Puji syukur kami uacapkan kehadirat Allah SWt, karena berkat rahmat dan karunianyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Terhadap Anak
Usia Prasekolah tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalh ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
antara lain dosen selaku pembimbing dan teman teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu
namanya, yang telah banyak memberikan sumbangan, masukan, dukungan, dalam penyelesaian
makalah ini. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimaksih yang sebesar
besarnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sempurna. Untuk itu, segala saran
dan kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak, demi
kesempurnaan bagi penulisan berikutnya.
Semoga dengan adanya makalah seminar ini akan dapat memberikan manfaat yang besar
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya.
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.. 1
B. TUJUAN. 2
C. BATASAN MASALAH.. 2
BAB II ISI
A. Pengertian keluarga...3
B. Tugas keluarga dibidang kesehatan...3
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN 36
B. SARAN 36
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang
langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan , dalam upaya
pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan menggunakan metodelogi proses keperawatan,
berpedomen pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika keperawatan, dalam lingkup
wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendidikan proses keperawatan. Secara
umum, tujuan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam
mengantasi masalah kesehatan keluarga secara mandiri.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan
kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana, pada anak usia inilah yang rentan dan
memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses tumbuh kembangnya. Peran keluarga sangat
dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan kembang anak dapat mencapai hasil yang sesuai dengan
yang diharapkan, terutama dalam pola hidup sehat.
Anak merupakan individu yang yang berada dalan satu rentang perubahan perkembangan yang
dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak anak merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai dar bayi ( 0-1 tahun ), usia bermain/ toddler ( 1-2, 5 tahun ), prasekolah
( 2,5 5 tahun ) usia sekolah ( 5-11 tahun), hingga remaja (11- 18 tahun )
Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambar dari
orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak merupakan individu tersendiri
yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah.
Keluarga dengan tahap anak prasekolah atau TK memerlukan perhatian yang khusus terhadap
perkembangan fisik, social , emosional dan kognitif anak. disamping itu keluarga mempunyai tugas
yaitu memenuhi kebutuhan anak rumah rasa aman, membantu unutk bersosialisasi
mempertahankan hubungan yang sehat keluarga intern dan luar, pembagian tanggung jawab, dan
kegiatan untuk menstimulasi perkembangan anak.
B. TUJUAN penulisan
a. Tujuan Umum
secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam tentang asuhan
keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah. Disamping itu, penulisan juga bertujuan untuk
memenuhi tugas yang bertujuan untuk menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.
b. Tujuan Khusus
Pengertian keluarga
C. Batasan Masalah
Masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu asuhan keperawatan keluarga pada An.
R keluarga Bpk. H terhadap anak usia prasesekolah.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
1. keluarga adalah
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat, dibawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan ( Depkes RI, 1998 ).
b. memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga
yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga.
3. anak prasekolah
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak yang berada dalam
tahapan sebelumya :
Mereka telah memiliki penguasaan dan control terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan
yang dilakukan sendiri.
b. Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup, sering kali
anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup.
c. Otot otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control terhadap jari dan tangan.
Olehy karma itu biasanya anak belum terampil, belum biasa melakukan kegiatan yang rumit
misalnya mengikat tali sepatu.
d. Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada objek
objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan masih belum sempurna.
e. Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak.
f. Walaupun anak laki laki lebih besar, anak perempuan lebih terampil dalam tugas yabg bersifat
praktis, khusubya dalam tugas motorik halus.
a. Umumnya anak oada tahap ini memiliki sati atau dua sahabat, sahabat yang dipilih biasanya
yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
b. Kelompok bermain cenderung kecil dan tida terorganisasi dengan baik, oleh karena kelompok
tersebut cepat berganti ganti.
c. Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
a. Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan terbuka., sikap marah
sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
b. Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
a. Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari merekla senang berbicara
khususnya dalam klelompoknya.
Cara yang dilakukan agar anak ber5kembang menjadi kompeten dengan cara sebagai berikut :
Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan kesempatan dalam banyak hal.
I. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian, data yang perlu diperoleh oleh perawat yaitu data yang berhubungan
dengan keluarga dan anak.
Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan keluarga, pendidikan,
pekerjaan ).
Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini : tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh usia anak
tertua dari keluraga inti.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : tugas keluarga yang belum terpenuhi dan
kendala yang dihadapi keluarga.
Riwayat kesehatan keluarga inti : riwayat kesehatan keluarga inti. Riwayat kesehatan masing
masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya pencegahan penyakit.
Riwayat kesehatan keluarga suami istri yang menjelaskan riwayat kesehatan generasi diatas, tentang
riwayat penyakit keturunan , upaya generasi tersebut tentang upaya penanggulangan penyakit,
upaya kesehatan yang diperhatikan sampai saat ini.
Lingkungan
Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan,
pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perletakan perabot rumah, sarana pembuangna air limbah
dan MCK, sarana air bersih danh minum yang digunakan.
Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas setempat, yaitu tempat
keluarga bertempat tinggal
Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan anggita keluarga, mungkin
keluarga sering berpindah tempat.
Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang adadan sejauh mana keluarga berinteraksi
Struktur keluarga
Struktur peran yang menjelaskan peran masing masing anggota keluarga secara formal maupun
informal baik dikeluarga maupun dimasyarakat.
Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa pengambil keputusan
utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam menciptakan komunikasi.
Fungsi keluarga
fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki anggota keluarga ,
dukunagn anggota keluarga, hubungan psikososial dalam anggota keluarga, bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar tentang
disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang berlaku dikeluarga dan masyarakat.
Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan penyesuaian lebih kurang 6 bulan.
Stressor jangka panjang memerlukan waktu penyesuaian lebih 6 bulan.
Strategi koping
Pemeriksaan kesehatan
Harapan keluarga
Identitas anak
Pertumbuhan dan perkembangan saat ini ( termasuk kemampuan yang telah dicapai ).
Periksaan kesehatan
Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama dirumah dan adakah sarana stimulasinya
Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap hari
I. Data Umum
1. Nama Kepala keluarga : Bpk. E
3. Komposisi Keluarga
GENOGRAM
Keterangan : : Laki - laki
: Perempuan
- - - - : Tinggal serumah
: Garia Pernikahan
: Garis Keturunan
4. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Bpk. E adalah keluarga dengan Nuclear Family, dimana dalam keluarga hanya ada
ayah, ibu dan anak.
5. Suku Bangsa
Keluarga Bpk.E adalah suku Jawa. Kebiasaan dalam keluarga apabila ada yang sakit berobat ke klinik
ataupun langsung membeli obat ke apotik
6. Agama
Keluarga menganut agama Islam dan menjalankan kewajiban shalat 5 waktu, semua aktivitas yang
dilakukan tidak boleh bertentangan dengan ajaran agama.
Ibu E mengatakan penghasilan suaminya sudah mencukupi untuk kebutuhan sehari hari dan setiap
bulanannya ibu E mendapat penghasilan tambahan dari bayaran / sewa kamar kos di rumah yang
ditempati. Ibu E dan Bpk E tinggal di perumahan TNI.
Keluarga tidak mempunyai kebiasaan rutin untuk berekreasi keluar kota,salah satu disebabkan
karma aktifitas suami ibu E yang sibuk sebagai komandan di tempat kerja. Untuk berkunjung ke
keluarga ibu E atau Bpk E jarang di lakukan kecuali ada acara acara penting.
Keluarga dengan anak pra sekolah dengan tugas perkembangan keluarga : menanamkan nilai dan
norma agama, mengatur waktu bermain, bersosialisasi, menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan. Ibu mengatakan jarak kelahiran anaknya cukup atau sesuai sehingga mereka jarang
berantem dan bisa bermain serta perhatian yang diberikan cukup oleh kedua orang tua.
Ibu E mengatakan bahwa dulu ibu E dengan Bpk E adalah pilihan sendiri dan disetujui oleh orang tua
dan akhirnya menikah
Riwayat orang tua dan pihak suami atau istri tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai, pemabuk
ataupun berjudi
III. Lingkungan
12. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga Bpk. E adalah rumah dinas TNI dengan luas 15 x 10 m2. rumah
terdiri atas 1 lantai dengan tipe permanent, lantai keramik, keadaan bersih.
Ventilasi dan pencahayaan rumah baik, keluarga memiliki kamar mandi dan jamban sendiri, keadaan
bersih sumber air dari PDAM air tidak berasa, berbau dan dalam keadaan bersih.
DENAH RUMAH
Karna tinggal di perumahan dinas TNI tetangga ibu E merupakan anggota TNI dan Pegawai negri di
lingkungan TNI. Kehidupan antar tetangga dan warga sekitar terjalin baik dan saling mengunjungi
Keluarga Bpk E pada awalnya tinggal di Bandung, kemudian pindah ke Medan dan terakhir di
Tangerang, karna penempatan dinas.
Bpk E tidak aktif dalam kegiatan warga di wilayahnya karna sibuk bekerja. Ibu E mengatakan
mengikuti kegiatan seperti arisan dan olahraga Volly di lingkungan tempat tinggal.
16. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga Bpk E tinggal secara mandiri tanpa orang tua, dan menyewakan kamar untuk kosan.
Menurut ibu E bayaran uang kos menambah penghasilan keluarganya.
Dalam keluarga saling terbuka satu sama lain. Dalam permasalahan yang dihadapi baik itu masalah
keluarga maupun kantor, biasanya Bpk E selalu membicarakan dengan ibu E.
Keluarga Bpk E saling menghargai satu sama lain. Saling membantu, serta saling mendukung.
Bpk H dan Ibu E, mampu untuk merawat diri sendiri dan memenuhi kebutuhan sehari hari. Untuk
An. U dan An. P masih balita sehingga untuk pemenuhan kebutuhan sehari hari ataupun apabila
sedang sakit dirawat oleh ibu E dan dibantu oleh Bpk E. Apabila ada masalah ibu E diskusi dengan
suami dan meminta nasehat kepadanya.
- Bpk E adalah kepala keluarga dan bekerja sebagai Komandan di TNI di salah satu kesatuan di
Tangerangi. Bpk E bekerja dari hari Senen Jumat dan pada hari libur membantu mengasuh
kedua anaknya di rumah
- Ibu E adalah seorang ibu RT dan merawat kedua anaknya yang masih balita.
Keluarga Bpk H menerapkan aturan aturan sesuai dengan ajaran agama Islam dan mengharapkan
ke tiga anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan agama. Dalam keluarga diterapkan
hidup bersih seperti mencuci tangan sebelum makan.
V. Fungsi Keluarga
21. Fungsi Afektif
Semua Anggota keluarga Bpk E saling menyayangi satu sama lain. Dan apabila ada yang sakit
mereka saling membantu
Keluarga Bpk E menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain. Mereka membiasakan anak
anak mareka bermain denga temannya.
Ibu. E mengatakan An.U serIng demam dan batuk. Apabila demam biasanya dikompres dan bila
kondisi panas tidak turun maka Ibu E menebus obat penurun panas yang diresepkan dokter.
Ibu mengatakan An .U sudah diimunisasi lengkap pada waktu bayi. Ibu E mengatakan An P belum
lengkap imunisasinya. Imunisasi yang belum adalah, hepatitis B3, campak, BCG. Ibu mengatakan An
P pernah dibawa ke klinik karna sedang demam, sehingga tidak jadi imunisasi dan hanya diberi obat.
Ibu mengakui sejak itu tidak jadi membawa anaknya lagi untuk diimunisasi dengan alasan takut. Ibu
E mengatakan belum mengetahui secara jelas manfaat imunisasi.
Ibu H mengatakan bahwa Bpk E pernah mengalami kecelakaan dan tangan Bpk E patah. Ibu
mengatakan bapak berobat ke tukang urut karena Bpk E takut dengan tindakan medis seperti injeksi,
tetapi Bpk E mau minum obat.
Ibu E mengatakan ingin sekali sering berkumpul dengan keluarga di pulau Jawa, hal itu di rasa agak
sulit di wujudkan karena kondisi pekerjaan / dinas bpk E yang tidak memungkinkan sering cuti lama.
Jika ada masalah dalam keluarga biasanya didiskusikan bersama suami. Keluarga bisanya mencoba
mandiri dan menyelesaikan masalah tanpa melibatkan keluarga di kampung halaman karna ibu E
dan Bpk E tidak mau membuat resah keluarga dengan keadaan mereka di Tangerang.
Ibu e mengatakan jika ada masalah selalau mendiskusikan dengan Bpk E sehingga masukan satu
sama lain dapat membantu menyelesaikan masalahnya.
Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara cara keluarga mengatasi masalah secara mal
adaptif
1. Identitas anak
Nama : An. U
Trimester I & II : ibu mengalami mual dan muntah, dari wawancara ibu mengatakan selama
kehamilan ibu jarang memakan nasi, kalaupun ada dalam porsi sedikit itupun terkadang disertai
mual dan muntah.
3. Riwayat Kesehatan bayi sampai saat sekarang
Bayi U lahir dengan berat 3,8 Kg dan panjang 49 cm di rumah dibantu dengan bidan. An. U
mendapatkan imunisasi lengkap saat bayi. Perkembangan An. U lebih cepat dan lincah dibanding
dengan AN. F.
An. U bangun jam 7 pagi, biasanya bermain bersama teman di rumah atau asrama tempat Ayahnya
bekerja, An. U mempunyai kebiasaan susah untuk di suruh tidur siang,
Keluarga tidak memberikan stimulasi dan tidak menyediakan sarana stimulasi untuk An. U, keluarga
mengatakan pada saat sekolah nanti anak akan mendapatkan stimulasi dan prasarana di sekolahnya
nanti.
Ibu E mengatakan An. U tidak diikutkan kegiatan play group, karena ibu E yang hanya ibu RT jadi ibu
E merasa An. U cukup di rumah saja
c. Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul dengan anak setiap hari
Karena ibu E yang hanya ibu RT jadi waktu ibu E ada 24 jam, kecuali apabila ibu sedang mengikuti
kegiatan di kantor suami, itupun hanya 2 3 dalam 1 bln. Untuk Bpk E biasanya hanya memliki
waktu pada malam hari sepulang kerja dan pada hari libur
Orang yang terdekat dengan anak anak adalah ibu E yang seharian berada di rumah, karena
sekarang memiliki kosan, anak anak kos juga menjadi orang orang yang dekat dengan An.U selain
orang tua
Ibu E mengatakan ingin melihat anaknya berhasil, dan disaat mulai sekolah nanti, ibu E hanya ingin
anaknya menjadi anak yang selalu patuh dan rajin belajar.
Ibu E mengatakan tugas dan fungsi keluarga sudah sesuai dengan peranannya masing - masing
VIII. Data Tambahan
1. nutrisi
Keluarga mengkonsumsi makanan 3x sehari, menu makanan nasi sayuran seperti bayam, sop, sayur
asam, lauk pauk seperti ikan, telor,tahu, tempe, dan buah. Untuk An U dan An P ditambah dengan
susu. Minuman yang dikonsumsi teh manis, air putih. Cara pengolahan makanan dicuci dulu baru
dipotong. Porsi makanan setiap anggota keluarga sudah memenuhi makanan.
2. Eliminasi
Dalam keluarga tidak ada keluhan dalam buang air kecil dan buang air besar
3. Istrirahat tidur
Bpk E bekerja dari pagi sampai sore, dan ibu E membereskan rumah dan menjaga anak anak. An
U bermain dirumah atau bersama anak anak sesusianya diluar rumah.
5. Merokok
Bpk E mempunyai kebiasaan merokok 1 bungkus perhari. Ibu E mengatakan suaminya juga suka
merokok dirumah.
S = 36,5C S = 36C
Keluhan Rewel
umum
Analisa Data
No Data Dx. Masalah
Data objektif
- N : 100 x/ mnt
- R : 30x/ mnt
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An.U ( 5 th ) di keluarga Tn E berhubungan dengan KMK
merawat anggota keluarga yang sedang sakit khususnya An U ( 5 th )dengan ISPA.
1. Sifat masalah 3/3 x 1 3/3 Demam pilek dirasakan dengan tanda dan
Tidak/kurang gejala yang sesuai dengan penyakit ISPA, belum
sehat dilakukan tindakan apapun jika tidak ditangani
akan berlanjut ke infeksi saluran nafas bawah.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Ibu mau tau tentang demam pilek, tapi masih
masalah untuk terlihat ragu ragu. Dilihat dari jarak yankes
diubah : tidak terlalu jauh.
mudah
3. Potensial 2/3 x 1 2/3 Masalah masih bias dicegah agar tidak berlanjut
masalah untuk mengingat ispa merupakan penyakit yang
dicegah : mudah untuk dicegah. Tetapi ibu masih ragu
ragu dalam merawat anaknya.
cukup
4. Menonmjolnya 1/2 x 1 1/2 Masalah ispa pada An.U dirasakan betul oleh
masalah : keluarga tetapi keluerga tidak ingin masalah
tersebut segera diatasi.
Masalah tidak
perlu segera di
tangani
Total 4 1/6
2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi pada An. P ( 3 bln ) dikeluarga Tn.
H berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An. P ( 3 bln ).
1. Sifat masalah : 2/3 x 1 2/3 Masalah belum terjadi namun terdapat bahwa
Ancaman An. P belum diimunisasi BCG, HEP B, dan
kesehatan campak. Bila kelurga tidak dimotivasi An. P
untuk diimunisasi maka waktu yang tepat untuk
diimunisasi terlewat.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 2/2 Masalah dapat diubah sebagian dilihat dari
masalah untuk sumber dana , jarak klinik dekat. Namun
diubah pemahaman keluarga beranggapan bahwa bila
anak setelah diimunisasi rewel maka keluarga
Sebagian
tidak mendukung untuk diimunisasi.
TOTAL 3 1/6
1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada An. U ( 5 th ) di keluarga Tn E berhubungan dengan
KMK merawat anggota keluarga yang sedang sakit khususnya An U ( 5 th )dengan ISPA.
2. Resiko terjadinya penyakit yang bisa dicegah dengan imunusasi pada An. P ( 3 bln ) dikeluarga Tn.
E berhubungan dengan KMK memutuskan pemberian imunisasi pada An. P ( 3 bln ).
INTERVENSI
1.3.2 Beri
reinforcemen
positif atas
kemampuan
keluarga
mengidentifikasi
penyebab ISPA
pada anak
- Nafas sesak /
tarikan dinding
1.4.3 Beri
dada
reinforcemen
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga
1.6.2 Motifasi
keluarga untuk
mengidentifikasi
masalah yang
timbul pada
anggota keluarga
An.U
1.6.3 Bersama
keluarga
menyimpulkan
masalah yang
dihadapi oleh
anggota keluarga
1.6.4 Beri
reinforcemen
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga
2. Selama 1 x 60 Respon Menyebutkan 1 dari 2.1.1 Jelaskan
menit kunjungan, verbal 2 Akibat Lanjut DARI pada keluarga
keluarga mampu ispa yang tidak akibat lanjut
mengambil diobati : apabila ISPA telah
keputusan untuk diobati dengan
- Gangguan
merawat anggota menggunakan
pertumbuhan dan
keluarga yang lembar balik
perkembangan
menderita ISPA
2.1.2 Motifasi
- Bronchitis
keluarga untuk
menyebutkan
Dengan cara :
kembali akibat
2.1 Menyebutkan lanjut dari ISPA
akibat lanjut tidak yang tidak di obati
diobatinya ISPA
2.1.3 Beri
reinforcement
positif atas
jawaban keluarga
yang tepat
2.1.5 Beri
reinforcemen
positif atas
keputusan
keluarga untuk
merawat anggota
keluarga dengan
ISPA
- Selama anak
dirawat dirumah,
beri minum lebih
banyak dari
biasanya
- Jangan pakai
selimut atau
pakaian tebal
selama badan anak
masih panas
- Awasi tanda
penyakit bertambah
parah, anak tidak
mau minum, nafas
sesak dan cepat
3.2.2 Berikan
kesempatan
kepada keluarga
untuk mebncoba
melakukan
kompres dingin
3.2.3 Beri
reinforcemen
positif atas usaha
keluarga
3.2.4 Pastikan
keluarga akan
melakukan
tindakan yang
diajarkan jika
diperlukan
3.3 Membersihkan Psikomotor Keluarga dapat 3.3.1
hidung yang mendemonstrasikan Demonstrasikan
tersumbat karna dan membersihkan kepada keluarga
pilek hidung yang cara
tersumbat karna membersihkan
pilek hidung yang
tersumbat
3.3.2 Beri
kesempatan
keluarga untuk
mencoba
membersihkan
hidung yang
tersumbat karena
pilek
3.3.3 Beri
reinforcemen
positif atas usaha
Keluarga
3.3.4 Pastikan
keluarga akan
melakukan
tindakan yang
diajarkan jika
diperlukan
4.1.6 Berikan
reinforcemen
positif atas upaya
yang dilakukan
keluarga
5.1.3 Beri
reinforcemen
positif atas hasil
yang dicapai
5.3.2 dorong
keluarga unutk
mengungkapkan
persepsinya
5.3.3 minta
keluarga
menunjukan kartu
berobat
5.3.4 beri
reinforcement
positif.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Keluarga
mendemonstrasikan
cara membersihkan
hidung tersumbat
A:
Keluarga
mampu menyebutkan
cara perawatan ISPA,
mendemonstrasikan
cara membersihkan
hidung tersumbat
P:
Intervensi dilanjutkan
ke tupen 1 yaitu
mengenal masalah
1. Memndiskusikan bersama
keluarga tentang pengertian ISPA.
Infeksi saluran pernafasan akut
yang ditandai dengan pilek
6. Mendiskusikan bersama
keluarga mengenai tanda tanda
ISPA yaitu : batuk, pilek, demam,
nafas cepat.
9. Bersama keluarga
menyimpulkan masalah yang
dihadapi dalam keluarga
- Ibu mengatakan
penyebab ISPA adalah
tertular penderita
batuk, imunisasi tidak
lengkap, kurang gizi,
lingkungan tempat
tinggal yang tidak
sehat
- Ibu mengatakan
penyebab ISPA pada
anaknya adalah
tertular penderita
batuk
- Ibu mengatakan
bahwa tanda tanda
ISPA adalah batuk,
pilek, demam, nafas
cepat dan sesak
- Ibu mengatakan
bahwa tanda tanda
ISPA yang sering
terjadi pd anaknya
adalah pilek dan
apabila demam akan
diberikan obat
penurun panas
- Ibu mengatakan
pada anaknya tidak
pernah terjadi sesak
nafas
- Ibu mengatakan
bahwa anaknya sering
demam pilek
O:
- keluarga
menyebutkan
pengertian dan
penyebab dari ISPA
sesuai standar
- keluarga
mengidentifikasi
penyebab ISPA yang
ada pada anggota
keluarganya
- Keluarga
menyebutkan tanda
dan gejala ISPA sesuai
dengan standard dan
menyebutkan tanda
dan gejala yang ada
pada keluarga
A:
- keluarga dapat
mengenal masalah
ISPA
P:
- Lanjutkan ke TUK
berikutnya yaitu
memutuskan
tindakan yang tepat
poliklinik
O:
Keluarga
menyebutkan
lingkungan yang
sesuai dengan ISPA
sesuai dengan standar
Keluarga
memilih salah satu
fasilitas kesehatan
yang tersedia
A:
Keluarga dapat
memodifikasi
lingkungan yang
sesuai dengan masalh
ISPA dan
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
yang ada
P : intervensi
dilanjutkan untuk
kunjungan yang tidak
direncanakan
A : masalah teratasi.
P : ingatkan kembali
ibu untuk membawa
An. P ke yankes bila
tidak dapat ditangani
dirumah
BAB IV
PENUTUP
Setelah menguraikan berbagai hal asuhan keperawatan kelurarga pada AN. U keluarga Bpk. E mulai
dari pengkajian perencanaan, palaksanaan dan evaluasi maka penulis dapat memberikan kesimpulan
dan saran.
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dengan adanya pengkajian maka dapat pula dilakukan pengumpulan data, kemidian data
tersebut dianalisa dan dikelompokan untuk menegakan diagnosa keperawatan
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan penyusunan rencana tindakan sesuai masalah yang ditemukan pada
saat melakukan pengkajian. Rencana tindakan dilakukan unutk mengurangi gejala dan keluhan pada
pasien dan dapat memberikan rasa aman dan nyaman.
3. Implementasi
Implementasi adallah pelaksanaan t8indakan keperawatan secara nyata pada pasien, dengan
perencanaan yang telah dibuat.
4. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terhadap klien dengan diagnosa ISPA . dilakukan sejauh mana criteria dan
tujuan yang telah dapat dicapai. Adanya kerjasama keluarga, perawat dan tenaga medis lainnya
ternyata tindakan keperawtan dapat dilakukan dengan utjuan dan criteria yang ada pada
perencanaan dapat dicapai. Hasil evaluasi An. P sembuh.
B. Saran
1. Keluarga perlu diberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit klien dengan tujuan kecemasan
keluarga dapat berkurang dan keluarga tahu tentang proses penyakit yang diderita klien.
2. Kepada teman teman apabila melakukan perawatan keluarga dapat berpedoman pada proses
keperawatan. Dengan memeperhatikan aspek bio, psiko, dan spiritual.