Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pupuk Iskandar Muda yang beroperasi saat ini mempunyai dua pabrik,
dan mempunyai 4 unit, yaitu:
1. Unit utilitas
2. Unit ammonia
3. Unit urea
4. Unit Adsorbent SulfurRemoval (PIMIT)
11
12
a. Primary Reformer
Gas proses masuk ke Primary Reformer bersama dengan superheated steam
dengan perbandingan steam dengan karbon 3,2:1 untuk mengubah hidrokarbon
menjadi CO, CO2, dan H2. Bila rasio steam dengan karbon lebih kecil dari 3,2
menyebabkan terjadi reaksi karbonasi (carbon formation atau carbon cracking)
yang menyebabkan ketidakaktifan katalis karena pemanasan setempat.
13
b. Secondary Reformer
Untuk menyempurnakan reaksi reforming yang terjadi di Primary Reformer
(61-101-B), gas dialirkan ke Secondary Reformer (61-103-D) yang juga berfungsi
untuk gas H2, CO, dan CO2. Aliran gas ini dicampurkan dengan aliran udara dari
14
alat penukar panas. Proses yang terjadi pada LTS sama dengan proses yang ada di
High Temperature Shift Converter (HTSC). Kondisi operasi pada LTS yaitu pada
tekanan 30 kg/cm2G dan temperatur 246 dengan kecepatan reaksi berjalan
lambat sedangkan laju perubahannya tinggi. Katalis Cu yang digunakan yang
diaktifkan dengan mereduksikan dengan gas H2. Pada HTSC dan LTSC terjadi
reaksi samping pembentukan metanol :
3H2(g) + CO2(g) CH3OH(g) + H2O(g)
Gas yang keluar dari LTSC dikontrol kandungan CO-nya maksimal 0,5%.
antara dua fluida sehingga didapatkan hasil yang optimum. Selanjutnya CO2
tersebut dialirkan ke unit urea untuk diproduksi lebih lanjut.
Proses penyerapan CO2 di Main CO2 Removal juga dilakukan pada tekanan
tinggi dan temperatur rendah sedangkan pelepasan dilakukan pada tekanan rendah
dan temperatur tinggi.
d. Methanator
Fungsi dari Methanator adalah untuk mengubah gas CO dan CO2 yang
masih lolos dari Main CO2 Removal menjadi CH4. Methanator merupakan suatu
bejana yang berisi katalis nikel yang terkalsinasi (penukaran logam kepada
oksidanya dengan cara pembakaran).
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
CO(g) + 3H2(g) CH4(g) + H2O(g)
CO2(g) + 4H2(g) CH4(g) + 2H2O(g)
Reaksi ini bersifat eksotermis sehingga CO dan CO2 yang masuk ke
Methanator harus dikontrol tidak lebih dari desain (CO = 0,5% dan CO2 = 0,1%),
karena setiap mol gas CO2 yang bereaksi dengan gas H2 mengakibatkan kenaikan
temperatur sekitar 74C, sedangkan untuk setiap mol CO yang bereaksi dengan
gas H2 menaikkan temperatur sekitar 60C. Pada kondisi desain CO dan
CO2Outlet Methanator adalah 0,6 dan 0,7 mol. Gas sintesis yang keluar dari
Methanator (61-106-D) merupakan campuran dari gas H2 dan N2 sebagai
komponen utama disamping juga ada gas inert (CH4 dan Ar).
Methanator beroperasi pada tekanan 26,7 kg/cm2G dan temperatur 330.
Karena panas yang dihasilkan dari reaksi ini, maka temperatur gas sintesa naik
menjadi 366. Oleh karena itu, kandungan CO dan CO2 dalam gas yang keluar
dari CO2Absorber dibatasi maksimal 0,1% vol agar tidak terjadi overheating. Gas
sintesa keluar Methanator mempunyai batasan kandungan CO dan CO2
maksimum 10 ppm.
menggunakan bahan baku NH3 dan CO2 yang keduanya diperoleh dari proses
pembuatan ammonia. Produksi urea dari ammonia dan karbondioksida dilakukan
melalui dua tahap reaksi, yaitu:
2NH3(g) + CO2(g) NH2COONH4(g)
NH2COONH4(l) CO(NH2)2(l) + H2O(l)
Urea banyak digunakan sebagai pupuk tanaman, selain itu urea juga
dimanfaatkan untuk protein food supplement, bahan baku atau bahan tambahan
pada industri pembuatanresin, polimer, resin penukar ion, pelapisan (coating),
adhesives, tekstil, sebagai bahan baku dalam pembuatan resin urea formaldehid,
pembuatan bahan kimia, pemadam api, dan pembuatan urea-nitrat (Kirk,
Othmer,1998).
P
Proses T (oC) NH3/CO2 Sistem Daur Ulang
(atm)
Mitsui Toatsu 240 195 4,3 Total solution
25
seri untuk kemudian dimasukkan ke High Pressure Separator. Gas keluaran High
Pressure Separator kemudian dialirkan ke Reaktor. Reaktor urea dioperasikan
pada 15 Mpa (150 bar) dan 190oC dengan rasio NH3/CO2 sebesar 3,5. Reaktor
tersusun dari bahan stainless steel 316L dan didalamya terdapat Sieve Tray yang
berfungsi untuk meningkatkan kualitas kontak antara gas dan cairan serta
mencegah back-mixing. Keluaran Reaktor urea kemudian dialirkan ke
Stipper.Stipper yang digunakan bertipe falling film dan dioperasikan pada 200-
210oC agar proses thermal stripping dapat berjalan dengan efektif. Stipper
tersebut dibuat dengan bahan konstruksi bimetal yang terdiri dari zirconium dan
25-22-2 stainless steel. Larutan urea keluaran Stipper diumpankan High Pressure
Decomposer dan Low Pressure Decomposer untuk pemurnian lebih lanjut.
Selanjutnya, larutan urea dimasukkan kePreconcentrator dan Evaporator. Urea
95% yang terbentuk kemudian diumpankan ke Granulator atau Prilling Tower.
Diagram alir proses Snamprogetti adalah sebagai berikut.
3. Toyo Engineering-ACES
Pada proses ACES, unit sintesa urea terdiri dari Reaktor, Stripper, dua buah
Carbamat Condenser, dan Srubbeeryang dioperasikan pada tekanan 17,5Mpa
(175 bar). Reaktor dioperasikan pada 190oCdengan rasio molar NH3/CO2 sebesar
4. Ammonia cair diumpankan langsung ke Reaktorurea dengan Pompa
Sentrifugal. Sedangkan gas CO2 dikirim dari Kompressor sentrifugal ke bawah
Stripper, lalu masuk ke Carbamate Condenser sebelum masuk ke Reaktor.
Keluaran Reaktor yang mengandung urea, amonium karbamat, ammonia sisa, dan
air diumpankan ke bagian atas Stripper. Disini ammonia sisa dilucuti dari
campuran dengan gas karbondioksida panas. ACES merupakan Stripper berbahan
29
rendah). Bahan baku pabrik urea yang sedang berjalan yaitu Urea-1 (Mitsui
Toatsu Total C Improved) diambil dari pabrik Ammonia-2. Bahan tersebut antara
lain :
a. Larutan NH3 (Ammonia)
Spesifikasi :
Karakteristik : Cair
Kandungan : 99,5%w, maksimum
Kadar H2O : 0,5%w, maksimum
Kadar minyak : 5 ppm, maksimum
Tekanan : 17 kg/cm2G
Temperatur : 30C
b. Gas CO2
Spesifikasi :
Karakteristik : Gas
Komposisi (dry basis) : CO2 98%v, maksimum
Total sulfur 1,0 ppm, maksimum
Tekanan : 0,6% kg/cm2G
Temperatur : 380C
Uniturea dapat dibagi dalam empat seksi, yaitu :
a) Seksi sintesa
b) Seksi purifikasi
c) Seksi recovery
d) Seksi kristalisasi dan pembutiran
pengadukan 200 rpm. Waktu pelarutan selama 60 menit dicapai setelah indikator
PH larutan 13 (bersifat basa).
2. Unit Pencampuran
Umpan yang telah dilarutkan pada tangki Dillution dialirkan ke dalam
tangki Reaktor untuk mereaksikan umpan FeSO4 dan Na2CO3. Waktu reaksi
berlangsung selama 90 menit pada temperatur 50 dan kecepatan pengadukan
200 rpm. Setelah reaksi berlangsung sempurna, produk berupa slurry dialirkan
kedalam tangki penampung slurry (tangki Buffer). Indikator PH larutan 8 (bersifat
normal).
3. Unit Pemisah
Produk slurry yang telah terbentuk berupa padatan FeCO3 dan larutan
Na2CO4 serta impurities bawaan bahan baku, dipisahkan melalui metode
penekanan (press) pada peralatan Filter Press. Pemisahan dilakukan pada tekanan
7-8 bar untuk memisahkan padatan FeCO3 dan larutan Na2CO4. Produk yang
dihasilkan berupa cakeyang kemudian dicuci dengan menggunakan air sebanyak
8m3 untuk menghilangkan sisa larutan Na2CO4.
4. Unit Oksidasi
Produk cake yang telah dihasilkan pada unit pemisahan selanjutnya
dimasukkan ke dalam peralatan Rotary Oxidizer untuk mendapatkan reaksi
oksidasi. Waktu yang dibutuhkan untuk oksidasi selama 4 jam. Indikator reaksi
dapat dilihat melalui perubahan warna padatan dari abu-abu menjadi coklat
terang. Pada unit oksidasi ini, produk yang dihasilkan sudah berupa adsorbent,
namun masih dalam bentuk padatan kasar.
5. Unit Finishing
Produk adsorbent yang berupa padatan kasar selanjutnya dihaluskan dengan
mengggunakan Crusher. Hasil yang didapat berupa serbuk kemudian dimasukkan
ke dalam pencampuran adonan/Mixer dengan mencampurkanair sebanyak 225 kg.
Pencampuran tersebut bertujuan untuk mengikat partikelpadatan halus/serbuk
sehingga memudahkan pada proses pembuatan pellet.Pellet Fe2O3 yang dihasilkan
masih mengandung air sebesar 40% wt. Untuk mendapatkan produk akhir, Pellet
39
Fe2O3 dikeringkan didalam Tray Dryer pada temperatur 130. kandungan air
dalam produk akhir sebesar 2%wt. Produk akhir yang didapat selanjutnya
dikemas di dalam Drum.
b. Unit Pemisah
1. Filter Press (71-FP-1030)
Filter Press (71-FP-1030) berfungsi untuk memisahkan padatan FeCO3dan
larutan Na2CO4 serta impurities bawaan bahan baku.
c. Unit Oksida
1. Rotary Oxidizer (71-OD-1001)
Rotary Oxidizer (71-OD-1001) berfungsi untuk mengoksidasi cake
FeCO3dengan udara O2. Proses oksidasi dilakukan dengan udara O2 pada
40
d. Unit Finishing
1. Crusher
Crusher berfungsi untuk melembutkan cake yang berasal dari outlet
2. Mixer
Mixer berfungsi untuk mengikat partikel paatan halus/serbuk dengan
mencampurkan serbuk dengan air sehingga memudahkan pada proses
pembentukan pellet.
3. Pelletizer
Pelletizer berfungsi membentuk produk berupa pellet dengan ukuran
panjang 5-7 mm dan diameter 5-7 mm.
4. Tray Dryer
Tray dryer berfungsi untuk mengeringkan atau menghilangkan kandungan
air yang terdapat didalam pellet. Tujuannya adalah untuk meningkatkan Crushing
Strenght produk Fe2O3. Proses pengering dilakukan pada temperatur 130 selama
4 jam. Udara panas didapatkan melalui steam yang dihembuskan oleh fan. Setelah
proses pengeringan selesai, produk siap untuk dikemas.