Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KEANEKARAGAMAN HEWAN
(VERTEBRATA)
Disusun:
Sofia Ery Rahayu
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2015
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
Halaman
3
I. KELAS PISCES (CONDRICHTYES)
Langkah Kerja:
1. Amati karakter-karakter yang dimiliki oleh ikan yang Saudara amati. Karakter-karakter
tersebut antara lain:
a. Habitat
b. Bentuk tubuh
c. Tipe sisik
d. Tipe ekor
e. Letak mulut
f. Bentuk linea lateralis
g. Letak celah insang
h. Jumlah celah insang
i. Karakter lain yang spesifik dari ikan yang diamati...
4
Gambar 1.2. Tipe Ekor Ikan ( Sumber: Hickman, dkk. 2006)
2. Gambar bahan amatan Saudara dan uraikan karakter morfologi yang Saudara amati!
5
II. KELAS PISCES (OSTEICHTYES)
Langkah Kerja:
1. Amati karakter-karakter yang dimiliki oleh ikan yang Saudara amati. Karakter-karakter
tersebut antara lain:
a. Habitat
b. Ada tidaknya sisik
c. Tipe sisik ikan
d. Bentuk tubuh (streamline, pipih dorso ventral, atau ..)
e. Sirip (tunggal atau berpasangan)
f. Nostril (berhubungan dengan cavum oris atau tidak)
g. Endosekeleton ( tulang rawan atau tulang sejati)
h. Memiliki operculum atau tidak
i. Memiliki barbel atau sungut
j. Tipe sirip ekor
k. Letak mulut
l. .........(Karakter lain yang dapat digunakan untuk identifikasi)
2. Pengukuran tubuh ikan
a. Panjang seluruhnya: jarak garis lurus antara ujung kepala bagian paling terminal
sampai ujung sirip ekor bagian paling ujung.
b. Panjang standar: jarak garis lurus antara ujung kepala bagian paling terminal sampai
pangkal sirip ekor. Pangkal sirip ekor dilihat dengan cara melekukkan sirip ekor.
c. Panjang kepala : jarak garis lurus antara ujung kepala bagian terminal sampai
bagian posterior operkulum
d. Panjang batang ekor:jarak garis lurus antara ujung dasar sirip anal dan pangkal sirip
ekor.
e. Panjang moncong: jarak garis lurus antara ujung terminal mlut sampai bagian
anterior mata
f. Tinggi sirip punggung: jarak pangkal sirip dorsal sampai ujung sirip dorsal
6
g. Panjang pangkal sirip punggung: jarak antara pangkal jari-jari pertama sampai jari-
jari terakhir bertemu dengan badan. Jarak ini diukur melalui dasar sirip.
h. Diameter mata : lebar mata
i. Tinggi batang ekor: diukur pada batang ekor pada tempat yang terendah
j. Tinggi badan: diukur dari tempat tertinggi pada badan ikan
k. Panjang sirip dada: jarak antara pangkal jari-jari pertama sampai jari-jari terakhir
bertemu dengan badan. Jarak ini diukur melalui dasar sirip.
l. Panjang sirip perut: jarak pangkal sirip perut sampai ujung sirip perut
Morfologi ikan dan cara pengukuran tubuh disajikan pada Gabar 2.1. Tipe sisik disajikan
pada Gambar 2.2.
Gambar 2.1 Morfolgi Ikan dan Ukuran yang Digunakan untuk Identifikasi (Sumber:
Kottelat dkk. 1993)
Keterangan: A. Sirip puggung, B. Sirip ekor, C. Gurat sisi, D. Lubang hidung, E. Sungut, F.
Sirip dada, G. Sirip perut, H. Sirip dubur. a). Panjang total, b). Panjang
standar, c). panjang kepala, d). Panjang batang ekor, e). Panjang moncong, f).
Tinggi sirip punggung, g). Panjang pangkal sirip punggung, h). Diamater mata,
i). tinggi batang ekor, j). Tinggi badang, k). Panjang sirip dada, l). Panjang sirip
perut.
Gambar 2.2 Sisik Ikan dan Bagiannya (Sumber: Kottelat dkk. 1993)
7
3. Penghitungan jari sirip
Ikan yang memiliki sirip yang berpasangan maka penghitungan jari-jari sirip dilakukan
pada sirip yang terletak sebelah kiri. Pada keadaan ini posisi ikan yaitu kepala ikan
terletak di sebelah kiri Saudara.
Jari-jari ikan terbagi dalam 2 macam yaitu jari-jari keras dan lemah. Jari-jari keras tidak
berbuku-buku, pejal (tidak berlobang), keras, tidak dapat dibengkokan, dan ujungnya
runcing. Jari-jari lemah mudah dibengkokan, berbuku-buku, mungkin sebagian keras
atau mengeras, pada satu sisinya dapat bergerigi, dan ujungnya bercabang/tidak
(Gambar 2.3).
Gambar 2.3 Bentuk Jari-jari Sirip Ikan (Sumber: Kottelat dkk. 1993)
Keterangan. A. Jari-jari sirip keras, B. Jari-jari sirip lunak.
8
Gambar 2.4 Sirip Dorsal (Sumber: Kottelat dkk. 1993)
Tipe lain dari sirip dorsal yaitu terdiri atas 2 bagian dan kedua bagian yaitu depan dan
belakang tidak terpisah (Gambar 2.5).
9
4) Jari-jari sirip yang bersatu
Jika sirip perut bersatu menjadi satu sirip, maka biasanya masih tetap diketahui
bahwa sirip tersebut sebenarnya terdiri atas dua sirip. Oleh karena itu jari-jari sirip
yang dihitung hanya salah satu sirip saja.
5) Sirip lemak adalah sirip tipis tanpa jari-jari yang terletak sedikit di depan sirip ekor
(Gambar 2.6). Umumnya dimiliki ikan familia Siluriformes.
Gambar 2.6 Sirip Punggung dan Sirip Lemak (Sumber: Kottelat dkk. 1993)
Keterangan: A. Jari-jari sirip punggung, B. Sirip lemak pada sirip punggung
10
Penghitungan sisik pada linea literalis dimulai pada sisik yang terletak di belakang
lengkung bahu yang sama sekali tidak menyentuh lengkung bahu tersebut dan
berakhir pada pangkal ekor atau pada ruas tulang belakang bagian ekor yang terakhir.
Tempat ini dengan mudah dapat ditetapkan dengan cara menggoyang-goyangkan sirip
ekor dan pada pelipatan pangkal sirip ekor tersebut terletak ruas tulang belakang yang
dimaksud. Sisik yang terletak di atas pelipatan ini tidak dihitung.
b. Sisik di atas dan di bawah linea lateralis
- Cara menghitung sisik tersebut dengan menarik garis tegak lurus dari awal sirip
dorsal pertama sampai pertengahan dasar perut.
- Jika cara pertama tidak bisa karena garis tersebut melalui dasar sirip perut, maka
cara menghitung sisik yaitu dengan cara mengambil garis tegak mulai dari
dasar/akhir sirip perut menuju awal ke sirip dorsal.
- Cara lain yaitu dengan menentukan jumlah sisik di atas linea lateralis dimulai pada
permulaan sirip dorsal dan dihitung miring ke bawah dan ke balakang, sedangkan
sisik di bawah linea lateralis dimulai pada permulaan sirip anal dan dihitung miring
ke atas dan ke depan.
Pada semua cara tersebut sisik yang terletak tepat pada linea lateralis tidak dihitung.
11
6. Letak Mulut Ikan
Letak mulut ikan bervariasi. Gambar 2.5 menyajikan tipe mulut ikan.
Gambar 2.6 Potongan Melintang Badan Ikan (Sumber: Kottelat dkk. 1993)
Keterangan: a. Ramping bergeligir, b. Pipih tegak, c. Bundar, d. Pipih datar, e.
Sangat pipih
12
III. KELAS AMPHIBIA
14
supraorbital, n. Gelang bahu arsiferal, o. Gelang bahu firmisternal, p.
Alur parietal.
Gambar 3.2 Cara Morfometri Katak (Sumber: Biju dan Bossuyt, 2005 dalam Wicesa,
2013)
Keterangan: a. Panjang tubuh, b. Jarak antara lubang hidung, c. Jarak kedua mata
terdalam, d. Jarak mata terluar, e. Lebar kepala, f. Panjang paha, g.
Panjang tibia dan fibula, h. Diameter mata, i. Panjang moncong, j.
Diemeter membran timpani, k. Panjang telapak tangan, l. Diameter
piringan jari.
15
6. Bentuk tubuh katak bervariasi. Gambar 3.3, 3.4, dan 3.5 menyajikan gambar berbagai
bentuk tubuh katak.
Gambar 3.3 Bentuk Tubuh dari: A. Bufo melanosticus, B. Bufo asper, C. Leptophryne
borbonica, D. Leptophryne cruentata, E. & F. Leptobrachium hasseltii, G &
H. Megophrys montana (Sumber: Iskandar, 1998).
16
Gambar 3.4 Bentuk Tubuh dari: A & B. Kaloula baleata, C. Kalophrynus
pleurostigma, D. Kalophrynus minusculus, E. Microhyla achatina, F.
Microphyla palmipes, G. Rana catesbeiana, H. Xenopus laevis (Sumber:
Iskandar, 1998).
17
Gambar 3.5 Bentuk Tubuh dari: A & B. Huia masonii , C & D. Rana (Hylarana), E.
Fejervarya limnocharis, F. Fejervarya cancrivora, G & H. Limnonectes sp.
(Sumber: Iskandar, 1998).
18
Gambar 3.6 Bentuk Tubuh dari: A & B. Occidozyga , C & D. Philautus sp. , E& F.
Polypedates leucomystax, G. Rhacophorus sp., H. Rana (Hylarana) sp.
(Sumber: Iskandar, 1998).
19
BAB IV. KELAS REPTILIA
Langkah Kerja:
Amati karakter-karakter yang dimiliki oleh hewan Reptilia yang Saudara amati. Karakter-
karakter tersebut antara lain:
1. Habitat
2. Pola warna tubuh
3. Sisik tubuh. Pola sisik dan jumlah sisik pada daerah kepala dan badan dari hewan
kelompok kadal dan ular dapat digunakan untuk identifikasi.
4. Karakteristik alat gerak
5. Bentuk dan ukuran tubuh. Hewan Reptilia terdiri atas beberapa ordo dan anggota dari
ordo tersebut memiliki bentuk yang berbeda satu dengan lainnya. Pengukuran tubuh
hewan Reptilia disajikan pada Gambar 4.1, 4.2, dan 4.3.
a. Hewan kura-kura, terrapin, dan penyu
Ukuran tubuh hewan kelompok kura-kura dengan cara mengukur panjang karapak
melalui garis tengah karapak (Gambar 5.1).
20
b. Kadal
Penentuan ukuran tubuh meliputi pengukuran panjang tubuh (SVL) yang diukur
mulai ujung moncong sampai pangkal ekor (Gambar 4.2). Pengukuran panjang
ekor tidak terlalu penting karena hewan kadal terkadang melepaskan ekornya saat
terancam.
c. Ular
Pengukuran tubuh ular dilakukan dengan cara mengukur panjang total tubuh (TL)
dimulai dari ujung moncong sampai ujung ekor (Gambar 4.3).
21
A B
Gambar4.4 Sisik Penyusun Karapak (A) dan Plastron (B) (Sumber: Indraneil,
2010)
Gambar 4.5 Sisik Penyusun Kepala pada Sisi Lateral, Ventral dan Dorsal
kepala Lizard (Sumber: Indraneil, 2010)
22
c. Penghitungan Sisik Tubuh Ular
Sisik badan dibedakan atas sisik dorsal dan sisik ventral. Sisik dorsal menutupi
seluruh permukaan dorsal sampai ke lateral. Sisik tersebut relatif kecil dengan
permukaan halus atau berlunas. Pada umumnya sisik berukuran sama besar,
tetapikadang deretan tengah (sisik vertebral) lebih lebar. Penghitungan jumlah
barisan sisik tubuh ular dilakukan pada sisi dorsal tubuh antara kepala dan kloaka.
Sisik yang terletak di bagian ventral tubuh tidak perlu dihitung. Cara
menghitungnya seperti disajikan pada Gambar 4.6.
23
e. Sisik Kepala Ular
Sisik yang terletak di kepala dapat diidentifikasi berdasarkan bentuk dan letaknya
(Gambar 4.8)
A B
Gambar 4.8 Sisik Penyusun Kepala Ular Bagian Dorsal (A) dan Lateral (B)
(Sumber: Indraneil, 2010)
24
V. KELAS AVES
Langkah Kerja:
1. Amati karakter-karakter yang dimiliki oleh ikan yang Saudara amati. Karakter-karakter
tersebut antara lain:
a. Habitat
b. Warna bulu bagian kepala, badan, sayap, ekor, bulu yang melingkari mata (jika
warna bulu berbeda).
c. Warna paruh
d. Warna kaki
e. Warna iris mata
f. Tipe paruh
g. Jumlah jari kaki
h. Tipe kaki
i. Karakter-karakter lain yang spesifik pada burung yang diamati.
Berikut disajikan Gambar morfologi burung dan bagian-bagian tubuhnya.
25
Gambar 5.2 Tipe Paruh Burung (Sumber: Verma, 1979)
Keterangan: A. Tipe pemakan biji; B. Tipe pemotong; C. Tipe pemakan buah; D. Tipe
pembuka dan penusuk; E. Tipe pemakan serangga; F. Tipe penangkap ikan; G. Tipe
pemahat kayu; H. Tipe penggali lumpur; I. Tipe penusuk bunga; J. Tipe berkantung;
K. Tipe spatula; L. Tipe penyaring air dan lumpur (Verma, 1979: 324-328).
26
2. Bentangkan sayap sisi kanan, selajutnya hitunglah bulu sayap yang tergolong dalam
bulu sayap primer dan sekunder. Bulu sayap primer melekat pada tulang jari, sedangkan
bulu sayap sekunder melekat pada tulang radius. Jika ada bulu sayap burung yang
tanggal/rontok tetap dihitung dengan cara carilah tempat tumbuhnya bulu tersebut.
Berikut disajikan Gambar bentangan sayap burung.
3. Bentangkan ekor burung, selanjutnya hitung jumlah bulu ekor burung (tektrises). Jika
ada bulu yang rontok tetap dihitung dengan cara carilah tempat tumbuhnya bulu
tersebut.
4. Ukurlah beberapa bagian tubuh burung yang Saudara amati.
a. Panjang paruh merupakan jarak antara pangkal paruh sampai ujung paruh.
b. Lebar paruh merupakan jarak antara sisi paruh kiri ke sisi paruh kanan.
c. Diameter mata
d. Panjang sayap merupakan jarak mulai dari pangkal bulu sayap sekunder sampai
bulu sayap primer yang terpanjang.
e. Bentangan sayap merupakan jarak antara sayap kiri dimulai ujung bulu sayap
primer sayap kiri yang terpanjang sampai ujung bulu primer sayap sisi kanan yang
terpanjang juga.
f. Panjang bulu ekor dengan mengukur mulai dari pangkal ekor sampai bulu ekor yang
terpanjang.
g. Panjang kaki mengukur panjang tarsus metatarsus.
27
VI. KELAS MAMMALIA
28
DAFTAR PUSTAKA
Hickman, C.P., Roberts, L.S., Keen, S.L., Larson, A dan IAnson, H. 2006. Integrated
Principles of Zoology. Fourteenth Edition. Boston: Mc.Graw Hill Hinger Education.
Indraneil Das. 2010. A Field Guide To The Reptile of South-East Asia. London: New
Hollad Publishers (UK) Ltd.
Kottelat, M., Whitten, A.J., Kartikasari, S.N., dan Wirjoatmodjo, S. 1993. Ikan Air Tawar
Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd.
Verma, P.S. 1979. A Manual of Practical Zoology Chordates. Ram Nagar: S. Chand &
Company Ltd.
Wicesa, H.P. 2013. Studi Karakter Morfologi, Pola Distribusi, dan Preferensi Mikrohabitat
Katak Pohon Emas (Philautus aurifasiatus) di Taman Hutan Raya Raden Soerjo.
Skripsi. Tidak Diterbitkan. Jurusan Biologi FMIPA UM.
29