Anda di halaman 1dari 87

SISTEM SARAF,

PENGINDERAAN, DAN
MUSCULOSKELETON
VIOLA ANANDA
1706978433
IBD B-29
SISTEM
SARAF
1
NEURON

STRUKTUR
Badan Sel (Perikarion) Akson
Fungsi: mengendalikan Fungsi: menghantar impuls

physiology 13th edition (pp. 403). New Jersey: Wiley.


Tortora, G.J dan Derrickson, B. (2013). Principle of anatomy &
metabolisme neuron. menjauhi badan sel ke
Komponen: nukleus, badan neuron yang lain.
Nissl, neurofibril. Ukuran: 1 mm 1 m atau
lebih.
Dendrit
Fungsi: menghantarkan
impuls ke sel tubuh.
Komponen: spina dendrit,
neurofibril, dan badan Nissl
Tortora, G.J dan Derrickson,
B. (2013). Principle of
anatomy & physiology 13th
edition (pp. 404). New Jersey:
Wiley.

Berdasarkan Struktur
KLASIFIKASI
Neuron Multipolar: 1 akson dan 2 atau lebih
Berdasarkan Fungsinya dendrit, terdapat di SSP dan medulla spinalis
Neuron sensorik: impuls dari reseptor Neuron Bipolar: 1 akson dan satu 1 dendrit,
SSP terdapat pada organ indera
Neuron motorik: impuls dari SSP Neuron Unipolar: memiliki prosesus
efektor tunggal, terdapat pada embrio dan
Interneuron: neuron yang berhubungan fotoreseptor mata
NEUROGLIA
Astrosit Oligodendrosit

Blood-barrier, Membentuk
menyokong neuron selubung myelin

physiology 13th edition (pp. 407). New Jersey: Wiley.


Tortora, G.J dan Derrickson, B. (2013). Principle of anatomy &
secara struktural, pada neuron SSP
membantu transfer
nutrisi ke neuron

Mikroglia Sel Ependim

Berperan dalam Sel bersilia untuk


imunitas (bersifat mengatur
fagosit), pergerakan cairan
mensekresikan serebrospinal
nervegrowthfactor
2
Potensial Berjenjang (Graded Potential)

Merupakan perubahan lokal potensial membran yang


terjadi dalam berbagai derajat atau tingkat kekuatan.
Contohnya potensial pasca sinaps, potensial reseptor,

Sumber :Guyton. Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology.


potensial end-plate dan potensial alat pacu.
Terjadi di area dendrit neuron, ketika membran
presinaptik menerima neurotransmitter
Dipengaruhi oleh amplitudo & durasi rangsang
Menjalar 2 arah secara passive current flow
Prosesnya : Area tidak terinsulasi kebocoran ion
semakin jauh dari titik rangsang, kekuatan berkurang
Potensial Aksi (action potential)

Sumber: Principles of anatomy & physiology 13th edition, Tortora


Terjadi dari bukit akson ke terminal akson
Tidak dipengaruhi oleh amplitudo & durasi rangsang
Agar terjadi potensial aksi, potensial membran harus
melebihi potential threshold bersifat All or none (
jika potensial membran > threshold maka terjadi
potensial aksi, berlaku sebaliknya ).
Menjalar 1 arah
Area terinsulasi myelin kekuatan selalu konstan
Prosesnya:
1. Polarisasi gerbang Na+ & K+ tertutup -
70 mV (intrasel lebih -)
2. Depolarisasi Na+ masuk sel potensial >
ambang intrasel lebih +
3. Hiperpolarisasi K+ keluar sel intrasel
sangat -
4. Repolarisasi gerbang K+ tertutup
kembali polarisasi
3
Sinapsis adalah celah yang memungkinkan terjadinya komunikasi listrik melalui
neurotransmitter. berfungsi meneruskan rangsang ke sel saraf selanjutnya.Terbagi
menjadi: Axonaxonic (celah antara dua akson), Axonsomatic (celah antara akson dan
badan sel) dan Axondendritic (celah antara akson dan dendrit)
STRUKTUR SINAPSIS
b. Neurotransmitter, yaitu zat kimia penghantar impuls antar sel saraf
yang dihasilkan sel saraf pra-sinapsis. Macam-macam neurotransmitter:
https://images.google.com/

- Asetilkolin (seluruh tubuh)


- Noradrenalin (sistem saraf simpatik)
- Serotonin (sistem saraf pusat)
Sumber

- Dopamin (sistem saraf pusat)

c. Vesikel sinapsis, yaitu kantung yang berfungsi


menyimpan neurotransmitter sebelum digunakan.

d. Membran pra-sinapsis
e. Celah sinapsis
f. Membran pos-sinapsis
a. Tombol sinapsis, yaitu ujung
akhir akson yang membentuk g. Reseptor protein, yaitu protein yang mengikat
tombol. neurotransmitter.
Mekanisme Penghantaran Impuls Melalui
Sinapsis

1 2 3 4
Ca2+ menyebabkan
Neurotransmitter Ketika impuls tiba Neurotransmitter
vesikel sinapsis
dihasilkan sel saraf di tombol sinapsis, kemudian diterima
keluar dari
pra-sinapsis dan membran pra- reseptor protein
membran pra-
disimpan dalam sinapsis pada membran
sinapsis dan
vesikel sinapsis. meningkatkan pos-sinapsis, dan
melepaskan
permea-bilitas impuls dilanjutkan
neurotransmitter
membran sehingga ke sel saraf
menuju celah
Ca2+ dapat masuk. berikutnya.
sinapsis.
4
Jalur saraf sensorik (Sensory Pathway)

Tiga tingkat neuron:


FIRST ORDER NEURON menghantarkan sensasi dari reseptor ke
sistem saraf pusat
SECOND ORDER NEURON membawa sensasi dalam sistem
saraf pusat, terdapat di sumsum tulang belakang atau batang otak
THIRD ORDER NEURON membawa sensasi dari thalamus ke
bagian otak
Jenis-Jenis Sensory Pathway
SOMATOSENSORY PATHWAY

Fungsi
Membawa informasi sensorik yang disadari dari
indra yang ada pada bagian luar tubuh ke daerah
somatosensorik masing-masing untuk diproses di
otak
Jalur dari indra umum
Spinothalamic Pathway membawa sensasi yang
tidak terlokalisasi. Jalur impuls:
1. Reseptor indra umum
2. first order neuron sampai akar dorsal tulang
belakang
3. second order neuron melalui tract
spinothalamic di tulang belakang ke ventral
nukleus di thalamus
4. third order neuron sampai ke cerebral cortex
daerah yang sesuai asal impuls di primary
sensory cortex
Jenis-Jenis Sensory Pathway

SOMATOSENSORY PATHWAY

Posterior Column Pathway membawa sensasi yang terlokalisasi dengan


baik, berupa sentuhan, tekanan, dan getaran. Jalur impuls:
1. Reseptor indra umum
2. first order neuron masuk ke akar dorsal tulang belakang dan melalui
kolom posterior kanan dan kiri sumsum tulang belakang sampai ke
nucleus gracilis dan cuneatus
3. second order neuron naik melalui medial lemniscus
4. thalamus memproses lokalisasi impuls
5. third order neuron sampai ke cerebral cortex
6. daerah yang sesuai asal impuls di primary sensory cortex
Jenis-Jenis Sensory Pathway

SOMATOSENSORY PATHWAY

Spinocerebellar Pathway membawa sensasi gerakan dan posisi dari


propioceptor di tendon, otot, dan sendi untuk dikordinasikan dalam sel
purkinje di cerebellum. Jalur impuls:
a) Propioceptor di otot, tendon, dan sendi
b) first order neuron masuk ke akar dorsal tulang belakang sampai ke
dorsal gray horn
c) second order neuron melalui dua tract spinocerebellar, anterior
tract, dan posterior tract, naik sampai cerebellum
d) sel purkinje di cerebellum
Jenis-Jenis Sensory Pathway

VISCERAL SENSORY PATHWAY

Fungsi
membawa informasi sensorik yang tidak disadari, dari
interoceptor yang ada di dalam rogga perut dan dada tubuh ke
solitary nucleus dalam medula oblongata.
Jalur Impuls
a) Reseptor interoceptor ada di organ dalam yang disarafi
berupa nociceptor, thermoceptor, tactile receptor,
baroceptor, dan chemoceptor
b) first order neuron berjalan bersama serat saraf motorik
otonom, lalu impuls masuk ke sistem saraf pusat
c) second order neuron melalui spinothalamus tract
d) solitary nucleus besar yang ada di tiap sisi medula
oblongata
Persepsi dan Sensasi

CONTOH

Saya makan buah


mangga

Bentuknya bulat, warna


Segala sesuatu yang ditangkap oleh
SENSASI kuning, rasanya asam,
reseptor tubuh (panas, harum, dsb)
dsb

Otak menerjemahkan
Interpretasi otak terhadap sensasi
PERSEPSI kalau itu adalah buah
yang dirasakan
mangga
5
Sistem Saraf Pusat

SISTEM SARAF PUSAT

MEDULA
OTAK
SPINALIS

Fungsi: mengintegrasi, memproses, dan


mengkoordinasi data sensorik dengan
perintah motorik
Sistem Saraf Perifer
DIVISI AFEREN DIVISI EFEREN

Fungsi: menerima rangsang, Neuron sensorik


Neuron motorik
menghantarkan informasi sensorik, dan menghantarkan informasi
membawa perintah
membawa perintah motorik ke jaringan sensorik dari reseptor ke
motorik ke otot & kelenjar
SSP
Divisi somatik (volunter)
Reseptor struktur
mengontrol kontraksi
sensorik yang mendeteksi
SARAF Saraf yang keluar dari otot rangka berupa
adanya perubahan
KRANIAL otak respons (refleks)
lingkungan internal atau
yang menerima rangsang Divisi otonom (involunter)
tertentu saraf simpatis (area
toraks & lumbal medula
Reseptor neuron
spinalis) & parasimpatis
(biasanya dendrit) atau sel
Saraf yang keluar dari (area otak dan sakral
khusus dari jaringan lain
SARAF SPINAL medula spinalis) bekerja
medula spinalis (misalnya sel Merkel di
secara antagonis
epidermis)
6
Sel Glia

Astrosit Oligodendrosit Mikroglia Sel Ependim

Menyerap
Membentuk Fagosit untuk Melapisi bagian
kelebihan K+
selubung myelin mempertahankan dalam rongga otak
untuk
pada neuron SSP otak dan medulla
mempertahankan
spinalis
konsentrasi ion
CES otak
Memperkuat
transmisi sinaps
melalui sinyal
kimiawi ke neuron
Selaput Meninges

Dura mater : pembungkus inelastik kuat yang terdiri dari


dua lapisan.
Arakhnoid mater : lapisan halus kaya pembuluh darah
dengan penampakan sarang laba-laba.
Pia mater : lapisan rapuh yang memiliki banyak pembuluh
darah dan melekat erat ke perm. otak dan medulla spinalis.

Cairan serebrospinal : cairan peredam kejut untuk mencegah


otak menumbuk interior tengkorak.
Sawar darah otak : mengatur pertukaran antara darah dan otak.
7
Otak
Medulla Spinalis

STRUKTUR UMUM
Berbentuk silinder berongga dan agak pipih.
Pembesaran lumbal & serviks: menandai sisi keluar saraf
spinal yang menyuplai lengan dan tungkai.
Korda ekuina : saraf spinal bagian bawah yang keluar
sebelum ujung korda mengarah ke bawah.
Meninges (dura mater, arakhnoid, pia mater) yang
melapisi otak & korda.
Medulla Spinalis

STRUKTUR INTERNAL
Kanal sentral : berukuran kecil dikelilingin
oleh substansi abu-abu berbentuk H.
Tanduk abu-abu posterior : mengandung
badan sel yang menerima sinyal melalui
saraf spinal dari neuron sensorik.
Tanduk abu-abu interior : mengandung
neuron motorik yang mengirim impuls
melalui saraf spinal ke otot dan kelenjar.
Tanduk lateral : mengandung badan sel
neuron sistem SSO.
Komisura abu-abu : menghubungkan
substansi abu-abu di sisi kiri & kanan
medulla spinalis.
Medulla Spinalis

TRUKTUS SPINAL
1. Traktus sensorik/asenden (membawa 2. Traktus motorik/desenden (membawa
informasi dari tubuh ke otak) impuls motorik dari otak ke medulla
a. Fasikulus grasilis & fasikulus kuneatus: spinalis & saraf spinal menuju tubuh)
menyampaikan informasi mengenai a. Traktus kortikospinal lateral:
sentuhan, tekanan, vibrasi, posisi menghantar impuls untuk koordinasi &
tubuh, gerakan sendi dari kulit. ketepatan gerakan volunteer.
b. Traktus spinoserebelar ventral: b. Traktus kortikospinal ventral: (sama
membawa informasi mengenai gerakan dengan kortikospinal lateral)
& posisi anggota gerak. c. Traktus ekstrapiramidal: berasal dari
c. Traktus spinoserebelar dorsal: pusat lain, misalnya nuklei motorik
membawa informasi mengenai dalam korteks serebral & area
propriosepsi bawah sadar. subkortikal di otak.
d. Traktus spinotalamik ventral:
membawa informasi mengenai suhu,
nyeri
8
Sistem Saraf Tepi
DIVISI AFEREN DIVISI EFEREN

Fungsi: mengirimkan informasi Fungsi: mengontrol aktivitas otot Sistem saraf otonom terbagi
mengenai lingkungan internal dan kelenjar, organ-organ efektor lagi menjadi:
dan eksternal ke SSP yang melaksanakan efek, atau a. Saraf Simpatik:
Terbagi menjadi: tindakan yang diinginkan berpangkal pada
Aferen Viseral: jalur masuk Terbagi menjadi: sumsum tulang belakang
bagi informasi yang berasal Sistem Saraf Somatik: sistem dan berfungsi untuk
dari saraf yang terdiri dari neuron- mempercepat kerja
visera (organ di dalam tubuh) neuron motorik pada otot organ-organ tubuh.
serta sebagai pengirim rangka. b. Saraf Parasimpatik:
informasi bawah sadar. Sistem Saraf Otonom: sistem berpangkal pada
Aferen Sensorik: jalur masuk saraf yang terdiri dari serat- sumsum lanjutan dan
bagi informasi yang berasal serat pada otot polos, otot berfungsi untuk
dari jantung, dan kelenjar. memperlambat kerja
reseptor di permukaan tubuh organ-organ tubuh.
atau otot atau sendi yang
mencapai ambang kesadaran.
9
Sistem Saraf Tepi

Darah yang menyuplai otak berasal dari arteri karotis internal dan asteri vertebral. Berikut urutan
vaskularisasi
a. A.carotid internal akan muncul di leher dari a.carotid communis
b. Selanjutnya, A.carotid internal akan masuk ke rongga tengkorak dengan plexus karotis (nervus
sumpatis) melalui kanal karotis
c. Ujung percabangan dari A.carotid internal adalah a.cerebri anterior dan a.cerebri medial
SISTEM
PENGINDERAAN
1
Sistem Penginderaan Umum

INDERA SOMATIK (PERABA)


Tempat : Kulit.
Reseptor : Mekanoreseptor
Fungsi : peka terhadap sentuhan, tekanan,
panas, dingin, dan nyeri atau sakit.

Pathways Kulit:

Kulit mechanoreseptor peka terhadap rangsangan


mekanis, ex: sentuhan, temperatur, nyeri medulla
spinal halamus Cortes Somatosensori

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of anatomy and physiology 13th
edition. United State: Biological Science Textbooks, Inc., and Bryan Derrickson.
RESEPTOR INDERA SOMATIK (PERABA)

Reseptor Badan Merkel Badan Paccini Ujung Ruffini Badan Meissener


Rambut Fungsi: Fungsi: Fungsi: panas Fungsi: sentuhan
Fungsi: gerakan sentuhan dan tekanan dalam ringan yang
rambut dan tekanan ringan menggetarkan
sentuhan halus
VISERAL (ORGAN DALAM)

Tortora, G. J., & Derrickson, B.


(2012). Principles of anatomy
and physiology 13th edition.
United State: Biological Science
Textbooks, Inc., and Bryan
Derrickson.
Sistem Penginderaan Khusus

Indera penglihatan (mata)

Indera pendengaran (telinga)

Indera penciuman (hidung)

Indera pengecap (lidah)

Indera keseimbangan tubuh (telinga)


2
Berdasarkan
Berdasarkan Berdasarkan Jenis Berdasarkan
Lapisan di Ujung
Lokasi Sensasi Sensasi Distribusi Reseptor
Reseptor Sensorik

Eksteroseptor Mekanoreseptor Penginderaan Umum Ujung Saraf Bebas


terletak pada atau di sensitif terhadap mengacu pada tidak memiliki lapisan
dekat permukaan tubuh regangan, vibrasi, informasi dari tubuh selular dan terdapat
Proprioseptor tekanan, propriosepsi, satu kesatuan dalam kulit, Jaringan
terletak pada tubuh pendengaran, Penginderaan Khusus ikat, dan pembuluh
dalam otot, tendon, dan ekuilibrium, dan mengacu pada organ darah
persendian, juga tekanan darah indera yang terletak di Ujung Saraf
mencakup reseptor Termoreseptor kepala Berkapsul terbungkus
ekuilibrium pada area sensitif terhadap dalam bermacam jenis
telinga dalam perubahan suhu kapsul dan terletak di
Interoseptor Reseptor Nyeri kulit, otot, tendon,
(viseroseptor) (Nosiseptor) sensitif persendian, dan organ
dipengaruhi oleh terhadap kerusakan tubuh. Reseptor berikut
stimulus ang muncul jaringan (berfungsi jika ini berkapsul:
dalam organ viseral dan stimulus cukup kuat) o Korpuskel Pacinian
pembuluh darah yang Fotoreseptor o Korpuskel Meissner
memiliki intervasi mendeteksi energy dan Diskus Markel
motoric cahaya o Ujung Bulbus Krause
Kemoreseptor sensitif Spindel
terhadap perubahan Neuromuskulae
konsentrasi ion, pH, o Organ Tendon Golgi
kadar gas darah, dan
glukosa darah
3
MATA

Lapisan Terluar (Tunika Fibrosa) Rongga Mata (Anterior dan Posterior)


Pada bagian posterior tunika fibrosa adalah: Rongga Anterior: berisi aqueous humor untuk mencukupi nutrisi lensa
Sklera: memberi bentuk pada bola mata dan kornea
Kornea: mentranmisi cahaya dan Rongga Posterior: berisi viterus humor untuk mempertahankan posisi
memfokuskan berkas cahaya retina terhadap kornea
Lapisan Terdalam (Retina)
Lapisan Terpigmentasi Luar: menyerap cahaya berlebih, mencegah
Lapisan Tengah (Tunika Vaskular/Uvea) refleksi internal berkas cahaya, dan menyimpan vitamin A
Lapisan koroid: mencegah refleksi Lapisan Jaringan Saraf Dalam (Optikal):
internal berkas cahaya Sel batang dan sel kerucut: bertanggung jawab pada penglihatan di
Badan siliaris: mengandung pembuluh malam dan siang hari
darah dan otot siliaris Neuron bipolar: penghubung sel batang dan kerucut ke sel-sel
Iris: mengendalikan diameter pupil ganglion
Pupil: ruang terbuka yang harus dilewati Sel ganglion: mengandung akson yang akan membentu saraf optic
cahaya untuk masuk ke interior mata Sel horizontal dan sel amakarin: menghubungkan sinapsis-sinapsis
Lensa dan otot siliaris: mengatur lateral
akomodasi penglihatan Bintik Buta (Diskus Optik): titik keluar saraf optik
Lutea Makula: terletak agak lateral terhadap pusat
Fovea: pusat visual mata
Sherwood, L. (2010).
Human physiology :
From cells to system.
7th edition. US :
Brooks/Cole, Cengage
learning.
Mekanisme Proses Visual

Cahaya masuk ke mata,


berkas sinar dari
separuh pandang kiri Traktur optikus
jatuh di separuh kanan Informasi terpisah saat membawa informasi dari
retina kedua mata. bertemu di kiasma kiasma optikus ke
Berkas sinar dari optikum talamus
separuh pandang
kanan jatuh di separuh
kiri retina kedua mata.

Informasi dipisah dan


Taktus optikus masuk ke
disebar ke korteks visual
nukleus genikulatus
di lobus oksipital melalu
lateral di talamus
radiasi optik
4
TELINGA
TELINGA LUAR TELINGA TENGAH TELINGA DALAM
Aurikel (Daun Telinga): Membran Timpani: Vestibuli: terdiri dari sakula dan
menangkap getaran menghubungkan telinga luar utrikula yang disusun dari sel rambut
bunyi, tersusun dari dan tengah, meneruskan (makula acustika).
tulang rawan elastis. bunyi dari telinga luar ke Kanal Semisirkularis: terdiri atas 3
Kanal Auditori tulang-tulang pendengaran bagian yaitu superior, posterior, dan
Eksternal: Tulang Pendengaran: lateral. Di dalam 3 bagian itu terdapat
menghantarkan Malleus: bergetar apabila tonjolan yang disebut ampulla
gelombang suara dari membran telinga bergetar, (mengatur keseimbangan).
aurikel ke membran Incus: bergetar setelah Koklea: memiliki banyak sekat
timpani, terdapat malleus lalu diterukan ke (membran reissner dan basilaris) yang
rambut dan cairan Stapes: menyalurkan getaran membagi 3 ruangan, yaitu:
ceruminous yang dari membran timpani ke skala vestibuli (berisi cairan perilimfe),
berfungsi sebagai telinga dalam skala media (berisi cairan perilimfe),
pelindung yang sifatnya Otot Pendengaran skala timpani (berisi cairan endolimfe).
lengket. Tensor Timpani: mengurangi Pada membran basilaris terdapat organ
getaran pada membran korti yang berfungsi mengubah getaran
timpani. suara menjadi impuls saraf.
Stapedius: mengurangi
getaran pada stapes.
Sumber gambar:
Netter, F.H.(2014). Atlas of
Human Anatomy Sixth Edition.
(pp. 94). Philadelphia: Saunders
Elsivier.
MEKANISME PROSES AUDITORI

KOKLEA KANAL AUDITORI MEMBRAN TIMPANI

MEDULLA SARAF
AURIKEL
OBLONGATA VESTIBULOCOCHLEAR

MIDBRAIN THALAMUS CEREBRAL CORTEX


5
HIDUNG

Hidung Eksternal Hidung Internal


Nostril (Lubang Hidung): tempat keluar dan masuknya Rongga Nasal: menyalurkan udara dari lubang hidung ke
udara tenggorokan
Septum Nasal: membagi rongga hidung menjadi dua) Selaput lendir (mukus): tempat melekatnya kotoran
Tulang Nasal: memberi bentuk pada hidung manusia Silia: menyaring udara yang masuk
Kartilago lateral: memberi kemiringan pada sisi hidung Bulbus Olfaktori: bagian yang berperan dalam penciuman
Kartilago septal: membagi dua kanal pada hidung - Saraf Olfaktori: reseptor penerima bau dari gas yang
Ala hidung: bagian daging yang mengelilingi lubang dihirup
hidung Bidang Olfaktori (Olfactory Tract): meneruskan impuls
bau ke otak
MEKANISME PROSES PENCIUMAN

SARAF SARAF
RONGGA NASAL SELAPUT LENDIR
OLFAKTORI OLFAKTORI

CEREBRAL
SISTEM LIMBIK HYPOTHALAMUS
CORTEX
6
LIDAH

Apex Lingua: ujung lidah yang di dapat mengecap rasa manis


Badan Lidah: bagian utama lidah yang di dalamnya terdapat
otot ekstrinsik dan intrinsik
Median Sulcus: membagi lidah menjadi dua bagian yang
simetri
Frenulum lidah: menghubungkan bagian lidah yang bergerak
dan tidak bergerak serta menstabilkan dasar lidah
Lingual Tonsil: mengatur udara yang masuk dan keluar
melalui tenggorokan serta membantu proses menelan
Palatine Tonsil: memproduksi antibodi yang melindungi
tenggorokan dan kerongkogan dari bakteri
PAPILLA LIDAH

Circumvallate papilae Fungiforom papillae Taste Buds Filliform papillae


Sensitif terhadap Sensitif terhadap Reseptor rasa Menerima
rasa asam dan rasa manis dan asin rangsang sentuh
pahit Tidak memiliki
taste buds
MEKANISME PROSES PENGECAPAN

FACIAL,
GLOSSOPHARYN MEDULLA
TASTE BUDS
GEAL, VAGUS OBLONGATA
NERVE

CEREBRAL
THALAMUS
CORTEX
SISTEM
MUSKULOSKELETAL
1
Jenis- Jenis Otot

Edition. Australia:Cengage Learning.


Physiology from Cells to Systems Ninth
Sumber : Sherwood,L. (2016). Human
OTOT POLOS OTOT LURIK OTOT JANTUNG
Terletak di dinding organ dalam berongga Berbentuk tubular Berlurik
Kontraksi involunter Kerja otot volunter Berbentuk tubular bercabang
Tidak berlurik Melekat pada rangka Memiliki nukelus di tengah
Berbentuk gelendong Memiliki inti banyak di tepi Kerja otot involunter
Nukelus tunggal Berlurik Melekat pada jantung
Kontraksi otot lebih lambat Kontraksi otot lebih cepat Kontraksi otot cepat dan teratur
2
Excitation-Contraction Coupling

Proses di mana potensi aksi otot yang diinisiasi oleh sinyal kalsium yang
mengaktifkan siklus kontraksi-relaksasi.
Kopling E-C memiliki empat peristiwa besar:
a. Acetylcholine (ACh) dilepaskan dari neuron motor somatik.
b. ACh memulai potensi aksi pada otot.
c. Potensi aksi otot memicu pelepasan kalsium dari retikulum
sarkoplasma.
d. Kalsium mengkombinasikan troponin dan memulai kontraksi
1. Asetilkolin dilepaskan ke sinapsis pada
Sumber : Silverthorn, D.U. (2010). Human Physiology An Integrated Fifth

sambungan neuromuskular yang berikatan


dengan saluran reseptor ACh pada neuron
motorik
2. Saluran terbuka ion Na masuk membran
otot bermuatan positif menimbulkan
Edition. New York : Pearson Education, Inc.

ending plate potensial (EPP) Potensi pelat


akhir mencapai ambang batas dan memulai
potensial aksi otot
3. Potensi aksi yang bergerak menuruni 6. Jika konsentrasi Ca2 + menurun maka
tubulus T potensi aksi berhenti dan Ca2 +
4. Reseptor DHP membuka saluran dan diambil oleh retikulum sarkoplasma.
melepaskan RyR Ca2 + dalam retikulum 7. Tidak adanya Ca2 + pada troponin
sarkoplasma dan Ca2 + memasuki menyebabkan tropomiosin bergerak
sitoplasma. kembali ke posisi aslinya
5. Ca2 + berikatan dengan troponin, menghalangi pengikatan antara miosin
pengikatan aktin-miosin filamen tipis pada aktin.
dan filamen tebal akan bergerak ke 8. Kontraksi berhenti dan filamen tipis
pusat sakromer power stroke secara pasif meluncur kembali ke posisi
kontraksi awal.
3
Treppe Summasi Fatique Tetani Rigor

Meningkatnya Adanya kontraksi Muscle Frekuensi sebagian terbesar


kekuatan kedua saat fatigue (kelelahan stimulasi menjadi ATP dari dalam
kontraksi berulang kontraksi pertama otot) menurunnya cepat sehingga otot telah
kali pada suatu belum selesai kekuatan tidak ada dihabiskan,
serabut otot sehingga kedua kontraksi setelah peningkatan kalsium tidak
karena stimulasi kontraksi tersebut berlangsungnya frekuensi lebih dapat
berurutan dipadukan untuk stimulasi yang jauh lagi yang dikembalikan ke
berseling membentuk berkepanjangan. akan dalam reticulum
beberapa detik. kontraksi yang meningkatkan sarkoplasma
Dipengaruhi ion lebih besar. tegangan melalui
Ca+ kontraksi. mekanisme
pemompaan
kalsium.
relaksasi tidak
bisa terjadi karena
filamen aktin dan
myosin terikat
dalam suatu
ikatan yang erat
4
5
Penyusun Tulang

MATRIKS TULANG SEL-SEL PENYUSUN TULANG


Serat-serat kolagen Osteoblas
o Tertanam pada substansi dasar yang o Berfungsi menghasilkan jaringan osteosid
terdiri dari proteoglikan. o Sel pembentuk tulang
o Bersifat organik untuk memberikan o Mensintesis jaringan kolagen dan komponen
organik matriks
ketahanan terhadap stress. o Di periosteum dan endosteum
Garam-garam tulang Osteosit
o Berbentuk kristal kalsium fosfat yang o Sel-sel tulang dewasa
disebut hidroksiapatit. o Sebagai lintasan untuk pertukaran kimiawi
o Bersifat anorganik yang melalui tulang yang padat
memungkinkan tulang untuk memiliki Osteoklas
bentuk kaku. o Sel yang menghasilkan enzim proteolitik yang
menghancurkan tulang
o Di endosteum
6
Proses remodelling dilakukan oleh osteoblast dan osteoclast.
Stimulus merangsang osteoblast dan osteoclast menjadi aktif.
Aktivitasnya memerlukan banyak energi, sehingga dalam selnya banyak mengandung mitokondria.
Sistem vaskularisasi harus memadai dan sumber sel yang potensial dan dapat diaktifkan dengan cepat.
Bone remodelling terdiri dari dua tahap utama, tahap pertama yaitu resorpsi tulang, removal mineral-mineral
dan serat-serat collagen dari tulang oleh osteoclasts. Tahap kedua yaitu deposition tulang, penambahan
mineral-mineral dan serat-serat collagen pada tulang oleh osteoblasts.
7
Rangka Aksial
TENGKORAK TRUNCUS/DADA
o Os Occipitale o Os Sternum
o Os Parietale Manubriumsterni
o Os Temporale Louis angle
o Os Frontale Corpus Sterni
o Os Sphenoid ProcessusXyphoideus
o Os Ethmoid o Ribs/Costae
o Os Maxilla Costae vera(1-7)
o Os Palatine Costae
o Os Nasal -Vomer spuriaeaffixae(8-10)
-Conchanasal Costae
inferior spuriaefluctuantes(11
o Os Zygomatic 12)
o Os Lacrimal - VERTEBRAE
Mandibula - o Cervical (7)
Ossiclesauditori& o Torakal(12)
Os Hyoid o Lumbal(5)
o acrum (1) Coccygeal(1)
Rangka Apendikular

Upper Limbs Lower Limbs Pectoral Gidler Pelvic Gidler


8
Sendi
JENIS-JENIS SENDI

Berdasarkan
Berdasarkan organisasi
pergerakan yang dapat
anatomis
dihasilkan
SENDI : Tempat
pertemuan dua
tulang/lebih di mana Sinartrosis: sendi yang tidak dapat
dapat terjadi digerakkan. Dapat berupa sendi Berfibrosa
pergerakan. berfibrosa atau berkartilago Berkartilago
Bertulang
Amfiartrosis: sendi yang dapat
digerakkan dengan limitasi. Dapat
Bersinovial
berupa sendi berfibrosa atau
berkartilago
Diartrosis: sendi yang dapat
digerakkan secara bebas. Seluruh
sendi diartrosis adalah sendi
bersinovial
SINARTHROSIS

BERKARTILAGO
BERFIBROSA Sinkondrosis: jembatan
Sutura: sendi kartilago antara 2 tulang
sinartrosis yang diikat yang berartikulasi
jaringan ikat fibrosa Contoh: hubungan antara
tulang rusuk
yang padat. Contoh:
vertebrosternal dengan
Persambungan antara manubrium dari sternum.
tulang tengkorak
BERTULANG
Gomfosis: sendi yang Sinostosis: hubungan
mengingatkan gigi antar tulang yang benar-
pada maksila dan benar kaku dan tidak
mandibular Contoh: mengizinkan adanya
Ikatan fibrosa antara pergerakan. Kedua tulang
menyatu sepenuhnya
gigi dan maksila serta
sehingga tidak ada batas
mandibula disebut Contoh: hubungan antara
ligamen periodontal tulang frontal
AMFIARTHROSIS

BERFIBROSA
Sindesmosis: hubungan antar tulang
yang dihubungkan dengan ligamen
Contoh: sendi distal antara tibia dan
fibula

BERKARTILAGO
Simfisis: hubungan antar tulang oleh
kartilago berfibrosa Contoh: sendi
antara tulang pubis (simfisis pubis)
DIARTHROSIS

SINOVIAL
Sinovial: memberi
rentang gerakan
yang sangat bebas
dibanding dengan
sendi lainnya.
Biasanya terletak
pada ujung tulang
panjang.
9
Fleksi & Ekstensi Abduksi & Adduksi

Pergerakan pada bidang anterior- Pergerakan pada bidang frontal


posterior Abduksi: menjauh dari garis batas longitudinal tubuh
Fleksi: memperkecil sudut artikulasi Adduksi: mendekat pada garis batas longitudinal tubuh
Ekstensi: meningkatkan sudut
antara artikulasi
Otot fleksor &ekstensor
Levasi & Depresi Rotasi, Supinasi, Pronasi

Elevasi-depresi: bergerak ke arah


superior (elevasi) dan inferior
(depresi)
Otot: levator & depressor
Rotasi kepala: rotasi kiri dan rotasi kanan
Rotasi tangan: rotasi lateral (eksternal) dan rotasi medial
(internal)
Rotasi siku: pronasi dan supinasi
REFERENSI
Guyton. H. (2006). Textbook of medical physiology 11th edition. USA: Elsevier Saunders
Mader, S.S . (2003). Inquiry to Life. New York : McGraw-Hill
Netter, F.H.(2014). Atlas of Human Anatomy Sixth Edition. (pp. 94). Philadelphia: Saunders Elsivier.
Sherwood L. (2010). Human Physiology: From cells to systems. Belmont: Brooks/Cole
Sherwood L. (2014). Fisiologi manusia: Dari sel ke sistem. Jakarta: EGC
Sherwood,L. (2016). Human Physiology from Cells to Systems Ninth Edition. Australia:Cengage Learning.
Silverthorn, D.U. (2010). Human Physiology An Integrated Fifth Edition. New York : Pearson Education,
Inc.
Sloane, E. (1995). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. (Widyastuti, P & Astuti, N. Z., Trans.). Jakarta:
Buku Kedokteran EGC. (Original work published 1994).
Snell, R.S. (2012). Cilinical Anatomy by Regions. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Tortora, G.J dan Derrickson, B. (2013). Principle of anatomy & physiology 13th edition. New Jersey:
Wiley.

Anda mungkin juga menyukai