N111 13 326
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
UJI AKTIVITAS EKSTRAK AKAR NANGKA (Artocarcus
heterophyllus lamk.) SEBAGAI ANTIHIPERGLIKEMIA
PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG
DIINDUKSI STREPTOZOTOSIN DENGAN KOMBINASI
NIKOTINAMID
SKRIPSI
ii
iii
iv
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji Tuhan, terima kasih untuk Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan
dan hikmat yang Dia berikan selama penelitian dan penyusunan skripsi
penyusunan skripsi ini, tetapi berkat dukungan doa dan bantuan dari
Ph.D., Apt. sebagai pembimbing utama, Ibu Dr. Mufidah, S.Si., M.Si., Apt.
sebagai pembimbing pertama, dan Ibu Dra. Rosany Tayeb, M.Si., Apt.
Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, dan Wakil Dekan III, serta seluruh Bapak/Ibu
motivasi yang diberikan selama proses perkuliahan, dan tak lupa pula untuk
vi
Rasa homat dan terimakasih kepada orang tua tercinta ayahanda
Nikolaus Andiang dan sosok wanita yang selalu dan setia disampingnya
sampai saat ini ibunda Bertha Bangnga. Mereka berdua selalu memberikan
skripsi ini tepat pada waktunya. Terimakasih pula buat saudara penulis,
Juventy Andiang dan sepupu penulis Yan stevi toding atas dukungan dan
serta Ibu Adriana Pidun sebagai laboran di Laboratorium Kimia Farmasi dan
terimakasih kepada kak Ismail, S.Si., M.Si., Apt., kak Lukman, kak Hendra,
dan rekan kerja penulis dalam penelitian ini Awaliah Ramadhani yang telah
penelitian ini. Terimakasih pula buat sahabat terbaik dan terdekat penulis
satu per satu namanya yang membantu penulis dalam doa dan dukungan
bersama KTB KINAWA (Kak Rein, Yadi, Luis, Rupin), kak Yanti, Kak Harter
vii
angkatan 2013 Theobromine Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
terimakasih pula atas dukungan dan doa yang telah diberikan. Serta pihak
lain yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan yang tidak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan dari semua pihak. Akhir kata,
viii
Abstrak
ix
Abstract
x
DAFTAR ISI
PENGESAHAN .................................................................................. iv
PERNYATAAN ................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................... ix
ABSTRACT ........................................................................................ x
xi
II.2 Diabetes Melitus ............................................................ 9
V.2 Saran.............................................................................. 45
Lampiran ............................................................................................ 49
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
nikotinamid ................................................................................. 54
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
3. Perhitungan ....................................................................................... 51
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
mg/dL) yang disebabkan oleh defisiensi insulin relative atau absolut (1,2).
yaitu diabetes mellitus tergantung insulin (IDDM atau tipe I) akibat dari
kerusakan sel beta pankreas yang mengarah pada kekurangan insulin dan
diabetes melitus tidak tergantung insulin (NIDDM atau tipe II) yang
antidiabetik oral (ADO) tidak lepas dari efek samping yang ditimbulkan (4).
Oleh karena itu, pengobatan dengan tanaman obat menjadi solusi yang
1
2
potensial dan efektif dengan efek samping yang lebih rendah dibandingkan
ini sudah sejak lama digunakan sebagai pengobatan tradisional untuk terapi
diare, diabetes, malaria, asma dan dermatitis (6). Beberapa spesies dari
Lamk. merupakan salah satu spesies dari tanaman nangka yang memiliki
Lamk.) dengan dosis 200 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB memiliki aktivitas
pada tikus. Pada penelitian ini untuk mencapai kondisi hiperglikemia pada
Lamk.) dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus
TINJAUAN PUSTAKA
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Bangsa : Urticales
Suku : Moraceae
Marga : Artocarpus
4
5
Aceh : Panah
Nias : naa
Timor : kuloh
Batangnya tegak, berkayu, bulat, kasar dan berwarna hijau kotor. Daun
daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, panjang 5-15 cm, lebar 4-5
cm, tangkai panjang lebih kurang 2 cm dan berwarna hijau. Bunga nangka
tangkai yang memiliki cincin, bunga jantan ada dibatang baru diantara
daun atau diatas bunga betina. Buah berwarna kuning ketika masak, oval,
Daun terbentuk bulat telur dan panjang, tepi nya rata, tumbuh
ketiak cabang atau pada cabang-cabang besar, bunga jantan dan betina
a. Akar
c. Daun (folium)
d. Bunga (flos)
penyerbuk.
e. Buah (fructus)
f. Biji (semen)
dua. Biji terdiri dari tiga lapis kulit, yakni kulit luar berwarna kuning
8
agak lunak, kulit liat berwarna putih, dan kulit ari berwarna cokelat
sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tannin. Selain itu, dikulit kayunya
hipoglikemi. Selain itu daun pohon nangka juga dapat digunakan sebagai
pelancar ASI, borok (obat luar), dan luka (obat luar). Daging buah nangka
daun sebagai laktagog. Getah kulit kayu juga telah digunakan sebagai
obat demam, obat cacing dan sebagai antiinflamasi. Pohon nangka dapat
antihipertensi.
jumlah hormone insulin kurang atau jumlah insulin cukup bahkan kadang-
defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak adekuat (23).
program penurunan berat badan, olah raga dan diet. Oleh karena
kehilangan berat badan, bayi lahir lebih dari berat badan normal,
Jenis Etiologi
Autoimun
Idiopatik
insulin
Endokrinopati
Infeksi
berkaitan dengan DM
kehamilan.
biasanya terjadi sebelum usia 25-30 tahun (tetapi tidak selalu demikian
karena orang dewasa dan lansia yang kurus juga dapat mengalami
rendah atau tidak ada sama sekali). Dengan demikian, tanpa pengobatan
Hasil tes deteksi antibodi Islet hanya bernilai sekitar 50-80% dan KGD
>140 mg/dL.
Negara maju, dengan prevalensi sangat tinggi (35% orang dewasa) pada
Kebanyakan penderita memiliki berat badan yang lebih. Atas dasar ini
akan berlipat ganda jika berat badan bertambah sebanyak 20% di atas
berat badan ideal dan usia bertambah 10 tahun atau di atas 40 tahun.
kecuali pada kasus yang disertai stress atau infeksi. Kadar insulin
menurun atau bahkan tinggi, atau mungkin juga insulin bekerja tidak
efektif. Pengendaliannya boleh jadi hanya berupa diet dan (jika tidak ada
DM tipe 1 DM tipe 2
penyandang DM penyandang DM
sakit/stress
tipe tertentu
penyakit autoimun
diperlukan sebagai
peka
hipoglisemia)
BB
c. DM tipe 3
tipe lain. Etiologi diabetes jenis ini, meliputi : (a) penyakit pada pankreas
tertentu yang jarang terjadi, seperti kelainan pada reseptor insulin; dan (e)
sindrom genetik.
17
ini lenyap atau menetap selepas melahirkan. Diabetes jenis ini biasanya
tropis. Diabetes jenis ini biasanya menampakkan gejala pada usia muda,
poliuria, dan penysutan berat bedan) ini tak selalu dikeluhkan, terutama
dalam aliran darah akan melimpah kedalam urin. Ginjal orang sehat,
(berkemih berlebihan).
karena glukosa yang keluar memerlukan air sebagai pelarut. Kondisi ini
gejala berupa resa haus yang berlebihan (polidipsia). Tidak adanya atau
tubuh, terutama sel otot lurik. Keadaan ini mengakibatkan sel-sel tubuh
insulin eksogen atau jumlahnya terlalu sedikit dalam periode yang cukup
energi.
19
dengan bahan darah plasma vena. Penggunaan bahan darah utuh (whole
Tabel 3. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Penyaring dan
Diagnosis DM (mg/dL)
Kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu yang lama dapat
jumlah yang besar. Jika melaui tes darah ditemukan urea, nitrogen,
kerusakan ginjal.
dari benda yang kita liat yang dibentuk oleh system lensa mata.
Penyakit ini sering diderita oleh orang yang sudah lama menderita
diabetes.
4. Penyakit kulit
sebab setiap orang mempunyai pola kegiatan yang khas. Oleh kerena itu
1. Terapi Nonfarmakologi
b. Olahraga
Obesitas adalah salah satu contoh gaya hidup yang telah diyakini
saja. Karena itu, upaya ini mesti dipadu dengan pengaturan diet
2. Terapi farmakologi
dan diet tetap dilakukan. Obat-obat antidiabetik yang ada saat ini,
tiazolidindion.
25
a. Glibenklamid (28,29,30,31,32,33)
dan glucagon.
molekul obat dengan reseptor pada sel beta. Ikatan yang terbentuk
b. Metformin (4)
oleh hati. Kemungkinan mekanisme lain dari obat ini ialah dengan cara
c. Tiazolidindion (4)
menjadi lebih peka terhadap insulin. Preparat ini mengikat reseptor inti
resistin.
pioglitazin.
hepatotoksisitas.
pada sel dalam mengikat radikal bebas, dan rasio NAD + / DNA rendah
ireversibel, juga akan merusak organ lain seperti ginjal, hati, dan usus.
terpasang disalah satu ujung dan sebuah molekul glukosa diujung lain.
30
a.
b. c.
Dalam kasus kelarutan, STZ sangat larut dalam air, keton dan alkohol
yang lebih rendah, namun sedikit larut dalam pelarut organik polar. Produk
kuning muda, dari yang jernih sampai agak keruh. Stabilitas maksimum
dari larutan STZ adalah pH 4. STZ bisa disimpan pada suhu 4C untuk
disimpan pada suhu -20C karena stabil pada suhu ini selama kurang
lebih 2 tahun.
terhadap sel pankreas dan pengaruhnya dapat dilihat dalam tujuh puluh
Semua efek ini yang ditimbulkan dari nikotinamid dapat memainkan peran
biasa dilakukan dengan metode yang sesuai dengan sifat dan tujuan
digunakan untuk zat yang tahan dan tidak tahan pemanasan. Kelemahan
cara maserasi adalah banyak pelarut yang terpakai dan waktu yang
PELAKSSANAAN PENELITIAN
hewan.
heterophyllus Lamk.) yang diambil dari kabupaten Wotu (Luwu timur). Akar
dengan suhu 40C hingga memenuhi persyaratan kadar air simplisia yang
telah ditentukan.
34
35
dalam labu erlenmeyer yang berisi air suling yang telah dipanaskan hingga
air suling.
1% b/v.
36
Ekstrak akar nangka dibuat dengan konsentrasi 100 mg/kg BB, 200
mg/kg BB, dan 300 mg/kg BB b/v. Pembuatan ekstrak dengan konsentrasi
100 mg/kg BB b/v dilakukan dengan cara ekstrak kental sebanyak 0,25
Ditimbang natrium sitrat sebanyak 1,4 gram dan asam sitrat 1 gram,
hingga pH 4,5 dengan menambahkan asam sitrat sedikit demi sedikit dan
4,5 sedikit demi sedikit hingga homogen di dalam labu tentu ukur 25 ml,
demi sedikit hingga homogen di dalam labu tentu ukur 25 ml, kemudian
Wistar yang berbadan sehat yang dapat diamati dari kondisi fisik, dan
III.4.2 Perlakuan
tikus kemudian dipuasakan selama 10-16 jam dan kadar glukosa darah
selanjutnya (4). Pemberian ekstrak uji dengan tiga variasi konsentrasi (100
mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 300 mg/kg BB) dilakukan setiap hari selama tiga
diberikan pelakuan.
Pvalue (0,05).
BAB IV
Tabel 4. Persen (%) Rendamen Ekstrak Etanol Akar Nangka (Artocarpus heterophyllus
Lamk.)
Lamk.) pada tikus putih (Rattus novergicus) jantan yang telah diinduksi
39
40
Tabel 5. Presensi penurunan kadar glukosa darah pada tikus jantan yang diinduksi
streptozotosin-nikotinamid setelah 7,14, dan 21 hari pemberian ekstrak akar nangka
(Artocarpus heterophyllus Lamk.)
IV.2 Pembahasan
yang digunakan adalah 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, dan 300 mg/kg BB.
Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah tikus putih (Rattus
antara 200-250 gram. Tikus betina tidak digunakan karena memiliki sistem
demikian faktor variasi biologis dari hewan uji tidak dapat dihilangkan
makanan pada saat dilakukan pengukuran kadar glukosa darah dan untuk
secara oral.
Sehingga diperoleh model diabetes melitus tipe-2 agar bisa dilakukan pada
peningkatan kadar glukosa darah sebesar 131.04% Hal ini dibuktikan dari
analisis statistik dengan two way anova terhadap kadar glukosa darah
ekstrak.
terjadi penurunan kadar glukosa darah selama tiga minggu pada tikus yang
memiliki daya kerja yang lebih kuat dibandingkan dengan obat antidiabetik
darah dengan cara menstimulasi sekresi insulin pada sel- pankreas pada
pada ekstrak 100 mg/kg BB yang diberikan kepada tikus belum dapat
Hal ini terbukti dari adanya salah satu hewan coba yang mengalami
memiliki kadar glukosa plasma yang masih sangat tinggi (300 mg/dL) dan
dosis 200 mg/kg BB. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan glukosa
yang lebih baik. Sayangnya, terjadi penyimpangan data pada salah satu
setelah perlakuan ekstrak. Namun dengan melihat trend data yang ada
pada kedua hewan uji lainnya masih dapat disimpulkan bahwa pemberian
batang yang menunjukkan bahwa ekstrak batang nangka dengan dosis 200
mg/kg BB dan 400 mg/kg BB memiliki aktivitas antidiabetes pada tikus yang
V.1 Kesimpulan
dengan dosis 100 mg/kg BB belum dapat menurunkan kadar glukosa darah
V.2 Saran
45
DAFTAR PUSTAKA
3. Ullah A., Khan A., Khan I., 2016, Diabetes mellitus and oxidative
stressA concise review, Saudi Pharmaceutical Journal; 24, 547
553.
46
47
12. Rukmana R., 1997, Budi Daya Nangka, Yogyakarta: Kanisius, hal.
17-20.
13. Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid II, Badan
Litbang Kehutanan, Jakarta, hal .111-114.
14. Johnny H.R., 1993, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid II,
Jakarta, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
DepKes RI, hal. 59-60.
17. Corwin E., 2001, Buku Saku Patofisiologi, Jakarta: EGC, hal. 624-
630.
18. Price S.A., Lorraine Mc., Carty W., 2006, Patofisiologi: Konsep
Klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter
Anugrah, EGC, Jakarta, hal. 1260-1261.
20. Arief M., 2004. Diabetes Melitus. Kapita Selekta Kedokteran, edisi
3, jilid I, Media Aesculapius FK UI, pp:580-588.
24. Smeltzer C., Suzanne, Bare B.G., 2002. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Alih Bahasa: dr. H. Y. Kuncara. Jakarta: EGC,
hal. 1220-1224.
48
27. Luzi L., Pozza G., 1997, Glibenclamide: an old drug with a novel
mechanism of action, J of Acta Diabetologica, 34, 239-244.
28. Pfeifer M.A., Halter J.B., Graf R., Porte D.Jr., 1980, Potentiation Of
Insulin Secretion to Non-Glucose Stimuli in Normal Man by
Tolbutamide, Journal of Diabetes, 29, 335340.
29. Groop L., Luzi L., Melander A., Groop P. H., Ratheiser K.,
Simonson D.C., DeFronzo R.A., 1987, Different Effects of
Glyburide and Glipizideon Insulin Secretion and Hepatic Glucose
Production in Normal and NIDDM Subjects, Journal of Diabetes,
36, 1320-1328.
30. Eliasson L., Renstrom E., Ammala C., Berggren P.O., Bertorello
A.M., Bokvist K.,Chibalin A., Deeney J.T., Flatt P.R., Gabel J.,
Gromada J., Larsson O., Lindstrom P., Rhodes C. J., Rorsman P.,
1996, PKC-dependent stimulation of exocytosis by sulfonylureas
inpancreatic -cells, Science, 271, 813815.
31. Katzung B.G., 2006, Basic and Clinical Pharmacology, 10th Ed.,
McGraw-Hill, New York, hal 694-700.
35. Badan POM RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Vol. 5, Edisi I,
Direktorat ObatAsli Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia,Jakarta, hal 30-31.
Lampiran 1. Skema Kerja Ekstraksi Akar Nangka
Akar nangka
(Artocarpus heterophyllus Lamk.)
- Sampel dicuci
- Disortasi
basah
- Dirajang
- dikeringkan
49
50
Tikus Putih
- Diadaptasikan selama 2 minggu
- Dipuasakan 10-16 jam, minum diberikan
Induksi
Hiperglikemik
- Tikus dikelompokkan
Analisis Statistik
Pembahasan
Kesimpulan
51
Lampiran 3. Perhitungan
% Rendamen = 100 %
= 100 %
= 5,4 %
- Dosis oral ekstrak akar nangka = 100 mg/ 70kg BB (20 mg/200 g BB)
- Sediaan stok = 25 ml
20mg 25mL
- Jumlah ekstrak yang ditimbang = = 250 mg
2mL
40mg 25mL
Jumlah ekstrak yang ditimbang = = 500 mg
2mL
60mg 25mL
Jumlah ekstrak yang ditimbang = = 750 mg
2mL
B. Streptozotocin
- Sediaan stok = 25 ml
25mg 195mL
- Jumlah streptozotocin yang ditimbang = = 325 mg
15mL
BB
- Untuk tikus > 200 g BB = x 1 ml
200 g
C. Nicotinamid
- Untuk 15 tikus = 46 mg x 15 ml
= 690 mg/30ml/200 g BB
- Sediaan stok = 10 ml
10ml 690 mL
- Jumlah nicotinamid yang ditimbang = = 230 mg
30mL
BB
- Untuk tikus > 200 g BB = x 2 ml
200 g
D. Glibenklamid
tikus
250 g
- Dosis untuk tikus 250 g = x 0,09 mg = 0,1125 mg
200 g
2,81mg
- Berat tablet yang ditimbang = x 203 mg
5mg
= 114,1 mg
Gambar 5. Akar tanaman nangka (Artocarpus Gambar 6. Maserasi akar nangka (Artocarpus
heterophyllus Lamk.) heterophyllus Lamk.)
Keterangan:
TBUD = Tidak Bisa Untuk Dihitung
57
Tabel 6. Signifikansi antara kelompok hewan pada pemeriksaan glukosa darah puasa
dengan glukosa darah setelah induksi streptozotosin-nikotinamid
Total 990595.760 30
Total 990595.760 30