Anda di halaman 1dari 16

HIDROGENASI

1. Pengertian
Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik, Reaksi ini terjadi
dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap dari molekul yang tidak
jenuh sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh. Proses hidrogenasi merupakan salah satu
proses yang penting danbanyak digunakan dalam pembuatan bermacam-macam senyawa
organik. Proses ini umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah molekul.
Reaksi dilakukan pada suhu dan tekanan yang berbeda tergantung pada substrat dan aktivitas
katalis.
2. Macam- Macam Hidrogenasi
a. Hidrogenasi transfer
Proses hidrogenasi umumnya memanfaatkan gas hydrogen, namun ada juga yang
menggunakan sumber lain yang memiliki atom hydrogen di dalamnya. Namun tujuannya
sama, yaitu : menambahkan atom hydrogen dalam suatu senyawa.
b. Hidrogenasi Minyak
Proses hidrogenasi minyak membuat mengerasnya tanaman dan ikan yang diturunkan
minyak, yang memungkinkan mereka untuk menjadi pengganti efektif untuk lemak hewani.
c. Hidrogenasi Etena
Etena bereaksi dengan hydrogen pada suhu sekitar 150 C dengan adanya sebuah
katalis nikel (Ni) yang halus.Reaksi ini menghasilkan etana.
Reaksi ini tidak begitu berarti, sebab etena merupakan senyawa yang jauh lebih bermanfaat
disbanding etena yang dihasilkan.
3. PROSES HIDROGENASI
a. Substrat
Penambahan H2 ke alk e ne affords alk ne dalam reaksi protypical :
RCH = CH2 + H2 CH2RCH3 (R= alkil, aril)Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik
menjelaskan selektivitas untuk reaksi dengan exocyclic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda
internal.Substrat dari hidrogenasi tercantum dalam tabel berikut :

Alkena, R2C = CR2 Alkana, 2R2 CHCHR


Alkuna, RCCR Alkena, cis-RHC = CHR
Aldehida, RCHO Alcohol utama, RCH2OH
Keton, R2CO Sekunder alcohol, R2CHOH
Ester, RCO2R Dua alcohol, RCH2OH, ROH
Imina, RRCNR Amina, RRCHNHR
Amida. RC (O) NR2 Amina, RCH2NR2
Nitril, RCN Imina, RHCNH
Nitro, RNO2 Amina, RNH2

b. Katalis
Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat
digunakan.Hidgrogenasi non-katlik hanya berjalan dengan kondisi temperature yang sangat
tinggi. Dengan pengecualian langka, tidak ada reaksi di bawah 480 C (750 K atau 900 F)
terjadi antara H2 dan senyawa organic dalam ketiadaan katalis logam. Katalis logam non-
mulia, terutama yang didasarkan pada nikel (seperti nikel Raney dan nikel Urushibara) juga
telah dikembangkan sebagai alternatif ekonomis, tetapi mereka sering terlambaat atau
memerlukan suhu yang lebih tinggi.Trade off adalah kegiatan kecepatan reaksi vs biaya
katalis dan biaya aparat yang diperlukan untuk penggunaan tekanan tinggi. Perhatikan bahwa
nikel Raney-hydrogenations katalis membutuhkan tekanan tinggi :
Ada dua keluarga yang dikenal dengan katalis-katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis homogen
Katalis homogen termasuk rhodium senyawa berbasis yang dikenal sebagai katalis
Wilkinson dan iridium berbasis katalis Crabtree. Contohnya adalah hidrogenasi carvone :
Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas untuk reaksi dengan
exocylic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal.
Katalis heterogen
Katalis heterogen untuk hidrogenasi lebih umum ke industri.Seperti dalam katalis
homogeny, aktivitas disesuaikan melalui perubahan di lingkungan sekitar logam, yaitu
lingkup koordinasi.Demikian pula katalis heterogen dipengaruhi oleh dukungan materi
dengan katalis heterogen terikat.Misalnya : kegiatan layar Kristal katalis heterogen yang
berbeda.
Dalam banyak kasus, modifikasi yang sangat empiris melibatkan selektif racun. Dengan
demikian, katalis dipilih dengan cermat dapat digunakan untuk beberapa kelompok
fungsional hydrogenate tanpa mempengaruhi orang lain. Seperti hidrogenasi selektif alkines
ke alkena menggunakan katalis Lindlar.Ketika katalis palladium ditempatkan pada barium
sulfat dan kemudian diobati dengan quinoline, katalis yang dihasilkan mengurangi alkines
hanya sejauh alkena.Katalis Lindlar telah diterapkan untuk konversi phenylacetylene untuk
stirena.
c. Efek Samping Hidrogenasi
Efek samping dari hidrogenasi memiliki implikasi bagi kesehatan manusia yaitu
isomerisasi dari beberapa ikatan karbon tak jenuh yang tersisa. Efek samping yang sangat
menonjol dari hidrogenasi adalah lemak trans. Undang-undang makanan di AS dank ode
praktek di Uni Eropa telah lama menyatakan bahwa diperlukannya label kandungan lemak
dari makanan dalam perdagangan, juga diperlukan deklarasi dari isi lemak trans. Lemak trans
di larang di Denmark dan New York City. Konsumsi lemak trans telah terbukti dapat
meningkatkan kadar kolesterol yang berbahaya sehingga menyebabkan meningkatnya resiko
penyakit jantung. Proses apapun yang cenderung meningkatkan jumlah lemak trans dalam
makanan sebaiknya dihindari.

HASIL PERANCANGAN PABRIK SORBITOL


A. Seleksi Proses
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan proses adalah dari segi proses pembuatan
produk yang meliputi bahan baku, konversi reaksi, kuantitas produk dan kualitas produk. Sedangkan
dari kondisi operasi yaitu mengenai temperatur, tekanan operasi dan dari segi ekonomi yaitu
mengenai investasi, ROI (Return of Invesment ) danjuga POT ( Pay Out Time ). Dari kriteria-kriteria
dan uraian proses pembuatan sorbitol diatas dapat dilihat keuntungan dan kerugian dari masing-
masing proses. Proses dengan reduksi elektrolitik dan hidrogenasi katalitik menggunakan bahan
baku starch, konversi untuk reduksi elektrolitik 85% sedangkan hidrogenasi katalitik 95-99% .Dalam
hal kualitas produk reduksi elektrolitik mempunyai tahapan proses dan bahan penunjangnya lebih
banyak, bahan-bahan impuritis dari hasil reaksi samping juga lebih banyak maka kemurnian sorbitol
lebih rendah kondisi operasi temperatur 120-140 o C dan tekanan 125 atm. Proses dengan
hidrogenasi katalitik tahapan proses dan bahan penunjangnya lebih sedikit, bahan-bahan impuritis
dari hasil reaksi samping juga lebih sedikit maka kemurnian sorbitol lebih tinggi dengan kondisi
operasi temperatur 120-140 o C dan tekanan 75 atm.
Dari segi ekonomi reduksi elektrolitik Harga dari elektroda sangat mahal, serta membutuhkan power
yang besar untuk proses elektrolisis, ROI rendah dan POT lambat. Untuk proses hidrogenasi katalitik
bahan tambahan seperti gas hidrogen dan katalis nikel mudah dijangkau dan murah serta efektif, ROI
tinggi, dan POT cepat.
Hidrogenasi katalitik, konversi reaksinya lebih besar sehingga akan diperoleh produksi yang
lebih tinggi denganbasis bahan baku yang sama. Selain itu untuk proses hidrogenasi katalitik,
tahapan proses dan bahan penunjangnya lebih sedikit daripada dengan reduksi elektrolitik.
Sehingga pada produk akan diperoleh kualitas yang lebih tinggi, karena bahan bahan
impuritis dari hasil reaksi samping lebih sedikit. Jika ditinjau dari segi ekonomi maka proses
reduksi elektrolitik ini investasinya lebih besar, dimana besar kecilnya investasi ini akan
mempengaruhi tinggi rendahnya ROI dan juga cepat lambatnya POT dari masing - masing
proses. Sehingga dalam pemilihan proses lebih menguntungkan proses hidrogenasi katalitik
dibandingkan dengan proses reduksi elektrolitik baik dari segi teknis maupun ekonomis.
B. Proses Produksi Sorbitol
Proses pembuatan sorbitol dengan hidrogenasi katalitik dilakukan dengan mereaksikan
larutan dekstrosa dan gas hidrogen bertekanan tinggi dengan menggunakan katalis nikeld alam
reaktor. Gas hidrogen masuk dari bagian bawah reaktor secara bubbling dan larutan dekstrosa
diumpankan dari atas reaktor sehingga kontak yang terjadi semakin baik.
Proses ini menghasilkan overall yield 9599%. Secara keseluruhan proses pembuatannya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini

Pembuatan sorbitol dengan hidrogenasi katalitik ini terdiri dari beberapa unit proses yaitu:
1. Glucose Production Unit
2. Catalytic Hydrogenation Unit
3. Finishing Unit

1. Glucose Production Unit


Pada unit ini bahan baku mengalami proses gelatinasi. Tepung tapioka dari
gudang bahan baku F-111 dengan kadar air 7,8% diangkut dengan
menggunakanpneumatic conveyor J-112 menuju mixing tank M-110. Pada proses
ini, tepung tapioka dicampur dengan CaCl2 yang telah dilarutkan dalam larutan
pengencer (air) sehingga menghasilkan suspensi pati 35%. Larutan CaCl2 berasal
dari tangki F-113 dengan konsentrasi 400 ppm.Fungsi dari penambahan CaCl2
adalah untuk menjaga stabilitas enzim. Pada saat enzim memiliki kestabilan tinggi
diharapkan inaktivasi enzim akan membutuhkan waktu yang lama walaupun dalam
keadaan suhu tinggi. Kondisi operasi pada tangki M-110 adalah pada temperatur
30oC, tekanan atmosferik.Waktu tinggal di dalam mixing tank adalah 15 menit.
Suspensi pati kemudian dipompa dengan pompa L-121 menuju jet cooker E-120. Proses ini
bertujuan untuk membuat suspensi pati larut sempurna dengan menginjeksikan steam jenuh ke
dalam aliran. Selain itu,jet cooker juga bertujuan untuk menaikkan suhu dari suspensi pati. Aliran
keluar dari jet cooker pada suhu 98oC menuju reaktor liquifikasi.

a. Proses Liquifikasi
Suspensi pati dimasukkan dalam reaktor liquifikasi dengan tujuan untuk memecah rantai pati
yang telah tergelatinasi menjadi dekstrin, maltosa dan dekstrosa.Tepung umumnya mengandung
80% amilosa dan 20% amilopektin. Ikatan -1,4 dalam amilosa dan amilopektin yang terdapat di
dalam pati dihidrolisa oleh -amilase sehingga dapat meningkatkan harga DE (Dextrose Ekuivalen).
Pada proses ini terbentuk larutan dekstrin.
Setelah proses gelatinasi selesai, suspensi pati menuju ke reaktor R-130. Reaktor ini dilengkapi
dengan coil pendingin yang berfungsi menjaga suhu reaktor yaitu sebesar 95oC. Dalam reaktor,
suspensi pati ditambahkan enzim -amilase dengan dosis 0,7 L/metric ton dry starch. Kondisi operasi
pada reaktor ini adalah pada suhu 95oC, tekanan atmosferik dengan pH=6. Waktu tinggal dalam
reaktor ini selama 3 jam.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut :

Dari reaktor R-130, larutan dekstrin dipompa ke dalam tangki penampung F-132
yang kemudian dilewatkan cooler E-142 dengan suhu keluaran sebesar 60oC yang
kemudian diumpankan ke reaktor sakarifikasi R-140.
b. Proses Sakarifikasi
Larutan dekstrin dimasukkan reaktor sakarifikasi dengan pompa L-141.Reaktor
sakarifikasi berfungsi mengkonversi dekstrin menjadi dekstrosa oleh enzim
glukoamilase (amiloglukosidase). Dalam reaktor ini ditambahkan HCl 0,1 M dari
tangki F-143 yang bertujuan untuk menurunkan pH menjadi 4,2. Suhu operasi dalam
reaktor ini adalah 60C. Dosis enzim yang ditambahkan yaitu sebesar 0,7 L/metric
ton of dry matter. Enzim masuk dari tangki F-144 ke Reaktor Sakarifikasi R-140.
Reaktor dilengkapi dengan coil untuk menjaga suhu reaktor. Proses sakarifikasi
berlangsung selama 72 jam dan kandungan glukosa dalam larutan tersebut adalah
50% yang kemudian disebut sirup glukosa. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :

Setelah dari reaktor sakarifikasi, larutan dekstrosa (sirup glukosa) dipompa oleh L-
151 menuju rotary vacuum filter H-150 untuk proses purifikasi glukosa
Setelah dari reaktor sakarifikasi, larutan dekstrosa (sirup glukosa) dipompa oleh L-
151 menuju rotary vacuum filter H-150 untuk proses purifikasi glukosa

c. Proses Pemurnian Glukosa


Sirup glukosa masuk ke rotary vacuum filter H-150 untuk memisahkan padatan yang ada di dalam
larutan dekstrosa.Padatan tersebut dapat berupa serat.Air pencuci berupa filtrat hasil
penyaringan rotary vacuum filter sebelumnya dengan perbandingan 15% dari berat filtrat. Rotary
vacuum filter H-150 dilengkapi dengan pompa vakum G-152 untuk membuat bagian dalam alat
menjadi vakum sehingga filtrat akan tertarik ke bagian dalam sehingga berkumpul menjadi filtrat.
Dari rotary vacuum filter, sirup glukosa dipompa oleh L-161 menuju kation exchanger H-160 untuk
menukar ion positif yang berasal dari CaCl2 dan kemudian menuju ke anion exchanger H-170 untuk
menukar ion negatif yang berasal dari HCl. HCl harus dihilangkan sebelum masuk ke evaporator
karena korosif dan menganggu proses pemurnian sirup glukosa.
Sirup glukosa dipompa oleh L-171 menuju penampung F-172.Selanjutnya dipompa oleh L-181
menuju preheater E-182 sebelum masuk ke evaporator double effect V-180 dan V-190.Suhu masuk
E-182 adalah sebesar 60oC dan keluar pada sauhu 70oC. Evaporator V-180 bertekanan 233,7
mmHg, sedangkan V-190 bertekanan 149,8 mmHg. Diharapkan keluaran dari evaporator ini adalah
sirup glukosa dengan konsentrasi 50% glukosa.Sirup glukosa dipompa L-211 menuju preheater E-
212 kemudian diumpankan ke R-210. Suhu masuk E-212 adalah sebesar 62,15 oC dan keluar pada
suhu 75 oC.

2. Catalytic Hydrogenation Unit


Di unit ini adalah yang paling menentukan dari keseluruhan proses produksi dimana
terjadi reaksi antara sirup glukosa dengan gas H2 menghasilkan produk utama
sorbitol dan produk samping maltitol. Reaksi ini dinamakan reaksi hidrogenasi
katalitik karena dalam proses yang terjadi di reaktor ini, menggunakan bantuan
katalis Raney Nickel. Sirup glukosa 50% dari evaporator dipompa L-211 menuju
preheater E-212 kemudian diumpankan ke R-210 pada suhu 130oC. Reaksi yang
terjadi yaitu:

Kondisi operasi pada reaktor ini adalah pada temperatur 130oC, tekanan 70 atm,
serta waktu tinggal di dalam reaktor 3 jam dengan penambahan H2 bertekanan 175
atm dan katalis Raney Nickel 2% dari glukosa yang masuk. Sisa gas H2 yang keluar
reaktor dikompresi dengan kompresor G-214 untuk dikembalikan ke penampung F-
213. Produk keluar menuju tangki F-216 sehingga suhunya dijaga 70oC dan
kemudian dipompa oleh L-311 menuju ke tangki adsorbsi M-310 untuk proses
purifikasi sorbitol.
3. Finishing Unit
Pada unit ini terjadi beberapa proses pemurnian, yaitu :
a. Adsorbsi oleh Karbon Aktif
Tujuan dari adsorbsi oleh karbon ini adalah untuk menyerap warna yang dtimbulkan dari
proses sebelumnya, sehingga diperoleh sorbitol yang lebih jernih. Produk dari tangki F-216
dipompa oleh L-311 melewati E-312 menuju ke tangki adsorbsi M-310 dengan penambahan
karbon aktif dari tangki F-313. Karbon aktif berbentuk serbuk dengan ukuran 125 mesh
dengan massa jenis 0,2-0,6 gram/mL. Karbon aktif yang digunakan berupa serbuk agar
menghasilkan proses penyerapan yang baik. Kebutuhan karbon aktif yaitu 10-15 kg/1000 kg
sorbitol.Kondisi operasi pada alat ini yaitu pada tekanan atmosferik dengan suhu
70oC.Waktu tinggal dalam tangki adsorbsi ini adalah 1 jam.

b. Filtrasi
Tujuan dari filtrasi adalah untuk memisahkan padatan berupa Raney Nickel dan karbon aktif yang
terikut pada proses sebelumnya. Karena zat yang akan dipisahkan berupa padatan dapat
menggunakan rotary vacuum filter. Produk dari tangki M-310 dipompa oleh L-321 menuju rotary
vacuum filter H-320. Cake dari rotary vacuum filter akan diolah untuk dipakai kembali dengan
perlakuan lanjutan dengan memisahkan antara katalis dan karbon aktif. Karbon aktif dapat dibuang
sebagai limbah dan katalis Raney Nickel dapat digunakan kembali.Sedangkan filtrat yang berupa
sorbitol dan maltitol masuk ke kation exchanger dengan dibantu pompa L-331. Waktu yang
dibutuhkan untuk proses filtrasi ini adalah 3 jam.

c. Kation Exchange

Tujuan dari kation exchange adalah menghilangkan ion-ion positif yang terkandung dalam
larutan. Pada kation exchanger H-330 bertujuan untuk menghilangkan ion positif dari sisa
Al2O3 yang masih terikut.Al2O3 dibawa oleh katalis Raney Nickel.
d. Evaporasi
Larutan sorbitol dari kation exchanger dipompa oleh L-341 menuju ke evaporator double
effect yaitu V-340 dan V-350. Suhu masuk evaporator adalah 70 oC. Evaporator V-340
bertekanan 233,7 mmHg, sedangkan V-350 bertekanan 149,8 mmHg. Tujuan dari evaporasi
tersebut adalah untuk memekatkan produk sorbitol dari 50% menjadi 70%. Kemudian produk
akan ditampung pada tangki F-354.

Apa itu HIDROGENASI ??

1. SEJARAH HIDROGENASI

Hidrogenasi paling awal adalah dari platina katalis penambahan hidrogen ke


oksigen di lampu Dbereiner, perangkat dikomersialisasikan pada tahun 1823.
Kimiawan Perancis Paul Sabatier dianggap sebagai ayah dari proses hidrogenasi. Pada
tahun 1897, ia menemukan bahwa pengenalan jejak nikel sebagai katalis memfasilitasi
penambahan hidrogen ke molekul hidrokarbon gas dalam apa yang sekarang dikenal
sebagai proses Sabatier. Untuk pekerjaan ini Sabatier memperoleh Nobel Kimia pada
tahun 1912 .Wilhelm Normann dianugerahi paten di Jerman pada tahun 1902 dan di
Inggris pada tahun 1903 untuk hidrogenasi minyak cair, yang merupakan awal dari apa
yang sekarang menjadi industri dunia luas. Yang penting secara komersial proses
Haber-Bosch, pertama kali dijelaskan pada tahun 1905, melibatkan hidrogenasi
nitrogen. Dalam proses Fischer-Tropsch , dilaporkan pada tahun 1922 karbon
monoksida, yang berasal dari batubara mudah, adalah terhidrogenasi untuk bahan
bakar cair.
2. PENGERTIAN HIDROGENASI
Hidrogenasi merupakan reaksi hidrogen dengan senyawa organik, Reaksi ini terjadi
dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap dari molekul yang
tidak jenuh sehingga dihasilkan suatu produk yang jenuh. Proses hidrogenasi
merupakan salah satu proses yang penting dan
banyak digunakan dalam pembuatan bermacam-macam senyawa organik. Proses ini
umumnya terdiri dari adisi sepasang atom hydrogen ke sebuah molekul. Reaksi
dilakukan pada suhu dan tekanan yang berbeda tergantung pada substrat dan aktivitas
katalis.
3. MACAM-MACAM HIDROGENASI
a. Hidrogenasi transfer
Proses hidrogenasi umumnya memanfaatkan gas hydrogen, namun ada juga yang
menggunakan sumber lain yang memiliki atom hydrogen di dalamnya. Namun tujuannya
sama, yaitu : menambahkan atom hydrogen dalam suatu senyawa.
b. Hidrogenasi Minyak
Proses hidrogenasi minyak membuat mengerasnya tanaman dan ikan yang diturunkan
minyak, yang memungkinkan mereka untuk menjadi pengganti efektif untuk lemak
hewani.
c. Hidrogenasi Etena
Etena bereaksi dengan hydrogen pada suhu sekitar 150 C dengan adanya sebuah
katalis nikel (Ni) yang halus. Reaksi ini menghasilkan etana.
Reaksi ini tidak begitu berarti, sebab etena merupakan senyawa yang jauh
lebih bermanfaat disbanding etena yang dihasilkan.
4. PROSES HIDROGENASI
a. Substrat
Penambahan H2 ke alk e ne affords alk ne dalam reaksi protypical :
RCH = CH2 + H2 CH2RCH3 (R= alkil, aril)
Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas untuk reaksi
dengan exocyclic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal.
Substrat dari hidrogenasi tercantum dalam tabel berikut :
Alkena, R2C = CR2 Alkana, 2R2 CHCHR
Alkuna, RCCR Alkena, cis-RHC = CHR
Aldehida, RCHO Alcohol utama, RCH2OH
Keton, R2CO Sekunder alcohol, R2CHOH
Ester, RCO2R Dua alcohol, RCH2OH, ROH
Imina, RRCNR Amina, RRCHNHR
Amida. RC (O) NR2 Amina, RCH2NR2
Nitril, RCN Imina, RHCNH
Nitro, RNO2 Amina, RNH2
b. Katalis
Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan efisien dan dapat digunakan.
Hidgrogenasi non-katlik hanya berjalan dengan kondisi temperature yang sangat tinggi.
Dengan pengecualian langka, tidak ada reaksi di bawah 480 C (750 K atau 900 F)
terjadi antara H2 dan senyawa organic dalam ketiadaan katalis logam. Katalis logam
non-mulia, terutama yang didasarkan pada nikel (seperti nikel Raney dan nikel
Urushibara) juga telah dikembangkan sebagai alternatif ekonomis, tetapi mereka sering
terlambaat atau memerlukan suhu yang lebih tinggi. Trade off adalah kegiatan
kecepatan reaksi vs biaya katalis dan biaya aparat yang diperlukan untuk penggunaan
tekanan tinggi. Perhatikan bahwa nikel Raney-hydrogenations katalis membutuhkan
tekanan tinggi :
Ada dua keluarga yang dikenal dengan katalis-katalis homogen dan katalis heterogen.
Katalis homogen
Katalis homogen termasuk rhodium senyawa berbasis yang dikenal sebagai katalis
Wilkinson dan iridium berbasis katalis Crabtree. Contohnya adalah hidrogenasi carvone
:
Hidrogenasi sensitive terhadap halangan sterik menjelaskan selektivitas untuk reaksi
dengan exocylic ikatan ganda tetapi tidak ikatan ganda internal.
Katalis heterogen
Katalis heterogen untuk hidrogenasi lebih umum ke industri. Seperti dalam katalis
homogeny, aktivitas disesuaikan melalui perubahan di lingkungan sekitar logam, yaitu
lingkup koordinasi. Demikian pula katalis heterogen dipengaruhi oleh dukungan materi
dengan katalis heterogen terikat. Misalnya : kegiatan layar Kristal katalis heterogen yang
berbeda.
Dalam banyak kasus, modifikasi yang sangat empiris melibatkan selektif racun.
Dengan demikian, katalis dipilih dengan cermat dapat digunakan untuk beberapa
kelompok fungsional hydrogenate tanpa mempengaruhi orang lain. Seperti hidrogenasi
selektif alkines ke alkena menggunakan katalis Lindlar. Ketika katalis palladium
ditempatkan pada barium sulfat dan kemudian diobati dengan quinoline, katalis yang
dihasilkan mengurangi alkines hanya sejauh alkena. Katalis Lindlar telah diterapkan
untuk konversi phenylacetylene untuk stirena.
5. Efek Samping Hidrogenasi
Efek samping dari hidrogenasi memiliki implikasi bagi kesehatan manusia yaitu
isomerisasi dari beberapa ikatan karbon tak jenuh yang tersisa. Efek samping yang
sangat menonjol dari hidrogenasi adalah lemak trans. Undang-undang makanan di AS
dank ode praktek di Uni Eropa telah lama menyatakan bahwa diperlukannya label
kandungan lemak dari makanan dalam perdagangan, juga diperlukan deklarasi dari isi
lemak trans. Lemak trans di larang di Denmark dan New York City. Konsumsi lemak
trans telah terbukti dapat meningkatkan kadar kolesterol yang berbahaya sehingga
menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung. Proses apapun yang cenderung
meningkatkan jumlah lemak trans dalam makanan sebaiknya dihindari.

Apakah Katalis itu ???

Katalis adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar
kecepatan reaksi. Katalis terkadang ikut terlibat dalam reaksi tetapi tidak mengalami
perubahan kimiawi yang permanen, dengan kata lain pada akhir reaksi katalis akan dijumpai
kembali dalam bentuk dan jumlah yang sama seperti sebelum reaksi.

Katalis mempercepat reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau
terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu
jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang
dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.

Adanya penambahan katalis akan menyebabkan terbentuknya tahap-tahap reaksi


tambahan,yaitu tahap pengikatan katalis dan tahap pelepasan katalis pada akhir reaksi.
Katalis ini bersifat spesifik, artinya hanya berfungsi untuk suatu reaksi tertentu

Dengan kata lain penambahan katalis memberikan jalan baru bagi reaksi yang memiliki energi
aktivasi yang lebih rendah, sehingga lebih banyak molekul yang bertumbukan pada suhu
normal dan laju reaksi semakin cepat.

Pengertian Katalis dan Jenis Katalis | Katalis adalah suatu zat yang dapat mempercepat atau
memperlambat reaksi.Katalis sengaja ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam suatu
sistem reaksi untuk mempercepat reaksi. Pada reaksi akhir, zat katalis diperoleh kembali dalam
bentuk zat semula. Dalam suatu reaksi, katalis tidak mengalami perubahan kimia(tidak ikut
bereaksi). Katalis juga tidak dapat memicu reaksi, tetapi hanya membantu reaksi yang
berlangsung lambat menjadi cepat. Katalis bekerja dengan cara turut terlibat dalam setiap tahap
reaksi dengan cara mengubah mekanisme reaksi, tetapi pada akhir tahap, katalis terbentuk
kembali. Katalis yang memperlambat reaksi disebut inhibitor.

Pengertian Katalis dan Jenis Katalis

Jenis-jenis katalis dibagi menjadi tiga jenis, yaitu katalis homogen, katalis heterogen, dan
biokatalis (enzim):

Katalis Homogen: Katalis homogen adalah katalis yang wujudnya sama dengan wujud
zat-zat pereaksi. Katalis homogen berfungsi sebagai zat perantara (fasilitator). Katalis
homogen bekerja dengan cara berinteraksi dengan partikel pereaksi membentuk fase
transisi. Selanjutnya, fase transisi bergabung dengan pereaksi lain membentuk produk,
dan setelah produk dihasilkan katalis beregenerasi menjadi zat semula.
Katalis Heterogen: Katalis heterogen adalah katalis yang wujudnya berbeda dengan
pereaksi. Katalis heterogen bekerja pada pereaksi berupa gas atau cairan, dan reaksi
katalis terjadi pada permukaan katalis. Katalis heterogen biasanya berbentuk padatan.
Biokatalis (enzim): Enzim adalah katalis yang mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam
makhluk hidup. Terdapat bermacam-macam enzim, dan masing-masing enzim hanya
dapat mengkatalis satu reaksi tertentu.
Sekian uraian tentang Pengertian Katalis dan Jenis Katali

menurunkan energy aktifasi. Jika energy pengaktifan reaksi tinggi, maka untuk
temperatur normal, hanya akan terjadi sebagian kecil pertemuan molekul yang nantinya
dapat menghasilkan reaksi.Katalis dapat menurunkan energy pengaktifan dengan
menghindari tahap penentu laju yang lambat dari reaksi yang tidak dapat di
katalisa.Denagan menurunnya energy aktifasi maka pada temperature yang sama di
dapatkan laju reaksi yang tidak dapat di katalisa Fungsi utama dari katalis ini adalah
menyediakan reaksi alternative dalam suatu reaksi kimia.Dengan peranan yang sangat
penting ini, maka katalis sangat di perlukan oleh tubuh dalam proses pencernaan
makanan di dalam tubuh.Fungsi penting katalis ( enzim ) ini memberikan dampak besar
terhadap kelancaran pencernaan makanan di dalam tubuh. Misalnya saja adalah enzim
amylase di dalam mulut (air liur) yang membantu memecah amilosa. Selain peranan
katalis di dalam tubuh, katalis juga berperan dalam proses kimia lainnya. Katalis
memegang peranan penting dalam perkembangan kimia. Dewasa ini, semua produk
dihasilkan melalui proses yang memanfaatkan jasa katalis, baik satu atau beberapa
proses. Katalis tidak terbatas pada bagian proses konveksi, bahkan juga untuk bagian
proses pemisahan. Penggunaan katalis sekitar 50% (Levenspiel,1999). Katalis
berdasarkan fase reaksinya dapat digolongkan mejadi katalis homogen dan heterogen.
Katalis heterogen adalah katalis yang berbeda fase dengan fase reaktan dan fase
produknya. Katalis heterogen mempunyai kelebihan dalam pemisahan dari sisa reaktan
dan produk serta tahan terhadap temperature tinggi.

Komponen inti katalis menurut derajat kepentingannya:

1. Selektifitas

Adalah kemampuan katalis untuk memberikan produk reaksi yang diinginkan (dalam
jumlah tinggi) dari sekian banyak produk yang mungkin dihasilkan. Produk yang
diinginkan tadi sering disebut sebagai yieldsedangkan banyaknya bahan baku yang
berhasil diubah menjadi aneka produk dikatakan sebagaikonversi.

Yield = %selektifitas x konversi

2. Stabilitas

Kemampuan sebuah katalis untuk menjaga aktifitas, produktifitas dan selektifitasnya


dalam jangka waktu tertentu

3. Aktifitas
Kemampuan katalis untuk mengubah bahan baku menjadi produk atau aneka produk
yang diinginkan (lebih dari satu). Aktifitas = massa (kg) bahan baku yang
terkonversi/(kg atau liter katalis x waktu) atau Konversi, yaitu persentase dari bahan
baku menjadi aneka produk. Atau TON (turnover Number), yaitu banyaknya molekul
yang bereaksi/(waktu, misalnya detik x setiap situs aktif)

Tiga metode untuk mengukur aktifitas katalis :

1. Aktifitas dapat dinyatakan dalam konsep kinetika. Aktifitas dapat dinyatakan dari
pengukuran kecepatan reaksi dalam jangkauan tertentu suhu dan konsentrasi.
Kecepatan reaksi, r, dihitung sebagai kecepatan perubahan sejumlah zat, nA dari
reaktan A persatuan waktu dan per satuan volume (atau per satuan massa) katalis,
sehingga r ini memiliki unit mol L-1 h-1 atau mol kg-1 h-1.
2. Aktifitas dapat pula dinyatakan oleh turnover number (TON) yang didefinisikan
sebagai banyaknya molekul reaktan yang terlibat dalam reaksi tiap situs aktif dan tiap
detik.

3. Dalam prakteknya, sebagai perbandingan aktifitas, ukuran-ukuran berikut ini dapat


pula digunakan:

a.Konversi dalam kondisi reaksi tetap

b.Space velocity untuk konversi tetap yang tertentu

c. Space-time yield

d. Suhu yang dibutuhkan untuk suatu konversi tertentu

Pengelompokan katalis

Perlu diingat bahwa yang dimaksud katalis homogen artinya adalah katalis yang memiliki
atau bisa membentuk satu fasa dengan reaktan dan pelarutnya (misal fasa cair-cair
pada sistem katalis asam untuk reaksi esterifikasi). Sedangkan katalis heterogen tidak
memiliki fasa yang sama dengan reaktan maupun pelarut (misalnya fasa padat-cair pada
sistem katalis zeolit untuk perengkahan hidrokarbon).

Katalis adalah zat yang dapat mempercepat jalannya reaksi (tidak ikut bereaksi). Peran
katalis sebenarnya adalah menurunkan energi aktifasi reaksi. Pemilihan katalis untuk
proses dapat didasarkan pada beberapa hal berikut:

a. Berumur panjang

b. Harganya murah

c. Mudah diregenerasi

d. Dapat diproduksi dalam jumlah besar


e. Tahan terhadap racun

f. Memiliki tahanan fisik yang besar

enurut kiteratur yang saya baca. Nikel Raney adalah sejenis katalis padat yang terdiri dari
butiran halusaloinikel-alumuniumyang digunakan dalam berbagai proses industri. Katalis
inidikembangkan pada tahun 1926 olehinsinyurAmerikaMurray Raneysebagai katalis alternatif
untuk hidrogenasiminyak nabatipada berbagai proses industri. Baru-baru ini, katalis nikel
digunakan sebagaikatalisheterogen pada berbagai macamsintesis organik,umumnya untuk reaksi
hidrogenasi.

Katalis nikel sering juga disebut dengan katalis kerangka atau katalis logamspons digunakan
untuk merujuk pada katalis yang mempunyai sifat-sifat fisika dankimia yang mirip dengan nikel
Raney. Nikel Raney dihasilkan ketika aloi nikel-aluminium diberikannatrium hidroksidapekat.
Perlakuan yang disebut "aktivasi" inimelarutkan keluar kebanyakan aluminium dalam aloi
tersebut. Struktur berpori-poriyang ditinggalkan mempunyai luas permukaan yang besar,
menyebabkan tingginyaaktivitas katalitik katalis ini. Katalis ini pada umumnya mengandung
85% nikelberdasarkan massa, berkorespondensi dengan dua atom nikel untuk setiap
atomaluminium. Aluminium membantu menjaga stuktur pori katalis ini secara keseluruhan.

Nikel merupakanlogam transisi yang berada pada golongan VIIIB dan telah digunakan sebagai
katalis.Penggunaan nikel telah banyak dikenal dalam reaksi organik yaitu sebagai
katalisheterogen.

Katalis nikel sebagai contoh nikel raney sering digunakan untuk reduksikatalitik (Cotton dan
Wilkinson,1989)Nikel Raney adalah sejenis katalis padat yang terdiri dari butiran halusaloinikel-
alumuniumyang digunakan dalam berbagai proses industri. Katalis inidikembangkan pada tahun
1926 olehinsinyurAmerikaMurray Raneysebagai katalis alternatif untuk hidrogenasiminyak
nabatipada berbagai proses industri. Baru-baru ini, katalis nikel digunakan
sebagaikatalisheterogen pada berbagai macamsintesis organik,umumnya untuk reaksi
hidrogenasi.Katalis nikel sering juga disebut dengan katalis kerangka atau katalis logamspons
digunakan untuk merujuk pada katalis yang mempunyai sifat-sifat fisika dankimia yang mirip
dengan nikel Raney. Nikel Raney dihasilkan ketika aloi nikel-aluminium diberikannatrium
hidroksidapekat. Perlakuan yang disebut "aktivasi" inimelarutkan keluar kebanyakan aluminium
dalam aloi tersebut.

Struktur berpori-poriyang ditinggalkan mempunyai luas permukaan yang besar, menyebabkan


tingginyaaktivitas katalitik katalis ini. Katalis ini pada umumnya mengandung 85%
nikelberdasarkan massa, berkorespondensi dengan dua atom nikel untuk setiap atomaluminium.
Aluminium membantu menjaga stuktur pori katalis ini secara keseluruhan.Secara makroskopis,
nikel Raney terlihat sebagai bubuk halus yang berwarnakelabu. Secara mikroskopis, setiap
partikel pada bubuk ini terlihat sepertijaringtigadimensi, dengan ukuran dan bentuk pori-pori
yang tidak tentu yang dibentuk selamaproses pelindian. Nikel Raney secara struktural dan termal
stabil, serta mempunyai luas permukaanBETyang besar. Sifat-sifat ini merupakan akibat
langsung dari prosesaktivasi, yang juga mengakibatkan aktivitas katalitik katalis yang relatif
tinggi.Selama proses aktivasi, aluminium diukeluarkan dari fase NiAl3 dan Ni2Al3 yang terdapat
pada aloi, sedangkan aluminium yang tersisa berada dalam bentuk NiAl.Pengeluaran aluminium
pada beberapa fase tertentu dikenal sebagaipelindian selektif. Dapat ditunjukkan bahwa fase
NiAl berkontribusi dalam menjaga stabilitas strukturaldan termal katalis.

Oleh sebab itu, katalis ini cukup resistan terhadap dekomposisi.Resistansi ini mengijinkan nikel
Raney untuk disimpan dan digunakan kembali untuk beberapa periode waktu; namun, nikel
Raney yang baru dibuat biasanya lebih dipilihuntuk digunakan dalam laboratorium.Karenanya,
nikel Raney komersial tersediadalam bentuk aktif dan takaktif.Luas permukaan katalis biasanya
ditentukan dengan pengukuran BETmenggunakangasyang akan secara selektif terserap pada
permukaan logam (misalnyahidrogen).
Dengan menggunakan pengukuran ini, ditemukan bahwa hampir semualuas permukaan pada
partikel katalis mempunyai nikel pada permukaannya. Oleh karena nikel merupakan logam aktif
katalis, luas permukaan nikel yang besarmengimplikasikan terdapatnya luas permukaan yang
besar yang tersedia untuk sebuahreaksi untuk berjalan secara bersamaan, merefleksikan
peningkatan aktivitas katalitik.

esuai literatur yang saya baca pada http://id.wikipedia.org/wiki/Nikel_Raney#Sifat-sifat


di jealaskan bahwa Nikel Raney truktur berpori-pori yang ditinggalkan mempunyai luas
permukaan yang besar, menyebabkan tingginya aktivitas katalitik katalis ini.Aktivitas katalitik
yang tinggi, diikuti dengan fakta bahwa hidrogen terserap ke dalam pori-pori katalis selama
aktivasi, menjadikan nikel Raney sebagai katalis yang berguna untuk banyak reaksi hidrogenasi.
Stabilitas termal dan strukturalnya (tidak terurai pada temperatur yang tinggi) mengijinkan
penggunaan katalis ini pada kisaran kondisi reaksi yang luas.
oleh karena itu digunakan katalis nikel pada suhu rendah
smga bermanfaat tq

Anda mungkin juga menyukai