( NAMA )
NIM :
Kelas 1A S1
1. Pelafalan
Tulisan lafal yang benar lafal yang salah
teknik teknik tehnik
tegel tegel tehel
energi energi enerji, enersi
praktik praktik praktek
risiko risiko resiko
Masalah lain yang sering muncul
Tulisan lafal yg benar lafal yg salah
TV /te ve/ /ti vi/
LNG /el en ge/ /el en ji/
MTQ /em te ki/ /emtekyu, emtekui/
2. Pemakaian Huruf
Bunyi /f/, /v/, /x/, dan /z/ merupakan huruf serapan yang sekarang sudah
dipakai secara resmi
Contoh:
fakta tidak diganti dengan pakta
valuta tidak diganti dengan paluta
aktif tidak diganti dengan aktip
ziarah tidak diganti dengan jiarah atau siarah
Bunyi /x/ dan /q/ hanya dapat dipakai untuk nama istilah khusus.
Contohnya:
Quran tetap ditulis Quran (nama)
aquarium harus ditulis dengan akuarium
quadrat harus ditulis dengan kuadrat
complex harus ditulis dengan kompleks
bunyi ain // harus diganti menjadi bunyi /k/
contohnya:
tazim harus diganti dengan takzim
dawah harus diganti dengan dakwah
Huruf kapital digunakan untuk menuliskan awal kata yang menyangkut nama
bangsa, suku, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Contohnya:
bangsa Indonesia
suku Makassar
bahasa Bugis
tahun Hijriah
bulan Ramadan
hari Natal
Perang Padri
Huruf kapital digunakan untuk menuliskan kata ganti sapaan yang
berhubungan dengan kekerabatan.
Contohnya:
Kapan Bapak berangkat?
Apa kabar, Dik?
Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Tetapi huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak digunakan sebagai kata ganti sapaan.
Contohnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Semua camat dalam kabupaten itu sudah hadir.
5. Penulisan KataTurunan
sebar
disebar
sebarkan
disebarkan
tanggung jawab
bertanggung jawab
tanggung jawabkan
pertanggungjawaban
6. Penulisan Kata Ulang
sayur-sayur
sayur-sayuran
sayur-mayur
bersahut-sahut
sahut-menyahut
bersahut-sahutan
7. Gabungan Kata
kata gabungan bentuk kombinasi
duta besar pancasila
mata pelajaran tunawisma
model linear antarkota
persegi panjang nonaktif
buku-sejarah baru
buku sejarah-baru
ibu-bapak
belajar-mengajar
Angka yang menggunakan bilangan bulat yang besar dapat dieja untuk
sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Contohnya:
Perusahaan kami baru saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Kecuali dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu
ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.
Contohnya:
Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.
Bukan : Kantor kamu mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.
PENULISAN UNSUR SERAPAN, SINGKATAN, DAN TANDA BACA
3. Penyerapandengan Terjemahan
kata asing terjemahan bahasa Indonesia
volcano gunung api
feed back umpan balik
medical pengobatan
take off lepas landas
point butir
input masukan
output keluaran
4. Penyerapandengan Perubahan
bentuk asal bentuk serapan
octaaf oktaf
haematite hematit
accent aksen
komfoor kompor
gauverneur gubernur
central sentral
phase fase
5. Penyerapan Asing
logis
ekonomis
dualisme
modernisme
ideal
struktural
logika
dialog
mekanik
direktur
sukarelawan
6. Penulisan Singkatan
Singkatan nama diri, nama resmi lembaga pemerintahan, organisasi,
instansi, lembaga, departemen, serta nama dokumen resmi yang diambil
dari gabungan antarhuruf pertama awal kata ditulis dengan huruf kapital
tanpa diikuti tanda titik. Misalnya:
DPR
PDI
RCTI
KTP
SMU
TPI
Singkatan nama-nama umum yang terdiri atas tiga huruf ditulis dengan huruf
kecil. Misalnya:
dsb.
dst.
dll.
sbb.
dkk.
sda.
PEMBENTUKAN KALIMAT
Pengertian Kalimat
Satuan bahasa yang lebih besar daripada kata atau frasa yang
berupa rangkaian kata untuk menyatakan pikiran tertentu secara relatif
dapat berdiri sendiri.
Ciri-ciri Kalimat
Bagian-bagian Kalimat
Subjek dan Predikat
1. Setiap kalimat mempunyai subjek dan predikat.
2. Subjek dan predikat merupakan inti pembicaraan.
3. Subjek merupakan hal dijelaskan oleh predikat.
4. Predikat merupakan hal yang menjelaskan subjek.
Contoh
Saya /sebaiknya /beristirahat /sejenak.
Saya = subjek (S)
sebaiknya beristirahat = predikat (P)
sejenak = keterangan (K)
Perusahaannya /makin berkembang /akhir-akhir ini.
Perusahaannya = subjek (S)
makin berkembang = predikat (P)
akhir-akhir ini = keterangan (K)
Objek dan Keterangan
1. Objek dan keterangan adalah dua bagian kalimat yang sering muncul
dalam kalimat untuk melengkapi predikat.
2. Hubungan antara objek dan predikat ternyata lebih erat daripada
hubungan antara keterangan dan predikat.
Contoh
Ia/ membaca/ buku itu /beberapa kali.
Ia = subjek (S)
membaca = predikat (P)
buku itu = objek (O)
beberapa kali = keterangan (K)
Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi,
mengkhususkan objek, dan melengkapi unsur kalimat.
Ciri-ciri Pelengkap
1. Bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap, kalimat itu tidak jelas dan tidak
lengkap informasinya.
2. Terletak di belakang predikat yang bukan kata kerja transitif.
Misalnya
Negara Republik Indonesia/berdasarkan/Pancasila.
Negara Republik Indonesia = subjek (S)
berdasarkan = predikat (P)
Pancasila = pelengkap (Pel.)
Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya menyatakan satu pokok
pembicaraan yang dinyatakan pada subjek (S) kalimat. Penjelasan terhadap
subjek tersebut dinyatakan pada predikat (P). Jika predikat kalimat
menggunakan kata kerja transitif, kalimat tersebut dilengkapi dengan objek
tertentu. Bagian lain yang berfungsi memberikan penjelasan tambahan
terhadap predikat kalimat adalah keterangan. Pola umum kalimat tunggal
bahasa Indonesia seperti berikut ini.
1. Usahanya berhasil. (S-P)
2. Mereka sedang mendiskusikan tugas kelompok. (S-P-O)
3. Kami menjuluki dia sang Penyelamat. (S-P-O-Pel.)
4. Negara Indonesia berdasarkan Pancasila. (S-P-Pel.)
5. Para kepala negera Asean sedang berdiskusi di Bali. (S-P-K)
6. Kami memanfaatkan peluang itu dengan baik. (S-P-O-K)
Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terbentuk dari
penggabungan beberapa kalimat tunggal yang setara kedudukannya dan
menyatakan peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berturut-turut atau
dalam waktu yang bersamaan. Penggabungan kalimat majemuk setara
dihubungkan oleh kata penghubung sifatnya menggabungkan (dan),
mempertentangkan (tetapi, sedangkan, melainkan), memilih (atau), dan
mengurutkan (lalu). Contohnya dapat dilihat di bawah ini.
1. Dosen menerangkan kalimat majemuk dan mahasiswa mendengarkan
dengan cermat.
2. Tingkah lakunya yang buruk itu tidak saja merugikan dirinya, tetapi juga
merugikan keluarganya.
3. Kita menyelesaikan pekerjaan itu dengan segera atau menyerahkan
kepada orang lain.
4. Ia pulang lalu pergi menjenguk anaknya.
Pengertian
Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pikiran secara
jelas kepada pembaca sehingga mencapai sasarannya. Kalimat efektiflah
yang menyebabkan proses penyampaian dan penerimaan pikiran dapat
berlangsung dengan baik.
Kelogisan
1. Pemahaman makna kata secara cermat.
2. Penempatan kata secara tepat dalam struktur kalimat.
Contoh kalimat yang tidak logis susunannya
Dirgahayu Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-68.
Pemusatan Perhatian
Penonjolan atau pemusatan perhatian pada bagian-bagian tertentu
dalam suatu kalimat dapat dilakukan dengan berbagai cara tanpa mengubah
makna kalimat secara keseluruhan.
Contoh kalimat yang memusatkan perhatian pada bagian tertentu
1. Kita harus menyelesaikan tugas itu selama seminggu.
2. Selama seminggu kita harus menyelesaikan tugas itu.
3. Tugas itu harus kita selesaikan selama seminggu.
Pengulangan Kata
1 1. Pengulangan kata tertentu dapat memperjelas maksud penulis.
2. Cara ini dapat dilakukan untuk menonjolkan bagian tertentu yang perlu
mendapat perhatian pembaca, tetapi harus dibatasi.
Contohnya:
Tekun membaca buku pelajaran, tekun mengikuti kuliah, dan tekun
mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, dapat menjamin indeks
prestasi mahasiswa.
Penggunaan Partikel
1 1. Pemusatan perhatian juga dapat diarahkan dengan menggunakan
partikel lah, -kah, dan pun.
2. Ketiga partikel ini sering digunakan dalam kalimat untuk menegaskan.
Contoh kalimat yang menggunakan partikel
1. Sayalah yang seharusnya membantu yang bersangkutan.
2. Dialah biang keladi keributan itu.
3. Siapakah yang datang ke sini?
4. Kami pun menyaksikan peristiwa yang mengerikan itu.
Pengertian Paragraf
Paragraf adalah satu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas
daripada kalimat. Sebuah paragraf terdiri atas beberapa kalimat.Setiap
paragraf hanya boleh mengandung satu ide pokok.
Secara ideal, paragraf sebaiknya teridiri atas lima sampai tujuh
kalimat. Akan tetapi, bukan berarti hal ini sebagai satu keharusan. Paragraf
yang agak pendek atau singkat kalimatnya tentu boleh saja lebih dari tujuh
kalimat. Begitu pula paragrafnya yang kalimatnya agakm panjang kalimat,
tentu boleh saja kurang dari lima kalimat. Meskipun tidak ada aturan baku
mengenai jumlah kalimat dalam satu paragraf, namun perlu diketahui bahwa
paragraf yang terlalu banyak kalimatnya juga kadang-kadang tidak efektif
karena pembaca agak susah menemukan ide pokoknya.
Contoh paragraf
(a) Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia selalu mengalami
perubahan. (b) Perubahan itu antara lain berupa penambahan kata-kata
baru, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. (c) Penambahan
yang berasal dari bahasa asing, misalnya astronaut, kosmonaut, satelit,
komputer, dan televisi. (d) Penambahan kata-kata baru itu dimaksudkan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam komunikasi.
Paragraf tersebut terdiri atas empat kalimat, semuanya membicarakan
perkembangan bahasa Indonesia. Ide pokok (pikiran utama) paragraf
tersebut adalah perkembangan bahasa Indonesia yang tertuang dalam
kalimat (a). Kalimat (b), (c) , dan (d) merupakan kalimat penjelas karena
ketiga kalimat itu menjelaskan ide pokok pada kalimat utamanya.
Contoh paragraf
(a) Saharuddin Dg. Gassing tidak tahu banyak tentang desa
kelahirannya. (b) Ia tidak tahu-menahu mengapa desanya dinamai
Bontomarannu. (c) Ia tidak tahu mengapa Bontomarannu dan Bontomanai
(desa tetangga) kini mengering. (d) Ia juga tidak tahu mengapa nenek
moyangnya dahulu sampai di desa itu. (e) Meski sudah uzur, Saharuddin
Dg. Gassing masih gesit dan cekatan. (f) Begitu bangun pagi, tanpa harus
minum kopi dahulu, is sudah memikul cangkul menuju sawah garapannya.
(g) Ia terus mengayunkan cangkulnya membongkar tanah liat yang sudah
mengeras oleh musim kemarau panjang.
Contoh paragraf di atas tidak dapat disebut paragraf yang baik sebab
mengandung dua ide pokok, yaitu kalimat (a) dan kalimat (e). Oleh karena
itu, paragraf tersebut dipecahkan menjadi dua paragraf.
(a) Saharuddin Dg. Gassing tidak tahu banyak tentang desa
kelahirannya. (b) Ia tidak tahu-menahu mengapa desanya dinamai
Bontomarannu. (c) Ia tidak tahu mengapa Bontomarannu dan Bontomanai
(desa tetangga) kini mengering. (d) Ia juga tidak tahu mengapa nenek
moyangnya dahulu sampai di desa itu.
(e) Meski sudah uzur, Saharuddin Dg. Gassing masih gesit dan
cekatan. (f) Begitu bangun pagi, tanpa harus minum kopi dahulu, is sudah
memikul cangkul menuju sawah garapannya. (g) Ia terus mengayunkan
cangkulnya membongkar tanah liat yang sudah mengeras oleh musim
kemarau panjang.
Jenis-jenis Paragraf
Berdasarkan fungsinya
1. Paragraf pembuka
2. Paragraf penghubung
3. Paragraf penutup
Berdasarkan posisi kalimat utama
1.Paragraf deduktif (kalimat utama di awal paragraf)
2. Paragraf induktif (kalimat utama di akhir paragraf)
3. Paragraf deduktif-induktif (kalimat utama di awal dan akhir paragraf)
4. Paragraf penuh kalimat utama (semua kalimat sama pentingnya)
Berdasarkan sifat isinya
1. Paragraf narasi (bersifat menuturkan peristiwa atau keadaan dalam
bentuk cerita)
2. Paragraf deskripsi (bersifat melukiskan atau menggambarkan sesuatu
dengan bahasa)
3. Paragraf eksposisi (bersifat memaparkan suatu fakta atau kejadian tertentu)
4. Paragraf argumentasi (bersifat membahas suatu masalah dengan bukti-
bukti atau alasan yang mendukung)
5. Paragraf persuasif (bersifat mempromosikan sesuatu dengan cara
memengaruhi pembaca)