapa rantai otoritas perintah
dan jaringan yang berhubungan dengan jabatan. Unit pelatihan dan
pengembangan, misalnya, berhubungan dengan produksi,
penjualan, relasi industri, pembelian, penelitian, dan teknik juga
dengan pelanggan, untuk pelatihan pelanggan. Spesialis staf sering
berhubungan dengan manajemen puncak, yang memungkinkan
mereka memperpendek rangkaian sistem otoritas.
5. Komunikasi informal, pribadi, atau selentingan
Abdullah (2008:71) Dalam istilah komunikasi, selentingan
digambarkan sebagai metode penyampaian laporan rahasia dari
21

orang ke orang yang tidak dapat diperoleh melalui saluran biasa.


Komunikasi informal cenderung mengandung laporan rahasia
tentang orang orang dan peristiwa yang tidak mengalir melalui
saluran perusahaan yang formal. Informasi yang diperoleh melalui
selentingan lebih memperhatikan apa yang dikatakan atau
didengar oleh seseorang daripada apa yang dikeluarkan oleh
pemegang kekuasaan. Paling tidak sumbernya terlihat rahasia
meskipun informasi itu sendiri bukan rahasia.

Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang


berpindah secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi
kepada orang lain yang otoritasnya lebih rendah (komunikasi ke
bawah), informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya
lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi (komunikasi
ke atas), informasi yang bergerak diantara orang orang dan jabatan
jabatan yang sama tingkat otoritasnya (komunikasi horisontal),
informasi yang bergerak diantara orang orang dan jabatan jabatan
yang tidak menjadi atasan ataupun bawahan satu dengan yang lainnya
dan mereka menempati bagian fungsional yang berbeda (komunikasi
lintas saluran), dan komunikasi informal, pribadi, atau selentingan.
Dalam kelima arus komunikasi di atas memiliki jenis kegiatan
komunikasi yang arusnya berbeda antar arus komunikasi satu dengan
arus komunikasi lainnya. Masing masing arus komunikasi memiliki
hambatan hambatan yang dapat mengganggu proses pelaksanaan
komunikasi dalam organisasi atau perusahaan.
2.2.1.2 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Stewart L. Tubs-Sylvia Moss dalam buku Komunikasi Organisasi
dalam Perspektif Teori dan Praktek (2008:77) mendefinisikan
komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi
ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi: Anggota
berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan
memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi
bersama.
Abdullah (2008:74-77) menjelaskan bahwa terdapat beberapa fungsi
komunikasi dalam organisasi diantaranya sebagai berikut:
1. Fungsi produksi dan pengaturan
22

Artinya, komunikasi yang terutama berhubungan dengan


penyelesaian pekerjaan dan membantu organisasi menacapai tujuan
produksi (produk, jasa jasa dsb) adalah berorientasi pengaturan dan
produksi. Contoh komunikasi produksi adalah informasi penjualan,
pesan pengawasan mutu, anggaran, dan pesan pesan kebijaksanaan
dan pengaturan yang menunjukkan kepada para anggota organisasi
mengenai bagaimana melaksanakan tugas tugas mereka. Fungsi
komunikasi ini meliputi pesan yang memungkinkan para manajer
dan para anggota organisasi untuk:
a. Menentukan sasaran dan tujuan;
b. Merumuskan bidang masalah;
c. Menilai prestasi;
d. Mengkoordinir tugas tugas yang secara fungsional saling
bergantung;
e. Menentukan standard hasil prestasi;
f. Mengomando, menunjukkan kepada pegawai apa yang harus
dilakukan, memberi perintah;
g. Memberikan instruksi, menunjukkan kepada pegawai bagaimana
melaksanakan suatu perintah, mengembangkan prosedur, dan
memahami kebijaksanaan;
h. Memimpin dan mempengaruhi.

Fungsi produksi dan pengaturan membantu para manajer dan para


anggota untuk melakukan beberapa kegiatan seperti yang telah
dijelaskan di atas. Kegiatan kegiatan tersebut di atas merupakan
kegiatan kegiatan yang biasa dilakukan dalam komunikasi di
organisasi atau perusahaan.
2. Fungsi pembaharuan
Fungsi ini menjadikan organisasi dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan perubahan yang terjadi dalam lingkungannya. Untuk itu
suatu organisasi membuat rencana rencana baru, aktivitas
aktivitas baru, program program baru, pengarahan yang baru,
proyek proyek yang baru, dan saran saran mengenai produksi
baru. Rencana rencana ini misalnya disampaikan pada waktu
pertemuan pertemuan pemecahan masalah, pembuatan rencana dan
pada waktu rapat rapat dengan anggota organisasi. Pesan yang
disampaikan itu termasuk kategori pesan pembaharuan.
23

Dengan adanya komunikasi sebagai fungsi pembaharuan, dapat


membantu para anggota dalam organisai untuk beradaptasi serta
menerima adanya perubahan perubahan yang terjadi dalam
lingkungan organisasi atau perusahaan tempat mereka bekerja.
Sehingga mereka dapat lebih siap untuk menghadapi peruabahan
perubahan tersebut. Karena telah diadakannya proses komunikasi
mengenai perubahan yang terjadi.
3. Fungsi pemasyarakatan atau pemeliharaan
Artinya, aktivitas aktivitas komunikasi yang menyangkut: harga
diri para anggota organisasi; imbalan dan motivasi pegawai; moral;
hubungan antar-pribadi mereka dalam organisasi. Agar pegawai
betah dalam suatu organisasi dan berprestasi memadai, mereka
hendaklah memperoleh pengalaman menyenangkan dalam organisasi
itu. Imbalan itu dapat berupa uang, prestise, status, pekerjaan
menarik, identifikasi dengan produk organisasi, dan faktor kepuasan
seperti terlibat dalam pengambilan keputusan. Komunikasi sosial
meliputi informasi yang menunjang hubungan seseorang dengan
lingkungan fisik dan manusia. Misalnya, informasi yang menyokong
pandangan anda tentang diri anda sendiri sebagai orang yang
kompeten dan berguna adalah bersifat menyatukan dan memperkuat
harga diri anda. Fungsi sosial dari komunikasi membantu
membangun harapan bersama dengan para anggota organisasi,
harapan mengenai satu sama lain, pekerjaan yang akan dilaksanakan,
bagaimana mengerjakan pekerjaan itu, dan kontek organisasional
dan lingkungan dimana organisasi itu berada. Upacara (rituals), dan
prosedur adalah cara cara para anggota organisai mengembangkan
harapan bersama yang menyatukan mereka bersama sebagai bagian
dari organisasi. Oleh karena fungsi sosial dari komunikasi itulah para
anggota organisasi mengenal dan bergaul satu sama lain sebagai
anggota organisasi itu. Hanya dengan komunikasi sosial atau
komunikasi pemeliharaan pegawai dapat terlibat secara pribadi
dalam sasaran suatu organisasi.

Fungsi pemasyarakatan atau pemeliharaan dalam kegiatan komunikasi


organisasi mampu mempersatukan pegawai yang yang satu dengan
24

pegawai lainnya. Bukan hanya itu, melalui fungsi pemasyarakatan atau


pemeliharaan dapat juga menunjang hubungan seseorang dengan
lingkungan fisik di sekitarnya. Sehingga dapat membuat para anggota
organisasi nyaman berada di dalam lingkup organisasi atau perusahaan.
4. Fungsi tugas
Artinya, aktivitas aktivitas komunikasi yang berkenaan dengan
pelaksanaan tugas tugas organisasi oleh anggota organisasi. Pesan
ini mencakup pemberian informasi kepada karyawan untuk
melakukan tugas mereka secara efisien, seperti aktivitas pemberian
latihan kepada karyawan, memberikan orientasi bagi karyawan baru,
penentuan tujuan dan aktivitas lainnya yang berkenaan dengan
produksi, pelayanan, pemasaran dan sebagainya. Atau dengan kata
lain fungsi tugas dapat dikatakan sebagai pesan yang berhubungan
dengan output sistem yang diinginkan oleh organisasi.

Dengan adanya komunikasi di dalam suatu organisasi atau perusahaan,


segala informasi yang berkenaan dengan bagaimana seharusnya
karyawan atau pegawai melakukan pekerjaan dan melaksanakan tugas
mereka secara efisien mampu disampaikan dengan baik kepada para
pegawai. Sehingga karyawan atau pegawai dalam fungsi ini mampu
membantu mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi atau
perusahaan tempat mereka bekerja.
5. Fungsi perintah
Artinya, komunikasi memperbolehkan anggota organisasi
membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu
perintah. Dua jenis komunikasi yang mendukung pelaksanaan
fungsi ini adalah pengarahan dan umpan balik, dan tujuannya adalah
berhasil mempengaruhi anggota lain dalam organisasi. Hasil fungsi
perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang saling
bergantung dalam organisasi tersebut.

Di dalam kegiatan komunikasi yang berlangsung pada suatu organisasi


atau perusahaan, terdapat pesan berisi perintah yang biasanya
dilakukan oleh atasan kepada bawahan atau antar sesama pegawai yang
sama tingkatannya. Kemudian dapat diketahui bahwa fungsi perintah
25

dapat menghasilkan koordinasi diantara sejumlah anggota dalam suatu


organisasi atau perusahaan.
6. Fungsi relasional
Artinya, komunikasi memperbolehkan anggota organisasi
menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif dan hubungan
personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam
pekerjaan mempengaruhi kinerja pekerjaan (job performance) dalam
berbagai cara, misalnya kepuasan kerja, aliran komunikasi ke bawah
maupun ke atas dalam hirarki organisasional, dan tingkat
pelaksanaan perintah. Pentingnya keterampilan dalam hubungan
antarpesona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda
merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dilakukan tidak anda
pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga
hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang
ditaati, dan sebagainya.

Fungsi relasional tidak kalah penting dari fungsi fungsi lain dalam
kegiatan komunikasi organisasi. Di dalam suatu organisasi atau
perusahaan, hubungan diantara anggota organisasi berperan untuk
meningkatkan kinerja pegawai. ketika hubungan yang terjalin antar
pegawai di dalam organisasi atau perusahaan terjalin dengan baik,
maka anggota dalam organisasi atau perusahaan pun dapat merasa
nyaman berada di dalam organisasi atau perusahaan tersebut, sehingga
dapat memotivasi mereka untuk bekerja lebih giat dan lebih baik lain.
Dengan demikian, kinerja para anggota organisasi atau perusahaan
menjadi lebih baik. Namun sebaliknya, apabila hubungan antar
anggota organisasi atau perusahaan tidak terjalin dengan baik dan
kondusif, dapat mengganggu berlangsungnya pekerjaan yang
dilakukan oleh anggota organisasi atau perusahaan.
7. Fungsi manajemen ambigu
Artinya, pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam
keadaan yang sangat ambigu. Misalnya, motivasi berganda muncul
karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan
organisasi demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas,
dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut mungkin
tidak jelas.
26

2.2.1.3 Masalah dalam Komunikasi Organisasi


Joseph A. Devito (2011:386) menjelaskan mengenai masalah
yang terjadi dalam komunikasi organisasi atau perusahaan, baik itu
komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah mampun komunikasi lateral.
Komunikasi ke atas itu sulit untuk dikendalikan. Salah satu
masalahnya adalah pesan yang mengalir ke atas sering kali merupakan
pesan yang perlu didengar oleh hirarki yang lebih tinggi lagi. Para
pekerja seringkali enggan mengirim pesan yang negatif karena merasa
khawatir mereka dianggap sebagai biang keladi. Sering kali, pesan
yang dikirim ke atas itu, terutama yang menyangkut ketidakpuasan
karyawan, tidak didengar atau ditanggapi oleh manajemen karena bisa
mengganggu produktivitas.
Apabila pesan itu diabaikan, maka para karyawan pun merasa
tidak perlu mengirim pesan ke atas. Oleh karena itu, ketidakpuasan pun
semakin memburuk dan menjadi masalah besar. Masalah lain
mengenai mengenai komunikasi ke atas adalah bahwa manajemen
telah menjejali arus pesan ke bawah, sehingga kehilangan kapasitas
untuk menerima pesan. Para manajer yang biasa terlalu banyak
menjadi sumber pesan mengakibatkan mereka menjadi pendengar yang
kurang baik. Para karyawan dengan mudah merasakan hal ini, dan
secara logis saja mereka menjadi enggan untuk meluangkan waktu
berkomunikasi ke atas.
Kemudian dalam komunikasi ke bawah, manajemen dan
karyawan sering kali berbicara dengan bahasa yang berbeda. Banyak
manajer yang tidak mengetahui bagaimana agar pesan mereka dapat
dipahami oleh karyawannya. Misalnya saja, kebanyakan manajer
memiliki pendidikan yang lebih tinggi dan banyak bahasa teknis
mengenai bisnis daripada para karyawannya. Selanjutnya masalah
yang biasa terjadi di dalam komunikasi lateral, salah satu masalah yang
ada pada komunikasi lateral adalah bahasa yang khusus dikembangkan
oleh divisi tertentu di dalam organisasi atau perusahaan. Bahasa
semacam itu seringkali sulit dipahami oleh penerima pesan.
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan di kehidupan sehari
hari pastilah akan dihadapkan dengan suatu masalah, termasuk juga
27

dalam kegiatan komunikasi yang berlangsung di dalam suatu


organisasi atau perusahaan. Dari penjelasan di atas dapat diketahui
bahwa terdapat masalah masalah yang biasa muncul dalam kegiatan
komunikasi di dalam organisasi atau perusahaan. Mulai dari
komunikasi ke atas, komunikasi ke bawah dan juga komunikasi lateral.
Masalah masalah tersebut dapat mengganggu keefektivan
komunikasi komunikasi yang berlangsung dalam organisasi atau
perusahaan. Terlebih apabila anggota anggota di dalam organisasi
atau perusahaan tersebut tidak mampu menghadapi dan mengatasinya.
2.2.1.4 Hambatan dalam Komunikasi Organisasi
Kendala atau hambatan lumrah ditemukan dan terjadi dimana saja,
terlebih dalam suasana organisasi yang melibatkan banyak anggota.
Ada enam macam hambatan komunikasi yang dijelaskan Wursanto
(dalam Abdullah, 2008:82-85) dan hambatan tersebut dapat dilihat di
bawah ini:
1) Hambatan Teknis
Kurangnya sarana dan prasarana dalam organisasi termasuk
termasuk dalam hambatan teknis. Selain itu, kondisi fisik yang
tidak memadai, dan penguasaan teknik dan metode komunikasi
yang kurang juga termasuk dalam hambatan teknis.
2) Hambatan Perilaku
Adanya perilaku negatif partisipan seperti sifat apriori, emosi,
otoriter, ketidak mauan untuk berubah, egosentris.
3) Hambatan Bahasa
Penggunaan tanpa menghiraukan kemampuan bawahan akan
menimbulkan salah pengertian. Maka kalimat sederhana, singkat
dan jelas, serta tata bahasa yang benar dan kemampuan
menyesuaikan diri dengan lawan bicara merupaka hal mutlak yang
harus disanggupi komunikator agar salah pengertian dapat
diminimalisir.
4) Hambatan Struktur
Hambatan struktur berasal dari perbedaan tingkat dalam struktur
organisasi yang menimbulkan perasaan sungkan ketika berhadapan
dengan pimpinan.
5) Hambatan Jarak
Jarak menjauhkan pengirim dan penerima pesan dan tentu saja
memakan waktu yang lebih lama. Sarana komunikasi yang
28

memadai sangat dibutuhkan untuk kecepatan dan ketepatan


penyampaian pesan yang terhalang oleh jarak ini.
6) Hambatan Latar Belakang
Perbedaan latar belakang tak jarang menimbulkan gap antara
anggota, atasan dengan bawahan. Latar belakang yang dimaksud
bisa merupakan latar belakang sosial dan latar belakang
pendidikan.
Melalui penjelasan Wursanto tersebut dapat disimpulkan bahwa
hambatan hambatan dalam komunikasi organisasi adalah hambatan
teknis, hambatan perilaku, hambatan bahasa, hambatan struktur,
hambatan jarak, dan hambatan latar belakang. Dalam proses
pengaplikasiannya, komunikasi organisasi mempunyai beberapa
hambatan dari aspek aspek tertentu. Hambatan hambatan tersebut
dapat menjadi penyebab terganggunya keberlangsungan proses
komunikasi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Hambatan dalam
komunikasi organisasi dapat mengakibatkan pesan yang disampaikan
oleh komunikator tidak sampai atau tidak diterima dengan baik oleh
komunikan.
Komunikasi dalam organisasi tidak selamanya berjalan dengan
mulus dan lancar seperti yang diharapkan. Seringkali dijumpai dalam
suatu organisasi terjadi salah pengertian antara satu anggota dengan
anggota lainnya atau antara atasan dengan bawahannya mengenai
pesan yang mereka sampaikan dalam berkomunikasi. Robbins dalam
buku Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek
(2008:80-82) meringkaskan beberapa hambatan komunikasi sebagai
berikut:
1. Penyaringan (filtering)
Hambatan ini merupakan komunikasi yang dimanipulasikan oleh si
pengirim sehingga nampak lebih bersifat menyenangkan si
penerima. Banyak manajer melaporkan keadaan yang tidak
sebenarnya atau menutup nutupi kebenaran hanya karena ingin
atasannya menjadi senang. Komunikasi semacam ini dapat
berakibat buruk bagi organisasi. Karena jika informasinya
dijadikan dasar pengambilan keputusan, maka keputusan yang
kelak akan dihasilkan berkualitas rendah dan salah.
2. Persepsi selektif
29

Hambatan ini merupakan keadaan dimana penerima pesan di dalam


proses komunikasi melihat dan mendengar atas dasar keperluan,
motivasi, latar belakang pengalaman, dan ciri ciri pribadi lainnya.
Jadi, boleh jadi tidak sama dengan apa yang dilihat dan didengar
oleh orang lain. Contohnya: seorang wanita yang keluar dari
gedung bioskop dengan mata merah karena menangis, mungkin
diinterpretasikan oleh seseorang karena menonton film yang sedih,
sementara orang yang lain menafsirkan telah terjadi percecokan
antara wanita itu dengan pasangannya. Jadi, dalam hal cara
menafsirkan pesan pesan tadi, maka pengalaman, pendidikan,
pengetahuan, dan budaya akan ikut menentukan. Oleh karenanya
persepsi yang demikian ini dapat menjadi penghambat bagi
komunikasi yang efektif.

3. Perasaan
Hambatan ini merupakan bagaimana perasaan penerima pada saat
dia menerima pesan komunikasi akan mempengaruhi cara dia
menginterpretasikan pesan. Pesan yang sama yang diteriman oleh
seseorang di saat sedang marah akan berbeda penafsirannya jika ia
menerima pesan itu dalam keadaan normal.
4. Bahasa
Kata kata memiliki makna yang berbeda antara seseorang dengan
orang lain. Kadang kadang, arti dari sebuah kata tidak berada
pada kata itu sendiri tetapi pada kita. Umur, pendidikan,
lingkungan kerja dan budaya adalah hal hal yang secara nyata
dapat mempengaruhi bahasa yang dipakai oleh seseorang, atau
definisi yang dilekatkan pada suatu kata. Contohnya, istilah by-
pass oleh pengendara mobil dihubungkan dengan jalan yang
ditempuh, sementara di kalangan kedokteran berhubungan dengan
suatu operasi jantung misalnya, dan di dalam menisme atau
prosedur manajemen diartikan sebagai adanya pejabat yang
dilewati atau dikesampingkan.
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam setiap proses
komunikasi yang berlangsung dimanapun termasuk di dalam suatu
organisasi atau perusahaan tidaklah luput dari hambatan hambatan
yang dapat menjadi gangguan atau noise bagi keberlangsungan proses
30

komunikasi. Hambatan hambatan tersebut digolongkan ke dalam


beberapa kategori yakni penyaringan (filtering), persepsi selektif,
perasaan dan bahasa.
2.2.1.5 Pendekatan Komunikasi Organisasi
Khomsahrial Romli (2011:20-26) menjelaskan bahwa untuk melihat

komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga

pendekatan yaitu pendekatan makro, mikro dan individual. Masing

masing dari pendekatan ini akan dijelaskan berikut ini:

1. Pendekatan Makro
Dalam pendekatan makro organisasi dipandang sebagai suatu
struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam
berinteraksi ini organisasi melakukan aktivitas tertentu seperti
memproses informasi dari lingkungan, mengadakan identifikasi,
melakukan integrasi dan menentukan tujuan organisasi.
a. Memproses informasi dari lingkungan
Agar organisasi tetap hidup perlu memproses informasi dari
lingkungannya. Memproses informasi dalam hal ini maksudnya
adalah menyesuaikan apa yang terjadi pada lingkungan dengan jalan
mentransfer informasi yang relevan dengan keadaan dalam
organisasi, kemudian merumuskan suatu respons yang tepat terhadap
input informasi tersebut. Informasi ini kemudian digunakan untuk
melakukan identifikasi dan penentuan tujuan organisasi.
b. Identifikasi
Suatu organisasi menggunakan informasi yang telah diproses dari
lingkungan untuk mencapai beberapa macam negoisasi, persetujuan
dengan relasi relasi yang potensial dari langganannya. Proses
penyesuaian diri dinamakan dengan identifikasi. Misalnya suatu
organisasi transportasi berdasarkan informasi dari lingkungan
mengetahui bahwa langganannya menyenangi transportasi yang
cepat, selamat, dapat dipercaya dan menyenangkan pelayanannya.
Berdasarkan informasi ini organisasi berusaha untuk mengkoordinasi
segala kegiatan supaya dapat memenuhi keinginan dari para
langganannya. Untuk memberi tahu langganan bahwa organisasi
telah meningkatkan pelayanannya, organisasi membuat iklan tentang
31

itu atau melakukan suatu pelayanan percobaan gratis. Dalam hal ini
peranan komunikasi memegang peranan penting. Tanpa
dikomunikasikan kepada langganan, langganan tentu tidak
mengetahui bahwa organisasi telah meningkatkan pelayanannya.
c. Integrasi dengan organisasi lain
Tidak ada organisasi bergerak dalam keadaan terisolasi. Setiap
organisasi dipengaruhi oleh aktivitas organisasi lain dalam
lingkungannya. Organisasi mesti memonitor aktivitas ini,
menentukan apa pengaruh aktivitas aktivitas itu kepadanya. Jika
saingan organisasinya menghasilkan dengan cara yang sama tetapi
dengan kualitas yang lebih baik. Kadang kadang organisasi
menggunakan prosedur pengawasan yang kompleks untuk
memonitor satu sama lain, yang mencakup penggunaan peralatan
elektronik yang sensitif dan membayar seorang mata mata dalam
industri. Tentu saja kebanyakan cara ini tidak menurut hukum dan itu
hanya dilakukan dalam keadaan yang ekstrem. Sebaliknya, beberapa
organisasi hanya menggunakan teknik komunikasi yang lebih
sederhana seperti membaca brosur, pamflet, majalah perdagangan
dan berbicara dengan ahli dalam bidangnya untuk mengawasi
saingannya. Kadang kadang interaksi dengan saingan terlalu
bersifat institusional seperti dalam organisasi perdagangan.
Kelompok kelompok ini mempunyai anggota yang bersifat terbuka
hanya kepada orang orang dalam bidangnya. Mereka melakukan
konvensi dan rapat dan menggunakan materi yang memberikan
informasi yang relevan bagi kepentingan golongannya.
d. Penentuan tujuan
Dari semua kegiatan organisasi secara makro yang memerlukan
komunikasi yang sangat penting adalah menentukan tujuan
organisasi. Organisasi seharusnya tidaklah menentukan tujuannya
sebelum memperoleh informasi mengenai lingkungan
memprosesnya, melakukan identifikasi dengan langganan yang
potensial dan melakukan integrasi yang cukup dengan organisasi lain
untuk memperjelas tujuannya. Informasi yang berasal dari semua
interaksi ini kemudia dapat digunakan untuk menentukan tujuan
organisasi
32

2. Pendekatan Mikro
Pendekatan ini terutama memfokuskan kepada komunikasi dalam
unit dan sub unit pada suatu organisasi. Komunikasi yang diperlukan
pada tingkat ini adalah komunikasi antara anggota kelompok,
komunikasi untuk pemberian orientasi dan latihan, komunikasi untuk
melibatkan anggota kelompok dalam tugas kelompok, komunikasi
untuk menjaga iklim organisasi, komunikasi dalam mensupervisi dan
pengarahan pekerjaan dan komunikasi untuk mengetahui rasa
kepuasan kerja dalam organisasi.
a. Orientasi dan latihan
Kadang kadang organisasi perlu memberikan orientasi dalam
latihan untuk melatih orang orang dalam suatu organisasi agar
dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu. Untuk melakukan
aktivitas latihan ini memerlukan komunikasi. Misalnya untuk
menjelaskan bagaimana suatu pekerjaan seharusnya dilakukan
disampaikan dengan berkomunikasi. Komunikasi yang digunakan
mungkin lisan, mungkin melalui buku buku petunjuk atau manual.
Yang jelas semuanya menggunakan komunikasi.
b. Keterlibatan anggota
Dalam organisasi sangat diperlukan keterlibatan anggota dalam
unitnya masing masing untuk menjaga kelancaran tugas organisasi.
Sebab bila suatu unit kerja organisasi macet akan mempengaruhi
kepada keseluruhan tugas tugas organisasi. Untuk mengajak atau
mendorong anggota unit organisasi mau bekerja adalah dengan
menggunakan komunikasi dan itu adalah merupakan tugas dari
pimpinan unit masing masing. Kadang kadang pemimpin perlu
menyuruh anggota dengan lemah lembut dan secara halus dan
kadang kadang juga diperlukan cara yang agak keras tergantung
kepada tipe pribadi anggotanya. Setiap orang mempunyai
karakteristik tertentu dan dalam hal ini perlu diperhatikan agar
berhasil dalam melibatkan mereka dalam pekerjaan kelompoknya.
c. Penentuan iklim organisasi
Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam macam faktor
diantaranya tingkah laku pimpinan, tingkah laku teman sekerja dan
tingkah laku dari organisasi. Tetapi pada umumnya iklim organisasi
ditentukan oleh tingkah laku komunikasi dari pimpinan kepada
33

kelompoknya. Misalnya pimpinan yang tidak mau bicara dengan


bawahannya dan tidak pula ambil pusing dengan apa yang dilakukan
mereka mungkin akan menjadikan bawahannya malas bekerja dan
tidak produktif.
d. Supervisi dan pengarahan
Tugas tugas dalam organisasi perlu diawasi dikontrol serta
diarahkan sesuai dengan kriteria yang telah dintentukan. Tugas ini
dilakukan oleh beberapa orang pimpinan organisasi terhadap orang
orang di bawah hierarki. Supervisor bertanggung jawab terhadap
orang orang yang dibawahnya dan membantu orang tersebut agar
dapat melakukan pekerjaannya sebaik mungkin. Semua kegiatan
supervisi dilakukan dengan menggunakan komunikasi.
e. Kepuasan kerja
Bila orang tidak merasa senang dengan situasi kerjanya biasanya
mereka mengatakan bahwa tidak puas dengan pekerjaannya. Ada dua
hal yang mungkin menyebabkan orang tidak puas dengan
pekerjaannya ini. Hal yang pertama, apabila orang tersebut tidak
mendapatkan informasi yang dibutuhkannya untuk melakukan
pekerjaannya. Yang kedua, apabila hubungan sesama teman sekerja
kurang baik. Atau dengan kata kata lain ketidakpuasan kerja ini
berhubungan dengan masalah komunikasi. Tidak ada pula bukti
bukti yang menyatakan bahwa organisasi yang baik komunikasinya
akan menjamin kepuasan kerja anggotanya, karena kepuasan kerja
ini banyak ditentukan oleh faktor faktor lain, tidak hanya oleh
faktor komunikasi. tetapi sungguhpun demikian untuk mengatasi
rasa ketidakpuasan kerja dapat dilakukan dengan memberikan
informasi yang cukup kepada karyawan sehingga mereka dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik dan merasa puas dengan hasil
yang dilakukannya. Hubungan komunikasi sesama teman yang
kurang baik mungkin dapat diatasi dengan jalan mengadakan
kesempatan bersilaturahmi secara rutin diantara sesama anggota
organisasi sehingga satu sama lain dapat saling kenal dengan baik
dan senang bergaul sesamanya.
3. Pendekatan Individual
Pendekatan individual berusaha kepada tingkah laku komunikasi
individual dalam organisasi. Semua tugas tugas yang telah
34

diuraikan pada kedua pendekatan yang terdahulu akhirnya


diselesaikan oleh komunikasi individual satu sama lainnya.
Komunikasi individual ini ada beberapa bentuknya diantaranya
berbicara dalam kelompok kerja, mengunjungi dan berinteraksi
dalam rapat, menulis dan mengonsep surat, memperdebatkan suatu
usulan dan sebagainya.
a. Berbicara pada kelompok kerja
Kelompok kerja adalah pusat efektifnya kerja organisasi. Oleh
karena itu seseorang harus mempunyai keterampilan berkomunikasi
dengan orang lain untuk mendapatkan dan memberikan informasi
yang diperlukan dengan melakukan tugas kelompok. Berbicara
terhadap kelompok kerja ini dapat dilakukan oleh seorang anggota
kelompok, seorang supervisor atau anggota kelompok lainnya.
b. Menghadiri dan berinteraksi dalam rapat rapat
Rapat adalah satu cara kehidupan organisasi yang umum. Oleh
karena itu seorang anggota organisasi harus terampil dalam interaksi
rapat rapat yang mencakup keterampilan memberikan informasi
bila diperlukan atau untuk membujuk anggota lain untuk menerima
usulan dan mengarahkan rapat bila diperlukan.
c. Menulis
Orgaisasi banyak memerlukan materi cetak dan tertulis. Materi ini
diantaranya didistribusikan dalam organisasi untuk luar organisasi
yang khusus bertugas untuk itu yang biasa kita sebut sebagai tata
usaha. Pegawai inilah yang terutama sekali dituntut mempunyai
keterampilan dalam menulis dan mengetik. Di samping itu juga
diperlukan keterampilan mengonsep surat untuk kepentingan
organisasi. Mengonsep surat menghendaki keterampilan
berkomunikasi tertentu.
d. Berdebat untuk suatu usulan
Di dalam organisasi keputusan penting dibuat dalam rapat rapat
kecil dimana orang saling berdebat satu sama lain sebelum memilih
satu tindakan tertentu. Orang dalam organisasi harus membuat suatu
usulan atau program baru mengenai aktivitas yang akan
dilakukan.agar usulan ini berhasil atau dapat diterima orang perlu
keterampilan berkomunikasi untuk meyakinkan dan membujuk
orang lain untuk menerima usulan atau programnya.
35

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa untuk melihat komunikasi


yang terjadi dalam suatu organisasi atau perusahaan bisa menggunakan
beberapa pendekatan. Pendekatan pendekatan tersebut dibedakan
menjadi tiga jenis pendekatan, yaitu pendekatan makro, pendekatan
mikro dan pendekatan individual. Dalam suatu organisasi atau
perusahaan, kegiatan komunikasi yang dilakukan beragam. Dan
kegiatan komunikasi yang beragam tersebut dapat dikelompokkan ke
dalam pendekatan pendekatan komunikasi organisasi yang telah
disebutkan sebelumnya.
2.2.2 Pengertian Kerjasama
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat dipisahkan dari
komunitasnya dan setiap orang di dunia ini tidak ada yang dapat berdiri sendiri
dalam melakukan segala aktivitas untuk memenuhi kebutuhannya, tanpa adanya
bantuan dari orang lain. Secara alamiah manusia melakukan interaksi dengan
lingkungannya, baik sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya.
Kerjasama pada intinya menunjukkan adanya kesepakatan diantara dua oang
atau lebih yang saling menguntungkan. Kerjasama biasa dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk melakukan suatu aktivitas bersama, dimana aktivitas yang
dilakukan secara bersama sama tersebut adalah bertujuan untuk mencapai
suatu tujuan yang dimiliki oleh suatu organisasi. Menurut Thomson dan Perry
dalam Keban (2011:28), kerjasama memiliki derajat yang berbeda, mulai dari
koordinasi dan kooperasi (cooperation) sampai pada derajat yang lebih tinggi
yaitu collaboration. Perbedaannya terletak pada kedalaman interaksi yang
dilakukan, integrasi, komitmen dan kompleksitas dimana cooperation terletak
pada tingkatan yang paling rendah. Sedangkan collaboration pada tingkatan
yang paling tinggi.
Kerjasama dapat dijadikan suatu alat bagi para pegawai, dapat mendorong
para pegawai agar dapat bekerja lebih produktif, efektif dan efisien. Kemudian
di dalam kerjasama yang terjalin antar satu pegawai dengan pegawai lainnya,
terdapat komunikasi yang berlangsung di dalamnya. Kerjasama yang ada di
dalam sebuah organisasi dapat terbentuk karena didukung oleh adanya
pertukaran informasi atau pesan yang disampaikan oleh satu pegawai kepada
pegawai lainnya. Pertukaran informasi tersebut dapat menambah kedekatan atau
relasi yang baik antar sesama pegawai. Sehingga situasi yang kondusif pun dapat
muncul untuk mendukung keberlangsungan arus komunikasi organisasi. Selain
36

itu, dengan adanya komunikasi yang baik di dalam suatu organisasi, arus
komunikasi yang mengalir dari atasan kepada bawahan, bawahan kepada atasan,
antar rekan sejawat yang berada pada tingkat otoritas yang sama, maupun
komunikasi yang mengalir antar unit/bidang satu dengan unit/bidang lainnya
dapat menciptakan kerjasama antar atasan dengan bawahan dan sebaliknya,
antar rekan sejawat, maupun antar unit/bidang satu dengan unit/bidang lainnya.

2.3 Kerangka Pemikiran

Komunikasi Organisasi

Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan


Agung Republik Indonesia

Fungsi Pendekatan
Arus Komunikasi Organisasi Komunikasi
Komunikasi
Organisasi Organisasi

Masalah dalam Hambatan dalam


Komunikasi Komunikasi
Organisasi Organisasi

Kerjasama Antar
Pegawai

Gambar 2.1
Alur Kerangka Pemikiran
Sumber: Pemikiran Peneliti
Melalui kerangka pemikiran yang telah ditunjukkan sebelumnya, kegiatan
penelitian kali ini dimulai dengan mengetahui komunikasi organisasi yang
berlangsung di dalam Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan
Agung Republik Indonesia. Kemudian kegiatan penelitian kali ini akan masuk
37

kepada pengertian dari komunikasi organisasi. Arus komunikasi organisasi dari


Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik
Indonesia juga perlu diteliti untuk dapat mengetahui apa saja arus komunikasi
organisasi yang berlangsung dan bagaimana proses berlangsungnya arus
komunikasi organisasi yang ada di dalam Bidang Penerangan dan Penyuluhan
Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia.
Setelah diketahui segala sesuatunya mengenai pengertian komunikasi
organisasi, arus komunikasi organisasi yang terdapat di Bidang Penerangan dan
Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan proses
berlangsungnya arus komunikasi organisasi tersebut, kegiatan penelitian kali ini
akan mulai meneliti mengenai fungsi komunikasi organisasi Bidang Penerangan
dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia, pesan yang
disampaikan dalam komunikasi organisasi Bidang Penerangan dan Penyuluhan
Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia, tujuan dari komunikasi organisasi
Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik
Indonesia, faktor pendukung komunikasi organisasi Bidang Penerangan dan
Penyuluhan Hukum Kejaksaan Agung Republik Indonesia, faktor penghambat
komunikasi organisasi Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan
Agung Republik Indonesia, serta masalah masalah yang timbul dalam
komunikasi organisasi Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan
Agung Republik Indonesia. kegiatan penelitian ini menggunakan Teori
Informasi Organisasi.
Dimana Teori Informasi Organisasi memiliki kedudukan penting dalam
ilmu komunikasi karena menggunakan komunikasi sebagai dasar atau basis
bagaimana mengatur atau megorganisasi manusia dan memberikan pemikiran
rasional dalam memahami bagaimana manusia berorganisasi. Selain itu, menurut
teori ini Suatu organisasi harus memiliki suatu prosedur untuk mengelola seluruh
informasi yang ingin diterima atau dikirimkan untuk mencapai tujuannya.
Organisasi adalah sistem karena terdiri atas orang orang atau kelompok yang
saling berhubungan. Mereka saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan mereka. Fokus dari teori informasi organisasi adalah komunikasi
informasi, hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu
organisasi. Sehingga pada akhirnya kegiatan penelitian ini ingin melihat dan
mengetahui bagaimana kegiatan komunikasi organisasi dalam pembentukkan
38

kerjasama antar pegawai Bidang Penerangan dan Penyuluhan Hukum Kejaksaan


Agung Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai