HAYATI
OLEH
ZAINI HAFIZ
1504116708
MANAJEEN SUMBERDAYA PERAIRAN
1. Apa jenis kegiatan pengembangan yang bisa dilakukan pada zona ini ?
Kriteria suatu wilayah dapat ditunjuk dan ditetapkan sebagai kawasan taman nasional
meliputi:
1. memiliki sumber daya alam hayati dan ekosistem yang khas dan unik yang
masih utuh dan alami serta gejala alam yang unik;
2. memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh;
3. mempunyai luas yang cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis
secara alami; dan
4. merupakan wilayah yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona pemanfaatan,
zona rimba, dan/atau zona lainnya sesuai dengan keperluan.
2. Apa saja kegiatan penunjang budidaya yang bisa dilakukan pada zona inti ?
4. Untuk zona inti dilaut, apakah nelayan bisa lewat (pass) zona inti, walaupun
tidak mengambil suatu apapun?
Jawab : bisa tapi harus melewati tahap pemeriksaan, Sebagaimana diuraikan pada
kriteria masing-masing zona tersebut diatas, kawasan konservasi perairan memiliki
karakteristik yang merupakan kombinasi dari berbagai kegiatan, seperti kegiatan
perlindungan sumberdaya ikan dan ekosistemnya, kegiatan penangkapan ikan, kegiatan
budidaya perikanan, kegiatan penelitian dan pendidikan, disamping kegiatan lainnya
seperti jasa-jasa lingkungan (pariwisata dan rekreasi). Kawasan konservasi perairan dapat
berupa Taman Nasional Perairan, Suaka Alam Perairan, Taman Wisata Perairan, ataupun
Suaka Perikanan. Dengan banyaknya fungsi/peruntukan kawasan konservasi perairan,
maka pengawasan yang dilakukan terhadap kawasan ini juga memiliki karakteristik
tersendiri.
Sesuai dengan Pasal 66 (1) UU No. 45 Tahun 2009 Tentang Perikanan, pengawasan
perikanan dilakukan oleh pengawas perikanan, dan (2) pengawas perikanan bertugas untuk
mengawasi tertib pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perikanan. Pengawasan tersebut meliputi (3) sepuluh bidang pengawasan, yaitu : kegiatan
penangkapan ikan ; pembudidayaan ikan, perbenihan ; pengolahan, distribusi keluar
masuk ikan ; mutu hasil perikanan; distribusi keluar masuk obat ikan; konservasi ;
pencemaran akibat perbuatan manusia; plasma nutfah; penelitian dan pengembangan
perikanan; dan ikan hasil rekayasa genetik. Pengawas perikanan tersebut merupakan
pegawai negeri sipil yang bekerja di bidang perikanan yang diangkat oleh menteri atau
pejabat yang ditunjuk, sebagaiman disebutkan pada Pasal 66A (1).
Selanjutnya disebutkan dalam Pasal 66B (1) bahwa lokasi pelaksanaan tugas
pengawas perikanan adalah di : WPP-NRI; kapal perikanan ; pelabuhan perikanan
dan/atau pelabuhan lainnya yang ditunjuk ; pelabuhan tangkahan ; sentra kegiatan
perikanan; area pembenihan ikan ; area pembudidayaan ikan ; unit pengolahan ikan;
dan/atau kawasan konservasi perairan. Dalam melaksanakan tugas, pengawas perikanan
berwenang (Pasal 66C ayat 1) untuk :
a. memasuki dan memeriksa tempat kegiatan usaha perikanan ;
b. memeriksa kelengkapan dan keabsahan dokumen usaha perikanan ;
c. memeriksa kegiatan usaha perikanan ;
d. memeriksa sarana dan prasarana yang digunakan untuk kegiatan perikanan ;
e. memverifikasi kelengkapan dan keabsahan SIPI dan SIKPI ;
f. mendokumentasikan hasil pemeriksaan ;
g. mengambil contoh ikan dan/atau bahan yang diperlukan untuk keperluan pengujian
laboratorium ;
h. memeriksa peralatan dan keaktifan sistem pemantauan kapal perikanan ;
i. menghentikan, memeriksa, membawa, menahan, dan menangkap kapal dan/atau
orang yang diduga atau patut diduga melakukan tindak pidana perikanan di WPP-
NRI sampai dengan diserahkannya kapal dan/atau orang tersebut di pelabuhan
tempat perkara tersebut dapat diproses lebih lanjut oleh penyidik ;
j. menyampaikan rekomendasi kepada pemberi ijin untuk memberikan sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ;
k. melakukan tindakan khusus terhadap kapal perikanan yang berusaha melarikan diri
dan/atau melawan dan/atau membahayakan keselamatan kapal pengawas perikanan
dan/atau awak kapal perikanan ; dan/atau
l. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
Sudah sering kali disebutkan bahwa Indonesia begitu kaya akan keindahan alam sebagai
potensi yang besar untuk objek wisata. Namun, besarnya potensi alam Indonesia sebagai
lahan ekowisata diakui belum optimal.
"Kalau bicara optimal, memang belum. Karena masih tumpang tindih peraturan, masih ego
sektoral," kata Endang Karlina, peneliti ekowisata dari Puslitbang Konservasi dan
Rehabilitasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, saat
ditemui CNNIndonesia.com dalam sebuah seminar Basic Research Taman Nasional di
Bandung, beberapa waktu yang lalu.
Hutan, termasuk taman nasional, dianggap sebagai wilayah yang memiliki potensi wisata
berbasis ekologi, atau ekowisata, yang tinggi. Dengan keberagaman flora dan fauna yang
terkandung dalam hutan hujan tropis Indonesia, seharusnya mendatangkan keuntungan bagi
dunia pariwisata Indonesia.
Secara definisi, ekowisata, menurut pengertian Panduan Ekowisata yang dikeluarkan oleh
UNESCO, merupakan jenis wisata yang bertanggung jawab pada tempat alami serta memberi
kontribusi terhadap kelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Sedangkan menurut Kementerian Pariwisata, ekowisata merupakan konsep pengembangan
pariwisata yang berkelanjutan dengan tujuan mendukung pelestarian alam dan budaya serta
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sehingga memberikan manfaat
ekonomi kepada masyarakat lokal.
Banyak wisata alam menakjubkan di Indonesia, berada dalam wilayah konservasi, seperti
kehidupan padang savana di Taman Nasional Alas Purwo, kehidupan badak Jawa di Taman
Nasional Ujung Kulon, dan kehidupan komodo yang mengagumkan dunia di Taman
Nasional Komodo. Namun, faktanya hanya sebagian taman nasional di Indonesia yang sudah
memiliki perhatian yang cukup.
"Dari sekitar 50 taman nasional yang ada di Indonesia, sekitar 20 taman nasional sudah
menjadi model," kata Profesor Bismarck, peneliti senior Puslitbang Konservasi dan
Rehabilitasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam acara yang sama.
7. Zona rimba bisa dikatakan sebagai penyangga, buffer zone, antara zona inti
dan zona pemanfaatan. Pertanyaan sejenis juga bisa diajukan untuk aktifitas-
aktifitas pada zona rimba.
1. Kawasan yang merupakan habitat atau daerah jelajah untuk melindungi dan
mendukung upaya perkembangbiakan dari jenis satwa liar;
2. Memiliki ekosistem dan atau keanekaragaman jenis yang mampu menyangga
pelestarian zona inti dan zona pemanfaatan;
3. Merupakan tempat kehidupan bagi jenis satwa migran.
8. Apakah penelitian yang bersifat ekstraktif bisa dilakukan pada zona rimba?
Jawab : Bisa, karena zona rimba diperuntukan kegiatan pengawetan dan
pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan alam bagi kepentingan penelitian,
pendidikan konservasi, wisata terbatas, habitat satwa migran dan menunjang
budidaya serta mendukung zona inti.
9. Apa jenis kegiatan penunjang budidaya yang bisa dilakukan pada zona
rimba?
Jawab : Jenis kegiatan seperti pemanfaatan SDA
1. Bidang Pertanian
Kegiatan dalam bentuk ekonomi pada bidang pertanian merupakan kegiatan yang
hingga saat ini masih dilakukan sebagian besar penduduk Indonesia terutama pada
daerah pedesaan. Dengan di dukung keadaan alam dimana memiliki kondisi tanah
yang subur & iklim yang mendukung membuat penduduk Indonesia banyak
yang menggantungkan hidupnya pada potensi pertanian ini. Kegiatan dari ekonomi
pertanian di Indonesia secara garis besar dikelompokkan menjadi dua kelompok
potensi pertanian, yaitu potensi berupa pertanian lahan basah & potensi pertanian
lahan kering. Kegiatan dari ekonomi pertanian lahan basah ini disebut pula bidang
pertanian sawah. Ada beberapa ciri SDA yang bisa dimanfaatkan sebagai kegiatan
bentuk ekonomi daerah persawahan. Daerah yang memiliki kriteria sebagai potensi
daerah untuk kegiatan dalam ekonomi pertanian lahan basah yaitu daerah dataran
rendahdengan ketinggian kurang dari 300 meter.
Daerah dengan kriteria tersebut umumnya memiliki kelebihan untuk dijadikan daerah
pertanian. Hal ini disebabkan karena pada daerah tersebut umumnya memiliki
persediaan air yg cukup dari sungai maupun saluran irigasi yg ada di sekitarnya.
Sedangkan tanaman yg cocok untuk daerah ini adalah tanaman padi.
Sedangkan potensi untuk daerah pertanian lahan kering yaitu daerah yg tidak
digenangi air atau istilahnya tanpa penggenangan lahan. Daerah tanpa penggenangan
lahan ini sangat cocok untuk kegiatan dari ekonomi pertanian lahan kering.
Sedangkan tanaman yg berpotensi tumbuh di daerah ini umumnya tanaman seperti
palawija, padigogo, sayuran, bunga dan buah-buahan.
2. Bidang Perkebunan
3. Bidang Perikanan
Kegiatan dalam ekonomi perikanan budi daya di Indonesia umumnya berupa udang
& bandeng. Namun demikian, banyak penduduk yang juga mengembangkan jenis
budi daya perikanan lain secara mandiri & skalanya sangat kecil berupa budidaya ikan
air tawar, misalnya ikan lele, patin, nila, mas, dan lain-lain. Di samping itu, potensi
hasil perikanan juga dipasok dari hasil tangkapan laut oleh nelayan. Beberapa sentra
perikanan dan daerah tangkapan ikan antara lain seperti berikut.
Potensi budi daya udang & bandeng, banyak dikembangkan di pantai utara
Jawa, Sumatra, &Sulawesi.
Potensi budi daya ikan darat, banyak dikembangkan di kolam-kolam
penduduk, terutama di Jawa Barat, bendungan/waduk (misalnya keramba
terapung di Waduk Jatiluhur), danau, sawah, & sungai.
Potensi daerah penangkapan ikan laut biasanya tersebar di Sumatra Timur
(Bagan Siapi-api) & Bengkalis (ikan terubuk). Kepulauan Maluku banyak
menghasilkan tongkol, tiram, mutiara. Laut Jawa, Selat Sunda, Pantai
Cilacap, Selat Makassar, Selat Flores, & Kepulauan Maluku banyak
menghasilkan cumi, udang & rumput laut.